SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Oleh :
Nama : Vlorensya Sapan
NIM : PO713251151150
Kelas : II.C
TOKSIKOLOGI
Kata racun ”toxic” berasal dari
bahasa Yunani, yaitu dari akar kata
tox, dimana dalam bahasa Yunani
berarti panah.
Toksikologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari segala hal yang berkaitan
dengan zat-zat kimia (racun), tidak
hanya berkaitan dengan sifat-sifat zat
kimia saja namun juga mempelajari
bagaimana pengaruh zat kimia tersebut
di dalam tubuh atau dikenal dengan
istilah xenobiotik (xeno = asing).
Klasifikasi
Toksikologi
Cara
terjadinya
Organ
tubuh yang
terkena
Jenis bahan
kimia
Mula waktu
terjadi
Self
poisoning
Pada keadaan ini pasien
memakan obat dengan
dosis yang berlebih
tetapi dengan
pengetahuan bahwa
dosis ini tak
membahayakan. Pasien
tidak bermaksud bunuh
diri tetapi hanya untuk
mencari perhatian saja.
Attempted
Suicide
Pada keadaan ini
pasien bermaksud
untuk bunuh diri,
bisa berakhir
dengan kematian
atau pasien dapat
sembuh bila salah
tafsir dengan dosis
yang dipakai.
Accidental
poisoning
Keracunan yang
merapukan
kecelakaan, tanpa
adanya faktor
kesengajaan
Homicidal
poisoning
Keracunan akibat
tindakan kriminal
yaitu seseorang
dengan sengaja
meracuni orang
lain.
Toksikologi berdasarkan cara terjadinya
• Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah pajanan.
Gejala dapat timbul secara akut setalah pemajanan berkali-kali dalam dosis
relative kecil, ciri khasnya adalah zat penyebab diekskresikan 24 jam lebih
lama dan waktu paruh lebih panjang sehingga terjadi akumulasi.
Keracunan kronik
• Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering
mengenai banyak orang (pada keracunan dapat mengenai
seluruh keluarga atau penduduk sekampung ) gejalanya
seperti sindrom penyakit muntah, diare, konvulsi dan koma.
Keracunan akut
Toksikologi berdasarkan Mula waktu
terjadi
Toksikologi berdasarkan alat
tubuh yang terkena
• Pada jenis ini, keracunan
digolongkan berdasarkan orang
yang terkena contohnya racun hati,
racun ginjal, dan racun jantung.
Toksikologi berdasarkan jenis
bahan kimia
• Golongan bahan kimia tertentu
biasanya memperlihatkan sifat
toksis yang sama, biasanya
golongan alcohol, fenol, logam
berat, organoklorin dan
sebagainya.
•Uji toksisitas untuk mendapat informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia dan lingkunganToksikologi Deskriptif
•Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada
organisme hidupToksikologi Mekanistik
•Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk dipakai
sebagai tujuan terapiToksikologi Regulatif
•Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat penderita
yang keracunan dan menemukan cara baru dalam penanggulangannyaToksikologi Klinik
•Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan kimia
berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksaan postmortemToksikologi Forensik
•Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja
dalam proses pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun penggunaannyaToksikologi Kerja
•Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan
lingkunganToksikologi Lingkungan
Ruang lingkup toksikologi
1. Racun yang tertelan atau tercerna
2. Keracunan korosif, yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi
produk alkalin ( Lye, pembersih kering, pembersih toilet, deterjen non fosfat ) dan
produk asam (pembersih toilet, pembersih logam, pembersih kolam renang, dan
penghilang karat).
3. Keracunan melalui inhalasi yaitu keracunan yang disebabkan oleh gas (karbon
monoksida, korbon dioksida, dan hydrogen sulfide).
4. Keracunan kontaminasi kulit (luka bakar kimiawi)
5. Keracunan melalui tusukan yang terdiri dari sengatan serangga seperti tawon dan
kalajengking dan gigitan ular.
6. Keracunan makanan, yaitu keracunan yang disebabkan oleh perubahan kimia
(fermentasi) dan pembusukkan Karena kerja bakteri daging busuk pada bahan makanan
misalnya ubi ketela yang mengandung asam sianida, jengkol, dan racun pada udang
maupuin kepiting.
7. Penyalahgunaan zat yang terdiri dari penyalahgunaan obat stimulan (Amphetamin),
depresan (barbiturat), atau halusinogen (morfin) dan penyalahgunaan alcohol.
Penggolongan keracunan
Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif
(asam dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat
pada daerah yang terkena racun.
Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ vital
seperti susunan syaraf pusat, jantung, paru-paru,
ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh sistem
tubuh seperti : narkotik yang menyerang ssp, asam
oksalat menyerang kerja jantung, CO dan sianida
menyerang sistem pernafasan, merkuri menyerang
ginjal.
Cara kerja racun
Phytotoxins
Zootoxins
Bacteriotoxins
Pusing
Sakit
kepala
Sesak
nafas
Iritasi
kulit
Pingsan
Muntah
, dll
Gejala-gejala keracunan
Keracunan bahan kimia korosif asam kuat atau
basa yang tertelan akan segera timbul tanda-
tanda pada bibir dan selaput lendir mulut pada
berwarna keputihan atau kebiruan akibat luka
bakar kimia, timbul rasa panas dan terbakar
pada batang tenggorok sakit dan nyeri pada
lambung yang disertai rasa mual, rasa ingin
muntah dan cairan muntah berwarna coklat
karena bercampuyr dengan darah. Pada bahan
kimia lain seperti baigon atau insektisida lain
akan dijumpai konvulsi atau kejang dan
pengeluaran ludah atau keringat yang berlebihan.
Pada keracunan melalui inhalasi
oleh karena menghirup bahan
kimia oleh gas, uap atau kabut
yang merangsang dan merusak
selaput lender atau pernapasan,
akan timbul gejala rasa pedih dan
panas pada tenggorok batuk kering
dan pada kondisi yang parah akan
disertai dengan sesak nafas dfan
muntah darah.
Pada keracunan yang
disebabkan oleh
sengatan serangga atau
ular dapat dijumpai
gejala dengan adanya
gatal, mailase,odema
laring, bronkospasme
berat, shock, dan
kematian.
Pada keracunan kontaminasi
kulit oleh bahan kimia
karbon disulfide maka akan
nampak kemerahan, timbul
gelembung kecil dan merata
seperti luka bakar oleh air
panas kulit menjadi kering
dan bersisisk dan berpotensi
timbul infeksi sekunder
dermatitis.
Keracunan oleh bahan
makanan seperti jengkol dapat
dijumpai gejala nyeri pada
daerah pinggang, ginjal, dan
pusat konvusi hematuri dan
dalam jumlah sedikit perut
kembung, urine berbau, kadang
muntah dan dalam keadaaan
parah dapat menyebabkan
saluran kemih penuh dengan
asam asam jengkol.
Pada keracunan narkotik
golongan stimulant dapat
dijumpai tremor, bibnir kering,
anoreksi, mual, bibir kering,
agresif halusinasi, insomnia dan
hipertensi, pada gejala depresan
akan dijumpai gejala
depresisehingga terdapat tanda
mudah tertidur.
Obat dapat menimbulkan efek yang
tidak diinginkan yang berkaitan
dengan dosis yang diberikan
• Efek yang tidak
berbahaya atau
merugikan.
• Misalnya : Mulut kering
atau sedasi karena
antihistamin.
Side effect
efek samping)
• Efek yang tidak merugikan dan
tidak berbahaya.
• Misalnya : Diare terus menerus,
muntah, gangguan ssp yang
menyebabkan bingung,
kerusakan organ karena
konsumsi obat jangka panjang.
Adverse effect
(efek merugikan) • Efek yang sangat
berbahaya atau
mengancam kehidupan.
• Pemberian obat
dihentikan atau diberikan
terapi supportif atau
antidotumnya
Toxic effect
(efek racun)
Keracunan ringan
• Anoreksia
• Rasa takut
• Pupil miyosis
• Nyeri kepala
• Tremor lidah
• Rasa lemah
• Tremor kelopak mata
Keracunan sedang
• Nausea
• Hipersaliva
• Bradikardi
• Muntah-muntah
• Tremor lidah
• Rasa lemah
• Hiperhidrosis
• Kejang / keram perut
• Fasikulasi otot
Keracunan berat
• Diare
• Sesak nafas
• Koma
• Inkontienensia urine
• Sianosos
• Edema paru
• Konvulsi
• Reaksi cahaya (-)
• Inkontinensia feses
• Blockade jantung dan
akhirnya meninggal
Diagnosa keracunan
Pencegahan
Absorbsi Toksikan
 Rangsang muntah
 Pemberian Obat Emetik : Ipekak, Apomorfin
 Gastric lavage
 Pemberian bahan kimia absorpsi
 Pemberian bahan kimia inaktivation
 Pembersihan
 Whole-bowel irrigation (WBI) : polyethylene glycol
Ransang Muntah
Menstimulasi pharynx posterior
Indikasi : keracunan bahan kimia per oral, immediate (< 4 jam)
Kontraindikasi :
• Pasien menelan bahan korosif seperti asam kuat, alkali (drain
cleaners)  perforasi lambung dan nekrosis esofagus.
• Pasien koma / pingsan  aspirasi pada isi lambung
• Pasien menelan CNS stimulant  precipitate convulsion
• Pasien menelan petroleum distillate (kerosin, gastolin, atau
petroleum based liquid furniture polish)  pemuntahan
hidrokarbonnya  aspirasi  bahan kimia pneumonitis.
Mekanisme kerja : Bekerja sebagai emetic karena
menyebabkan efek iritasi pada enteric tract dan berefek
pada chemorecepptor trigger zone (CTZ) pada area
postrema medulla.
Indikasi : Pasien harus sadar dan menelan racun < 60
menit
Dosis : - Dosis anak 6 bln - 12 th : 15 ml
- Dosis anak > 12th -dewasa : 30 ml
Perhatian : Emesis tidak boleh diberikan dlm kondisi
lambung kosong jd harus dikasih minum air
Pemberian obat emetik
(IPECAC)
Cara : Memasukkan nasogastrik tube (NGT) ke lambung 
mengalirkan air / air hangat / susu / cairan normal salin (NS), atau
setengah normal salin lewat nasogastrik tube  untuk membuang
racun yang belum terserap
Indikasi : Pada pasien sadar, menelan bahan berbahaya
dalam waktu < 60 menit
Kontra indikasi : Tidak boleh diberikan rutin dalam managemen
pasien keracunan
Gastric lavage
TOKSIKOLOGI PENDEK

More Related Content

What's hot

P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaAsida Gumara
 
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisMelviana94
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananAgnescia Sera
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Asam nukleat
Asam nukleatAsam nukleat
Asam nukleatUmi Dahr
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareInoy Trisnaini
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafDedi Kun
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Agus Candra
 

What's hot (20)

P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
 
PPT NAPZA
PPT NAPZAPPT NAPZA
PPT NAPZA
 
Efek obat
Efek obatEfek obat
Efek obat
 
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Farmakologi(1)
Farmakologi(1)Farmakologi(1)
Farmakologi(1)
 
Fase kerja toksikan
Fase kerja toksikanFase kerja toksikan
Fase kerja toksikan
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
P 4 lap res
P 4 lap resP 4 lap res
P 4 lap res
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Asam nukleat
Asam nukleatAsam nukleat
Asam nukleat
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshare
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Farmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem SarafFarmakologi Sistem Saraf
Farmakologi Sistem Saraf
 
Gugus Fungsi-Tatanama
Gugus Fungsi-TatanamaGugus Fungsi-Tatanama
Gugus Fungsi-Tatanama
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1
 

Similar to TOKSIKOLOGI PENDEK

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaBahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaRasyidRamadhan6
 
manajemen keracunan bahan rumah tangga.pptx
manajemen keracunan bahan rumah tangga.pptxmanajemen keracunan bahan rumah tangga.pptx
manajemen keracunan bahan rumah tangga.pptxAkhwandhafinSiradj
 
AKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAH
AKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAHAKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAH
AKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAHSyafrinaDjuria
 
konsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptxkonsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptxsolemanjufri1
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3sindu_57
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3sindu_57
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3sindu_57
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).pptMATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).pptAgusSudrajat19
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptSaid878643
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIRifqi Nugraha
 

Similar to TOKSIKOLOGI PENDEK (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Toksikologi er-2010f
Toksikologi er-2010fToksikologi er-2010f
Toksikologi er-2010f
 
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaBahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
 
Bab 10 keracunan
Bab 10 keracunanBab 10 keracunan
Bab 10 keracunan
 
KERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptxKERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptx
 
PPT KERACUNAN.ppt
PPT KERACUNAN.pptPPT KERACUNAN.ppt
PPT KERACUNAN.ppt
 
Manajemen Lab.
Manajemen Lab.Manajemen Lab.
Manajemen Lab.
 
manajemen keracunan bahan rumah tangga.pptx
manajemen keracunan bahan rumah tangga.pptxmanajemen keracunan bahan rumah tangga.pptx
manajemen keracunan bahan rumah tangga.pptx
 
AKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAH
AKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAHAKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAH
AKUT ABDOMEN DAN KERACUNAN MATERI KULIAH
 
konsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptxkonsep dasar toksikologi.pptx
konsep dasar toksikologi.pptx
 
8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
 
Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).pptMATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
MATERI 1, PENGERTIAN TOKSIKOLOGI KLINIK, Agus Sudrajat,S.Si,M,T (1).ppt
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
 
Keracunan makanan
Keracunan makananKeracunan makanan
Keracunan makanan
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
 

More from Sapan Nada

Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi HormonSapan Nada
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALSapan Nada
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatSapan Nada
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunSapan Nada
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKSapan Nada
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiSapan Nada
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidSapan Nada
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDSapan Nada
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDSapan Nada
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiSapan Nada
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFSapan Nada
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKSapan Nada
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMASapan Nada
 

More from Sapan Nada (17)

Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan Farmakologi
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

TOKSIKOLOGI PENDEK

  • 1. Oleh : Nama : Vlorensya Sapan NIM : PO713251151150 Kelas : II.C
  • 2. TOKSIKOLOGI Kata racun ”toxic” berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari akar kata tox, dimana dalam bahasa Yunani berarti panah.
  • 3. Toksikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berkaitan dengan zat-zat kimia (racun), tidak hanya berkaitan dengan sifat-sifat zat kimia saja namun juga mempelajari bagaimana pengaruh zat kimia tersebut di dalam tubuh atau dikenal dengan istilah xenobiotik (xeno = asing).
  • 5. Self poisoning Pada keadaan ini pasien memakan obat dengan dosis yang berlebih tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tak membahayakan. Pasien tidak bermaksud bunuh diri tetapi hanya untuk mencari perhatian saja. Attempted Suicide Pada keadaan ini pasien bermaksud untuk bunuh diri, bisa berakhir dengan kematian atau pasien dapat sembuh bila salah tafsir dengan dosis yang dipakai. Accidental poisoning Keracunan yang merapukan kecelakaan, tanpa adanya faktor kesengajaan Homicidal poisoning Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja meracuni orang lain. Toksikologi berdasarkan cara terjadinya
  • 6. • Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah pajanan. Gejala dapat timbul secara akut setalah pemajanan berkali-kali dalam dosis relative kecil, ciri khasnya adalah zat penyebab diekskresikan 24 jam lebih lama dan waktu paruh lebih panjang sehingga terjadi akumulasi. Keracunan kronik • Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering mengenai banyak orang (pada keracunan dapat mengenai seluruh keluarga atau penduduk sekampung ) gejalanya seperti sindrom penyakit muntah, diare, konvulsi dan koma. Keracunan akut Toksikologi berdasarkan Mula waktu terjadi
  • 7. Toksikologi berdasarkan alat tubuh yang terkena • Pada jenis ini, keracunan digolongkan berdasarkan orang yang terkena contohnya racun hati, racun ginjal, dan racun jantung. Toksikologi berdasarkan jenis bahan kimia • Golongan bahan kimia tertentu biasanya memperlihatkan sifat toksis yang sama, biasanya golongan alcohol, fenol, logam berat, organoklorin dan sebagainya.
  • 8. •Uji toksisitas untuk mendapat informasi yang digunakan untuk mengevaluasi resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia dan lingkunganToksikologi Deskriptif •Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada organisme hidupToksikologi Mekanistik •Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk dipakai sebagai tujuan terapiToksikologi Regulatif •Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat penderita yang keracunan dan menemukan cara baru dalam penanggulangannyaToksikologi Klinik •Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan kimia berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksaan postmortemToksikologi Forensik •Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja dalam proses pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun penggunaannyaToksikologi Kerja •Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan lingkunganToksikologi Lingkungan Ruang lingkup toksikologi
  • 9. 1. Racun yang tertelan atau tercerna 2. Keracunan korosif, yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi produk alkalin ( Lye, pembersih kering, pembersih toilet, deterjen non fosfat ) dan produk asam (pembersih toilet, pembersih logam, pembersih kolam renang, dan penghilang karat). 3. Keracunan melalui inhalasi yaitu keracunan yang disebabkan oleh gas (karbon monoksida, korbon dioksida, dan hydrogen sulfide). 4. Keracunan kontaminasi kulit (luka bakar kimiawi) 5. Keracunan melalui tusukan yang terdiri dari sengatan serangga seperti tawon dan kalajengking dan gigitan ular. 6. Keracunan makanan, yaitu keracunan yang disebabkan oleh perubahan kimia (fermentasi) dan pembusukkan Karena kerja bakteri daging busuk pada bahan makanan misalnya ubi ketela yang mengandung asam sianida, jengkol, dan racun pada udang maupuin kepiting. 7. Penyalahgunaan zat yang terdiri dari penyalahgunaan obat stimulan (Amphetamin), depresan (barbiturat), atau halusinogen (morfin) dan penyalahgunaan alcohol. Penggolongan keracunan
  • 10. Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif (asam dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat pada daerah yang terkena racun. Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ vital seperti susunan syaraf pusat, jantung, paru-paru, ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh seperti : narkotik yang menyerang ssp, asam oksalat menyerang kerja jantung, CO dan sianida menyerang sistem pernafasan, merkuri menyerang ginjal. Cara kerja racun
  • 13. Keracunan bahan kimia korosif asam kuat atau basa yang tertelan akan segera timbul tanda- tanda pada bibir dan selaput lendir mulut pada berwarna keputihan atau kebiruan akibat luka bakar kimia, timbul rasa panas dan terbakar pada batang tenggorok sakit dan nyeri pada lambung yang disertai rasa mual, rasa ingin muntah dan cairan muntah berwarna coklat karena bercampuyr dengan darah. Pada bahan kimia lain seperti baigon atau insektisida lain akan dijumpai konvulsi atau kejang dan pengeluaran ludah atau keringat yang berlebihan. Pada keracunan melalui inhalasi oleh karena menghirup bahan kimia oleh gas, uap atau kabut yang merangsang dan merusak selaput lender atau pernapasan, akan timbul gejala rasa pedih dan panas pada tenggorok batuk kering dan pada kondisi yang parah akan disertai dengan sesak nafas dfan muntah darah. Pada keracunan yang disebabkan oleh sengatan serangga atau ular dapat dijumpai gejala dengan adanya gatal, mailase,odema laring, bronkospasme berat, shock, dan kematian. Pada keracunan kontaminasi kulit oleh bahan kimia karbon disulfide maka akan nampak kemerahan, timbul gelembung kecil dan merata seperti luka bakar oleh air panas kulit menjadi kering dan bersisisk dan berpotensi timbul infeksi sekunder dermatitis. Keracunan oleh bahan makanan seperti jengkol dapat dijumpai gejala nyeri pada daerah pinggang, ginjal, dan pusat konvusi hematuri dan dalam jumlah sedikit perut kembung, urine berbau, kadang muntah dan dalam keadaaan parah dapat menyebabkan saluran kemih penuh dengan asam asam jengkol. Pada keracunan narkotik golongan stimulant dapat dijumpai tremor, bibnir kering, anoreksi, mual, bibir kering, agresif halusinasi, insomnia dan hipertensi, pada gejala depresan akan dijumpai gejala depresisehingga terdapat tanda mudah tertidur.
  • 14. Obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan dosis yang diberikan • Efek yang tidak berbahaya atau merugikan. • Misalnya : Mulut kering atau sedasi karena antihistamin. Side effect efek samping) • Efek yang tidak merugikan dan tidak berbahaya. • Misalnya : Diare terus menerus, muntah, gangguan ssp yang menyebabkan bingung, kerusakan organ karena konsumsi obat jangka panjang. Adverse effect (efek merugikan) • Efek yang sangat berbahaya atau mengancam kehidupan. • Pemberian obat dihentikan atau diberikan terapi supportif atau antidotumnya Toxic effect (efek racun)
  • 15. Keracunan ringan • Anoreksia • Rasa takut • Pupil miyosis • Nyeri kepala • Tremor lidah • Rasa lemah • Tremor kelopak mata Keracunan sedang • Nausea • Hipersaliva • Bradikardi • Muntah-muntah • Tremor lidah • Rasa lemah • Hiperhidrosis • Kejang / keram perut • Fasikulasi otot Keracunan berat • Diare • Sesak nafas • Koma • Inkontienensia urine • Sianosos • Edema paru • Konvulsi • Reaksi cahaya (-) • Inkontinensia feses • Blockade jantung dan akhirnya meninggal Diagnosa keracunan
  • 16. Pencegahan Absorbsi Toksikan  Rangsang muntah  Pemberian Obat Emetik : Ipekak, Apomorfin  Gastric lavage  Pemberian bahan kimia absorpsi  Pemberian bahan kimia inaktivation  Pembersihan  Whole-bowel irrigation (WBI) : polyethylene glycol
  • 17. Ransang Muntah Menstimulasi pharynx posterior Indikasi : keracunan bahan kimia per oral, immediate (< 4 jam) Kontraindikasi : • Pasien menelan bahan korosif seperti asam kuat, alkali (drain cleaners)  perforasi lambung dan nekrosis esofagus. • Pasien koma / pingsan  aspirasi pada isi lambung • Pasien menelan CNS stimulant  precipitate convulsion • Pasien menelan petroleum distillate (kerosin, gastolin, atau petroleum based liquid furniture polish)  pemuntahan hidrokarbonnya  aspirasi  bahan kimia pneumonitis.
  • 18. Mekanisme kerja : Bekerja sebagai emetic karena menyebabkan efek iritasi pada enteric tract dan berefek pada chemorecepptor trigger zone (CTZ) pada area postrema medulla. Indikasi : Pasien harus sadar dan menelan racun < 60 menit Dosis : - Dosis anak 6 bln - 12 th : 15 ml - Dosis anak > 12th -dewasa : 30 ml Perhatian : Emesis tidak boleh diberikan dlm kondisi lambung kosong jd harus dikasih minum air Pemberian obat emetik (IPECAC)
  • 19. Cara : Memasukkan nasogastrik tube (NGT) ke lambung  mengalirkan air / air hangat / susu / cairan normal salin (NS), atau setengah normal salin lewat nasogastrik tube  untuk membuang racun yang belum terserap Indikasi : Pada pasien sadar, menelan bahan berbahaya dalam waktu < 60 menit Kontra indikasi : Tidak boleh diberikan rutin dalam managemen pasien keracunan Gastric lavage