SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Sindrom nefrotik adalah suatu
manefestasi dari banyak gangguan
glomerulus yang ditandai oleh
proteinuria, hipoalbuminemia, dan
edema, dan kadang-kadang
hematuria, hipertensi, dan penurunan laju
filtasi glomerulus (Speer, Kathleen
Morgan: 2007 hal 179).
Sindrom Nefrotik:
Primer
(cedera ginjal)
Sekunder
(penyakit sistemik )
Sekunder:
• Infeksi
• Keganasan
• Penyakit jaringan
penghubung
• Efek obat dan toksin
• Lain-lain
Primer:
• GN lesi minimal (GNLM)
• Glomerulosklerosis fokal
(GSF)
• GN membranosa (GNMN)
• Gn membranoproliferatif
(GNMP)
• GN proliferatif lain
Glomerulonefritis primer atau idiopatik merupakan
penyebab sindrom nefrotik yang paling sering
• Sembab ringan: kelopak mata bengkak
• Sembab berat: anasarka (penimbunan cairan dalam
jaringan tubuh), ascites, pembengkakan skrotum /
labia, hidrotoraks, sembab paru.
• Kadang-kadang sesak karena hidrotoraks atau
diafragma letak tinggi (ascites).
• Kadang-kadang hipertensi.
Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
• Uji urine
• Uji darah
• Uji diagnostik (Biopsi ginjal)
• Tirah baring
• Pemantauan cairan dengan mengkaji
ketidakseimbangan elektrolit, seperti
hipokalemia, hiponatremia, dan hypernatremia.
• Pemberian nutrisi yang adekuat, yaitu tinggi
kalori, tinggi protein dan menurunkan jumlah natrium
(mengurangi makanan yang mengandung tinggi
natrium).
• Pemberian perawatan kulit dengan memandikan anak
dengan sering, serta menggunakan bantal penopang
untuk menghindari kerusakan pada daerah penonjolan
• Penatalaksanaan medis dalam pemberian
kortikosteroid, diuretik, dan retriksi natrium.
• Penurunan volume intravaskular (syok hipovolemik)
• Kemampuan koagulasi yang berlebihan (trobosis
vena)
• Gangguan pernafasan (yang berhubungan dengan
retensi cairan dan distensi abdomen)
• Kerusakan kulit (dari edema berat, penyembuhan
buruk)
• Infeksi (khususnya
selulitis, peritonitis, pneumonia, dan septikemia)
• Efek samping terapi steroid yang tak diinginkan
• Gagal tumbuh dan keletihan otot (jangka panjang)
1. Kaji tanda-tanda dan gejala kelebihan volume cairan
– Edema lokal (periorbital, fasial, genitalia
eksternal, abdominal)
– Asites dengan ketegangan dan mengilatnya kulit
diatas abdomen (kaji lingkar abdomen)
– Penambahan berat badan
– Penurunan haluaran urin
– Urin gelap, berbusa
– Anasarka (edema berat, merata)
– Kongesti paru, peningkatan usaha bernafas, efusi
pleura, edema paru
2. Kaji adanya tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit.
– Kaji tanda-tanda hipokalemi
– Kardivaskular: aritmia, pendataran gelombang T, penurunan
segmen ST, pelebaran QRS, peningkatan interval PR, irama
gallop, peningkatan atau penurunan denyut
jantung, hipotensi.
– Sistem saraf pusat (SSP) dan musculoskeletal:
apati, mengantuk, kelemahan otot, kram otot, hiporefleksia
– Kaji tanda-tanda hiponatremi akibat penggunaan diuretik.
– SSP: apati, kelemahan, pusing, letargi, ensefalopati, kejang
– Kardiovaskular: hipotensi
– Gastrointestinal (GI): mual, kram abdomen
– Kaji tanda-tanda hipernatremi akibat hemokonsentrasi
– SSP: disorientasi, kedutan otot, letargi, iritabilitas
– GI: sangat haus, membran kering, mual, dan muntah
– Lain-lain: kulit kering dan kemerahan, peningkatan
suhu, oliguria
3. Kaji adanya kehilangan protein dan status nutrisi.
– Pantau protein serum dan ekskresi protein urine
– Kaji nafsu makan dan asupan nutrisi
– Kaji tanda-tanda memanjangnya hipoalbuminemia:
garis-garis putih (Muehrcke) parallel pada lunula
– Kaji adanya pucat
– Kaji iritabilitas nonspesifik, kelemahan, keletihan
4. Kaji efek samping dari pemberian obat.
– Steroid (gambaran
chusing, hiperglikemia, infeksi, hipertensi, obesitas, perda
rahan GI, retardasi pertumbuhan, demineralisasi
tulang, katarak)
– Agens pengalkilasi (leukopenia, disfungsi gonad, sterilitas)
– Diuretik (penurunan volume intravaskular, pembentukan
thrombus, ketidakseimbangan elektrolit)
5. Kaji tanda-tanda penurunan fungsi kardiovaskular
(hipotensi, hipertensi, syok, gagal jantung
kongestif, disritmia jantung, deficit volume cairan).
– Tekanan darah (hipotensi atau hipertensi)
– Denyut dan irama jantung (takikardi, aritmia)
– Perfusi distal (nadi, pengisian kembali
kapiler, suhu, warna)
– Hipertrofi ventrikel kiri (aritmia, peningkatan ukuran
6. Kaji tanda-tanda ketidakefektifan pola
pernapasan dan infeksi paru.
– Frekuensi dan pola pernapasan (takipnea, pola
tidak teratur)
– Penggunaan otot-otot tambahan
(retraksi, mengangkat bahu) dan
pengembangan cuping hidung
– Perlunya duduk tegak atau peninggian kepala
tempat tidur
– Bunyi nafas abnormal (bising, ronki, penurunan
bunyi nafas pada lobus bawah
– Radiografi dada abnormal
– Sianosis, penurunan saturasi oksigen
– Asidosis respiratorik
7. Kaji tanda-tanda infeksi.
– Demam
– Peningkatan hitung sel darah putih
– Hasil kultur positif (sekresi paru, urine, darah, atau cairan
tubuh lain)
– Tanda-tanda selulisitis: pembengkakan
lokal, kemerahan, nyeri tekan
– Tanda-tanda pneumonia
– Tanda-tanda peritonitis: merah, nyeri tekan abdomen
– Septicemia/syok septik
8. Kaji tanda-tanda kerusakan kuulit dari edema berat
9. Kaji tingkat kenyamanan dan kemampuan anak untuk
menoleransi aktivitas. Atasi kekhawatiran dan ketakutan
anak dan keluarga yang berkaitan dengan penyakit dan
perubahan citra tubuh.
10. Kaji respons koping anak dan keluarga terhadap
penyakit.
– Kaji fungsi keluarga yang berkaitan dengan iritabilitas
anak dan perubahan alam perasaan
– Kaji koping yang berkaitan dengan perubahan citra
tubuh dari edema berat dan pucat
– Kaji respons anak dan keluarga terhadap tirah baring
dan pembatasan aktivitas
Diagnosa Keperawatan
• Kelebihan volume cairan b.d proses penyakit
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b.d penyakit
• Nyeri akut b.d agen cedera fisik
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
hipertensi
• Resiko infeksi b.d imunosupresi
• Resiko kerusakan integritas kulit b.d edema dan
imobilitas
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Kelebihan volume
cairan b.d proses
penyakit
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam anak tidak
memperlihatkan tanda-tanda
kelabihan volume cairan, dengan
indikator:
1) Terbebas dari edema, efusi,
anasarka
2) Haluaran urine 1-2 ml/kg/jam.
3) Anak akan mempertahankan
keseimbangan cairan-elektrolit
dan asam-basa dalam batas yang
tepat
Pantau dan pertahankan keseimbangan cairan.
Aktivitas keperawatan:
1. Kaji status hidrasi secara sering
2. Pantau asites dengan memantau lingkar abdomen
3. Pantau area edema secara ketat, laporkan perubahan
sesuai indikasi
4. Ukur dan catat berat badan setiap hari, laporkan
perubahan sesuai indikasi
5. Catat asupan dan haluaran secara akurat
6. Berikan diuretik sesuai program dan kaji keefektifannya
7. Ganti cairan yang hilang karena adanya perpindahan
cairan intestinal
8. Pantau jenis dan kecepatan pemberian cairan untuk
menghindari kelebihan cairan dan edema serebral saat
mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat
9. Tingkatkan tirah baring selama periode edema berat dan
periode kehilangan berat badan cepat selama diuresis
10. Lakukan pengukuran untuk mengoreksi
ketidakseimbangan elektrolit sesuai indikasi
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
penyakit
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam anak
mengalami peningkatan
asupan nutrisi, dengan
indikator:
1. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
2. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
3. Mengkonsumsi makanan,
sekurang-kurangnya 80%
porsi makanan setiap kali
makan
4. Pertumbuhan optimal
5. Perkembangan optimal.
Beri dorongan dan dukung asupan dan status nutrisi yang sesuai.
Aktivitas keperawatan:
1. Pantau nafsu makan dan asupan nutrisi secara kontinu
2. Hitung kalori lengkap dan tapis nutrisi sesuai indikasi
3. Berikan diet tinggi kalori dan protein
4. Turunkan asupan natrium (hindari makanan yang mengandung
tinggi natrium, diet tanpa tambahan garam)
5. Hindari pembatasan garam yang berlebihan atau makanan yang
terlalu banyak mengandung protein, karena mungkin tidak
disukai anak dan/atau dapat menimbulkan masalah paradoksikal
6. Izinkan anak memilih diet sebanyak mungkin, berikan makanan
kesukaan anak sesuai yang diperbolehkan
7. Berikan makanan dalam jumlah sedikit dengan cara yang menarik
8. Berikan dukungan kepada keluarga dalam memberikan suasana
yang tenang, santai selama waktu makan (hindari makan dengan
tekanan atau kejadian yang mengganggu)
9. Pertimbangkan pemberian makan intravena, nasogastric, atau
nasojejunal jika klien tidak dapat mempertahankan status nutrisi
yang tepat
10. Lakukan kolaborasi dengan ahli nutrisi klinis sesuai indikasi
Nyeri akut b.d agen cedera
fisik
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam didapatkan
status tingkat kenyamanan optimal,
dengan indikator:
1. Anak akan mempertahankan
tingkat kenyamanan yang optimal
dan melakukan koping terhadap
penyakit
Pantau nyeri dan berikan tindakan
penghilang nyeri sesuai kebutuhan.
Aktivitas keperawatan:
1. Bantu anak untuk menemukan posisi
yang nyaman
2. Berikan analgesik sesuai kebutuhan
3. Gunakan metode pengurangan nyeri
nonfarmakologis bila diperlukan
4. Evaluasi kembali keefektifan tindakan
pengurangan nyeri secara kontinu
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer b.d hipertensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x24 jam didapatkan status perfusi
jaringan perifer normal, dengan
indikator:
1. Tekanan darah sesuai usia
2. Tidak ada sakit kepala dan kejang
3. Waktu pengisian kembali kapiler
selama 3-5 detik
1. Pantau tekanan darah anak setiap 4 jam
2. Lakukan kewaspadaan serangan kejang
berikut:
3. Beri obat-obatan antihipertensi, sesuai
program
Resiko infeksi b.d
imunosupresi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam anak tidak
mengalami infeksi, dengan indikator:
1. Infeksi tidak ada
2. Suhu tubuh kurang dari 37,8oC
3. Tidak ada drainase purulent,
batuk, dan nyeri tenggorok.
1. Jangan izinkan seorang pun yang mengidap infeksi akut
untuk mengunjungi anak
2. Beri obat antibiotik, sesuai program
3. Pantau anak setiap hari untuk deteksi tanda serta gejala
infeksi, termasuk batuk, demam, hidung tersumbat,
drainase purulent, dan nyeri tenggorok.
Resiko kerusakan
integritas kulit b.d
edema dan imobilitas
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam anak tidak
memperlihatkan tanda atau gejala
kerusakan kulit, dengan indikator:
1. Tidak ada kemerahan
2. Tidak ada iritasi
3. Tidak ada kelelahan otot
1. Bantu anak mengubah posisi tubuhnya setiap 2 jam
2. Lakukan perawatan kulit yang tepat, termasuk mandi
harian dengan menggunakan sabun pelembab, masase,
pengubahan posisi, dan penggantian linen serta pakaian
kotor
3. Kaji kulit anak untuk melihat bukti iritasi dan kerusakan
seperti kemerahan, edema, dan abrasi, setiap 4-8 jam
4. Topang atau tinggikan area-area yang mengalami edema,
seperti lengan, tungkai, dan skrotum, dengan
menggunakan bantal atau linen tempat tidur. Gunakan
bedak untuk area ini
5. Tingkatkan jumlah aktivitas anak, seiring edema mereda
Discharge Planning
• Proses penyakit: termasuk perkiraan perkembangan klinis
dan tanda-tanda kekambuhan
• Pengobatan: dosis, rute, jadwal, efek samping, dan
komplikasi
• Nutrisi: ikuti petunjuk diet tinggi protein, rendah garam
• Pencegahan infeksi: hindari vaksinasi virus hidup dan
kondisi lain yang dapat mengarah pada infeksi saat
menerima steroid atau terapi imunosupresif dosis tinggi.
• Perawatan kulit: kaji kerusakan, cegah kerusakan
• Penatalaksanaan nyeri: lakukan tindakan pengurangan
nyeri nonfarmakologis dan berikan analgesik
• Aktivitas: batasi bila diperlukan , tingkatkan pengembalian
aktivitas ke normal seiring penyembuhan gejala.
• Perawatan tindak lanjut: berikan sesuai indikasi

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriEncepal Cere
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismeKANDA IZUL
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedangEllyeUtami
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
patofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besipatofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besiDonna Potter
 
Patofisiologi pjk fiddien
Patofisiologi pjk fiddienPatofisiologi pjk fiddien
Patofisiologi pjk fiddienFiddien
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkgRudy Kg
 
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematikDemam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematikGunk Arie'sti
 

What's hot (20)

Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019
 
Ggk
GgkGgk
Ggk
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Askep hepatitis akper
Askep hepatitis akperAskep hepatitis akper
Askep hepatitis akper
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
patofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besipatofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besi
 
Patofisiologi pjk fiddien
Patofisiologi pjk fiddienPatofisiologi pjk fiddien
Patofisiologi pjk fiddien
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkg
 
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematikDemam reumatik & penyakit jantung rematik
Demam reumatik & penyakit jantung rematik
 

Viewers also liked

Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsWiwin Meiriana
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikNida Hidayati
 
6. bab ii sindom nefrotik
6. bab ii sindom nefrotik6. bab ii sindom nefrotik
6. bab ii sindom nefrotikVeri Endaryeni
 
Glomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldoGlomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldoLina Lim
 
Acquired kidney disease glenda
Acquired kidney disease glendaAcquired kidney disease glenda
Acquired kidney disease glendaglenda
 
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak Charlie Windri
 
Karcinomat e pankreasit
Karcinomat e pankreasitKarcinomat e pankreasit
Karcinomat e pankreasitDonjet Bislimi
 
Endokrinologji dhe Nefrologji
Endokrinologji dhe NefrologjiEndokrinologji dhe Nefrologji
Endokrinologji dhe NefrologjiNezhla Shabani
 
DISKRIMINIMI
DISKRIMINIMIDISKRIMINIMI
DISKRIMINIMIberdufi
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anakhomeworkping7
 
Bab i nefrotik
Bab i nefrotikBab i nefrotik
Bab i nefrotikYan Eshad
 
Chronic Kidney Disease
Chronic Kidney DiseaseChronic Kidney Disease
Chronic Kidney DiseaseAndre Garcia
 
NEPHROTIC SYNDROME
NEPHROTIC SYNDROMENEPHROTIC SYNDROME
NEPHROTIC SYNDROMERaman Kumar
 

Viewers also liked (20)

Sindrom Nefrotik
Sindrom NefrotikSindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotik
 
Nefrotik sindrom
Nefrotik sindromNefrotik sindrom
Nefrotik sindrom
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
6. bab ii sindom nefrotik
6. bab ii sindom nefrotik6. bab ii sindom nefrotik
6. bab ii sindom nefrotik
 
Glomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldoGlomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldo
 
Sn eva
Sn evaSn eva
Sn eva
 
Pankreatiti Akut
Pankreatiti AkutPankreatiti Akut
Pankreatiti Akut
 
Acquired kidney disease glenda
Acquired kidney disease glendaAcquired kidney disease glenda
Acquired kidney disease glenda
 
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak
 
Karcinomat e pankreasit
Karcinomat e pankreasitKarcinomat e pankreasit
Karcinomat e pankreasit
 
Endokrinologji dhe Nefrologji
Endokrinologji dhe NefrologjiEndokrinologji dhe Nefrologji
Endokrinologji dhe Nefrologji
 
DISKRIMINIMI
DISKRIMINIMIDISKRIMINIMI
DISKRIMINIMI
 
Ppt molahidatidosa
Ppt molahidatidosaPpt molahidatidosa
Ppt molahidatidosa
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
 
polycystic kidney disease
polycystic kidney diseasepolycystic kidney disease
polycystic kidney disease
 
Bab i nefrotik
Bab i nefrotikBab i nefrotik
Bab i nefrotik
 
Chronic Kidney Disease
Chronic Kidney DiseaseChronic Kidney Disease
Chronic Kidney Disease
 
NEPHROTIC SYNDROME
NEPHROTIC SYNDROMENEPHROTIC SYNDROME
NEPHROTIC SYNDROME
 

Similar to Sindrom nefrotik

Similar to Sindrom nefrotik (20)

Konsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dmKonsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dm
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 
3. askep dhf
3. askep dhf3. askep dhf
3. askep dhf
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison disease
 
Pengkajian sist. perkemihan
Pengkajian sist. perkemihan Pengkajian sist. perkemihan
Pengkajian sist. perkemihan
 
ppt ht rev (1).pptx
ppt ht rev (1).pptxppt ht rev (1).pptx
ppt ht rev (1).pptx
 
Chronic heart failure
Chronic heart failureChronic heart failure
Chronic heart failure
 
Pankreatitis
PankreatitisPankreatitis
Pankreatitis
 
Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA
Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA
Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikumLaporan kasus endokrin ulkus diabetikum
Laporan kasus endokrin ulkus diabetikum
 
142286579 case
142286579 case142286579 case
142286579 case
 
Askep Tb paru,
Askep Tb paru,Askep Tb paru,
Askep Tb paru,
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
Askep dhf
Askep dhfAskep dhf
Askep dhf
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
 
CRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptxCRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptx
 
Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritis
 
Kedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake biteKedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake bite
 
Laporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infarkLaporan pendahuluan akut miocard infark
Laporan pendahuluan akut miocard infark
 

More from Mayah M4y

More from Mayah M4y (12)

Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Difteri pada anak
Difteri pada anakDifteri pada anak
Difteri pada anak
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Gastroenteritis
GastroenteritisGastroenteritis
Gastroenteritis
 
Thypoid
ThypoidThypoid
Thypoid
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
KPD
KPDKPD
KPD
 
Partus kasep
Partus kasepPartus kasep
Partus kasep
 
Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
 
Hidramnion
HidramnionHidramnion
Hidramnion
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

Sindrom nefrotik

  • 1.
  • 2. Sindrom nefrotik adalah suatu manefestasi dari banyak gangguan glomerulus yang ditandai oleh proteinuria, hipoalbuminemia, dan edema, dan kadang-kadang hematuria, hipertensi, dan penurunan laju filtasi glomerulus (Speer, Kathleen Morgan: 2007 hal 179).
  • 4. Sekunder: • Infeksi • Keganasan • Penyakit jaringan penghubung • Efek obat dan toksin • Lain-lain Primer: • GN lesi minimal (GNLM) • Glomerulosklerosis fokal (GSF) • GN membranosa (GNMN) • Gn membranoproliferatif (GNMP) • GN proliferatif lain Glomerulonefritis primer atau idiopatik merupakan penyebab sindrom nefrotik yang paling sering
  • 5. • Sembab ringan: kelopak mata bengkak • Sembab berat: anasarka (penimbunan cairan dalam jaringan tubuh), ascites, pembengkakan skrotum / labia, hidrotoraks, sembab paru. • Kadang-kadang sesak karena hidrotoraks atau diafragma letak tinggi (ascites). • Kadang-kadang hipertensi. Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  • 6.
  • 7. • Uji urine • Uji darah • Uji diagnostik (Biopsi ginjal)
  • 8. • Tirah baring • Pemantauan cairan dengan mengkaji ketidakseimbangan elektrolit, seperti hipokalemia, hiponatremia, dan hypernatremia. • Pemberian nutrisi yang adekuat, yaitu tinggi kalori, tinggi protein dan menurunkan jumlah natrium (mengurangi makanan yang mengandung tinggi natrium). • Pemberian perawatan kulit dengan memandikan anak dengan sering, serta menggunakan bantal penopang untuk menghindari kerusakan pada daerah penonjolan • Penatalaksanaan medis dalam pemberian kortikosteroid, diuretik, dan retriksi natrium.
  • 9. • Penurunan volume intravaskular (syok hipovolemik) • Kemampuan koagulasi yang berlebihan (trobosis vena) • Gangguan pernafasan (yang berhubungan dengan retensi cairan dan distensi abdomen) • Kerusakan kulit (dari edema berat, penyembuhan buruk) • Infeksi (khususnya selulitis, peritonitis, pneumonia, dan septikemia) • Efek samping terapi steroid yang tak diinginkan • Gagal tumbuh dan keletihan otot (jangka panjang)
  • 10.
  • 11. 1. Kaji tanda-tanda dan gejala kelebihan volume cairan – Edema lokal (periorbital, fasial, genitalia eksternal, abdominal) – Asites dengan ketegangan dan mengilatnya kulit diatas abdomen (kaji lingkar abdomen) – Penambahan berat badan – Penurunan haluaran urin – Urin gelap, berbusa – Anasarka (edema berat, merata) – Kongesti paru, peningkatan usaha bernafas, efusi pleura, edema paru
  • 12. 2. Kaji adanya tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit. – Kaji tanda-tanda hipokalemi – Kardivaskular: aritmia, pendataran gelombang T, penurunan segmen ST, pelebaran QRS, peningkatan interval PR, irama gallop, peningkatan atau penurunan denyut jantung, hipotensi. – Sistem saraf pusat (SSP) dan musculoskeletal: apati, mengantuk, kelemahan otot, kram otot, hiporefleksia – Kaji tanda-tanda hiponatremi akibat penggunaan diuretik. – SSP: apati, kelemahan, pusing, letargi, ensefalopati, kejang – Kardiovaskular: hipotensi – Gastrointestinal (GI): mual, kram abdomen – Kaji tanda-tanda hipernatremi akibat hemokonsentrasi – SSP: disorientasi, kedutan otot, letargi, iritabilitas – GI: sangat haus, membran kering, mual, dan muntah – Lain-lain: kulit kering dan kemerahan, peningkatan suhu, oliguria
  • 13. 3. Kaji adanya kehilangan protein dan status nutrisi. – Pantau protein serum dan ekskresi protein urine – Kaji nafsu makan dan asupan nutrisi – Kaji tanda-tanda memanjangnya hipoalbuminemia: garis-garis putih (Muehrcke) parallel pada lunula – Kaji adanya pucat – Kaji iritabilitas nonspesifik, kelemahan, keletihan
  • 14. 4. Kaji efek samping dari pemberian obat. – Steroid (gambaran chusing, hiperglikemia, infeksi, hipertensi, obesitas, perda rahan GI, retardasi pertumbuhan, demineralisasi tulang, katarak) – Agens pengalkilasi (leukopenia, disfungsi gonad, sterilitas) – Diuretik (penurunan volume intravaskular, pembentukan thrombus, ketidakseimbangan elektrolit) 5. Kaji tanda-tanda penurunan fungsi kardiovaskular (hipotensi, hipertensi, syok, gagal jantung kongestif, disritmia jantung, deficit volume cairan). – Tekanan darah (hipotensi atau hipertensi) – Denyut dan irama jantung (takikardi, aritmia) – Perfusi distal (nadi, pengisian kembali kapiler, suhu, warna) – Hipertrofi ventrikel kiri (aritmia, peningkatan ukuran
  • 15. 6. Kaji tanda-tanda ketidakefektifan pola pernapasan dan infeksi paru. – Frekuensi dan pola pernapasan (takipnea, pola tidak teratur) – Penggunaan otot-otot tambahan (retraksi, mengangkat bahu) dan pengembangan cuping hidung – Perlunya duduk tegak atau peninggian kepala tempat tidur – Bunyi nafas abnormal (bising, ronki, penurunan bunyi nafas pada lobus bawah – Radiografi dada abnormal – Sianosis, penurunan saturasi oksigen – Asidosis respiratorik
  • 16. 7. Kaji tanda-tanda infeksi. – Demam – Peningkatan hitung sel darah putih – Hasil kultur positif (sekresi paru, urine, darah, atau cairan tubuh lain) – Tanda-tanda selulisitis: pembengkakan lokal, kemerahan, nyeri tekan – Tanda-tanda pneumonia – Tanda-tanda peritonitis: merah, nyeri tekan abdomen – Septicemia/syok septik 8. Kaji tanda-tanda kerusakan kuulit dari edema berat 9. Kaji tingkat kenyamanan dan kemampuan anak untuk menoleransi aktivitas. Atasi kekhawatiran dan ketakutan anak dan keluarga yang berkaitan dengan penyakit dan perubahan citra tubuh.
  • 17. 10. Kaji respons koping anak dan keluarga terhadap penyakit. – Kaji fungsi keluarga yang berkaitan dengan iritabilitas anak dan perubahan alam perasaan – Kaji koping yang berkaitan dengan perubahan citra tubuh dari edema berat dan pucat – Kaji respons anak dan keluarga terhadap tirah baring dan pembatasan aktivitas
  • 18. Diagnosa Keperawatan • Kelebihan volume cairan b.d proses penyakit • Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penyakit • Nyeri akut b.d agen cedera fisik • Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi • Resiko infeksi b.d imunosupresi • Resiko kerusakan integritas kulit b.d edema dan imobilitas
  • 19. Diagnosa Keperawatan NOC NIC Kelebihan volume cairan b.d proses penyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam anak tidak memperlihatkan tanda-tanda kelabihan volume cairan, dengan indikator: 1) Terbebas dari edema, efusi, anasarka 2) Haluaran urine 1-2 ml/kg/jam. 3) Anak akan mempertahankan keseimbangan cairan-elektrolit dan asam-basa dalam batas yang tepat Pantau dan pertahankan keseimbangan cairan. Aktivitas keperawatan: 1. Kaji status hidrasi secara sering 2. Pantau asites dengan memantau lingkar abdomen 3. Pantau area edema secara ketat, laporkan perubahan sesuai indikasi 4. Ukur dan catat berat badan setiap hari, laporkan perubahan sesuai indikasi 5. Catat asupan dan haluaran secara akurat 6. Berikan diuretik sesuai program dan kaji keefektifannya 7. Ganti cairan yang hilang karena adanya perpindahan cairan intestinal 8. Pantau jenis dan kecepatan pemberian cairan untuk menghindari kelebihan cairan dan edema serebral saat mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat 9. Tingkatkan tirah baring selama periode edema berat dan periode kehilangan berat badan cepat selama diuresis 10. Lakukan pengukuran untuk mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit sesuai indikasi
  • 20. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam anak mengalami peningkatan asupan nutrisi, dengan indikator: 1. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 2. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 3. Mengkonsumsi makanan, sekurang-kurangnya 80% porsi makanan setiap kali makan 4. Pertumbuhan optimal 5. Perkembangan optimal. Beri dorongan dan dukung asupan dan status nutrisi yang sesuai. Aktivitas keperawatan: 1. Pantau nafsu makan dan asupan nutrisi secara kontinu 2. Hitung kalori lengkap dan tapis nutrisi sesuai indikasi 3. Berikan diet tinggi kalori dan protein 4. Turunkan asupan natrium (hindari makanan yang mengandung tinggi natrium, diet tanpa tambahan garam) 5. Hindari pembatasan garam yang berlebihan atau makanan yang terlalu banyak mengandung protein, karena mungkin tidak disukai anak dan/atau dapat menimbulkan masalah paradoksikal 6. Izinkan anak memilih diet sebanyak mungkin, berikan makanan kesukaan anak sesuai yang diperbolehkan 7. Berikan makanan dalam jumlah sedikit dengan cara yang menarik 8. Berikan dukungan kepada keluarga dalam memberikan suasana yang tenang, santai selama waktu makan (hindari makan dengan tekanan atau kejadian yang mengganggu) 9. Pertimbangkan pemberian makan intravena, nasogastric, atau nasojejunal jika klien tidak dapat mempertahankan status nutrisi yang tepat 10. Lakukan kolaborasi dengan ahli nutrisi klinis sesuai indikasi
  • 21. Nyeri akut b.d agen cedera fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam didapatkan status tingkat kenyamanan optimal, dengan indikator: 1. Anak akan mempertahankan tingkat kenyamanan yang optimal dan melakukan koping terhadap penyakit Pantau nyeri dan berikan tindakan penghilang nyeri sesuai kebutuhan. Aktivitas keperawatan: 1. Bantu anak untuk menemukan posisi yang nyaman 2. Berikan analgesik sesuai kebutuhan 3. Gunakan metode pengurangan nyeri nonfarmakologis bila diperlukan 4. Evaluasi kembali keefektifan tindakan pengurangan nyeri secara kontinu Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam didapatkan status perfusi jaringan perifer normal, dengan indikator: 1. Tekanan darah sesuai usia 2. Tidak ada sakit kepala dan kejang 3. Waktu pengisian kembali kapiler selama 3-5 detik 1. Pantau tekanan darah anak setiap 4 jam 2. Lakukan kewaspadaan serangan kejang berikut: 3. Beri obat-obatan antihipertensi, sesuai program
  • 22. Resiko infeksi b.d imunosupresi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam anak tidak mengalami infeksi, dengan indikator: 1. Infeksi tidak ada 2. Suhu tubuh kurang dari 37,8oC 3. Tidak ada drainase purulent, batuk, dan nyeri tenggorok. 1. Jangan izinkan seorang pun yang mengidap infeksi akut untuk mengunjungi anak 2. Beri obat antibiotik, sesuai program 3. Pantau anak setiap hari untuk deteksi tanda serta gejala infeksi, termasuk batuk, demam, hidung tersumbat, drainase purulent, dan nyeri tenggorok. Resiko kerusakan integritas kulit b.d edema dan imobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam anak tidak memperlihatkan tanda atau gejala kerusakan kulit, dengan indikator: 1. Tidak ada kemerahan 2. Tidak ada iritasi 3. Tidak ada kelelahan otot 1. Bantu anak mengubah posisi tubuhnya setiap 2 jam 2. Lakukan perawatan kulit yang tepat, termasuk mandi harian dengan menggunakan sabun pelembab, masase, pengubahan posisi, dan penggantian linen serta pakaian kotor 3. Kaji kulit anak untuk melihat bukti iritasi dan kerusakan seperti kemerahan, edema, dan abrasi, setiap 4-8 jam 4. Topang atau tinggikan area-area yang mengalami edema, seperti lengan, tungkai, dan skrotum, dengan menggunakan bantal atau linen tempat tidur. Gunakan bedak untuk area ini 5. Tingkatkan jumlah aktivitas anak, seiring edema mereda
  • 23. Discharge Planning • Proses penyakit: termasuk perkiraan perkembangan klinis dan tanda-tanda kekambuhan • Pengobatan: dosis, rute, jadwal, efek samping, dan komplikasi • Nutrisi: ikuti petunjuk diet tinggi protein, rendah garam • Pencegahan infeksi: hindari vaksinasi virus hidup dan kondisi lain yang dapat mengarah pada infeksi saat menerima steroid atau terapi imunosupresif dosis tinggi. • Perawatan kulit: kaji kerusakan, cegah kerusakan • Penatalaksanaan nyeri: lakukan tindakan pengurangan nyeri nonfarmakologis dan berikan analgesik • Aktivitas: batasi bila diperlukan , tingkatkan pengembalian aktivitas ke normal seiring penyembuhan gejala. • Perawatan tindak lanjut: berikan sesuai indikasi