SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan
daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Matematika memang mengkaji
objek yang abstrak dan pola pikirnya adalah deduktif, Rostina Sundayana
(2013: 25) mengemukakan bahwa konsep-konsep dalam matematika itu
bersifat abstrak, sedangkan pada umumnya siswa Sekolah Dasar (SD) berpikir
dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, maka salah satu jembatan
agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika adalah menggunakan
media pendidikan dan alat peraga ( media). Pada tingkat sekolah dasar siswa
difokuskan pada kajian materi yang lebih konkret ke abstrak karena
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa maka dari itu guru harus dapat
menciptakan media pembelajaran matematika yang dapat menjadikan konsep
yang abstrak menjadi lebih konkrit.
Menurut Piaget (Heruman, 2007 : 1) siswa pada usia 6 sampai 12 tahun
berada pada fase operasional konkret. Perilaku yang tampak pada fase ini
adalah ide berdasarkan pemikiran dan masih terikat pada benda-benda atau
kejadian yang akrab dengan kehidupan siswa atau bersifat konkret. Pada usia 2
perkembangan kognitif ini siswa SD masih terikat dengan benda-benda atau
kejadian-kejadian yang konkret yang bisa ditangkap oleh panca indra. Dalam
pembelajaran metematika yang pada umunnya bersifat abstrak, siswa
memerlukan alat bantu pembelajaran berupa media yang dapat memperjelas
penyampain materi yang dilakukan oleh guru sehingga lebih cepat memahami dan
dimengerti oleh siswa
2
Dalam pembelajaran matematika siswa dilatih supaya dapat
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan bilangan, untuk dapat
menyelesaikan soal-soal diperlukan kemampuan antara lain memahami
masalah, mengungkapkan masalah, membuat rencana penyelesaian, mengkaji
langkah-langkah penyelesaian. Kemampuan berpikir seperti ini disebut
berpikir kritis. Tetapi dalam proses pembelajarannya guru masih harus
menggunakan alat bantu yang bersifat konkret karena sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa terlibat
langsung didalam proses pembelajarannya, dalam pembelajaran matematika
siswa harus dapat menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang
ditemukannya dengan menggunakan cara penyelesaian yang sudah
dipelajarinya. Proses pembelajaran seperti ini guru hanya berperan sebagai
pembimbing bukan sebagai pemberi tahu. Media yang baik adalah media
yang dirancang sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus mampu
mengidentifikasi karekteristik siswa, karena tidak semua media pembelajaran
akan berpengaruh kepada siswa.
Menurut Hamijo ( Rostina Sundayana, 2013 : 5 ) media sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyabar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada
penerima yang dituju. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan
mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin nyata media yang digunakan
maka semakin jelas persepsi siswa, karena persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dari pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa media dapat diartikan sebagai media komunikasi untuk
menyampaikan pesan berupa ide, gagasan atau pendapat yang ingin
disampaikan kepada penerima pesan, media komunikasi yang baik akan
menyampaikan pesan yang baik.
Dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, perlu
mempertimbangkan kondisi-kondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk
3
memperoleh pendekatan pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena
itu, peneliti bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menggunakan alat
peraga papan berpaku pada materi pembelajaran bangun datar untuk memperbaiki
hasil belajar matematika siswa
Berdasarkan hasil tes awal pada materi bangun datar pada semester 2
kelas III SDN 012 Loa Janan tahun ajaran 2017/2018 sebagian besar siswa
mendapat nilai dibawah KKM ≥ 65 atau sekitar 56,25 %. Hal ini disebabkan oleh
siswa menganggap pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang sulit dan
tidak menyenangkan dan penyampaian materi yang disampaikan oleh guru tidak
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran
terkesan monoton. Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis uraikan
diatas, penulis tertarik untuk mendalami masalah ini melalui suatu penelitian yang
berjudul “Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 012 Loa
Janan pada materi bangun datar melalui alat peraga papan berpaku tahun
pembelajaran 2017/2018”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil tes pada materi bangun datar semester 2 kelas III
SDN 012 Loa Janan tahun ajaran 2017/2018 sebagian besar siswa mendapat
nilai dibawah KKM = 65 dengan rata-rata kelas 60.63 yang rinciannya 68,75 %
siswa tidak tuntas dan 31,25 yang tuntas. Hal ini disebabkan oleh siswa
menganggap pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang sulit dan
tidak menyenangkan dan penyampaian materi yang disampaikan oleh guru
tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran terkesan monoton.
2. Analisis Masalah
Secara garis besar ketidakberhasilan dalam pembelajaran matematika
disebabkan oleh banyaknya faktor siswa menganggap mata pelajaran
matematika sulit, dan model pembelajaran, metode serta media yang digunakan
guru kurang bervariasi. Selama ini guru cenderung menggunakan model
4
pengajaran konvesional. Model pembelajaran konvesional yang identik dengan
ceramah terbukti di dalam pelaksanaanya tidaklah menjadikan keberhasilan
belajar siswa. Dan ini bukan berarti model konvesional harus ditiadakan, tetapi
guru dapat menggunakan macam-macam model pembelajaran yang dianggap
bervariasi dan serasi dengan materi yang akan di sampaikan.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan strategi
pembelajaran yang tepat, dengan tetap mempertimbangkan kondisi-kondisi
dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk memperoleh pendekatan
pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, peneliti
bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menggunakan alat peraga
papan berpaku untuk penyelesaian soal pada materi bangun datar . Pendekatan
yang diharapkan dapat memberi peran aktif serta motivasi kepada siswa, agar
mereka mempelajari dengan sungguh-sungguh materi yang diberikan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti oleh penulis yaitu “ Bagaimanakah Peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas III SDN 012 Loa Janan pada materi luas dan volume
melalui penggunaan alat peraga papan berpaku tahun pembelajaran 2017/2018”.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 012
Loa Janan pada materi bangun datar dengan alat peraga papan berpaku tahun
pembelajaran 2017/2018.
5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siswa
Menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan menganggap
matematika adalah pelajaran yang menyenangkan.
2. Guru
Menambah kualitas dan wawasan dalam pembelajaran matematika dengan
penggunaan alat peraga papan berpaku.
3. Sekolah
Manfaat bagi sekolah sebagai sumbangan kepada pihak sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran matematika.
4. Peneliti
Bagi peneliti menambah wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan
pembelajaran matematika utamanya pada pembelajaran dengan alat peraga
papan berpaku .
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Banyak teori belajar telah mengemukakan sebagai hasil penelitian. Pada
dasarnya, semua teori sepakat bahwa belajar adalah kegiatan mental dalam diri
siswa yang aktif.
Nasution (2000: 34-35) menjelaskan bahwa : “Belajar adalah perubahan
kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa sesuatu perubahan
pada individu yang belajar. Perubahan itu mengenai jumlah pengetahuan,
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian
diri”.
Hamalik (2002:57) menjelaskan; Belajar dalam arti mengubah tingkah
laku, akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak, penyesuaian diri.
Jihad dan Haris (2008:1) mengungkapkan; Belajar adalah kegiatan
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses
belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Belajar dianggap sebagai proses dan pengalaman dan latihan. Higgard
dan Sanjaya (2007 : 53) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan
7
melalui kegiatan atau prosedur, baik latihan di dalam laboratorium maupun di
lingkungan alamiah..
Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan baik perubahan berkaitan dengan penambahan
ilmu pengetahuan, maupun perubahan prilaku, kecakapan, keterampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri
2. Tujuan Pembelajaran
Salah satu syarat keberhasilan proses pembelajaran adalah kejelasan
tujuan. dan cara evaluasi keberhasilan proses pembelajaran dan juga efektifitas
pengajaran. Hamza B. Uno (2008: 34) menjelaskan; Tujuan pembelajaran
merupakan salah satu aspek yang perlu di pertimbangkan dalam merencanakan
pembelajaran. Robert F. Mager dalam Hamzah B. Uno (2008:
35),mengungkapkan; Tujuan pembelajaran adalah sebagai prilaku yang hendak
dicapai atau di dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan kompetisi tertentu.
Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat
dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat
melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru
memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru
menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru
mengadakan penilaian.
Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan
pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku
siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.
3. Ciri- ciri Belajar
Saiful Sagala ( 2003 – 53 ) ciri-ciri belajar yakni sebagai berikut:
6
8
a) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang
berfungsi terus-menerus yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya.
b) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual.
c) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu kearah yang ingin dicapai
melalui proses belajar
d) Belajar mengahsilkan perubahan yang menyeluruh,melibatkan keseluruhan
tingkah laku secara integral.
e) Belajar adalah proses interaksi
f) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada yang kompleks.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa ciri-ciri
khas belajar adalah perubahan, yakni belajar menghasilkan perubahan perilaku
dalam diri siswa. Belajar menghasilkan perubahan perilaku secara relatif dalam
berpikir, merasa, dan melakukan pada diri siswa. Perubahan tersebut terjadi
sebagai hasil latihan,pengalaman,dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat
diamati secara langsung.
B. HasilBelajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha
penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat diperoleh
hasil yang lebih baik.
Leo Sutrisno (2008:25), mengemukakan Hasil belajar merupakan
gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada
topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah
skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar”.
Suyono (2009:8) menyatakan ”hasil belajar dapat dijelaskan dengan
memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil
menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatuaktivitas yang
mengakibatnyaberubahnyainputsecara fungsional”.
9
Suharsimi Arikunto ( 2003:2) “ hasil belajar adalah hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk
perubahan yang dapat diamati dan diukur ”.
Oemar Hamalik ( 2002 : 30 ) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti rangkaian pembelajaran atau
pelatihan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah tingkat pengetahuan yang dicapai siswa terhadap materi yang
diterima ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasi Belajar
Menurut Depdiknas, (2000.: 5) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar antara lain, faktor internal mencakup aktivitas, harapan
untuk berhasil, intelegensia, penguasaan keterampilan prasyarat, dan evaluasi
kognitif terhadap kewajaran dari hasil belajar antara lain. Sedangkan dari faktor
eksternal yaitu pengaruh lingkungan fisik berkenaan dengan prasarana dan
sarana belajar, kemudian dari lingkungan psikis mel;iputi iklim atau suasana
belajar yang diciptakan oleh guru yang memungkinkan siswa teraktivitas untuk
belajar. Lebih lanjut Menurut Slamento ( 2003: 54-72 ), faktor yang
mempengaruhi belajar adalah: Faktor-faktor internal. Jasmani, ( kesehatan,
cacat tubuh ). Psikolog (intelegensi, perhatian, minat, bakat, minat, motif,
kematangan kesiapan ) Faktor-faktor eksternal. Keluarga ( cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan ), Sekolah ( model
mengajar, kurikulum, relasi Guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran,
keadan gedung, model belajar, tugas rumah ). Masyarakat (kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat ).
10
Menurut caroll dalam R Angkowo dkk (2007: 51) bahwa ’’Hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor yaitu: bakat belajar waktu yang
tersedia untuk belajar kemampuan individu, kualitas pengajaran’’.
Clark dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001:39) mengungkapkan
bahwa ’’Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa
dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan’’.
Menurut Sardiman (2007:39-47) faktor yang mempengaruhi belajar
adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa.
Bekaitan dengan faktor dari dalam siswa, selain faktor kemampuan, ada juga
faktor lain yaitu: motifasi, perhatian, minat,sikap, kebiasaan belajar,ketekunan,
kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis
dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor
psikologis akan memberikan landasan dan kemudahan dalam mencapai tujuan
belajar yang optimal.
Thomas F Staton dalam Sardiman (2007:39) ’'menguraikan ’’Enam
macam faktor psikologis yaitu: Motifasi, reaksi, konsentrasi, organisasi,
pemahaman ulangan’’.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas,dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal
siswa antara lain kemampuan yang dimiliki tentang materi yang akan
disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang
digunakan guru didalam proses belajar mengajar.
3. Hasil Belajar Matematika
Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin, 8:2011) bahwa:
Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan
bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri
siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah
laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan
11
tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah
yang lebih baik dari sebelumnya.
Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar,
dan matematika, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar
matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi
pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur
melalui tes.
C. Pembelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Matematika
Menurut Ismail dkk (Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2013:48)
menyatakan bahwa matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan
perhitungannya, membahas masalah-masalah numeric, mengenai kuantitas dan
besarannya, mempelajara pola, bentuk, struktur, sarana berpikir, kumpulan
system dan alat.
Menurut Johnson dan Rising (E. T. Ruseffendi, 1992: 28) menyatakan
pengertian matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian
yang logik. Menurut Beth dan Piaget (Tombokan Runtukahu & Selpius
Kandou, 2013:28) menyatakan bahwa matematika adalah pengetahuan yang
berkaitan dengan berbagai strukutur abstrak dan hubungan antar-struktur
tersebut sehingga dapat terorganisir dengan baik.
Rostina Sundaya (2013: 2) matematika adalah bekal bagi peserta didik
untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian matematika adalah ilmu yang membahas tentang angka dan
perhitungannya. Dalam prosesnya matematika dapat menigkatkan kemampuan
siswa seperti berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan sistematis.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika
12
KTSP (2006) yang disempurnakan pada kurikulum 2013,
mencantumkan tujuan pembelajaran matematika sebagai berikut: (1)
memahami komsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan dalam
matematika, (3) memecahkan masalah, (4) mengkomunikasikan gagasan
dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan
atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah
(Heris Hendriana dan Utari Soemarno, 2014: 7).
Seperti yang tercantum dalam GBPP (Garis-garis Besar Program
Pengajaran) mata pelajaran matematika SD Kurikulum 1994 menyatakan tujuan
khusus pengajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar adalah untuk (1)
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (2) menumbuhkan
kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika; (3)
mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih
lanjut di Sekolah Lanjutan Tingakt Pertama (SLTP), dan (4) membentuk sikap
logis, kritis, kreatif, cermat, dan disiplin (Muchtar A. Karim, dkk, 1997: 10).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpukan bahwa tujuan
pembelajaran matematika adalah (1) menumbuhkan dan mengembangkan
keterampilan berhitung siswa yang dapat digunakannya dalam kehidupan
sehari-hari; (2) mengembangkan siswa untuk dapat berfikir kritis, logis, kreatif,
cermat serta disiplin sebagai dasar untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi; (3) menumbuhkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam
13
kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.
3. Matematika di Sekolah Dasar Kelas III Semester 2
Pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar seharusnya lebih
dapat menarik minat siswa untuk mempelajarinya. Guru harus memikirkan cara
yang tepat agar dapat menarik minat siswa, misalnya guru dapat mengenalkan
sesuatu yang baru, seperti penggunaan strategi pembelajaran yang baru, yang
berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran. Dengan bantuan media
pembelajaran kongkret matematika yang semula berupa konsep-konsep yang
masih abstrak bisa menjadi lebih kongkret karena sesuai dengan perkembangan
siswa. Matematika di sekolah dasar kelas 3 mencakup beberapa aspek bahasan,
yaitu: bilangan, geometri dan pengukuran. Pada bilangan mencakup beberapa
sub bab yaitu: (a) mengenal pecahan, (b) membandingkan pecahan sederhana,
(c) memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Pada
geometri mencakup beberapa sub aspek yaitu: (a) mengidentifikasi berbagai
bangun datar sederhana menurut sifat dan unsurnya, (b) mengidentifikasi
berbagai jenis dan besar sudut. Pada pengukuran mencakup beberapa sub bab
yaitu, (a) menghitung keliling persegi dan persegi panjang, (b) menghitung luas
persegi dan persegi panjang, (c) menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
keliling, luas persegi dan persegi panjang.
4. Materi Bangun Datar
Bangun datar atau bangun dua dimensi adalah kurva tertutup sederhana
yang terletak pada bidang. Bangun datar merupakan bagian dari geometrid an
termaksud dalam konsep yang abstrak, sehingga dalam menjelaskan materi ini
dibutuhkan media . Menurut Heruman (2007: 2) menjelaskan bahwa dalam
matematika, setiap konsep yang bersifat abstrak dan baru dipahami olleh siswa
perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam
memori siswa.
14
Heruman (2007: 2-3) menjelaskan bahwa konsep-konsep pada
kurikulum matematika SD dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu penanaman
konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan
keterampilan. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan
pada konsep-konsep matematika.
a. Penanaman konsep dasar (Penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu
konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang
harus dapat menggabungkan kemampuan kognitif siswa yang bersifat
konkret dengan konsep matematika baru yang lebih bersifat abstrak, untuk
itu dalam pembelajaran ini guruharus menggunakan media atau alat peraga
untuk dapat mengembangkan kemampuan pola pikir siswa tersebut. Dalam
penelitian ini guru menggunakan media papan berpaku atau media yang ada
di sekitar siswa misalnya ubin, pintu, papan tulis, permukaan meja siswa
dengan menghilangkan sisi tebal dari media-media tersebut. Dengan contoh-
contoh seperti itu bertujuan agar siswa dapat memahami konsep bangun
datar yang abstrak.
b. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep, dengan tujuan agar siswa dapat memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep ini dibagi menjadi dua pengertian. Pertama,
pemahaman konsep merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman
konsep dalam satu pertemuan, sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman
konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda tetapi masih kelanjutan dari
pembelajaran penanaman konsep. Dalam penelitian ini guru membentuk
berbagai persegi dan persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi,
kemudian meminta siswa untuk menyebutkan bangun datar tersebut.
c. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan ini
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
15
matematika. seperti pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan pun
memiliki 2 pengertian yaitu, pertama, pembelajaran keterampilan merupakan
kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pembelajaran
pemahaman konsep yang dilakukan dalam satu pertemuan, kedua,
pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan di pertemuan yang berbeda
namu masih kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan
pemahaman konsep. Dalam penelitian ini, siswa akan memperagakan
langsung pada media papan berpaku, serta membentuk bangun datar dengan
ukuran yang dikehendaki siswa atau dengan ukuran keliling atau luas yang
telah ditentukan guru.
Dalam penelitian ini, hasil belajar bangun datar yang dimaksud yaitu
tentang penghitungan keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta
penggunaannya dalam pemecahan masalah.
C. Konsep Media Papan Berpaku
1. Pengertian Media
Menurut Rostina Sundayana (2013: 6) media sebagai suatu alat atau
sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana
keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih muda
dipahami dan dimengerti oleh siswa. Hal ini sejalan dengan Zainal Aqib
(2013: 50) yang menyatakan bahwa media adalah perantara, pengantar. Dalam
pembelajaran media adalah segala sesuatuyang digunakan untuk menyalurkan
pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa.
Menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, sedangkan
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA)
menyatakan bahwa media adalah bentuk bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audiovisual serta peralatannya. (Arif S. Sadiman, dkk, 2011: 6).
16
Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2011: 6) menyatakan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Azar Arsyad (2002: 4-5) media adalah komponen sumber beljar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
dapat merangsang siswa untuk belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunaka seseorang dalam
menyampaikan pesan kepada sipenerima pesan. Dalam pembelajaran media
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar siswa yang dapat dijadikan sebagai
sarana untuk menyampaikan pesan kepada siswa. penyampaian pesan dalam hal
ini adalah materi pembelajaran.
2. Kriteria Pemilihan Media
Menurut Rostina Sundayana (2013: 16-17) kriteria utama dalam
pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan tujuan pembelajaran, artinya
dalam menentukan media yang akan digunakan pertimbangannya bahwa media
tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan tujuan yang
diinginkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media ini,
diantaranya:
a. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi, sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
b. Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan; artinya media
yang diperlukan mudah diperoleh. Media grafis umunya mudah diperoleh
bahkan dibuat sendiri oleh guru.
c. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang
diperlukan, syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya,
17
tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi
belajar siswa dengan lingkungan.
d. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
e. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang
terkandung di dalamnya mudah dipahami oleh siswa.
Menurut Prof. Ely mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya
tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan kompenen dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Selain tujuan dan isi, guru juga harus
mempertimbangkan factor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi yang
digunakan dalam proses pembelajaran, alokasi waktu dan sumber (Arif S.
Sadiman, dkk, 2011: 6).
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media
menurut Azar Arsyad adalah sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media yang dipilih harus
mencakup tujuan instruksional yang telah ditetapkan meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Media harus mendukung isi pelajaran. Media yang dipilih harus mendukung
isi pelajaran yang bersifat fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
c. Praktis, luwes dan dapat bertahan. Dalam memilih media guru harus
memperhatikan tersedianya aktu, dana serta sumber media, jika tidak
tersedia tidak perlu dipaksakan.
d. Guru terampil menggunakan media. Nilai dan manfaat dari media yang
digunakan dalam pelajaran dapat terapai tergantung keterampilan guru
dalam menggunakan media tersebut
e. Pengelompokakan sasaran. Guru harus mampu menciptakan media yang
dapat digunakan oleh semua siswa baik secara individu maupun dalam
18
kelompok besar, karna keefektifan media pada kelompok kecil atau
individu belum tentu sama efektif dengan kelompok besar.
f. Mutu teknis. Dalam pembuatan media pembelajaran guru harus
memperhatikan hal-hal yang dapat mengganggu penyampaian informasi dari
media tersebut, seperti latarbelakang media dll.
Menurut Zinal Aqib (2013: 53) menyatakan ada beberapa pertimbangan
yang harus dilakukan guru sebelum memilih media pembelajaran.
pertimbangan dalam memilih media pembelajaran adalah : kompetensi
pembelajaran; Karakteristik sasaran didik; Waktu yang tersedia; Biaya yang
diperlukan; Ketersediaan fasilitas/peralatan; Konteks keguanaan; Mutu teknis
media.
Sehubungan dengan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut dalam memilih media yang akan digunakan dalam proses
pembelajarn ada hal-hal yang harus dipertimbangkan guru, pertimbangan-
pertimbangan itu bisa dari media itu sendiri, seperti biaya, waktu yang
diperlukan, kegunaan media tersebut, dan yang besaral daripemakai (guru dan
siswa) misalnya karakteristik siswa, dan keterampilan guru dalam membuat
atau menggunakan media tersebut.
3. Media Papan Berpaku
Papan berpaku merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan
sebagai alat peraga untuk mengajarkan materi bangun datar. Media ini berupa
papan yang ditancapkan paku pada permukaannya. Paku-paku ini di tancapkan
hanya setengah, setengah dari paku tersebut dibiarkan timbul ke permukaan
papan dengan bentuk persegi-persegi kecil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Ruseffendi (2000: 178) bahwa papan berpaku terbuat dari papan dengan paku-
paku yang ditancapkan sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk
memperagakan bangun-bangun geometri datar beserta ukurannya.
4. Tujuan dan Kegunaan Media Papan Berpaku
19
Menurut Ruseffendi (2000: 162) ada beberapa kegunaan dari media
papan berpaku ini, antara lain :
a. Guru dapat dengan mudah menunjukan berbagai bentuk geometri bidang
seperti, segitiga, bujursangkar, trapezium dan sebagainya.
b. Siswa dapat dengan mudah mengikuti pola kita dalam membentuk atau
membuat bangun-bangun geometri, serta tidak banyak memakan waktu
untuk menggambar dan tidak memerlukan penggaris, penghapus, pinsil atau
kertas.
c. Bentuk-bentuk geometri yang dibuat lebih sesuai dengan yang sebenarnya,
dari pada bentuk-bentuk geometri itu disajikan dengan menggunakan kertas
karton, tripleks atau kertas lainnya, sehingga tidak menurunkan persepsi
anak.
d. Dengan papan berpaku kita pula menghitung luas atau keliling berbagai
daerah yang ukurannya tidak beraturan.
Menurut Rostina Sundayana (2013: 126) kegunaan dari media papan
berpaku adalah sebagai alat bantu pengajaran matematika di Sekolah Dasar
untuk menanamkan konsep/pengertian geometri, seperti pengenalan bangun
datar, pengenalan keliling bangun datar, dan menghitung/menentukan luas
bangun datar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media papan berpaku
digunakan untuk menjelaskan konsep atau pengertian bangun datar beserta
keliling dan luas bangun datar tersebut. Media papan berpaku juga berguna
untuk mengkonkretkan konsep bangun datar yang bersifat abstrak dan juga
dapat melibatkan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
Rostina Sundayana ( 2000: 127) menyusun petunjuk kerja dari media
papan berpaku, antara lain adalah:
a. Guru meletakkan media papan berpaku ini di depan kelas, dapat digantung
atau disandarkan dengan benda lain. Guru juga menyediakan sejumlah karet
gelang dengan warna yang berbeda-beda.
20
b. Guru mendemonstrasikan secara klasikal cara membentuk bangun datar.
c. Kemudian masing-masing siswa diminta untuk membentuk bangun datar
sesuai dengan kreatifitas masing-masing.
d. Siswa diminta untuk menggambarkan hasil yang diperoleh pada kertas
berrtitik atau kertas berpetak.
e. Melalui Tanya jawab guru mengenalkan arti keliling.
f. Siswa menentukan keliling setiap bangun datar yang dia peroleh
sebelumnya.
g. Melalu Tanya jawab guru mengenalkan arti luas bangun datar.
h. Siswa diminta untuk memperkirakan luas bangun datar yang telah dibutnya,
kemudian guru memperkenalkan nama-nama bangun datar yang telah
dibuat oleh siswa (persegi dan persegi panjang).
21
BAB III
PELAKSANAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek , Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak Terkait
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN 012 Loa Janan yang
berjumlah 20 orang. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah
pembelajaran matematika materi bangun datar dengan media papan berpaku.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pembelajaran
2017/2018. Tempat penelitian adalah di SDN 012 Loa Janan di kelas III .
3. Pihak yang Terkait
Yang membantu di dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya :
a) Bapak Nisun NR, S.Pd, M.Pd sebagai supervisor 1
b) Emi Rukiah, S.Pd. sebagai supervisor 2
c) Tugino, S.Pd sebagai kepala SDN 012 Loa Janan
d) Rekan-rekan Guru SDN 012 Loa Janan
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud
untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Penelitian tidakan kelas dapat
didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang
sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
22
(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas melalui suatu siklus.
Ada empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Prosedur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari siklus-
siklus yang dilaksanakan berulang dan berkelanjutan dengan harapan adanya
perubahan ke arah peningkatan hasil yang diinginkan dari siklus pertama ke siklus
selanjutnya. Adapun alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai
mana bagan tersebut di atas
1. Permasalahan
Bersama-sama guru mitra/observer, peneliti sekaligus guru menggali
kelemahan yang dimiliki siswa kelas II tentang perubahan lingkungan dan
prosesnya, melalui instrumen lembar kerja siswa yang harus dikerjakan oleh
siswa. Selanjutnya peneliti mengadakan diskusi dengan guru mitra tentang
permasalahan Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan)
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I Analisis Data Observasi dan
Monitoring
Terselesaikan
Permasalahan Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II Analisis Data Observasi dan
Monitoring
Terselesaikan
SIK
LU
S I
S
I
K
L
U
S
II
23
hasil kerja siswa awal untuk menentukan rancangan tindakan-tindakan
terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam materi ini.
2. Perencanaan Tindakan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:
a. Membuat skenario pembelajaran dengan metode demonstraasi.
b. Membuat LKS (lembar kegiatan siswa).
c. Membuat alat evaluasi siswa, untuk dikerjakan di kelas.
d. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas pada waktu pengajaran dengan alat peraga papan berpaku
3. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaku tindakan adalah
peneliti selaku guru dan yang bertindak sebagai observer adalah teman
sejawat sesama guru. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan
dalam 2 siklus (putaran) yang masing-masing siklus terdiri dari 1 kali
pertemuan dimana pada pertemuan kedua diadakan tes hasil belajar siswa dan
waktu masing-masing putaran selama 2 jam pelajaran atau 70 menit.
4. Tahap Observasi
Tahap observasi ini peneliti sebagai guru pengajar melakukan tindakan
dengan menggunakan alat peraga papan berpaku dan teman sejawat
mengobservasi tindakan yang sedang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa di
dalam kelas dilakukan dengan lembar observasi yang telah disiapkan.
5. Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama-sama observer
mendiskusikan hasil tindakan, dari hasil tersebut peneliti dan guru dapat
merefleksikannya dengan melihat data observasi apakah dengan alat peraga
24
papan berpaku ini dapat meningkatkan partisipasi siswa, dan merevisi skenario
pembelajaran berikutnya jika pada siklus sebelumnya ada hal-hal yang perlu
diperbaiki.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian adalah:
1) Dokumentasi nilai adalah data yang dimiliki oleh guru kelas pada nilai ulangan
harian matematika sebelumnya dan dijadikan sebagai skor awal.
2) Observasi digunakan untuk memantau proses belajar mengajar yang dilakukan,
yaitu aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dan aktivitas guru selama
memberikan pelajaran serta media grafis yang digunakan. Observasi pada
penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat kali.setiap siklus observasi
sebanyak satu kali. Yang menjadi observator pada penelitian ini adalah teman
sejawat pada SDN 012 Loa Janan .
3) Lembar kerja siswa (LKS) digunakan saat diskusi kelompok untuk melihat
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. LKS diberikan pada
pertemuan pertama dan kedua setiap siklus.
4) Tes Hasil Belajar Setiap akhir siklus digunakan untuk melihat peningkatan hasil
belajar selama siswa mengikuti pembelajaran matematika. Tes dibuat oleh
peneliti sesuai dengan materi yang dipelajari oleh siswa dan dilaksanakan pada
setiap akhir siklus.
D. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis sebagai
berikut:
1. Rata-rata: Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas
dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan membandingkan rata-
rata skor hasil belajar masing-masing siklus dengan menggunakan rumus:
25
SiswaJumlah
nilaiJumlah
rataRata =−
2. Persentase: Digunakan untuk menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus I ke siklus II dengan menggunakan rumus:
%100×=
b
a
persentase (Sujana, 2002)
Keterangan:
a = Selisih skor rata-rata prestasi siswa pada dua siklus
b = Skor rata-rata prestasi siswa pada siklus sebelumnya
3. Grafik digunakan untuk memvisualisasikan peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga papan
berpaku
4. Menentukan poin peningkatan individu didasarkan pada selisih antara skor
pada tes akhir dengan skor dasar pada tes awal
E. Indikator Keberhasilan
Indikator yang menjadi tolak ukur dalam menyatakan pembelajaran yaitu
meningkatnya hasil belajar siswa dari rata-rata nilai sebelumnya. Standar
ketuntasan belajar mengajar mata pelajaran matematika adalah lebih dari atau
sama dengan 65. Mata pelajaran matematika suatu kelas dikatakan tuntas belajar
apabila minimal 85% dari seluruh siswa di kelas tersebut memperoleh nilai lebih
dari atau sama dengan 65.
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 012 Loa Janan yang terletak di Jalan
Ex PT. Hima Kalimantan desa Loa Duri kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
Kartanegara. Siswa yang dikenakan tindakan adalah siswa Kelas III yang
berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 Tahun
pembelajaran 2017/2018 sesuai dengan jadwal pembelajaran matematika di kelas
III SDN 012 Loa Janan. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam 2 siklus
Penelitian ini dilaksanakan karena hasil belajar matematika siswa yang
rendah, Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas menggunakan model
penelitian dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu :
Planning (Perencanaan), dilakukan untuk memperbaiki peningkatan atau
perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi, Action (Tindakan) dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan,
Observation (Observasi), dilakukan untuk mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa, Reflection
(Refleksi), dilakukan untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil /
dampak tindakan dari berbagai aspek. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti dapat
melakukan revisi atau melanjutkan pada tindakan lanjutan. Tahap-tahap tersebut
diatas dilaksanakan peneliti melalui tiga siklus secara berkesinambungan. Setiap
tindakan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi atau
tindakan sebelumnya.
26
27
1. Deskripsi Hasil Siklus I
Pada Siklus I dimulai dengan tahapan perencanaan adapun yang dilaksanakan
adalah peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran, media pembelajaran, alat
peraga papan berpaku, lembar kerja siswa dan lembar pengamatan siswa yang sesuai
dengan materi pembelajaran, materi yang disajikan pada rencana pelaksanaan
pembelajaran pada lampiran
a. Tahap Perencanaan
Pada Siklus I dimulai dengan tahapan perencanaan adapun yang dilaksanakan
adalah peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran, media pembelajaran,
lembar kerja siswa dan lembar pengamatan siswa yang sesuai dengan materi yang
disajikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran pada lampiran
b. Tahap Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2018 di kelas III dengan jumlah
siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 20 siswa. Pokok bahasan pada siklus I
yaitu unsur-unsur bangun datar sederhana dan keliling dan luas bangun datar dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan siklus ini merupakan penggunaan alat
peraga papan berpaku yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga papan berpaku adapun tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai
berikut:
Pada siklus 1 ini guru dan peneliti mempersiapkan ruang serta alat yang
butuhkan. Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi yang
berkaitan dengan materi pelajaran dan kehidupan siswa, siswa diminta untuk melihat
benda-benda yang ada di sekitar ruang kelas yang merupakan bangun datar persegi
dan persegi panjang, dilanjutkan dengan memberikan materi mengidentifikasi sifat-
sifat bangun datar persegi dan persegi panjang sederhana menggunakan media papan
berpaku. Siswa diminta untuk membentuk bangun datar persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan media papan berpaku, kemudian guru menjelaskan cara
28
menghitung luas bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menggunakan
media papan berpaku. Setelah semua siswa sudah menggunakan media papan
berpaku untuk membentuk dan menghitung luas persegi dan persegi panjang,
selanjutnya guru menjelaskan cara menghitung luas persegi dan persegi panjang
dengan menggunakan formula atau rumus persegi dan persegi panjang, kemudian
guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami. Siswa
diberikan LKS setelah semua siswa memahami materi yang telah
disampaikan.Karena penyampaian materi belum belum maksimal, ada beberapa siswa
yang mengerjakan LKS tidak sesuai dengan arahan. Setelah dilakukan pembahasan
peneliti mengulang materi yang sudah disampaikan agar siswa benar-benar mengerti
dengan materi pelajaran.Tes siklus 1 diberikan setelah semua kegiatan tersebut dilalui
untuk mengukur hasil belajar siswa di siklus 1.
c. Tahap Observasi
Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar
observasi. Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan alat peraga papan berpaku, dan partisipasi siswa selama proses
pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data hasil observasi keterampilan guru siklus I yang dilakukan oleh teman
sejawat dapat diuraikan sebagai berikut : Saat pendahuluan sudah mempersiapkan alat
dan media yang diperlukan dalam pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa.
Pada waktu membuka pelajaran guru kurang memberikan motivasi terkait dengan materi
ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai. Pada
kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran sehingga dapat
mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan,
dan disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa.
Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum, saat berlangsung maupun
sesudah implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan observasi
yang dilakukan observer sebagai kolaborator peneliti, menunjukan bahwa kegitan
29
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 berada pada rentang baik. Dikatakan
demikian karena dengan menggunakan media papan berpaku suasana belajar menjadi
lebih menyenangkan, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan guru lebih
mudah dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini tentu sudah baik dari batas
keberhasilan yaitu pada rentang cukup, tetap hasil yang dicapai siswa belum memenuhi
kriteria maka dari itu peneliti dan guru melakukan persiapan pada tindakan siklus kedua
dengan lebih baik
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahapan alat peraga papan
berpaku sesuai dengan langkah kegiatan yang direncanakan, sesuai dengan
tujuan/kompetensi yang hendak dicapai, menumbuhkan partisipasi aktif siswa,
memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan sumber belajar, menggunakan
bahasa lisan dan tertulis dengan baik. Dalam hal penilaian proses dan hasil belajar, guru
sudah cukup baik memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran dan
melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang telah dibuat,
penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar. Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama siswa,
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan rumah.
2) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Data hasil observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh data sebagai berikut Pada
kegiatan pendahuluan siswa menerima pembelajaran, dan mendengarkan secara seksama
saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai. Pada waktu kegiatan inti, siswa
memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, aktif bertanya saat
proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara siswa-siswa-guru saat
pelaksanaan demonstrasi. Siswa mencoba melakukan demonstrasi sesuai dengan yang
diarahkan oleh guru. Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan dari
materi pelajaran.
c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus I merupakan hasil tes individu
pada pembelajaran matematika tentang bangun datar melalui alat peraga papan berpaku
30
Nilai dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes tertulis. Jumlah siswa
yang mengikuti tes siklus I adalah 20 siswa. Adapun nilai hasil belajar matematika
siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.1 Nilai Tes Siswa Siklus I
` Inisial Siswa KKM Nilai
Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Alifiya Azzahra 65 75 Tuntas
2 Cafi Arya Nugraha 65 75 Tuntas
3 David Maulana 65 70 Tuntas
4 Dian Monica 65 55 Tidak Tuntas
5 Dzaki Mubarok 65 60 Tidak Tuntas
6 Khalihah Intan Faujiah 65 65 Tuntas
7 Manda Margaretha 65 70 Tuntas
8 M. Aidil Fitra 65 75 Tuntas
9 M. Dhika Saputra 65 60 Tidak Tuntas
1
0 M. Farrel Junodia 65 70 Tuntas
1
1 M. Khowani 65 65 Tuntas
1
2 M. Kurniawan 65 70 Tuntas
1
3 M. Refan Anugrah 65 60 Tidak Tuntas
1
4 M. Satria 65 60 Tidak Tuntas
1
5 Nata Kristian 65 60 Tidak Tuntas
1
6 Nuranisa Nia R 65 80 Tuntas
1
7 Rendy Maulana 65 65 Tuntas
1
8 Rina Pangestu 65 55 Tidak Tuntas
1
9 Samia Azzahra 65 70 Tuntas
2
0 Zahratun Nafila 65 55 Tidak Tuntas
Jumlah 1315 12 8
Rata-rata 65,75
Prosentase Ketuntasan (%) 60,00 40,00
31
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 55
Pada siklus I hasil belajar siswa dengan rata-rata 65,75 dengan nilai tertinggi
80 dan nilai terendah 55. Berdasarkan tabel 4.1 ketuntasan belajar siswa pada siklus I
dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut:
Grafik 4.1 Porsentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selesai maka dapat
diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan nilai sebelum dilakukan
pembelajaran alat peraga papan berpaku
Dari hasi nilai dasar, masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal, KKM yang ditargetkan adalah 65. Dari 20 orang siswa
terdapat 9 orang siswa yang nilainya mencapai KKM, jika dipersentasikan jumlah
siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 45 %. Setelah diadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus 1, ternyata ada terjadi peningkatan ketuntasan belajar pada
siklus I menjadi 60 % siswa yang tuntas maka kenaikan persentase dari nilai dasar
ke siklus 1 yaitu 25 %. Ini membuktikan ada peningkatan nilai siswa antar nilai dasar
dan Siklus1.
Dalam tahap ini peneliti bersama teman sejawat menilai keberhasilan
tindakan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada siklus I. Mengevaluasi tahap-
tahap kegiatan melakukan aktivitas terhadap hasil-hasil yang telah dicapai. Hasil
60
40
Tuntas
Tidak Tuntas
32
refleksi ini selanjutnya digunakan oleh peneliti bersama teman sejawat sebagai dasar
bagi upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II diteruskan dengan mengulangi
tahapan yang benar. Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti yang sekaligus
guru kelas bersama teman sejawat guru sebagai pengamat selama proses perbaikan
pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan alat peraga papan
berpaku yang digunakan pada siklus I maka dilakukan perbandingan hasil tes siklus I
dan nilai dasar yang nantinya dapat dipergunakan untuk melaksanakan tindakan
perbaikan pada siklus selanjutnya.
Adapun hasil perolehan nilai hasil evaluasi pada nilai dasar dan Siklus 1
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Dasar dan Siklus 1
No Nama Siswa
Nilai
Pra siklus Siklus I
1 Alifiya Azzahra 70 75
2 Cafi Arya Nugraha 70 75
3 David Maulana 65 70
4 Dian Monica 50 55
5 Dzaki Mubarok 55 60
6 Khalihah Intan Faujiah 60 65
7 Manda Margaretha 65 70
8 M. Aidil Fitra 70 75
9 M. Dhika Saputra 55 60
10 M. Farrel Junodia 65 70
11 M. Khowani 60 65
12 M. Kurniawan 65 70
13 M. Refan Anugrah 55 60
14 M. Satria 55 60
15 Nata Kristian 55 60
16 Nuranisa Nia R 75 80
17 Rendy Maulana 60 65
18 Rina Pangestu 50 55
19 Samia Azzahra 65 70
20 Zahratun Nafila 50 55
Jumlah 1215 1315
Rata-rata 60,75 65,75
Prosentase Ketuntasan (%) 45,00 60,00
Nilai Tertinggi 75 80
33
Nilai Terendah 50 55
Berdasarkan tabel 4.2 perbandingan perolehan nilai siswa dasar dan siklus I
secara terperinci dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2 Grafik Perolehan Nilai Dasar dan Siklus 1
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan teman
sejawat serta hasil observasi, tugas dan tes yang ada pada peneliti, ternyata
presentase nilai hasil belajar siswa belum memenuhi standar hasil belajar minimal
yang ditetapkan oleh SDN 012 Loa Janan yaitu dilihat dari nilai siswa yang
mencapai 65 atau lebih presentase siswa belum mencapai 85 % seperti yang terlihat
pada tabel 4.2 . Hal ini menunjukkan bahwa tujuan yang hendak dicapai sehubungan
dengan pelaksanaan tindakan ini belum tercapai.
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti, dan supervisor 2 . Hasil analisis data pada
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpaku pada
siklus 1, secara umum telah menunjukkan perubahan yang cukup baik. Guru dalam
melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan memahami
65,33
38,1
70,33 66,67
0
20
40
60
80
100
Nilai Dasar Siklus I
Rata-rata
Prosentase Ketuntasan
(%)
34
kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kurang kontrol waktu dan belum
memberikan tindak lanjut. Presentase hasil belajar dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran terlihat meningkat. Para siswa lebih banyak memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru, lebih bersemangat, dan kreatif. Hasil belajar matematika
siswa dalam pembelajaran meningkat, Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran
yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan.
Pada tahun refleksi, peneliti bekerja sama dengan teman sejawat berkonsultasi
pada pembimbing untuk mencatat semua tujuan dalam perbaikan pembelajaran, yang
meliputi kelebihan dan kelemahan pada perbaikan siklus I. Tujuan dari refleksi
penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus II
agar pembelajaran berikutnya semakin baik. Adapun kekurangan dan kelebihan pada
siklus I adalah sebagai berikut.
1. Keberhasilan
a. Motivasi dan minat belajar siswa sudah meningkat.
b. Secara keseluruhan guru telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
baik dalam proses perbaikan pembelajaran.
c. Adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran .
d. Hasil belajar ada peningkatan dari sebelum diadakan perbaikan pembelajaran.
2. Kekurangan
a. Masih ada siswa yang kurang memahami materi.
b. Ketrampilan siswa dalam menjawab soal masih kurang.
c. Hasil belajar perlu ditingkatkan lagi.
d. Siswa perlu bimbingan guru dalam melakukan demonstrasi
2. Deskripsi Hasil Siklus II
Pelaksanaan kegiatan siklus II peneliti berusaha menyempurnakan cara
mengajar dengan alat peraga papan berpaku berdasarkan hasil refleksi Siklus I.
Berdasarkan hasil refleksi siklus satu, maka tindakan tambahan yang direncanakan
pada siklus dua ini adalah: arahan kembali tentang langkah-langkah pelaksanan alat
peraga papan berpaku kepada siswa, diinformasikan topik pelajaran yang akan
35
pertemuan berikutnya dengan tujuan agar siswa lebih siap lagi melakukan kegiatan
pembelajaran dan pelaksanaan penggunaan alat peraga papan berpaku setiap kegiatan
harus ada perwakilan dari kelompok siswa untuk mendemonstrasikan penggunaan
papan berpaku sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh guru.
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I
diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang
memuaskan. Karena dari tiga indikator yang ditetapkan baru indikator nomor 1 dan 2
yang berhasil, belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang diinginkan. Oleh
karena itu peneliti dengan arahan dari supervisor 2 dan kepala sekolah serta
pertimbangan masukan dari guru-guru kelas yang lain
Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana
pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai berikut :
1. Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang hendak
dicapai.
2. Mempersiapkan alat-alat/media yang akan digunakan.
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kesepakatan yang telah
disepakati bersama dengan supervisor. Rencana pelaksanaan selengkapnya
terlampir.
Mengingat hasil analisis siklus I, belum tercapai tujuan penelitian , maka
rencana penelitian pada siklus 2 ini adalah peneliti memberikan penjelasan secara
detail saat pelaksanaan penggunaan alat peraga papan berpaku dan siswa diharuskan
untuk tampil didepan kelas melaksanakan demonstrasi penggunaan papan berpaku
untuk menyelesaiakan soal tentang bangun datar.
b. Tahap Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada Kamis, 19 April 2018 di kelas III dengan jumlah
siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 20 siswa. Pokok bahasan pada siklus II
36
yaitu keliling dan luas bangun datar dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan
siklus ini merupakan penggunaan alat peraga papan berpaku yang meliputi
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Peneliti bertindak sebagai guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran pada lampiran selain sesuai dengan
rencana persiapan pembelajaran yang telah disusun, peneliti juga menjalankan hasil
refleksi siklus I, hal ini dilaksanakan untuk mengadakan perbaikan dalam proses
belajar mengajar. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama proses
belajar mengajar berlangsung selama 2 x 35 menit adalah sebagai berikut
Pembelajaran matematika tentang bangun datar dengan alat peraga papan
berpaku sesuai dengan rencana pembelajaran 1 kali pertemuan. Guru mengawali
pembelajaran dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, kemudian untuk
memusatkan konsentrasi, siswa diajak tanya jawab tentang pelajaran yang lalu. Pada
penelitian siklus 2 ini, guru memilih indikator tentang keliling dan luas bangun datar.
Tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan pada
pengalaman hasil dari siklus I. Dalam tahap ini peneliti melaksanakan proses
pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II
dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan
media pengajaran serta mengarahkan cara menggunakan alat peraga papan berpaku
untuk mengetahui keliling dan luas bangun datar, Adapun yang kegiatan yang
dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:.
Guru meminta siswa untuk berdoa, guru melakukan absensi, guru melakukan
apersepsi, memberikan motivasi dan mengecek kesiapan siswa menerima pelajaran,
guru menyampaikan indikator pencapaian
Adapun kegiatanya dalam eksplorasi, guru melakukakn kegiatan agar siswa
siswa dapat memahami konsep tentang keliling dan luas bangun datar, Melibatkan
peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Memfasilitasi peserta
didik melakukan praktek penggunaan alat peraga papan berpaku di ruang kelas
37
Dalam kegiatan elaborasi, guru memfasilitasi peserta didik dalam penggunaan
alat peraga papan berpaku, Guru meletakkan media papan berpaku ini di depan kelas,.
Guru juga menyediakan sejumlah karet gelang dengan warna yang berbeda-beda.
Guru mendemonstrasikan secara klasikal cara membentuk bangun datar. Kemudia
masing-masing siswa diminta untuk membentuk bangun datar sesuai dengan
kreatifitas masing-masing. Siswa diminta untuk menggambarkan hasil yang diperoleh
pada kertas berrtitik atau kertas berpetak. Melalui Tanya jawab guru mengenalkan
arti keliling. Siswa menentukan keliling setiap bangun datar yang dia peroleh
sebelumnya Melalu Tanya jawab guru mengenalkan arti luas bangun datar Siswa
diminta untuk memperkirakan luas bangun datar yang telah dibuatnya, kemudian
guru memperkenalkan nama-nama bangun datar yang telah dibuat oleh siswa (persegi
dan persegi panjang). Pada kegiatan konfirmasi guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Memberikan kesimpulan dari kegiatan penggunaan alat peraga papan berpaku
tentang keliling dan luas bangun datar
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu
dengan mengamati setiap tindakan yang dilaksanakan meliputi aktifitas yang
dilakukan guru dengan siswa , interaksi guru dengan siswa , interaksi siswa dengan
siswa selama kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi ini
dilakukan untuk merekam aktivitas belajar anak pada saat pembelajaran
Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar
observasi. Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan alat peraga papan berpaku serta partisipasi siswa selama
proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut :
a) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data hasil observasi keterampilan guru siklus II yang dilakukan oleh teman
sejawat dapat diuraikan sebagai berikut :
38
Sebelum memulai pembelajaran guru sudah mempersiapkan alat dan media
yang diperlukan dalam pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa. Pada
waktu membuka pelajaran guru memberi pertanyaan apersepsi terkait dengan materi
ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
sehingga dapat mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan
realitas kehidupan, dan disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan
karakteristik siswa pada alat peraga papan berpaku, guru melaksanakan pembelajaran
penggunaan alat peraga papan berpaku sesuai dengan langkah kegiatan yang
direncanakan, sesuai dengan tujuan/kompetensi yang hendak dicapai, menumbuhkan
partisipasi aktif siswa, memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan sumber
belajar, menggunakan bahasa lisan dan tertulis dengan baik. Dalam hal penilaian
proses dan hasil belajar, guru sudah cukup baik memantau kemajuan belajar siswa
selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang telah dibuat, penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan dan
tulis secara jelas, baik, dan benar.
Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama
siswa, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan
rumah.
b) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Data Hasil Observasi aktivitas siswa siklus II diperoleh hasil observasi ketika
proses pembelajaran berlangsung, sebagai berikut :
Pada kegiatan pra pembelajaran siswa menerima pembelajaran, dan
mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai. Pada
waktu kegiatan inti, siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi
pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara
siswa dengan guru, siswa dengan materi pelajaran. Siswa mengerjakan tugas kerja
kelompok dengan tenang. Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan
dari materi pelajaran, dan siap menerima tugas pekerjaan rumah.
39
c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II merupakan hasil tes individu
pada pembelajaran tentang materi konsep keliling dan luas bangun datar melalui alat
peraga papan berpaku. Nilai dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes
tertulis. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus II adalah 20 siswa. Hasil tes siklus II
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran
matematika dapat dilihat pada tabel nilai hasil belajar siswa siklus II sebagai berikut:
Tabel. 4.3 Nilai Tes Siswa Siklus II
No Inisial Siswa KKM Nilai
Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Alifiya Azzahra 65 80 Tuntas
2 Cafi Arya Nugraha 65 80 Tuntas
3 David Maulana 65 75 Tuntas
4 Dian Monica 65 60 Tidak Tuntas
5 Dzaki Mubarok 65 65 Tuntas
6 Khalihah Intan Faujiah 65 70 Tuntas
7 Manda Margaretha 65 75 Tuntas
8 M. Aidil Fitra 65 80 Tuntas
9 M. Dhika Saputra 65 65 Tuntas
10 M. Farrel Junodia 65 75 Tuntas
11 M. Khowani 65 70 Tuntas
12 M. Kurniawan 65 75 Tuntas
13 M. Refan Anugrah 65 65 Tuntas
14 M. Satria 65 65 Tuntas
15 Nata Kristian 65 65 Tuntas
16 Nuranisa Nia R 65 85 Tuntas
17 Rendy Maulana 65 70 Tuntas
18 Rina Pangestu 65 60 Tidak Tuntas
19 Samia Azzahra 65 75 Tuntas
20 Zahratun Nafila 65 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1415 17 3
Rata-rata 70,75
Prosentase Ketuntasan (%) 85,00 15,00
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.3 tentang hasil penelitian siklus II, ketuntasan belajar
siswa pada siklus I dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut:
40
Grafik 4. 3 Grafik ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Perolehan nilai tes akhir siswa diperoleh nilai siswa yang tuntas dalam
pembelajaran sebesar 85 % siswa atau 17 siswa tuntas dalam pembelajaran
matematika hal ini menunjukan keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang
dilakukan dan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,75
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus 1 maka
pelaksanaan pada siklus 2 sudah membuat rancangan yang lebih baik sehingga
mengalami kemajuan dan peningkatan. Adapun perolehan nilai evaluasi pada siklus 1
yang dibandingkan dengan perolehan nilai evaluasi siklus 2, dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 4.4 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
No Nama Siswa
Nilai
Siklus I Siklus II
1 Alifiya Azzahra 75 80
2 Cafi Arya Nugraha 75 80
3 David Maulana 70 75
4 Dian Monica 55 60
5 Dzaki Mubarok 60 65
6 Khalihah Intan Faujiah 65 70
7 Manda Margaretha 70 75
8 M. Aidil Fitra 75 80
9 M. Dhika Saputra 60 65
10 M. Farrel Junodia 70 75
11 M. Khowani 65 70
12 M. Kurniawan 70 75
13 M. Refan Anugrah 60 65
14 M. Satria 60 65
15 Nata Kristian 60 65
85
15
Tuntas
Tidak Tuntas
41
16 Nuranisa Nia R 80 85
17 Rendy Maulana 65 70
18 Rina Pangestu 55 60
19 Samia Azzahra 70 75
20 Zahratun Nafila 55 60
Jumlah 1315 1415
Rata-rata 65,75 70,75
Prosentase Ketuntasan (%) 60,00 85,00
Nilai Tertinggi 80 80
Nilai Terendah 55 60
Berdasarkan tabel 4.4 perbandingan peroleh nilai siswa siklus I dan siklus II
dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut
Grafik 4.4 Perolehan Nilai Evaluasi pada Siklus 1 dan 2
Berdasarkan grafik batang diatas terlihat peningkatan hasil belajar siswa baik
dari rata-rata klasikal maupun porsentase ketuntasan belajar terlihat nilai rata-rata
pada siklus I 65,75 meningkat menjadi 70,75 pada siklus II begitupun dengan
porsentase ketuntasan belajar terlihat pada grafik siswa yang tuntas pada siklus I
60 % meningkat menjadi 85 % pada siklus II .
65,75
60
70,75
85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II
Rata-rata
Prosentase Ketuntasan
(%)
42
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan
pembelajaran ke siklus I sampai dengan siklus II, Hal ini dapat diketahui pada tabel
perolehan nilai siswa sebelum tindakan perbaikan pembelajaran (nilai dasar), siklus 1,
dan siklus 2
Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulai dari sebelum tindakan
perbaikan, siklus 1, siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Perolehan Nilai Nilai Dasar, Siklus 1 dan Siklus 2
No Nama Siswa
Nilai
Nilai dasar Siklus I Siklus II
1 Alifiya Azzahra 70 75 80
2 Cafi Arya Nugraha 70 75 80
3 David Maulana 65 70 75
4 Dian Monica 50 55 60
5 Dzaki Mubarok 55 60 65
6 Khalihah Intan Faujiah 60 65 70
7 Manda Margaretha 65 70 75
8 M. Aidil Fitra 70 75 80
9 M. Dhika Saputra 55 60 65
10 M. Farrel Junodia 65 70 75
11 M. Khowani 60 65 70
12 M. Kurniawan 65 70 75
13 M. Refan Anugrah 55 60 65
14 M. Satria 55 60 65
15 Nata Kristian 55 60 65
16 Nuranisa Nia R 75 80 85
17 Rendy Maulana 60 65 70
18 Rina Pangestu 50 55 60
19 Samia Azzahra 65 70 75
43
20 Zahratun Nafila 50 55 60
Jumlah 1215 1315 1415
Rata-rata 60,75 65,75 70,75
Prosentase Ketuntasan (%) 45,00 60,00 85,00
Nilai Tertinggi 75 80 80
Nilai Terendah 50 55 60
Secara keseluruhan nilai rata-rata siklus 1 dan 2 sudah menunjukan
keberhasilan dari penggunaan alat peraga papan berpaku dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dengan ketuntasan belajar mencapai 85 % atau hanya 3 siswa yang
belum tuntas dari 20 orang siswa, walaupun masih terdapat 3 siswa yang tidak tuntas
pada penelitian ini dianggap sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu secara
klasikal 85 % siswa tuntas dalam pembelajaran, secara terperinci tergambar pada
grafik-grafik sebagai berikut
Grafik 4.5 Grafik Perolehan Nilai Evaluasi Nilai Dasar, Siklus 1, dan Siklus 2
Ketuntasan Hasil belajar siswa secara keseluruhan selama melaksanakan
tindakan penelitian perbaikan hasil belajar matematika pada pokok bahasan baangun
datar dengan menggunakan papan berpaku pada siswa kelas III SDN 012 Loa Janan
dapat terlihat pada gambar grafik sebagai berikut
60,75
65,75
70,75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Rata-Rata
Nilai Dasar
SiklusI
SiklusII
44
Grafik 4.6 Grafik Persentase Pencapaian KKM Nilai Dasar, Siklus 1, dan Siklus 2
Berdasarkan grafik 4.5 dan 4.6 maka peneliti menyimpulkan tindakan perbaikan
pembelajaran pada penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan maka
peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya dan siklus II
sebagai siklus akhir dalam penelitan ini, adapun temuan-temuan dan kajian teori yang
berhubungan dalam penelitian ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I, dan siklus II dapat dinyatakan
bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui alat
peraga papan berpaku, baik hasil belajar afektif maupun kognitif mengalami
peningkatan. Adapun temuan-temuan yang diperoleh pada penelitian perbaikan
pembelajaran yang berlangsung selama 2 siklus adalah sebagai berikut
1. Perkembangan hasil belajar afektif ( Aktivitas Siswa)
Perkembangan hasil belajar afektif siswa sebagai berikut :
a. Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.
b. Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat.
c. Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.
d. Siswa aktif dalam pembelajaran.
Dari hasil perkembangan belajar siswa dari segi afektif maupun psikomotorik,
partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Terjadi Peningkatan pada keempat
45
60
85
0
20
40
60
80
100
Porsentase Ketuntasan (%)
Nilai Dasar
Siklus I
Siklus II
45
aspek tersebut karena alat peraga papan berpaku dapat menarik minat dan motivasi
belajar siswa serta keingin tauan siswa menjadi besar hal ini sejalan dengan pendapat
menurut Mulyani Sumantri ( 2000: 114 ) yang menyatakan metode adalah cara-cara
yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar
menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya
prestasi belajar anak yang memuaskan.
Berdasarkan temuan pada siklus I dan II aktivitas siswa dan motivasi belajar
siswa yang membaik maka hasil belajar siswa ikut meningkat hal ini sejalan dengan
pernyataan menurut Depdiknas, (2000: 5) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar antara lain, faktor internal mencakup motivasi, harapan untuk
berhasil, intelegensia, penguasaan keterampilan prasyarat, dan evaluasi kognitif
terhadap kewajaran dari hasil belajar antara lain. Sedangkan dari faktor eksternal
yaitu pengaruh lingkungan fisik berkenaan dengan prasarana dan sarana belajar,
kemudian dari lingkungan psikis meliputi iklim atau suasana belajar yang diciptakan
oleh guru yang memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar. Penggunaan media
papan berpaku dalam pembelajaran matematika bangun datar sangat membantu
terlihat dari hasil observasi menunjukan bahwa penggunaan media papan berpaku
sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Suasana belajar menyenangkan,
siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari guru lebih mudah dalam
mengajar matematika karena kegunaan dari media papan berpaku adalah sebagai alat
bantu pengajaran matematika di Sekolah Dasar untuk menanamkan
konsep/pengertian geometri, seperti pengenalan bangun datar, pengenalan keliling
bangun datar, dan menghitung/menentukan luas bangun datar (Rostina Sundayana,
2013: 126)
Berdasarkan temuan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa melalui
alat peraga papan berpaku aktivitas belajar siswa meningkat seiring dengan
meningkatnya hasil belajar
2. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa.
46
Proses pembelajaran disampaikan dengan alat peraga papan berpaku dan
terencana dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan ini terfokus
mengaktifkan siswa mulai dari memperhatikan penjelasan, melakukan pengamatan
untuk memperoleh kesimpulan. Setelah dilaksanakan siklus I dan dievaluasi dapat
dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran pada siklus II
merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan dan mencapai tujuan
penelitian. Pembelajaran yang disampaikan tentang keliling dan luas bangun datar
dengan alat peraga papan berpaku dingatkan berulang tentang penggunaanya yang
benar. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus
I dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal. Hasil siklus II menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata siswa meningkat secara signifikan
dan ketuntasan belajar siswa meningkat secara signifikan dari sikus I sampai siklus II
Terjadi peningkatan nilai rata-rata pada siklus II di karenakan peneliti melakukan
tindakan refleksi dengan mengarahkan siswa agar melakukan sendiri demonstrasi
didepan kelas dan peneliti menjelaskan lebih detail tahapan pengggunaan alat peraga
papan berpaku. Adapun temuan yang diperoleh sehubungan dengan hasil belajar
siswa adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan perolehan nilai arat-rata hasil belajar
adalah nilai rata-rata siswa sebelum adanya tindakan perbaikan pembelajaran
dengan rata-rata 60,75 meningkat menjadi 65,75 pada siklus I dan pada siklus II
meningkat menjadi 70,75
b. Peningkatan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan
yaitu ketuntasan sebelum adanya tindakan perbaikan pembelajaran yaitu siswa
yang tuntas hanya 45 % meningkat menjadi 60 % pada siklus I kemudian pada
siklus II meningkat menjadi 85 %.
c. Peningkatan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu nilai 75 sebelum tindakan
perbaikan pembelajaran meningkat menjadi 80 pada siklus I
47
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar matematika pokok bahasan bangun datar yang peningkatan
hasil belajarnya karena siswa tertarik dengan alat peraga papan berpaku dan peran
aktif siswa dalam pembelajaran sangat baik serta kualitas pengajar yang baik. Hal ini
sejalan dengan pendapat menurut caroll (2007: 51) bahwa hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor yaitu: bakat belajar, waktu yang tersedia
untuk belajar, kemampuan individu, kualitas pengajaran
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan mengunakan alat
peraga papan berpaku dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang
bangun datar pada siswa kelas III SDN 012 Loa Janan tahun pelajaran
2017/2018. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada setiap siklusnya, yaitu nilai
rata-rata sebelum tindakan perbaikan pembelajaran dengan rata-rata 60,75
meningkat menjadi 65,75 pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi
70,75 sedangkan peningkatan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan
48
secara signifikan yaitu ketuntasan sebelum adanya tindakan perbaikan
pembelajaran yaitu siswa yang tuntas hanya 45 % meningkat menjadi 60 % pada
siklus I kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85%.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian dalam perbaikan pembelajaran, maka peneliti
dapat memberikan saran bagi:
1. Diharapkan kepada siswa, hasil belajar yang dicapai pada penelitian ini harus
dipertahankan dan media-media yang bersifat kongkret harus digunakan
dengan kreatifitas guru dengan mempertimbangkan aspek karakteristik siswa
dan karakteristik materi pelajaran dengan demikian akan lebih membantu
siswa dalam memahami materi pelajaran.
2. Diharapkan kepada guru kelas agar selalu menggunakan media dalam
membantu proses pembelajaran, terutama pada mata pelajaran yang bersifat
abstrak seperti contoh matematika materi bangun datar.
3. Diharapkan guru selalu menyajikan proses pelaksanaan pembelajaran yang
menyenangkan dengan bantuan media sebagai alat bantu dalam proses
mengajar.
4. Guru harus selalu berinovatif dalam menyediakan media-media pembelajaran.
Terutama pada matapelajaran matematika yang bersifat abstrak
49
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hamzah & Muhlisrarini. (2013). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: PT. rajagrafindo persada.
Arif S. Sadiman, Dkk. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
Dan Pemanfaatannya. Jakarta Utara: Rajawali Pers.
Asep Jihad & Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Aunurrahman. (2009). Belajar Dan Perbelajaran. Bandung: Alfabeta.
Azar Arsyad. (2002). Media Pembelajaran.Jakarta: Rajaali Pers.
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Ruseffendi. (2000). Pendidikan matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
50
Heris Hendriana & Uteri Soemarmo. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: Refika Aditama.
Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rostina Sundayana. (2013).Media Pembelajaran Matematika. Bandung:Alfabeta.
Slameto. (2003). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Reneka Cipta.
Suhito. (1986). Dasar-dasar Penelitian. Semarang: UNNES.
Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.

More Related Content

What's hot

Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...maritje
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Power point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaPower point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaFrima Dona Spd
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Ghaniy Bahtiar
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiandedy solin
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsiSayid Barca
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatifAlina Margono
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingDiah Dwi
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...
Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...
Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...Psikopedagogia uad
 

What's hot (20)

Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Power point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaPower point skripsi matematika
Power point skripsi matematika
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
Analisis Skripsi
Analisis SkripsiAnalisis Skripsi
Analisis Skripsi
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsi
 
Proposal kuantitatif
Proposal kuantitatifProposal kuantitatif
Proposal kuantitatif
 
Skripsi yang benar
Skripsi yang benarSkripsi yang benar
Skripsi yang benar
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
8 kumpul-abstrak-mat-s2-2
8 kumpul-abstrak-mat-s2-28 kumpul-abstrak-mat-s2-2
8 kumpul-abstrak-mat-s2-2
 
Judul usulan penelitian
Judul usulan penelitianJudul usulan penelitian
Judul usulan penelitian
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbing
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...
Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...
Peningkatan pemahaman manajemen waktu melalui bimbingan kelompok dengan tekni...
 

Similar to Bab i.3 doc

Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tesanggadiyan
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Pipit Wijaya
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxRuthSerepVinneSihite
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifAldiRahadi
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)bemgusti
 
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdfMeningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdfNiaFauziah2
 
PTK Media Dakon dari Eka Rianti
PTK Media Dakon dari Eka RiantiPTK Media Dakon dari Eka Rianti
PTK Media Dakon dari Eka RiantiNi Ekarianti
 

Similar to Bab i.3 doc (20)

laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi New
 
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
4
44
4
 
Bab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulatBab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulat
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
 
DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdfMeningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
 
PTK Media Dakon dari Eka Rianti
PTK Media Dakon dari Eka RiantiPTK Media Dakon dari Eka Rianti
PTK Media Dakon dari Eka Rianti
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 

Bab i.3 doc

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Matematika memang mengkaji objek yang abstrak dan pola pikirnya adalah deduktif, Rostina Sundayana (2013: 25) mengemukakan bahwa konsep-konsep dalam matematika itu bersifat abstrak, sedangkan pada umumnya siswa Sekolah Dasar (SD) berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, maka salah satu jembatan agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika adalah menggunakan media pendidikan dan alat peraga ( media). Pada tingkat sekolah dasar siswa difokuskan pada kajian materi yang lebih konkret ke abstrak karena disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa maka dari itu guru harus dapat menciptakan media pembelajaran matematika yang dapat menjadikan konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Menurut Piaget (Heruman, 2007 : 1) siswa pada usia 6 sampai 12 tahun berada pada fase operasional konkret. Perilaku yang tampak pada fase ini adalah ide berdasarkan pemikiran dan masih terikat pada benda-benda atau kejadian yang akrab dengan kehidupan siswa atau bersifat konkret. Pada usia 2 perkembangan kognitif ini siswa SD masih terikat dengan benda-benda atau kejadian-kejadian yang konkret yang bisa ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran metematika yang pada umunnya bersifat abstrak, siswa memerlukan alat bantu pembelajaran berupa media yang dapat memperjelas penyampain materi yang dilakukan oleh guru sehingga lebih cepat memahami dan dimengerti oleh siswa
  • 2. 2 Dalam pembelajaran matematika siswa dilatih supaya dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan bilangan, untuk dapat menyelesaikan soal-soal diperlukan kemampuan antara lain memahami masalah, mengungkapkan masalah, membuat rencana penyelesaian, mengkaji langkah-langkah penyelesaian. Kemampuan berpikir seperti ini disebut berpikir kritis. Tetapi dalam proses pembelajarannya guru masih harus menggunakan alat bantu yang bersifat konkret karena sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa terlibat langsung didalam proses pembelajarannya, dalam pembelajaran matematika siswa harus dapat menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang ditemukannya dengan menggunakan cara penyelesaian yang sudah dipelajarinya. Proses pembelajaran seperti ini guru hanya berperan sebagai pembimbing bukan sebagai pemberi tahu. Media yang baik adalah media yang dirancang sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus mampu mengidentifikasi karekteristik siswa, karena tidak semua media pembelajaran akan berpengaruh kepada siswa. Menurut Hamijo ( Rostina Sundayana, 2013 : 5 ) media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyabar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin nyata media yang digunakan maka semakin jelas persepsi siswa, karena persepsi siswa juga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media dapat diartikan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan atau pendapat yang ingin disampaikan kepada penerima pesan, media komunikasi yang baik akan menyampaikan pesan yang baik. Dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk
  • 3. 3 memperoleh pendekatan pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menggunakan alat peraga papan berpaku pada materi pembelajaran bangun datar untuk memperbaiki hasil belajar matematika siswa Berdasarkan hasil tes awal pada materi bangun datar pada semester 2 kelas III SDN 012 Loa Janan tahun ajaran 2017/2018 sebagian besar siswa mendapat nilai dibawah KKM ≥ 65 atau sekitar 56,25 %. Hal ini disebabkan oleh siswa menganggap pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan dan penyampaian materi yang disampaikan oleh guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton. Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, penulis tertarik untuk mendalami masalah ini melalui suatu penelitian yang berjudul “Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 012 Loa Janan pada materi bangun datar melalui alat peraga papan berpaku tahun pembelajaran 2017/2018”. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil tes pada materi bangun datar semester 2 kelas III SDN 012 Loa Janan tahun ajaran 2017/2018 sebagian besar siswa mendapat nilai dibawah KKM = 65 dengan rata-rata kelas 60.63 yang rinciannya 68,75 % siswa tidak tuntas dan 31,25 yang tuntas. Hal ini disebabkan oleh siswa menganggap pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan dan penyampaian materi yang disampaikan oleh guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton. 2. Analisis Masalah Secara garis besar ketidakberhasilan dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh banyaknya faktor siswa menganggap mata pelajaran matematika sulit, dan model pembelajaran, metode serta media yang digunakan guru kurang bervariasi. Selama ini guru cenderung menggunakan model
  • 4. 4 pengajaran konvesional. Model pembelajaran konvesional yang identik dengan ceramah terbukti di dalam pelaksanaanya tidaklah menjadikan keberhasilan belajar siswa. Dan ini bukan berarti model konvesional harus ditiadakan, tetapi guru dapat menggunakan macam-macam model pembelajaran yang dianggap bervariasi dan serasi dengan materi yang akan di sampaikan. 3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, dengan tetap mempertimbangkan kondisi-kondisi dalam kelas. Semuanya dimaksudkan untuk memperoleh pendekatan pembelajaran yang tepat bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengadakan upaya perbaikan dengan menggunakan alat peraga papan berpaku untuk penyelesaian soal pada materi bangun datar . Pendekatan yang diharapkan dapat memberi peran aktif serta motivasi kepada siswa, agar mereka mempelajari dengan sungguh-sungguh materi yang diberikan B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti oleh penulis yaitu “ Bagaimanakah Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 012 Loa Janan pada materi luas dan volume melalui penggunaan alat peraga papan berpaku tahun pembelajaran 2017/2018”. C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 012 Loa Janan pada materi bangun datar dengan alat peraga papan berpaku tahun pembelajaran 2017/2018.
  • 5. 5 D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Siswa Menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan menganggap matematika adalah pelajaran yang menyenangkan. 2. Guru Menambah kualitas dan wawasan dalam pembelajaran matematika dengan penggunaan alat peraga papan berpaku. 3. Sekolah Manfaat bagi sekolah sebagai sumbangan kepada pihak sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika. 4. Peneliti Bagi peneliti menambah wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan pembelajaran matematika utamanya pada pembelajaran dengan alat peraga papan berpaku .
  • 6. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Banyak teori belajar telah mengemukakan sebagai hasil penelitian. Pada dasarnya, semua teori sepakat bahwa belajar adalah kegiatan mental dalam diri siswa yang aktif. Nasution (2000: 34-35) menjelaskan bahwa : “Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu mengenai jumlah pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri”. Hamalik (2002:57) menjelaskan; Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jihad dan Haris (2008:1) mengungkapkan; Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Belajar dianggap sebagai proses dan pengalaman dan latihan. Higgard dan Sanjaya (2007 : 53) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan
  • 7. 7 melalui kegiatan atau prosedur, baik latihan di dalam laboratorium maupun di lingkungan alamiah.. Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan baik perubahan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, maupun perubahan prilaku, kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri 2. Tujuan Pembelajaran Salah satu syarat keberhasilan proses pembelajaran adalah kejelasan tujuan. dan cara evaluasi keberhasilan proses pembelajaran dan juga efektifitas pengajaran. Hamza B. Uno (2008: 34) menjelaskan; Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu di pertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Robert F. Mager dalam Hamzah B. Uno (2008: 35),mengungkapkan; Tujuan pembelajaran adalah sebagai prilaku yang hendak dicapai atau di dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan kompetisi tertentu. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian. Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. 3. Ciri- ciri Belajar Saiful Sagala ( 2003 – 53 ) ciri-ciri belajar yakni sebagai berikut: 6
  • 8. 8 a) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus-menerus yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya. b) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. c) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu kearah yang ingin dicapai melalui proses belajar d) Belajar mengahsilkan perubahan yang menyeluruh,melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral. e) Belajar adalah proses interaksi f) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada yang kompleks. Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa ciri-ciri khas belajar adalah perubahan, yakni belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam diri siswa. Belajar menghasilkan perubahan perilaku secara relatif dalam berpikir, merasa, dan melakukan pada diri siswa. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan,pengalaman,dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung. B. HasilBelajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Leo Sutrisno (2008:25), mengemukakan Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar”. Suyono (2009:8) menyatakan ”hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatuaktivitas yang mengakibatnyaberubahnyainputsecara fungsional”.
  • 9. 9 Suharsimi Arikunto ( 2003:2) “ hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perubahan yang dapat diamati dan diukur ”. Oemar Hamalik ( 2002 : 30 ) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti rangkaian pembelajaran atau pelatihan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat pengetahuan yang dicapai siswa terhadap materi yang diterima ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasi Belajar Menurut Depdiknas, (2000.: 5) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar antara lain, faktor internal mencakup aktivitas, harapan untuk berhasil, intelegensia, penguasaan keterampilan prasyarat, dan evaluasi kognitif terhadap kewajaran dari hasil belajar antara lain. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan fisik berkenaan dengan prasarana dan sarana belajar, kemudian dari lingkungan psikis mel;iputi iklim atau suasana belajar yang diciptakan oleh guru yang memungkinkan siswa teraktivitas untuk belajar. Lebih lanjut Menurut Slamento ( 2003: 54-72 ), faktor yang mempengaruhi belajar adalah: Faktor-faktor internal. Jasmani, ( kesehatan, cacat tubuh ). Psikolog (intelegensi, perhatian, minat, bakat, minat, motif, kematangan kesiapan ) Faktor-faktor eksternal. Keluarga ( cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan ), Sekolah ( model mengajar, kurikulum, relasi Guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadan gedung, model belajar, tugas rumah ). Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat ).
  • 10. 10 Menurut caroll dalam R Angkowo dkk (2007: 51) bahwa ’’Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor yaitu: bakat belajar waktu yang tersedia untuk belajar kemampuan individu, kualitas pengajaran’’. Clark dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001:39) mengungkapkan bahwa ’’Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan’’. Menurut Sardiman (2007:39-47) faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Bekaitan dengan faktor dari dalam siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu: motifasi, perhatian, minat,sikap, kebiasaan belajar,ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan memberikan landasan dan kemudahan dalam mencapai tujuan belajar yang optimal. Thomas F Staton dalam Sardiman (2007:39) ’'menguraikan ’’Enam macam faktor psikologis yaitu: Motifasi, reaksi, konsentrasi, organisasi, pemahaman ulangan’’. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas,dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru didalam proses belajar mengajar. 3. Hasil Belajar Matematika Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin, 8:2011) bahwa: Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan
  • 11. 11 tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar, dan matematika, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes. C. Pembelajaran Matematika di SD 1. Pengertian Matematika Menurut Ismail dkk (Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2013:48) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numeric, mengenai kuantitas dan besarannya, mempelajara pola, bentuk, struktur, sarana berpikir, kumpulan system dan alat. Menurut Johnson dan Rising (E. T. Ruseffendi, 1992: 28) menyatakan pengertian matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik. Menurut Beth dan Piaget (Tombokan Runtukahu & Selpius Kandou, 2013:28) menyatakan bahwa matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai strukutur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga dapat terorganisir dengan baik. Rostina Sundaya (2013: 2) matematika adalah bekal bagi peserta didik untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian matematika adalah ilmu yang membahas tentang angka dan perhitungannya. Dalam prosesnya matematika dapat menigkatkan kemampuan siswa seperti berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan sistematis. 2. Tujuan Pembelajaran Matematika
  • 12. 12 KTSP (2006) yang disempurnakan pada kurikulum 2013, mencantumkan tujuan pembelajaran matematika sebagai berikut: (1) memahami komsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan dalam matematika, (3) memecahkan masalah, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah (Heris Hendriana dan Utari Soemarno, 2014: 7). Seperti yang tercantum dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) mata pelajaran matematika SD Kurikulum 1994 menyatakan tujuan khusus pengajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar adalah untuk (1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika; (3) mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingakt Pertama (SLTP), dan (4) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat, dan disiplin (Muchtar A. Karim, dkk, 1997: 10). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpukan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah (1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung siswa yang dapat digunakannya dalam kehidupan sehari-hari; (2) mengembangkan siswa untuk dapat berfikir kritis, logis, kreatif, cermat serta disiplin sebagai dasar untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi; (3) menumbuhkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam
  • 13. 13 kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah. 3. Matematika di Sekolah Dasar Kelas III Semester 2 Pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar seharusnya lebih dapat menarik minat siswa untuk mempelajarinya. Guru harus memikirkan cara yang tepat agar dapat menarik minat siswa, misalnya guru dapat mengenalkan sesuatu yang baru, seperti penggunaan strategi pembelajaran yang baru, yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran. Dengan bantuan media pembelajaran kongkret matematika yang semula berupa konsep-konsep yang masih abstrak bisa menjadi lebih kongkret karena sesuai dengan perkembangan siswa. Matematika di sekolah dasar kelas 3 mencakup beberapa aspek bahasan, yaitu: bilangan, geometri dan pengukuran. Pada bilangan mencakup beberapa sub bab yaitu: (a) mengenal pecahan, (b) membandingkan pecahan sederhana, (c) memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Pada geometri mencakup beberapa sub aspek yaitu: (a) mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat dan unsurnya, (b) mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. Pada pengukuran mencakup beberapa sub bab yaitu, (a) menghitung keliling persegi dan persegi panjang, (b) menghitung luas persegi dan persegi panjang, (c) menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. 4. Materi Bangun Datar Bangun datar atau bangun dua dimensi adalah kurva tertutup sederhana yang terletak pada bidang. Bangun datar merupakan bagian dari geometrid an termaksud dalam konsep yang abstrak, sehingga dalam menjelaskan materi ini dibutuhkan media . Menurut Heruman (2007: 2) menjelaskan bahwa dalam matematika, setiap konsep yang bersifat abstrak dan baru dipahami olleh siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa.
  • 14. 14 Heruman (2007: 2-3) menjelaskan bahwa konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika. a. Penanaman konsep dasar (Penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menggabungkan kemampuan kognitif siswa yang bersifat konkret dengan konsep matematika baru yang lebih bersifat abstrak, untuk itu dalam pembelajaran ini guruharus menggunakan media atau alat peraga untuk dapat mengembangkan kemampuan pola pikir siswa tersebut. Dalam penelitian ini guru menggunakan media papan berpaku atau media yang ada di sekitar siswa misalnya ubin, pintu, papan tulis, permukaan meja siswa dengan menghilangkan sisi tebal dari media-media tersebut. Dengan contoh- contoh seperti itu bertujuan agar siswa dapat memahami konsep bangun datar yang abstrak. b. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari pembelajaran penanaman konsep, dengan tujuan agar siswa dapat memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep ini dibagi menjadi dua pengertian. Pertama, pemahaman konsep merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan, sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda tetapi masih kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep. Dalam penelitian ini guru membentuk berbagai persegi dan persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi, kemudian meminta siswa untuk menyebutkan bangun datar tersebut. c. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan ini bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
  • 15. 15 matematika. seperti pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan pun memiliki 2 pengertian yaitu, pertama, pembelajaran keterampilan merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pembelajaran pemahaman konsep yang dilakukan dalam satu pertemuan, kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan di pertemuan yang berbeda namu masih kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep. Dalam penelitian ini, siswa akan memperagakan langsung pada media papan berpaku, serta membentuk bangun datar dengan ukuran yang dikehendaki siswa atau dengan ukuran keliling atau luas yang telah ditentukan guru. Dalam penelitian ini, hasil belajar bangun datar yang dimaksud yaitu tentang penghitungan keliling, luas persegi, dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. C. Konsep Media Papan Berpaku 1. Pengertian Media Menurut Rostina Sundayana (2013: 6) media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih muda dipahami dan dimengerti oleh siswa. Hal ini sejalan dengan Zainal Aqib (2013: 50) yang menyatakan bahwa media adalah perantara, pengantar. Dalam pembelajaran media adalah segala sesuatuyang digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA) menyatakan bahwa media adalah bentuk bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. (Arif S. Sadiman, dkk, 2011: 6).
  • 16. 16 Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2011: 6) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Menurut Azar Arsyad (2002: 4-5) media adalah komponen sumber beljar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunaka seseorang dalam menyampaikan pesan kepada sipenerima pesan. Dalam pembelajaran media adalah segala sesuatu yang ada di sekitar siswa yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada siswa. penyampaian pesan dalam hal ini adalah materi pembelajaran. 2. Kriteria Pemilihan Media Menurut Rostina Sundayana (2013: 16-17) kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media yang akan digunakan pertimbangannya bahwa media tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan tujuan yang diinginkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media ini, diantaranya: a. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi, sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik. b. Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh. Media grafis umunya mudah diperoleh bahkan dibuat sendiri oleh guru. c. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya,
  • 17. 17 tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungan. d. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung. e. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah dipahami oleh siswa. Menurut Prof. Ely mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan kompenen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Selain tujuan dan isi, guru juga harus mempertimbangkan factor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran, alokasi waktu dan sumber (Arif S. Sadiman, dkk, 2011: 6). Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media menurut Azar Arsyad adalah sebagai berikut: a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media yang dipilih harus mencakup tujuan instruksional yang telah ditetapkan meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Media harus mendukung isi pelajaran. Media yang dipilih harus mendukung isi pelajaran yang bersifat fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. c. Praktis, luwes dan dapat bertahan. Dalam memilih media guru harus memperhatikan tersedianya aktu, dana serta sumber media, jika tidak tersedia tidak perlu dipaksakan. d. Guru terampil menggunakan media. Nilai dan manfaat dari media yang digunakan dalam pelajaran dapat terapai tergantung keterampilan guru dalam menggunakan media tersebut e. Pengelompokakan sasaran. Guru harus mampu menciptakan media yang dapat digunakan oleh semua siswa baik secara individu maupun dalam
  • 18. 18 kelompok besar, karna keefektifan media pada kelompok kecil atau individu belum tentu sama efektif dengan kelompok besar. f. Mutu teknis. Dalam pembuatan media pembelajaran guru harus memperhatikan hal-hal yang dapat mengganggu penyampaian informasi dari media tersebut, seperti latarbelakang media dll. Menurut Zinal Aqib (2013: 53) menyatakan ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan guru sebelum memilih media pembelajaran. pertimbangan dalam memilih media pembelajaran adalah : kompetensi pembelajaran; Karakteristik sasaran didik; Waktu yang tersedia; Biaya yang diperlukan; Ketersediaan fasilitas/peralatan; Konteks keguanaan; Mutu teknis media. Sehubungan dengan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut dalam memilih media yang akan digunakan dalam proses pembelajarn ada hal-hal yang harus dipertimbangkan guru, pertimbangan- pertimbangan itu bisa dari media itu sendiri, seperti biaya, waktu yang diperlukan, kegunaan media tersebut, dan yang besaral daripemakai (guru dan siswa) misalnya karakteristik siswa, dan keterampilan guru dalam membuat atau menggunakan media tersebut. 3. Media Papan Berpaku Papan berpaku merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan sebagai alat peraga untuk mengajarkan materi bangun datar. Media ini berupa papan yang ditancapkan paku pada permukaannya. Paku-paku ini di tancapkan hanya setengah, setengah dari paku tersebut dibiarkan timbul ke permukaan papan dengan bentuk persegi-persegi kecil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ruseffendi (2000: 178) bahwa papan berpaku terbuat dari papan dengan paku- paku yang ditancapkan sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk memperagakan bangun-bangun geometri datar beserta ukurannya. 4. Tujuan dan Kegunaan Media Papan Berpaku
  • 19. 19 Menurut Ruseffendi (2000: 162) ada beberapa kegunaan dari media papan berpaku ini, antara lain : a. Guru dapat dengan mudah menunjukan berbagai bentuk geometri bidang seperti, segitiga, bujursangkar, trapezium dan sebagainya. b. Siswa dapat dengan mudah mengikuti pola kita dalam membentuk atau membuat bangun-bangun geometri, serta tidak banyak memakan waktu untuk menggambar dan tidak memerlukan penggaris, penghapus, pinsil atau kertas. c. Bentuk-bentuk geometri yang dibuat lebih sesuai dengan yang sebenarnya, dari pada bentuk-bentuk geometri itu disajikan dengan menggunakan kertas karton, tripleks atau kertas lainnya, sehingga tidak menurunkan persepsi anak. d. Dengan papan berpaku kita pula menghitung luas atau keliling berbagai daerah yang ukurannya tidak beraturan. Menurut Rostina Sundayana (2013: 126) kegunaan dari media papan berpaku adalah sebagai alat bantu pengajaran matematika di Sekolah Dasar untuk menanamkan konsep/pengertian geometri, seperti pengenalan bangun datar, pengenalan keliling bangun datar, dan menghitung/menentukan luas bangun datar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media papan berpaku digunakan untuk menjelaskan konsep atau pengertian bangun datar beserta keliling dan luas bangun datar tersebut. Media papan berpaku juga berguna untuk mengkonkretkan konsep bangun datar yang bersifat abstrak dan juga dapat melibatkan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Rostina Sundayana ( 2000: 127) menyusun petunjuk kerja dari media papan berpaku, antara lain adalah: a. Guru meletakkan media papan berpaku ini di depan kelas, dapat digantung atau disandarkan dengan benda lain. Guru juga menyediakan sejumlah karet gelang dengan warna yang berbeda-beda.
  • 20. 20 b. Guru mendemonstrasikan secara klasikal cara membentuk bangun datar. c. Kemudian masing-masing siswa diminta untuk membentuk bangun datar sesuai dengan kreatifitas masing-masing. d. Siswa diminta untuk menggambarkan hasil yang diperoleh pada kertas berrtitik atau kertas berpetak. e. Melalui Tanya jawab guru mengenalkan arti keliling. f. Siswa menentukan keliling setiap bangun datar yang dia peroleh sebelumnya. g. Melalu Tanya jawab guru mengenalkan arti luas bangun datar. h. Siswa diminta untuk memperkirakan luas bangun datar yang telah dibutnya, kemudian guru memperkenalkan nama-nama bangun datar yang telah dibuat oleh siswa (persegi dan persegi panjang).
  • 21. 21 BAB III PELAKSANAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek , Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak Terkait 1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN 012 Loa Janan yang berjumlah 20 orang. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran matematika materi bangun datar dengan media papan berpaku. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pembelajaran 2017/2018. Tempat penelitian adalah di SDN 012 Loa Janan di kelas III . 3. Pihak yang Terkait Yang membantu di dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya : a) Bapak Nisun NR, S.Pd, M.Pd sebagai supervisor 1 b) Emi Rukiah, S.Pd. sebagai supervisor 2 c) Tugino, S.Pd sebagai kepala SDN 012 Loa Janan d) Rekan-rekan Guru SDN 012 Loa Janan B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Penelitian tidakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
  • 22. 22 (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas melalui suatu siklus. Ada empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, yang dapat digambarkan sebagai berikut: Prosedur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari siklus- siklus yang dilaksanakan berulang dan berkelanjutan dengan harapan adanya perubahan ke arah peningkatan hasil yang diinginkan dari siklus pertama ke siklus selanjutnya. Adapun alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai mana bagan tersebut di atas 1. Permasalahan Bersama-sama guru mitra/observer, peneliti sekaligus guru menggali kelemahan yang dimiliki siswa kelas II tentang perubahan lingkungan dan prosesnya, melalui instrumen lembar kerja siswa yang harus dikerjakan oleh siswa. Selanjutnya peneliti mengadakan diskusi dengan guru mitra tentang permasalahan Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan) Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Analisis Data Observasi dan Monitoring Terselesaikan Permasalahan Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan II) Pelaksanaan Tindakan II Refleksi II Analisis Data Observasi dan Monitoring Terselesaikan SIK LU S I S I K L U S II
  • 23. 23 hasil kerja siswa awal untuk menentukan rancangan tindakan-tindakan terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam materi ini. 2. Perencanaan Tindakan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: a. Membuat skenario pembelajaran dengan metode demonstraasi. b. Membuat LKS (lembar kegiatan siswa). c. Membuat alat evaluasi siswa, untuk dikerjakan di kelas. d. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu pengajaran dengan alat peraga papan berpaku 3. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaku tindakan adalah peneliti selaku guru dan yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat sesama guru. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan dalam 2 siklus (putaran) yang masing-masing siklus terdiri dari 1 kali pertemuan dimana pada pertemuan kedua diadakan tes hasil belajar siswa dan waktu masing-masing putaran selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. 4. Tahap Observasi Tahap observasi ini peneliti sebagai guru pengajar melakukan tindakan dengan menggunakan alat peraga papan berpaku dan teman sejawat mengobservasi tindakan yang sedang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa di dalam kelas dilakukan dengan lembar observasi yang telah disiapkan. 5. Refleksi Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama-sama observer mendiskusikan hasil tindakan, dari hasil tersebut peneliti dan guru dapat merefleksikannya dengan melihat data observasi apakah dengan alat peraga
  • 24. 24 papan berpaku ini dapat meningkatkan partisipasi siswa, dan merevisi skenario pembelajaran berikutnya jika pada siklus sebelumnya ada hal-hal yang perlu diperbaiki. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian adalah: 1) Dokumentasi nilai adalah data yang dimiliki oleh guru kelas pada nilai ulangan harian matematika sebelumnya dan dijadikan sebagai skor awal. 2) Observasi digunakan untuk memantau proses belajar mengajar yang dilakukan, yaitu aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dan aktivitas guru selama memberikan pelajaran serta media grafis yang digunakan. Observasi pada penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat kali.setiap siklus observasi sebanyak satu kali. Yang menjadi observator pada penelitian ini adalah teman sejawat pada SDN 012 Loa Janan . 3) Lembar kerja siswa (LKS) digunakan saat diskusi kelompok untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. LKS diberikan pada pertemuan pertama dan kedua setiap siklus. 4) Tes Hasil Belajar Setiap akhir siklus digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar selama siswa mengikuti pembelajaran matematika. Tes dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang dipelajari oleh siswa dan dilaksanakan pada setiap akhir siklus. D. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis sebagai berikut: 1. Rata-rata: Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan membandingkan rata- rata skor hasil belajar masing-masing siklus dengan menggunakan rumus:
  • 25. 25 SiswaJumlah nilaiJumlah rataRata =− 2. Persentase: Digunakan untuk menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dengan menggunakan rumus: %100×= b a persentase (Sujana, 2002) Keterangan: a = Selisih skor rata-rata prestasi siswa pada dua siklus b = Skor rata-rata prestasi siswa pada siklus sebelumnya 3. Grafik digunakan untuk memvisualisasikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga papan berpaku 4. Menentukan poin peningkatan individu didasarkan pada selisih antara skor pada tes akhir dengan skor dasar pada tes awal E. Indikator Keberhasilan Indikator yang menjadi tolak ukur dalam menyatakan pembelajaran yaitu meningkatnya hasil belajar siswa dari rata-rata nilai sebelumnya. Standar ketuntasan belajar mengajar mata pelajaran matematika adalah lebih dari atau sama dengan 65. Mata pelajaran matematika suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila minimal 85% dari seluruh siswa di kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65.
  • 26. 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus Penelitian ini dilaksanakan di SDN 012 Loa Janan yang terletak di Jalan Ex PT. Hima Kalimantan desa Loa Duri kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Siswa yang dikenakan tindakan adalah siswa Kelas III yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 Tahun pembelajaran 2017/2018 sesuai dengan jadwal pembelajaran matematika di kelas III SDN 012 Loa Janan. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus Penelitian ini dilaksanakan karena hasil belajar matematika siswa yang rendah, Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat tahap yaitu : Planning (Perencanaan), dilakukan untuk memperbaiki peningkatan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi, Action (Tindakan) dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan, Observation (Observasi), dilakukan untuk mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa, Reflection (Refleksi), dilakukan untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil / dampak tindakan dari berbagai aspek. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti dapat melakukan revisi atau melanjutkan pada tindakan lanjutan. Tahap-tahap tersebut diatas dilaksanakan peneliti melalui tiga siklus secara berkesinambungan. Setiap tindakan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi atau tindakan sebelumnya. 26
  • 27. 27 1. Deskripsi Hasil Siklus I Pada Siklus I dimulai dengan tahapan perencanaan adapun yang dilaksanakan adalah peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran, media pembelajaran, alat peraga papan berpaku, lembar kerja siswa dan lembar pengamatan siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran, materi yang disajikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran pada lampiran a. Tahap Perencanaan Pada Siklus I dimulai dengan tahapan perencanaan adapun yang dilaksanakan adalah peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran, media pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar pengamatan siswa yang sesuai dengan materi yang disajikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran pada lampiran b. Tahap Tindakan Siklus I dilaksanakan pada Kamis, 12 April 2018 di kelas III dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 20 siswa. Pokok bahasan pada siklus I yaitu unsur-unsur bangun datar sederhana dan keliling dan luas bangun datar dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan siklus ini merupakan penggunaan alat peraga papan berpaku yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpaku adapun tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus 1 ini guru dan peneliti mempersiapkan ruang serta alat yang butuhkan. Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi pelajaran dan kehidupan siswa, siswa diminta untuk melihat benda-benda yang ada di sekitar ruang kelas yang merupakan bangun datar persegi dan persegi panjang, dilanjutkan dengan memberikan materi mengidentifikasi sifat- sifat bangun datar persegi dan persegi panjang sederhana menggunakan media papan berpaku. Siswa diminta untuk membentuk bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menggunakan media papan berpaku, kemudian guru menjelaskan cara
  • 28. 28 menghitung luas bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menggunakan media papan berpaku. Setelah semua siswa sudah menggunakan media papan berpaku untuk membentuk dan menghitung luas persegi dan persegi panjang, selanjutnya guru menjelaskan cara menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan formula atau rumus persegi dan persegi panjang, kemudian guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami. Siswa diberikan LKS setelah semua siswa memahami materi yang telah disampaikan.Karena penyampaian materi belum belum maksimal, ada beberapa siswa yang mengerjakan LKS tidak sesuai dengan arahan. Setelah dilakukan pembahasan peneliti mengulang materi yang sudah disampaikan agar siswa benar-benar mengerti dengan materi pelajaran.Tes siklus 1 diberikan setelah semua kegiatan tersebut dilalui untuk mengukur hasil belajar siswa di siklus 1. c. Tahap Observasi Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar observasi. Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga papan berpaku, dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Kegiatan Guru Data hasil observasi keterampilan guru siklus I yang dilakukan oleh teman sejawat dapat diuraikan sebagai berikut : Saat pendahuluan sudah mempersiapkan alat dan media yang diperlukan dalam pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa. Pada waktu membuka pelajaran guru kurang memberikan motivasi terkait dengan materi ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran sehingga dapat mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan, dan disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum, saat berlangsung maupun sesudah implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan observer sebagai kolaborator peneliti, menunjukan bahwa kegitan
  • 29. 29 pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 berada pada rentang baik. Dikatakan demikian karena dengan menggunakan media papan berpaku suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini tentu sudah baik dari batas keberhasilan yaitu pada rentang cukup, tetap hasil yang dicapai siswa belum memenuhi kriteria maka dari itu peneliti dan guru melakukan persiapan pada tindakan siklus kedua dengan lebih baik Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahapan alat peraga papan berpaku sesuai dengan langkah kegiatan yang direncanakan, sesuai dengan tujuan/kompetensi yang hendak dicapai, menumbuhkan partisipasi aktif siswa, memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan sumber belajar, menggunakan bahasa lisan dan tertulis dengan baik. Dalam hal penilaian proses dan hasil belajar, guru sudah cukup baik memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang telah dibuat, penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar. Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama siswa, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan rumah. 2) Hasil Observasi Kegiatan Siswa Data hasil observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh data sebagai berikut Pada kegiatan pendahuluan siswa menerima pembelajaran, dan mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai. Pada waktu kegiatan inti, siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara siswa-siswa-guru saat pelaksanaan demonstrasi. Siswa mencoba melakukan demonstrasi sesuai dengan yang diarahkan oleh guru. Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan dari materi pelajaran. c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus I merupakan hasil tes individu pada pembelajaran matematika tentang bangun datar melalui alat peraga papan berpaku
  • 30. 30 Nilai dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes tertulis. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I adalah 20 siswa. Adapun nilai hasil belajar matematika siklus I adalah sebagai berikut: Tabel. 4.1 Nilai Tes Siswa Siklus I ` Inisial Siswa KKM Nilai Keterangan Tuntas Tidak Tuntas 1 Alifiya Azzahra 65 75 Tuntas 2 Cafi Arya Nugraha 65 75 Tuntas 3 David Maulana 65 70 Tuntas 4 Dian Monica 65 55 Tidak Tuntas 5 Dzaki Mubarok 65 60 Tidak Tuntas 6 Khalihah Intan Faujiah 65 65 Tuntas 7 Manda Margaretha 65 70 Tuntas 8 M. Aidil Fitra 65 75 Tuntas 9 M. Dhika Saputra 65 60 Tidak Tuntas 1 0 M. Farrel Junodia 65 70 Tuntas 1 1 M. Khowani 65 65 Tuntas 1 2 M. Kurniawan 65 70 Tuntas 1 3 M. Refan Anugrah 65 60 Tidak Tuntas 1 4 M. Satria 65 60 Tidak Tuntas 1 5 Nata Kristian 65 60 Tidak Tuntas 1 6 Nuranisa Nia R 65 80 Tuntas 1 7 Rendy Maulana 65 65 Tuntas 1 8 Rina Pangestu 65 55 Tidak Tuntas 1 9 Samia Azzahra 65 70 Tuntas 2 0 Zahratun Nafila 65 55 Tidak Tuntas Jumlah 1315 12 8 Rata-rata 65,75 Prosentase Ketuntasan (%) 60,00 40,00
  • 31. 31 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 55 Pada siklus I hasil belajar siswa dengan rata-rata 65,75 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 55. Berdasarkan tabel 4.1 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut: Grafik 4.1 Porsentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selesai maka dapat diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan nilai sebelum dilakukan pembelajaran alat peraga papan berpaku Dari hasi nilai dasar, masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, KKM yang ditargetkan adalah 65. Dari 20 orang siswa terdapat 9 orang siswa yang nilainya mencapai KKM, jika dipersentasikan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 45 %. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1, ternyata ada terjadi peningkatan ketuntasan belajar pada siklus I menjadi 60 % siswa yang tuntas maka kenaikan persentase dari nilai dasar ke siklus 1 yaitu 25 %. Ini membuktikan ada peningkatan nilai siswa antar nilai dasar dan Siklus1. Dalam tahap ini peneliti bersama teman sejawat menilai keberhasilan tindakan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada siklus I. Mengevaluasi tahap- tahap kegiatan melakukan aktivitas terhadap hasil-hasil yang telah dicapai. Hasil 60 40 Tuntas Tidak Tuntas
  • 32. 32 refleksi ini selanjutnya digunakan oleh peneliti bersama teman sejawat sebagai dasar bagi upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II diteruskan dengan mengulangi tahapan yang benar. Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti yang sekaligus guru kelas bersama teman sejawat guru sebagai pengamat selama proses perbaikan pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan alat peraga papan berpaku yang digunakan pada siklus I maka dilakukan perbandingan hasil tes siklus I dan nilai dasar yang nantinya dapat dipergunakan untuk melaksanakan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun hasil perolehan nilai hasil evaluasi pada nilai dasar dan Siklus 1 adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Dasar dan Siklus 1 No Nama Siswa Nilai Pra siklus Siklus I 1 Alifiya Azzahra 70 75 2 Cafi Arya Nugraha 70 75 3 David Maulana 65 70 4 Dian Monica 50 55 5 Dzaki Mubarok 55 60 6 Khalihah Intan Faujiah 60 65 7 Manda Margaretha 65 70 8 M. Aidil Fitra 70 75 9 M. Dhika Saputra 55 60 10 M. Farrel Junodia 65 70 11 M. Khowani 60 65 12 M. Kurniawan 65 70 13 M. Refan Anugrah 55 60 14 M. Satria 55 60 15 Nata Kristian 55 60 16 Nuranisa Nia R 75 80 17 Rendy Maulana 60 65 18 Rina Pangestu 50 55 19 Samia Azzahra 65 70 20 Zahratun Nafila 50 55 Jumlah 1215 1315 Rata-rata 60,75 65,75 Prosentase Ketuntasan (%) 45,00 60,00 Nilai Tertinggi 75 80
  • 33. 33 Nilai Terendah 50 55 Berdasarkan tabel 4.2 perbandingan perolehan nilai siswa dasar dan siklus I secara terperinci dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut: Grafik 4.2 Grafik Perolehan Nilai Dasar dan Siklus 1 d. Refleksi Siklus I Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan teman sejawat serta hasil observasi, tugas dan tes yang ada pada peneliti, ternyata presentase nilai hasil belajar siswa belum memenuhi standar hasil belajar minimal yang ditetapkan oleh SDN 012 Loa Janan yaitu dilihat dari nilai siswa yang mencapai 65 atau lebih presentase siswa belum mencapai 85 % seperti yang terlihat pada tabel 4.2 . Hal ini menunjukkan bahwa tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan tindakan ini belum tercapai. Refleksi dilaksanakan oleh peneliti, dan supervisor 2 . Hasil analisis data pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpaku pada siklus 1, secara umum telah menunjukkan perubahan yang cukup baik. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan memahami 65,33 38,1 70,33 66,67 0 20 40 60 80 100 Nilai Dasar Siklus I Rata-rata Prosentase Ketuntasan (%)
  • 34. 34 kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kurang kontrol waktu dan belum memberikan tindak lanjut. Presentase hasil belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat meningkat. Para siswa lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih bersemangat, dan kreatif. Hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran meningkat, Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan. Pada tahun refleksi, peneliti bekerja sama dengan teman sejawat berkonsultasi pada pembimbing untuk mencatat semua tujuan dalam perbaikan pembelajaran, yang meliputi kelebihan dan kelemahan pada perbaikan siklus I. Tujuan dari refleksi penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus II agar pembelajaran berikutnya semakin baik. Adapun kekurangan dan kelebihan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1. Keberhasilan a. Motivasi dan minat belajar siswa sudah meningkat. b. Secara keseluruhan guru telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik dalam proses perbaikan pembelajaran. c. Adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran . d. Hasil belajar ada peningkatan dari sebelum diadakan perbaikan pembelajaran. 2. Kekurangan a. Masih ada siswa yang kurang memahami materi. b. Ketrampilan siswa dalam menjawab soal masih kurang. c. Hasil belajar perlu ditingkatkan lagi. d. Siswa perlu bimbingan guru dalam melakukan demonstrasi 2. Deskripsi Hasil Siklus II Pelaksanaan kegiatan siklus II peneliti berusaha menyempurnakan cara mengajar dengan alat peraga papan berpaku berdasarkan hasil refleksi Siklus I. Berdasarkan hasil refleksi siklus satu, maka tindakan tambahan yang direncanakan pada siklus dua ini adalah: arahan kembali tentang langkah-langkah pelaksanan alat peraga papan berpaku kepada siswa, diinformasikan topik pelajaran yang akan
  • 35. 35 pertemuan berikutnya dengan tujuan agar siswa lebih siap lagi melakukan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan penggunaan alat peraga papan berpaku setiap kegiatan harus ada perwakilan dari kelompok siswa untuk mendemonstrasikan penggunaan papan berpaku sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh guru. a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang memuaskan. Karena dari tiga indikator yang ditetapkan baru indikator nomor 1 dan 2 yang berhasil, belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang diinginkan. Oleh karena itu peneliti dengan arahan dari supervisor 2 dan kepala sekolah serta pertimbangan masukan dari guru-guru kelas yang lain Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai berikut : 1. Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang hendak dicapai. 2. Mempersiapkan alat-alat/media yang akan digunakan. 3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati bersama dengan supervisor. Rencana pelaksanaan selengkapnya terlampir. Mengingat hasil analisis siklus I, belum tercapai tujuan penelitian , maka rencana penelitian pada siklus 2 ini adalah peneliti memberikan penjelasan secara detail saat pelaksanaan penggunaan alat peraga papan berpaku dan siswa diharuskan untuk tampil didepan kelas melaksanakan demonstrasi penggunaan papan berpaku untuk menyelesaiakan soal tentang bangun datar. b. Tahap Tindakan Siklus II dilaksanakan pada Kamis, 19 April 2018 di kelas III dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 20 siswa. Pokok bahasan pada siklus II
  • 36. 36 yaitu keliling dan luas bangun datar dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan siklus ini merupakan penggunaan alat peraga papan berpaku yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Peneliti bertindak sebagai guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran pada lampiran selain sesuai dengan rencana persiapan pembelajaran yang telah disusun, peneliti juga menjalankan hasil refleksi siklus I, hal ini dilaksanakan untuk mengadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung selama 2 x 35 menit adalah sebagai berikut Pembelajaran matematika tentang bangun datar dengan alat peraga papan berpaku sesuai dengan rencana pembelajaran 1 kali pertemuan. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, kemudian untuk memusatkan konsentrasi, siswa diajak tanya jawab tentang pelajaran yang lalu. Pada penelitian siklus 2 ini, guru memilih indikator tentang keliling dan luas bangun datar. Tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I. Dalam tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan media pengajaran serta mengarahkan cara menggunakan alat peraga papan berpaku untuk mengetahui keliling dan luas bangun datar, Adapun yang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:. Guru meminta siswa untuk berdoa, guru melakukan absensi, guru melakukan apersepsi, memberikan motivasi dan mengecek kesiapan siswa menerima pelajaran, guru menyampaikan indikator pencapaian Adapun kegiatanya dalam eksplorasi, guru melakukakn kegiatan agar siswa siswa dapat memahami konsep tentang keliling dan luas bangun datar, Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Memfasilitasi peserta didik melakukan praktek penggunaan alat peraga papan berpaku di ruang kelas
  • 37. 37 Dalam kegiatan elaborasi, guru memfasilitasi peserta didik dalam penggunaan alat peraga papan berpaku, Guru meletakkan media papan berpaku ini di depan kelas,. Guru juga menyediakan sejumlah karet gelang dengan warna yang berbeda-beda. Guru mendemonstrasikan secara klasikal cara membentuk bangun datar. Kemudia masing-masing siswa diminta untuk membentuk bangun datar sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Siswa diminta untuk menggambarkan hasil yang diperoleh pada kertas berrtitik atau kertas berpetak. Melalui Tanya jawab guru mengenalkan arti keliling. Siswa menentukan keliling setiap bangun datar yang dia peroleh sebelumnya Melalu Tanya jawab guru mengenalkan arti luas bangun datar Siswa diminta untuk memperkirakan luas bangun datar yang telah dibuatnya, kemudian guru memperkenalkan nama-nama bangun datar yang telah dibuat oleh siswa (persegi dan persegi panjang). Pada kegiatan konfirmasi guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Memberikan kesimpulan dari kegiatan penggunaan alat peraga papan berpaku tentang keliling dan luas bangun datar c. Tahap Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu dengan mengamati setiap tindakan yang dilaksanakan meliputi aktifitas yang dilakukan guru dengan siswa , interaksi guru dengan siswa , interaksi siswa dengan siswa selama kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk merekam aktivitas belajar anak pada saat pembelajaran Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar observasi. Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga papan berpaku serta partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut : a) Hasil Observasi Kegiatan Guru Data hasil observasi keterampilan guru siklus II yang dilakukan oleh teman sejawat dapat diuraikan sebagai berikut :
  • 38. 38 Sebelum memulai pembelajaran guru sudah mempersiapkan alat dan media yang diperlukan dalam pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa. Pada waktu membuka pelajaran guru memberi pertanyaan apersepsi terkait dengan materi ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran sehingga dapat mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan, dan disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa pada alat peraga papan berpaku, guru melaksanakan pembelajaran penggunaan alat peraga papan berpaku sesuai dengan langkah kegiatan yang direncanakan, sesuai dengan tujuan/kompetensi yang hendak dicapai, menumbuhkan partisipasi aktif siswa, memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan sumber belajar, menggunakan bahasa lisan dan tertulis dengan baik. Dalam hal penilaian proses dan hasil belajar, guru sudah cukup baik memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang telah dibuat, penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar. Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama siswa, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan rumah. b) Hasil Observasi Kegiatan Siswa Data Hasil Observasi aktivitas siswa siklus II diperoleh hasil observasi ketika proses pembelajaran berlangsung, sebagai berikut : Pada kegiatan pra pembelajaran siswa menerima pembelajaran, dan mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai. Pada waktu kegiatan inti, siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara siswa dengan guru, siswa dengan materi pelajaran. Siswa mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang. Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan dari materi pelajaran, dan siap menerima tugas pekerjaan rumah.
  • 39. 39 c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II merupakan hasil tes individu pada pembelajaran tentang materi konsep keliling dan luas bangun datar melalui alat peraga papan berpaku. Nilai dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes tertulis. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus II adalah 20 siswa. Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel nilai hasil belajar siswa siklus II sebagai berikut: Tabel. 4.3 Nilai Tes Siswa Siklus II No Inisial Siswa KKM Nilai Keterangan Tuntas Tidak Tuntas 1 Alifiya Azzahra 65 80 Tuntas 2 Cafi Arya Nugraha 65 80 Tuntas 3 David Maulana 65 75 Tuntas 4 Dian Monica 65 60 Tidak Tuntas 5 Dzaki Mubarok 65 65 Tuntas 6 Khalihah Intan Faujiah 65 70 Tuntas 7 Manda Margaretha 65 75 Tuntas 8 M. Aidil Fitra 65 80 Tuntas 9 M. Dhika Saputra 65 65 Tuntas 10 M. Farrel Junodia 65 75 Tuntas 11 M. Khowani 65 70 Tuntas 12 M. Kurniawan 65 75 Tuntas 13 M. Refan Anugrah 65 65 Tuntas 14 M. Satria 65 65 Tuntas 15 Nata Kristian 65 65 Tuntas 16 Nuranisa Nia R 65 85 Tuntas 17 Rendy Maulana 65 70 Tuntas 18 Rina Pangestu 65 60 Tidak Tuntas 19 Samia Azzahra 65 75 Tuntas 20 Zahratun Nafila 65 60 Tidak Tuntas Jumlah 1415 17 3 Rata-rata 70,75 Prosentase Ketuntasan (%) 85,00 15,00 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 60 Berdasarkan tabel 4.3 tentang hasil penelitian siklus II, ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut:
  • 40. 40 Grafik 4. 3 Grafik ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Perolehan nilai tes akhir siswa diperoleh nilai siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebesar 85 % siswa atau 17 siswa tuntas dalam pembelajaran matematika hal ini menunjukan keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,75 Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus 1 maka pelaksanaan pada siklus 2 sudah membuat rancangan yang lebih baik sehingga mengalami kemajuan dan peningkatan. Adapun perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 yang dibandingkan dengan perolehan nilai evaluasi siklus 2, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2 No Nama Siswa Nilai Siklus I Siklus II 1 Alifiya Azzahra 75 80 2 Cafi Arya Nugraha 75 80 3 David Maulana 70 75 4 Dian Monica 55 60 5 Dzaki Mubarok 60 65 6 Khalihah Intan Faujiah 65 70 7 Manda Margaretha 70 75 8 M. Aidil Fitra 75 80 9 M. Dhika Saputra 60 65 10 M. Farrel Junodia 70 75 11 M. Khowani 65 70 12 M. Kurniawan 70 75 13 M. Refan Anugrah 60 65 14 M. Satria 60 65 15 Nata Kristian 60 65 85 15 Tuntas Tidak Tuntas
  • 41. 41 16 Nuranisa Nia R 80 85 17 Rendy Maulana 65 70 18 Rina Pangestu 55 60 19 Samia Azzahra 70 75 20 Zahratun Nafila 55 60 Jumlah 1315 1415 Rata-rata 65,75 70,75 Prosentase Ketuntasan (%) 60,00 85,00 Nilai Tertinggi 80 80 Nilai Terendah 55 60 Berdasarkan tabel 4.4 perbandingan peroleh nilai siswa siklus I dan siklus II dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut Grafik 4.4 Perolehan Nilai Evaluasi pada Siklus 1 dan 2 Berdasarkan grafik batang diatas terlihat peningkatan hasil belajar siswa baik dari rata-rata klasikal maupun porsentase ketuntasan belajar terlihat nilai rata-rata pada siklus I 65,75 meningkat menjadi 70,75 pada siklus II begitupun dengan porsentase ketuntasan belajar terlihat pada grafik siswa yang tuntas pada siklus I 60 % meningkat menjadi 85 % pada siklus II . 65,75 60 70,75 85 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus I Siklus II Rata-rata Prosentase Ketuntasan (%)
  • 42. 42 Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran ke siklus I sampai dengan siklus II, Hal ini dapat diketahui pada tabel perolehan nilai siswa sebelum tindakan perbaikan pembelajaran (nilai dasar), siklus 1, dan siklus 2 Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulai dari sebelum tindakan perbaikan, siklus 1, siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 4.5 Rekapitulasi Perolehan Nilai Nilai Dasar, Siklus 1 dan Siklus 2 No Nama Siswa Nilai Nilai dasar Siklus I Siklus II 1 Alifiya Azzahra 70 75 80 2 Cafi Arya Nugraha 70 75 80 3 David Maulana 65 70 75 4 Dian Monica 50 55 60 5 Dzaki Mubarok 55 60 65 6 Khalihah Intan Faujiah 60 65 70 7 Manda Margaretha 65 70 75 8 M. Aidil Fitra 70 75 80 9 M. Dhika Saputra 55 60 65 10 M. Farrel Junodia 65 70 75 11 M. Khowani 60 65 70 12 M. Kurniawan 65 70 75 13 M. Refan Anugrah 55 60 65 14 M. Satria 55 60 65 15 Nata Kristian 55 60 65 16 Nuranisa Nia R 75 80 85 17 Rendy Maulana 60 65 70 18 Rina Pangestu 50 55 60 19 Samia Azzahra 65 70 75
  • 43. 43 20 Zahratun Nafila 50 55 60 Jumlah 1215 1315 1415 Rata-rata 60,75 65,75 70,75 Prosentase Ketuntasan (%) 45,00 60,00 85,00 Nilai Tertinggi 75 80 80 Nilai Terendah 50 55 60 Secara keseluruhan nilai rata-rata siklus 1 dan 2 sudah menunjukan keberhasilan dari penggunaan alat peraga papan berpaku dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar mencapai 85 % atau hanya 3 siswa yang belum tuntas dari 20 orang siswa, walaupun masih terdapat 3 siswa yang tidak tuntas pada penelitian ini dianggap sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu secara klasikal 85 % siswa tuntas dalam pembelajaran, secara terperinci tergambar pada grafik-grafik sebagai berikut Grafik 4.5 Grafik Perolehan Nilai Evaluasi Nilai Dasar, Siklus 1, dan Siklus 2 Ketuntasan Hasil belajar siswa secara keseluruhan selama melaksanakan tindakan penelitian perbaikan hasil belajar matematika pada pokok bahasan baangun datar dengan menggunakan papan berpaku pada siswa kelas III SDN 012 Loa Janan dapat terlihat pada gambar grafik sebagai berikut 60,75 65,75 70,75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Rata-Rata Nilai Dasar SiklusI SiklusII
  • 44. 44 Grafik 4.6 Grafik Persentase Pencapaian KKM Nilai Dasar, Siklus 1, dan Siklus 2 Berdasarkan grafik 4.5 dan 4.6 maka peneliti menyimpulkan tindakan perbaikan pembelajaran pada penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan maka peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya dan siklus II sebagai siklus akhir dalam penelitan ini, adapun temuan-temuan dan kajian teori yang berhubungan dalam penelitian ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan B. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I, dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui alat peraga papan berpaku, baik hasil belajar afektif maupun kognitif mengalami peningkatan. Adapun temuan-temuan yang diperoleh pada penelitian perbaikan pembelajaran yang berlangsung selama 2 siklus adalah sebagai berikut 1. Perkembangan hasil belajar afektif ( Aktivitas Siswa) Perkembangan hasil belajar afektif siswa sebagai berikut : a. Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. b. Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat. c. Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat. d. Siswa aktif dalam pembelajaran. Dari hasil perkembangan belajar siswa dari segi afektif maupun psikomotorik, partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Terjadi Peningkatan pada keempat 45 60 85 0 20 40 60 80 100 Porsentase Ketuntasan (%) Nilai Dasar Siklus I Siklus II
  • 45. 45 aspek tersebut karena alat peraga papan berpaku dapat menarik minat dan motivasi belajar siswa serta keingin tauan siswa menjadi besar hal ini sejalan dengan pendapat menurut Mulyani Sumantri ( 2000: 114 ) yang menyatakan metode adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Berdasarkan temuan pada siklus I dan II aktivitas siswa dan motivasi belajar siswa yang membaik maka hasil belajar siswa ikut meningkat hal ini sejalan dengan pernyataan menurut Depdiknas, (2000: 5) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar antara lain, faktor internal mencakup motivasi, harapan untuk berhasil, intelegensia, penguasaan keterampilan prasyarat, dan evaluasi kognitif terhadap kewajaran dari hasil belajar antara lain. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan fisik berkenaan dengan prasarana dan sarana belajar, kemudian dari lingkungan psikis meliputi iklim atau suasana belajar yang diciptakan oleh guru yang memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar. Penggunaan media papan berpaku dalam pembelajaran matematika bangun datar sangat membantu terlihat dari hasil observasi menunjukan bahwa penggunaan media papan berpaku sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Suasana belajar menyenangkan, siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari guru lebih mudah dalam mengajar matematika karena kegunaan dari media papan berpaku adalah sebagai alat bantu pengajaran matematika di Sekolah Dasar untuk menanamkan konsep/pengertian geometri, seperti pengenalan bangun datar, pengenalan keliling bangun datar, dan menghitung/menentukan luas bangun datar (Rostina Sundayana, 2013: 126) Berdasarkan temuan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa melalui alat peraga papan berpaku aktivitas belajar siswa meningkat seiring dengan meningkatnya hasil belajar 2. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa.
  • 46. 46 Proses pembelajaran disampaikan dengan alat peraga papan berpaku dan terencana dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan ini terfokus mengaktifkan siswa mulai dari memperhatikan penjelasan, melakukan pengamatan untuk memperoleh kesimpulan. Setelah dilaksanakan siklus I dan dievaluasi dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran pada siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang disampaikan tentang keliling dan luas bangun datar dengan alat peraga papan berpaku dingatkan berulang tentang penggunaanya yang benar. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal. Hasil siklus II menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata siswa meningkat secara signifikan dan ketuntasan belajar siswa meningkat secara signifikan dari sikus I sampai siklus II Terjadi peningkatan nilai rata-rata pada siklus II di karenakan peneliti melakukan tindakan refleksi dengan mengarahkan siswa agar melakukan sendiri demonstrasi didepan kelas dan peneliti menjelaskan lebih detail tahapan pengggunaan alat peraga papan berpaku. Adapun temuan yang diperoleh sehubungan dengan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan perolehan nilai arat-rata hasil belajar adalah nilai rata-rata siswa sebelum adanya tindakan perbaikan pembelajaran dengan rata-rata 60,75 meningkat menjadi 65,75 pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 70,75 b. Peningkatan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan yaitu ketuntasan sebelum adanya tindakan perbaikan pembelajaran yaitu siswa yang tuntas hanya 45 % meningkat menjadi 60 % pada siklus I kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85 %. c. Peningkatan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu nilai 75 sebelum tindakan perbaikan pembelajaran meningkat menjadi 80 pada siklus I
  • 47. 47 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika pokok bahasan bangun datar yang peningkatan hasil belajarnya karena siswa tertarik dengan alat peraga papan berpaku dan peran aktif siswa dalam pembelajaran sangat baik serta kualitas pengajar yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut caroll (2007: 51) bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor yaitu: bakat belajar, waktu yang tersedia untuk belajar, kemampuan individu, kualitas pengajaran BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan mengunakan alat peraga papan berpaku dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar pada siswa kelas III SDN 012 Loa Janan tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada setiap siklusnya, yaitu nilai rata-rata sebelum tindakan perbaikan pembelajaran dengan rata-rata 60,75 meningkat menjadi 65,75 pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 70,75 sedangkan peningkatan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan
  • 48. 48 secara signifikan yaitu ketuntasan sebelum adanya tindakan perbaikan pembelajaran yaitu siswa yang tuntas hanya 45 % meningkat menjadi 60 % pada siklus I kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85%. B. Saran dan Tindak Lanjut Berdasarkan hasil penelitian dalam perbaikan pembelajaran, maka peneliti dapat memberikan saran bagi: 1. Diharapkan kepada siswa, hasil belajar yang dicapai pada penelitian ini harus dipertahankan dan media-media yang bersifat kongkret harus digunakan dengan kreatifitas guru dengan mempertimbangkan aspek karakteristik siswa dan karakteristik materi pelajaran dengan demikian akan lebih membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. 2. Diharapkan kepada guru kelas agar selalu menggunakan media dalam membantu proses pembelajaran, terutama pada mata pelajaran yang bersifat abstrak seperti contoh matematika materi bangun datar. 3. Diharapkan guru selalu menyajikan proses pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan dengan bantuan media sebagai alat bantu dalam proses mengajar. 4. Guru harus selalu berinovatif dalam menyediakan media-media pembelajaran. Terutama pada matapelajaran matematika yang bersifat abstrak
  • 49. 49 DAFTAR PUSTAKA Ali Hamzah & Muhlisrarini. (2013). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. rajagrafindo persada. Arif S. Sadiman, Dkk. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatannya. Jakarta Utara: Rajawali Pers. Asep Jihad & Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Aunurrahman. (2009). Belajar Dan Perbelajaran. Bandung: Alfabeta. Azar Arsyad. (2002). Media Pembelajaran.Jakarta: Rajaali Pers. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Ruseffendi. (2000). Pendidikan matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  • 50. 50 Heris Hendriana & Uteri Soemarmo. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: Refika Aditama. Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rostina Sundayana. (2013).Media Pembelajaran Matematika. Bandung:Alfabeta. Slameto. (2003). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Reneka Cipta. Suhito. (1986). Dasar-dasar Penelitian. Semarang: UNNES. Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.