Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan pembelajaran, termasuk pendekatan investigasi kelompok, pendekatan analisis sosial, pendekatan pencapaian konsep, dan metode dialog Socrates. Berbagai metode pembelajaran dibahas seperti sosiodrama, model pembelajaran jigsaw, teknik kepala bernomor, dan teknik think-pair-share. Model pembelajaran berbasis masalah juga dijelaskan dengan lima langkah utamanya.
Rotator cuff tears are a very common cause of shoulder pain. Surgery is very successful in improving pain but biological augmentation is aimed at improving the healing rate. Amniotic membrane allografts, PRP (platelet rich plasma) and stem cells are all currently popular options.
This study is an In vitro analysis of amniotic membrane allograft as a potential agent for biological augmentation of rotator cuff repair performed by Dr Adnan Saithna, Orthopedic Surgeon, AZBSC Orthopedics
Advancement in Scaffolds for Bone Tissue Engineering: A Reviewiosrjce
In last decade, Tissue Engineering has moved a way ahead and has proposed solutions by replacing
the permanently or severely damaged tissues of our body. The field has expanded to tissue regeneration of
cartilage, bone, blood vessels, skin, etc. The domain of tissue engineering is very wide and is the combination of
bioengineering, biology & biochemistry. This review is focus on recent research advancement in bone tissue
engineering. Bone grafting techniques are used to replace the severely damaged due to any accident, trauma or
any disease. These are either allograft, autologous or synthetic bone properties similar to bone. Bone Tissue
Engineering is part of a synthetic technique and overcome the limitations faced in other two mentioned
techniques. Bone Tissue engineering is rapidly developing field and has become important due to its remarkable
therapeutic properties. Mesenchymal stem cells are used as starting cells in tissue regeneration. These cells get
differentiated into bone cells and start multiplying to form bone. One inevitable requirement of these growing
human cells is a strong support which helps in the proper growth. This support is known as scaffold, in tissue
engineering. For proper regeneration of cells scaffold materials plays vital importance in the field of bone tissue engineering. This review attempts is illustrate the biology of natural bone, various desirable properties of scaffold, biomaterials used for fabrication of scaffold and various fabrication techniques with examples of bone regenerate.
SmartBone: the innovative bone substitute for oral surgery and maxillofacial ...SmartBone
SmartBone is a new hybrid bioactive bone substitute specifically developed for bone regeneration in reconstructive surgery.
SmartBone is produced by combining a bovine mineral bone matrix with bioactive resorbable polymers and cell nutrients. This new concept of composite biomaterial promotes a quick growth of the patient’s cells into SmartBone while its biopolymers degrade, providing perfect integration and osteogenesis.
Bone is a dynamic and highly vascularized tissue that continues to remodel throughout the lifetime.
It plays an integral role in locomotion, load-bearing capacity, and acts as a protective casing for the internal organs of the body.
Current challenges include the engineering of materials that can match both the mechanical and biological context of real bone tissue matrix and support the vascularization of large tissue constructs.
Scaffolds with new levels of biofunctionality that attempt to recreate nanoscale topographical and biofactor cues from the extracellular environment are emerging as interesting candidate biomimetic materials.
The periodontium is the specialized tissues that both surround and support the teeth, maintaining them in the maxillary and mandibular bones. The word comes from the Greek terms περί peri-, meaning "around" and -odont, meaning "tooth". Literally taken, it means that which is "around the tooth". Periodontics is the dental specialty that relates specifically to the care and maintenance of these tissues. It provides the support necessary to maintain teeth in function. It consists of four principal components, namely:
Gingiva
Periodontal ligament (PDL)
Cementum
Alveolar bone proper
Dr Harshavardhan Patwal explains the diffrent cell matrix interactions with emphasis on each components is distinct in location, architecture, and biochemical properties, which adapt during the life of the structure. For example, as teeth respond to forces or migrate medially, bone resorbs on the pressure side and is added on the tension side. Cementum similarly adapts to wear on the occlusal surfaces of the teeth by apical deposition. The periodontal ligament in itself is an area of high turnover that allows the tooth not only to be suspended in the alveolar bone but also to respond to the forces. Thus, although seemingly static and having functions of their own, all of these components function as a single unit .
Acl Reconstruction Surgery In Delhi Dr. Shekhar Srivastav 09971192233DelhiArthroscopy
ACL Reconstruction Surgery in Delhi by Dr. Shekhar Srivastav - Dr. Shekhar Srivastav is an Orthopedic Surgeon attached to Sant Parmanand Hospital, Delhi with special interest in Knee & Shoulder surgery. After obtaining his M.S. Orthopedics degree he has undergone training in various centers in India and Abroad which has helped him in understanding the Orthopedics problems and their Management. He did his AO/ ASIF fellowship at University Hospital, Salzburg, Austria in 2006 and recieved training in Arthroscopy & Sports Medicine at TUM, Munich (Germany) & Rush Orthopedics Centre, Chicago( USA). He has an experience of more than fifteen years of diagnosing and treating Orthopedics & Trauma patients.
Check Out Details at http://www.delhiarthroscopy.com
MODEL-MODEL PEMBELAJARANINOVATIF
Usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku, melaui interaksi dengan sumber belajar
Perubahan tingkah laku yang dihasilkan bersifat permanen dan ke arah positif.
Perubahan tingkah laku dapat berupa kognitif, afektif, psikhomotorik
Proses belajar hanya bisa berlangsung jika terjadi interaksi antara si belajar dengan sumber belajar
Terjadinya proses belajar tidak selalu harus ada orang yang mengajar
Kegiatan belajar tak dapat diwakili orang lain, harus dialami sendiri oleh si belajar
Mengajar merupakan upaya untuk membuat orang lain belajar
Peran utama (dosen/guru, tutor, Instruktur) adalah menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar pada si belajar
“Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang terorganisir secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi dosen dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Syntax
Social System
Principle of Reaction
Support system
Instructional and Nurturant Effect
Ciri model pembelajaran
yang baik
Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
Dosen bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator dalam kegiatan belajar
Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah suatu rancangan /kebijaksanaan dlm memulai serta melaksanakan pengajaran suatu materi pembelajaran yang memberi arah & corak pd metode pengajarannya.
Fungsinya: sbg pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yg akan digunakan
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Dosen(Teacher Centered Approach)
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Mahasiswa (Student Centered Approach)
Strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh dosen, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan nya lancar dan tujuannya tercapai secara optimal.
Strategi pembelajaran dikelompokkan dalam :
Expository-Discovery Learning
Group-Individual Learning
Metode pembelajaran dpt dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode ceramah : penuturan secara lisan oleh dosen pada mahasiswa di depan kelas.
Metode tanya jawab : metode mengajar di mana dosen menanyakan hal-hal yang sifatnya faktual.
Metode diskusi: dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah.
Metode kerja kelompok, dengan metode ini mahasiswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Metode demonstrasi & eksperimen:
2. Pendekatan pembelajaran berkenaan dengan
bagaimana menyajikan bahan keilmuan
kepada peserta didik secara efektif dan efisien.
Istilah yang digunakan oleh para ahli
menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran
berbeda-beda dengan substansi yang hampir
sama antara pendekatan, strategi, dan metode
pembelajaran. Pendekatan juga diartikan
sebagai sebuah model pembelajaran. Begitu
juga dengan pengertian strategi pembelajaran,
akan selalu terkait erat dengan metode
pembelajaran itu sendiri.
3. 1. Kondisi pembelajaran
Faktor yang mempengaruhi efek metode
dalam meningkatkan hasil pembelajaran
2. Metode pembelajaran
Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi
yang berbeda
3. Hasil pembelajaran
Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator
tentang nilai dari penggunaan metode
pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda
4. Kondisi pembelajaran yaitu variabel yang
mempengaruhi penggunaan variabel metode.
Oleh karena perhatian kita adalah untuk
mempreskripsikan metode pembelajaran,
maka variabel kondisi haruslah yang
berinteraksi dengan metode dan sekaligus
berada diluar kontrol pembelajaran. Variable
kondisi pembelajaran yaitu
1. Tujuan dan karakteristik bidang studi;
2. Kendala dan karakteristik bidang studi; dan
3. Karakteristik si belajar.
5. Variabel metode pembelajaran diklasifikasi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Strategi pengorganisasian
(organizational strategy);
2. Strategi penyampaian (delivery
strategy); dan
3. Strategi pengelolaan (management
strategy).
6. Seperti halnya variabel kondisi dan metode
pembelajaran, variabel hasil pembelajaran
juga dapat diklasifikasi dengan cara yang
sama. Pada tingkat yang amat umum
sekali, hasil pembelajaran dapat
diklasifikasi menjadi tiga, yaitu:
1. Keefektifan (effectiveness);
2. Efeisiensi (efficiency); dan
3. Daya tarik (appeal).
7. Pendekatan ini bersifat demokratis yang ditandai oleh keputusan-keputusan
yang dikembangkan dari pengalaman kelompok dalam konteks masalah
sebagai titik sentral kegiatan belajar. Pendekatan investigasi kelompok
dilaksanakan dengan prosedur:
Peserta didik dihadapkan pada situasi yang bermasalah
Peserta didik mengeksplorasi untuk merespon situasi bermasalah yang
sedang dihadapi
Peserta didik merumuskan tugas-tugas belajar dan
mengorganisasikannya untuk membangun suatu proses penelitian
Peserta didik melakukan kegiatan belajar individual maupun kelompok
Peserta didik menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam
penelitian secara kelompok
Peserta didik melakukan pengulangan kegiatan
8. Pendekatan analisis sosial adalah suatu penyajian
pembelajaran secara induktif yang berorientasi pada
cara kerja keilmuan dengan pola, masalah, hipotesis,
pengumpulan dan pengolahan data, penarikan
kesimpulan sebagai penguji hipotesis
Memberi contoh masalah/kasus yang bertentangan
dengan topik
Merumuskan masalah/kasus yang akan dikaji dalam
bentuk pertanyaan
Merumuskan jawaban sementara (hipotesis) sesuai
dengan masalah/kasus yang bertentangan dengan topik
Mengumpulkan data
Menganalisis data
Menarik kesimpulan sebagai hasil pengujian hipotesis
9. Memberi contoh masalah/kasus yang
bertentangan dengan topik
Mengkaji nilai yang terkait dengan esensi
contoh kasus
Menguji komitmen peserta didik terhadap
suatu nilai tertentu
Memberikan penguatan terhadap
komitmen peserta didik
10. Langkah-langkah penggunaan pendekatan pencapaian konsep adalah sebagai
berikut:
Tahap pertama: presentasi data dan identifikasi konsep
Guru mempresentasikan/menyajikan contoh-contoh yang diberi label
Peserta didik membandingkan atribut positif dan negatif dari contoh-contoh
Peserta didik menyusun dan mengetes hipotesis
Peserta didik membuat definisi dari atribut-atribut yang esensial
Tahap kedua: testing pencapaian konsep
Peserta didik menjawab “ya” atau “tidak” pada contoh-contoh yang tidak diberi
label
Guru menetapkan hipotesis, menamai/memberi label konsep dan
mendefinisikan kembali berdasarkan atribut-atribut esensial
Peserta didik menyusun contoh-contoh
Tahap ketiga: analisis strategi berpikir
Peserta didik mengungkapkan/mendeskripsikan pemikirannya
Peserta didik mendiskusikan peranan hipotesis dan atribut-atribut
Peserta didik mendiskusikan tipe dan jumlah hipotesis
11. Metode Socrates bisa disebut sebgai metode
elenchus, artinya penyelidikan atau uji silang.
Melalui penyelidikan seseorang secara jujur
memeriksa kesadaran yang dimilikinya dan
melihat konskeunsi yang dihasilkan dari
kesadaran itu. Jika ternyata konsekuensinya
mengarah pada ketidakbahagiaan, keyakinan itu
harus dirumuskan kembali.
Dialog Socrates meminta kita untuk secara rela
memeriksa seluruh kebenaran yang selama ini
kita yakini, juga segala hal-hal yang selama ini
dianggap remeh.
12. Dialog Socrates menegaskan bahwa kearifan tidak bisa dilakukan
sendirian. Dibutuhkan kawan dialog (bukan lawan) untuk setiap
pencarian kebahagiaan. Kawan dialog ini secara kritis terus
memberikan pandangan lain dari dalam dirinya. Pandangan lain itu
bisa berbentuk hipotesis, keyakinan, dugaan atau teori-teori yang
ditawarkan kawan dialog; kesemuanya menjadi cermin bagi seluruh
keyakinan kita. Seluruh ketidaksetujuan dan penentangan
merupakan cermin yang sangat dibutuhkan agar kita bisa berkaca
dan menemukan cacat dari kesadaran yang selama ini dianggap telah
sempurna.
Untuk bisa mencapai dialog model Socrates dibutuhkan kejujuran
dari semua peserta dialog. Melalui kejujuran orang akan sering
memeriksa keyakinannya sendiri, karena kejujuran akan mengatakan
bahwa “saya tahu bahwa saya tak tahu” atau “saya sadar bahwa
keyakinanku bisa salah kaprah”. Kejujuran pula yang membuat kita
bisa berdialog dengan rendah hati; kita bisa menerima dengan tulus
apa pun yang dikemukakan orang lain walaupun berbeda atau
bertentangan dengan kepercayaan kita sendiri.
13. Metode sosiodrama dan bermain peranan
merupakan dua buah metode mengajar yang
mengandung pengertian yang dapat
dikatakan bersama dan karenanya dalam
pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah
sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial
dan drama. Kata drama adalah suatu
kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan
manusia yang mengandung konflik kejiwaan,
pergolakan, clash atau benturan antara dua
orang atau lebih.
14. Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru,
banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara
ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui
adegan-adegan, sehingga dapat mempertajam imajinasi,
hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau
diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial
psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan
dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama
manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara,
yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut
menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira
dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri
pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian
mereka tentang orang lain.
15. Model Pembelajaran Jigsaw adalah tipe
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan
oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi
tersebut kepada kelompoknya.
16. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kelompok cooperative (awal)
◦ Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang
◦ Bagikan wacana atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan
◦ Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana/tugas yang berbeda-beda
dan memhami informasi yang ada di dalamnya
Kelompok ahli
◦ Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/tugas yang sama dalam satu
kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan wacana/tugas yang telah
dipersiapkan
◦ Dalam kelompok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi asli sesuai
dengan wacana/tugas yang menjadi tanggung jawabnya
◦ Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat
menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana/tugas yang telah dipahami kepada
kelompok cooperative
Kelompok cooperative (awal)
◦ Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa
kembali kelompok cooperative (awal)
◦ Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari
tugas di kelompok ahli
◦ Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing
kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi
17. Dikembangkan oleh Spancer Kagan (1992),
teknik ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban
yang paling tepat. Selain itu, teknik ini
juga mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerjasama
mereka. Teknik ini juga digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik.
18. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa
dalam setiap kelompok mendapat nomor urut;
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya;
Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling
benar dan memastikan setiap anggota kelompok
mengetahui jawaban ini;
Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor
panggil, melaporkan hasil kerjasama mereka;
Tanggapan dari kelompok lain; dan
Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk
mengubah komposisi kelompok yang biasanya dan
bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama
dari kelompok lain.
19. Teknik belajar mengajar Berpikir-Berpasangan-Berempat
dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai
struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik ini
memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta
kekerjasama dengan orang lain, keunggulan adalah optimalisasi
partisipasi siswa.
Langkah-langkah Pembelajaran Think Pair Share:
Guru membagi siswa dalam kelompok berempat, dan
memberikan tugas kepada semua kelompok;
Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas yang diberikan
sendiri;
Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dalam kelompok
dan mendiskusikan hasil yang dikerjakan; dan
Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat
untuk mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya.
20. Model pembelajaran berbasis masalah menurut
Arnes penggunaannya di dalam pengembangan
tingkat berpikir yang lebih tinggi dalam situasi
yang berorientasi pada masalah, termasuk
pembelajaran bagaimana belajar. Model
pembelajaran ini juga mengacu kepada
pembelajaran-pembelajaran lain seperti
pengajaran berdasar proyek (project base
instruction), pembelajaran berdasarkan
pengalaman (experience base instruction),
pembelajaran autentik (authentic instruction),
dan pembelajaran bermakna
21. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis
Masalah
Menurut Arends*, pengelolaan pembelajaran
berbasis masalah terdapat 5 langkah utama.
Berikut kelima langkah yang dimaksud:
Mengorientasikan pebelajar pada masalah
Mengorganisasikan pebelajar untuk belajar
Memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok
Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah