1. Oleh :
Nama : Vlorensya Sapan
NIM : PO713251151150
Kelas : II.C
2. TOKSIKOLOGI
Kata racun ”toxic” berasal dari
bahasa Yunani, yaitu dari akar kata
tox, dimana dalam bahasa Yunani
berarti panah.
3. Toksikologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari segala hal yang berkaitan
dengan zat-zat kimia (racun), tidak
hanya berkaitan dengan sifat-sifat zat
kimia saja namun juga mempelajari
bagaimana pengaruh zat kimia tersebut
di dalam tubuh atau dikenal dengan
istilah xenobiotik (xeno = asing).
5. Self
poisoning
Pada keadaan ini pasien
memakan obat dengan
dosis yang berlebih
tetapi dengan
pengetahuan bahwa
dosis ini tak
membahayakan. Pasien
tidak bermaksud bunuh
diri tetapi hanya untuk
mencari perhatian saja.
Attempted
Suicide
Pada keadaan ini
pasien bermaksud
untuk bunuh diri,
bisa berakhir
dengan kematian
atau pasien dapat
sembuh bila salah
tafsir dengan dosis
yang dipakai.
Accidental
poisoning
Keracunan yang
merapukan
kecelakaan, tanpa
adanya faktor
kesengajaan
Homicidal
poisoning
Keracunan akibat
tindakan kriminal
yaitu seseorang
dengan sengaja
meracuni orang
lain.
Toksikologi berdasarkan cara terjadinya
6. • Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah pajanan.
Gejala dapat timbul secara akut setalah pemajanan berkali-kali dalam dosis
relative kecil, ciri khasnya adalah zat penyebab diekskresikan 24 jam lebih
lama dan waktu paruh lebih panjang sehingga terjadi akumulasi.
Keracunan kronik
• Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering
mengenai banyak orang (pada keracunan dapat mengenai
seluruh keluarga atau penduduk sekampung ) gejalanya
seperti sindrom penyakit muntah, diare, konvulsi dan koma.
Keracunan akut
Toksikologi berdasarkan Mula waktu
terjadi
7. Toksikologi berdasarkan alat
tubuh yang terkena
• Pada jenis ini, keracunan
digolongkan berdasarkan orang
yang terkena contohnya racun hati,
racun ginjal, dan racun jantung.
Toksikologi berdasarkan jenis
bahan kimia
• Golongan bahan kimia tertentu
biasanya memperlihatkan sifat
toksis yang sama, biasanya
golongan alcohol, fenol, logam
berat, organoklorin dan
sebagainya.
8. •Uji toksisitas untuk mendapat informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia dan lingkunganToksikologi Deskriptif
•Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada
organisme hidupToksikologi Mekanistik
•Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk dipakai
sebagai tujuan terapiToksikologi Regulatif
•Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat penderita
yang keracunan dan menemukan cara baru dalam penanggulangannyaToksikologi Klinik
•Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan kimia
berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksaan postmortemToksikologi Forensik
•Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja
dalam proses pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun penggunaannyaToksikologi Kerja
•Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan
lingkunganToksikologi Lingkungan
Ruang lingkup toksikologi
9. 1. Racun yang tertelan atau tercerna
2. Keracunan korosif, yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi
produk alkalin ( Lye, pembersih kering, pembersih toilet, deterjen non fosfat ) dan
produk asam (pembersih toilet, pembersih logam, pembersih kolam renang, dan
penghilang karat).
3. Keracunan melalui inhalasi yaitu keracunan yang disebabkan oleh gas (karbon
monoksida, korbon dioksida, dan hydrogen sulfide).
4. Keracunan kontaminasi kulit (luka bakar kimiawi)
5. Keracunan melalui tusukan yang terdiri dari sengatan serangga seperti tawon dan
kalajengking dan gigitan ular.
6. Keracunan makanan, yaitu keracunan yang disebabkan oleh perubahan kimia
(fermentasi) dan pembusukkan Karena kerja bakteri daging busuk pada bahan makanan
misalnya ubi ketela yang mengandung asam sianida, jengkol, dan racun pada udang
maupuin kepiting.
7. Penyalahgunaan zat yang terdiri dari penyalahgunaan obat stimulan (Amphetamin),
depresan (barbiturat), atau halusinogen (morfin) dan penyalahgunaan alcohol.
Penggolongan keracunan
10. Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif
(asam dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat
pada daerah yang terkena racun.
Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ vital
seperti susunan syaraf pusat, jantung, paru-paru,
ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh sistem
tubuh seperti : narkotik yang menyerang ssp, asam
oksalat menyerang kerja jantung, CO dan sianida
menyerang sistem pernafasan, merkuri menyerang
ginjal.
Cara kerja racun
13. Keracunan bahan kimia korosif asam kuat atau
basa yang tertelan akan segera timbul tanda-
tanda pada bibir dan selaput lendir mulut pada
berwarna keputihan atau kebiruan akibat luka
bakar kimia, timbul rasa panas dan terbakar
pada batang tenggorok sakit dan nyeri pada
lambung yang disertai rasa mual, rasa ingin
muntah dan cairan muntah berwarna coklat
karena bercampuyr dengan darah. Pada bahan
kimia lain seperti baigon atau insektisida lain
akan dijumpai konvulsi atau kejang dan
pengeluaran ludah atau keringat yang berlebihan.
Pada keracunan melalui inhalasi
oleh karena menghirup bahan
kimia oleh gas, uap atau kabut
yang merangsang dan merusak
selaput lender atau pernapasan,
akan timbul gejala rasa pedih dan
panas pada tenggorok batuk kering
dan pada kondisi yang parah akan
disertai dengan sesak nafas dfan
muntah darah.
Pada keracunan yang
disebabkan oleh
sengatan serangga atau
ular dapat dijumpai
gejala dengan adanya
gatal, mailase,odema
laring, bronkospasme
berat, shock, dan
kematian.
Pada keracunan kontaminasi
kulit oleh bahan kimia
karbon disulfide maka akan
nampak kemerahan, timbul
gelembung kecil dan merata
seperti luka bakar oleh air
panas kulit menjadi kering
dan bersisisk dan berpotensi
timbul infeksi sekunder
dermatitis.
Keracunan oleh bahan
makanan seperti jengkol dapat
dijumpai gejala nyeri pada
daerah pinggang, ginjal, dan
pusat konvusi hematuri dan
dalam jumlah sedikit perut
kembung, urine berbau, kadang
muntah dan dalam keadaaan
parah dapat menyebabkan
saluran kemih penuh dengan
asam asam jengkol.
Pada keracunan narkotik
golongan stimulant dapat
dijumpai tremor, bibnir kering,
anoreksi, mual, bibir kering,
agresif halusinasi, insomnia dan
hipertensi, pada gejala depresan
akan dijumpai gejala
depresisehingga terdapat tanda
mudah tertidur.
14. Obat dapat menimbulkan efek yang
tidak diinginkan yang berkaitan
dengan dosis yang diberikan
• Efek yang tidak
berbahaya atau
merugikan.
• Misalnya : Mulut kering
atau sedasi karena
antihistamin.
Side effect
efek samping)
• Efek yang tidak merugikan dan
tidak berbahaya.
• Misalnya : Diare terus menerus,
muntah, gangguan ssp yang
menyebabkan bingung,
kerusakan organ karena
konsumsi obat jangka panjang.
Adverse effect
(efek merugikan) • Efek yang sangat
berbahaya atau
mengancam kehidupan.
• Pemberian obat
dihentikan atau diberikan
terapi supportif atau
antidotumnya
Toxic effect
(efek racun)
15. Keracunan ringan
• Anoreksia
• Rasa takut
• Pupil miyosis
• Nyeri kepala
• Tremor lidah
• Rasa lemah
• Tremor kelopak mata
Keracunan sedang
• Nausea
• Hipersaliva
• Bradikardi
• Muntah-muntah
• Tremor lidah
• Rasa lemah
• Hiperhidrosis
• Kejang / keram perut
• Fasikulasi otot
Keracunan berat
• Diare
• Sesak nafas
• Koma
• Inkontienensia urine
• Sianosos
• Edema paru
• Konvulsi
• Reaksi cahaya (-)
• Inkontinensia feses
• Blockade jantung dan
akhirnya meninggal
Diagnosa keracunan
16. Pencegahan
Absorbsi Toksikan
Rangsang muntah
Pemberian Obat Emetik : Ipekak, Apomorfin
Gastric lavage
Pemberian bahan kimia absorpsi
Pemberian bahan kimia inaktivation
Pembersihan
Whole-bowel irrigation (WBI) : polyethylene glycol
17. Ransang Muntah
Menstimulasi pharynx posterior
Indikasi : keracunan bahan kimia per oral, immediate (< 4 jam)
Kontraindikasi :
• Pasien menelan bahan korosif seperti asam kuat, alkali (drain
cleaners) perforasi lambung dan nekrosis esofagus.
• Pasien koma / pingsan aspirasi pada isi lambung
• Pasien menelan CNS stimulant precipitate convulsion
• Pasien menelan petroleum distillate (kerosin, gastolin, atau
petroleum based liquid furniture polish) pemuntahan
hidrokarbonnya aspirasi bahan kimia pneumonitis.
18. Mekanisme kerja : Bekerja sebagai emetic karena
menyebabkan efek iritasi pada enteric tract dan berefek
pada chemorecepptor trigger zone (CTZ) pada area
postrema medulla.
Indikasi : Pasien harus sadar dan menelan racun < 60
menit
Dosis : - Dosis anak 6 bln - 12 th : 15 ml
- Dosis anak > 12th -dewasa : 30 ml
Perhatian : Emesis tidak boleh diberikan dlm kondisi
lambung kosong jd harus dikasih minum air
Pemberian obat emetik
(IPECAC)
19. Cara : Memasukkan nasogastrik tube (NGT) ke lambung
mengalirkan air / air hangat / susu / cairan normal salin (NS), atau
setengah normal salin lewat nasogastrik tube untuk membuang
racun yang belum terserap
Indikasi : Pada pasien sadar, menelan bahan berbahaya
dalam waktu < 60 menit
Kontra indikasi : Tidak boleh diberikan rutin dalam managemen
pasien keracunan
Gastric lavage