SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Pada kurang lebih 2500 tahun SM, penggunaan
tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini
dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang
tersimpan di perpustakaan Ashurbanipal di Assira,
yang memuat simplisia antara lain kulit delima,
opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga
orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446
SM), seorang tabib telah mengenal kayu manis,
hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga
kantil dan lainnya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani
Swedia, menulis buku “Genera Plantarum” yang
kemudian merupakan buku pedoman utama dari
sistematik botani, sedangkan farmakognosi modern
mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman
dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des
Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia
menurut segi morfologi, cara-cara untuk mengetahui
kemurnian simplisia.
Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah
pertengahan abad ke-19 dan masih terbatas pada
uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai
dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha-
usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik
kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan
kuantitatif.
Kata Farmakognosi berasal dari dua perkataan
Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan
gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi
farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Di
Indonesia farmakognosi dikhususkan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang obat dari bahan nabati,
hewani dan mineral.
Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang
emempelajari tntang bagian-bagian tanaman atau
hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami
yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan uji
biofarmasetika.
Farmakognosi adalah sebagai bagian boifarmasi,
biokimia dan bio sintesa, sehingga ruang lingkupnya
menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi
Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk
praktikum
Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan
makroskopis, organoleptis yang seharusnya juga
mmikroskopis dan encakup identifikasi, isolasi dan
pemurnian setiap zat yang terkandung dalam
simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke
arah sintesa.
Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara
sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh
dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
 Hubungan farmakognosi dengan obat
Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup
farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu
pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang
ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi
yang perlu diketahui tentang obat.
Ada bebrapa definisi tentang obat misalnya :
1. Obat : yakni suatu bahan atau paduan bahan-
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2. Obat jadi: yakni obat dalam keadaan murni atau
campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet,
pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai nama
teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau
buku-buku lain yang ditetapkan pemerintah.
3. Obat paten : yakni obat jadi dengan nama
dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau
dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari
pabrik yang memproduksinya.
4. Obat baru : yankni obat yang terdiri dari atau
berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat
maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapian,
pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen
lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui
khasiat atau kemurniannya.
5. Obat tradisional : yakni bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan-bahan tsb, cara tradisional telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
 Hubungan farmakognosi dengan botani-zoologi
Simplisia harus mempunyai identitas botani-zoologi yang
pasti, artinya harus diketahui dengan tepat nama latin
tanaman atau hewan dan darimana diperoleh. Dengan
demikian menetapkan identitas botani-zoologi secara tepat
adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum
melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dlm bidang
farmakognosi.
 Hubungan farmakognosi dengan ilmu-ilmu lain
Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan
utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik
obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib
yang memeriksa si penderita, sehingga dengan cara tsb
farmakognosi dianggap sebagai dari Materia Medika.
Simplisia di apotek kemudiaan terdesak oleh perkembangan
galenika, sehingga persediaan simplisia di apotek digantikan
dengan sediaan-sediaangalenik, yaitu tingtur, ekstrak,
anggur dll.
Kemudian setelahkimia organik berkembang,
menyebabkan makin terdesaknya kedudukan
simplisia di apotek-apotek. Tetapi hal ini bukan
berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya
tempatnya tergeser ke pabrik-pabrik farmasi, tanpa
adanya simplisia di apotek tdk terdapat sediaan-
sediaan galenika, zat kimia murni maupun sediaan
bentuk lainnya, misalnya serbuk, tablet, ampul dsb.
Dari contoh-contoh tsb maka dapat diketahui bahwa
ruang lingkup farmakognosi tidak terbatas pada
pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam
Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam
nabati, hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya
dibidang Farmasi dan Kesehatan.
Hubungan Farmakognosi dan Ilmu Lain

More Related Content

What's hot

Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidALLKuliah
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptluffyahmad
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoRukmana Suharta
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaWulung Gono
 

What's hot (20)

Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Fitofarmaka
FitofarmakaFitofarmaka
Fitofarmaka
 
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Pengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal pptPengertian oral dan topikal ppt
Pengertian oral dan topikal ppt
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 

Similar to Hubungan Farmakognosi dan Ilmu Lain

Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatNina Vianti
 
1. sejarah kefarmasian.pptx
1. sejarah kefarmasian.pptx1. sejarah kefarmasian.pptx
1. sejarah kefarmasian.pptxFitriAyuWahyuni1
 
12767298.ppt
12767298.ppt12767298.ppt
12767298.pptWildaAyu5
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatIbanevBlo
 
Bahan kukiah farmasetika dasar
Bahan kukiah farmasetika dasarBahan kukiah farmasetika dasar
Bahan kukiah farmasetika dasarmuncen
 
Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...
Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...
Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...PujiAstuti659191
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptxAnisyachAni1
 
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptxpertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptxAzraAnbu
 
Presentation farmakognosi
Presentation farmakognosiPresentation farmakognosi
Presentation farmakognositabranitebhe
 
Konsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptxKonsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptxtiiiinnaa14
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalShesanthiCitrariana
 
Modul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfModul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfLastryNatalia
 

Similar to Hubungan Farmakognosi dan Ilmu Lain (20)

Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obat
 
Kul i farmakognosi
Kul i farmakognosiKul i farmakognosi
Kul i farmakognosi
 
1. sejarah kefarmasian.pptx
1. sejarah kefarmasian.pptx1. sejarah kefarmasian.pptx
1. sejarah kefarmasian.pptx
 
12767298.ppt
12767298.ppt12767298.ppt
12767298.ppt
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
 
Bahan kukiah farmasetika dasar
Bahan kukiah farmasetika dasarBahan kukiah farmasetika dasar
Bahan kukiah farmasetika dasar
 
Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...
Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...
Perkembangan Ilmu Farmakologi Sebelum Masehi sampai zaman Modern dan Farmakol...
 
pengantar farmakologi dasar
pengantar farmakologi dasarpengantar farmakologi dasar
pengantar farmakologi dasar
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
Kajian~1
Kajian~1 Kajian~1
Kajian~1
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
 
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptxpertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
 
Presentation farmakognosi
Presentation farmakognosiPresentation farmakognosi
Presentation farmakognosi
 
Konsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptxKonsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi untuk Keperawatan.pptx
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Modul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfModul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdf
 

More from Sapan Nada

Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi HormonSapan Nada
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALSapan Nada
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatSapan Nada
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunSapan Nada
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidSapan Nada
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDSapan Nada
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDSapan Nada
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiSapan Nada
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFSapan Nada
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKSapan Nada
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMASapan Nada
 

More from Sapan Nada (16)

Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan Farmakologi
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 

Hubungan Farmakognosi dan Ilmu Lain

  • 1.
  • 2. Pada kurang lebih 2500 tahun SM, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Ashurbanipal di Assira, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 SM), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya.
  • 3. Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani, sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara-cara untuk mengetahui kemurnian simplisia. Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke-19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
  • 4. Kata Farmakognosi berasal dari dua perkataan Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Di Indonesia farmakognosi dikhususkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang obat dari bahan nabati, hewani dan mineral. Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang emempelajari tntang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.
  • 5. Farmakognosi adalah sebagai bagian boifarmasi, biokimia dan bio sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, organoleptis yang seharusnya juga mmikroskopis dan encakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
  • 6. Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.  Hubungan farmakognosi dengan obat Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. Ada bebrapa definisi tentang obat misalnya : 1. Obat : yakni suatu bahan atau paduan bahan- bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
  • 7. menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia. 2. Obat jadi: yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku-buku lain yang ditetapkan pemerintah. 3. Obat paten : yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
  • 8. 4. Obat baru : yankni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapian, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya. 5. Obat tradisional : yakni bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tsb, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
  • 9.  Hubungan farmakognosi dengan botani-zoologi Simplisia harus mempunyai identitas botani-zoologi yang pasti, artinya harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dan darimana diperoleh. Dengan demikian menetapkan identitas botani-zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dlm bidang farmakognosi.  Hubungan farmakognosi dengan ilmu-ilmu lain Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa si penderita, sehingga dengan cara tsb farmakognosi dianggap sebagai dari Materia Medika. Simplisia di apotek kemudiaan terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di apotek digantikan dengan sediaan-sediaangalenik, yaitu tingtur, ekstrak, anggur dll.
  • 10. Kemudian setelahkimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya kedudukan simplisia di apotek-apotek. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik-pabrik farmasi, tanpa adanya simplisia di apotek tdk terdapat sediaan- sediaan galenika, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya serbuk, tablet, ampul dsb. Dari contoh-contoh tsb maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati, hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya dibidang Farmasi dan Kesehatan.