1. Sindrom nefrotik ditandai dengan proteinuria berlebih, edema, dan hipoalbuminemia yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran glomerulus.
2. Merupakan sindrom yang ditandai dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema yang dapat terjadi karena faktor yang menyebabkan permeabilitas glomerulus meningkat.
3. Mencakup etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan sindrom nefrot
2. Nefrotik sindrom adalah gangguan klinis yang
ditandai dengan peningkatan protein urine
(proteinuria), edema, penurunan albumin
dalam darah (hipoalbuminemia). Kejadiaan ini
diakibatkan oleh kelebihan pecahnya plasma
protein kedalam urin karena peningkatan
permeabilitas membaran kapiler glomerulus.
(Nursalam, 2006)
3. Merupakan suatau sindrom yang ditandai
dengan, hipoalbuminemai, hiperlipidemia, dan
edema. Sindrom ini dapat terjadi karena faktor
yang menyebabkan permeabilitas glomerulus.
(Aziz Alimul, 2008)
5. Sindrom nefrotik Sindrom nefrotik Sindrom nefrotik Glumerulosklerosis
bawaan sekunder ideopatik focal segmental
Oedem saat regulasi imun ter- arteri tubulus
neonatus ganggu kelainan nefropati glumerulonefritis
minimal membranosa proliferatif sklerosis glomerulus
pencangkokan proliferasi abnormal
Ginjal gagal leukosit tampak foot penebalan pembengkakan
procesus sel dinding sitoplasma
epitel berpadu kapiler di-
semua glo-
tdk ada IgG merulus
pd dinding
glomerulus
Mekanisme penghalang protein kerusakan Glomerulus Hepar
sintesis
Selektif non selektif kegagalan dlm filtrasi tekanan onkotik lipid&
koloid menurun protein
Kebocoran kebocoran protein&albumin lolos
Molekul be- molekul kecil dlm proses filtrasi peningkatan per- aliran darah
Sar (albumin) meabilitas kapiler
masuk ke urine hiperlipidemia
Immuno- ekstravaksasi cairan
Globulin IgG protein dlm urine protein
dlm darah oedem
6. &IgA transferin proteinuria menurun (hipoalbumin)
&zink masuk
Ke urine
SINDROM NEFROTIK
Sel T&surkulasi
Intravaskuler oedema Hiperlipidemia
gangguan imunitas
Cardiac output ekstravaksasi cairan kelebihan lemak
Metabolisme anaerob
dalam darah
suplai O2 & nutrisi ekstravaskuler
Prod. as laktat kejaringan kegagalan proses
penumpukan cairan filtrasi diglomerulus
Menumpuk diotot keruang interistium
masuk ke urine
Kelemahan, keletihan Oedema
&mudah capek Lipiduria
Intoleransi aktivitas
b.d
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Kelebihan volume cairan
b.d gangguan mekanisme
regulasi
7. edema periorbital edema peripheral ascites edema perifer
tekanan abdomen meningkat
mendesak rongga lambung mendesak rongga dada
anoreksia, nausea, vomit daya ekspansi paru
nafas cepat (thakipnea)
Ketidakefektifan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna makanan Ketidakefektifan
pola nafas b.d
hiperventilasi
8. 1. Uji Laboratorium
a. Uji Urine
o Urinalisis
Proteinuria (dapat mencapai lebih dari 2 g/m2/hari)
Bentuk hialin dan granular
Hematuria
o Uji dipstick urine: hasil positif untuk protein dan darah
o Berat jenis urin: meningkat palsu karena proteinuria
o Osmoralitas urine: meningkat
9. b. Uji Darah
◦ Kadar albumin serum: menurun (kurang dari 2 g/dl)
◦ Kadar kolesterol serum: meningkat (dapat mencapai
450-1000 mg/dl)
◦ Kadar trigliserid serum: meningkat
◦ Kadar hemoglobin dan hematocrit: meningkat
(hemokonsentrasi)
◦ Hitung trombosit: meningkat (mencapai 500.000-
1.000.000/µl)
◦ Kadar elektrolit serum: bervariasi sesuai dengan
keadaan penyakit perorangan.
2. Uji Diagnostik : Biobsi ginjal
10. 1. Pemantauan cairan dengan mengkaji
ketidakseimbangan elektrolit, seperti
hipokalemia, hiponatremia, dan
hipernatremia.
2. Pemberian nutrisi yang adekuat, yaitu tinggi
kalori, tinggi protein dan menurunkan
jumlah natrium (mengurangi makanan yang
mengandung natrium)
11. 3. Pemberian perawatan kulit dengan
memandikan dengan sering, mengeringkan
daerah yang lembab, mengatur atau
mengubah posisi dengan sering, serta
menggunakan bantal penopang untuk
menghindari kerusakan pada daerah
penonjolan.
4. Penatalaksanaan medis dalam pemberian
kortikosteroid, diuretik, dan retriksinatrium
13. 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d
hiperventilasi
2. Kelebihan volume cairan b.d gangguan
mekanisme regulasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna makanan
4. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
14. Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Hasil(NOC)
Kode
NIC
Intervensi (NIC)
Ketidakef
ektifan
pola
nafas b.d
hipervent
ilasi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X24 jam
pola nafas klien berkurang /
teratasi dengan KH :
Respiratory status : Ventilation
(0403)
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3350 Respiratory monitoring
Monitor kedalaman
napas, pola napas,
dan irama
pernapasan
Tulis/catat adanya
retraksi dinding
dada
Catat penggunaan
otot bantu
pernapasan
Berikan terapi O2
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi
farmakologi
Indikator IR ER
RR dlm batas normal
Pola pernafasan
Kedalaman
pernafasan
Ritme pernafasan
1
2
2
1
4
4
4
4
15. Kelebiha
n volume
cairan
b.d
ganggua
n
mekanis
me
regulasi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X24
jam kelebihan volume klien
berkurang dengan KH :
fluid balance (0610)
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
4120 Fluid management :
Monitor vital sign
Monitor intake dan
output cairan dan
makanan
Pasang kateter jika
diperlukan
Motivasi keluarga
dan pasien untuk
tidak panik
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi
cairan dan obat
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk terapi
makanan dan
minuman klien.
Indikator IR ER
Tekanan darah
Ascites
Nadi
Hematokrit
2
1
2
2
4
4
4
4
16. Ketidaksei
mbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh b.d
ketidakma
mpuan
mencerna
makanan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X24
jam kebutuhan nutrisi
klien tercukupi dengan KH
:
Nutritional status : food
and fluid intake (1008)
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
112
0
Nutrition Therapy :
Monitor intake
makanan dan output
makanan klien
Dampingi klien
untuk memilih
makanan yang
lembut dan disukai
klien
Pasang NGT jika
diperlukan untuk
memaksimalkan
pemberian makanan
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
pemberian makanan
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat,
vitamin dan
suplemen tambahan
jika diperlukan
Indikator IR ER
Masukan
makanan oral
Masukan
minuman oral
Masukan cairan
lewat IV
2
2
2
4
4
5
17. Intoleransi
aktivitas
b.d
ketidaksei
mbangan
antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan pasien tidak
mengalami hambatan dalam
berkativitas dengan kriteria
hasil :
Activity Intolerance (0005)
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
4040 Cardiac care
Monitor status
pernapasan
Catat adanya
penurunan cardiac
output
Monitor dyspnea
Kaji vital sign
Monitor respon pasien
terhadap pengobatan
Monitor irama jumlah
dan suara jantung
Monitor keseimbangan
cairan
Instruksikan kepada
keluarga untuk
mengurangi aktivitas
berbicara dengan
pasien
Kolaborasi pemberian
terapi oksigen
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi
farmakologi
Indikator IR ER
TD dalam batas
normal
HR dalam batas
normal
Tidak mengeluh
sesak nafas saat
berkativitas
3
3
2
5
5
4