SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
PANKREATITIS

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Pankreatitis adalah suatu reaksi peradangan pada pankreas atau kondisi inflamasi
yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifkan secara prematur
mengakibatkan autodigestif dari pankreas

2. Etiologi
 Penyakit Billiaris : batu empedu, obstruksi, duktus empedu komunis, endapan
biliaris.
 Obat-obatan : diuretik tiazid, furosemid, prokainamid, tetrasiklin, sulfonamid.
 Hipertrigliseridemia
 Hiperkalsemia
 Idiopatik : postoperasi, kehamilan, ektopik, kista ovarian, nutrisi.
 Trauma Abdomen
 Proses – proses infeksi

3. Klasifikasi
a. Pancreatitis akut
Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernanya organ ini
oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. (Brunner & Suddart,
2001:1339)
b. Pancreatitis kronik
Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran
anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas. (Brunner & Suddart,
2001:1348)

4. Patofisiologi
Mekanisme yang pasti tentang bagaimana enzim-enzim yang dibuat oleh
pankreas menjadi teraktifasi untuk melakukan otodigesti. Beberapa teori mengatakan
bahwa agen toksik, seperti alkohol atau obat-obat dapat mengubah mekanisme
pankreas dalam mensekresi enzim, sehingga menyebabkan aktivasi premature
Teori lain mengatakan bahwa refluks isi abdomen yang mengandung enzim
teraktivasi memasuki duktus pankreas dan menyebabkan peradangan. Obstruksi pada
1
duktus biliaris dapat menyebabkan peningkatan tekanan dan pecahnya duktus
pankretik, aktivasi enzim-enzim eksokrin pankreas atau refluks empedu dan getah
duodenum ke dalam pankreas
Makin banyak sel pankreatik yang rusak, makin banyak enzim pencernaan yang
dilepaskan menyebabkan siklus berulang terhadap kerusakan pankreas. Enzim-enzim
utama yang telah ditemukan untuk bertanggung jawab dalam proses otodigestif adalah
tripsinogen, fosfolipase A, dan elastase

Penyimpangan KDM pancreatitis

5. Tanda dan gejala
Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang
menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan abdomen yang
disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang
mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung saraf.
Peningkatan tekanan pada kapsul pankreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga
turut menimbulkan rasa sakit.
2
Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium).
Awitannya sering bersifat akut dan terjdi 24-48 jam setelah makan atau setelah
mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit
ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit menjadi semakin parah setelah makan dan
tidak dapat diredakan dengan pemberian antasid. Rasa sakit ini dapat disertai dengan
distensi abdomen, adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya
tidak jelas dan dengan penurunan peristatis. Rasa sakit yang disebabkan oleh
pankreatitis sering disertai dengn muntah.
Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada
abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda yang
fatal. Namun demikian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi peritonitis.
Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda yang
menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat.
Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntahan biasanya
berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu. Gejala panas,
ikterus, konfusidan agitasi dapat terjadi.
Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia serta
syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein,
karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat
mengalami takikardia, sianosis dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala
hipotensi. Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini.
Gangguan

pernafasan

serta

hipoksia

lazim

terjadi,

dan

pasien

dapat

memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difus, dispnoe, tachipnoe dan hasil
pemeriksaan gas darah abnormal. Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan
koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut
(Brunner & Suddart, 2001:1339)

6. Manajemen medik
Tujuan pengobatan pada pankreatitis adalah menghentikan proses peradangan dan
autodigesti/menstabilkan sedikitnya keadaan klinis sehingga memberi kesempatan
resolusi penyakit. Pada pankreatitis hemoragi yang berat dengan nekrosis sub
total/total diperlukan tindakan bedah. Pada pankreatitis bilier secepatnya harus
dilakukan kolangiografi retrograd secara endoskopi dan papilaktomi endoskopik untuk
mengeluarkan batu saluran empedu
3
 Pemberian analgesik yang kuat seperti petidin beberapa kali sehari morfin tidak
dianjurkan karena menimbulkan spasme sfingter addi. Selain petidin dapat juga
diberikan pentazokin.
 Prankreas diistirahatkan dengan cara pasien dipuasakan.
 Berikan nutrisi parenteral total berupa cairan elektrolit, nutrisi cairan protein
plasma.
Terapi medis pada pankreatitis yang berat :
 Pindahkan ke ICU
 Resusitasi cairan
 Perawatan pernapasan
 Pipa nasogastrik
 Terapi infeksi
 Pembuangan enzim pankreas yang aktif
 Anti nyeri
7. Komplikasi
a. Pulmonari
 Atelektasis
 Sindrom Gagal Pernapasan Akut
b. Kardiovaskular
 Syok hipotensif
 Depresi miokardial (MDK)
c. Ginjal
 Gagal Ginjal Akut
d. Hematologi
 Koagulasi intrafaskular diseminata
e. Metabolik
 Hipokalsemia
 Metabolik asidosis
f. Gastrointestinal
 Pseudokis pankreatik
 Abses pankreas
 Perdarahan gastrointestinal

4
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi, dan penurunan tekanan darah
(Donna D, 1995). Demam merupakan gejala yang umum biasanya (dari 39°
C).

demam

berkepanjangan

dapat

menandakan

adanya

komplikasi

gastrointestinal dari penyakit seperti peritonitis, kolesistitis atau absese intra
abdomen (Huddak & Gallo, 1996).
2) Pemeriksaan persistem
 Sistem gastrointestinal
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi
abdomen bagian atas dan terdengar bunyi timpani. Bising usus menurun
atau hilang karena efek proses peradangan dan aktivitas enzim pada
motilitas usus. Hal ini memperberat ketidakseimbangan cairan pada
penyakit ini. Pasien dengan penyakit pankreatitis yang parah dapat
mengalami asites, ikterik dan teraba massa abdomen (Huddak & Gallo,
1996).
 Sistem cardiovascular
Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi
perifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi dan syok.
Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan
miokardial

(MDF).

Faktor

depresan

miokardial

diketahui

dapat

menurunkan kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian
terganggu (huddak & Gallo, 1996)
 Sistem sirkulasi
Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF.
Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam
koagulitas darah dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata
dengan keterkaitan dengan gangguan perdarahan selanjutnya dapat
mempengaruhi keseimbangan cairan (Sabiston, 1994).
 Sistem respirasi
Pelepasan

enzim-enzim

lain

(contoh

fosfolipase)

diduga

banyak

menyebabkan komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankretitis
akut. Ini termasuk hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleural,
5
pneumonia, gagal nafas akut dan sindroma distress pernafasan akut
(Huddak & gallo, 1996).
 Sistem metablisme
Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan
hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah nekrosis lemak
disekitar daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul dan
disebabkan oleh respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans
menyebabkan

hiperglikemia

refraktori.

Asidosis

metabolik

dapat

diakibatkan oleh hipoperfusi dan aktivasi hipermetabolik anaerob (Huddak
& Gallo,1996).
 Sistem urinary
Oliguria, azotemia atau trombosis vena renalis bisa menyebabkan gagal
ginjal (Sabiston, 1994).
 Sistem neurologi
Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang dapat berhubungan dengan
penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai syok (Donna D,
1995)
 Sistem integument
Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat
mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau sindrom
kebocoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada panggul (tanda turney
grey) atau pada area periumbilikus (tanda cullen) terjadi pada nekrosis
hemoragik yang luas (Sandra M, 2001).
 Pengkajian psikososial
Penggunaan alkohol secara berlebihan adalah hal yang paling sering
menyebabkan pankreatitis akut. Perlu dikaji riwayat penggunaan alkohol
pada klien, kapan paling sering klien mengkonsumsi alkohol. Kaji apakah
klien pernah mengalami trauma seperti kemtian anggota keluarga,
kehilangan pekerjaan yang berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan
alkohol. (Donna D, 1995)
 Pola aktivitas
Klien dapat melaporkan adanya steatorea (feses berlemak), juga penurunan
berat badan, mual, muntah. Pastikan karakteristik dan frekuensi buang air
besar (Huddak & Gallo, 1996).
6
Perlu mengkaji status nutrisi klien dan cacat faktor yang dapat menurunkan
kebutuhan nutrisi (Suzanna Smletzer, 1999).

b. Pengelompokan data
Data subyektif
-

Klien mengeluh nyeri pada abdomen

-

Klien mengeluh muntah dan mual

-

Klien mengatakan nafsu makan kurang

-

Klien mengatakan fasesnya berlemak

-

Klien mengatakan kesulitan bernapas (sesak napas)

Data obyektif
-

Distensi abdomen bagian atas

-

Frekuensi napas cepat

-

Nampak menggunakan otot pernapasan

-

Terdengar bunyi timpani

-

Bising usus menurun / hilang

-

Mengalami asites, ikterik

-

Teraba massa abdomen

-

Syok

-

Oliguria

-

Membrane mukosa kering

-

Sianosis

-

Perubahan warna keunguan pada panggu (tanda turney grey) dan periumbilikus
(tanda Cullen)

-

Tampak mual

-

Ekspresi wajah meringis

-

Berat badan menurun

7
c. Analisa data
Data
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada
abdomen
Do :
- Distensi abdomen bagian
atas
- Teraba massa abdomen
- Mengalami asites, ikterik
- Ekspresi wajah meringis

Ds :
- Klien mengatakan nafsu
makan kurang
Do :
- Bising usus menurun /
hilang
- Teraba massa abdomen
- Membrane mukosa kering
- Tampak mual
- Berat badan menurun

Ds :
- Klien mengeluh
dan mual

muntah

Do :
- Membrane mukosa kering
- Tampak mual

Penyebab
Factor penyebab
↓
Aktivasi enzim secara premature
↓
Autodigesti kelenjar
↓
Peningkatan produksi enzim proteolitik
↓
Gangguan absorpsi protein
↓
Penurunan protein plasma
↓
Penurunan albumin serum
↓
Penurunan tekanan onkotik
↓
Edema
↓
Perangsangan nosiseptor
↓
Nyeri
Factor penyebab
↓
Aktivasi enzim secara premature
↓
Autodigesti kelenjar
Penurunan produksi enzim lipase
↓
Gangguan absorpsi lemak
↓
Peningkatan lemak pada lumen usus
↓
Mual dan muntah
↓
Intake nutrisi tidak adekuat
↓
Nutrisi kurang dari keb. tubuh
Factor penyebab
↓
Aktivasi enzim secara premature
↓
Autodigesti kelenjar
Penurunan produksi enzim lipase
↓
Gangguan absorpsi lemak

Masalah
Nyeri

Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

Deficit volume
cairan

8
Ds :
- Klien mengatakan kesulitan
bernapas (sesak napas)
Do :
- Frekuensi napas cepat
- Nampak menggunakan otot
pernapasan
- Sianosis

↓
Peningkatan lemak pada lumen usus
↓
Diare
↓
Kekurangan volume cairan
Factor penyebab
↓
Aktivasi enzim secara premature
↓
Autodigesti kelenjar
↓
Peningkatan produksi enzim proteolitik
↓
Gangguan absorpsi protein
↓
Penurunan protein plasma
↓
Penurunan albumin serum
↓
Penurunan tekanan onkotik
↓
Akumulasi cairan di rongga peritoneal
↓
Peningkatan tekanan diafragma
↓
Penurunan ekspansi paru
↓
Penurunan komplians paru
↓
Pola napas tidak efektif

Pola napas tak
efektif

d. Prioritas masalah
1) Pola pernafasan yang tidak efektif
2) Nyeri
3) Defisit volume cairan
4) Nutrisi kurang dari kebutuhan

9
2. Diagnosa keperawatan
a. Pola pernafasan yang tidak efektif berhubungan peningkatan tekanan diafragma
akibat cairan diperitoneal
Ds : Klien mengatakan kesulitan bernapas (sesak napas)
Do :
-

Frekuensi napas cepat

-

Nampak menggunakan otot pernapasan dan sianosis

b. Nyeri berhubungan dengan proses edema
Ds : Klien mengeluh nyeri pada abdomen
Do :
-

Distensi abdomen bagian atas

-

Teraba massa abdomen

-

Mengalami asites, ikterik

-

Ekspresi wajah meringis

c. Defisit volume cairan berhubungan dengan diaphoresis, mual, muntah
Ds : Klien mengeluh muntah dan mual
Do :
-

Membrane mukosa kering

-

Tampak mual

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan mual muntah
Ds : Klien mengatakan nafsu makan kurang
Do :
-

Bising usus menurun / hilang

-

Teraba massa abdomen

-

Membrane mukosa kering

-

Tampak mual

-

Berat badan menurun

10
3. Perencanaan
Dx
1

Tujuan

Rencana tindakan
Intervensi

Rasional

Implementasi

Tupan :
1. Observasi dispnea, takipnea,
Setelah
diberikan
penurunan
bunyi
napas,
tindakan keperawatan
peningkatan
upaya
gangguan pola napas
pernapasan,
terbatasnya
teratasi
ekspansi dinding dada dan
kelemahan.
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan keperawatan 2. Evaluasi perubahan tingkat
selama beberapa hari
kesadaran, catat sianosis atau
pola napas beransurperubahan pada warna kulit
ansur hilang dengan
termasuk membran mukosa
criteria :
dan kuku.
- Frekuensi
napas 3. Berikan pasien posisi yang
normal
nyaman
- Tidak
mengeluh
sesak
4. Ajarkan klien untuk bernapas
dengan tehnik napas dalam

1. Tuberculosis
Paru 1. Mengobservasi
dispnea,
menyebabkan efek luas
takipnea, penurunan bunyi
pada Paru dan bagian kecil
napas, peningkatan upaya
bronkopneumonia sampai
pernapasan,
terbatasnya
inflamasi difus luas, efek
ekspansi dinding dada dan
pernapasan dapat sampai
kelemahan.
dispnea
berat
sampai
distres pernapasan.
perubahan
2. Akumulasi sekret dapat 2. Mengevaluasi
tingkat kesadaran, catat
menggangu
jalan
sianosis atau perubahan
oksigenasi organ vital dan
pada warna kulit termasuk
jaringan.
membran mukosa dan kuku.
3. Posisi
yang
nyaman 3. Memberikan pasien posisi
yang nyaman
membantu klien untuk
dapat bernapas dengan
legah
4. Tehnik
napas
dalam 4. Mnegajarkan klien untuk
bernapas dengan tehnik
membantu klien untuk
napas dalam
dapat
meringankan
pernapas
tirah
konsumsi 5. Meningkatkan
5. Tingkatkan tirah baring/batasi 5. Menurunkan
baring/batasi aktifitas dan
oksigen / kebutuhan selama
aktifitas dan bantu aktifitas
bantu aktifitas perawatan
periode
penurunan
perawatan
diri
sesuai
diri sesuai keperluan.
pernapasan dapat
keperluan.
11
6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Memenuhi
oksigen klien
oksigen sesuai kebutuhan
2

Tupan :
1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan 1.
Setelah
diberikan
penyebarannya
tindakan keperawatan
nyeri teratasi
Tupen :
Setelah
diberikan 2. Berikan posisi yang nyaman 2.
tindakan keperawatan
pada klien
selama beberapa hanya
nyeri
beransur-ansur 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan 3.
hilang dengan criteria :
tehnik distrasi kepada pasien
- Ekspresi
wajah
tenang
- Klien
tidak 4. Anjurkan
klien
untuk 4.
mengeluh nyeri
beristrahat yang cukup
5. Anjurkan pada keluarga klien 5.
untuk
menciptakan
lingkungan yang tenang
6. Kolaborasi dengan dokter 6.
dalam
pemberian
obat
analgetik sesuai indikasi

kebutuhan 6. Kolaborasi
dalam
pemberian oksigen sesuai
kebutuhan
Mengetahui skala nyeri 1. Mengkaji
skala
nyeri.
yang
dirasakan
klien
Lokasi dan penyebarannya
sehingga perawat dapat
menentukan tindakan yang
tepat yang akan diberikan
selanjutnya
Posisi yang nyaman bagi 2. Memberikan posisi yang
klien membantu klien
nyaman pada klien
untuk dapat beristrahat
Tehnik
relaksasi
dan 3. Mengajarkan
tehnik
distrasi
membantu
relaksasi dan tehnik distrasi
mengalihkan
perhatian
kepada pasien
klien dari rasa nyeri
Istrahat
yang
cukup 4. Menganjurkan klien untuk
membantu mengurangi rasa
beristrahat yang cukup
nyeri
Lingkungan yang tenang 5. Menganjurkan
pada
membantu klien untuk
keluarga
klien
untuk
dapat beristrahat
menciptakan
lingkungan
Membantu menekan rasa
yang tenang
nyeri
6. Penatalaksanaan
dengan
dokter dalam pemberian
obat
analgetik
sesuai
indikasi

12
3

Tupan :
Setelah diberikan
keperawatan
kekurangan cairan
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
kekurang cairan
beransur-ansur
terpenuhi dengan
criteria :
- Intake dan haluaran
cairan seimbang
- Tidak muntah lagi

1. Awasi tanda vital, pengisian 1. Indikator
keadekuatan
kapiler, status membrane
volume sirkulasi, hipotensi
mukosa, tugor kulit
ortostatik dapat terjadi
dengan resiko jatuh/cedera
segera setelah perubahan
posisi
2. Awasi jumlah dan tipe cairan, 2. Pasien tidak mengkonsumsi
ukur haluaran urin dengan
cairan
sama
sekali
akurat
mengakibatkan dehidrasi
atau mengganti cairan
untuk masukan kalori yang
berdampak
pada
keseimbangan elektrolit
3. Diskusikan strategi untuk 3. Membantu
pasien
menghentikan muntah dan
menerima perasaan bahwa
penggunaan laksatif / deuretik
akibat muntah dan atau
penggunaan
laksatif/diuretik mencegah
kehilangan bahwa munta
memberikan pembebasan
dari ansietas
4. Identifikasi rencana untuk 4. Melobatkan pasien dalam
meningkatkan keseimbangan
rencana untuk memperbaiki
cairan seoptimal mungkin
kestidakseimbangan cairan,
memperbaiki kesempatan
untuk berhasil
5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Membantu
memenuhi
cairan melalui intravena
kebutuhan cairan

1. Mengawasi tanda vital,
pengisian kapiler, status
membrane mukosa, tugor
kulit

2. Mengawasi jumlah dan tipe
cairan, ukur haluaran urin
dengan akurat

3. Mendiskusikan
strategi
untuk
menghentikan
muntah dan penggunaan
laksatif / deuretik

4. Mengidentifikasi rencana
untuk
meningkatkan
keseimbangan
cairan
seoptimal mungkin
5. Kolaborasi
dalam
pemberian cairan melalui
intravena
13
4

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
nutrisi beransur-ansur
terpenuhi dengan
criteria :
- Nafsu makan
meningkat
- Berat badan
meningkat
- Porsi makan
dihabiskan

1. Pantau intake dan outpun
nutrisi klien

1. Mengetahui jumlah
kebutuhan klien akan
nutrisi
2. Timbang berat badan klien
2. Mengetahui kekurang
nutrisi klien
3. Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada
abdomen catat pasase flatus
kontraksi usus
4. Identifikan kesukaan dan
4. Menimbulkan nafsu makan
ketidaksukaan diet dari pasien
klien
5. Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu memenuhi
sedikit tapi sering dengan diet
kebutuhan nutrisi klien
lunak
6. Berikan makanan yang
6. Menambah nafsu makan
menarik dan masih dalam
klien
keadaan hangat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
7. Membantu memenuhi
dalam pemberikan nutrisi
kekurangan nutrisi klien
yang sesuai dengan kondisi
klien

1. Memantau intake dan
outpun nutrisi klien
2. Menimbang berat badan
klien
3. Auskultasi bising usus,
palpasi abdomen catat
pasase flatus
4. Mengidentifikan kesukaan
dan ketidaksukaan diet dari
pasien
5. Memberikan makanan
dalam porsi sedikit tapi
sering dengan diet lunak
6. Memberikan makanan yang
menarik dan masih dalam
keadaan hangat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberikan nutrisi
yang sesuai dengan kondisi
klien

14

More Related Content

What's hot

Power Point Hepatitis
Power Point HepatitisPower Point Hepatitis
Power Point HepatitisEncepal Cere
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistemMakalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistemSiti Purwaningsih
 
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepChristine Aie
 
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDHakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDFox Broadcasting
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliBella Andreana
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Pajeg Lempung
 
PPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxPPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxTriGunawan17
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
teori proses menua
teori proses menuateori proses menua
teori proses menuaunik12
 

What's hot (20)

Power Point Hepatitis
Power Point HepatitisPower Point Hepatitis
Power Point Hepatitis
 
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
Fisioterapi dada dan batuk efektif AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistemMakalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
Askep retensio urine
Askep retensio urineAskep retensio urine
Askep retensio urine
 
Askep hepatitis akper
Askep hepatitis akperAskep hepatitis akper
Askep hepatitis akper
 
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA Askep penyakit jantung koroner  AKPER PEMKAB MUNA
Askep penyakit jantung koroner AKPER PEMKAB MUNA
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hep
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Biomekanika
BiomekanikaBiomekanika
Biomekanika
 
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDHakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
 
PPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxPPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptx
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
teori proses menua
teori proses menuateori proses menua
teori proses menua
 

Viewers also liked (6)

Pankreatitis
PankreatitisPankreatitis
Pankreatitis
 
Simtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrinaSimtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrina
 
Pankreatitis akut ppt by skl
Pankreatitis  akut ppt by sklPankreatitis  akut ppt by skl
Pankreatitis akut ppt by skl
 
PANKREATITIS
PANKREATITISPANKREATITIS
PANKREATITIS
 
Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1
 
Gangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenalGangguan hormon adrenal
Gangguan hormon adrenal
 

Similar to Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA

Similar to Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA (20)

Jasmin AKPER PEMKAB MUNA
Jasmin  AKPER PEMKAB MUNA Jasmin  AKPER PEMKAB MUNA
Jasmin AKPER PEMKAB MUNA
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Askep pencernaan
Askep pencernaanAskep pencernaan
Askep pencernaan
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
CKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docxCKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docx
 
Lp ckd+hd+hiperkalemi tika
Lp ckd+hd+hiperkalemi tikaLp ckd+hd+hiperkalemi tika
Lp ckd+hd+hiperkalemi tika
 
Konsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dmKonsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dm
 
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptxNama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
Nama_NIM_Kelas_Kelompok 1 AC_Tugas Kasus Farter 2.pptx
 
mind map.pptx
mind map.pptxmind map.pptx
mind map.pptx
 
Addison disease
Addison diseaseAddison disease
Addison disease
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
 
215023071 case2-ckd2
215023071 case2-ckd2215023071 case2-ckd2
215023071 case2-ckd2
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Qqqqqooooooooytre
QqqqqooooooooytreQqqqqooooooooytre
Qqqqqooooooooytre
 
KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 
Asuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsiaAsuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsia
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. PANKREATITIS A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Pankreatitis adalah suatu reaksi peradangan pada pankreas atau kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifkan secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas 2. Etiologi  Penyakit Billiaris : batu empedu, obstruksi, duktus empedu komunis, endapan biliaris.  Obat-obatan : diuretik tiazid, furosemid, prokainamid, tetrasiklin, sulfonamid.  Hipertrigliseridemia  Hiperkalsemia  Idiopatik : postoperasi, kehamilan, ektopik, kista ovarian, nutrisi.  Trauma Abdomen  Proses – proses infeksi 3. Klasifikasi a. Pancreatitis akut Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. (Brunner & Suddart, 2001:1339) b. Pancreatitis kronik Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas. (Brunner & Suddart, 2001:1348) 4. Patofisiologi Mekanisme yang pasti tentang bagaimana enzim-enzim yang dibuat oleh pankreas menjadi teraktifasi untuk melakukan otodigesti. Beberapa teori mengatakan bahwa agen toksik, seperti alkohol atau obat-obat dapat mengubah mekanisme pankreas dalam mensekresi enzim, sehingga menyebabkan aktivasi premature Teori lain mengatakan bahwa refluks isi abdomen yang mengandung enzim teraktivasi memasuki duktus pankreas dan menyebabkan peradangan. Obstruksi pada 1
  • 2. duktus biliaris dapat menyebabkan peningkatan tekanan dan pecahnya duktus pankretik, aktivasi enzim-enzim eksokrin pankreas atau refluks empedu dan getah duodenum ke dalam pankreas Makin banyak sel pankreatik yang rusak, makin banyak enzim pencernaan yang dilepaskan menyebabkan siklus berulang terhadap kerusakan pankreas. Enzim-enzim utama yang telah ditemukan untuk bertanggung jawab dalam proses otodigestif adalah tripsinogen, fosfolipase A, dan elastase Penyimpangan KDM pancreatitis 5. Tanda dan gejala Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan abdomen yang disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung saraf. Peningkatan tekanan pada kapsul pankreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga turut menimbulkan rasa sakit. 2
  • 3. Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium). Awitannya sering bersifat akut dan terjdi 24-48 jam setelah makan atau setelah mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit menjadi semakin parah setelah makan dan tidak dapat diredakan dengan pemberian antasid. Rasa sakit ini dapat disertai dengan distensi abdomen, adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya tidak jelas dan dengan penurunan peristatis. Rasa sakit yang disebabkan oleh pankreatitis sering disertai dengn muntah. Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda yang fatal. Namun demikian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi peritonitis. Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda yang menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat. Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntahan biasanya berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu. Gejala panas, ikterus, konfusidan agitasi dapat terjadi. Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein, karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat mengalami takikardia, sianosis dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala hipotensi. Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini. Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim terjadi, dan pasien dapat memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difus, dispnoe, tachipnoe dan hasil pemeriksaan gas darah abnormal. Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut (Brunner & Suddart, 2001:1339) 6. Manajemen medik Tujuan pengobatan pada pankreatitis adalah menghentikan proses peradangan dan autodigesti/menstabilkan sedikitnya keadaan klinis sehingga memberi kesempatan resolusi penyakit. Pada pankreatitis hemoragi yang berat dengan nekrosis sub total/total diperlukan tindakan bedah. Pada pankreatitis bilier secepatnya harus dilakukan kolangiografi retrograd secara endoskopi dan papilaktomi endoskopik untuk mengeluarkan batu saluran empedu 3
  • 4.  Pemberian analgesik yang kuat seperti petidin beberapa kali sehari morfin tidak dianjurkan karena menimbulkan spasme sfingter addi. Selain petidin dapat juga diberikan pentazokin.  Prankreas diistirahatkan dengan cara pasien dipuasakan.  Berikan nutrisi parenteral total berupa cairan elektrolit, nutrisi cairan protein plasma. Terapi medis pada pankreatitis yang berat :  Pindahkan ke ICU  Resusitasi cairan  Perawatan pernapasan  Pipa nasogastrik  Terapi infeksi  Pembuangan enzim pankreas yang aktif  Anti nyeri 7. Komplikasi a. Pulmonari  Atelektasis  Sindrom Gagal Pernapasan Akut b. Kardiovaskular  Syok hipotensif  Depresi miokardial (MDK) c. Ginjal  Gagal Ginjal Akut d. Hematologi  Koagulasi intrafaskular diseminata e. Metabolik  Hipokalsemia  Metabolik asidosis f. Gastrointestinal  Pseudokis pankreatik  Abses pankreas  Perdarahan gastrointestinal 4
  • 5. B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan data 1) Pemeriksaan tanda-tanda vital Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi, dan penurunan tekanan darah (Donna D, 1995). Demam merupakan gejala yang umum biasanya (dari 39° C). demam berkepanjangan dapat menandakan adanya komplikasi gastrointestinal dari penyakit seperti peritonitis, kolesistitis atau absese intra abdomen (Huddak & Gallo, 1996). 2) Pemeriksaan persistem  Sistem gastrointestinal Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi abdomen bagian atas dan terdengar bunyi timpani. Bising usus menurun atau hilang karena efek proses peradangan dan aktivitas enzim pada motilitas usus. Hal ini memperberat ketidakseimbangan cairan pada penyakit ini. Pasien dengan penyakit pankreatitis yang parah dapat mengalami asites, ikterik dan teraba massa abdomen (Huddak & Gallo, 1996).  Sistem cardiovascular Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi perifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi dan syok. Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan miokardial (MDF). Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu (huddak & Gallo, 1996)  Sistem sirkulasi Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF. Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam koagulitas darah dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan keterkaitan dengan gangguan perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi keseimbangan cairan (Sabiston, 1994).  Sistem respirasi Pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankretitis akut. Ini termasuk hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleural, 5
  • 6. pneumonia, gagal nafas akut dan sindroma distress pernafasan akut (Huddak & gallo, 1996).  Sistem metablisme Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah nekrosis lemak disekitar daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul dan disebabkan oleh respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans menyebabkan hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan oleh hipoperfusi dan aktivasi hipermetabolik anaerob (Huddak & Gallo,1996).  Sistem urinary Oliguria, azotemia atau trombosis vena renalis bisa menyebabkan gagal ginjal (Sabiston, 1994).  Sistem neurologi Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang dapat berhubungan dengan penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai syok (Donna D, 1995)  Sistem integument Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau sindrom kebocoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada panggul (tanda turney grey) atau pada area periumbilikus (tanda cullen) terjadi pada nekrosis hemoragik yang luas (Sandra M, 2001).  Pengkajian psikososial Penggunaan alkohol secara berlebihan adalah hal yang paling sering menyebabkan pankreatitis akut. Perlu dikaji riwayat penggunaan alkohol pada klien, kapan paling sering klien mengkonsumsi alkohol. Kaji apakah klien pernah mengalami trauma seperti kemtian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan yang berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan alkohol. (Donna D, 1995)  Pola aktivitas Klien dapat melaporkan adanya steatorea (feses berlemak), juga penurunan berat badan, mual, muntah. Pastikan karakteristik dan frekuensi buang air besar (Huddak & Gallo, 1996). 6
  • 7. Perlu mengkaji status nutrisi klien dan cacat faktor yang dapat menurunkan kebutuhan nutrisi (Suzanna Smletzer, 1999). b. Pengelompokan data Data subyektif - Klien mengeluh nyeri pada abdomen - Klien mengeluh muntah dan mual - Klien mengatakan nafsu makan kurang - Klien mengatakan fasesnya berlemak - Klien mengatakan kesulitan bernapas (sesak napas) Data obyektif - Distensi abdomen bagian atas - Frekuensi napas cepat - Nampak menggunakan otot pernapasan - Terdengar bunyi timpani - Bising usus menurun / hilang - Mengalami asites, ikterik - Teraba massa abdomen - Syok - Oliguria - Membrane mukosa kering - Sianosis - Perubahan warna keunguan pada panggu (tanda turney grey) dan periumbilikus (tanda Cullen) - Tampak mual - Ekspresi wajah meringis - Berat badan menurun 7
  • 8. c. Analisa data Data Ds : - Klien mengeluh nyeri pada abdomen Do : - Distensi abdomen bagian atas - Teraba massa abdomen - Mengalami asites, ikterik - Ekspresi wajah meringis Ds : - Klien mengatakan nafsu makan kurang Do : - Bising usus menurun / hilang - Teraba massa abdomen - Membrane mukosa kering - Tampak mual - Berat badan menurun Ds : - Klien mengeluh dan mual muntah Do : - Membrane mukosa kering - Tampak mual Penyebab Factor penyebab ↓ Aktivasi enzim secara premature ↓ Autodigesti kelenjar ↓ Peningkatan produksi enzim proteolitik ↓ Gangguan absorpsi protein ↓ Penurunan protein plasma ↓ Penurunan albumin serum ↓ Penurunan tekanan onkotik ↓ Edema ↓ Perangsangan nosiseptor ↓ Nyeri Factor penyebab ↓ Aktivasi enzim secara premature ↓ Autodigesti kelenjar Penurunan produksi enzim lipase ↓ Gangguan absorpsi lemak ↓ Peningkatan lemak pada lumen usus ↓ Mual dan muntah ↓ Intake nutrisi tidak adekuat ↓ Nutrisi kurang dari keb. tubuh Factor penyebab ↓ Aktivasi enzim secara premature ↓ Autodigesti kelenjar Penurunan produksi enzim lipase ↓ Gangguan absorpsi lemak Masalah Nyeri Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Deficit volume cairan 8
  • 9. Ds : - Klien mengatakan kesulitan bernapas (sesak napas) Do : - Frekuensi napas cepat - Nampak menggunakan otot pernapasan - Sianosis ↓ Peningkatan lemak pada lumen usus ↓ Diare ↓ Kekurangan volume cairan Factor penyebab ↓ Aktivasi enzim secara premature ↓ Autodigesti kelenjar ↓ Peningkatan produksi enzim proteolitik ↓ Gangguan absorpsi protein ↓ Penurunan protein plasma ↓ Penurunan albumin serum ↓ Penurunan tekanan onkotik ↓ Akumulasi cairan di rongga peritoneal ↓ Peningkatan tekanan diafragma ↓ Penurunan ekspansi paru ↓ Penurunan komplians paru ↓ Pola napas tidak efektif Pola napas tak efektif d. Prioritas masalah 1) Pola pernafasan yang tidak efektif 2) Nyeri 3) Defisit volume cairan 4) Nutrisi kurang dari kebutuhan 9
  • 10. 2. Diagnosa keperawatan a. Pola pernafasan yang tidak efektif berhubungan peningkatan tekanan diafragma akibat cairan diperitoneal Ds : Klien mengatakan kesulitan bernapas (sesak napas) Do : - Frekuensi napas cepat - Nampak menggunakan otot pernapasan dan sianosis b. Nyeri berhubungan dengan proses edema Ds : Klien mengeluh nyeri pada abdomen Do : - Distensi abdomen bagian atas - Teraba massa abdomen - Mengalami asites, ikterik - Ekspresi wajah meringis c. Defisit volume cairan berhubungan dengan diaphoresis, mual, muntah Ds : Klien mengeluh muntah dan mual Do : - Membrane mukosa kering - Tampak mual d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan mual muntah Ds : Klien mengatakan nafsu makan kurang Do : - Bising usus menurun / hilang - Teraba massa abdomen - Membrane mukosa kering - Tampak mual - Berat badan menurun 10
  • 11. 3. Perencanaan Dx 1 Tujuan Rencana tindakan Intervensi Rasional Implementasi Tupan : 1. Observasi dispnea, takipnea, Setelah diberikan penurunan bunyi napas, tindakan keperawatan peningkatan upaya gangguan pola napas pernapasan, terbatasnya teratasi ekspansi dinding dada dan kelemahan. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan 2. Evaluasi perubahan tingkat selama beberapa hari kesadaran, catat sianosis atau pola napas beransurperubahan pada warna kulit ansur hilang dengan termasuk membran mukosa criteria : dan kuku. - Frekuensi napas 3. Berikan pasien posisi yang normal nyaman - Tidak mengeluh sesak 4. Ajarkan klien untuk bernapas dengan tehnik napas dalam 1. Tuberculosis Paru 1. Mengobservasi dispnea, menyebabkan efek luas takipnea, penurunan bunyi pada Paru dan bagian kecil napas, peningkatan upaya bronkopneumonia sampai pernapasan, terbatasnya inflamasi difus luas, efek ekspansi dinding dada dan pernapasan dapat sampai kelemahan. dispnea berat sampai distres pernapasan. perubahan 2. Akumulasi sekret dapat 2. Mengevaluasi tingkat kesadaran, catat menggangu jalan sianosis atau perubahan oksigenasi organ vital dan pada warna kulit termasuk jaringan. membran mukosa dan kuku. 3. Posisi yang nyaman 3. Memberikan pasien posisi yang nyaman membantu klien untuk dapat bernapas dengan legah 4. Tehnik napas dalam 4. Mnegajarkan klien untuk bernapas dengan tehnik membantu klien untuk napas dalam dapat meringankan pernapas tirah konsumsi 5. Meningkatkan 5. Tingkatkan tirah baring/batasi 5. Menurunkan baring/batasi aktifitas dan oksigen / kebutuhan selama aktifitas dan bantu aktifitas bantu aktifitas perawatan periode penurunan perawatan diri sesuai diri sesuai keperluan. pernapasan dapat keperluan. 11
  • 12. 6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Memenuhi oksigen klien oksigen sesuai kebutuhan 2 Tupan : 1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan 1. Setelah diberikan penyebarannya tindakan keperawatan nyeri teratasi Tupen : Setelah diberikan 2. Berikan posisi yang nyaman 2. tindakan keperawatan pada klien selama beberapa hanya nyeri beransur-ansur 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan 3. hilang dengan criteria : tehnik distrasi kepada pasien - Ekspresi wajah tenang - Klien tidak 4. Anjurkan klien untuk 4. mengeluh nyeri beristrahat yang cukup 5. Anjurkan pada keluarga klien 5. untuk menciptakan lingkungan yang tenang 6. Kolaborasi dengan dokter 6. dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi kebutuhan 6. Kolaborasi dalam pemberian oksigen sesuai kebutuhan Mengetahui skala nyeri 1. Mengkaji skala nyeri. yang dirasakan klien Lokasi dan penyebarannya sehingga perawat dapat menentukan tindakan yang tepat yang akan diberikan selanjutnya Posisi yang nyaman bagi 2. Memberikan posisi yang klien membantu klien nyaman pada klien untuk dapat beristrahat Tehnik relaksasi dan 3. Mengajarkan tehnik distrasi membantu relaksasi dan tehnik distrasi mengalihkan perhatian kepada pasien klien dari rasa nyeri Istrahat yang cukup 4. Menganjurkan klien untuk membantu mengurangi rasa beristrahat yang cukup nyeri Lingkungan yang tenang 5. Menganjurkan pada membantu klien untuk keluarga klien untuk dapat beristrahat menciptakan lingkungan Membantu menekan rasa yang tenang nyeri 6. Penatalaksanaan dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi 12
  • 13. 3 Tupan : Setelah diberikan keperawatan kekurangan cairan teratasi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari kekurang cairan beransur-ansur terpenuhi dengan criteria : - Intake dan haluaran cairan seimbang - Tidak muntah lagi 1. Awasi tanda vital, pengisian 1. Indikator keadekuatan kapiler, status membrane volume sirkulasi, hipotensi mukosa, tugor kulit ortostatik dapat terjadi dengan resiko jatuh/cedera segera setelah perubahan posisi 2. Awasi jumlah dan tipe cairan, 2. Pasien tidak mengkonsumsi ukur haluaran urin dengan cairan sama sekali akurat mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit 3. Diskusikan strategi untuk 3. Membantu pasien menghentikan muntah dan menerima perasaan bahwa penggunaan laksatif / deuretik akibat muntah dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah kehilangan bahwa munta memberikan pembebasan dari ansietas 4. Identifikasi rencana untuk 4. Melobatkan pasien dalam meningkatkan keseimbangan rencana untuk memperbaiki cairan seoptimal mungkin kestidakseimbangan cairan, memperbaiki kesempatan untuk berhasil 5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Membantu memenuhi cairan melalui intravena kebutuhan cairan 1. Mengawasi tanda vital, pengisian kapiler, status membrane mukosa, tugor kulit 2. Mengawasi jumlah dan tipe cairan, ukur haluaran urin dengan akurat 3. Mendiskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif / deuretik 4. Mengidentifikasi rencana untuk meningkatkan keseimbangan cairan seoptimal mungkin 5. Kolaborasi dalam pemberian cairan melalui intravena 13
  • 14. 4 Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari nutrisi beransur-ansur terpenuhi dengan criteria : - Nafsu makan meningkat - Berat badan meningkat - Porsi makan dihabiskan 1. Pantau intake dan outpun nutrisi klien 1. Mengetahui jumlah kebutuhan klien akan nutrisi 2. Timbang berat badan klien 2. Mengetahui kekurang nutrisi klien 3. Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada abdomen catat pasase flatus kontraksi usus 4. Identifikan kesukaan dan 4. Menimbulkan nafsu makan ketidaksukaan diet dari pasien klien 5. Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu memenuhi sedikit tapi sering dengan diet kebutuhan nutrisi klien lunak 6. Berikan makanan yang 6. Menambah nafsu makan menarik dan masih dalam klien keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Membantu memenuhi dalam pemberikan nutrisi kekurangan nutrisi klien yang sesuai dengan kondisi klien 1. Memantau intake dan outpun nutrisi klien 2. Menimbang berat badan klien 3. Auskultasi bising usus, palpasi abdomen catat pasase flatus 4. Mengidentifikan kesukaan dan ketidaksukaan diet dari pasien 5. Memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering dengan diet lunak 6. Memberikan makanan yang menarik dan masih dalam keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberikan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klien 14