SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Getaran,
Gelombang,
dan Bunyi
Hukum Hooke
– Fs = - k x
– Fs adalah gaya pegas
– k adalah konstanta pegas
– Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari pegas
– K yang besar menunjukkan pegas kaku dan k yang kecil
menunjukkan pegas lunak
– x adalah perpindahan benda dari posisi
kesetimbangannya
– Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pegas
selalu berlawanan arah dengan perpindahan
Gaya pada Hukum Hooke
– Gaya selalu bekerja ke arah posisi kesetimbangan
– Dinamakan juga gaya pemulih
– Arah dari gaya pemulih sedemikian rupa sehingga benda
terdorong atau tertarik ke arah posisi kesetimbangan
Aplikasi Hukum Hooke pada Sistem
Pegas-Massa
– Ketika x positif (ke kanan), F
adalah negatif (ke kiri)
– Ketika x = 0 (kesetimbangan), F
adalah 0
– Ketika x negatif (ke kiri), F
adalah positif (ke kanan)
Gerak dari Sistem Pegas-
Massa
– Asumsikan benda awalnya ditarik pada posisi x = A
dan lepaskan dari keadaan diam
– Ketika benda bergerak ke arah posisi kesetimbangan,
F dan a menurun, tetapi v meningkat
– Pada x = 0, F dan a nol, tapi v maksimum
– Momentum benda mengakibatkan benda melewati
posisi kesetimbangan
– Gaya dan percepatan mulai meningkat ketika benda
menjauhi posisi kesetimbangan dan kecepatan
menurun
– Gerak akan terus menerus dan tidak berhenti
Gerak Harmonik Sederhana
– Gerak yang terjadi ketika gaya neto sepanjang arah gerak
adalah tipe gaya hukum Hooke
– Gayanya berbanding lurus dengan perpindahan dan
berlawanan arah
– Gerak dari sistem pegas-massa adalah contoh dari gerak
harmonik sederhana
Gerak Harmonik Sederhana
(lanjutan)
– Tidak semua gerak periodik yang melewati lintasan yang
sama dapat digolongkan sebagai gerak harmonik
sederhana
– Untuk menjadi gerak harmonik sederhana, gaya yang
bekerja harus memenuhi hukum Hooke
Amplitudo
– Amplitudo, A
– Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap
posisi kesetimbangan
– Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah benda yang bergerak
harmonik sederhana akan berosilasi antara ±A pada tiap sisi
dari posisi kesetimbangan
Perioda dan Frekuensi
– Prioda, T, adalah waktu yang diperlukan untuk sebuah
benda bergerak lengkap satu siklus
– Dari x = A ke x = - A dan kembali ke x = A
– Frekuensi, ƒ, jumlah lengkap siklus atau getaran per satuan
waktu
Percepatan Sebuah Benda
dalam Gerak Harmonik
Sederhana
– Hukum II Newton menghubungkan gaya dan
percepatan
– Gaya diberikan oleh Hukum Hooke
– F = - k x = m a
– a = -kx / m
– Percepatan adalah fungsi dari posisi
– Percepatan tidak konstan, olehkarenanya persamaan
untuk gerak dengan percepatan tetap tidak dapat
digunakan
Percepatan yang
Mendefinisikan Gerak
Harmonik Sederhana
– Percepatan dapat digunakan untuk mendefinisikan gerak
harmonik sederhana
– Sebuah benda bergerak dalam gerak harmonik sederhana
jika percepatannya berbanding lurus dengan perpindahan
dan arahnya berlawanan
Energi Potensial Pegas
– Sebuah pegas yang tertekan atau teregang mempunyai
energi potensial
– Pegas yang tertekan, ketika dilepaskan, dapat mengerjakan
sebuah gaya pada benda
– Demikian pula pada pegas yang teregang
– Energi potensial pada pegas dapat ditransformasikan menjadi
energi kinetik benda
Energi Potensial Pegas
(lanjutan)
– Energi yang tersimpan dalam pegas yang
tertekan atau teregang atau material elastik
lain dinamakan energi potensial pegas
– Pes = ½kx2
– Energi disimpan hanya ketika pegas tertekan
atau teregang
– Energi potensial pegas dapat dijumlahkan
pada pernyataan kekekalan energi dan kerja-
energi
Energi dalam Sistem Pegas-Massa
– Benda meluncur
tanpa gesekan dan
menumbuk pegas
– Benda menekan
pegas
– Benda didorong
kembali oleh pegas
Kecepatan sebagai Fungsi
dari Posisi
– Kekekalan energi memungkinkan menghitung
kecepatan benda pada tiap posisi dalam geraknya
– Laju adalah maksimum pada x = 0
– Laju adalah nol pada x = ±A
– Tanda ± menyatakan bahwa benda dapat bergerek dalam
salah satu arah
 22
xA
m
k
v 
Gerak Harmonik Sederhana dan
Gerak Melingkar Beraturan
– Sebuah bola dikaitkan pada
sabuk yang dapat berputar
dengan jari-jari A
– Perhatikan bayangan bola yang
muncul pada layar
– Ketika bola berputar dengan
kecepatan sudut tetap,
bayangannya bergerak dalam
gerak harmonik sederhana
Perioda dan Frekuensi Gerak
Melingkar
– Perioda
– Frekuensi
– Satuan Hertz, Hz
k
m
2T 
m
k
2
1
T
1
ƒ


Frekuensi Sudut
– Frekuensi sudut berkaitan dengan frekuensi
m
k
ƒ2 
Pembuktian Sifat Sinusoidal
– Eksperimen ini menunjukkan
sifat sinusoidal dari gerak
harmonik sederhana
– Sistem pegas-massa berosilasi
dalam gerak harmonik
sederhana
– Berkas tinta (pada kertas
bergerak) dari pena yang
dikaitkan pada massa
menunjukkan gerak sinusoidal
Bandul Sederhana
– Bandul sederhana adalah
contoh lain dari gerak
harmonik sederhana
– Gayanya adalah komponen
dari gaya berat yang
menyinggung lintasan gerak
– F = - m g sin θ
Bandul Sederhana
(lanjutan)
– Secara umum, gerak dari sebuah bandul bukanlah
harmonik sederhana
– Tetapi, untuk sudut yang kecil, geraknya menjadi harmonik
sederhana
– Secara umum, sudut < 15° cukup kecil
– sin θ = θ
– F = - m g θ
– Gaya ini memenuhi hukum Hooke
Perioda dari Bandul
Sederhana
– Ini menunjukkan bahwa perioda tidak bergantung pada
amplitudo
– Perioda bergantung pada panjang bandul dan percepatan
gravitasi di tempat bandul tersebut
g
L
2T 
Bandul Sederhana
Dibandingkan dengan Sistem
Pegas-Massa
Gerak Gelombang
– Gelombang merupakan gangguan yang bergerak (kuliah ini)
– Gelombang mekanik membutuhkan
– Sumber gangguan
– Medium yang dapat diganggu
– Mekanisme pengaruh dari bagian suatu medium ke bagian
medium yang lain yang berdekatan
– Semua gelombang membawa energi dan momentum
Jenis-jenis Gelombang --
Transversal
– Dalam gelombang tranversal, setiap bagian yang
diganggu bergerak tegak lurus dengan arah gerak
gelombang
Jenis-jenis Gelombang --
Longitudinal
– Dalam gelombang longitudinal, setiap bagian
medium yang diganggu mengalami perpindahan
yang sejajar dengan gerak gelombang
– Gelombang longitudinal juga disebut gelombang
mampat
Bentuk Gelombang
– Kurva merah adalah
bentuk gelombang
pada saat tertentu
– Kurva biru adalah
bentuk gelombang
berikutnya
– A adalah puncak
gelombang
– B adalah lembah
gelombang
Gelombang Longitudinal
Digambarkan sebagai Kurva
Sinusoidal
– Sebuah gelombang longitudinal dapat
juga digambarkan sebagai kurva sinusoidal
– Mampatan sesuai dengan puncak dan
regangan sesuai dengan lembah
Deskripsi Gelombang
– Amplitudo adalah
perpindahan maksimum
dari tali disekitar titik
kesetimbangan
– Panjang gelombang, λ,
adalah jarak antara dua
titik berturutan yang
identik
Laju gelombang
– v = ƒ λ
– Diperoleh dari persamaan laju dasar jarak/waktu
– Ini adalah persamaan umum yang bisa digunakan untuk
berbagai jenis gelombang
Laju Gelombang pada Tali
– Laju pada gelombang teregang akibat tegangan, F, adalah
– Laju hanya bergantung pada sifat dari medium yang
dilewati gangguan
L
m
dimana
F
v 


Interferensi Gelombang
– Dua gelombang yang berjalan dapat bertemu dan
saling melewati satu sama lain tanpa menjadi
rusak atau berubah
– Gelombang memenuhi Prinsip Superposisi
– Jika dua gelombang atau lebih yang merambat bergerak
melewati medium, gelombang yang dihasilkan adalah
penjumlahan masing-masing perpindahan dari tiap
gelombang pada setiap titik
– Sebenarnya hanya berlaku untuk gelombang dengan
amplitudo yang kecil
Interferensi Konstruktif
– Dua gelombang, a dan b,
mempunyai frekuensi dan
amplitudo yang sama
– Berada dalam satu fase
– Gabungan gelombang, c,
memiliki frekuensi dan
amplitudo yang lebih besar
Interferensi Konstruktif pada
Tali
– Dua pulsa gelombang menjalar dalam
arah yang berlawanan
– Perpindahan neto ketika dua pulsa
saling overlap adalah penjumlahan
dari perpindahan setiap pulsa
– Catatan: pulsa tidak berubah setelah
interferensi
Interferensi Destruktif
– Dua gelombang, a and b,
mempunyai frekuensi dan
amplitudo yang sama
– Perbedaan fasenya 180o
– Ketika bergabung, bentuk
gelombangnya hilang
Interferensi Destruktif pada
Tali
– Dua pulsa gelombang menjalar dalam
arah yang berlawanan
– Perpindahan neto ketika dua pulsa
saling overlap adalah pengurangan
dari perpindahan setiap pulsa
– Catatan: pulsa tidak berubah setelah
interferensi
Bunyi
Penghasil Gelombang Bunyi
– Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang
merambat melalui sebuah medium
– Sebuah garpu tala dapat digunakan sebagai contoh
penghasil gelombang bunyi
Penggunaan Garpu Tala Untuk
Menghasilkan Gelombang Bunyi
– Garpu tala akan menghasilkan sebuah
nada yang murni
– Ketika garpu bergetar, getarannya akan
menggangu udara disekitarnya
– Ketika garpu di tarik ke kanan, akan
memaksa molekul udara disekitarnya
saling berdekatan
– Hal ini menghasilkan daerah dengan
kerapatan yang tinggi pada udara
– Daerah ini adalah mampatan (commpression)
Penggunaan Garpu Tala (lanjutan)
– Ketika garpu di tekan ke kiri
(saling berdekatan), molekul-
molekul udara di sebelah kanan
garpu akan saling merenggang
– Menghasilkan daerah dengan
kerapatan yang rendah
– Daerah ini disebut regangan
(rarefaction)
Penggunaan Garpu Tala (lanjutan)
– Ketika garpu tala terus bergetar, serangkaian mampatan (compression)
dan regangan (rarefaction) menjalar dari garpu
– Kurva sinusoidal dapat digunakan untuk menggambarkan gelombang
longitudinal
– Puncak sesuai dengan mampatan dan lembah sesuai dengan regangan
Kategori Gelombang Bunyi
– Gelombang yang dapat didengar (audible)
– Dalam jangkauan pendengaran telinga manusia
– Normalnya antara 20 Hz sampai 20.000 Hz
– Gelombang Infrasonik
– Frekuensinya di bawah 20 Hz
– Gelombang Ultrasonik
– Frekuensinya di atas 20.000 Hz
Aplikasi dari Gelombang
Ultrasonik
– Dapat digunakan untuk menghasilkan gambar
dari benda yang kecil
– Secara lebih luas digunakan sebagai alat
diagnosa dan pengobatan di bidang medis
– Ultrasonik flow meter untuk mengukur aliran darah
– Dapat menggunakan alat piezoelectrik yang dapat
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
– Kebalikannya: mekanik ke listrik
– Ultrasound untuk mengamati bayi di dalam
kandungan
– Cavitron Ultrasonic Surgical Aspirator (CUSA)
digunakan dalam proses pembedahan untuk
mengangkat tumor otak
Contoh:
Andaikan anda
mendengar suara guntur
yang bergemuruh 16.2 s
setelah melihat kilatan
petir. Laju gelombang
bunyi di udara adalah 343
m/s dan laju cahaya di
udara adalah 3.00 x 108
m/s. Berapa jauh anda
dari kilatan cahaya?
Contoh:
Diketahui:
vbunyi=343 m/s
vcahaya=3x108 m/s
t=16.2 s
Ditanyakan:
d=?

Karena vcahaya >> vbunyi, kita abaikan waktu yang diperlukan
kilatan cahaya untuk mencapai pengamat
Maka,
   3
343 m s 16.2 s 5.56 10 md     5.56 km
Intensitas Gelombang Bunyi
– Intensitas dari gelombang adalah laju aliran energi
yang melewati luas tertentu, A, arahnya tegak lurus
dengan arah penjalaran gelombang
– P adalah daya, laju energi yang di transfer
– Satuannya adalah W/m2
A
P
tA
E
I 



Jenis Intensitas Gelombang
Bunyi
– Ambang Pendengaran
– Bunyi terendah yang bisa didengar manusia
– Sekitar 1 x 10-12 W/m2
– Ambang Rasa Sakit
– Bunyi terkeras yang masih bisa di toleransi
manusia
– Sekitar 1 W/m2
– Telinga adalah detektor yang
sensitif teradap gelombang bunyi
Tingkat intensitas Gelombang
Bunyi
– Kenyaringan suara pada telinga manusia
adalah logaritmik
– β adalah tingkat intensitas atau tingkat desibel
dari bunyi
– Io adalah ambang pendengaran
– Ambang pendengaran adalah 0 dB
– Ambang rasa sakit adalah 120 dB
– Pesawat jet sekitar 150 dB
oI
I
log10
Contoh: konser rock
Intensitas bunyi pada saat konser
rock diketahui sekitar 1 W/m2.
Berapa desibel intensitas bunyi
tersebut?
… dan siapakah pria ini?
Contoh:
Diketahui:
I0=10-12 W/m2
I1=100 W/m2
Ditanyakan:
1. =?
1. Gunakan definisi
tingkat intensitas dalam
desibel:
  dB
I
I
12010log10
10
10
log10
log10
12
1012
0
10
0
10

















Cat: tingkat intensitas yang sama dengan
ambang rasa sakit!
Tingkat intensitas percakapan normal
adalah sekitar 50 dB.
Gelombang Bidang
– Cukup jauh dari sumber,
muka gelombang
mendekati bidang sejajar
– Berkas gelombang
mendekati garis-garis
sejajar
– Bagian kecil dari muka
gelombang adalah
gelombang bidang
Efek Doppler, Sumber yang
Bergerak
– Ketika sumber bergerak
mendekati pengamat (A),
panjang gelombang yang
muncul lebih pendek dan
frekuensinya bertambah
– Ketika sumber bergerak
menjauhi pengamat (B),
panjang gelombang yang
muncul lebih panjang dan
frekuensinya berkurang
Gelombang Berdiri pada Tali
– Simpul harus terjadi pada ujung-ujung tali karena
merupakan titik tetap
Fig 14.16, p. 442
Slide 18
Gelombang Berdiri pada Tali
– Frekuensi getaran terendah dinamakan frekuensi
fundamental / frekuensi nada dasar
Fig 14.18, p. 443
Slide 25

F
L
n
nn
2
ƒƒ 1 
Gelombang Berdiri pada Tali (lanjutan)
– ƒ1, ƒ2, ƒ3 membentuk deret harmonik
– ƒ1 adalah nada dasar dan juga disebut harmonik
pertama
– ƒ2 adalah harmonik kedua
– Gelombang pada tali yang bukan merupakan
deret harmonik akan teredam secara cepat
– sehingga, ketika tali diganggu, gelombang yang
terjadi akan memilih frekuensi gelombang berdiri
Contoh dari Resonansi
– Bandul A digetarkan
– Bandul yang lain mulai
bergetar karena getaran
pada tiang yang lentur
– Bandul C berosilasi pada
amplitudo yang besar
karena panjangnya,dan
frekuensinya sama dengan
bandul AFig 14.19, p. 445
Slide 28
Gelombang Berdiri pada
Kolom Udara
– Jika salah satu ujung dari kolom udara tertutup, simpul
harus ada pada ujung tersebut karena pergerakan udara
dibatasi
– Jika ujungnya terbuka, bagian dari udara memiliki
kebebasan bergerak dan sebuah perut akan muncul
Pipa dengan Kedua Ujung
Terbuka
Pipa yang Tertutup pada
Salah Satu Ujung
Telinga
– Bagian luar telinga terdiri atas
saluran telinga (ear canal)
yang berakhir pada gendang
telinga (eardrum)
– Bagian di belakang gendang
telinga termasuk bagian
tengah telinga
– Tulang belulang di bagian
tengah telinga mengirimkan
bunyi ke bagian dalam telinga
Fig 14.27, p. 452
Slide 41

More Related Content

What's hot

4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]
4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]
4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]wiwinfit
 
Peta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarPeta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarDzikri Fauzi
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinCharis Muhammad
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaEko Efendi
 
Rotasi Benda Tegar
Rotasi Benda TegarRotasi Benda Tegar
Rotasi Benda Tegarmahardika4
 
Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11 Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11 radar radius
 
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statikaMateri 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statikaDanang Darmawan
 
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaBab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaayikputri1
 
osilasi sistem
osilasi sistemosilasi sistem
osilasi sistemsatrio eko
 
Hukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang MiringHukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang MiringWork Free
 
Momentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda TegarMomentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda TegarRapiika
 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarAzmy Chubbiezzt
 
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarRizka A. Hutami
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaAhmad Yansah
 
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerakmateri kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerakMario Yuven
 

What's hot (20)

4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]
4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]
4. kinematika dan_dinamika_rotasi_[compatibility_mode]
 
Peta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarPeta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegar
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
 
Rotasi Benda Tegar - Fisika Dasar
Rotasi Benda Tegar - Fisika DasarRotasi Benda Tegar - Fisika Dasar
Rotasi Benda Tegar - Fisika Dasar
 
Osilasi sistem
Osilasi sistemOsilasi sistem
Osilasi sistem
 
FISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamikaFISIKA DASAR_03 dinamika
FISIKA DASAR_03 dinamika
 
Rotasi Benda Tegar
Rotasi Benda TegarRotasi Benda Tegar
Rotasi Benda Tegar
 
Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11 Fisika sma kelas 11
Fisika sma kelas 11
 
Gaya pada pegas
Gaya pada pegasGaya pada pegas
Gaya pada pegas
 
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statikaMateri 7. kesetimbangan benda tegar statika
Materi 7. kesetimbangan benda tegar statika
 
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaBab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisika
 
osilasi sistem
osilasi sistemosilasi sistem
osilasi sistem
 
Hukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang MiringHukum Newton Pada Bidang Miring
Hukum Newton Pada Bidang Miring
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
Momentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda TegarMomentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda Tegar
 
Gerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegarGerak rotasi benda tegar
Gerak rotasi benda tegar
 
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda TegarDinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Torsi
TorsiTorsi
Torsi
 
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerakmateri kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
materi kuliah fisika teknik I : hukum - hukum newton tentang gerak
 

Similar to Getaran, Gelombang, dan Bunyi

Animasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonisAnimasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonissyifa t
 
Gerak harmonik dan super posisi
Gerak harmonik dan super posisiGerak harmonik dan super posisi
Gerak harmonik dan super posisiAlenne Thresia
 
Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01farhanagoel
 
Gerak harmonis(1)
Gerak harmonis(1)Gerak harmonis(1)
Gerak harmonis(1)auliarika
 
Faradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptx
Faradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptxFaradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptx
Faradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptxfaradhila4
 
Getaran MTSN 4 JOMBANG
Getaran  MTSN 4 JOMBANG Getaran  MTSN 4 JOMBANG
Getaran MTSN 4 JOMBANG Hisbulloh Huda
 
pertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.pptpertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.pptAzkiyaqulbi
 
Ppt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonisPpt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonissyifa tunnisa
 
Getaran, gelombang, dan bunyi
Getaran, gelombang, dan bunyiGetaran, gelombang, dan bunyi
Getaran, gelombang, dan bunyiaw222
 
Gerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhanaGerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhanaRevi Celviyani
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhanatrokefluent
 
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfMateri Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfLarasFS1
 
Gerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahGerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahwayanwija
 
Getaran dan gelombang - FISIKA 1
Getaran dan gelombang - FISIKA 1Getaran dan gelombang - FISIKA 1
Getaran dan gelombang - FISIKA 1Goodman Butar Butar
 
ppt-gerak-harmonik-sederhana.pptx
ppt-gerak-harmonik-sederhana.pptxppt-gerak-harmonik-sederhana.pptx
ppt-gerak-harmonik-sederhana.pptxwilliamlokito
 

Similar to Getaran, Gelombang, dan Bunyi (20)

Animasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonisAnimasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonis
 
Gerak harmonik dan super posisi
Gerak harmonik dan super posisiGerak harmonik dan super posisi
Gerak harmonik dan super posisi
 
Osilasi.pdf
Osilasi.pdfOsilasi.pdf
Osilasi.pdf
 
Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01
 
Gerak Harmonis
Gerak HarmonisGerak Harmonis
Gerak Harmonis
 
Gerak harmonis(1)
Gerak harmonis(1)Gerak harmonis(1)
Gerak harmonis(1)
 
Hk. Dinamika
Hk. Dinamika Hk. Dinamika
Hk. Dinamika
 
Faradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptx
Faradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptxFaradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptx
Faradhila Nurullaili_G11_200321614899_Media Pembelajaran.pptx
 
Gelombang huda
Gelombang hudaGelombang huda
Gelombang huda
 
Getaran MTSN 4 JOMBANG
Getaran  MTSN 4 JOMBANG Getaran  MTSN 4 JOMBANG
Getaran MTSN 4 JOMBANG
 
pertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.pptpertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.ppt
 
Ppt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonisPpt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonis
 
Getaran, gelombang, dan bunyi
Getaran, gelombang, dan bunyiGetaran, gelombang, dan bunyi
Getaran, gelombang, dan bunyi
 
Getaran gelombang
Getaran gelombangGetaran gelombang
Getaran gelombang
 
Gerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhanaGerak harmonik-sederhana
Gerak harmonik-sederhana
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhana
 
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfMateri Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
 
Gerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalahGerak melingkar makalah
Gerak melingkar makalah
 
Getaran dan gelombang - FISIKA 1
Getaran dan gelombang - FISIKA 1Getaran dan gelombang - FISIKA 1
Getaran dan gelombang - FISIKA 1
 
ppt-gerak-harmonik-sederhana.pptx
ppt-gerak-harmonik-sederhana.pptxppt-gerak-harmonik-sederhana.pptx
ppt-gerak-harmonik-sederhana.pptx
 

More from PPGHybrid2

IPA Modul 6 KB 4 Rev
IPA Modul 6 KB 4 RevIPA Modul 6 KB 4 Rev
IPA Modul 6 KB 4 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 6 KB 3 Rev
IPA Modul 6 KB 3 RevIPA Modul 6 KB 3 Rev
IPA Modul 6 KB 3 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 6 KB 2 Rev
IPA Modul 6 KB 2 RevIPA Modul 6 KB 2 Rev
IPA Modul 6 KB 2 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 RevIPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 RevIPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 5 KB 3 Rev
IPA Modul 5 KB 3 RevIPA Modul 5 KB 3 Rev
IPA Modul 5 KB 3 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 RevIPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 RevIPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 RevIPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 RevIPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 RevIPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 RevPPGHybrid2
 
IPA Modul 4 KB 1 Rev
IPA Modul 4 KB 1 RevIPA Modul 4 KB 1 Rev
IPA Modul 4 KB 1 RevPPGHybrid2
 
M2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi Bisnis
M2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi BisnisM2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi Bisnis
M2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi BisnisPPGHybrid2
 

More from PPGHybrid2 (20)

PPT M6 KB4
PPT M6 KB4PPT M6 KB4
PPT M6 KB4
 
PPT M6 KB3
PPT M6 KB3PPT M6 KB3
PPT M6 KB3
 
PPT M6 KB2
PPT M6 KB2PPT M6 KB2
PPT M6 KB2
 
PPT M6 KB1
PPT M6 KB1PPT M6 KB1
PPT M6 KB1
 
IPA Modul 6 KB 4 Rev
IPA Modul 6 KB 4 RevIPA Modul 6 KB 4 Rev
IPA Modul 6 KB 4 Rev
 
IPA Modul 6 KB 3 Rev
IPA Modul 6 KB 3 RevIPA Modul 6 KB 3 Rev
IPA Modul 6 KB 3 Rev
 
IPA Modul 6 KB 2 Rev
IPA Modul 6 KB 2 RevIPA Modul 6 KB 2 Rev
IPA Modul 6 KB 2 Rev
 
IPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 RevIPA Modul 6 KB 1 Rev
IPA Modul 6 KB 1 Rev
 
PPT M5 KB2
PPT M5 KB2PPT M5 KB2
PPT M5 KB2
 
IPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 RevIPA Modul 5 KB 4 Rev
IPA Modul 5 KB 4 Rev
 
IPA Modul 5 KB 3 Rev
IPA Modul 5 KB 3 RevIPA Modul 5 KB 3 Rev
IPA Modul 5 KB 3 Rev
 
IPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 RevIPA Modul 5 KB 2 Rev
IPA Modul 5 KB 2 Rev
 
IPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 RevIPA Modul 5 KB 1 Rev
IPA Modul 5 KB 1 Rev
 
PPT M4 KB4
PPT M4 KB4PPT M4 KB4
PPT M4 KB4
 
PPT M4 KB3
PPT M4 KB3PPT M4 KB3
PPT M4 KB3
 
IPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 RevIPA Modul 4 KB 4 Rev
IPA Modul 4 KB 4 Rev
 
IPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 RevIPA Modul 4 KB 3 Rev
IPA Modul 4 KB 3 Rev
 
IPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 RevIPA Modul 4 KB 2 Rev
IPA Modul 4 KB 2 Rev
 
IPA Modul 4 KB 1 Rev
IPA Modul 4 KB 1 RevIPA Modul 4 KB 1 Rev
IPA Modul 4 KB 1 Rev
 
M2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi Bisnis
M2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi BisnisM2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi Bisnis
M2 KB1 - Bisnis Pemasaran - Komunikasi Bisnis
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Getaran, Gelombang, dan Bunyi

  • 2. Hukum Hooke – Fs = - k x – Fs adalah gaya pegas – k adalah konstanta pegas – Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari pegas – K yang besar menunjukkan pegas kaku dan k yang kecil menunjukkan pegas lunak – x adalah perpindahan benda dari posisi kesetimbangannya – Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pegas selalu berlawanan arah dengan perpindahan
  • 3. Gaya pada Hukum Hooke – Gaya selalu bekerja ke arah posisi kesetimbangan – Dinamakan juga gaya pemulih – Arah dari gaya pemulih sedemikian rupa sehingga benda terdorong atau tertarik ke arah posisi kesetimbangan
  • 4. Aplikasi Hukum Hooke pada Sistem Pegas-Massa – Ketika x positif (ke kanan), F adalah negatif (ke kiri) – Ketika x = 0 (kesetimbangan), F adalah 0 – Ketika x negatif (ke kiri), F adalah positif (ke kanan)
  • 5. Gerak dari Sistem Pegas- Massa – Asumsikan benda awalnya ditarik pada posisi x = A dan lepaskan dari keadaan diam – Ketika benda bergerak ke arah posisi kesetimbangan, F dan a menurun, tetapi v meningkat – Pada x = 0, F dan a nol, tapi v maksimum – Momentum benda mengakibatkan benda melewati posisi kesetimbangan – Gaya dan percepatan mulai meningkat ketika benda menjauhi posisi kesetimbangan dan kecepatan menurun – Gerak akan terus menerus dan tidak berhenti
  • 6. Gerak Harmonik Sederhana – Gerak yang terjadi ketika gaya neto sepanjang arah gerak adalah tipe gaya hukum Hooke – Gayanya berbanding lurus dengan perpindahan dan berlawanan arah – Gerak dari sistem pegas-massa adalah contoh dari gerak harmonik sederhana
  • 7. Gerak Harmonik Sederhana (lanjutan) – Tidak semua gerak periodik yang melewati lintasan yang sama dapat digolongkan sebagai gerak harmonik sederhana – Untuk menjadi gerak harmonik sederhana, gaya yang bekerja harus memenuhi hukum Hooke
  • 8. Amplitudo – Amplitudo, A – Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan – Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah benda yang bergerak harmonik sederhana akan berosilasi antara ±A pada tiap sisi dari posisi kesetimbangan
  • 9. Perioda dan Frekuensi – Prioda, T, adalah waktu yang diperlukan untuk sebuah benda bergerak lengkap satu siklus – Dari x = A ke x = - A dan kembali ke x = A – Frekuensi, ƒ, jumlah lengkap siklus atau getaran per satuan waktu
  • 10. Percepatan Sebuah Benda dalam Gerak Harmonik Sederhana – Hukum II Newton menghubungkan gaya dan percepatan – Gaya diberikan oleh Hukum Hooke – F = - k x = m a – a = -kx / m – Percepatan adalah fungsi dari posisi – Percepatan tidak konstan, olehkarenanya persamaan untuk gerak dengan percepatan tetap tidak dapat digunakan
  • 11. Percepatan yang Mendefinisikan Gerak Harmonik Sederhana – Percepatan dapat digunakan untuk mendefinisikan gerak harmonik sederhana – Sebuah benda bergerak dalam gerak harmonik sederhana jika percepatannya berbanding lurus dengan perpindahan dan arahnya berlawanan
  • 12. Energi Potensial Pegas – Sebuah pegas yang tertekan atau teregang mempunyai energi potensial – Pegas yang tertekan, ketika dilepaskan, dapat mengerjakan sebuah gaya pada benda – Demikian pula pada pegas yang teregang – Energi potensial pada pegas dapat ditransformasikan menjadi energi kinetik benda
  • 13. Energi Potensial Pegas (lanjutan) – Energi yang tersimpan dalam pegas yang tertekan atau teregang atau material elastik lain dinamakan energi potensial pegas – Pes = ½kx2 – Energi disimpan hanya ketika pegas tertekan atau teregang – Energi potensial pegas dapat dijumlahkan pada pernyataan kekekalan energi dan kerja- energi
  • 14. Energi dalam Sistem Pegas-Massa – Benda meluncur tanpa gesekan dan menumbuk pegas – Benda menekan pegas – Benda didorong kembali oleh pegas
  • 15. Kecepatan sebagai Fungsi dari Posisi – Kekekalan energi memungkinkan menghitung kecepatan benda pada tiap posisi dalam geraknya – Laju adalah maksimum pada x = 0 – Laju adalah nol pada x = ±A – Tanda ± menyatakan bahwa benda dapat bergerek dalam salah satu arah  22 xA m k v 
  • 16. Gerak Harmonik Sederhana dan Gerak Melingkar Beraturan – Sebuah bola dikaitkan pada sabuk yang dapat berputar dengan jari-jari A – Perhatikan bayangan bola yang muncul pada layar – Ketika bola berputar dengan kecepatan sudut tetap, bayangannya bergerak dalam gerak harmonik sederhana
  • 17. Perioda dan Frekuensi Gerak Melingkar – Perioda – Frekuensi – Satuan Hertz, Hz k m 2T  m k 2 1 T 1 ƒ  
  • 18. Frekuensi Sudut – Frekuensi sudut berkaitan dengan frekuensi m k ƒ2 
  • 19. Pembuktian Sifat Sinusoidal – Eksperimen ini menunjukkan sifat sinusoidal dari gerak harmonik sederhana – Sistem pegas-massa berosilasi dalam gerak harmonik sederhana – Berkas tinta (pada kertas bergerak) dari pena yang dikaitkan pada massa menunjukkan gerak sinusoidal
  • 20. Bandul Sederhana – Bandul sederhana adalah contoh lain dari gerak harmonik sederhana – Gayanya adalah komponen dari gaya berat yang menyinggung lintasan gerak – F = - m g sin θ
  • 21. Bandul Sederhana (lanjutan) – Secara umum, gerak dari sebuah bandul bukanlah harmonik sederhana – Tetapi, untuk sudut yang kecil, geraknya menjadi harmonik sederhana – Secara umum, sudut < 15° cukup kecil – sin θ = θ – F = - m g θ – Gaya ini memenuhi hukum Hooke
  • 22. Perioda dari Bandul Sederhana – Ini menunjukkan bahwa perioda tidak bergantung pada amplitudo – Perioda bergantung pada panjang bandul dan percepatan gravitasi di tempat bandul tersebut g L 2T 
  • 24. Gerak Gelombang – Gelombang merupakan gangguan yang bergerak (kuliah ini) – Gelombang mekanik membutuhkan – Sumber gangguan – Medium yang dapat diganggu – Mekanisme pengaruh dari bagian suatu medium ke bagian medium yang lain yang berdekatan – Semua gelombang membawa energi dan momentum
  • 25. Jenis-jenis Gelombang -- Transversal – Dalam gelombang tranversal, setiap bagian yang diganggu bergerak tegak lurus dengan arah gerak gelombang
  • 26. Jenis-jenis Gelombang -- Longitudinal – Dalam gelombang longitudinal, setiap bagian medium yang diganggu mengalami perpindahan yang sejajar dengan gerak gelombang – Gelombang longitudinal juga disebut gelombang mampat
  • 27. Bentuk Gelombang – Kurva merah adalah bentuk gelombang pada saat tertentu – Kurva biru adalah bentuk gelombang berikutnya – A adalah puncak gelombang – B adalah lembah gelombang
  • 28. Gelombang Longitudinal Digambarkan sebagai Kurva Sinusoidal – Sebuah gelombang longitudinal dapat juga digambarkan sebagai kurva sinusoidal – Mampatan sesuai dengan puncak dan regangan sesuai dengan lembah
  • 29. Deskripsi Gelombang – Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari tali disekitar titik kesetimbangan – Panjang gelombang, λ, adalah jarak antara dua titik berturutan yang identik
  • 30. Laju gelombang – v = ƒ λ – Diperoleh dari persamaan laju dasar jarak/waktu – Ini adalah persamaan umum yang bisa digunakan untuk berbagai jenis gelombang
  • 31. Laju Gelombang pada Tali – Laju pada gelombang teregang akibat tegangan, F, adalah – Laju hanya bergantung pada sifat dari medium yang dilewati gangguan L m dimana F v   
  • 32. Interferensi Gelombang – Dua gelombang yang berjalan dapat bertemu dan saling melewati satu sama lain tanpa menjadi rusak atau berubah – Gelombang memenuhi Prinsip Superposisi – Jika dua gelombang atau lebih yang merambat bergerak melewati medium, gelombang yang dihasilkan adalah penjumlahan masing-masing perpindahan dari tiap gelombang pada setiap titik – Sebenarnya hanya berlaku untuk gelombang dengan amplitudo yang kecil
  • 33. Interferensi Konstruktif – Dua gelombang, a dan b, mempunyai frekuensi dan amplitudo yang sama – Berada dalam satu fase – Gabungan gelombang, c, memiliki frekuensi dan amplitudo yang lebih besar
  • 34. Interferensi Konstruktif pada Tali – Dua pulsa gelombang menjalar dalam arah yang berlawanan – Perpindahan neto ketika dua pulsa saling overlap adalah penjumlahan dari perpindahan setiap pulsa – Catatan: pulsa tidak berubah setelah interferensi
  • 35. Interferensi Destruktif – Dua gelombang, a and b, mempunyai frekuensi dan amplitudo yang sama – Perbedaan fasenya 180o – Ketika bergabung, bentuk gelombangnya hilang
  • 36. Interferensi Destruktif pada Tali – Dua pulsa gelombang menjalar dalam arah yang berlawanan – Perpindahan neto ketika dua pulsa saling overlap adalah pengurangan dari perpindahan setiap pulsa – Catatan: pulsa tidak berubah setelah interferensi
  • 37. Bunyi
  • 38. Penghasil Gelombang Bunyi – Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui sebuah medium – Sebuah garpu tala dapat digunakan sebagai contoh penghasil gelombang bunyi
  • 39. Penggunaan Garpu Tala Untuk Menghasilkan Gelombang Bunyi – Garpu tala akan menghasilkan sebuah nada yang murni – Ketika garpu bergetar, getarannya akan menggangu udara disekitarnya – Ketika garpu di tarik ke kanan, akan memaksa molekul udara disekitarnya saling berdekatan – Hal ini menghasilkan daerah dengan kerapatan yang tinggi pada udara – Daerah ini adalah mampatan (commpression)
  • 40. Penggunaan Garpu Tala (lanjutan) – Ketika garpu di tekan ke kiri (saling berdekatan), molekul- molekul udara di sebelah kanan garpu akan saling merenggang – Menghasilkan daerah dengan kerapatan yang rendah – Daerah ini disebut regangan (rarefaction)
  • 41. Penggunaan Garpu Tala (lanjutan) – Ketika garpu tala terus bergetar, serangkaian mampatan (compression) dan regangan (rarefaction) menjalar dari garpu – Kurva sinusoidal dapat digunakan untuk menggambarkan gelombang longitudinal – Puncak sesuai dengan mampatan dan lembah sesuai dengan regangan
  • 42. Kategori Gelombang Bunyi – Gelombang yang dapat didengar (audible) – Dalam jangkauan pendengaran telinga manusia – Normalnya antara 20 Hz sampai 20.000 Hz – Gelombang Infrasonik – Frekuensinya di bawah 20 Hz – Gelombang Ultrasonik – Frekuensinya di atas 20.000 Hz
  • 43. Aplikasi dari Gelombang Ultrasonik – Dapat digunakan untuk menghasilkan gambar dari benda yang kecil – Secara lebih luas digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan di bidang medis – Ultrasonik flow meter untuk mengukur aliran darah – Dapat menggunakan alat piezoelectrik yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik – Kebalikannya: mekanik ke listrik – Ultrasound untuk mengamati bayi di dalam kandungan – Cavitron Ultrasonic Surgical Aspirator (CUSA) digunakan dalam proses pembedahan untuk mengangkat tumor otak
  • 44. Contoh: Andaikan anda mendengar suara guntur yang bergemuruh 16.2 s setelah melihat kilatan petir. Laju gelombang bunyi di udara adalah 343 m/s dan laju cahaya di udara adalah 3.00 x 108 m/s. Berapa jauh anda dari kilatan cahaya?
  • 45. Contoh: Diketahui: vbunyi=343 m/s vcahaya=3x108 m/s t=16.2 s Ditanyakan: d=?  Karena vcahaya >> vbunyi, kita abaikan waktu yang diperlukan kilatan cahaya untuk mencapai pengamat Maka,    3 343 m s 16.2 s 5.56 10 md     5.56 km
  • 46. Intensitas Gelombang Bunyi – Intensitas dari gelombang adalah laju aliran energi yang melewati luas tertentu, A, arahnya tegak lurus dengan arah penjalaran gelombang – P adalah daya, laju energi yang di transfer – Satuannya adalah W/m2 A P tA E I    
  • 47. Jenis Intensitas Gelombang Bunyi – Ambang Pendengaran – Bunyi terendah yang bisa didengar manusia – Sekitar 1 x 10-12 W/m2 – Ambang Rasa Sakit – Bunyi terkeras yang masih bisa di toleransi manusia – Sekitar 1 W/m2 – Telinga adalah detektor yang sensitif teradap gelombang bunyi
  • 48. Tingkat intensitas Gelombang Bunyi – Kenyaringan suara pada telinga manusia adalah logaritmik – β adalah tingkat intensitas atau tingkat desibel dari bunyi – Io adalah ambang pendengaran – Ambang pendengaran adalah 0 dB – Ambang rasa sakit adalah 120 dB – Pesawat jet sekitar 150 dB oI I log10
  • 49. Contoh: konser rock Intensitas bunyi pada saat konser rock diketahui sekitar 1 W/m2. Berapa desibel intensitas bunyi tersebut? … dan siapakah pria ini?
  • 50. Contoh: Diketahui: I0=10-12 W/m2 I1=100 W/m2 Ditanyakan: 1. =? 1. Gunakan definisi tingkat intensitas dalam desibel:   dB I I 12010log10 10 10 log10 log10 12 1012 0 10 0 10                  Cat: tingkat intensitas yang sama dengan ambang rasa sakit! Tingkat intensitas percakapan normal adalah sekitar 50 dB.
  • 51. Gelombang Bidang – Cukup jauh dari sumber, muka gelombang mendekati bidang sejajar – Berkas gelombang mendekati garis-garis sejajar – Bagian kecil dari muka gelombang adalah gelombang bidang
  • 52. Efek Doppler, Sumber yang Bergerak – Ketika sumber bergerak mendekati pengamat (A), panjang gelombang yang muncul lebih pendek dan frekuensinya bertambah – Ketika sumber bergerak menjauhi pengamat (B), panjang gelombang yang muncul lebih panjang dan frekuensinya berkurang
  • 53. Gelombang Berdiri pada Tali – Simpul harus terjadi pada ujung-ujung tali karena merupakan titik tetap Fig 14.16, p. 442 Slide 18
  • 54. Gelombang Berdiri pada Tali – Frekuensi getaran terendah dinamakan frekuensi fundamental / frekuensi nada dasar Fig 14.18, p. 443 Slide 25  F L n nn 2 ƒƒ 1 
  • 55. Gelombang Berdiri pada Tali (lanjutan) – ƒ1, ƒ2, ƒ3 membentuk deret harmonik – ƒ1 adalah nada dasar dan juga disebut harmonik pertama – ƒ2 adalah harmonik kedua – Gelombang pada tali yang bukan merupakan deret harmonik akan teredam secara cepat – sehingga, ketika tali diganggu, gelombang yang terjadi akan memilih frekuensi gelombang berdiri
  • 56. Contoh dari Resonansi – Bandul A digetarkan – Bandul yang lain mulai bergetar karena getaran pada tiang yang lentur – Bandul C berosilasi pada amplitudo yang besar karena panjangnya,dan frekuensinya sama dengan bandul AFig 14.19, p. 445 Slide 28
  • 57. Gelombang Berdiri pada Kolom Udara – Jika salah satu ujung dari kolom udara tertutup, simpul harus ada pada ujung tersebut karena pergerakan udara dibatasi – Jika ujungnya terbuka, bagian dari udara memiliki kebebasan bergerak dan sebuah perut akan muncul
  • 58. Pipa dengan Kedua Ujung Terbuka
  • 59. Pipa yang Tertutup pada Salah Satu Ujung
  • 60. Telinga – Bagian luar telinga terdiri atas saluran telinga (ear canal) yang berakhir pada gendang telinga (eardrum) – Bagian di belakang gendang telinga termasuk bagian tengah telinga – Tulang belulang di bagian tengah telinga mengirimkan bunyi ke bagian dalam telinga Fig 14.27, p. 452 Slide 41