1. Penilaian adalah proses sistematis untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar siswa untuk membuat keputusan.
2. Teknik penilaian meliputi tes tertulis, tes lisan, observasi, penugasan, dan portofolio.
3. Instrumen penilaian harus memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan daya pembeda.
35. PENGERTIAN PENILAIAN
penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu
36. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar pada
diri pebelajar. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dilaksanakan secara terencana pada setiap tahapan yaitu
perencanan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran serta
pembelajaran tindak lanjut.
37. TES KINERJA
Tes ini dapat menggunakan berbagai bentuk, seperti tes keterampilan
tertulis, tes identifikasi, tes simulasi, uji petik kerja, dan sebagainya.
Melalui tes kinerja ini, peserta didik mendemonstrasikan unjuk kerja
sebagai perwujudan kompetensi yang telah dikuasainya.
38. DEMONSTRASI
Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data
kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
39. OBSERVASI
Teknik ini dapat dilakukan secara formal maupun informal. Secara
formal, observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan
belajar peserta didik. Secara informal, observasi dilakukan oleh
pendidik tanpa menggunakan instrumen.
40. PENUGASAN
Teknik ini dapat dilakukan dengan model proyek yang berupa
sejumlah kegiatan yang dirancang, dilakukan dan diselesaikan oleh
peserta didik di luar kegiatan kelas dan harus dilaporkan baik secara
tertulis maupun lisan. Penugasan ini dapat pula berbentuk tugas
rumah yang harus diselesaikan peserta didik.
41. PORTOFOLIO
Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen dan
karya-karya peserta didik dalam karya tertentu yang diorganisasikan
untuk mengetahui minat, perkembangan belajar, dan prestasi belajar.
42. TES TERTULIS
Teknik ini dapat dilakukan dengan cara uraian (essay) maupun
objektif, seperti : benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan
melengkapi.
43. TES LISAN
Teknik ini menuntut jawaban lisan dari peserta didik. Untuk itu dalam
pelaksanaannya pendidik harus bertatap muka secara langsung
dengan peserta didik. Pendidik juga harus membuat daftar pertanyaan
dan pedoman penskoran.
44. JURNAL
Yaitu catatan peserta didik selama berlangsungnya prosese
pembelajaran. Jurnal berisi deskripsi proses pembelajaran termasuk
kekuatan dan kelemahan peserta didik terkait dengan kinerja ataupun
sikap.
45. WAWANCARA
Yaitu cara untuk memperoleh informasi secara mendalam yang
diberikan secara lisan dan spontan tentang wawasan pandangan atau
aspek kepribadian peserta didik.
46. INVENTORI
Yaitu skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap sikap,
minat, dan persepsi peserta didik terhadap obje psikologis ataupun
fenomena yang terjadi.
47. PENILAIAN DIRI
Yaitu teknik penilaian yang digunakan agar peserta didik dapat
mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri dalam berbagai hal.
48. PENILAIAN ANTAR TEMAN
Teknik ini dilakukan dengan meminta peserta didik mengemukakan
kelebihan dan kekurangan teman dalam berbagai hal. Penilaian ini
dapat pula berupa sosiometri untuk untuk mendapat informasi anak-
anak yang favorit dan anak-anak yang terisolasi dalam kelompoknya.
49. TES TERTULIS
Tes tertulis merupakan instrumen penilaian yang dijawab oleh siswa
• Tes bentuk uraian menuntut kemampuan siswa untuk mengorganisasi dan
merumuskan jawaban dengan kata-kata sendiri. Penilaian pada setiap satuan
program di sekolah hendaknya lebih banyak menggunakan tes bentuk uraian
karena dapat lebih mengungkapkan proses berpikir.
• Tes bentuk objektif, yaitu semua bentuk tes yang mengharuskan siswa memilih
diantara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi
jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang telah
disediakan.
50. TES LISAN
Tes lisan merupakan instrumen penilaian yang pelaksanaannya
dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk
mengetahui kemampuan-kemampuan berupa proses berpikir siswa
dalam memecahkan suatu masalah, mempertanggungjawabkan
pendapat, penggunan bahasa, dan penguasaan amteri pelajaran.
51. TES PERBUATAN
Tes perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas-tugas.
Pelaksanaannya dalm bentuk penampilan atau perbuatan (praktek
pengalaman lapangan, praktek kerja lapangan, praktek olahraga,
praktek laboratorium, praktek kesenian, dll).
52. RATING SCALE
Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam
bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak
terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut
kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan
terhadap angka yang lain.
54. MENJODOHKAN / MENCOCOKKAN
Menjodohkan/Mencocokan adalah sebuah daftar yang berisikan
pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab
diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (v) pada jawaban
yang ia anggap sesuai.
55. WAWANCARA
Wawancara suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang
hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama,
wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk
memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui
tanpa diberikan batasan oleh pewawancara.
56. PENGAMATAN / OBSERVASI
Observasi adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan
mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya.
Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi
partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang
diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam
kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor
yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem
yang terdapat dalam obejek pengamatan.
57. RIWAYAT HIDUP
Evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi
mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi
tersebut.
58. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
• Sebuah Instrumen Evaluasi dikatakan baik manakala memiliki
validitas yang tinggi. Yang dimaksud validitas disini adalah
kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur.
• Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala
instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang
Ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat dihitung dengan
uji reliabilitias dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas.
59. OBJEKTIVITAS
Instrumen evaluasi hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh
subjektifitas pribadi dari si evaluator dalam menetapkan hasilnya.
Dalam menekan pengaruh subjektifitas yang tidak bisa dihindari
hendaknya evaluasi dilakukan mengacu kepada pedoman tertama
menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif. Evaluasi harus
dilakukan secara kontinu (terus-menerus).
60. PRAKTIKABILITAS
Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang
tinggi apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan
memiliki ciri: mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang
banyak dan memberi kebebasan kepada audiens mengerjakan yang
dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah pemeriksaannya artinya
dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi petunjuk
yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.
62. TARAF KESUKARAN
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah
tidak mampu merangsang audiens mempertinggi usaha
memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuat audiens
putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks kesukaran ini
diberi simbul p yang dinyatakan dengan “proporsi”.
63. DAYA PEMBEDA
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen
tersebut membedakan antara audiens yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan audiens yang tidak pandai (berkemampuan rendah).
Indek daya pembeda ini disingkat dengan D dan dinyatakan dengan
Indeks Diskriminasi.