Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Hai para Intelektual Muda, kali ini mimin mau berbagi soal dan pembahasan tentang Integral Permukaan ..
semoga Bermanfaat:)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Hai para Intelektual Muda, kali ini mimin mau berbagi soal dan pembahasan tentang Integral Permukaan ..
semoga Bermanfaat:)
Materi Kuliah di lingkungan STIKOM Artha Buana Kupang.
Berisi tentang Reguler Expression dengan berbagai contoh pembangkitannya serta konversi dari DFSA ke Regex
Berisi materi kuliah Rangkaian Digital dengan fokus pada operasi arimatika (baik desimal, biner, oktal dan bilangan basis lainnya)
Refrensi lebih komplit baca di :
https://haidaroh.blogspot.co.id/2016/09/aritmatika-bilangan-pertemuan-3.html
https://haidaroh.blogspot.co.id/2016/09/komplemen-bilangan-bertanda-floating.html
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. 3
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah menyelesaikan pertemuan ini
mahasiswa diharapkan :
– Mengetahui definisi Vektor Dimensi 2 dan
Vektor Dimensi 3
– Dapat menghitung perkalian dan jarak
antara 2 vektor
STIKOM Artha Buana
4. 4
Vektor di Ruang-2
Vektor di Ruang-3
STIKOM Artha Buana
5. 3.1) Vektor -> Pengantar
Vektor :
• Besaran skalar yang mempunyai arah
• ex : gaya, ke kanan bernilai (+) , ke kiri bernilai (-)
• Secara geometris,
B
• Simbol vektor : v
• Skalar vektor : v
• Vektor : 2 dimensi
3 dimensi
A
v
vektor v = AB
A disebut titik awal/inisial
B disebut titik akhir/terminal
Arah panah = arah vektor
Panjang panah = besar vektor
+
-
*
+
-
*
6. 6
A
B
v
vektor v = AB
A disebut titik awal/inisial
B disebut titik akhir/terminal
Vektor-vektor ekivalen
Dianggap sama
Panjang dan arahnya sama
STIKOM Artha Buana
7. 7
Negasi sebuah vektor v  –v secara geometrik
v
–v
Panjang sama, arah berlawanan
Penjumlahan dua vektor: w = u + v secara geometrik
Selisih dua vektor: w = u – v sama dengan w = u + (–v)
u
v
w
u
v
w
u
v
w
Metode segitiga Metode Jajaran Genjang
Ingat ! U - V  V - U
u
v
w
STIKOM Artha Buana
9. 9
Penjumlahan dua vektor: w = u + v
u
v
w
Cara analitik:
Vektor-vektor u, v, w di Ruang-2 atau Ruang-3
Ruang-2: u = (u1, u2); v = (v1, v2); w = (w1, w2)
w = (w1, w2) = (u1, u2) + (v1, v2)
= (u1 + v1, u2 + v2)
w1 = u1 + v1
w2 = u2 + v2
STIKOM Artha Buana
10. 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-1
-2
-3
Contoh :
U=(4,2)
V=(-1,2)
Dimulai dari titik (1,2)
u
v
w
w= (u1 + v1, u2 + v2)
= (4+(-1),2+2)
= (3,4)
STIKOM Artha Buana
11. 11
Perkalian vektor dengan skalar (bilangan nyata/real number)
w = k v ; k = skalar
v
3v
–2v
v
secara geometrik:
STIKOM Artha Buana
12. 12
Perkalian vektor dengan skalar (bilangan nyata/real number)
w = k v ; k = skalar
Cara analitik:
Di Ruang-2: w = kv = (kv1, kv2)
(w1, w2) = (kv1, kv2)
w1= kv1
w2 = kv2
STIKOM Artha Buana
14. 14
Koordinat Cartesius:
P1 = (x1, y1) dan P2 = (x2, y2)
P1 dapat dianggap sebagai titik dengan koordinat (x1, y1)
atau sebagai vektor OP1 di Ruang-2 dengan komponen
pertama x1 dan komponen kedua y1
P2 dapat dianggap sebagai titik dengan koordinat (x2, y2)
atau sebagai vektor OP2 di Ruang-2 dengan komponen
pertama x2 dan komponen kedua y2
Vektor P1P2 = OP2 – OP1 = (x2 – x1, y2 – y1)
STIKOM Artha Buana
15. 15
Using Coordinat
( v1, v2 ) v1 & v2 komponen2 v
Mis: v = ( 1, -2 ) & w = ( 2, 3 )
( + ) v + w = ( 1, -2 ) + ( 2, 3 )
= ( 1 + 2, -2 + 3 )
= ( 3, 1 )
( - ) v – w = ( 1, -2 ) - ( 2, 3 )
= ( 1 - 2, -2 - 3 )
= ( -1, -5 )
( * ) 2 v = 2 ( 1, -2 )
= ( 2, -4 )
y
x
v
9
8
7
6
5
4
3
2
1
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-1
-2
-3
v
w
STIKOM Artha Buana
16. 16
Vektor 3 dimensi
v = ( v1, v2, v3 )
Misal:
v = ( 4, 5, 6 )
Mis : v = ( 1, -3, 2 )
w = ( 4, 2, 1 )
x
( + ) v + w = ( 5, -1, 3 )
( - ) v – w = ( -3, -5, 1 )
( * ) 2 v = ( 2, -3, 4 )
y
z
4
5
6
v
v = P1 P2 = P2 - P1 = ( x2 – x1, y2 – y1, z2 – z1 )
P1
P2
v
STIKOM Artha Buana
17. 17
Example
The component of the vector v = P1 P2 with the initial point P1 ( 2, -1, 4 )
and terminal point P2 ( 7, 5, -8 ) are
v = ( 7 – 2, 5 – ( -1 ), ( -8 ) – 4 ) = ( 5, 6, -12 )
in 2-space, the vector with initial point P1 ( x1, y1 ) and terminal point
P2( x2, y2 ) is
P1 P2 = (x2 - x1 , y2 - y1 )
P2 ( 7, 5, -8 )
P1 ( 2, -1, 4 ) -
v (5, 6, -12)
P2 ( x2, y2 )
P1 ( x1, y1 ) -
v (x, y )
STIKOM Artha Buana
18. Translasi
Translasi adalah Transformasi yang memindahkan titik –titik dengan jarak
dan arah tertentu (http://www.scribd.com/doc/85196343/TRANSLASI-MATEMATIKA)
Translasi (pergeseran) adalah pemindahan suatu objek sepanjang garis
lurus dengan arah dan jarak tertentu. (http://www.rumus.web.id/matematika/rumus-transformasi-
translasi-matematika/)
a
T


   




P(x, y) P (x a, y b) b
………..1
………..2
STIKOM Artha Buana 18
19. 19
Translasi
pers.Translasi :
x’ = x - k
y’ = y – l
x = x’ + k
y = y’ + l
sumbu-x’
Ex: ( k, l ) = ( 4, 1 ), koordinat ( x, y ) titik P ( 2, 0 ). Berapakah
koordinat Translasinya ( x’ , y’ )?
Jwb : x’ = x – k y’ = y – l
= 2 – 4 = 0 - 1
= -2 = -1
(0, 0)
(k, l)
(x, y)
(x’, y’)
sumbu-y
sumbu-x
l
k
x
sumbu-y’ P
(0, 0)
x’
y’
STIKOM Artha Buana
22. Contoh :
• Sebuah titik A(2,3) akan ditranslasikan
terhadap vektor T(5,2). Maka posisi titik
hasil translasi adalah :
a
T


   




5


T
   




• Sehingga titik baru hasil translasi adalah
A’(7,5)
22
P(x, y) P (x a, y b) b
(2,3) (2 5,3 2) 2
A A
STIKOM Artha Buana
23. 23
9
8
7
6
5
4
3
2
1
5


T
   


-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-1
-2
-3
A(2,3)
A’(7,5)
5
2
Ini adalah translasi
untuk 1 titik saja,
sedangkan
apabila gambar,
perlu melakukan
translasi semua
titiknya
(2,3) (2 5,3 2) 2
A A
STIKOM Artha Buana
24. 24
Example :
Suppose that an xy-coordinate system translated to obtain an x’y’-coordinate
system whose origin has xy-coordinates ( k, l ) = ( 4, 1)
a. Find the x’y’-translation vector of the point with the xy-coordinate P ( 2, 0 )
b. Find the x’y’-translation vector of the point with the x’y’-coordinate Q ( -1, 5 )
Solutions (a): the translations equations are
x’ = x – 4 y’ = y – 1
So the x’y’-coordinates of P (2, 0) are x’ = 2 – 4 = - 2 and y’ = 0 – 1 = - 1
Solutions (b): the translations equations in (a) can be rewritten as
x = x’ + 4 y = y’ + 1
So the xy-coordinates of Q (-1,5) are x = -1 + 4 = 3 and y = 5 + 1 = 6
STIKOM Artha Buana
25. 25
Contoh :
Carilah titik akhir P’ yang mempunyai titik awal P ( 2, 3 ) yang
mempunyai arah yang sama dengan v = ( 4, 5 ) dari titik P
Jawab :
v = ( 4, 5 ) dari titik P
so, x’ = 4
y’ = 5
x’
v
P ( 2, 3 )
y’
x
y
Maka P( 2, 3 ) dianggap sebagai titik pusat baru. k = 2 dan l = 3. yang
kita cari adalah keberadaan vektor v terhadap sumbu koordinat
mula-mula ( 0, 0 )
x = k + x’ y = l + y’
= 2 + 4 = 3 + 5
= 6 = 8
Jadi vektor lain yang mempunyai arah yang sama dengan v adalah Q ( 6, 8 )
STIKOM Artha Buana
31. Norma sebuah vektor:
(Untuk sementara norma bisa dianggap sebagai panjang vektor)
Diambil dari teorima Phytagoras
31
Ruang-2 : norma vektor u =
Ruang-3 : norma vektor u =
2
2
2
|| u || u1 u
2
1 || u || u u u
2
3
2
2
Vektor Satuan (unit Vector) : suatu vektor dengan norma 1
STIKOM Artha Buana