SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
PATOFISIOLOGI ANEMIA
DEFISIENSI BESI

Pricilia Donna Esperansa Sea, FKUAJ ‘12
Metabolisme Besi Normal
 zat besi pada pria dewasa: 50 mg/bb

zat besi pada wanita dewasa: 35 mg/bb (setelah menopause
kadarnya sama)
 Besi heme: hemoglobin, mioglobin, dan sitokrom
Besi nonheme: enzim-enzim terkait besi dan besi jaringan
seperti hemosiderin, feritin atau besi yang terikat dalam
plasma darah.
 Besi yang diabsorbsi harus seimbang dengan yang
diekskresi
 Absorbsi besi melalui: absorbsi besi heme dan absorbsi
besi ferro
 Absorbsi meningkat: asam lambung, asam askorbat, dan
faktor intrinsik.
 Absorbsi menurun: protein nabati, protein susu sapi, fitat,
 Hepcidine: regulator absorbsi besi di mukosa

intestinalis, pada eritrosit.
 Hepcidine terikat pada ferroprotein, ferroprotein
meninggalkan lisosom dan didegradasi, zat besi
masuk pembuluh darah
 Besi disimpan dalam bentuk feritin dan hemosiderin.
Sebagian kecil akn terikat transferin dan masuk
peredaran darah dikirim ke sumsum tulang (TICB).
Transferin akan terikat pada reseptor normoblas
(TFRC) dan mengalami endositosis. Besi akan
terlepas masuk ke mitokondria dan diikat protofirin
menjadi hemoglobin.
 Semakin terdiferensiasi sel eritroid, TFRC makin
banyak.
Patogenesis Anemeia Defisiensi Besi
 Ada 3 faktor harus diidentifikasi: gangguan sintesis

akibat defisiensi cadangan besi, defek sel, dan
pengurangan usia prekursor eritroid dan eritrosit
 Ketika saturasi transferin berkurang hingga di bawah
15 %, pasokan zat besi tidak mencukupi -> jumlah
protofirin berlebih -> produksi hemoglobin menurun ->
eritrosit mengandung sedikit hemoglobin -> eritrosit
mikrositik hipokrom
 Proliferasi sel terganggu ->pengurangan jumlah
eritrosit matur yang terbentuk
 Bisa ditemukan hiperplasia pada sumsum tulang
tetapi tidak sebanding dengan yang anemia bukan
defisiensi besi. Eritropoesis yang menyimpang ini
disebut eritropoesis inefektif.
 Eritropoesis inefektif mengahsilkan eritrosit imatur yang








cepat rusak dan memperparah derajat anemia.
Besi sisa destruksi akan dipakai kembali untuk eritropoesis
di sumsum tulang.
Daya tahan eritrosit memendek pada anemia defisiensi
besi. Semakin abnormal semakin pendek usia eritrosit.
Tempat utama dektruksi terjadi di limpa, tetapi karena
fleksibilitas yang berkurang, dekstruksi bisa terjadi di
kapiler.
Akibat jumlah besi berkurang maka enzim-enzim besi pun
berkurang, seperti sitokrom c, sitokrom oksidase, suksinil
dehidrogenase dan aconitase.
Defesiensi besi juga mempengaruhi defek alfa
gliserofosfat yang menyebabkan gangguan pada glikolisis.
Sehingga banyak mengahsilkan asam laktat. Maka inilah
yang dapat menjelaskan gejala klinis anemia yaitu mudah
lelah.
 Defisiensi tembaga berkaitan dengan

metabolisme zat besi.
 Seruloplasmin (6 atom tembaga) berfungsi
sebagai katalisator ferro menjadi ferri
 Hephaestin (mengandung tembaga) berperan
dalam absorbsi besi di saluran cerna
Strategi diagnosis

More Related Content

What's hot

Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hatiandikabudiarto
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malariahersu12345
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi fikri asyura
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidfikri asyura
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabilfikri asyura
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFTenri Ashari Wanahari
 

What's hot (20)

Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
hemostasis dan komponen
hemostasis dan komponenhemostasis dan komponen
hemostasis dan komponen
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 

Viewers also liked (20)

Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
 
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil Anemia defisiensi besi pada ibu hamil
Anemia defisiensi besi pada ibu hamil
 
Skenario Pucat
Skenario PucatSkenario Pucat
Skenario Pucat
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia ppt
Anemia pptAnemia ppt
Anemia ppt
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7b
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
 
anemia ppt.
 anemia ppt. anemia ppt.
anemia ppt.
 
Anemia: definicion, fisiopatología, clasificación desarrollada
Anemia: definicion, fisiopatología, clasificación desarrolladaAnemia: definicion, fisiopatología, clasificación desarrollada
Anemia: definicion, fisiopatología, clasificación desarrollada
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Hemoglobin
HemoglobinHemoglobin
Hemoglobin
 
Anemia farmakologi
Anemia farmakologiAnemia farmakologi
Anemia farmakologi
 
Presentasi anemia
Presentasi anemiaPresentasi anemia
Presentasi anemia
 
5. antifungal, antiviral dan obat imunisasi
5. antifungal, antiviral dan obat imunisasi5. antifungal, antiviral dan obat imunisasi
5. antifungal, antiviral dan obat imunisasi
 
Stress
StressStress
Stress
 
Makalah kelompok 9 anti anemia ....
Makalah kelompok 9 anti anemia ....Makalah kelompok 9 anti anemia ....
Makalah kelompok 9 anti anemia ....
 
Anemia Pada Ibu Nifas
Anemia Pada Ibu NifasAnemia Pada Ibu Nifas
Anemia Pada Ibu Nifas
 
Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)
Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)
Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)
 

Similar to ANEMIA BESI

Similar to ANEMIA BESI (20)

Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
 
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.pptKelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
 
Obat Anti Anemia
Obat Anti AnemiaObat Anti Anemia
Obat Anti Anemia
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimia
 
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi
 
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdfpatofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
 
Hematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakep
Hematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakepHematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakep
Hematinika oleh Ns.I dewa gede rai leadi S.medakep
 
Anemia bab 1
Anemia bab 1Anemia bab 1
Anemia bab 1
 
Anemia bab 1
Anemia bab 1Anemia bab 1
Anemia bab 1
 
10-Metab-Fe.pptx
10-Metab-Fe.pptx10-Metab-Fe.pptx
10-Metab-Fe.pptx
 
10-Metab-Fe.pptx
10-Metab-Fe.pptx10-Metab-Fe.pptx
10-Metab-Fe.pptx
 
Anemia defesiensi besi
Anemia defesiensi besiAnemia defesiensi besi
Anemia defesiensi besi
 
ppt.ppt
ppt.pptppt.ppt
ppt.ppt
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
66 56-2-pb
66 56-2-pb66 56-2-pb
66 56-2-pb
 
PPT Anemia.pptx
PPT Anemia.pptxPPT Anemia.pptx
PPT Anemia.pptx
 
Anemia defisiensi besi.pptx
Anemia defisiensi besi.pptxAnemia defisiensi besi.pptx
Anemia defisiensi besi.pptx
 
Ss15
Ss15Ss15
Ss15
 
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptxANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA.pptx
 

More from Donna Potter

More from Donna Potter (11)

DM tipe 2
DM tipe 2DM tipe 2
DM tipe 2
 
Penghidu donna
Penghidu donnaPenghidu donna
Penghidu donna
 
Pioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusPioderma Non Kokus
Pioderma Non Kokus
 
Kurang Kalori Protein
Kurang Kalori ProteinKurang Kalori Protein
Kurang Kalori Protein
 
Emphysematous cholecystitis
Emphysematous cholecystitisEmphysematous cholecystitis
Emphysematous cholecystitis
 
Ca Colon
Ca ColonCa Colon
Ca Colon
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
 
Hepatitis a
Hepatitis aHepatitis a
Hepatitis a
 
Moraxella
MoraxellaMoraxella
Moraxella
 
Opistorchis
OpistorchisOpistorchis
Opistorchis
 
Tugas hiv
Tugas hivTugas hiv
Tugas hiv
 

Recently uploaded

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Recently uploaded (20)

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

ANEMIA BESI

  • 1. PATOFISIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI BESI Pricilia Donna Esperansa Sea, FKUAJ ‘12
  • 2. Metabolisme Besi Normal  zat besi pada pria dewasa: 50 mg/bb zat besi pada wanita dewasa: 35 mg/bb (setelah menopause kadarnya sama)  Besi heme: hemoglobin, mioglobin, dan sitokrom Besi nonheme: enzim-enzim terkait besi dan besi jaringan seperti hemosiderin, feritin atau besi yang terikat dalam plasma darah.  Besi yang diabsorbsi harus seimbang dengan yang diekskresi  Absorbsi besi melalui: absorbsi besi heme dan absorbsi besi ferro  Absorbsi meningkat: asam lambung, asam askorbat, dan faktor intrinsik.  Absorbsi menurun: protein nabati, protein susu sapi, fitat,
  • 3.  Hepcidine: regulator absorbsi besi di mukosa intestinalis, pada eritrosit.  Hepcidine terikat pada ferroprotein, ferroprotein meninggalkan lisosom dan didegradasi, zat besi masuk pembuluh darah  Besi disimpan dalam bentuk feritin dan hemosiderin. Sebagian kecil akn terikat transferin dan masuk peredaran darah dikirim ke sumsum tulang (TICB). Transferin akan terikat pada reseptor normoblas (TFRC) dan mengalami endositosis. Besi akan terlepas masuk ke mitokondria dan diikat protofirin menjadi hemoglobin.  Semakin terdiferensiasi sel eritroid, TFRC makin banyak.
  • 4. Patogenesis Anemeia Defisiensi Besi  Ada 3 faktor harus diidentifikasi: gangguan sintesis akibat defisiensi cadangan besi, defek sel, dan pengurangan usia prekursor eritroid dan eritrosit  Ketika saturasi transferin berkurang hingga di bawah 15 %, pasokan zat besi tidak mencukupi -> jumlah protofirin berlebih -> produksi hemoglobin menurun -> eritrosit mengandung sedikit hemoglobin -> eritrosit mikrositik hipokrom  Proliferasi sel terganggu ->pengurangan jumlah eritrosit matur yang terbentuk  Bisa ditemukan hiperplasia pada sumsum tulang tetapi tidak sebanding dengan yang anemia bukan defisiensi besi. Eritropoesis yang menyimpang ini disebut eritropoesis inefektif.
  • 5.  Eritropoesis inefektif mengahsilkan eritrosit imatur yang      cepat rusak dan memperparah derajat anemia. Besi sisa destruksi akan dipakai kembali untuk eritropoesis di sumsum tulang. Daya tahan eritrosit memendek pada anemia defisiensi besi. Semakin abnormal semakin pendek usia eritrosit. Tempat utama dektruksi terjadi di limpa, tetapi karena fleksibilitas yang berkurang, dekstruksi bisa terjadi di kapiler. Akibat jumlah besi berkurang maka enzim-enzim besi pun berkurang, seperti sitokrom c, sitokrom oksidase, suksinil dehidrogenase dan aconitase. Defesiensi besi juga mempengaruhi defek alfa gliserofosfat yang menyebabkan gangguan pada glikolisis. Sehingga banyak mengahsilkan asam laktat. Maka inilah yang dapat menjelaskan gejala klinis anemia yaitu mudah lelah.
  • 6.
  • 7.  Defisiensi tembaga berkaitan dengan metabolisme zat besi.  Seruloplasmin (6 atom tembaga) berfungsi sebagai katalisator ferro menjadi ferri  Hephaestin (mengandung tembaga) berperan dalam absorbsi besi di saluran cerna