SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
1
TUGAS 1
PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
(Disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Matematika Diskrit Lanjut)
Oleh:
KELOMPOK 4
1. MUH. ALFIANSYAH 161050701024
2. NURQIYAMAH HAMID 161050701032
3. ASMAUN 161050701038
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2017
1
PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
1. Pendahuluan
Misalkan S adalah suatu himpunan dari N obyek dan a1,a2, …, an adalah
sifat-sifat yang mungkin dimiliki oleh obyek-obyek yang ada di S. sebuah obyek
di S mungkin saja memiliki beberapa (bias nol) sifat dari sifat-sifat yang ada.
Banyaknya obyek S yang mempunyai sifat a, dilambangkan dengan N(ai)
sedangkan N(ai’) menyatakan banyaknya obyek S yang tidak memiliki sifat ai,.
Dengan demikian:
N = N(ai) +N(ai’)
Selanjutnya N(ai aj) menyatakan banyaknya objek S yang memiliki sifat ai
dan aj, dan N(ai’ aj’) melambangkan banyaknya objek yang tidak memiliki sifat ai
maupun aj. Begitu pula, N(ai’ aj) menyatakan banyaknya objek yang memiliki
sifat aj tapi bukan sifat ai. Secara umum N(ai1, ai2, …, aik) adalah banyaknya objek
S yang memiliki sifat-sifat ai1, ai2, …, dan aik.
Misalakn A adalah himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya
memiliki sifat a1 dan B adalah himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya
memiliki sifat a2. Maka himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya
memiliki sifat a1 dan a2 adalah A B. Begitu pula himpunan bagian dari S yang
anggota-anggotanya tidak memiliki sifat a1 maupun a2 adalah A’ B’ yang sama
dengan (A B)’.
Kita peroleh,
| | = N, | | = N(a1), | | = N(aj),
dan
| | = | | = N(a1’a2’).
Karena
S = (A B) (A B)’ dan (A B) (A B)’ = ,
maka
| | = | | + | |
Dapat ditunjukkan bahwa,
| | = | | + | | - | |
2
Sehingga diperoleh,
| | = | | - | |
= | | – (| | + | | - | |)
= | | – | | - | | + | |
Dengan demikian, banyaknya obyek di S yang tidak memiliki sifat a1 dan tidak
memiliki sifat a2 adalah;
N(a1’a2’) = N – N(a1) – N(a2) + N(a1 a2) (4.1.1)
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa banyaknya obyek di S yang
tidak memiliki sifat di a1, a2, ataupun a3 adalah,
N(a1’a2’a3’) = N – N(a1) – N(a2) – N(a3) + N(a1 a2) + N(a1 a3)
+ N(a2 a3) – N(a1 a2 a3) (4.1.2)
Persamaan (4.1.1) dan (4.1.2) adalah bentuk-bentuk khusus dari suatu prinsip
yang disebut prinsip inklusi-eksklusi.
Bentuk umum dari prinsip inklusi-eksklusi akan disajikan di bagian
berikut. Sebelumnya mari kita tinjau sejenak formula | | = | | + | | -
| | yang telah kita pakai untuk memperoleh persamaan (4.1.1). untuk
menghitung ruas kiri dari formula ini, kita telah ”melibatkan” (to include)semua
elemen A dan semua elemen B mendapatkan | | + | |; sedangkan dalam
menghitung nilai | | + | | setiap elemen sekutu dari A dan B dihitung dua kali.
Dengan kata lain sebanyak | | elemen dihitung dua kali. Sehingga sebesar
| | pula yang harus dikurangkan atau “dikeluarkan” (to be excluded) dari | |
+ | | untuk memperoleh | |. Kiranya jelas, istilah include dan exclude
mengilhami istilah inklusi-eksklusi yang kita pakai. Sudah kita singgunag
sebelumnya, beberapa bentuk khusus dari prinsip inklusi-eksklusi. Berikut kita
sajikan bentuk umumnya.
2. BENTUK UMUM PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
Secara umum prinsip inklusi-eksklusi dapat ditulis sebagai berikut.
Teorema 4.2.1 : (Prinsip Inklusi-Eksklusi)
Jika N adalah banyaknya obyek dalam himpunan S dan a1, . . . , ar sifat
sifat yang mungkin dimiliki oleh suatu obyek di S, maka banyaknya obyek di S
3
yang tidak memiliki sifat a1, a2, . . . , ar adalah :
N(a1’ , a2’ , . . . , ar’) = N - ∑ (ai) + ∑ (aiaj) + ∑ (aiajak) + . . . + (-1)r
N
(a1, a2, . . . , ar) (4.2.1)
Catatan :
Dalam persamaan (4.2.1) “sigma” pertama mencakup semua i (1, 2, 3, . . . , r) ;
“sigma” kedua mencakup semua pasangan {i, j}, i j, i, j (1, 2, 3, . . . , r) ;
“sigma” ketiga mencakup semua triple {i, j, k}, (1, 2, 3, . . . , r) dan i, j, k
berbeda; dan seterusnya.
Bukti: Teorema 4.2.1:
Ruas kiri dari persamaan (4.2.1) menyatakan banyak objek di S yang tidak
memiliki sifat a1, a2, . . . , ar. Untuk menunjukkan bahwa ruas kiri sama dengan
ruas kanan dalam (4.2.1) cukup menunjukkan bahwa: setiap objek yang tidak
memiliki sifat a1, sifat a2, ... ataupun sifat ar dapat dihitung sekali dalam
menghitung ruas kanan (4.2.1); dan setiap objek yang memiliki paling sedikit satu
sifat, dihitung nol kali dalam menghitung ruas kanan dari (4.2.1).
Pandang sebuah objek di S, katakan x. Jika objek x tidak memiliki sifat
dari sifat-sifat yang ada, maka objek ini dihitung tepat sekali dalam menghitung
N, di ruas kanan (4.2.1); dan tidak dihitung dalam menghitung suku-suku yang
lain dalam ruas kanan (4.2.1)
Jika objek x dalam S memiliki sebanyak sifat dari r sifat yang ada,
maka objek ini dihitunng sebanyak:
 ( ) sama dengan satu kali menghitung N
 ( ) kali dalam menghitung ∑
 ( ) kali dalam menghitung ∑ ( )
 ( ) kali dalam menghitung ∑ ( );
dan seterusnya
Sehingga dalam menghitung ruas kanan (4.2.1) obyek x tersebut dihitung
sebanyak n kali dengan:
4
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Karena ( ) untuk , maka
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Selanjutnya, karena
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Maka
Dengan demikian teorema terbukti █
Catatan: dari teorema binomial diperoleh
∑ ( )
Subtitusikan x dengan pada (*) dieroleh
∑ ( )
Atau
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Contoh 4.2.1 :
Ada beberapa bilangan bulat dari 1 sampai dengan 1000 yang :
a. Tidak habis dibagi 3 dan tidak habis dibagi 5 ?
b. Tidak habis dibagi 3, 5, atau 7 ?
Penyelesaian :
Misalnya S = {1, 2, 3, . . . , 1000} dan
a1 : sifat habis dibagi 3,
a2 : sifat habis dibagi 5,
a3 : sifat habis dibagi 7.
Yang dinyatakan adalah:
a. N(a1 a2)
5
b. N(a1 a2 a3)
Jelas bahwa N = | S | = 1000.
Selanjutnya kita peroleh,
N(a1) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3
= | 1000/3 | = 333
N(a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 5
= | 1000/5 | = 200
N(a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 7
= | 1000/7 | = 142
N(a1 a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 5
= | 1000/15 | = 66
N(a1 a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 7
= | 1000/21 | = 47
N(a2 a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 5 dan 7
= | 1000/35 | = 28
N(a1 a2 a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3, 5 dan 7
= | 1000/105 | = 9
Sehingga dengan prinsip inklusi-eksklusi, diperoleh :
(a) N (a1 a2 ) = N - N(a1 ) - N(a2) + N(a1 a2)
= 1000 – 333 – 200 + 66 = 533
(b) N (a1 a2 a3)= N - N(a1 ) - N(a2) - N(a3) + N(a1 a2) + N(a1 a3) + N(a2 a3) + N(a1
a2 a3)
= 1000 – 333 – 200 – 142 + 86 + 47 + 28 – 9
= 457 █
CONTOH 4.2.2 :
Sebanyak n bola yang berbeda ditempatkan ke dalam k kotak yang berbeda.
Berapakah peluang bahwa tidak terdapat kotak yang kosong?
Penyelesaian :
Misal S adalah himpunan semua kejadian (pendistribusian) yang mungkin. Ei
adalah kejadian bahwa kotak ke I kosong dan ai adalah sifat bahwa kejadian Ei
6
muncul. Dalam hal ini I ϵ {1,2,3,…,k}.
Kita peroleh N = |S| = kn
; … dan seterusnya. Selanjutnya terdapat ( ) cara
memilih sifat ai ; ( ) cara memilih sifat ai dan aj ; ( ) cara memilih sifat ai, aj, dan
ak dan seterusnya. Sehingga banyaknya cara menempatkan (mendistribusikan) n
bola ke dalam n kotak sedemikian sehingga tidak ada kotak yang kosong adalah :
N(a’1 a’2 … a’k) = kn
- ( ) n
+ ( ) n
+ … + (-1)k
( ) n
= ∑ i
( ) n
Dengan demikian, peluang tidak ada kotak kosong adalah
= k-n
∑ i
( ) n
= ∑ i
( ) n
█
Contoh 4.2.3 :
Gunakan prinsip inklusi-eksklusi untuk menentukan banyaknya solusi bulat dari
persamaan berikut :
x1 + x2 + x3 = 20, 0 ≤ xi ≤ 5, for all i ϵ {1,2,3}
Penyelesaian :
Misalkan S adalah himpunan semua solusi bulat dari persamaan x1 + x2 + x3 = 20,
0 ≤ xi ≤ 5, for all i ϵ {1,2,3}. Maka dapat ditunjukkan bahwa
N = |S| = ( )= ( ) (lihat contoh 2.3.5 bab 2)
Untuk setiap I ϵ {1,2,3}, misalkan ai menyatakan sifat xi ≥ 6.
Sehingga,
N (a1) = Banyaknya anggota S yang mempunyai a1
= Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 20, dengan x1 ≥ 6, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0
= Banyaknya solusi bulat x1 - 6 + x2 + x3 = 14, dengan x1 - 6 ≥ 0, x2 ≥ 0,
x3 ≥ 0
= Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 14, dengan x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0
= ( ) ( )
Dengan cara yang sama diperoleh nilai N (a3) =( )
Selanjutnya,
7
N (a1a2) = Banyak anggota S yang memiliki sifat a1 dan a2
= Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 20, x1 ≥ 6, x2 ≥ 6, x3 ≥ 0
= Banyaknya solusi bulat x1 - 6 + x2 - 6 + x3 = 8, x1 - 6 ≥ 6, x2 - 6 ≥ 6,
x3 ≥ 0
= Banyaknya solusi bulat x’1 + x’2 + x3 = 8, x’1 ≥ 0, x’2 ≥ 0, x3 ≥ 0
= ( ) ( )
Dengan cara yang sama diperoleh N(a1a3) = N(a1 dan a3) = ( ).
N (a1a2a3) = Banyaknya anggota S dengan sifat a1, a2, dan a3
= Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 20, x1 ≥ 6, x2 ≥ 6, x3 ≥ 6
= Banyaknya solusi bulat x1 - 6 + x2 - 6 + x3 - 6 = 2, x1 - 6 ≥ 6, x2 - 6 ≥
0, x3 – 6 ≥ 0
= Banyaknya solusi bulat x’1 + x’2 + x’3 = 2, x’1 ≥ 0, x’2 ≥ 0, x’3 ≥ 0
= ( ) ( )
Menurut prinsip inklusi-eksklusi, diperoleh :
N(a’1a’2a’3) = N – N(a1) – N(a2) – N(a3) + N(a1a2) + N(a1a3) + N(a2a3) – N(a1a2a3)
= ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
= ( ) ( ) ( ) ( )
Jadi banyak solusi bulat dari persamaan
x1 + x2 + x3 = 20, 0 ≤ xi ≤ 5, for all i ϵ {1,2,3}
adalah :
( ) ( ) ( ) ( ) █
3. Banyak Objek Memiliki Tepat m Sifat
Seperti sebelumnya, mislakan S adalah himpunan N objek, dan a1, a2, ..., ar
adalah sifat-sifat dari objek-objek yang terdapat di dalam S. Adakalanya kita ingin
mengetahui banyaknya objek di S yang memiliki tepat m sifat. kita akan
lambangkan dengan em bnyaknya objek S yang memiliki tapat m r sifat.
selanjutnya, untuk t 1; kita definisikan sebagai
St= ∑
8
dimana "sigma" mencakup semua kemungkinan memilih t sifat ai1,ai2,...,ait dari r
sifat yang ada. hubungan em dengan sm dapat dilihat di teorama berikut.
Teorema 4.3.1:
Misalkan a1, a2, ...., ar adalah sifat-sifat yang mungkin dimiliki oleh suatu
obyek di himpunan S, maka banyak obyek S yang memiliki tepat m ≤ r sifat
adalah:
( ) ( ) ( )
( ) ( )
Bukti:
Untuk membuktikan Teorema 1, cukup ditunjukkan bahwa:
a. Setiap obyek S yang memiliki kurang dari m sifat, tidak dihitung dalam
menghitung ruas kiri maupun ruas kanan.
b. Setiap obyek S yang memiliki tepat m sifat, dihitung tepat satu kali dalam
menghitung ruas kiri dan ruas kanan.
c. Setiap obyek S yang memiliki lebih dari m sifat, dihitung nol kali dalam
menghitung ruas kiri dan ruas kanan.
Pandang sebuah obyek sebarang di S, misalnya obyek x. Kita tinjau tiga
kasus:
Pertama: Obyek x memiliki kurang dari m sifat
Kedua: Obyek x memiliki tepat m sifat
Ketiga: Obyek x memiliki lebih dari m sifat.
Kasus I:
Jika obyek x memiliki kurang dari m sifat, maka jelas x tidak dihitung
dalam menghitung em dan tidak dihitung dalam menghitung setiap suku ruas
kanan.
Kasus II:
Jika obyek x memiliki tepat m sifat maka x dihitung tepat satu kali dalam
menghitung em. Selanjutnya, karena obyek x dihitung sekali dalam menghitung
sm; dihitung nol kali dalam menghitung sm+k, untuk k ≥ 1, maka obyek x dihitung
tepat satu kali dalam menghitung ruas kanan.
9
Kasus III:
Jika obyek x memiliki lebih dari m sifat, katakan (m+j) sifat, jelas obyek x
tidak dihitung dalam menghitung em dan akan ditunjukkan bahwa obyek ini
dihitung sebanyak nol kali dalam menghitung ruas kanan.
Perhatikan bahwa obyek x dihitung sebanyak:
 ( ) kali dalam menghitung sm
 ( ) kali dalam menghitung sm+1
 ( ) kali dalam menghitung sm+2
 ( ) kali dalam menghitung Sm+3, dan seterusnya.
Secara umum, obyek x dihitung sebanyak: ( ) dalam menghitung sm+p,
(untuk p ≤ j). Sedangkan untuk p ≥ j, obyek x tidak dihitung lagi dalam
menghitung sm+p, karena sudah dimisalkan bahwaobyek x memiliki m + j sifat.
Dengan demikian, dalam menghitung ruas kanan (1.1) obyek x dihitung sebanyak:
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
+ (-1)p
( ) ( ) ( ) ( )
(4.3.2)
Perhatikan:
( ) ( )
( ) ( )
diperoleh,
10
( ) ( ) ( ) ( )
Sehingga, bentuk (4.3.2) dapat ditulis
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
yang sama dengan
( ) {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} (4.3.3)
Karena,
{( ) ( ) ( ) ( ) ( )} = 0
Maka bentuk (4.3.3) sama dengan nol. Dengan demikian teorema terbukti █
Contoh 4.3.1
Sebanyak n pasangan suami istri hadir dalam suatu pesta dansa. Dansa dilakukan
serentak dan seorang pria hanya berdansa dengan seorang wanita.
a. Berapakah peluang terdapat tepat satu pasang suami istri berdansa dalam pesta
dansa tersebut?
b. Berapakah peluang terdapat tepat tiga pasang suami istri berdansa bersama
dalam pesta dansa tersebut?
Penyelesaian :
Misalkan S adalah himpunan semua pasangan dansa yang mungkin, dan aᵢ
menyatakan sifat dimana suami ke i berpasangan dengan istrinya, 1 i n.
Karena terdapat n pasang suami istri, maka N =|S| = n!. Selanjutnya kita peroleh:
N(aᵢ) = banyaknya pasangan yang mungkin dimana pasangan ke i adalah
pasangan suami istri.
= banyaknya permutasi (n-1) elemen
= (n-1)!
Begitu pula,
N(aᵢaj) = banyaknya pasangan yang mungkin dimana pasangan ke i dan j adalah
pasangan suami istri.
= banyaknya permutasi (n-2) elemen
= (n-2)!
11
Secara umum diperoleh
N(aᵢ₁, a₁₂, aᵢ₂, ..., aᵢk) = (n-k)!
Karena ada ( ) cara memilih k sifat dari n sifat yang ada, maka:
= ∑ ₁ ₁₂ ₂ = ( )
a.) Dari teorema 4.3.1 (r=n, m=1), diperoleh:
= - ( ) ( ) ... ( )
= ( ) ( )( ) ( )( )
=
= n! [1- + - ... ]
b.) Dari teorema 4.3.1 (r=n, m=3), diperoleh:
= - ( ) ( ) ... ( )
= ( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
=
= [1- + - ... ]
Dengan demikian peluang terdapat tepat tiga pasang suami istri
berdansa bersama adalah:
₃
* + █
4. Banyak Obyek yang Memiliki Sifat Sebanyak Genap atau Ganjil
Pada bagian ini, kita akan membahas obyek-obyek dari S yang banyak
sifatnya adalah genap ataupun ganjil. Untuk menjawab pertanyaan “Berapa
banyak obyek di S yang banyak sifatnya adalah genap?” atau “Berapa banyak
obyek dari S yang banyak sifatnya adalah ganjil?”, maka dapat digunakan teorema
berikut:
Teorema 4.4.1
Jika di dalam himpunan S terdapat r sifat, maka banyaknya obyek S yang
memiliki sifat sebanyak bilangan genap adalah:
12
[ ∑ ]
dan banyaknya obyek S yang memiliki sifat sebanyak bilangan ganjil adalah:
[ ∑ ]
Bukti:
Misalkan,
∑
adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan . Dari Teorema 1 diperoleh:
[ ]
[ ( ) ( ) ( ) ]
[ ( ) ( ) ( ) ]
[ ( ) ( ) ( ) ]
Ekuivalen dengan
[ ] [ ( ) ]
* ( ) ( ) ( ) +
* ( ) ( ) ( ) +
Sehingga,
∑
Dengan demikian
{ ∑
∑
13
∑ [ ] [ ∑ ]
dan
∑ [ ] [ ∑ ] █
Rujukan Utama:
Budayasa, K. 2008. Matematika Diskrit. Surabaya: Unesa University Press.
14
SOAL & SOLUSINYA
1. Tentukan banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai dengan 10000 yang tidak habis dibagi
4, 6, 7 atau 10.
Solusi:
Misalkan : S = {1,2,3,…,10000}
a1 : sifat habis dibagi 4
a2 : sifat habis dibagi 6
a3 : sifat habis dibagi 7
a4 : sifat habis dibagi 10
Yang ditanyakan adalah N(a1
’
a2
’
a3
’
a4
’
)
N = | | = 10000
N(a1) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4
= ⌊ ⌋ = 2500
N(a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6
= ⌊ ⌋ = 1666
N(a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 7
= ⌊ ⌋ = 1428
N(a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 10
= ⌊ ⌋ = 1000
N(a1a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 6
= ⌊ ⌋ = 833
N(a1a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 7
= ⌊ ⌋ = 357
N(a1a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 10
= ⌊ ⌋ = 500
N(a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6 dan 7
= ⌊ ⌋ = 238
N(a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6 dan 10
= ⌊ ⌋ = 333
N(a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 7 dan 10
15
= ⌊ ⌋ = 142
N(a1a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 6 dan 7
= ⌊ ⌋ = 119
N(a1a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 6 dan 10
= ⌊ ⌋ = 166
N(a1a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 7 dan 10
= ⌊ ⌋ = 71
N(a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6, 7 dan 10
= ⌊ ⌋ = 47
N(a1a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 6, 7 dan 10
= ⌊ ⌋ = 23
Dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh:
N(a1
’
a2
’
a3
’
a4
’
) = 10000 – (2500+1666+1428+1000) + (833+357+500+238+333+142) –
(119+166+71+47) + 23
= 10000 – 6594 + 2403 – 403 + 23
= 5429
Jadi bilangan bulat dari 1 sampai dengan 10000 yang tidak habis dibagi 4, 6, 7 atau 10
adalah sebanyak 5429.
2. Tentukan banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai dengan 1000000 yang tidak habis
dibagi bilangan kuadrat sempurna < 20 atau bilangan cacah pangkat tiga < 30.
Solusi:
Misalkan : S = {1,2,3,…,1000000}
a1 : sifat habis dibagi 4
a2 : sifat habis dibagi 9
a3 : sifat habis dibagi 16
a4 : sifat habis dibagi 8
a5 : sifat habis dibagi 27
Yang ditanyakan adalah N(a1
’
a2
’
a3
’
a4
’
a5
’
)
N = | | = 1000000
N(a1) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4
16
= ⌊ ⌋ = 250000
N(a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9
= ⌊ ⌋ = 111111
N(a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16
= ⌊ ⌋ = 62500
N(a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 8
= ⌊ ⌋ = 125000
N(a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 27
= ⌊ ⌋ = 37037
N(a1a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 9
= ⌊ ⌋ = 27777
N(a1a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 16
= ⌊ ⌋ = 62500
N(a1a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 8
= ⌊ ⌋ = 125000
N(a1a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 27
= ⌊ ⌋ = 9259
N(a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9 dan 16
= ⌊ ⌋ = 6944
N(a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9 dan 8
= ⌊ ⌋ = 13888
N(a2a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9 dan 27
= ⌊ ⌋ = 37037
N(a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16 dan 8
= ⌊ ⌋ = 62500
N(a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
N(a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 4629
N(a1a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9 dan 16
= ⌊ ⌋ = 6944
17
N(a1a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9 dan 8
= ⌊ ⌋ = 13888
N(a1a2a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9 dan 27
= ⌊ ⌋ = 9259
N(a1a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 16 dan 8
= ⌊ ⌋ = 62500
N(a1a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 16 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
N(a1a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 4629
N(a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 16 dan 8
= ⌊ ⌋ = 6944
N(a2a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 16 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
N(a2a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 4629
N(a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16, 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
N(a1a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 16 dan 8
= ⌊ ⌋ = 6944
N(a1a2a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 16 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
N(a1a2a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 4629
N(a1a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 16, 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
N(a2a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 16, 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
N(a1a2a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 16, 8 dan 27
= ⌊ ⌋ = 2314
Dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh:
18
N(a1
’
a2
’
a3
’
a4
’
a5
’
) = 1000000 – (250000+111111+62500+125000+37037) +
(27777+62500+125000+9259+6944+13888+37037+62500+2314
+4629) – (6944+13888+9259+62500+2314+4629+6944+2314
+4629+2314) + (6944+2314+4629+2314+2314) – 2314
= 1000000 – 585648 + 351848 – 115735 + 18515 – 2314
= 666666
Jadi bilangan bulat dari 1 sampai dengan 10000 yang tidak habis dibagi bilangan kuadrat
sempurna < 20 atau bilangan cacah pangkat tiga < 30 adalah sebanyak 666666.
3. Tentukan banyaknya permutasi dari { 1, 2, 3, 4, 5, 6} sedemikian hingga pola-pola “124”
dan “35” tidak muncul.
Peny :
Misal S = ( Permutasi dari { 1, 2, 3, 4, 5, 6})
a1 = sifat muncul “124”
a2 = sifat muncul pola “35”
N = lSl = 6! = 720 (permutasi dari 6 angka)
 N (a1) = banyaknya anggota S yang memuat pola “124”
= 4! = 24 (“124” dihitung 1)
 N (a2) = banyaknya anggota S yang memuat pola “35”
= 5! = 120 (“35” dihitung 1)
 N (a1a2) = banyaknya anggota S yang memuat pola “124” dan “35”
= 3! = 6 (“124” dan “35” masing-masing dihitung 1)
Jadi, dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh banyaknya permutasi dari { 1,
2, 3, 4, 5, 6} sedemikian sehingga pola “124” dan “35” tidak muncul adalah:
N(a1’a2’) = N – N(a1) – N(a2) + N(a1a2)
= 720 – 24 – 120 + 6
= 582
4. Sebuah kata sandi dengan panjang 9 dibentuk dari angka-angka 0, 1 dan 2 sedemikian
hingga tiap angka muncul tiga kali dan tiga angka berurutan dalam kata sandi tersebut
tidak boleh sama. Ada berapa kata sandi yang dapat dibentuk?
19
Solusi:
Misal S = himpunan kata sandi dengan 9-angka yang dapat dibentuk dari angka-angka
“0”, “1”, dan “2”
a1 = sifat muncul pola “000”
a2 = sifat muncul pola “111”
a3 = sifat muncul pola “222”
N = lSl = = = 1680
 N(a1) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000”
= = 140
 N(a1) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “111”
= = 140
 N(a1) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “222”
= = 140
 N(a1a2) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000” dan “111”
= = 20
 N(a1a3) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000” dan “222”
= = 20
 N(a2a3) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “111” dan “222”
= = 20
 N(a1a2a3) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000”, “111”, dan
“222”
= = 6
Jadi dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh banyaknya barisan 9-angka sedemikian
sehingga tidak ada tiga angka yang berurutan sama adalah :
N (a1’a2’a3’) = 1680 – (140+140+140) + (20 +20 + 20) – 6 = 1314
5. Delapan kecelakaan terjadi dalam satu minggu. Dengan prinsip inklusi-ekslusi, hitung
probabilitas bahwa terdapat paling sedikit satu kecelakaan tiap hari.
20
Solusi :
Misalkan, S : { semua kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi }
ai : sifat hari I tidak terjadi kecelakaan, dengan i {sen, sel, rab, kam, jum,
sab, ming}
 N | |
 = Banyak angka S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i.
= = 1679616
∑ ( )
 ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i dan hari j.
=
∑ ( ) ( )
 ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j
dan k.
=
∑ ( ) ( )
 ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j,
k dan l.
=
∑ ( ) ( )
 ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j,
k, l dan m.
=
∑ ( ) ( )
 ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j,
k, l, m dan n.
=
∑ ( ) ( )
21
 ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j,
k, l, m, n dan o.
=
∑ ( ) ( )
Jadi banyaknya kemungkinan kecelakaan terdapat paling sedikit satu kecelakaan tiap
harinya.
( ) = 5764801 – 11757312 + 8203125 – 2293760 + 229635 –
5376 + 7 – 0
= 141120
Dengan demikian :
( ) ( )
6. Untuk suatu bilangan cacah n. banyaknya solusi bulat dari persamaan X1 + X2 +…. XK =
n , X¡ ≥ 0 , ί {1,2,…….K} adalah ( )
Gunakan prinsip inklusi – esklusif untuk menentukan banyaknya solusi bulat dari
persamaan berikut:
(a). X1 + X2 + X3 = 16, 0 ≤ Xί ≤ 7 ί {1,2,3}
Solusi :
Misalkan S = { Solusi bulat dari persamaan X1 + X2 + X3 = 16, Xί ≥ 0 ί {1,2,3}}
a1 = Sifat X1 ≥ 8
a2 = Sifat X2 ≥ 8
a3 = Sifat X3 ≥ 8
N = |S| = ( ) = ( ) = 153
N (a1) = Banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 = 16
X1 ≥ 8, X2 ≥ 0, X3 ≥ 0
= Banyaknya solusi bulat dari : (X1 – 8) + X2 + X3 = 8
22
X1 – 8 ≥ 0 , X2 ≥ 0, X3 ≥ 0
= Banyaknya solusi bulat dari : Xl
1
+ X2 + X3 = 8
X1
≥ 8, X2 ≥ 0, X3 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 45
Analogi
N (a2) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 ≥ 16
X1 ≥ 0, X2 ≥ 8, X3 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 45
N (a3) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 ≥ 16
X1 ≥ 0, X2 ≥ 0, X3 ≥ 8
= ( ) = ( ) = 45
N (a1a2) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 = 16
X1 ≥ 8, X2 ≥ 8, X3 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat dari : X1 – 8+ X2 – 8 + X3 = 0
X1 – 8 ≥ 0, X2 – 8 ≥ 0, X3 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat dari : X1
l
+ X2
l
+ X3 ≥ 0
X1
l
≥ 0, X2
l
≥ 0, X3 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 1
Analogi
N (a1a3) = ( ) = ( ) = 1
N (a2a3) = ( ) = ( ) = 1
N (a1a2a3) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 = 16
X1 ≥ 8, X2 ≥ 8, X3 ≥ 8
= banyaknya solusi bulat dari : X1 – 8 + X2 – 8 + X3 – 8 = - 8
X1 – 8 ≥ 0 ; X2 – 8 ≥ 0 ; X3 – 8 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat dari : X1
l
+ X2
l
+ X3
l
= -8
X1
l
≥ 0 ; X2
l
≥ 0 ; X3
l
≥ 0
= 0
23
Jadi dengan prinsip inklusi – ekslusi diperoleh banyaknya solusi bulat dari persamaan
X1 + X2 + X3 = 16, 0 ≤ X1 ≤ 7 ί {1,2,3} adalah :
N (a1a2a3) = N – (N(a1) + N (a2) + N(a3)) + (N(a1a2) + N(a1a3) + N(a2a3)) –
N(a1a2a3)
= 153 – ( 45 + 45 + 45 ) + ( 1 + 1 + 1 ) – 0
= 21
(b). X1 + X2 + X3 = 14, 1 ≤ Xί ≤ 7 ί {1,2,3}
Misalkan :
Xί – 1 = Yί, maka persamaanya menjadi
Y1 + Y2 + Y3 = 11, 0 ≤ Y1 ≤ ί {1,2,3}
Misalkan S = Himpunan solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0, Y3 ≥ 0
a1 = Sifat Y1 ≥ 7
a2 = Sifat Y2 ≥ 7
a3 = Sifat Y3 ≥ 7
Maka :
N = |S| = ( ) = ( ) = 78
 N(a1) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11
Y1 ≥ 7 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat dari : Y1 - 7 + Y2 + Y3 = 4
Y1 - 7 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat dari : Y1
l
+ Y2 + Y3 = 4
Y1
l
≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 15
Analogi
 N (a2) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 7 ; Y3 ≥ 0
N (a2) = ( ) = ( ) = 15
N (a3) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11
24
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 7
= ( ) = ( ) = 15
N (a1a2) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11
Y1 ≥ 7 ; Y2 ≥ 7 ; Y3 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat dari : Y1 – 7 + Y2 – 7 + Y3 = - 3
Y1-7 ≥ 0 ; Y2 – 7 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat dari : Y1
l
+ Y2
l
+ Y3 = - 3
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0
= 0 (Tak mungkin ada bilangan bulat non negatif, jumlahnya negatif)
Analogi
N (a1a3) = N(a2a3) = N(a1a2a3) = 0
Jadi, dengan prinsip inklusi-ekslusi di peroleh banyaknya solusi bulat dari X1 + X2 + X3
= 14 ; 1 ≤ Xί ≤ 7 ί {1,2,3} adalah:
N (a1
l
a2
l
a3
l
) = N – (N(a1) + N(a2) + N(a3)) + (N(a1a2) + N(a1a3) + N(a2a3))
= 78 – (15 + 15 + 15) + (0 + 0 + 0) – 0
= 33
(c). X1 + X2 + X3 + X4 = 20 ; 1 ≤ X1 ≤ 6
0 ≤ X2 ≤ 7 , 4 ≤ X3 ≤ 2 ≤ X4 ≤ 6
Penyelesaian
0 ≤ X1
l
≤ 5 , 0 ≤ X2 ≤ 7 , 0 ≤ X3
l
≤ 4 , 0 ≤ X4
l
≤ 4
Persamaan menjadi :
X1
l
+ X2 + X3
l
+ X4
l
= 13 ( 2C – 1 – 4 – 2 )
Misal :
S himpunan semua solusi bulat dari persamaan
X1
l
+ X2 + X3
l
+ X4
l
= 13 dengan syarat X1
l
≥ 0 , X2 ≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
N = |S| = ( ) = ( )
= = 560
a1 = sifat X1
l
≥ 6
a2 = sifat X2
l
≥ 8
a3 = sifat X3
l
≥ 5
25
a4 = sifat X4
l
≥ 5 , maka
N(a1) = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
l
+ X2 + X3
l
+ X4
l
= 13
X1
l
≥ 6 , X2 ≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
l
– 6 + X2 + X3
l
+ X4
l
= 7
X1
l
- 6 ≥ 0 , X2 ≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
ll
+ X2 + X3
l
+ X4
l
= 7
X1
ll
≥ 0 , X2 ≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= ( ) = ( ) = 120
N(a2) = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
l
+ X2 + X3
l
+ X4
l
= 13
X1
l
≥ 0 , X2 ≥ 8 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
l
+ X2 – 6 + X3
l
+ X4
l
= 5
X1
l
≥ 0 , X2 – 8 ≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
l
+ X2
l
+ X3
l
+ X4
l
= 5
X1
l
≥ 0 , X2
l
≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= ( ) = ( ) = 56
N(a3) = ( ) = ( ) = 165
N(a4) = ( ) = ( ) = 165
N(a1a2) = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
l
+ X2 + X3
l
+ X4
l
= 13
X1
l
≥ 6 , X2 ≥ 8 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
l
–6+X2- 8+X3
l
+ X4
l
= - 1
X1
l
– 6 ≥ 0 , X2 – 8 ≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= Banyaknya solusi bulat persamaan : X1
ll
+ X2
l
+ X3
l
+ X4
l
= - 1
X1
ll
≥ 0 , X2
l
≥ 0 , X3
l
≥ 0 , X4
l
≥ 0
= 0 ( Karna tidak mungkin ada yang bilanganya non negatif yang jumlahnya -
1 )
N(a3a4) = ( ) = ( ) = 20
N(a1a2) = ( ) = ( ) = 10
26
N(a1a4) = ( ) = ( ) = 10
N(a3a4) = ( ) = ( ) = 1 , N(a2a4) = = ( ) = ( ) = 1
N(aίaJak) = N – N ( ai ) – N ( aj ) – N ( ak ) + N ( ai aj ) +N ( ai ak ) + N ( aj ak ) –
N ( ai aj ak )
Jadi banyaknya solusi bulat dari persamaan (c) adalah :
N(a1
l
a2
l
a3
l
a4
l
) = N – (N(a1) + N(a3) + N(a3) + N(a4) + N(a1a2) + N(a1a3) + N(a1a4) +
N(a2a3)+N(a2a4) + N(a3a4) – N(aίaJak) + N(a1a2a3a4)
= 560– (120+ 56 + 165 + 165 ) + ( 0 + 10 + 10 + 1 + 1 + 20 ) – 0 + 0
= 96
(d). X1 + X2 + X3 + X4 = 28, ί ≤ X1 ≤ 5ί ί {1,2,3,4}
Atau :
X1+X2+X3+X4 =28; 1≤ X1 ≤ 5 ; 2 ≤ X2 ≤ 10 ; 3 ≤ X3 ≤ 15 ; 4 ≤ X4 ≤ 20
Atau :
(X1 – 1) + (X2 – 2) + (X3 – 3) + (X4 – 4) = 18 ; 0 ≤ X1 – 1 ≤ 4 ; 0 ≤ X2 – 2 ≤ 8 ;
0 ≤ X3 – 3 ≤ 12 ; 0 ≤ X4 – 4 ≤ 16
Atau :
Y1+Y2+Y3+Y4 =18 ; 0≤Y1≤ 4 ; 0≤Y2 ≤8 ; 0 ≤ Y3 ≤ 12 ; 0 ≤ Y4 ≤ 16
Misalkan S = {Solusi bulat dari persamaan Y1 + Y2 + Y3 + Y4 =18,
0 ≤ Yί ί {1,2,3,4}}
a1 = sifat Y1 ≥ 5
a2 = sifat Y2 ≥ 9
a3 = sifat Y3 ≥ 13
a4 = sifat Y4 ≥ 17
Maka
N = |S| = ( ) = ( ) = 1330
N(a1) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ;
Y1 ≥ 5 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ;
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 6 ; Y3 ≥ 0; Y4 ≥ 0
27
= banyaknya solusi bulat : Y’
1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18
Y1
l
≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 560
N(a2) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ;
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 9 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 220
N(a3) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 9 ; Y3 ≥ 13 ; Y4 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 56
N(a4) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18
Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 17
= ( ) = ( ) = 4
N(a1a2) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18
Y1 ≥ 5 ; Y2 ≥ 9 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat : (Y1 – 5) + (Y2 – 9) + Y3 + Y4 = 4
Y1 – 5 ≥ 0 ; Y2 – 9 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0
= banyaknya solusi bulat : Y1
l
+ Y2
l
+ Y3 + Y4 = 4
Y1
l
≥ 0 ; Y2
l
≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0
= ( ) = ( ) = 35
N(a1a3) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ;
Y1 ≥ 5 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 13 ; Y4 ≥ 0
= ( ) = 1
N(a1a4) = 0 ; N(a2a3) = 0 ; N(a2a4) = 0 ; N(a3a4) = 0 ; N(aίaJak) = 0 ί ;J;K ; ί , J , K;
{1,2,3,4}
N(a1a2a3a4) = 0
Jadi dengan prinsip inklusi- eklusi diperoleh banyaknya solusi bulat dari ;
X1 + X2 + X3 + X4 = 28 , ί ≤ X1 ≤ 5ί ; ί ={1,2,3,4} adalah :
N(a1
l
a2
l
a3
l
a4
l
) = 1330 – (560 + 220 + 56 + 4) + (35 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0) 0 + 0
28
= 526
7. Diketahui { } { } dengan prinsip inklusi-eksklusi
tunjukkan bahwa banyaknya fungsi surjektif dari x ke y adalah :
∑ ( )
Solusi :
Fungsi surjektif dari x ke y adalah fungsi dimana tidak ada anggota y yang tidak
mempunyai pasangan di x.
Misalkan, S : { semua fungsi dari x ke y }
ai : sifat i y tidak mempunyai pasangan di x
maka :
 | |
 = Banyak fungsi dari x ke y dimana tidak mempunyai pasangan
(prapeta) di x
=
∑ ( )
 ( ) = Banyak fungsi dari x ke y dimana tidak mempunyai
pasangan (prapeta) di x
=
∑ ( ) ( )
 ( ) = Banyak fungsi dari x ke y dimana tidak
mempunyai pasangan (prapeta) di x
=
∑ ( ) ( )
 Banyak fungsi dari x ke y dimana sebanyak (n-1) elemen y
tidak mempunyai pasangan (prapeta) di x
= ( )
29
∑ ( )
 = Banyak fungsi dari x ke y dimana sebanyak n elemen y tidak
mempunyai pasangan (prapeta) di x
=
∑ ( )
Jadi dengan prinsip inklusi-ekslusi, banyaknya fungsi surjektif dari x ke y adalah :
∑ ∑ ( )
∑
∑
( ) ( )
( )
( )
∑ ( )
8. Terdapat 10 pilot dan 5 pesawat terbang dibandara A udara. Kesepuluh pilot tersebut
ditugasi oleh atasannya untuk menerbangkan kelima pesawat tersebut bersama-sama
kebandara udara B. Ada berapa cara yang mungkin untuk mengelompokkan pilot-pilot
tersebut kedalam pesawat ? ( tidak ada pesawat yang kosong ).
Penyelesaian :
Misalnya : S = {semua cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 buah
Pesawat terbeng }
ai = sifat pesawatn ke-i tidak mempunyai pilot ,i  { 1,2,3,4,5 }
maka :
30
N = IsI = 510
= 9765625
N ( ai ) = banyaknya cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 pesawat pesawat ke-i
kosong.
= (5 – 1)10
= 410
∑ (ai)=( )410
=5x410
=5242880
N (ai aj) = banyakknya cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 pesawat pesawat
ke-i dan ke-j kosong .
= (5 – 10)10
= 310
∑ (aiaj) = ( ) 310
= 10x 310
=590490
N(aiajak) = banyaknya cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 pesawat pesawat ke
i,j,k kosong.
= (5 – 3)10
= 210
∑ iajak) = ( )210
= 10240
N(aiajakal) = (5 – 4)10
= 110
∑ ( aiajakal) = ( ) x 110
= 5
N (aiajakalam) = ( 5 – 5 ) 10
= 010
N (aiajakalam )= ( ) x 0 = 0
Jadi dengan prinsip inklusi – eksklusi diperoleh banyaknya cara mengelompokkan 10 pilot
kedalam 5 pesawat ( tidak ada pesawat yang kosong ) adalah :
N (a1’a2’a3’a4’a5’) = N - ∑ (ai) + ∑ (aiaj) - ∑ (aiajak) + ∑ (aiajakal) –
N ( a1a2a3a4a5)
= 9765625 – 5242880 + 590490 – 10240 + 5 – 0
= 5103000
9. Tentukan banyaknya permutasi dari {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} sedemikian hingga:
a. Tidak ada bilangan ganjil menempati tempatnya semula
b. Terdapat tepat tiga bilangan menempati tempatnya semula
c. Terdapat tepat 6 bilangan menempati tempatnya semula
31
Solusi :
a. Tidak ada bilangan ganjil menempati tempatnya semula
Penyelesaian :
Misalkan : S = {semua permutasi dari {1,2,3,…,10}}
sifat bilangan ganjil ke – i menempati tempatnya semula ,
{ }
Maka : | |
 banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i menempati
tempatnya semula
∑ ( )
 ( ) banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i dank e – j
menempati tempat semula.
∑ ( ) ( )
 ( ) banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i, ke – j
dan ke – k menempati tempat semula.
∑ ( ) ( )
 ( ) banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i, ke
– j, ke – kdan ke – l menempati tempat semula.
∑ ( ) ( )
 ( ) = banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke –
i, ke – j, ke – k , ke – l , dan ke – m menempati tempatnya semula.
32
∑ ( ) ( )
Jadi dengan prinsip inklusi eksklusi diperoleh banyaknya permutasi {1,2,3,…,10}
sedemikian sehingga tidak ada bilangan ganjil menempati posisinya semula, yaitu :
( )
∑ ∑ ( ) ∑ ( ) ∑ ( )
∑ ( )
b. Terdapat tepat tiga bilangan menempati tempatnya semula.
Penyelesaian
Dari teorema 3.3.1
∑ ( ) ∑
Misalkan S = { semua permutasi dari {1,2,3,…,10}
= banyaknya permutasi di S sedemikian sehingga bilangan i menempati
tempatnya semula ; i = {1,2,3,…,10}
= (10 – 1)!
∑ ( )
= banyakya permutasi di S bilangan i dan j menempati tempat semula
= (10 – 2)!
∑ ( ) ( )
∑ ( ) ( )
∑ ( ) ( )
∑ ( ) ( )
∑
33
∑ ∑
( )
= 222480
c. Terdapat 6 bilangan menempati tempatnya semula ,dari bagian (b) diteruskan diperoleh :
N(ai1,ai1 ,…ai6) = (10-6) = 4!
∑ = ( ) = SG
( ) = ( 10-(6+p))! = (4-p) !
S6+p = ∑ ( ) = ( 4 - p)!
Jadi
= ∑ ( ) ( )( 4 - p)!
= ∑ . . ( 4 – p) !
= ∑
= )
= 1050
10. Hitunglah banyaknya permutasi dari { } sedemikian hingga terdapat tepat k
bilangan menempati tempatnya semula.
Solusi:
Dari teorema 3.3.1
∑ ( ) , dimana
∑
Misal { { }}
= sifat bilangan i menempati tempatnya semula { }
= banyaknya permutasi di S bilangan i menempati tempat semula,
{ }
34
= (n – 1)!
∑ ( )
= banyaknya permutasi di S bilangan i dan j menempati tempat semula,
{ }
= (n – 2)!
∑ ( ) ( )
∑ = banyaknya permutasi di S bilangan i1, 12, 13,…, ik
menempati tempat semula
= (n – k)!
∑ ( )
Secara analogi diperoleh:
∑ ( ) ( )
∑ ( ) ( )
∑ ( )
∑ ( )
∑
∑
∑

More Related Content

What's hot

Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatAbdul Rais P
 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialHeni Widayani
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Makalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoidaMakalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoidaDIANTO IRAWAN
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 

What's hot (20)

ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 
Binomial dan Multinomial
Binomial dan MultinomialBinomial dan Multinomial
Binomial dan Multinomial
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Ring
RingRing
Ring
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Makalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoidaMakalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoida
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 

Similar to Prinsip Inklusi Eksklusi

Similar to Prinsip Inklusi Eksklusi (20)

Prinsip Inklusi dan Eksklusi
Prinsip Inklusi dan EksklusiPrinsip Inklusi dan Eksklusi
Prinsip Inklusi dan Eksklusi
 
Grup Siklik
Grup SiklikGrup Siklik
Grup Siklik
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Teori himpunan
Teori himpunanTeori himpunan
Teori himpunan
 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Buku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan DeretBuku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan Deret
 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 
1. vektor dan skalar
1. vektor dan skalar1. vektor dan skalar
1. vektor dan skalar
 
Teori himpunan
Teori himpunanTeori himpunan
Teori himpunan
 
Peluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorikPeluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorik
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang new
 
Makalah mtk
Makalah mtkMakalah mtk
Makalah mtk
 

More from Muhammad Alfiansyah Alfi

Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdfPencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdfMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbedaBab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbedaMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagianBab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagianMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan penguranganBab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan penguranganMuhammad Alfiansyah Alfi
 

More from Muhammad Alfiansyah Alfi (20)

Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdfPencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
Pencegahan-dan-Penanganan-Kekerasan-di-Lingkungan-Sekolah.pdf
 
Infografis Laporan Aktualisasi.pdf
Infografis Laporan Aktualisasi.pdfInfografis Laporan Aktualisasi.pdf
Infografis Laporan Aktualisasi.pdf
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
 
ANALISIS KKM
ANALISIS KKMANALISIS KKM
ANALISIS KKM
 
PROGRAM SEMESTER KELAS 8
PROGRAM SEMESTER KELAS 8PROGRAM SEMESTER KELAS 8
PROGRAM SEMESTER KELAS 8
 
PROGRAM TAHUNAN KELAS 8
PROGRAM TAHUNAN KELAS 8PROGRAM TAHUNAN KELAS 8
PROGRAM TAHUNAN KELAS 8
 
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
 
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbedaBab v   2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
Bab v 2. perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda
 
Bab v 1. perbandingan dua besaran
Bab v   1. perbandingan dua besaranBab v   1. perbandingan dua besaran
Bab v 1. perbandingan dua besaran
 
Bab iv 8. remedial dan pengayaan ke-4
Bab iv   8. remedial dan pengayaan ke-4Bab iv   8. remedial dan pengayaan ke-4
Bab iv 8. remedial dan pengayaan ke-4
 
Bab iv 7. ujian harian ke-4
Bab iv   7. ujian harian ke-4Bab iv   7. ujian harian ke-4
Bab iv 7. ujian harian ke-4
 
Bab iv 6. tugas projek ke-4
Bab iv   6. tugas projek ke-4Bab iv   6. tugas projek ke-4
Bab iv 6. tugas projek ke-4
 
Bab iv 5. menyelesaikan masalah pt lsv
Bab iv   5. menyelesaikan masalah pt lsvBab iv   5. menyelesaikan masalah pt lsv
Bab iv 5. menyelesaikan masalah pt lsv
 
Bab iv 4. konsep pt lsv
Bab iv   4. konsep pt lsvBab iv   4. konsep pt lsv
Bab iv 4. konsep pt lsv
 
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagianBab iv   3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
Bab iv 3. menyelesaikan persamaan menggunakan perkalian dan pembagian
 
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan penguranganBab iv   2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
Bab iv 2. menyelesaikan persamaan menggunakan penjumlahan dan pengurangan
 
Bab iv 1. konsep plsv
Bab iv   1. konsep plsvBab iv   1. konsep plsv
Bab iv 1. konsep plsv
 
Bab iii 8. remedial dan pengayaan ke-3
Bab iii   8. remedial dan pengayaan ke-3Bab iii   8. remedial dan pengayaan ke-3
Bab iii 8. remedial dan pengayaan ke-3
 
Bab iii 7. ujian harian ke-3
Bab iii   7. ujian harian ke-3Bab iii   7. ujian harian ke-3
Bab iii 7. ujian harian ke-3
 
Bab iii 6. tugas projek ke-3
Bab iii   6. tugas projek ke-3Bab iii   6. tugas projek ke-3
Bab iii 6. tugas projek ke-3
 

Recently uploaded

Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 

Recently uploaded (20)

Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 

Prinsip Inklusi Eksklusi

  • 1. 1 TUGAS 1 PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI (Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Matematika Diskrit Lanjut) Oleh: KELOMPOK 4 1. MUH. ALFIANSYAH 161050701024 2. NURQIYAMAH HAMID 161050701032 3. ASMAUN 161050701038 PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MAKASSAR 2017
  • 2. 1 PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI 1. Pendahuluan Misalkan S adalah suatu himpunan dari N obyek dan a1,a2, …, an adalah sifat-sifat yang mungkin dimiliki oleh obyek-obyek yang ada di S. sebuah obyek di S mungkin saja memiliki beberapa (bias nol) sifat dari sifat-sifat yang ada. Banyaknya obyek S yang mempunyai sifat a, dilambangkan dengan N(ai) sedangkan N(ai’) menyatakan banyaknya obyek S yang tidak memiliki sifat ai,. Dengan demikian: N = N(ai) +N(ai’) Selanjutnya N(ai aj) menyatakan banyaknya objek S yang memiliki sifat ai dan aj, dan N(ai’ aj’) melambangkan banyaknya objek yang tidak memiliki sifat ai maupun aj. Begitu pula, N(ai’ aj) menyatakan banyaknya objek yang memiliki sifat aj tapi bukan sifat ai. Secara umum N(ai1, ai2, …, aik) adalah banyaknya objek S yang memiliki sifat-sifat ai1, ai2, …, dan aik. Misalakn A adalah himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya memiliki sifat a1 dan B adalah himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya memiliki sifat a2. Maka himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya memiliki sifat a1 dan a2 adalah A B. Begitu pula himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya tidak memiliki sifat a1 maupun a2 adalah A’ B’ yang sama dengan (A B)’. Kita peroleh, | | = N, | | = N(a1), | | = N(aj), dan | | = | | = N(a1’a2’). Karena S = (A B) (A B)’ dan (A B) (A B)’ = , maka | | = | | + | | Dapat ditunjukkan bahwa, | | = | | + | | - | |
  • 3. 2 Sehingga diperoleh, | | = | | - | | = | | – (| | + | | - | |) = | | – | | - | | + | | Dengan demikian, banyaknya obyek di S yang tidak memiliki sifat a1 dan tidak memiliki sifat a2 adalah; N(a1’a2’) = N – N(a1) – N(a2) + N(a1 a2) (4.1.1) Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa banyaknya obyek di S yang tidak memiliki sifat di a1, a2, ataupun a3 adalah, N(a1’a2’a3’) = N – N(a1) – N(a2) – N(a3) + N(a1 a2) + N(a1 a3) + N(a2 a3) – N(a1 a2 a3) (4.1.2) Persamaan (4.1.1) dan (4.1.2) adalah bentuk-bentuk khusus dari suatu prinsip yang disebut prinsip inklusi-eksklusi. Bentuk umum dari prinsip inklusi-eksklusi akan disajikan di bagian berikut. Sebelumnya mari kita tinjau sejenak formula | | = | | + | | - | | yang telah kita pakai untuk memperoleh persamaan (4.1.1). untuk menghitung ruas kiri dari formula ini, kita telah ”melibatkan” (to include)semua elemen A dan semua elemen B mendapatkan | | + | |; sedangkan dalam menghitung nilai | | + | | setiap elemen sekutu dari A dan B dihitung dua kali. Dengan kata lain sebanyak | | elemen dihitung dua kali. Sehingga sebesar | | pula yang harus dikurangkan atau “dikeluarkan” (to be excluded) dari | | + | | untuk memperoleh | |. Kiranya jelas, istilah include dan exclude mengilhami istilah inklusi-eksklusi yang kita pakai. Sudah kita singgunag sebelumnya, beberapa bentuk khusus dari prinsip inklusi-eksklusi. Berikut kita sajikan bentuk umumnya. 2. BENTUK UMUM PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI Secara umum prinsip inklusi-eksklusi dapat ditulis sebagai berikut. Teorema 4.2.1 : (Prinsip Inklusi-Eksklusi) Jika N adalah banyaknya obyek dalam himpunan S dan a1, . . . , ar sifat sifat yang mungkin dimiliki oleh suatu obyek di S, maka banyaknya obyek di S
  • 4. 3 yang tidak memiliki sifat a1, a2, . . . , ar adalah : N(a1’ , a2’ , . . . , ar’) = N - ∑ (ai) + ∑ (aiaj) + ∑ (aiajak) + . . . + (-1)r N (a1, a2, . . . , ar) (4.2.1) Catatan : Dalam persamaan (4.2.1) “sigma” pertama mencakup semua i (1, 2, 3, . . . , r) ; “sigma” kedua mencakup semua pasangan {i, j}, i j, i, j (1, 2, 3, . . . , r) ; “sigma” ketiga mencakup semua triple {i, j, k}, (1, 2, 3, . . . , r) dan i, j, k berbeda; dan seterusnya. Bukti: Teorema 4.2.1: Ruas kiri dari persamaan (4.2.1) menyatakan banyak objek di S yang tidak memiliki sifat a1, a2, . . . , ar. Untuk menunjukkan bahwa ruas kiri sama dengan ruas kanan dalam (4.2.1) cukup menunjukkan bahwa: setiap objek yang tidak memiliki sifat a1, sifat a2, ... ataupun sifat ar dapat dihitung sekali dalam menghitung ruas kanan (4.2.1); dan setiap objek yang memiliki paling sedikit satu sifat, dihitung nol kali dalam menghitung ruas kanan dari (4.2.1). Pandang sebuah objek di S, katakan x. Jika objek x tidak memiliki sifat dari sifat-sifat yang ada, maka objek ini dihitung tepat sekali dalam menghitung N, di ruas kanan (4.2.1); dan tidak dihitung dalam menghitung suku-suku yang lain dalam ruas kanan (4.2.1) Jika objek x dalam S memiliki sebanyak sifat dari r sifat yang ada, maka objek ini dihitunng sebanyak:  ( ) sama dengan satu kali menghitung N  ( ) kali dalam menghitung ∑  ( ) kali dalam menghitung ∑ ( )  ( ) kali dalam menghitung ∑ ( ); dan seterusnya Sehingga dalam menghitung ruas kanan (4.2.1) obyek x tersebut dihitung sebanyak n kali dengan:
  • 5. 4 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Karena ( ) untuk , maka ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Selanjutnya, karena ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Maka Dengan demikian teorema terbukti █ Catatan: dari teorema binomial diperoleh ∑ ( ) Subtitusikan x dengan pada (*) dieroleh ∑ ( ) Atau ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Contoh 4.2.1 : Ada beberapa bilangan bulat dari 1 sampai dengan 1000 yang : a. Tidak habis dibagi 3 dan tidak habis dibagi 5 ? b. Tidak habis dibagi 3, 5, atau 7 ? Penyelesaian : Misalnya S = {1, 2, 3, . . . , 1000} dan a1 : sifat habis dibagi 3, a2 : sifat habis dibagi 5, a3 : sifat habis dibagi 7. Yang dinyatakan adalah: a. N(a1 a2)
  • 6. 5 b. N(a1 a2 a3) Jelas bahwa N = | S | = 1000. Selanjutnya kita peroleh, N(a1) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 = | 1000/3 | = 333 N(a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 5 = | 1000/5 | = 200 N(a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 7 = | 1000/7 | = 142 N(a1 a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 5 = | 1000/15 | = 66 N(a1 a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 7 = | 1000/21 | = 47 N(a2 a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 5 dan 7 = | 1000/35 | = 28 N(a1 a2 a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 3, 5 dan 7 = | 1000/105 | = 9 Sehingga dengan prinsip inklusi-eksklusi, diperoleh : (a) N (a1 a2 ) = N - N(a1 ) - N(a2) + N(a1 a2) = 1000 – 333 – 200 + 66 = 533 (b) N (a1 a2 a3)= N - N(a1 ) - N(a2) - N(a3) + N(a1 a2) + N(a1 a3) + N(a2 a3) + N(a1 a2 a3) = 1000 – 333 – 200 – 142 + 86 + 47 + 28 – 9 = 457 █ CONTOH 4.2.2 : Sebanyak n bola yang berbeda ditempatkan ke dalam k kotak yang berbeda. Berapakah peluang bahwa tidak terdapat kotak yang kosong? Penyelesaian : Misal S adalah himpunan semua kejadian (pendistribusian) yang mungkin. Ei adalah kejadian bahwa kotak ke I kosong dan ai adalah sifat bahwa kejadian Ei
  • 7. 6 muncul. Dalam hal ini I ϵ {1,2,3,…,k}. Kita peroleh N = |S| = kn ; … dan seterusnya. Selanjutnya terdapat ( ) cara memilih sifat ai ; ( ) cara memilih sifat ai dan aj ; ( ) cara memilih sifat ai, aj, dan ak dan seterusnya. Sehingga banyaknya cara menempatkan (mendistribusikan) n bola ke dalam n kotak sedemikian sehingga tidak ada kotak yang kosong adalah : N(a’1 a’2 … a’k) = kn - ( ) n + ( ) n + … + (-1)k ( ) n = ∑ i ( ) n Dengan demikian, peluang tidak ada kotak kosong adalah = k-n ∑ i ( ) n = ∑ i ( ) n █ Contoh 4.2.3 : Gunakan prinsip inklusi-eksklusi untuk menentukan banyaknya solusi bulat dari persamaan berikut : x1 + x2 + x3 = 20, 0 ≤ xi ≤ 5, for all i ϵ {1,2,3} Penyelesaian : Misalkan S adalah himpunan semua solusi bulat dari persamaan x1 + x2 + x3 = 20, 0 ≤ xi ≤ 5, for all i ϵ {1,2,3}. Maka dapat ditunjukkan bahwa N = |S| = ( )= ( ) (lihat contoh 2.3.5 bab 2) Untuk setiap I ϵ {1,2,3}, misalkan ai menyatakan sifat xi ≥ 6. Sehingga, N (a1) = Banyaknya anggota S yang mempunyai a1 = Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 20, dengan x1 ≥ 6, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat x1 - 6 + x2 + x3 = 14, dengan x1 - 6 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 14, dengan x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0 = ( ) ( ) Dengan cara yang sama diperoleh nilai N (a3) =( ) Selanjutnya,
  • 8. 7 N (a1a2) = Banyak anggota S yang memiliki sifat a1 dan a2 = Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 20, x1 ≥ 6, x2 ≥ 6, x3 ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat x1 - 6 + x2 - 6 + x3 = 8, x1 - 6 ≥ 6, x2 - 6 ≥ 6, x3 ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat x’1 + x’2 + x3 = 8, x’1 ≥ 0, x’2 ≥ 0, x3 ≥ 0 = ( ) ( ) Dengan cara yang sama diperoleh N(a1a3) = N(a1 dan a3) = ( ). N (a1a2a3) = Banyaknya anggota S dengan sifat a1, a2, dan a3 = Banyaknya solusi bulat x1 + x2 + x3 = 20, x1 ≥ 6, x2 ≥ 6, x3 ≥ 6 = Banyaknya solusi bulat x1 - 6 + x2 - 6 + x3 - 6 = 2, x1 - 6 ≥ 6, x2 - 6 ≥ 0, x3 – 6 ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat x’1 + x’2 + x’3 = 2, x’1 ≥ 0, x’2 ≥ 0, x’3 ≥ 0 = ( ) ( ) Menurut prinsip inklusi-eksklusi, diperoleh : N(a’1a’2a’3) = N – N(a1) – N(a2) – N(a3) + N(a1a2) + N(a1a3) + N(a2a3) – N(a1a2a3) = ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) = ( ) ( ) ( ) ( ) Jadi banyak solusi bulat dari persamaan x1 + x2 + x3 = 20, 0 ≤ xi ≤ 5, for all i ϵ {1,2,3} adalah : ( ) ( ) ( ) ( ) █ 3. Banyak Objek Memiliki Tepat m Sifat Seperti sebelumnya, mislakan S adalah himpunan N objek, dan a1, a2, ..., ar adalah sifat-sifat dari objek-objek yang terdapat di dalam S. Adakalanya kita ingin mengetahui banyaknya objek di S yang memiliki tepat m sifat. kita akan lambangkan dengan em bnyaknya objek S yang memiliki tapat m r sifat. selanjutnya, untuk t 1; kita definisikan sebagai St= ∑
  • 9. 8 dimana "sigma" mencakup semua kemungkinan memilih t sifat ai1,ai2,...,ait dari r sifat yang ada. hubungan em dengan sm dapat dilihat di teorama berikut. Teorema 4.3.1: Misalkan a1, a2, ...., ar adalah sifat-sifat yang mungkin dimiliki oleh suatu obyek di himpunan S, maka banyak obyek S yang memiliki tepat m ≤ r sifat adalah: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Bukti: Untuk membuktikan Teorema 1, cukup ditunjukkan bahwa: a. Setiap obyek S yang memiliki kurang dari m sifat, tidak dihitung dalam menghitung ruas kiri maupun ruas kanan. b. Setiap obyek S yang memiliki tepat m sifat, dihitung tepat satu kali dalam menghitung ruas kiri dan ruas kanan. c. Setiap obyek S yang memiliki lebih dari m sifat, dihitung nol kali dalam menghitung ruas kiri dan ruas kanan. Pandang sebuah obyek sebarang di S, misalnya obyek x. Kita tinjau tiga kasus: Pertama: Obyek x memiliki kurang dari m sifat Kedua: Obyek x memiliki tepat m sifat Ketiga: Obyek x memiliki lebih dari m sifat. Kasus I: Jika obyek x memiliki kurang dari m sifat, maka jelas x tidak dihitung dalam menghitung em dan tidak dihitung dalam menghitung setiap suku ruas kanan. Kasus II: Jika obyek x memiliki tepat m sifat maka x dihitung tepat satu kali dalam menghitung em. Selanjutnya, karena obyek x dihitung sekali dalam menghitung sm; dihitung nol kali dalam menghitung sm+k, untuk k ≥ 1, maka obyek x dihitung tepat satu kali dalam menghitung ruas kanan.
  • 10. 9 Kasus III: Jika obyek x memiliki lebih dari m sifat, katakan (m+j) sifat, jelas obyek x tidak dihitung dalam menghitung em dan akan ditunjukkan bahwa obyek ini dihitung sebanyak nol kali dalam menghitung ruas kanan. Perhatikan bahwa obyek x dihitung sebanyak:  ( ) kali dalam menghitung sm  ( ) kali dalam menghitung sm+1  ( ) kali dalam menghitung sm+2  ( ) kali dalam menghitung Sm+3, dan seterusnya. Secara umum, obyek x dihitung sebanyak: ( ) dalam menghitung sm+p, (untuk p ≤ j). Sedangkan untuk p ≥ j, obyek x tidak dihitung lagi dalam menghitung sm+p, karena sudah dimisalkan bahwaobyek x memiliki m + j sifat. Dengan demikian, dalam menghitung ruas kanan (1.1) obyek x dihitung sebanyak: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) + (-1)p ( ) ( ) ( ) ( ) (4.3.2) Perhatikan: ( ) ( ) ( ) ( ) diperoleh,
  • 11. 10 ( ) ( ) ( ) ( ) Sehingga, bentuk (4.3.2) dapat ditulis ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) yang sama dengan ( ) {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} (4.3.3) Karena, {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} = 0 Maka bentuk (4.3.3) sama dengan nol. Dengan demikian teorema terbukti █ Contoh 4.3.1 Sebanyak n pasangan suami istri hadir dalam suatu pesta dansa. Dansa dilakukan serentak dan seorang pria hanya berdansa dengan seorang wanita. a. Berapakah peluang terdapat tepat satu pasang suami istri berdansa dalam pesta dansa tersebut? b. Berapakah peluang terdapat tepat tiga pasang suami istri berdansa bersama dalam pesta dansa tersebut? Penyelesaian : Misalkan S adalah himpunan semua pasangan dansa yang mungkin, dan aᵢ menyatakan sifat dimana suami ke i berpasangan dengan istrinya, 1 i n. Karena terdapat n pasang suami istri, maka N =|S| = n!. Selanjutnya kita peroleh: N(aᵢ) = banyaknya pasangan yang mungkin dimana pasangan ke i adalah pasangan suami istri. = banyaknya permutasi (n-1) elemen = (n-1)! Begitu pula, N(aᵢaj) = banyaknya pasangan yang mungkin dimana pasangan ke i dan j adalah pasangan suami istri. = banyaknya permutasi (n-2) elemen = (n-2)!
  • 12. 11 Secara umum diperoleh N(aᵢ₁, a₁₂, aᵢ₂, ..., aᵢk) = (n-k)! Karena ada ( ) cara memilih k sifat dari n sifat yang ada, maka: = ∑ ₁ ₁₂ ₂ = ( ) a.) Dari teorema 4.3.1 (r=n, m=1), diperoleh: = - ( ) ( ) ... ( ) = ( ) ( )( ) ( )( ) = = n! [1- + - ... ] b.) Dari teorema 4.3.1 (r=n, m=3), diperoleh: = - ( ) ( ) ... ( ) = ( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) = = [1- + - ... ] Dengan demikian peluang terdapat tepat tiga pasang suami istri berdansa bersama adalah: ₃ * + █ 4. Banyak Obyek yang Memiliki Sifat Sebanyak Genap atau Ganjil Pada bagian ini, kita akan membahas obyek-obyek dari S yang banyak sifatnya adalah genap ataupun ganjil. Untuk menjawab pertanyaan “Berapa banyak obyek di S yang banyak sifatnya adalah genap?” atau “Berapa banyak obyek dari S yang banyak sifatnya adalah ganjil?”, maka dapat digunakan teorema berikut: Teorema 4.4.1 Jika di dalam himpunan S terdapat r sifat, maka banyaknya obyek S yang memiliki sifat sebanyak bilangan genap adalah:
  • 13. 12 [ ∑ ] dan banyaknya obyek S yang memiliki sifat sebanyak bilangan ganjil adalah: [ ∑ ] Bukti: Misalkan, ∑ adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan . Dari Teorema 1 diperoleh: [ ] [ ( ) ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ( ) ] Ekuivalen dengan [ ] [ ( ) ] * ( ) ( ) ( ) + * ( ) ( ) ( ) + Sehingga, ∑ Dengan demikian { ∑ ∑
  • 14. 13 ∑ [ ] [ ∑ ] dan ∑ [ ] [ ∑ ] █ Rujukan Utama: Budayasa, K. 2008. Matematika Diskrit. Surabaya: Unesa University Press.
  • 15. 14 SOAL & SOLUSINYA 1. Tentukan banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai dengan 10000 yang tidak habis dibagi 4, 6, 7 atau 10. Solusi: Misalkan : S = {1,2,3,…,10000} a1 : sifat habis dibagi 4 a2 : sifat habis dibagi 6 a3 : sifat habis dibagi 7 a4 : sifat habis dibagi 10 Yang ditanyakan adalah N(a1 ’ a2 ’ a3 ’ a4 ’ ) N = | | = 10000 N(a1) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 = ⌊ ⌋ = 2500 N(a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6 = ⌊ ⌋ = 1666 N(a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 7 = ⌊ ⌋ = 1428 N(a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 10 = ⌊ ⌋ = 1000 N(a1a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 6 = ⌊ ⌋ = 833 N(a1a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 7 = ⌊ ⌋ = 357 N(a1a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 10 = ⌊ ⌋ = 500 N(a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6 dan 7 = ⌊ ⌋ = 238 N(a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6 dan 10 = ⌊ ⌋ = 333 N(a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 7 dan 10
  • 16. 15 = ⌊ ⌋ = 142 N(a1a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 6 dan 7 = ⌊ ⌋ = 119 N(a1a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 6 dan 10 = ⌊ ⌋ = 166 N(a1a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 7 dan 10 = ⌊ ⌋ = 71 N(a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 6, 7 dan 10 = ⌊ ⌋ = 47 N(a1a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 6, 7 dan 10 = ⌊ ⌋ = 23 Dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh: N(a1 ’ a2 ’ a3 ’ a4 ’ ) = 10000 – (2500+1666+1428+1000) + (833+357+500+238+333+142) – (119+166+71+47) + 23 = 10000 – 6594 + 2403 – 403 + 23 = 5429 Jadi bilangan bulat dari 1 sampai dengan 10000 yang tidak habis dibagi 4, 6, 7 atau 10 adalah sebanyak 5429. 2. Tentukan banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai dengan 1000000 yang tidak habis dibagi bilangan kuadrat sempurna < 20 atau bilangan cacah pangkat tiga < 30. Solusi: Misalkan : S = {1,2,3,…,1000000} a1 : sifat habis dibagi 4 a2 : sifat habis dibagi 9 a3 : sifat habis dibagi 16 a4 : sifat habis dibagi 8 a5 : sifat habis dibagi 27 Yang ditanyakan adalah N(a1 ’ a2 ’ a3 ’ a4 ’ a5 ’ ) N = | | = 1000000 N(a1) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4
  • 17. 16 = ⌊ ⌋ = 250000 N(a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9 = ⌊ ⌋ = 111111 N(a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16 = ⌊ ⌋ = 62500 N(a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 8 = ⌊ ⌋ = 125000 N(a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 27 = ⌊ ⌋ = 37037 N(a1a2) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 9 = ⌊ ⌋ = 27777 N(a1a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 16 = ⌊ ⌋ = 62500 N(a1a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 8 = ⌊ ⌋ = 125000 N(a1a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4 dan 27 = ⌊ ⌋ = 9259 N(a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9 dan 16 = ⌊ ⌋ = 6944 N(a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9 dan 8 = ⌊ ⌋ = 13888 N(a2a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9 dan 27 = ⌊ ⌋ = 37037 N(a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16 dan 8 = ⌊ ⌋ = 62500 N(a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 N(a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 4629 N(a1a2a3) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9 dan 16 = ⌊ ⌋ = 6944
  • 18. 17 N(a1a2a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9 dan 8 = ⌊ ⌋ = 13888 N(a1a2a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9 dan 27 = ⌊ ⌋ = 9259 N(a1a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 16 dan 8 = ⌊ ⌋ = 62500 N(a1a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 16 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 N(a1a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 4629 N(a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 16 dan 8 = ⌊ ⌋ = 6944 N(a2a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 16 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 N(a2a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 4629 N(a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 16, 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 N(a1a2a3a4) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 16 dan 8 = ⌊ ⌋ = 6944 N(a1a2a3a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 16 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 N(a1a2a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 4629 N(a1a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 16, 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 N(a2a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 9, 16, 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 N(a1a2a3a4a5) = banyaknya anggota S yang habis dibagi 4, 9, 16, 8 dan 27 = ⌊ ⌋ = 2314 Dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh:
  • 19. 18 N(a1 ’ a2 ’ a3 ’ a4 ’ a5 ’ ) = 1000000 – (250000+111111+62500+125000+37037) + (27777+62500+125000+9259+6944+13888+37037+62500+2314 +4629) – (6944+13888+9259+62500+2314+4629+6944+2314 +4629+2314) + (6944+2314+4629+2314+2314) – 2314 = 1000000 – 585648 + 351848 – 115735 + 18515 – 2314 = 666666 Jadi bilangan bulat dari 1 sampai dengan 10000 yang tidak habis dibagi bilangan kuadrat sempurna < 20 atau bilangan cacah pangkat tiga < 30 adalah sebanyak 666666. 3. Tentukan banyaknya permutasi dari { 1, 2, 3, 4, 5, 6} sedemikian hingga pola-pola “124” dan “35” tidak muncul. Peny : Misal S = ( Permutasi dari { 1, 2, 3, 4, 5, 6}) a1 = sifat muncul “124” a2 = sifat muncul pola “35” N = lSl = 6! = 720 (permutasi dari 6 angka)  N (a1) = banyaknya anggota S yang memuat pola “124” = 4! = 24 (“124” dihitung 1)  N (a2) = banyaknya anggota S yang memuat pola “35” = 5! = 120 (“35” dihitung 1)  N (a1a2) = banyaknya anggota S yang memuat pola “124” dan “35” = 3! = 6 (“124” dan “35” masing-masing dihitung 1) Jadi, dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh banyaknya permutasi dari { 1, 2, 3, 4, 5, 6} sedemikian sehingga pola “124” dan “35” tidak muncul adalah: N(a1’a2’) = N – N(a1) – N(a2) + N(a1a2) = 720 – 24 – 120 + 6 = 582 4. Sebuah kata sandi dengan panjang 9 dibentuk dari angka-angka 0, 1 dan 2 sedemikian hingga tiap angka muncul tiga kali dan tiga angka berurutan dalam kata sandi tersebut tidak boleh sama. Ada berapa kata sandi yang dapat dibentuk?
  • 20. 19 Solusi: Misal S = himpunan kata sandi dengan 9-angka yang dapat dibentuk dari angka-angka “0”, “1”, dan “2” a1 = sifat muncul pola “000” a2 = sifat muncul pola “111” a3 = sifat muncul pola “222” N = lSl = = = 1680  N(a1) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000” = = 140  N(a1) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “111” = = 140  N(a1) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “222” = = 140  N(a1a2) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000” dan “111” = = 20  N(a1a3) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000” dan “222” = = 20  N(a2a3) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “111” dan “222” = = 20  N(a1a2a3) = banyaknya anggota S yang mengandung pola “000”, “111”, dan “222” = = 6 Jadi dengan prinsip inklusi-eksklusi diperoleh banyaknya barisan 9-angka sedemikian sehingga tidak ada tiga angka yang berurutan sama adalah : N (a1’a2’a3’) = 1680 – (140+140+140) + (20 +20 + 20) – 6 = 1314 5. Delapan kecelakaan terjadi dalam satu minggu. Dengan prinsip inklusi-ekslusi, hitung probabilitas bahwa terdapat paling sedikit satu kecelakaan tiap hari.
  • 21. 20 Solusi : Misalkan, S : { semua kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi } ai : sifat hari I tidak terjadi kecelakaan, dengan i {sen, sel, rab, kam, jum, sab, ming}  N | |  = Banyak angka S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i. = = 1679616 ∑ ( )  ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i dan hari j. = ∑ ( ) ( )  ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j dan k. = ∑ ( ) ( )  ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j, k dan l. = ∑ ( ) ( )  ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j, k, l dan m. = ∑ ( ) ( )  ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j, k, l, m dan n. = ∑ ( ) ( )
  • 22. 21  ( ) = Banyak anggota S dengan tidak ada kecelakaan pada hari i, j, k, l, m, n dan o. = ∑ ( ) ( ) Jadi banyaknya kemungkinan kecelakaan terdapat paling sedikit satu kecelakaan tiap harinya. ( ) = 5764801 – 11757312 + 8203125 – 2293760 + 229635 – 5376 + 7 – 0 = 141120 Dengan demikian : ( ) ( ) 6. Untuk suatu bilangan cacah n. banyaknya solusi bulat dari persamaan X1 + X2 +…. XK = n , X¡ ≥ 0 , ί {1,2,…….K} adalah ( ) Gunakan prinsip inklusi – esklusif untuk menentukan banyaknya solusi bulat dari persamaan berikut: (a). X1 + X2 + X3 = 16, 0 ≤ Xί ≤ 7 ί {1,2,3} Solusi : Misalkan S = { Solusi bulat dari persamaan X1 + X2 + X3 = 16, Xί ≥ 0 ί {1,2,3}} a1 = Sifat X1 ≥ 8 a2 = Sifat X2 ≥ 8 a3 = Sifat X3 ≥ 8 N = |S| = ( ) = ( ) = 153 N (a1) = Banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 = 16 X1 ≥ 8, X2 ≥ 0, X3 ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat dari : (X1 – 8) + X2 + X3 = 8
  • 23. 22 X1 – 8 ≥ 0 , X2 ≥ 0, X3 ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat dari : Xl 1 + X2 + X3 = 8 X1 ≥ 8, X2 ≥ 0, X3 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 45 Analogi N (a2) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 ≥ 16 X1 ≥ 0, X2 ≥ 8, X3 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 45 N (a3) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 ≥ 16 X1 ≥ 0, X2 ≥ 0, X3 ≥ 8 = ( ) = ( ) = 45 N (a1a2) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 = 16 X1 ≥ 8, X2 ≥ 8, X3 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat dari : X1 – 8+ X2 – 8 + X3 = 0 X1 – 8 ≥ 0, X2 – 8 ≥ 0, X3 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat dari : X1 l + X2 l + X3 ≥ 0 X1 l ≥ 0, X2 l ≥ 0, X3 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 1 Analogi N (a1a3) = ( ) = ( ) = 1 N (a2a3) = ( ) = ( ) = 1 N (a1a2a3) = banyaknya solusi bulat dari : X1 + X2 + X3 = 16 X1 ≥ 8, X2 ≥ 8, X3 ≥ 8 = banyaknya solusi bulat dari : X1 – 8 + X2 – 8 + X3 – 8 = - 8 X1 – 8 ≥ 0 ; X2 – 8 ≥ 0 ; X3 – 8 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat dari : X1 l + X2 l + X3 l = -8 X1 l ≥ 0 ; X2 l ≥ 0 ; X3 l ≥ 0 = 0
  • 24. 23 Jadi dengan prinsip inklusi – ekslusi diperoleh banyaknya solusi bulat dari persamaan X1 + X2 + X3 = 16, 0 ≤ X1 ≤ 7 ί {1,2,3} adalah : N (a1a2a3) = N – (N(a1) + N (a2) + N(a3)) + (N(a1a2) + N(a1a3) + N(a2a3)) – N(a1a2a3) = 153 – ( 45 + 45 + 45 ) + ( 1 + 1 + 1 ) – 0 = 21 (b). X1 + X2 + X3 = 14, 1 ≤ Xί ≤ 7 ί {1,2,3} Misalkan : Xί – 1 = Yί, maka persamaanya menjadi Y1 + Y2 + Y3 = 11, 0 ≤ Y1 ≤ ί {1,2,3} Misalkan S = Himpunan solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11 Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0, Y3 ≥ 0 a1 = Sifat Y1 ≥ 7 a2 = Sifat Y2 ≥ 7 a3 = Sifat Y3 ≥ 7 Maka : N = |S| = ( ) = ( ) = 78  N(a1) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11 Y1 ≥ 7 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat dari : Y1 - 7 + Y2 + Y3 = 4 Y1 - 7 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat dari : Y1 l + Y2 + Y3 = 4 Y1 l ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 15 Analogi  N (a2) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11 Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 7 ; Y3 ≥ 0 N (a2) = ( ) = ( ) = 15 N (a3) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11
  • 25. 24 Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 7 = ( ) = ( ) = 15 N (a1a2) = banyaknya solusi bulat dari : Y1 + Y2 + Y3 = 11 Y1 ≥ 7 ; Y2 ≥ 7 ; Y3 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat dari : Y1 – 7 + Y2 – 7 + Y3 = - 3 Y1-7 ≥ 0 ; Y2 – 7 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat dari : Y1 l + Y2 l + Y3 = - 3 Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 = 0 (Tak mungkin ada bilangan bulat non negatif, jumlahnya negatif) Analogi N (a1a3) = N(a2a3) = N(a1a2a3) = 0 Jadi, dengan prinsip inklusi-ekslusi di peroleh banyaknya solusi bulat dari X1 + X2 + X3 = 14 ; 1 ≤ Xί ≤ 7 ί {1,2,3} adalah: N (a1 l a2 l a3 l ) = N – (N(a1) + N(a2) + N(a3)) + (N(a1a2) + N(a1a3) + N(a2a3)) = 78 – (15 + 15 + 15) + (0 + 0 + 0) – 0 = 33 (c). X1 + X2 + X3 + X4 = 20 ; 1 ≤ X1 ≤ 6 0 ≤ X2 ≤ 7 , 4 ≤ X3 ≤ 2 ≤ X4 ≤ 6 Penyelesaian 0 ≤ X1 l ≤ 5 , 0 ≤ X2 ≤ 7 , 0 ≤ X3 l ≤ 4 , 0 ≤ X4 l ≤ 4 Persamaan menjadi : X1 l + X2 + X3 l + X4 l = 13 ( 2C – 1 – 4 – 2 ) Misal : S himpunan semua solusi bulat dari persamaan X1 l + X2 + X3 l + X4 l = 13 dengan syarat X1 l ≥ 0 , X2 ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 N = |S| = ( ) = ( ) = = 560 a1 = sifat X1 l ≥ 6 a2 = sifat X2 l ≥ 8 a3 = sifat X3 l ≥ 5
  • 26. 25 a4 = sifat X4 l ≥ 5 , maka N(a1) = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 l + X2 + X3 l + X4 l = 13 X1 l ≥ 6 , X2 ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 l – 6 + X2 + X3 l + X4 l = 7 X1 l - 6 ≥ 0 , X2 ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 ll + X2 + X3 l + X4 l = 7 X1 ll ≥ 0 , X2 ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = ( ) = ( ) = 120 N(a2) = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 l + X2 + X3 l + X4 l = 13 X1 l ≥ 0 , X2 ≥ 8 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 l + X2 – 6 + X3 l + X4 l = 5 X1 l ≥ 0 , X2 – 8 ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 l + X2 l + X3 l + X4 l = 5 X1 l ≥ 0 , X2 l ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = ( ) = ( ) = 56 N(a3) = ( ) = ( ) = 165 N(a4) = ( ) = ( ) = 165 N(a1a2) = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 l + X2 + X3 l + X4 l = 13 X1 l ≥ 6 , X2 ≥ 8 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 l –6+X2- 8+X3 l + X4 l = - 1 X1 l – 6 ≥ 0 , X2 – 8 ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = Banyaknya solusi bulat persamaan : X1 ll + X2 l + X3 l + X4 l = - 1 X1 ll ≥ 0 , X2 l ≥ 0 , X3 l ≥ 0 , X4 l ≥ 0 = 0 ( Karna tidak mungkin ada yang bilanganya non negatif yang jumlahnya - 1 ) N(a3a4) = ( ) = ( ) = 20 N(a1a2) = ( ) = ( ) = 10
  • 27. 26 N(a1a4) = ( ) = ( ) = 10 N(a3a4) = ( ) = ( ) = 1 , N(a2a4) = = ( ) = ( ) = 1 N(aίaJak) = N – N ( ai ) – N ( aj ) – N ( ak ) + N ( ai aj ) +N ( ai ak ) + N ( aj ak ) – N ( ai aj ak ) Jadi banyaknya solusi bulat dari persamaan (c) adalah : N(a1 l a2 l a3 l a4 l ) = N – (N(a1) + N(a3) + N(a3) + N(a4) + N(a1a2) + N(a1a3) + N(a1a4) + N(a2a3)+N(a2a4) + N(a3a4) – N(aίaJak) + N(a1a2a3a4) = 560– (120+ 56 + 165 + 165 ) + ( 0 + 10 + 10 + 1 + 1 + 20 ) – 0 + 0 = 96 (d). X1 + X2 + X3 + X4 = 28, ί ≤ X1 ≤ 5ί ί {1,2,3,4} Atau : X1+X2+X3+X4 =28; 1≤ X1 ≤ 5 ; 2 ≤ X2 ≤ 10 ; 3 ≤ X3 ≤ 15 ; 4 ≤ X4 ≤ 20 Atau : (X1 – 1) + (X2 – 2) + (X3 – 3) + (X4 – 4) = 18 ; 0 ≤ X1 – 1 ≤ 4 ; 0 ≤ X2 – 2 ≤ 8 ; 0 ≤ X3 – 3 ≤ 12 ; 0 ≤ X4 – 4 ≤ 16 Atau : Y1+Y2+Y3+Y4 =18 ; 0≤Y1≤ 4 ; 0≤Y2 ≤8 ; 0 ≤ Y3 ≤ 12 ; 0 ≤ Y4 ≤ 16 Misalkan S = {Solusi bulat dari persamaan Y1 + Y2 + Y3 + Y4 =18, 0 ≤ Yί ί {1,2,3,4}} a1 = sifat Y1 ≥ 5 a2 = sifat Y2 ≥ 9 a3 = sifat Y3 ≥ 13 a4 = sifat Y4 ≥ 17 Maka N = |S| = ( ) = ( ) = 1330 N(a1) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ; Y1 ≥ 5 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ; Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 6 ; Y3 ≥ 0; Y4 ≥ 0
  • 28. 27 = banyaknya solusi bulat : Y’ 1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 Y1 l ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 560 N(a2) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ; Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 9 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 220 N(a3) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 9 ; Y3 ≥ 13 ; Y4 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 56 N(a4) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 Y1 ≥ 0 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 17 = ( ) = ( ) = 4 N(a1a2) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 Y1 ≥ 5 ; Y2 ≥ 9 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat : (Y1 – 5) + (Y2 – 9) + Y3 + Y4 = 4 Y1 – 5 ≥ 0 ; Y2 – 9 ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0 = banyaknya solusi bulat : Y1 l + Y2 l + Y3 + Y4 = 4 Y1 l ≥ 0 ; Y2 l ≥ 0 ; Y3 ≥ 0 ; Y4 ≥ 0 = ( ) = ( ) = 35 N(a1a3) = banyaknya solusi bulat : Y1 + Y2 + Y3 + Y4 = 18 ; Y1 ≥ 5 ; Y2 ≥ 0 ; Y3 ≥ 13 ; Y4 ≥ 0 = ( ) = 1 N(a1a4) = 0 ; N(a2a3) = 0 ; N(a2a4) = 0 ; N(a3a4) = 0 ; N(aίaJak) = 0 ί ;J;K ; ί , J , K; {1,2,3,4} N(a1a2a3a4) = 0 Jadi dengan prinsip inklusi- eklusi diperoleh banyaknya solusi bulat dari ; X1 + X2 + X3 + X4 = 28 , ί ≤ X1 ≤ 5ί ; ί ={1,2,3,4} adalah : N(a1 l a2 l a3 l a4 l ) = 1330 – (560 + 220 + 56 + 4) + (35 + 1 + 0 + 0 + 0 + 0) 0 + 0
  • 29. 28 = 526 7. Diketahui { } { } dengan prinsip inklusi-eksklusi tunjukkan bahwa banyaknya fungsi surjektif dari x ke y adalah : ∑ ( ) Solusi : Fungsi surjektif dari x ke y adalah fungsi dimana tidak ada anggota y yang tidak mempunyai pasangan di x. Misalkan, S : { semua fungsi dari x ke y } ai : sifat i y tidak mempunyai pasangan di x maka :  | |  = Banyak fungsi dari x ke y dimana tidak mempunyai pasangan (prapeta) di x = ∑ ( )  ( ) = Banyak fungsi dari x ke y dimana tidak mempunyai pasangan (prapeta) di x = ∑ ( ) ( )  ( ) = Banyak fungsi dari x ke y dimana tidak mempunyai pasangan (prapeta) di x = ∑ ( ) ( )  Banyak fungsi dari x ke y dimana sebanyak (n-1) elemen y tidak mempunyai pasangan (prapeta) di x = ( )
  • 30. 29 ∑ ( )  = Banyak fungsi dari x ke y dimana sebanyak n elemen y tidak mempunyai pasangan (prapeta) di x = ∑ ( ) Jadi dengan prinsip inklusi-ekslusi, banyaknya fungsi surjektif dari x ke y adalah : ∑ ∑ ( ) ∑ ∑ ( ) ( ) ( ) ( ) ∑ ( ) 8. Terdapat 10 pilot dan 5 pesawat terbang dibandara A udara. Kesepuluh pilot tersebut ditugasi oleh atasannya untuk menerbangkan kelima pesawat tersebut bersama-sama kebandara udara B. Ada berapa cara yang mungkin untuk mengelompokkan pilot-pilot tersebut kedalam pesawat ? ( tidak ada pesawat yang kosong ). Penyelesaian : Misalnya : S = {semua cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 buah Pesawat terbeng } ai = sifat pesawatn ke-i tidak mempunyai pilot ,i  { 1,2,3,4,5 } maka :
  • 31. 30 N = IsI = 510 = 9765625 N ( ai ) = banyaknya cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 pesawat pesawat ke-i kosong. = (5 – 1)10 = 410 ∑ (ai)=( )410 =5x410 =5242880 N (ai aj) = banyakknya cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 pesawat pesawat ke-i dan ke-j kosong . = (5 – 10)10 = 310 ∑ (aiaj) = ( ) 310 = 10x 310 =590490 N(aiajak) = banyaknya cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 pesawat pesawat ke i,j,k kosong. = (5 – 3)10 = 210 ∑ iajak) = ( )210 = 10240 N(aiajakal) = (5 – 4)10 = 110 ∑ ( aiajakal) = ( ) x 110 = 5 N (aiajakalam) = ( 5 – 5 ) 10 = 010 N (aiajakalam )= ( ) x 0 = 0 Jadi dengan prinsip inklusi – eksklusi diperoleh banyaknya cara mengelompokkan 10 pilot kedalam 5 pesawat ( tidak ada pesawat yang kosong ) adalah : N (a1’a2’a3’a4’a5’) = N - ∑ (ai) + ∑ (aiaj) - ∑ (aiajak) + ∑ (aiajakal) – N ( a1a2a3a4a5) = 9765625 – 5242880 + 590490 – 10240 + 5 – 0 = 5103000 9. Tentukan banyaknya permutasi dari {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} sedemikian hingga: a. Tidak ada bilangan ganjil menempati tempatnya semula b. Terdapat tepat tiga bilangan menempati tempatnya semula c. Terdapat tepat 6 bilangan menempati tempatnya semula
  • 32. 31 Solusi : a. Tidak ada bilangan ganjil menempati tempatnya semula Penyelesaian : Misalkan : S = {semua permutasi dari {1,2,3,…,10}} sifat bilangan ganjil ke – i menempati tempatnya semula , { } Maka : | |  banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i menempati tempatnya semula ∑ ( )  ( ) banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i dank e – j menempati tempat semula. ∑ ( ) ( )  ( ) banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i, ke – j dan ke – k menempati tempat semula. ∑ ( ) ( )  ( ) banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i, ke – j, ke – kdan ke – l menempati tempat semula. ∑ ( ) ( )  ( ) = banyaknya permutasi di S dimana bilangan ganjil ke – i, ke – j, ke – k , ke – l , dan ke – m menempati tempatnya semula.
  • 33. 32 ∑ ( ) ( ) Jadi dengan prinsip inklusi eksklusi diperoleh banyaknya permutasi {1,2,3,…,10} sedemikian sehingga tidak ada bilangan ganjil menempati posisinya semula, yaitu : ( ) ∑ ∑ ( ) ∑ ( ) ∑ ( ) ∑ ( ) b. Terdapat tepat tiga bilangan menempati tempatnya semula. Penyelesaian Dari teorema 3.3.1 ∑ ( ) ∑ Misalkan S = { semua permutasi dari {1,2,3,…,10} = banyaknya permutasi di S sedemikian sehingga bilangan i menempati tempatnya semula ; i = {1,2,3,…,10} = (10 – 1)! ∑ ( ) = banyakya permutasi di S bilangan i dan j menempati tempat semula = (10 – 2)! ∑ ( ) ( ) ∑ ( ) ( ) ∑ ( ) ( ) ∑ ( ) ( ) ∑
  • 34. 33 ∑ ∑ ( ) = 222480 c. Terdapat 6 bilangan menempati tempatnya semula ,dari bagian (b) diteruskan diperoleh : N(ai1,ai1 ,…ai6) = (10-6) = 4! ∑ = ( ) = SG ( ) = ( 10-(6+p))! = (4-p) ! S6+p = ∑ ( ) = ( 4 - p)! Jadi = ∑ ( ) ( )( 4 - p)! = ∑ . . ( 4 – p) ! = ∑ = ) = 1050 10. Hitunglah banyaknya permutasi dari { } sedemikian hingga terdapat tepat k bilangan menempati tempatnya semula. Solusi: Dari teorema 3.3.1 ∑ ( ) , dimana ∑ Misal { { }} = sifat bilangan i menempati tempatnya semula { } = banyaknya permutasi di S bilangan i menempati tempat semula, { }
  • 35. 34 = (n – 1)! ∑ ( ) = banyaknya permutasi di S bilangan i dan j menempati tempat semula, { } = (n – 2)! ∑ ( ) ( ) ∑ = banyaknya permutasi di S bilangan i1, 12, 13,…, ik menempati tempat semula = (n – k)! ∑ ( ) Secara analogi diperoleh: ∑ ( ) ( ) ∑ ( ) ( ) ∑ ( ) ∑ ( ) ∑ ∑ ∑