2. Test yang mengandung pertanyaan yang jawabannya
harus dilakukan dengan mengekspresikan pikiran
peserta test.
Cirinya:
• Jawaban tidak disediakan tetapi harus dijawab oleh
peserta test
• Peserta bebas menjawab pertanyaan yang diajukan
• Setiap peserta bebas memilih, menghubungkan dan
menyampaikan gagasannya dengan kata-katanya
sendiri
• Penilaian tidak dapat dilakukan secara obyektif.
3. 1. Kekuatan Test Tulis
• Dapat mengukur hasil belajar yang komplek
(ekspresif dan kreatif).
• Mengukur kemampuan dan keterampilan
mengintegrasikan untuk memecahkan masalah.
• Meningkatkan motivasi belajar
• Memudahkan menyusun butir soal
• Menekankan kemampuan menulis
2. Kelemahan test Tulis
a) Reliabilitas rendah
• tidak dapat mewakili bahan secara baik
• Batasan yang harus dikerjakan sangat longgar
karena penggaruh lingkungan, waktu dan
suasana
• Subyektivitas penskoran dalam penilaian
b) Waktu yang banyak untuk dosen dan mahasiswa
c) Jawaban membual karena tidak menguasai
bahan
d) Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis
4. B. PENGGUNAAN TEST URAIAN
Bila peserta ujian yang terbatas
Bila Waktu membuat soal terbatas dan mempuyai
waktu yang cukup untuk memeriksa hasil ujian
Bila dosen ingin mengetahui kemampuan
mengekspresikan pikiran, kemampuan menulis
dan penggunaan bahasa pada Mahasiswanya.
Bila Dosen ingin memperoleh informasi tentang
sikap, pendapat dan nilai secara tidak langsung.
Bila ingin mengukur pengalaman belajarnya.
5. C. Kalsifikasi Test Uraian
A. Test Uraian terbuka (extended response)
Soal test bebas tidak ada pembatasan dalam
memberikan jawaban. (baik untuk mengukur
hasil belajar pada tingkat aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi).
B. Test Uraian Terbatas (Restrited Response)
Jawabannya dibatasi oleh berbagai rambu-
rambu. (Baik untuk mengukur tingkat
pemahaman, aplikasi dan analisis).
6. 1. Ingatan terpilih
2. Ingatan evaluatif
3. Membandingkan dua hal
terbatas
4. Membandingkan dua hal
secara umum
5. Mengambil keputusan
6. Sebab-akibat
7. Menjelaskan penggunaan
atau pengertian
8. Meringkas suatu
karangan
9. Menganalisis
10.Menyatakan hubungan
11. Memberi ilustrasi/contoh
12. Mengklasifikasikan
13. Menerapkan prinsip
14. Membahas sesuatu
15. Menyatakan maksud dan
tujuan
11. Mengkritik secara tepat,
terpercaya dan relevan
17. Memberi garis besar
18. Mengorganisasi ulang
19. Merumuskan permasalahan
20. Menyatakan metode atau
prosedur baru
7. D. Beberapa Prinsip
Mengkonstruksi Butir Test
Uraian
1) Batasilah ruang lingkup secara pasti
2) Pertanyaan hendaknya mengukur tujuan belajar
3) Jangan banyak menggunakan butir soal tipe uraian yang
mengukur kemampuan mengingat
4) Setiap soal harus jelas apakah jenis terbatas, jenis bebas
atau kombinasinya
5) Hendaknya pertanyaan menuntut respon atau jawaban yang
bersifat baru atau pemikiran peserta test
6) Pergunakanlah kata-kata deskriptif seperti : definisikanlah,
berilah ilustrasi, pilihlah, bedakanlah kelompokanlah,
pertentangkanlah atau tulislah garis besarnya
7) Beritahukanlah kepada peserta bahwa tipe test yang
digunakan adalah tipe essay
8. Hasil belajar bersifat kompleks dan bila
dirinci menjadi hasil belajar yang lebih
sederhana dapat kehilangan arti
globalnya, sebab hubungan antara
komponen hasil belajar yang satu dengan
yang lain sangat erat. Hasil belajar seperti
ini seharusnya diukur dengan
menggunakan tes uraian (Zainul dan
Nasoetion, 1996 : 34).
9. Tes esai dan belajar dengan memahami
merupakan pengaruh aliran psikologi
kognitif. Menurutnya, belajar terjadi dalam
otak manusia sehingga belajar hanya
terjadi apabila terbentuk pemahaman
(insightful learning)
10. Banyak kemampuan manusia yang tidak
memungkinkan untuk diukur dengan soal
objektif, karena keterbatasan soal objektif dalam
mengungkapnya. Berbagai proses belajar yang
menuntut kemampuan menyelidik, kemampuan
menemukan masalah, memilih cara untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, dan
sebagainya tidak mungkin diukur dengan tes
hasil belajar dalam bentuk objektif (Soedijarto,
1993 : 55).
11. Sehubungan dengan hasil belajar dalam
taksonomi tujuan pengajarannya Bloom,
level kognisi mulai pemahaman hingga
evaluasi menuntut belajar secara
bermakna (Sukmadinata, 2000 : 139).
12. Tes Esai dan Memahami Siswa akan belajar hingga
mendapatkan pemahaman untuk menghadapi soal esai.
Hal itu disebabkan karena untuk mampu menjawab soal
esai dibutuhkan pemahaman secara menyeluruh.
Pemahaman secara fragmentaristik tidak dapat
digunakan untuk menjawab soal esai. Soal esai
menuntut kemampuan tingkat tinggi dalam level kognisi,
seperti kemampuan menganalisa, menyusun sintesa dan
melakukan evaluasi. Soal tes bentuk esai lebih
menekankan pengintegrasian dan pengaplikasian
berpikir dan pemecahan masalah
13. Siswa yang belajar sampai mendapatkan
pemahaman akan diuntungkan oleh
bentuk tes esai. Pemahaman yang
komprehensif terhadap problem
menyebabkan siswa memiliki kemampuan
menuangkan gagasannya lebih baik
sebagaimana dituntut oleh tes esai.