SlideShare a Scribd company logo
SIKAP, MOTIVASI, dan MINAT SISWA
       BELAJAR MATEMATIKA


             Oleh:
LENA NOVIANA
0903557
INT. MATEMATIKA SEMESTER 6
Hakikat Belajar Mengajar Matematika
• Hamalik (1990: 21) mengatakan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
  atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
  bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan.
• Belajar matematika ialah belajar konsep-konsep dan struktur-struktur
  dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang
  dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
  struktur-struktur matematika (Dahar, 1989: 79).
• Mengajar dilukiskan sebagai suatu proses interaksi antara guru dan
  peserta didik, di mana guru mengharapkan peserta didiknya dapat
  menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang benar-benar dipilih
  oleh guru. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipilih guru
  hendaknya relevan dengan tujuan dari pada pelajaran yang diberikan
  dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik (Hudoyo, 1990: 107).
Hakikat Pembelajaran Afektif
• Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
  sikap dan nilai.
• Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki.
• Nilai berhubungan dengan pandangan seseorang
  tentang baik dan buruk, layak dan tidak, dan lain
  sebagainya. Nilai disini bisa dikategorikan dengan
  minat dan motivasi seseorang atau siswa.
Hakikat Sikap, Minat, Dan Motivasi
     Siswa Belajar Matematika
1) Sikap Siswa Belajar Matematika
Triandis (Slameto 2003: 188) mendefinisikan
sikap sebagai berikut:
an attitude is an idea charged with emotion
which predisposes a class of actions to a
particular class of social situations.
Sikap mengandung tiga komponen,
                yaitu:
a. Komponen kognisi :komponen yang tersusun atas dasar
   pengetahuan dan informasi yang dimilki seseorang tentang
   objek sikapnya
b. Komponen afeksi :komponen yang bersifat evaluatif yang
   berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang
c. Komponen konasi :kesiapan seseorang untuk bertingkah laku
   yang berhubungan dengan objek sikapnya atau komponen yang
   berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
   objek. Misalnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, sikap
   guru terhadap profesinya
Menurut Slameto (2003 : 189) sikap terbentuk
   melalui bermacam-macam cara, antara lain:
1. Melalui pengalaman-pengalaman yang berulang-
   ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang
   disertai pengalaman yang mendalam (pengalaman
   traumatik);
2. Melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja
   ataupun disengaja;
3. Melalui sugesti, seseorang membentuk suatu sikap
   terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang
4. Melalui identifikasi, dalam hal ini sesorang lebih bersifat
   meniru.
2) Minat Belajar Matematika
Menurut Slameto (2003: 180) bahwa minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat belajar matematika dapat diartikan sebagai
keterlibatan diri secara penuh dalam melakukan
aktivitas belajar matematika baik di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat. Siswa yang mempunyai
minat belajar matematika berarti mempunyai usaha
dan kemauan untuk mempelajari matematika.
3) Motivasi Belajar Matematika
Drever (Slameto, 1991: 60) mengatakan
motive is an affective-conative factor which
operates in determining the direction of an
individual’s behavior towards an end or goal
consiustly apprehended or unconsiustly.
Hamalik (2008: 156) mengatakan, bahwa
motivasi memiliki dua komponen yakni:
1. komponen dalam (inner component),
2. komponen luar (outer component).
Cara Menumbuhkan Minat Dan Motivasi Siswa Belajar Matematika,
           Menurut Hamzah B Uno tahun 2007 (Abidin : 2010)
• Pernyataan penghargaaan secara verbal;       •   Memberi kesempatan kepada siswa untuk
• Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu         memperlihatkan kemahirannya di depan umum;
  keberhasilan;                                •   Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan
• Menimbulkan rasa ingin tahu;                     dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar;
• Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh   •   Memahami iklim sosial dalam sekolah;
  siswa;                                       •   Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat;
• Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah    •   Memperpadukan motif-motif yang kuat;
  bagi siswa;                                  •   Memperjelas tujuan belajar yang hendak
• Mengggunakan materi yang dikenal oleh            dicapai;
  siswa sebagai contoh dalam belajar;          •   Merumuskan tujuan-tujuan sementara;
• Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga     •   Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai;
  untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip    •   Membuat suasana persaingan yang sehat
  yang sudah dipahami;                             diantara para siswa;
• Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal     •   Mengembangkan persaingan dengan diri
  yang sudah dipelajari sebelumnya;                sendiri;
• Menggunakan simulasi dan permainan;          •   Memberikan contoh yang positif.
Pengukuran Ranah Afektif
• Menurut Andersen tahun 1980 (Sudrajat :2008) ada dua metode
   yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu:
1. metode observasi, Penggunaan metode observasi
    berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat
    dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau
    reaksi psikologi.
2. metode laporan diri. Metode laporan diri berasumsi bahwa
    yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya
    sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap
    karakteristik afektif diri sendiri.
Penilaian Hasil Dan Proses
        Belajar-Mengajar Afektif
Alat penilaian hasil dan proses belajar mengajar pada ranah
afektif yang merupakan sikap dan nilai sering menggunakan
skala.
skala penilaian (rating scale)
skala sikap



Menurut Sudjana tahun 1989 ( Rosidah : 2011).
1. Skala penilaian (rating scale)
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku
orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku
individu pada suatu kategori yang bermakna nilai.
Kategori tersebut diberi nilai rentangan dari mulai yang
tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa
dalam bentuk huruf (A, B, C, D), angka (4, 3, 2, 1), atau
10, 9, 8, 7, 6, 5. Sedangkan rentangan kategori bisa
tinggi, sedang, rendah, atau baik, sedang, kurang.
PENAMPILAN GURU MENGAJAR
 Nama Guru: ………………………..
 Bidang Studi yang Diajarkan: ………………….
                                                                                           Skala Nilai
    No                                     Pernyataan
                                                                                       A   B     C       D
1        Penguasaan bahan pelajaran matematika
2        Hubungan dengan siswa
3        Bahasa yang digunakan
4        Pemakain metode dan alat bantu mengajar yang sesuai dengan pembelajaran
         matematika
5        Jawaban terhadap pertanyaan diajukan siswa terhadap pembelajaran matematika

Keterangan :
A : baik sekali
B : baik
C : cukup
D : kurang
Skala penilaian komparatif
Contoh:
Guru yang Dinilia : ………………………………………………….
Mata Pelajaran : …………………………………………………......
                      Kemampuan guru         BS   LB   SB   K   LK
1.   Merencanakan proses belajar mengajar
2. Penguasaan kelas
3. Membangkitkan motivasi belajar siswa
4. Mengoptimalkan lingkungan belajar
5. Menciptakan keterlibatan kelas


Keterangan :
BS : Baik Sekali
LB : Lebih Baik dari guru lain
SB :Sama Baiknya dengan guru lain
K : Kurang
LK : Lebih Kurang
Contoh daftar cek:
 PARTISIPASI SISWA DALAM DISKUSI
 Nama siswa : ……………………………………………………………
 Topic diskusi : ..…………………………………………………………


                              Pernyataan                  Ya   Tidak
1. Mengajukan pertanyaan
2. Turut serta memberi komentar atas jawaban orang lain
3. memperhatikan pertanyaan orang lain
4. mencatat jawaban masalah
5. memaksakan pendapat
2. Skala sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang
terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni
mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral.
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala
likert. Dalam skala likert, pernyataan-pernyataan yang
diajukan, baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif,
dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya
pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Skor yang diberikan terhadap pilihan tersebut bergantung pada penilai
asal penggunaannya konsisten. Yang jelas, skor untuk pernyataan
positif dan pernyataan negatif adalah kebalikannya seperti tampak
dalam contoh.
          Pernyataan sikap         SS        S       TPP        TS       STS
Pernyataan positif             2        1        0         -1        -2
                               5        4        3         2         1
Pernyataan negatif             -2       -1       0         1         2
                               1        2        3         4         5
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TPP : Tidak Punya Pendapat
TS : Tidak Setuju
STS :Sangat Tidak Setuju
SKALA SIKAP
 Jenis kelamin : …………………………………………………………...
 Umur : ……………………………………………………..tahun
 Kelas/semester : ………………………………………………………….
                                              Pernyataan                                        SS   S   TPP   TS   STS
1. Saya tidak perlu memahami tujuan pelajaran matematika.
2. Pelajaran matematika harus menarik minat siswa.
3. Konsep-konsep yang ada dalam matematika terlalu abstrak.
4. Isi matematika tidak sesuai dengan kehidupan nyata.
5. Mempelajari matematika sangat sulit.
6. Konsep matematika perlu
7. Saya merasa untuk mempelajari matematika perlu banyak latihan.
8. Sebaiknya konsep matematika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
9. Saya merasa banyak praktek kehidupan sehari hari yang memerlukan pemecahan dengan
menggunakan matematika.
10. Saya senang bila guru matematika memberikan pekerjaan rumah.
11. Saya berpendapat bahwa matematika tidak sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
12. Mempelajari konsep matematika memerlukan berbagai buku matematika.
13. Semakin banyak buku matematika yang saya pelajari, semakin jelas konsep konsepnya.
14. Semakin banyak latihan memecahkan soal matematika, semakin tinggi pemahaman saya terhadap
konsep matematika.
15. Paham terhadap konsep matematika belum menjamin senang terhadap pelajaran matematika.
SEKIAN
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Skemp
SkempSkemp
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Edhy Suadnyanayasa
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
Nailul Hasibuan
 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Aisyah Turidho
 
Bidang dan garis dalam d3
Bidang dan garis dalam d3Bidang dan garis dalam d3
Bidang dan garis dalam d3
Yulian Sari
 
contoh LKS kelas X Bab LOGARITMA
contoh LKS kelas X Bab LOGARITMAcontoh LKS kelas X Bab LOGARITMA
contoh LKS kelas X Bab LOGARITMA
Nur Halimah
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
Interest_Matematika_2011
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Arvina Frida Karela
 
Ruang sampel dan titik sampel plus contoh soal
Ruang sampel dan titik sampel plus contoh soalRuang sampel dan titik sampel plus contoh soal
Ruang sampel dan titik sampel plus contoh soal
Makna Pujarka
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
PT.surga firdaus
 
Kemampuan representasi matematis
Kemampuan representasi matematisKemampuan representasi matematis
Kemampuan representasi matematis
Ibnu Fajar
 
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabarRpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
AZLAN ANDARU
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenBAIDILAH Baidilah
 
Median, Modus dan mean data berkelompok.ppt
Median, Modus dan mean data berkelompok.pptMedian, Modus dan mean data berkelompok.ppt
Median, Modus dan mean data berkelompok.ppt
ZuLfiyahArdiansyah
 
Rpp matematika SMA (lingkaran)
Rpp matematika SMA (lingkaran)Rpp matematika SMA (lingkaran)
Rpp matematika SMA (lingkaran)Heriyanto Asep
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurusblackcatt
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
RochimatulLaili
 
LKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdf
LKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdfLKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdf
LKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdf
SYARIFUDDINALI4
 

What's hot (20)

Skemp
SkempSkemp
Skemp
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
 
Bidang dan garis dalam d3
Bidang dan garis dalam d3Bidang dan garis dalam d3
Bidang dan garis dalam d3
 
contoh LKS kelas X Bab LOGARITMA
contoh LKS kelas X Bab LOGARITMAcontoh LKS kelas X Bab LOGARITMA
contoh LKS kelas X Bab LOGARITMA
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Ruang sampel dan titik sampel plus contoh soal
Ruang sampel dan titik sampel plus contoh soalRuang sampel dan titik sampel plus contoh soal
Ruang sampel dan titik sampel plus contoh soal
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Kemampuan representasi matematis
Kemampuan representasi matematisKemampuan representasi matematis
Kemampuan representasi matematis
 
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabarRpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
 
Pengolahan Skor
Pengolahan SkorPengolahan Skor
Pengolahan Skor
 
Median, Modus dan mean data berkelompok.ppt
Median, Modus dan mean data berkelompok.pptMedian, Modus dan mean data berkelompok.ppt
Median, Modus dan mean data berkelompok.ppt
 
Rpp matematika SMA (lingkaran)
Rpp matematika SMA (lingkaran)Rpp matematika SMA (lingkaran)
Rpp matematika SMA (lingkaran)
 
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurusPersamaan garis lurus
Persamaan garis lurus
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
LKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdf
LKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdfLKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdf
LKPD Fungsi Komposisi dan Invers.pdf
 

Viewers also liked

Angket penilaian diri sikap
Angket penilaian diri sikapAngket penilaian diri sikap
Angket penilaian diri sikap
asruliansyah
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
Pristiadi Utomo
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingachmad hidayat
 
Kelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarKelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarArif Wicaksono
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Trisnadi Wijaya
 
Kuesioner Pengenalan Diri Pribadi
Kuesioner Pengenalan Diri PribadiKuesioner Pengenalan Diri Pribadi
Kuesioner Pengenalan Diri Pribadi
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
martinrusmaja
 
Uastikbk 1301412039
Uastikbk 1301412039Uastikbk 1301412039
Uastikbk 1301412039
aenulBK39
 
10 kisi kisi angket
10 kisi kisi angket10 kisi kisi angket
10 kisi kisi angket
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Konsep Penilaian Autentik
Konsep Penilaian Autentik Konsep Penilaian Autentik
Konsep Penilaian Autentik
Ifik Firdaus
 
Penilaian Afektif Siswa
Penilaian Afektif SiswaPenilaian Afektif Siswa
Penilaian Afektif SiswaFerry Pratama
 
Penilaian Pembelajaran
Penilaian PembelajaranPenilaian Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran
didinalislami
 
Angket Pilihan Karier
Angket Pilihan KarierAngket Pilihan Karier
Angket Pilihan Karier
Riska Nur'Akhidah Sari
 
Penilaian afektif
Penilaian afektifPenilaian afektif
Penilaian afektif
murdiyah
 
Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...
Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...
Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...
Alexander Decker
 

Viewers also liked (20)

Contoh Angket Sikap
Contoh Angket SikapContoh Angket Sikap
Contoh Angket Sikap
 
sikap
sikapsikap
sikap
 
Angket penilaian diri sikap
Angket penilaian diri sikapAngket penilaian diri sikap
Angket penilaian diri sikap
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Kelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi BelajarKelompok 3-Motivasi Belajar
Kelompok 3-Motivasi Belajar
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 
Kuesioner Pengenalan Diri Pribadi
Kuesioner Pengenalan Diri PribadiKuesioner Pengenalan Diri Pribadi
Kuesioner Pengenalan Diri Pribadi
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
Uastikbk 1301412039
Uastikbk 1301412039Uastikbk 1301412039
Uastikbk 1301412039
 
10 kisi kisi angket
10 kisi kisi angket10 kisi kisi angket
10 kisi kisi angket
 
Konsep Penilaian Autentik
Konsep Penilaian Autentik Konsep Penilaian Autentik
Konsep Penilaian Autentik
 
Penilaian Afektif Siswa
Penilaian Afektif SiswaPenilaian Afektif Siswa
Penilaian Afektif Siswa
 
Penilaian Pembelajaran
Penilaian PembelajaranPenilaian Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran
 
Angket Pilihan Karier
Angket Pilihan KarierAngket Pilihan Karier
Angket Pilihan Karier
 
Penilaian afektif
Penilaian afektifPenilaian afektif
Penilaian afektif
 
Lampiran 3 instrumen penelitian
Lampiran 3 instrumen penelitianLampiran 3 instrumen penelitian
Lampiran 3 instrumen penelitian
 
Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...
Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...
Jordanian teachers' attitudes toward foreign language teaching and their rela...
 

Similar to Sikap, Motivasi, Minat Terhadap Pembelajaran Matematika

Strategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaranStrategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaran
Karlini Karlini
 
Strategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaranStrategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaran
Karlini Karlini
 
Ppt pkn sd
Ppt pkn sd Ppt pkn sd
Ppt pkn sd
Shella Novilasari
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsiSayid Barca
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Andy Saputra
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
asesmen diagnostik.pptx
asesmen diagnostik.pptxasesmen diagnostik.pptx
asesmen diagnostik.pptx
adeharadhe
 
Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumHanie Mutzz
 
kupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docx
kupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docxkupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docx
kupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docx
MuhammadNanangSohibi
 
Bab i.3 doc
Bab i.3 docBab i.3 doc
Bab i.3 doc
Arif Mbojo
 
power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12
power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12
power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12
ArdiansyahTasyah
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
Fppi Unila
 
Proses sains 3
Proses sains 3Proses sains 3
Proses sains 3
aw222
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
Ali Akbar TA
 
Rpp media
Rpp mediaRpp media
Rpp media
aimale
 
Kelompok 12 skor dan interpretasi afektif
Kelompok 12   skor dan interpretasi afektifKelompok 12   skor dan interpretasi afektif
Kelompok 12 skor dan interpretasi afektif
Firdaus Ibnu Ibnu
 
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanKel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
RayhanFadhlil
 
ASESMEN.pptx
ASESMEN.pptxASESMEN.pptx
ASESMEN.pptx
RosihanAnwar36
 

Similar to Sikap, Motivasi, Minat Terhadap Pembelajaran Matematika (20)

Essay tests
Essay testsEssay tests
Essay tests
 
Strategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaranStrategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaran
 
Strategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaranStrategi dan model pembelajaran
Strategi dan model pembelajaran
 
Ppt pkn sd
Ppt pkn sd Ppt pkn sd
Ppt pkn sd
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsi
 
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
asesmen diagnostik.pptx
asesmen diagnostik.pptxasesmen diagnostik.pptx
asesmen diagnostik.pptx
 
Tgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulumTgz ipah 2 a kurikulum
Tgz ipah 2 a kurikulum
 
kupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docx
kupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docxkupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docx
kupdf.net_lk-21-eksplorasi-alternatif-solusi.docx
 
Bab i.3 doc
Bab i.3 docBab i.3 doc
Bab i.3 doc
 
power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12
power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12
power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
Proses sains 3
Proses sains 3Proses sains 3
Proses sains 3
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Rpp media
Rpp mediaRpp media
Rpp media
 
Kelompok 12 skor dan interpretasi afektif
Kelompok 12   skor dan interpretasi afektifKelompok 12   skor dan interpretasi afektif
Kelompok 12 skor dan interpretasi afektif
 
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikanKel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
Kel. 1 Psikologi Pendidikan.pdf, ppt, psikologi pendidikan
 
Rpp kelas vii (nh)
Rpp kelas vii (nh)Rpp kelas vii (nh)
Rpp kelas vii (nh)
 
ASESMEN.pptx
ASESMEN.pptxASESMEN.pptx
ASESMEN.pptx
 

More from Interest_Matematika_2011

alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematikaalat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
Interest_Matematika_2011
 
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematikaTeknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
Interest_Matematika_2011
 
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematikaPendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Interest_Matematika_2011
 
Metode Pembelajaran Matematika SQ3R
Metode Pembelajaran Matematika SQ3RMetode Pembelajaran Matematika SQ3R
Metode Pembelajaran Matematika SQ3R
Interest_Matematika_2011
 
Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)
Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)
Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)
Interest_Matematika_2011
 
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)Interest_Matematika_2011
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
Interest_Matematika_2011
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
Interest_Matematika_2011
 

More from Interest_Matematika_2011 (20)

alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematikaalat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
 
Pp model pem. mtk
Pp model pem. mtkPp model pem. mtk
Pp model pem. mtk
 
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematikaTeknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
Teknik scaffolding dalam pembelajaran matematika
 
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematikaPendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika
 
Pp pemahaman matematis Tina Lisdianti
Pp pemahaman matematis Tina LisdiantiPp pemahaman matematis Tina Lisdianti
Pp pemahaman matematis Tina Lisdianti
 
Berpikir kreatif (Risna Husainiah)
Berpikir kreatif (Risna Husainiah)Berpikir kreatif (Risna Husainiah)
Berpikir kreatif (Risna Husainiah)
 
Penalaran matematis
Penalaran matematisPenalaran matematis
Penalaran matematis
 
Self Efficacy Matematis
Self Efficacy MatematisSelf Efficacy Matematis
Self Efficacy Matematis
 
Problem posing
Problem posingProblem posing
Problem posing
 
Metode Pembelajaran Matematika SQ3R
Metode Pembelajaran Matematika SQ3RMetode Pembelajaran Matematika SQ3R
Metode Pembelajaran Matematika SQ3R
 
Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)
Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)
Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika (Dian Haryadi, 0903605)
 
Metafora Dalam Pembelajaran Matematika
Metafora Dalam Pembelajaran MatematikaMetafora Dalam Pembelajaran Matematika
Metafora Dalam Pembelajaran Matematika
 
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
 
Cooperative Learning Tipe STAD
Cooperative Learning Tipe STADCooperative Learning Tipe STAD
Cooperative Learning Tipe STAD
 
Pp pemb.mtk model learning cycle
Pp pemb.mtk model learning cyclePp pemb.mtk model learning cycle
Pp pemb.mtk model learning cycle
 
Pp jigsaw
Pp jigsawPp jigsaw
Pp jigsaw
 
Pp pemb.mtk dg pend.realistik
Pp pemb.mtk dg pend.realistikPp pemb.mtk dg pend.realistik
Pp pemb.mtk dg pend.realistik
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH (Gina Nur Hidayani 0903655))
 
Pp Resty Meitasari (0903587)
Pp Resty Meitasari (0903587)Pp Resty Meitasari (0903587)
Pp Resty Meitasari (0903587)
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
 

Sikap, Motivasi, Minat Terhadap Pembelajaran Matematika

  • 1. SIKAP, MOTIVASI, dan MINAT SISWA BELAJAR MATEMATIKA Oleh: LENA NOVIANA 0903557 INT. MATEMATIKA SEMESTER 6
  • 2. Hakikat Belajar Mengajar Matematika • Hamalik (1990: 21) mengatakan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. • Belajar matematika ialah belajar konsep-konsep dan struktur-struktur dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika (Dahar, 1989: 79). • Mengajar dilukiskan sebagai suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik, di mana guru mengharapkan peserta didiknya dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipilih guru hendaknya relevan dengan tujuan dari pada pelajaran yang diberikan dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik (Hudoyo, 1990: 107).
  • 3. Hakikat Pembelajaran Afektif • Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. • Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki. • Nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, layak dan tidak, dan lain sebagainya. Nilai disini bisa dikategorikan dengan minat dan motivasi seseorang atau siswa.
  • 4. Hakikat Sikap, Minat, Dan Motivasi Siswa Belajar Matematika 1) Sikap Siswa Belajar Matematika Triandis (Slameto 2003: 188) mendefinisikan sikap sebagai berikut: an attitude is an idea charged with emotion which predisposes a class of actions to a particular class of social situations.
  • 5. Sikap mengandung tiga komponen, yaitu: a. Komponen kognisi :komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan dan informasi yang dimilki seseorang tentang objek sikapnya b. Komponen afeksi :komponen yang bersifat evaluatif yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang c. Komponen konasi :kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya atau komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek. Misalnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, sikap guru terhadap profesinya
  • 6. Menurut Slameto (2003 : 189) sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain: 1. Melalui pengalaman-pengalaman yang berulang- ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai pengalaman yang mendalam (pengalaman traumatik); 2. Melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja ataupun disengaja; 3. Melalui sugesti, seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang 4. Melalui identifikasi, dalam hal ini sesorang lebih bersifat meniru.
  • 7. 2) Minat Belajar Matematika Menurut Slameto (2003: 180) bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar matematika dapat diartikan sebagai keterlibatan diri secara penuh dalam melakukan aktivitas belajar matematika baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Siswa yang mempunyai minat belajar matematika berarti mempunyai usaha dan kemauan untuk mempelajari matematika.
  • 8. 3) Motivasi Belajar Matematika Drever (Slameto, 1991: 60) mengatakan motive is an affective-conative factor which operates in determining the direction of an individual’s behavior towards an end or goal consiustly apprehended or unconsiustly.
  • 9. Hamalik (2008: 156) mengatakan, bahwa motivasi memiliki dua komponen yakni: 1. komponen dalam (inner component), 2. komponen luar (outer component).
  • 10. Cara Menumbuhkan Minat Dan Motivasi Siswa Belajar Matematika, Menurut Hamzah B Uno tahun 2007 (Abidin : 2010) • Pernyataan penghargaaan secara verbal; • Memberi kesempatan kepada siswa untuk • Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu memperlihatkan kemahirannya di depan umum; keberhasilan; • Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan • Menimbulkan rasa ingin tahu; dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar; • Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh • Memahami iklim sosial dalam sekolah; siswa; • Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat; • Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah • Memperpadukan motif-motif yang kuat; bagi siswa; • Memperjelas tujuan belajar yang hendak • Mengggunakan materi yang dikenal oleh dicapai; siswa sebagai contoh dalam belajar; • Merumuskan tujuan-tujuan sementara; • Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga • Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai; untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip • Membuat suasana persaingan yang sehat yang sudah dipahami; diantara para siswa; • Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal • Mengembangkan persaingan dengan diri yang sudah dipelajari sebelumnya; sendiri; • Menggunakan simulasi dan permainan; • Memberikan contoh yang positif.
  • 11. Pengukuran Ranah Afektif • Menurut Andersen tahun 1980 (Sudrajat :2008) ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu: 1. metode observasi, Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau reaksi psikologi. 2. metode laporan diri. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.
  • 12. Penilaian Hasil Dan Proses Belajar-Mengajar Afektif Alat penilaian hasil dan proses belajar mengajar pada ranah afektif yang merupakan sikap dan nilai sering menggunakan skala. skala penilaian (rating scale) skala sikap Menurut Sudjana tahun 1989 ( Rosidah : 2011).
  • 13. 1. Skala penilaian (rating scale) Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu kategori yang bermakna nilai. Kategori tersebut diberi nilai rentangan dari mulai yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa dalam bentuk huruf (A, B, C, D), angka (4, 3, 2, 1), atau 10, 9, 8, 7, 6, 5. Sedangkan rentangan kategori bisa tinggi, sedang, rendah, atau baik, sedang, kurang.
  • 14. PENAMPILAN GURU MENGAJAR Nama Guru: ……………………….. Bidang Studi yang Diajarkan: …………………. Skala Nilai No Pernyataan A B C D 1 Penguasaan bahan pelajaran matematika 2 Hubungan dengan siswa 3 Bahasa yang digunakan 4 Pemakain metode dan alat bantu mengajar yang sesuai dengan pembelajaran matematika 5 Jawaban terhadap pertanyaan diajukan siswa terhadap pembelajaran matematika Keterangan : A : baik sekali B : baik C : cukup D : kurang
  • 15. Skala penilaian komparatif Contoh: Guru yang Dinilia : …………………………………………………. Mata Pelajaran : …………………………………………………...... Kemampuan guru BS LB SB K LK 1. Merencanakan proses belajar mengajar 2. Penguasaan kelas 3. Membangkitkan motivasi belajar siswa 4. Mengoptimalkan lingkungan belajar 5. Menciptakan keterlibatan kelas Keterangan : BS : Baik Sekali LB : Lebih Baik dari guru lain SB :Sama Baiknya dengan guru lain K : Kurang LK : Lebih Kurang
  • 16. Contoh daftar cek: PARTISIPASI SISWA DALAM DISKUSI Nama siswa : …………………………………………………………… Topic diskusi : ..………………………………………………………… Pernyataan Ya Tidak 1. Mengajukan pertanyaan 2. Turut serta memberi komentar atas jawaban orang lain 3. memperhatikan pertanyaan orang lain 4. mencatat jawaban masalah 5. memaksakan pendapat
  • 17. 2. Skala sikap Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala likert. Dalam skala likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
  • 18. Skor yang diberikan terhadap pilihan tersebut bergantung pada penilai asal penggunaannya konsisten. Yang jelas, skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif adalah kebalikannya seperti tampak dalam contoh. Pernyataan sikap SS S TPP TS STS Pernyataan positif 2 1 0 -1 -2 5 4 3 2 1 Pernyataan negatif -2 -1 0 1 2 1 2 3 4 5 Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TPP : Tidak Punya Pendapat TS : Tidak Setuju STS :Sangat Tidak Setuju
  • 19. SKALA SIKAP Jenis kelamin : …………………………………………………………... Umur : ……………………………………………………..tahun Kelas/semester : …………………………………………………………. Pernyataan SS S TPP TS STS 1. Saya tidak perlu memahami tujuan pelajaran matematika. 2. Pelajaran matematika harus menarik minat siswa. 3. Konsep-konsep yang ada dalam matematika terlalu abstrak. 4. Isi matematika tidak sesuai dengan kehidupan nyata. 5. Mempelajari matematika sangat sulit. 6. Konsep matematika perlu 7. Saya merasa untuk mempelajari matematika perlu banyak latihan. 8. Sebaiknya konsep matematika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 9. Saya merasa banyak praktek kehidupan sehari hari yang memerlukan pemecahan dengan menggunakan matematika. 10. Saya senang bila guru matematika memberikan pekerjaan rumah. 11. Saya berpendapat bahwa matematika tidak sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh. 12. Mempelajari konsep matematika memerlukan berbagai buku matematika. 13. Semakin banyak buku matematika yang saya pelajari, semakin jelas konsep konsepnya. 14. Semakin banyak latihan memecahkan soal matematika, semakin tinggi pemahaman saya terhadap konsep matematika. 15. Paham terhadap konsep matematika belum menjamin senang terhadap pelajaran matematika.