Sim, aulia caesa veranza, sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan lingkungannya tantangan sistem informasi global, hapzi ali, universitas mercu buana, 2017
1. Lima strategi kompetensi dasar dalam bersaing yakni:
1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)
Menjadi produsen rendah biaya dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu menurunkan
biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.
2. Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)
Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau
mengurangi keunggulan diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk
fokus pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang
unik/niche market.
3. Strategi Inovasi (innovation strategy)
Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan pengembangan
produk dan atau jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik /nichemarket. Hal ini juga dapat
melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi atau mendistribusikan
produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara yang ada.
4. Strategi Pertumbuhan (growth strategy)
Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa, ekspansi
ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk dan
jasa terkait.
5. Strategi Aliansi (alliance strategy)
Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan
perusahaan lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan
"perusahaan virtual," atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjanjian distribusi antara pelaku
usaha dengan mitra dagangnya.
Sistem informasi sangatlah penting dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif saat ini.
Hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan manfaat penggunaan sistem informasi
dikembangkan melalui beberapa lapisan, mulai dari perencanaan, analisa dan perancangan. Sejalan
dengan semakin luasnya pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan bisnis, maka pemisahan
antara teknologi informasi dan strategi kompetitif perusahaan semakin tidak terlihat. Hal ini karena
seluruh strategi kompetitif perusahaan harus memiliki teknologi informasi.
Strategi perusahaan berbasis sistem informasi perlu dibuat karena sumber daya yang dimiliki
perusahaan sangat terbatas, sehingga harus dimanfaatkan secara optimal. Strategi ini juga
digunakan untuk meningkatkan daya saing atau kinerja perusahaan karena para kompetitor memiliki
sumberdaya teknologi yang sama dan memastikan bahwa aset teknologi informasi dapat
dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan profitabilitas
perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan mapun pengurangan biaya. Selain itu, strategi
perusahaan berbasis sistem informasi digunakan untuk mencegah terjadinya kelebihan atau
kekurangan investasi serta menjamin bahwa teknologi informasi yang direncanakan benar-benar
menjawab kebutuhan bisnis perusahaan akan informasi.
Sistem informasi yang diaplikasikan oleh perusahaan untuk menunjang strateginya dapat pula
digunakan untuk melihat kecenderungan tren bisnis di masa depan. Dengan adanya sistem
informasi, maka perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
2. dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang karena adanya perubahan orientasi bisnis.
Disamping itu, sistem informasi yang unggul akan menciptakan barriers to entry pada kompetitor
karena adanya kerumitan teknologi untuk memasuki persaingan pasar.
Dari sisi internal perusahaan, penggunaan sistem informasi bukan saja akan meningkatkan kualitas
serta kecepatan informasi yang dihasilkan bagi manajemen, tetapi juga dapat menciptakan suatu
sistem informasi manajemen yang mampu meningkatkan integrasi di bidang informasi dan operasi
diantara berbagai pihak yang ada di perusahaan. Sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila
semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi, sumberdaya yang berkualitas, dan yang paling
penting adalah komitmen perusahaan.
12 Contoh Sistem Informasi Manajemen dan Aplikasi Penerapannya
1. Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP adalah sebuah aplikasi sistem manajemen bisnis yang memudahkan pengelolaan bisnis
secara terintegrasi. sistem ini memiliki konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya
perusahaan meliputi manusia, dana, mesin, suku cadang, material, waktu, dan kapasitas yang
berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan.
ERP biasanya digunakan oleh perusahaan dalam mengelola manajemen dan melakukan
pengawasan yang saling terintegrasi terhadap unit bidang kerja yang ada didalam perusahaan,
misalnya bidang Accounting, Keuangan, Pemasaran, Sumber Daya Manusia, Pengelolaan
Persediaan dan Operasional.
2. Decision Support System (DSS)
DSS adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan
database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users.
DSS dapat membantu para manajer dalam mengambil keputusan dengan cara mengamati
lingkungan dalam perusahaan. Contoh: sebuah aplikasi untuk menentukan kelayakan proposal
kredit pada Bank Mandiri.
3. Informatic Management System (IMS)
IMS berfungsi untuk membantu spektrum tugas-tugas dalam organisasi, yang juga dapat
dimanfaatkan untuk membantu menganalisa pembuatan keputusan. IMS juga mampu
menyatukan beberapa fungsi informasi dengan program komputerisasi, seperti e-procurement.
4. Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi
strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah
memberikan akses yang cepat dan mudah untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci
dalam melaksanakan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas.
5. Transaction Processing System (TPS)
Transaction processing systems (TPS) merupakan sistem yang dapat berfungsi untuk mencatat
dan memproses data hasil dari tranksaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan
persediaan. Sistem TPS berguna untuk proses data dengan jumlah besar pada transaksi bisnis
3. yang rutin. TPS biasa diimplementasikan untuk manajemen gaji dan inventaris. Contohnya ialah
aplikasi yang digunakan untuk Bantuan Keuangan Desa Pemprov Sumatra Barat.
6. Information Reporting Systems (IRS)
Information reporting systems menyediakan informasi produk untuk manajerial end users untuk
mendukung mereka dalam menentukan keputusan setiap harinya. Akses data IRS berisi
informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh Transaction Processing
Systems (TPS). Informasi dari IRS dapat berupa laporan yang bisa disesuaikan berdasarkan
permintaan, periodik, atau situasi pengecualian. Contoh, manajer penjualan dapat menerima
laporan analisa penjualan setiap bulannya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
7. Supply Chain Management (SCM)
Sistem SCM ini sangat berguna bagi pihak manajemen dimana data data yang disajikan
terintegrasi mengenai manajemen suplai bahan baku, mulai dari produsen, pemasok, pengecer
sampai konsumen akhir.
8. Knowledge Work System (KWS)
Sistem informasi KWS ini mengintegrasikan sebuah pengetahuan baru ke dalam organisasi.
Knowledge Work System mendukung para pekerja professional seperti ilmuwan, insinyur, dan
doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka
mengkontribusikannya ke organisasi.
9. Office Automation System (OAS)
Sistem aplikasi ini berguna untuk memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi
dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. misalnya untuk komunikasi antar departemen dalam
suatu perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-server komputer pada setiap user di
perusahaan. Contohnya adalah word processing dan elctronic message,.
10. Expert System (ES) dan Artificial Intelligent (AI)
Sistem ini pada dasarnya memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengkaji pemecahan
masalah dengan memakai pengetahuan dari pakar / tenaga ahli yang telah dimasukkan ke
dalamnya. Pengetahuan dari pakar di dalam sistem inilah yang digunakan sebagi dasar bagi
sistem untuk memecahkan masalah. Contohnya, sistem jadwal mekanik.
11. Computer Supported Collaborative Work (CSCW)
CSCW adalah istilah yang lebih umum dari GDSS, yang mencakup pendukung perangkat lunak
yang disebut 'groupware' untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan
jaringan. atau CSCW dapat diartikan sebagai penggunaan komputer dan software untuk
melaksanakan pekerjaan secara bersama dalam sebuah group di mana setiap anggota group
menyadari kehadiran anggota lain pada group.
12. Group Decision Support System (GDSS)
GDSS adalah Sebuah system aplikasi komputer yang interaktif yang memfasilitasi pencarian
solusi dari sebuah permasalahan/problem yang tidak terstruktur dengan seperangkat pembuat
keputusan yang bekerja sama sebagai sebuah kelompok. System tersebut membantu kelompok,
terutama sekelompok manager, dalam menganalisa sebuah masalah dan dalam melakukan
sebuah keputusan bersama. GDSS serupa dengan DSS, namun GDSS mencari solusi melalui
4. pengumpulan pengetahuan dalam sebuah kelompok, bukan per individu. Biasanya berbentuk
skenario, konsultasi dan kuesioner. Contohnya adalah e-government.
sumber:
http://ernaparj.blogspot.co.id/2015/06/sistem-informasi-sebagai-keunggulan.html
http://rizma.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/01/10/penggunaan-sistem-informasi-dalam-
menunjang-strategi-perusahaan/
http://www.materidosen.com/2017/04/12-contoh-sistem-informasi-manajemen.html