Modul ini membahas tentang zat aditif dan zat adiktif. Zat aditif adalah zat tambahan yang ditambahkan pada makanan untuk memperbaiki tampilan, cita rasa, dan daya tahan makanan. Terdapat lima kelompok zat aditif utama yaitu pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan pemberi aroma. Sedangkan zat adiktif dapat menyebabkan kecanduan dan berbahaya kecuali untuk penggunaan kedokteran
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
ZATADITIF
1. i
DAR2/Profesional/097/6/2019
PENDALAMAN MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM
MODUL 6.
KLASIFIKASI MATERI, SIFAT DAN
KEGUNAANNYA
Kegiatan Belajar 4: Zat Aditif dan Zat Adiktif
Penulis:
Eliyawati, S.Pd., M.Pd.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019
2.
3. i
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................... i
A. Pendahuluan ....................................................................................................... ii
1. Deskripsi Singkat ............................................................................................ ii
2. Relevansi ......................................................................................................... ii
3. Panduan Belajar.............................................................................................. iii
B. Inti ...................................................................................................................... 1
1. Capaian Pembelajaran ..................................................................................... 1
2. Sub Capaian Pembelajaran.............................................................................. 1
3. Uraian Materi .................................................................................................. 1
a. Zat Aditif...................................................................................................... 2
1) Pengertian dan Fungsi Zat Aditif Makanan............................................ 2
2) Macam-Macam Zat Aditif Makanan ...................................................... 4
b. Zat Adiktif dan Psikotropika...................................................................... 17
1) Zat Adiktif............................................................................................. 17
2) Psikotropika .......................................................................................... 21
3) Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika terhadap Pecandu ................... 22
4) Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika ................. 23
5) Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan... 24
4. ii
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Modul Hybrid Learning Klasifikasi Materi, Sifat, dan Kegunannya ini
merupakan buku modul PPG dalam jabatan yang dirancang sesuai dengan
tuntutan kompetensi professional yang harus dimiliki seorang guru yang
berorientasi pada Kurikulum Pembelajaran IPA Tahun 2013. Buku ini dirancang
untuk mengmbangkan kompetensi guru dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara utuh dalam pembelajaran IPA. Materi yang disajikan dalam modul
ini dikembangkan secara hybrid menggunakan berbagai media yang terkait
dengan konten materi IPA.
Pada bagian ini, akan dikembangkan materi yang berkaitan dengan kegiatan
belajar 4 yaitu zat aditif dan zat adiktif. Pada Kegiatan Belajar 4 ini, Anda akan
mempelajari zat-zat yang sudah tidak asing lagi sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Zat aditif makanan merupakan zat yang setiap hari kita
gunakan. Pada penggunaan zat aditif makanan, kita harus mampu
mengidentifikasi jenis zat aditif makanan seperti apa yang bisa dikonsumsi. Untuk
zat adiktif, ada beberapa zat adiktif yang memang berguna di bidang kesehatan
tetapi kebanyakan dari zat adiktif itu menyebabkan kecanduan. Oleh karena itu,
pemahaman baik tentang zat aditif makanan maupun zat adiktif perlu anda
pahami. Melalui Kegiatan Belajar 4 ini, akan diuraikan secara detail penjelasan
tentang zat aditif dan zat adiktif serta pengaruhnya terhadap kesehatan. Silakan
anda mempelajari uraian materi berikut.
2. Relevansi
Pada kegiatan belajar ini, pembahasan mengenai zat aditif dan zat adiktif
serta pengaruhnya terhadap kesehatan dibuat berdasarkan bidang ilmu IPA yang
terintegrasi terutama Kimia dan Biologi. Makhluk hidup terutama manusia yang
sering menggunakan zat aditif makanan maupun zat adiktif akan mendapatkan
mendapatkan dampak yang berbeda-beda tergantung jenis zat yang digunakan dan
tujuan penggunaannya. Pembahasan zat aditif makanan dan zat adiktif dilakukan
secara komprehensif serta ditambah analisis pengaruh penggunaan zat tersebut
terhadap kesehatan. Hal ini dilakukan dengan harapan agar Anda yang
5. iii
mempelajari kegiatan belajar 4 ini dapat memahami materi dengan baik sehingga
dapat dikuasai oleh guru IPA SMP/MTs untuk diajarkan kepada para siswanya.
Materi IPA pada Kurikulum 2013 ini telah disesuaikan dengan tuntutan
penguasaan materi IPA relevan dengan TIMSS dan PISA.
Untuk memfasilitasi Anda dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara
optimal, maka dalam kegiatan belajar ini selain diberikan uraian materi yang
diperlukan untuk pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi Anda, juga
dilengkapi dengan pemberian tugas terstruktur serta penilaian ketercapaian
penguasaan materi Anda melalui pemberian tes formatif dan pada bagian akhir
kegiatan belajar.
3. Panduan Belajar
. Agar dapat mencapai penguasaaan yang optimal tentu diperlukan peran
aktif Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini diantaranya dengan membaca
uraian dan contoh, mengerjakan tugas-tugas dan latihan yang diberikan pada
modul, membaca rangkuman, mengerjakan tes formatif yang diberikan pada
kegiatan belajar ini. Jika Anda berhasil menjawab seluruh pertanyaan dengan
benar, maka Anda telah cukup menguasai bahan ini. Jika masih ada beberapa
jawaban yang salah, maka pelajari kembali kegiatan belajar yang diberikan pada
modul ini. Ketekunan dalam mempelajari dan mengerjakan semua tugas, latihan,
dan tes formatif yang diberikan akan sangat membantu Anda dalam mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal. Secara rinci kajian dalam modul ini memuat:
a. Capaian dan sub capaian pembelajaran agar Anda mengetahui target yang
harus dicapai setelah mempelajari modul ini.
b. Uraian materi yang mendeskripsikan pokok-pokok materi minimal yang
harus dikuasai oleh Anda.
c. Forum diskusi agar Anda memahami seluruh konsep-konsep yang dipelajari
melalui forum diskusi di luar jam pelajaran serta mampu membuat
keterkaitan konsep dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Rangkuman yang disajikan agar Anda mampu memahami garis besar materi
yang dipelajari.
6. iv
e. Tes formatif yang diberikan sebagai sarana latihan untuk mengukur
penguasaan konsep Anda setelah mempelajari materi pada setiap kegiatan
yang diberikan.
f. Daftar Pustaka disajikan untuk memberi informasi sumber belajar yang dapat
digunakan oleh Anda sebagai bahan pendalaman materi.
Selamat belajar, semoga Anda memahami keseluruah materi yang disajikan pada
kegiatan belajar 4 untuk bekal dalam mengaplikasikan konsep-konsep sains kimia
dalam menjelaskan maupun menyelesaikan berbagai persoalan yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari.
7. 1
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menganalisis penggunaan zat aditif atau adiktif serta dampaknya terhadap
kesehatan
2. Sub Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4 pada modul 6 ini, Anda diharapkan
mampu:
a. Menganalisis zat aditif makanan.
b. Menganalisis kelompok zat aditif makanan berdasarkan fungsinya
c. Menganalisis pengaruh penggunaan zat aditif terhadap kesehatan
d. Menganalisis zat adiktif dan psikotropika
e. Menganalisis pengaruh penggunaan zat adiktif dan psikotropika terhadap
kesehatan.
f. Menganalisis upaya pencegahan penyalahgunaan zat aditif dan psikotropika.
g. Menganalisis penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang
kesehatan.
3. Uraian Materi
Pada Kegiatan Belajar 4 ini, Anda akan mempelajari zat-zat yang sudah tidak
asing lagi sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Zat aditif makanan
merupakan zat yang setiap hari kita gunakan. Pada penggunaan zat aditif
makanan, kita harus mampu mengidentifikasi jenis zat aditif makanan seperti apa
yang bisa dikonsumsi. Untuk zat adiktif, ada beberapa zat adiktif yang memang
berguna di bidang kesehatan tetapi kebanyakan dari zat adiktif itu menyebabkan
kecanduan. Oleh karena itu, pemahaman baik tentang zat aditif makanan maupun
zat adiktif perlu anda pahami. Melalui Kegiatan Belajar 4 ini, akan diuraikan
secara detail penjelasan tentang zat aditif dan zat adiktif serta pengaruhnya
terhadap kesehatan. Silakan anda mempelajari uraian materi berikut.
8. 2
a. Zat Aditif
1) Pengertian dan Fungsi Zat Aditif Makanan
Pada dasarnya, manusia memerlukan makanan dalam melangsungkan
hidupnya. Makanan tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi (karbohidrat
dan lemak), bahan untuk pertumbuhan sel-sel yang baru atau mengganti sel-sel
yang rusak (protein), serta sumber zat untuk penunjang dan pengatur proses dalam
tubuh (vitamin, mineral, dan air). Kandungan zat yang ada di dalam makanan
dapat mempengaruhi kesehatan kita. Oleh karena itu, pilihlah makanan yang
bergizi yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Gambar 4.1 Contoh Makanan yang menggunakan Zat Aditif Makanan
Sumber : http://mediskus.com
Pernahkah kalian menganalisis kandungan zat yang terdapat di dalam
makanan? Apakah kalian mengetahui mana yang disebut bahan utama dan mana
yang disebut bahan tambahan? Untuk memperjelas hal tersebut, marilah kita isi
tabel berikut.
9. 3
Tabel 4.1 Analisis Bahan Utama dan Bahan Tambahan dalam Makanan
Bahan
Makanan
Jenis
Makanan
Rasa Tampilan Keawetan Bumbu
Daging Daging
Rendang
Daging Opor
Daging
Dendeng
Daging
Panggang
Daging
Kornet
Berdasarkan tabel di atas jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1) Manakah yang disebut sebagai bahan makanan pokok?
2) Manakah yang disebut zat tambahan makanan?
3) Apa nama lain dari zat tambahan makanan?
4) Apa kesimpulan anda?
Setelah mengisi tabel di atas apakah anda dapat menyebutkan apa pengertian
dari zat aditif makanan? Zat aditif makanan adalah zat-zat yang sengaja
ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk maksud
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan
gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk. Dari pengertian tersebut, maka kita
dapat menentukan fungsi zat aditif makanan. Pilihlah fungsi zat aditif makanan
sesuai yang anda ketahui dengan memberi tanda ceklis.
1) Untuk memperbaiki kualitas/gizi makanan
2) Tampilan makanan menjadi lebih baik
3) Meningkatkan cita rasa makanan
4) Makanan menjadi lebih tahan lama
10. 4
2) Macam-Macam Zat Aditif Makanan
Selamat anda sudah memahami pengertian dan fungsi zat aditif makanan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan macam-macam zat aditif makanan.
Untuk mempelajari macam-macam zat aditif makanan, marilah kita lakukan
permainan kartu kuartet. Melalui cara ini, anda diharapkan dapat lebih mudah
dalam mengelompokkan dan menghapal macam-macam zat aditif makanan
beserta contoh-contohnya. Berikut ini adalah contoh kartu kuartet yang digunakan
dalam permainan kuartet. Isilah bagian yang kosong sesuai dengan pemahaman
anda.
Gambar 4.2 Kartu Kuartet Permainan Macam-Macam Zat Aditif Makanan
Berdasarkan permainan kuartet tersebut, ada berapakah macam-macam zat
aditif makanan? Ya, benar ada 5. Sekarang coba sebutkan macam-macam zat
aditif makanan tersebut. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi zat
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan pemberi aroma. Sebenarnya
.......................
.................. Anato
Tartrazine Brilliant blue
....................
............... Aspartam
Siklamat Sorbitol
.................
................ Na-
propionate
K-nitrate Na-benzoate
11. 5
pengelompokkan macam-macam zat aditif ini tidak baku harus dikategorikan
menjadi 5 kelompok, ada beberapa senyawa yang tidak bisa dimasukkan ke dalam
lima kelompok tersebut seperti golongan antioksidan (BHA, BHT, asam askorbat,
tokoferol, dan lesitin), pengemulsi, penstabil dan sebagainya.
a) Zat Pewarna
Apakah anda pernah membeli kue ulang tahun? Bagaimana dengan
tampilan kue tersebut? Sebutkan warna-warna yang ada dalam kue yang anda
beli? Apakah fungsi penambahan pada kue tersebut? Menurut anda, apakah
zat pewarna dalam kue tersebut aman dikonsumsi? Tahukah anda bahwa
tujuan pemberian warna pada makanan umumnya agar makanan terlihat segar
dan lebih menarik sehingga orang yang melihatnya akan tertarik untuk
memakannya. Bila ditinjau dari asalnya, zat pewarna makanan tersebut
digolongkan menjadi zat pewarna alami dan zat pewarna sintetik.
(1) Zat pewarna alami
Zat Pewarna alami merupakan zat pewarna yang diperoleh dari ekstrak
bahan alam. Berikut contoh bahan alam dan warna yang dihasilkannya. Coba
prediksi warna apa yang dihasilkan dari bahan alam tersebut.
Tabel 4.2 Bahan Alam dengan Warna yang Dihasilkan
No Bahan Alam Warna yang dihasilkan
1 Daun Pandan atau Daun Suji
2 Kunyit
3 Wortel
4 Bit atau Daun Jati
5 Buah Coklat atau Gula Merah
Macam warna dari zat pewarna alami jumlahnya terbatas, oleh karena itu
orang berusaha untuk membuat zat pewarna makanan dari bahan-bahan
kimia. Zat pewarna alami ini lebih aman digunakan bila dibandingkan dengan
12. 6
pewarna sintetik. Pengginaan pewarna alami relatif terbatas, karena adanya
beberapa kekurangan antara lain:
1) Sering terkesan memberikan rasa khas yang tidak diinginkan,
misalnya kunyit.
2) Konsentrasi pigmen rendah, sehingga memerlukan bahan baku relatif
banyak.
3) Stabilitas pigmen rendah (umumnya hanya stabil pada tingkat
keasaman/pH tertentu).
4) Keseragaman warna kurang baik.
(2) Zat pewarna sintetik
Zat pewarna sintetik dibuat dari bahan-bahan kimia. Kelebihan dari zat
pewarna sintetik dibandingkan dengan zat pewarna alami adalah tersedianya
warna pilihan yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.
Apakah semua zat warna yang dijual di pasaran boleh dipergunakan sebagai
zat pewarna makanan? Apa efek dari penggunaan zat pewarna yang bukan
untuk makanan atau minumam?
Untuk memudahkan konsumen, pemerintah mengeluarkan peraturan
untuk mengelompokkan zat warna. Salah satu kelompok zat warna selalu
mendapat simbol FD&C di depan nomor indeks yang menunjukkan jenis dan
macam warnanya. Apakah kalian tahu mengapa zat pewarna
makanan/minuman diberi simbol F, D, atau C? F merupakan singkatan dari
Food, D merupakan singkatan dari Drugs, dan C merupakan singkatan dari
Cosmetics.
Rhodamin B (merah) dan Methanil yellow (kuning) merupakan contoh
pewarna yang penggunaannya dilarang oleh pemerintah. Harga pewarna
tekstil ini memang jauh lebih murah daripada harga pewarna makanan
sintetik yang diizinkan. Oleh karena itu, banyak sekali orang-orang yang
menyalahgunakan dan tidak bertanggung jawab mengganti pewarna makanan
dengan pewarna tekstil. Bahan pewarna tersebut dapat memicu terjadinya
kanker.
13. 7
Gambar 4.3 Rhodamin-B
Sumber : https://newdragondyes.en.made-in
china.com/product/VbGxiQqPRUHT/China-
Rhodamine-B-Basic-Violet-10.html
Gambar 4.4 Methanil Yellow
Sumber : http://indiamart.com
Berikut ini daftar zat pewarna, baik yang alami maupun yang sintetik
yang diizinkan oleh pemerintah Indonesia yang digunakan sebagai zat
pewarna makanan.
Tabel 4.3 Daftar zat pewarna yang diizinkan oleh pemerintah
No Warna Nama Nomor Indeks Warna
1 Zat Warna Alam
Merah
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Hijau
Biru
Cokelat
Hitam
Hitam
Putih
Alkanat
Cochineal
Annato
Carotene
Curcumin
Saffron
Chlorophyll
Ultramarine
Caramel
Carbon Black
Iron Oxide
Titanium dioxide
75520
75470
75120
75130
75300
75100
75810
77007
-
77266
77499
77891
2 Zat Warna Sintetis
Merah
Merah
Merah
Kuning
Kuning
Hijau
Biru
Biru
Ungu
Carmoisine
Amaranth
Erytrosin
Sunset yellow FCF
Quineline Yellow
Fast green FCF
Briliant Blue FCF
Indigo Carmine
Violet GB
14720
16185
45430
15985
47005
42053
42053
42090
422640
Sumber : Surat Keputusan Menkes RI No. 11332/A/SK/73
14. 8
Bagaimana cara menganalisis bahan makanan yang mengandung zat pewarna
alami dan zat pewarna sintetik? Untuk menganalisis zat tersebut, anda dapat
melakukan tugas berikut, lalu buatlah hasil pengamatan anda dalam bentuk tabel
yang dibuat dengan program Excel.
Tujuan
Untuk mengidentifikasi jenis pewarna (alami atau sintetik) pada bahan makanan.
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Pisau, pipet tetes, corong, kertas saring,
tabung reaksi, plat tetes, spatula, mortal dan
alu, gelas kimia, gelas ukur.
Kunyit, daun suji, air kapur, etanol, nasi
kuning, tahu kuning, roti kukus, kue lapis,
NaOH, dan HCl
Prosedur
1. Pembuatan indikator alami kunyit dan daun suji sebagai larutan pembanding
a. Timbang masing-masing indikator alami sebanyak 10 gram
b. Tumbuk sampai halus, kemudian pindahkan ke dalam gelas kimia
c. Tambahkan 5 mL larutan etanol, kemudian aduk sampai homogen
d. Saring menggunakan kertas saring dan masukkan kedalam tabung reaksi
e. Simpan sebagai pembanding
f. Ambil 3 tetes ekstraksi untuk masing-masing plat (plat tetes A dan B)
g. Tambah 1 tetes larutan HCl 1 M ke plat A dan 1 tetes larutan NaOH 1 M pada
plat B.
h. Amati apa yang terjadi dan Isi tabel pengamatan
2. Uji pewarna kunyit dan daun suji pada bahan makanan.
a. Ambil bahan makanan dan masukkan ke dalam tabung reaksi
b. Tambah masing-masing 3 mL HCl 1M
c. Amati apa yang terjadi
d. Bandingkan dengan larutan pembanding
e. Ulangi langkah bagian a-d dengan penambahan 3 mL NaOH 1M
Tabel Pengamatan
No Indikator Alam (Pembanding) Warna dalam keadaan
asam
Warna dalam
keadaan basa
1 Kunyit
2 Daun suji
No Bahan Warna dalam
keadaan asam
Warna dalam
keadaan basa
Identifikasi
pewarna
(alami/buatan)
1 Nasi Kuning
2 Tahu Kuning
3 Roti Kukus
4 Kue Lapis
Silakan diskusikan hasil pengamatan anda dan cobalah untuk membuat kesimpulan.
15. 9
Selain analisis zat pewarna alami dan zat pewarna sintetik dengan
percobaan seperti di atas, analisis zat tersebut secara sederhana juga dapat
dilakukan dengan menggunakan benang wool. Jika benang wool dicelupkan
ke dalam sampel makanan atau minuman maka warna benang wool akan
mengikuti warna sampel. Contoh apabila sampel berwarna merah maka
benang wool juga berwarna merah. Kemudian untuk mendeteksi jenis zat
pewarna alami dan buatan, maka gunakan air sabun untuk mencuci benang
wool tersebut. Jika warna benang wool kembali ke warna semula (putih)
maka zat pewarna tersebut merupakan zat pewarna alami. Jika warna benang
wool tidak bisa kembali ke warna semula (sama dengan warna sampel) maka
dapat disimpulkan pewarna tersebut merupakan zat pewarna sintetis. Secara
lengkap Anda bisa melihat pada channel youtube berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=4R4r4wpAMo8 .
b) Zat Pemanis
Zat pemanis adalah zat kimia yang ditambahkan pada makanan atau
minuman yang berfungsi untuk memberikan rasa manis. Zat pemanis yang
sering digunakan pada bahan makanan, yaitu:
(1) Zat pemanis alami
Zat pemanis alami diperoleh dari tumbuhan, misalnya glukosa dalam
buah-buahan, fruktosa dalam madu, sukrosa dalam batang tebu. Apa fungsi
zat-zat tersebut bagi tubuh manusia? Mengapa zat-zat tersebut dapat
menghasilkan energi? Apa dampaknya apabila kita makan makanan yang
manis dalam jumlah yang berlebihan? Penggunaan pemanis alami aman bagi
kesehatan. Namun, bagi penderita diabetes (kencing manis) dan obesitas
(kegemukan) tidak dianjurkan menggunakan gula alami karena dapat
meningkatkan kadar gula dan menambah berat badan. Berikut adalah gambar
beberapa struktur senyawa yang termasuk zat pemanis.
16. 10
Gambar 4.5 Struktur Senyawa Glukosa dan Fruktosa
Sumber : https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id
(2) Zat pemanis sintetik
Zat pemanis sintetik adalah zat pemanis yang sengaja dibuat yang tidak
dapat menghasilkan energi jika zat tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.
Mengapa hal ini terjadi? Karakteristik zat pemanis sintetik yang tidak dapat
diuraikan oleh tubuh manusia dimanfaatkan oleh para penderita kencing manis
(diabetes melitus) sebagai pengganti pemanis buatan. Pemanis buatan
mempunyai nilai kalori yang rendah atau tidak mengandung kalori sama sekali.
Pemanis ini digunakan pada berbagai produk makanan dan juga dalam diet
penderita diabetes. Pemanis buatan yang biasa digunakan antara lain.
(a) Prosedur Analisis Sakarin
Analisis kualitatif sakarin dapat dilakukan dengan uji resorsinol yaitu dengan
penambahan beberapa tetes HCl 10% kemudian diekstraksi menggunakan eter
sebanyak 3 kali. Ekstrak eter yang terkumpul kemudian siuapkan sampai
kering lalu tambahkan beberapa tetes H2SO4 dan resorsinol lalu dipanaskan
hingga berwarna hijau kotor. Kemudian ditambahkann beberapa mL air suling
17. 11
dan NaOH 10% berlebih. Bila terjadi warna hijau berflourenseni berarti sampel
tersebut positif mengandung sakarin.
(b) Prosedur Analisis Siklamat
Analisis lain untuk pemanis buatan lainnya yaitu analisis siklamat
menggunakan reaksi pengendapan. Analisa ini dimulai dengan sampel
ditambahkan 10 ml larutan HCl 10% kemudian ditambahkan 10 ml larutan
BaCl 10%. Biarkan 30 menit lalu saring lagi dengan kertas saring Whatman,
kemudian ditambahkan 10 ml NaNO2 10% dan dipanaskan di atas penangas air
selama 30 menit. Bila timbul endapan putih berarti sampel tersebut
mengandung siklamat. Berikut ini adalah deskripsi beberapa jenis pemanis
sintetik
Tabel 4.4 Deskripsi Pemanis Sintetik
No Pemanis Sintetik Deskripsi Pemanis Sintetik
1 Sakarin Tingkat kemanisannya kira-kira 300-500 kali
lebih manis dibandingkan gula tebu.
Penambahan rasa sakit yang berlebihan
menyebabkan timbulnya rasa pahit.
2 Siklamat Tingkat kemanisannya kira-kira 30 kali lebih
manis dibandingkan gula. Penggunaannya
sudah dilarang sejak tahun 1970 di Amerika
karena menyebabkan kanker pada hewan
percobaan.
3 Sukralosa Tingkat kemanisannya kurang lebih 600 kali
gula tebu. Sejauh ini sukralosa masih
dinyatakan aman. Salah satu keunggulan
sukralosa adalah tahan panas sehingga tingkat
kemanisannya yang diperoleh tidak menurun.
4 Aspartam Tingkat kemanisannya kira-kira 160-200 kali
lebih manis dibandingkan gula tebu.
Aspartam disebut gula tebu. Aspartam
merupakan pemanis sintetis yang dinilai lebih
aman.
5 Asesulfam K Tingkat kemanisannya 200 kali lebih manis
dibandingkan gula tebu. Asesulfam K dapat
meningkatkan derajat kemanisan makanan
bila dicampur dengan pemanis lainnya
6 Sorbitol Tingkat kemanisannya 0,6 kali lebih manis
dibandingkan gula tebu. Sorbitol aman
18. 12
No Pemanis Sintetik Deskripsi Pemanis Sintetik
digunakan bagi gigi sehingga sering
digunakan sebagai bahan pasta gigi.
Konsumsi sorbitol yang berlebih dapat
menyebabkan diare.
Penggunaan bahan pemanis sintetik pada makanan dan minuman secara
berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada tubuh misalnya kanker kantung
kemih disebabkan oleh siklamat, sedang sakarin dapat menyebabkan tumor
kantong kemih. Berikut beberapa contoh struktur senyawa yang termasuk zat
pemanis sintetik.
Gambar 4.6 Struktur Senyawa Sakarin dan natrium aspartam
Sumber : Nafiun.com
Pemanis sintetik lainnya adalah P-4000 dan dulsin. Namun, P-4000 tidak
digunakan lagi karena mempunyai efek toksik (racun). Adapun dulsin sudah
dilarang penggunaannya oleh pemerintah.
c) Zat Pengawet
Zat pengawet adalah zat yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan
atau minuman agar makanan atau minuman tersebut lebih awet atau tahan
lama. Awet disini artinya makanan atau minuman tetap segar, bau dan rasanya
tidak berubah, dan terlindungi dari bakteri/jamur. Berdasarkan asal usulnya zat
pengawet dibagi menjadi dua yaitu:
19. 13
(1) Zat pengawet alami
Zat pengawet dari alam, contohnya garam dapur dan gula (sukrosa).
Garam dapur biasanya digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan agar
tidak mudah busuk. Garam dapur berfungsi untuk menghambat pembiakan
bakteri seperti mikroorganisme Clostridium botulinum. Jika bakteri ini
berkembang biak pada makanan akan menghasilkan racun yang dapat meracuni
daging. Gula merah atau gula pasir bisa digunakan untuk mengawetkan buah-
buahan. Bahan yang akan diawetkan direndam dalam larutan gula, keadaan ini
menyebabkan mikroorganisme sukar hidup.
(2) Zat pengawet buatan
Zat pengawet buatan biasanya dibuat dalam industri, contohnya asam
cuka digunakan untuk pembuatan acar, natrium dan kalsium propionat
digunakan untuk pengawet roti dan kue kering. Pengawet lain untuk makanan
yang juga banyak digunakan adalah garam benzoat, asam sitrat, dan asam
tartrat.
Pengawet buatan tidak akan mengubah rasa suatu bahan makanan.
Meskipun demikian, penggunaan pengawet buatan ini harus dikontrol
penggunaannya karena penggunaan pengawet yang berlebihan dapat
mengakibatkan kanker, gangguan saraf, dan alergi. Dalam penggunaan zat
pengawet buatan, ternyata banyak oknum yang melakukan penyelewengan
dengan menggunakan zat pengawet buatan yang bukan digunakan untuk
makanan atau minuman contohnya formalin dan boraks. Tahukah anda
mengapa penggunaan formalin dan boraks itu dilarang. Simak dan analisislah
berita tentang penyelewengan penggunaan formalin dan boraks berikut ini.
Berikut ini adalah struktur senyawa formalin dan boraks.
(1) (2)
Gambar 4.7 (1) Struktur Formalin (Sumber : id.kisspng.com) (2) Struktur Boraks
(Sumber : urip.wordpress.com)
20. 14
Bagaimana cara menentukan bahwa suatu makanan mengandung
formalin atau boraks? Untuk menentukan ada tidaknya kandungan boraks
dalam suatu makanan, bisa menggunakan kunyit dengan membuat kertas
turmeric. Jika hasil uji coba makanan ditambah kunyit menghasilkan warna
merah berarti makanan tersebut mengandung boraks. Bagaimana dengan uji
ada tidaknya kandungan formalin dalam suatu makanan? Anda bisa
menggunakan larutan fehling. Uji positif akan dihasilkan endapan merah bata
jika zat makanan tersebut mengandung formalin.
Berdasarkan berita di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Zat berbahaya apa yang masih banyak terdapat di dalam makanan?
26,8 Persen Makanan di DKI Mengandung Formalin dan Boraks
Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Koesmedi Priharto, memperkirakan,
masih banyak makanan yang beredar di tengah-tengah masyarakat mengandung formalin dan
boraks. Diperkirakan, sebanyak 26,8 persen makanan di Ibu Kota mengandung kedua bahan
tersebut. "Ya masih ada sekira 26,8 persen lah mengandung formalin dan boraks," kata
Koesmedi dalam acara pemusnahan pangan dan kosmetik ilegal di kantor Badan Pengawasan
Obat dan Makanan, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (25/8).
Makanan yang mengandung formalin dan boraks, lanjut dia, sering kali ditemukan pada sajian
yang terhidang dalam pesta-pesta pernikahan atau kenduri yang digelar warga di kampung-
kampung. Akibatnya, kata Koesmedi, selain membahayakan kesehatan juga kerap kali
ditemukan kasus tamu kenduri atau pesta perkawinan yang keracunan makanan.
"Nah kita perlu mengadakan pengawasan kepada kenduri dan pesta-pesta perkawinan di
kampung-kampung agar tidak mengandung formalin dan boraks. Karena makanan itu
berbahaya, maka tidak boleh dihidangkan," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya sudah memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK
untuk bisa mendeteksi dini dengan membedakan mana makanan yang mengandung formalin
dan boraks atau tidak.
"Selain itu, jajanan sekolah. Anak-anak sekolah juga kita ajari sendiri memeriksa jajanan
makanan yang ada disekitar sekolah. Pada prinsipnya, yang penting kita lakukan penyadaran
pada masyarakat,” terangnya.
Bagi warga yang menemukan makanan mengandung formalin dan boraks, atau obat, makanan,
dan kosmetika ilegal, dapat melaporkannya ke puskesmas yang ada di kelurahan dan
kecamatan serta RSUD DKI. "Kalau ada kecurigaan segera laporkan ke puskesmas. Kan kita
ada 44 puskesmas kecamatan dan sekitar 300 puskesmas kelurahan serta RSUD," tambah
Koesmedi.
Sumber : http://beritasatu.com
21. 15
b. Mengapa zat tersebut berbahaya?
c. Bagaimana upaya untuk menghindari penggunaan zat berbahaya tersebut?
d. Coba rancang bagaimana percobaan untuk menguji ada tidaknya zat
berbahaya tersebut?
d) Zat Penyedap Rasa
Zat penyedap rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa
makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang
tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Zat penyedap rasa digolongakan
menjadi dua kelompok yaitu.
(1) Zat penyedap rasa alami
Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini ada yang diperoleh dari
alam berupa rempah-rempah (misalnya: bawang putih, bawang bombay, pala,
merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan).
(2) Zat penyedap rasa sintetik
Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin
atau MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal
dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco,
Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat
yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Penggunaan
MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome”
suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing berdenyut. Contoh
penyedap rasa sintetik lainnya adalah Hydrolized Vegetable Protein (HVP),
disodium guanilat, dan disodium inosinat.
22. 16
e) Zat pemberi aroma
Zat pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma yang khas
pada makanan atau minuman. Zat ini terdiri dari 2 kelompok yaitu.
(1) Zat pemberi aroma alami
Zat ini berasal dari ekstrak bahan alami misalnya minyak atsiri dan
vanilin. Salah satu bagian tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri
adalah dari bunga contohnya bunga cengkeh. Minyak atsiri dari bunga cengkeh
dapat diisolasi menggunakan pelarut n-heksana dan benzena.
(2) Zat pemberi aroma sintetik
Zat ini dibuat untuk menghasilkan aroma tertentu, biasanya merupakan
senyawa golongan ester misalnya amil kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma
nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur).
f) Zat Aditif Lainnya
Antioksidan : Fungsi dari antioksidan adalah untuk mencegah
ketengikan pada makanan yang mengandung lemak atau
minyak. Antioksidan alami antara lain lesitin, vitamin E
(tokoferol), dan vitamin C (asam askorbat) sedangkan
antioksidan buatan antara lain BHA (Butil Hidroksi
Anisol), BHT(Butil Hidroksi Toluen), PG (Propil
Galat), dan TBHQ(Tert-Butil Hidroksi Quinon)
Pengemulsi : Fungsi pengemulsi dapat membantu sistem dispersi
(adonan) makanan agar lebih homogen dan stabil.
Contohnya agar-agar dan gelatin.
Pengembang : Fungsi pengembang adalah untuk mengembangkan
adonan kue contohnya fermipan (ragi) dan soda kue
(natrium bikarbonat).
Pengental : Fungsi pengental adalah untuk mengentalkan makanan,
contohnya karagenan dan gelatin.
23. 17
Pengeras : Fungsi pengeras adalah untuk mencegah melunaknya
makanan contohnya aluminium amonium sulfat
(ditambahkan acar) dan kalsium glukonat (ditambahkan
pada buah kalengan).
Pengatur
Keasaman
: Fungsi zat ini adalah untuk mengasamkan, menetralkan,
dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
Contohnya aluminium amonium sulfat, amonium
bikarbonat, asam asetat, asam klorida, asam laktat, asam
sitrat, asam laktat, asam tentral, dan natrium bikarbonat.
b. Zat Adiktif dan Psikotropika
Zat Adiktif dan Psikotropika yang dalam istilah sehari-hari dikenal dengan
nama Narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang apabila
dimakan, diminum, dihisap/dihirup, atau dimasukkan (disuntikkan) ke dalam
tubuh manusia dapat menurunkan kesadaran atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan dalam berbagai
golongan dan tingkatan.
1) Zat Adiktif
Zat adiktif adalah istilah yang diberikan untuk zat-zat yang dalam
pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan
ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Zat adiktif biasanya
digunakan dalam bidang kesehatan (sebagai obat) dan ilmu pengetahuan (untuk
penelitian). Penggunaan obat yang mengandung zat adiktif harus mengikuti
petunjuk dokter. Penggunaan obat yang tidak mengikuti petunjuk dokter atau
praktik dokter disebut penyalahgunaan obat.
24. 18
a) Penggolongan Zat Adiktif
Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, zat adiktif digolongkan ke dalam
stimulan, depresan, dan halusinogen.
(1) Stimulan
Zat ini merangsang sistem saraf pusat, contohnya kafein, nikotin, kokain dan
amfetamin. Gejala yang muncul akibat penggnaan zat jenis stimulan adalah
denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah yang meningkat.
Pengguna akan merasa lebih bertenaga dan riang gembira setelah
mengkonsumsi zat jenis stimulan.
(2) Depresan
Zat adiktif ini bersifat menurunkan kesadaran, contoh yang termasuk
depresan adalah alkohol dan obat penenang seperti barbiturat. Gejala yang
muncul setelah mengkonsumsi depresan adalah menurunkan denyut jantung,
frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, dan kontraksi otot. Dalam
dunia kedokteran, depresan digunakan untuk terapi insomnia.
(3) Halusinogen
Zat adiktif ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga menyebabkan
efek halusinasi dimana melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata atau
khayal. Contoh zat yang menyebabkan halusinasi adalah LSA (lysergic acid
amide) dan LSD (lysergic acid dietyl amide)
Salah satu kelompok zat adiktif adalah narkotika. Narkotika dibagi menjadi
3 golongan :
1) Gol. I
Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA,
dan lebih dari 65 macam jenis lainnya.
2) Gol. II
25. 19
Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil,
Metadon, Dll.
3) Gol. III
Narkotika golongan tiga adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, tetapi bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan dan
penelitian. Golongan 3 narkotika ini banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein,
Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan
ada 13 (tiga belas) macam termasuk beberapa campuran lainnya.
Beberapa zat adiktif beserta deskripsinya dapat dilihat di tabel berikut.
Tabel 4.5 Beberapa Zat Adiktif beserta Deskripsinya
No Zat Adiktif Deskripsi
1 Ganja Nama lain mariyuana yang mengandung zat aktif THC
(tetrahydrocanna). Tanda-tanda penyalahgunaan ganja adalah
gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara
tetapi melantur, pengendalian diri menurun, menguap atau
mengantuk tetapi susah tidur dan mata merah tidak tahan terhadap
cahaya.
2 Opium Opium mengandung lebih dari dua puluhan senyawa alkaloid
diantaranya morfin, heroin, kodein. Opium diambil dari getah buah
Pavaper sommiferum
3 Kokain Berasal dari tanaman koka (Erythroxylon coca). Kokain sering
digunakan sebagai anastetik (pembius). Kokain mempunyai efek
stimulasi pada jaringan otak bagian sentral.
4 Sedative-Hipnotika Dikenal dengan sebutan pil BK dan magadon. Pada dosis kecil
jenis adiktif ini dapat menenangkan sedangkan dalam dosis besar
akan menidurkan.
5 Nikotin Dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau yang
merupakan senyawa aktif yang ada di dalam rokok. Senyawa ini
dapat meningkatkan denyut jantung, bersifat karsinogenik, katarak,
kaki rapuh, penyebab jantung koroner, mandul, dan gangguan
kehamilan.
26. 20
No Zat Adiktif Deskripsi
6 Alkohol dan Minuman
Keras
Diperoleh melalui proses fermentasi dari berbagai makanan dan
tumbuhan, contohnya bir, minuman anggur, wisky, vodka dan
sebagainya.
b) Bahaya Rokok
Selain nikotin, zat yang sangat berbahaya pada rokok adalah tar. Kandungan
nikotin dan tar pada tembakau bisa menempel pada email gigi dan menyebabkan
gigi kuning dalam waktu yang singkat. Tar adalah bentukan dari senyawa kimia
berbahaya yang ada pada asap rokok. Zat ini akan mengendap didalam paru paru
dan mengganggu fungsi rambut rambut kecil yang melapisi permukaan paru-paru.
Rambut rambut kecil ini sangat berperan dalam menyaring bakteri dan kuman
serta menghambat berbagai racun yang berusaha masuk kejaringan paru paru agar
segera dilepaskan keluar tubuh. Selain menyerang paru-paru, ternyata rokok dapat
menyerang semua organ tubuh manusia sehingga menimbulkan penyakit. Berikut
bahaya asap rokok bagi tubuh manusia.
Gambar 4.8 Bahaya Asap Rokok bagi Tubuh Manusia
Sumber : http://nature.com
27. 21
2) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku,
contohnya LSD (lysergic Acid Diethylamide) dan Amfetamin (esktasi dan shabu).
Psikotropika dibagi ke dalam 4 golongan :
1. Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan
ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi
(MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid
Diethylamide), dan DOM.
2. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan
ketergantungan. Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
3. Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep
dokter. Contoh: amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon.
4. Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep
dokter. Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil
koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa), dan obat tidur
(hipnotika).
Hampir semua zat adiktif termasuk ke dalam zat psikotriopika, tapi tidak
semua psiktotropika menimbulkan ketergantungan, Dari golongan psikotropika,
ada dua zat yang akan dibahas selanjutnya yaitu LSD (lysergic acid dietylamide)
dan amfetamin.
a) LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
LSD merupakan zat psikotropika dari golongan psikodelik yang dapat
menimbulkan halusinasi. Zat ini biasanya digunakan untuk membantu pengobatan
gangguan jiwa orang-orang yang sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara
membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks tetapi dapat menimbulkan
halusinasi (persepsi semu mengenai suatu benda yang sebenarnya tidak ada).
28. 22
b) Amfetamin
Amfetamin adalah bahan dasar dalam pembuatan ekstasi, shabu, dan lainnya.
Jenis psikotropika ini tidak ditanam tetapi meruapakan bahan kimia hasil sintetis
dengan bahan dasar amfetamin. Peredarannya hampir di semua kota besar di
Indonesia. Indonesia bukan hanya menjadi salah satu tempat peredaran ekstasi
tetapi juga sekaligus menjadi ditemukan pabrik ekstasi. Menyadari begitu
maraknya peredaran obat haram ini, maka sudah sewajarnya bila kita waspada
jangan sampai diri kita sendiri, keluarga, teman dan anggota lingkungan
masyarakat tempat tinggal menjadi pengedar ataupun korban penyalahgunaannya.
3) Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika terhadap Pecandu
Orang yang telah kecanduan dengan zat adiktif dan psikotropika pada
awalnya akan merasa tenang, nyaman, dan damai. Namun, lama-kelamaaan orang
tersebut akan kecanduan dan mendapatkan efek negatif akibat kecanduannya
bahkan ada yang sampai mengalami kematian. Ciri-ciri fisik ketergantungan zat
adiktif dan psikotropika secara umum, yaitu:
Kehilangan nafsu makan
Jalannya lambat, terhuyung-huyung, dan sering menabrak sesuatu.
Koordinasi gerakan kacau (sering menjatuhkan benda yang dipegang)
Tangan gemetar, selalu basah dan berkeringat.
Ada bekas tusukan jarum di tangan atau kaki.
Sering mual, muntah, atau berkeringat secara berlebihan.
Kepribadian atau sikap berubah secara drastis.
Gelisah dan ketakutan berlebihan.
Penggunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya baik bagi diri
sendiri maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Pengaruh penggunaan zat adiktif
dan psikotropika dapat dilihat pada tabel berikut.
29. 23
Tabel 4.6 Pengaruh Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
Pengaruh penggunaan zat adiktif dan psikotropika
Diri Sendiri Kehidupan Sosial
Rusaknya sel saraf
Menimbulkan ketergantungan
Perubahan tingkah laku
Menimbulkan penyakit
(jantung, radang lambung, dan
hati serta beresiko mengidap
HIV)
Pada dosis tidak tepat
menyebabkan kematian.
Adanya perkelahian
Memicu untuk melakukan
kejahatan (pencurian, pemerkosaan)
Resiko kecelakaan
Timbulnya masalah keluarga yang
menganggu ketertiban umum
4) Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
Adanya dampak negatif yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika, mendorong pula adanya upaya pencegahannya. Pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan secara bersama
melalui kerjasama antara pihak keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah.
Bagaimana peran keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah dalam mencegah
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika?
Tabel 4.7 Peran berbagai pihak dalam pencegahan penyalahgunaan
zat adiktif dan psikotropika
No Peran Upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika
1 Keluarga Saling menjaga antar sesama anggota keluarga
Setiap orang tua bertanggung jawab dalam
membimbing anaknya supaya menjadi manusia yang
bertakwa kepada Tuhan. Ketakwaan ini merupakan
benteng pertahanan dari pengaruh buruk yang ada di
lingkungan.
2 Masyarakat Mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota
masyarakat mengenai bahaya penggunaan zat adiktif
dan psikotropika
Memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika
ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan
tempat tinggal.
30. 24
No Peran Upaya pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika
3 Sekolah Memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa
tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan orang lain.
Mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak
sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan
psikotropika di lingkungan sekolah
Memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa
yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.
4 Pemerintah Mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas.
Memberi sanksi atau hukuman yang tegas bagi pelaku
yang menyalahgunakan penggunaan zat adiktif dan
psikotropika.
5) Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan
Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan
dilakukan dengan jenis dan dosis yang terkontrol oleh pihak yang berwenang
seperti dokter, bidan, psikiater, dan petugas kesehatan lainnya. Suatu keadaan
yang mendesaklah yang menyebabkan obat jenis ini digunakan dalam bidang
kesehatan. Berikut ini adalah beberapa zat adiktif dan psikotropika yang sering
digunakan dalam bidang kesehatan.
a) Morfin
Zat ini digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Dosis yang
diberikan tergantung dari tingkatan nyeri yang dirasakan. Zat ini juga sering
digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.
b) Heroin
Zat ini merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai depresant,
misalnya meredakan batuk.
c) Barbiturat
Zat ini sering digunakan untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi
contohnya pentobarbital dan secobarbital.
d) Amfetamin (dan turunannya)
Zat ini digunakan untuk mengurangi depresi, menghilangkan rasa kantuk
dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi, serta euforia.
e) Metadon
Zat ini digunakan sebagai zat analgesik dan terapi pecandu narkotika.