power point pendidikan kewarganegaraan di sd modul 12
1. Pembelajaran PKn di SD
Modul 12
“Penilaian dalam Pendidikan
Kewarganegaraan SD”
Kelompok 1:
Abdul Wahid 857733348
Christina Rety 857734095
Danis Zulisyanto
857738963
Noor Lukmanul Hakim 857736003
2. A. Konsep dan Prinsip Penilaian PKN SD/MI
1. Konsep Penilaian PKN
Pembaharuan dan inovasi dalam PKn serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah
pembelajaran yang kreatif, produktif yang bersifat kooperatif dan kolaboratif menuntut konsep
pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan pelatihan yang berwawasan demokrasi dan HAM.
Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan profesional guru maka
diharapkan guru dapat memilih strategi/metode mengajar yang sesuai dengan kejelasan tuntutan
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan siswa seingga memungkinkan guru dapat melakukan penilaian
apakah sebuah kompetensi diperlukan benar-benar telah dimiliki siswa atau belum, melalui standar-
standar penilaian kompetensi yang bersifat continous comprehensive evaluation in the classroon yang
ditetapkan.
Pelaksanaan penilaian, baik dalam arti produk maupun hasil amat tergantung pada perumusan
indikator yang dikembangkan dalam silabus dan rencana pembelajaran. Perumusan indikator akan
mempengaruhi juga terhadap teknik dan jenis penilaian yang dikembangkan, bila rumusan indikator
berdimensi kognitif maka teknik penilaian yang dikembangkan, bila rumusan indikator berdimensi kognitif
maka teknik penilaian yang digunakan adalah tes. Namun, apabila rumusan indikator yang berdimensi
afektif atau psikomotor maka tenik penilaian yang digunakan adalah non tes
3. 2. Prinsip Penilaian PKN SD/MI
Secara prinsip, penilaian PKN tidak berbeda dengan penilaian dalam mata
pelaaran lainnya, hanya berbeda tekanannya dimana penilaian dalam mata pelajaran PKN
lebih menekankan pada aspek afektif.
Jaromilek dan W. C Parker (1993) menyatakan bahwa dalam kaitannya degan
proses pembelajaran, penilaian yang dilakukan guru bertujuan untuk :
1) membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran (aspekaspek belajar penting) bagi
peserta didik
2) menginformasikan kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar
3) menginformasikan peserta didik bagaimana meningkatkan proses dan hasil belajarnya
4) bahan informasi esensial kepada orang tua dan masyarakat mengenai efektivitas
program sekolah.
Dalam kaitan ini, penilaian formatif sangat ditekankan. Penilaian formatif merupaan bagian
esensial dan proses pembelajaran. Dengan kata lain penilaian formatif mempertemukan
antara dimensi tujan, prosedur dan penilaian pembelajaran
4. 3. Unsur pokok dalam penilaian
1) Objek yang akan dinilai
2) Kriteria sebagai tolak ukur
3) Data tentang objek yang dinilai
4) 4) Pertimbangan keputusan
5. 4. Hal yang saling berkaitan dalam penilaian
A. Penilaian
Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek
seperti baik atau buruk sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Gronlund (1985) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu
proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi
informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran. Penilaian lebih bersifat komprehensif meliputi pengukuran dan
bersifat kualitatif
6. B. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa
angka-angka mengenai tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu (siswa)
Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (berupa
angka-angka).
C. Tes
Salah satu alat atau bentuk pengukuran
7. B. Berbagai Alat Penilaian dalam PKN
SD/MI
1. Penilaian kelas
A. Penilaian kelas
Penilaian kelas merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa menerapkan konsep prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik, akurat, dan konsisten
sebagai akuntabilitas publik. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dalam
suaana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan
waktu khusus untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non tes atau
terintegrasi dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Apabila informasi
tentang hasil belajar siswa telah terkumpul dalam jumlah yang memadai maka
guru perlu membuat keputusan terhadap prestasi siswa
8. B. Tujuan
Penilaian kelas bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian belajar siswa serta memperbaiki program dan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu penilaian kelas menekankan pencapaian hasil
belajar siswa sekaligus mencakup seluruh proses mengajar dan belajar yang
menilai karakteristik siswa, metode mengajar dan belajar, pencapaian kurikulum,
alat dan bahan belajar serta administrasi sekolah.
9. C. Prinsip-prinsip
1. Valid; penilaian kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan
menggunakan alat yang dapat dipercaya, tepat atau sahih
2. Mendidik; penilaian memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian hasil
belajar siswa
3. Beorientasi pada kompetensi; penilaian harus menilai pencapaian kompetensi
dasar yang dimaksud dalam kurikulum
4. Adil dan objektif; penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak
membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak berkaitan dengan
pencapaian hasil belajar
5. Terbuka; kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak yang berkepentingan
6. Berkesinambungan; penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur,
terus menerus
7. Menyeluruh; meliputi aspek pengetahuan, sikap dan nilai serta keterampilan
8. Bermakna; mencerminkan gambaran utuh tentang prestasi siswa
10. 2. Teknik Pengumpulan Informasi
A. Penilaian Tes
1) Tes Perbuatan
Penilaian perbuatan adalah penilaian tindakan atau tes praktik
yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan
berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan
muncul dalam diri siswa (keterampiln).
Alat yang digunakan adalah lembar perbuatan. Tes perbuatan
dapat dipergunakan untuk menilai mutu suatu pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan, keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan,
kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan
11. 2) Tes Lisan
Penilaian berbentuk lisan digunakan untuk menilai hasil belajar dalam
bentuk kemampuan mengemukakan ide dan pendapat secara lisan. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun soal tes lisan:
1. Buatlah format soal dengan beberapa kemungkinan jawaban serta bobot
skornya
2. Siapkan beberapa format soal yang paralel untuk beberapa orang siswa,
kalaupun sama hanya diperuntukkan maksimal tiga orang tiga siswa saja
3. Untuk memenuhi persyaratan paralel maka setiap format soal harus memiliki
isi, derajat kesukaran dan waktu menjawab sama
12. 3) Tes tertulis
a. Objektif
Tes tertulis objektif terdiri atas pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dan isian singkat.
Tes objektif tepat digunakan untuk menilai hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan mengingat
dan mengenal kembali fakta-fakta, memahami hubungan antara dua hal atau lebih, dan
mengaplikasikan prinsip-prinsip.Tes ini lebih praktis dan dapat digunakan untuk jumlah siswa yang
cukup besar, serta mutunya dapat dipertanggungjawabkan.
Kriteria tes objektif yang baik:
1. Memiliki validitas yang tinggi, mampu mengungkap hasil belajar secara tepat
2. Memiliki reliabilitas yang tinggi, mampu memberi gambaran yang relatif tetap tentang
kemampuan yang dimiliki siswa
3. Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai, setiap butir tes dapat
membedakan siswa yang menguasai bahan dan tidak
4. Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang akan dites, kirakira 30% mudah,
50% sedangdan 20% sukar.
5. Mudah diadministrasikan, tes tersebut memiliki petunjuk tentang bagaimana cara
pelaksanaannya, cara mengerjakan dan cara mengoreksi
6. Memiliki norma atau patokan penafsiran data
13. b. Uraian
Penilaian bentuk tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa yang
bersifat kompleks. Penilaian juga dapat lebih bersifat objektif karena tulisan
merupakan bukti otentik yang dapat dijamin akuntabilitasnya.
1. Nitko (1996) mengatakan bahwa tes uraian terbatas tepat dipergunakan
untuk menilai hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan:
menjelaskan hubungan sebab-akibat; melukiskan pengaplikasian prinsip;
mengajukan argumentasi yang relevan; merumuskan hipotesis dengan
tepat; merumuskan asumsi yang tepat; melukiskan keterbatasan data;
merumuskan kesimpulan dan hal sejenis yang menuntut kemampuan
siswa untuk melengkapi jawabnnya.
2. Tes uraian bebas tepat digunakan untuk menilai hasil belajar yang
bersifat kompleks berupa kemampuan menghasilkan dan menyatakan
ide; memadukan berbagai hasil belajar dan merekayasa bentuk orisinil
seperti mendesian sebuah eksperimen menilai suatu ide
14. B. Penilaian Non Tes
1. Observasi, Teknik ini baik untuk menilai hasil belajar aspek psikomotor misalnya praktek
keterampilan, diskusi, bermain, atletik. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya:
a) dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan.
b) menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala
c) pencatatan dilakukan sekelas mungkin tanpa diketahui oleh siswa yang
diobservasi
d) kesimpulan dibuat setelah program observasi selasai dilaksanakan seluruhnya
2. Kuesioner, digunakan untuk menilai hal-hal yang bersifat umum seperti identitas siswa,
keadaan sosial-ekonomi orangtuanya, minat, pendapat. Agar efektif hendaknya:
a) dilaksanakan dengan tujuan dan program yang jelas
b) isinya tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan
c) bahannya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan siswa
d) penarikan kesimpulan harus hati-hati
15. 3. Wawancara, tidak jauh berbeda dengan angket. Hanya di sini pertanyaan
dijawab langsung sehingga terjadi hubungan timbal balik.Perbedaan wawancara
dan ujian lisan terletak pada jawaban yang inginkan.
4. Daftar cek, lebih menunjukkan sebagai alat dari pada sebagai teknik penilaian,
juga dapat digunakan dalam observasi, wawancara maupun dalam angket.
Sangat bermanfaat untuk mengukur hasil belajar yang berupa produk maupun
proses yang dirinci dalam komponen yang lebih kecil. Hanya ada 2 alternatif
jawaban, ya/tidak
5. Skala pilihan (rating scale), disediakan 3, 4, 5 pilihan, skala pilihan digunakan
untuk: observasi, wawancara, angket, mengukur sikap, kebiasaan atau minat.
Conotoh skala likert, thurstone, dan guttman
16. 6. Studi kasus, diperlukan untuk mempelajari siswa yang bersikap ekstrim.
Dilakukan oleh staf BK dan hasilnya dirapatkan di antara staf sekolah.
7. Portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode
pengumpulan informasi atau data secara sistematik atau hasil pekrjaan
mahasiswa dalam kurun waktu tertentu (Popham, 1994). Dengan sistem
penilaiain portofolio, dosen/guru membuat file untuk masing-maisng mahasiswa,
berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar selama mengikuti proses
pendidikan. Wayan Wida (1984:18) mengemukakan pertimbangan dalam
menentukan jenis alat penilaiain: aspek kemampuan yang dinilai, sifat bahan
yang disajikan, besar kecilnya kelompok yang diuji, frekuensi penggunaan alat
penilaiai, kesempatan guru mengoreksi
17. C. Model-Model Alat Penilaian PKN SD/MI
A. Pengembangan Alat Penilaian Kelas dalam PKN
Langkah-langkah :
1. Menyusun spesifikasi tes:
a) menentukan kompetensi dasar
b) menyususn kisi-kisi tes (berisi: kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator dan pengujian yang berisi jenis tagihan,
bentuk soal, contoh soal.
2. Menulis soal tes (mengacu kisi-kisi dan sesuai indikator dan bentuk tes)
3. Menelaah soal tes (dilakukan teman sejawat meliputi materi dan bahasa)
4. Melakukan uji coba tes
5. Menganalisis butir soal
6. Memperbaiki soal tes
7. Merakit soal
8. Melaksanakan tes
18. B. Model-Model Alat Penilaian PKN SD/MI
1) Model Penilaian Tes
a) Pilihan Ganda
> Contoh soal pilihan Ganda
a. Bentuk soal pilihan ganda
b. Bentuk hubungan antar hal (sebab)
c. Bentuk soal pilihan ganda kompleks
19. > Kaidah Pengembangan Soal Pilihan ganda
1. Pokok soal yang akan ditanyakan harus jelas
2. Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya jangan bertele-tele
3. Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban benar
4. Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif
5. Alternatif jawaban logis dan pengecoh harus berfungsi
6. Diusahakan tidak ada petunjuk jawaban yang benar
7. Diusahakan untuk mencegah penggunaaan option yang terakhir berbunyi “semua jawaban di atas
benar” atau “semua jawaban di atas salah”
8. Dusahakan agar alternatif jawaban homogen baik dari isi maupun panjag pendek pernyataan
9. Apabila jwaban berupa angka diurut dari yang terendah
10. Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata bersifat tidak tentu
kebanyakan, kadang-kadang
11. Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak bergantung dari jawaban butir soal yang lain.
12. Dalam merakit soal diusahakan agar jawaban benar, kunci jawaban letaknya menyebar diantara A, B,
C, dan D
20. b. Uraian
Persyaratan mengembangkan soal uraian:
1. Lebih baik menggunakan soal butir-butir uraian dalam jumlah yang banyak
tetapi jawaban yang diminta cukup singkat dan simple
2. Soal yang tidak menghendaki jawaban yang terlalu panjang akan
memberikan berbagai keuntungan
3. Rumusan kalimat atau pernyataan disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa termasuk segi bahasa harus mudah dimengerti siswa
4. Semua siswa diminta menjawab soal yang sama sehingga hasil informasi
yang diperoleh akan dapat menggambarkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya
5. Jumlah soal yang dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia
6. Kalimat yang digunakan dapat memotivasi siswa untuk mngembangkan
ide dan daya nalar
21. 1. Model Penilaian Sikap
2.Model Penilaian Perbuatan
3. Model Penilaian Daftar Cek
4. Model Penilaian Catatan Anekdot
Bentuk catatan anekdot yaitu catatan kejadian
khusus yang dapat dipergunakan untuk melihat
perkembangan individu atau kelompok siswa.
5. Model Penilaian Daftar Cocok
2) Model Penilaian Non Tes
22. 6. Model Penilaian Skala Bertingkat
Kaidah penyusunan sebagaimana yang dinyatakan oleh Asmawi Zainul (1993:76) :
1. Jumlah pertanyaan atau pernyataan haruslah terbatas, tetapi tetap dapat memberi
gambaran yang utuh dari keseluruhan hal yang diukur
2. Angka untuk perangkat rating scale haruslah mempunyai arti yang sama
3. Jumlah kategori angka yang digunakan supaya diusahakan cukup bermakna, tetapi
terlalu renik sehingga tidak jelas lagi perbedaan arti satu angka dengan angka lainnya.
Sebagai patokan jangan lebih dari 7 kategori
4. Setiap pernyataan hendaknya mengukur satu karakteristik
5. Apabila digunakan untuk mengukur prosedur sebaiknya pertanyaan disusun scera urut
beradasrkan urutan pelaksanaan prosedur
6. Apabila digunakan untuk mengukur hasil sebaiknya diurut dari yang termudah
23. 7. Model Penilaian Sosiometri
Bertujuan untuk melihat sejauh mana sikap sosial siswa di kelas terutama terhadap teman-
temannya. Proses ini didasarkan pada perasaan pribadi anggota terhadap anggota lain.
Hasil sosiometri dapt digunakan untuk menyusun suatu keolompok baru
8. Model Penilaian Pedoman Wawancara
Pertanyaan diajukan secara lisan. Interviu ada dua yaitu langsung (dilakukan dengan
sumber utama untuk menggali data tentang dirinya) dan tidak langsung
9. Model Penilaian Daftar Baik Buruk
10. Model Penilaian Daftar Tingkat Urutan
24. D. Penggunaan Model Alat Penilaian PKN
SD/MI Berbasis Portofolio
1. Pengertian
Azis Wahab (1999:2) mendefinisikan portofolio penilaian “Sebagai sebuah
laporan tentang proses belajar siswa” sebuah kumpulan hasil kerja siswa yang
menunjukkan kepada siswa atau orang lain tentang hasil kerja siswa yang
dicapai dalam satu atau lebih bidang.
25. 2. Kelebihan/kekurangan Portofolio sebagai Alat Penilaian
Kelebihan :
1.Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan siswa untuk membuat,
meulis, menghasilkan berbagai tipe tugas akademik
2.Memungkinkan pendidik menilai keterampilan/kecakapan siswa
3.Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, antara peserta
didik dengan peserta didik lainnya
4.Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan di mana
pendidik tersebut perlu membantu
5.Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan
intelektual siswa
6.Menunjukkan prestasi akademi
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu relatif lama
2. Pendidik harus tekun, sabar, dan terampil
3. Tidak ada kriteria yang standar
27. 4. Konteks Assesment Portofolio
Menurut Nuryani Rustaman (2002:3) Konteks Assesment Portofolio:
1. Tujuan :
a. Hakikat hasil belajar: pengetahuan, penalaran, keterampilan, produk, dan afektif
b. Fokus bukti: menunjukan perubahan performance
c. Rentang waktu: perlu ada batasan waktu ( satu bulan atau semester)
d. Hakikat bukti: jenis bukti apa yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan siswa
2. Peran penilaian :
a. Pemantapan kembali penanaman nilai dalam penguasaan pelajaran yang belum
dipahami
b. Penilaian jati jati diri kehidupan serta lingkungannya
c. Penilaian formal peringkat penguasaan dan keberhasilan belajar sehingga secara formal
dan administratif mendapatkan gambaran baik secara individu, kelas, umum
d. Momentum dan media untuk mendapatkan umpan balik pengajaran
28. 3. Tujuan :
a. Menghargai perkembangan yang terjadi pada diri siswa
b. Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa
c. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
4. Prinsip Menurut Sumarna dan Muhammad Hatta (2004:71) dalam melakukan penilaian prinsip yang
diperhatikan :
a. Saling percaya
b. Kerahasiaan bersama
c. Milik Bersama
d. Kepuasaan
e. Kesesuaian
f. Proses dan hasil
5. Karakteristik Menurut Sumarna dan Muhammad Hatta (2004:71) penilaian portofolio mempunyai
karakteristik :
a. Multisumber
b. Authentic
c. Dinamis
d. Eksplisit
e. Integrasi
f. Kepemilikan
g. g. beragam tujuan