Sejarah pemberontakan DI/TII di berbagai daerah dengan latar belakang terjadinya pemberontakan dan tokoh-tokoh utama di balik peristiwa pemberontakan beserta upaya pemerintah dalam menghadapi pemberontakan.
2. “
Gerakan ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai
negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar
negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang
berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum
Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya
dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan
"Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits".
Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas
menyatakan kewajiban negara untuk memproduk
undang-undang yang berlandaskan syari'at Islam, dan
penolakan yang keras terhadap ideologi selain
Alqur'an dan Hadits Shahih.
2
3. 1. DI / TII JAWA BARAT
3
Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara
Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949
dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia
(TII). Upaya penumpasan dengan operasi militer
yang disebut Operasi Bharatayuda.
5. Latar Belakang
-Gerakan ini merupakan akibat dari Perjanjian
Renville. Berdasarkan isi Perjanjian Renville, maka
pada tanggal 26 Februari 1948 kesatuan RI (Divisi
Siliwangi) harus mengosongkan Jawa Barat.
Laskar Hasbullah dan Sabilillah yang berada di
bawah pengaruh Kartosuwiryo tetap tinggal di
Jawa Barat dan tidak tunduk kepada perjanjian
tersebut
7. “◈Dengan taktis Pagar Betis. Pada
tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo
berhasil ditanggap oleh pasukan
Siliwangi di Gunung Geber,
Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya
Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati
16 Agustus 1962.
7
8. KARTOSUWIRJO
Lahir, Cepu, 1 Januari 1907
Keluarga Abangan
Belajar agama dan politik
kepada Tjokroaminoto, Jusuf
Taujiri, Ardiwisastera, Mustofa
Kamil.
Penganut Islam Tradisional
Mei 1948, memproklamirkan
diri sebagai imam NII
9. 2. DI / TII JAWA TENGAH
9
Amir Fatah bekerja sama dengan TNI dan bertugas
mengatur penggabungan LASKAR. Namun, ia berbalik
arah 23 Agustus 1949, ia memproklamasikan berdirinya
DI dan bergabung dengan Kartosuwirjo
11. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah terjadi di
beberapa Daerah, yaitu :
Brebes, Tegal, dan Pekalongan dipimpin oleh Amir Fatah. Untuk
menumpas pemberontakan ini pada bulan Januari 1950 pemerintah
melakukan operasi kilat yang disebut “Gerakan Banteng Negara”
(GBN) dan “Banteng Raiders.”
Kebumen dipimpin oleh Mohammad Mahfud Abdulrahman (Kyai
Sumolangu). Gerombolan ini dapat ditumpas pada tahun 1954 melalui
sebuah operasi militer yang diberi nama Operasi Guntur
Kudus dan Magelang yang dilakukan oleh Batalyon 426 yang bergabung
dengan DI/TIl pada bulan Desember 1951. Untuk menumpas
pemberontakan ini pemerintah melakukan “Operasi Merdeka
Timur” yang dipimpm oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade
Pragolo
13. 3. DI / TII ACEH
13
Pada tanggal 20 September 1953 Tengku Daud
Beureueh memproklamasikan daerah Aceh
sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia
dibawah pimpinan Kartosuwiryo.
15. Latar Belakang
◈Kekecewaan Tengku Daud Beureuh kepada
pemerintah, karena hilangnya kedudukan
militer dan turunnya status Aceh dari sebuah
daerah istimewa menjadi karesidenan di
bawah Provinsi Sumatera Utara.
15
16. “
Dalam menghadapi pemberontakan DI/TII di
Aceh ini semula pemerintah menggunakan
kekuatan senjata. Atas prakarsa Kolonel M.
Yasin, Panglima Daerah Militer Iskandar
Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962
diselenggarakan “Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh” yang mendapat dukungan
tokoh-tokoh masyarakat Aceh sehingga
pemberontakan DI/TIl di Aceh dapat
dipadamkan.
16
17. 17
• (lahir di Beureu'eh, kabupaten Pidie,
Aceh, 17 September 1899
• meninggal di Aceh, 10 Juni 1987
pada umur 87 tahun)
• mantan Gubernur Aceh dan pejuang
kemerdekaan Indonesia.
• Ia merupakan tokoh kontroversial
yang populer di kalangan masyarakat
Aceh. Ia melakukan pemberontakan
kepada pemerintah dengan
mendirikan NII akibat
ketidakpuasannya atas pemerintahan
Soekarno.
Teungku Muhammad Daud
Beureueh
18. 4. DI / TII SULAWESI
SELATAN
18
Kahar Muzakar mengubah nama pasukannya
menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan
sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada
tanggal 7 Agustus 1953.
20. Latar Belakang
◈Pemerintah berencana membubarkan
Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS)
dan anggotanya disalurkan ke masyarakat.
Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar
menuntut kepada pemerintah agar pasukannya
yang tergabung dalam Komando Gerilya
Sulawesi Selatan dimasukkan ke dalam
Angkatan Perang RIS (APRIS).
20
21. Latar Belakang
◈Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara
mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas
militer.
◈Pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahar
Muzakar dengan memberi pangkat Letnan
Kolonel. Akan tetapi pada tanggal 17 Agustus 1951
Kahar Muzakar beserta anak buahnya melarikan
diri ke hutan dan melakukan aksi dengan
melakukan teror terhadap rakyat.
21
22. “Untuk menghadapi pemberontakan
DI/TII di Sulawesi Selatan ini
pemerintah melakukan operasi militer.
Tanggal 3 Februari 1965, Kahar
Muzakar tertembak mati oleh pasukan
TNI.
22
23. Kahar Muzakar
23
Lahir
24 Maret 1920
Lanipa,
Kabupaten
Luwu,
Sulawesi,
Indonesia
Meninggal
3 Februari
1965
(umur 44)
Sulawesi
Selatan,
Indonesia
24. 5. DI / TII KALIMANTAN
SELATAN
24
Dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat
Yang Tertindas, Ibnu Hadjar menyerang pos-pos
kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan
tindakan-tindakan pengacauan pada bulan Oktober
1950.
26. ◈Pemerintah pada mulanya melakukan
pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi
kesempatan untuk menyerah, dan akan
diterima menjadi anggota TNI. Ibnu Hajar
pun menyerah, akan tetapi setelah menyerah
melarikan diri dan melakukan pemberontakan
lagi
26
27. “ Selanjutnya pemerintah
mengerahkan pasukan TNI
sehingga pada akhir tahun 1959
Ibnu Hajar beserta seluruh
anggota gerombolannya
tertangkap dan dimusnahkan.
27
28. IBNU HAJAR
◈ Ibnu Hadjar alias Haderi bin
Umar alias Angli adalah
seorang bekas Letnan Dua
TNI yang kemudian
memberontak dan
menyatakan gerakannya
sebagai bagian DI/TII
Kartosuwiryo. Pada 1954,
diangkat sebagai panglima
TII wilayah kalimantan 28
Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman (Romo Pusat atau Kiai Sumolanggu)