1. PSIKOANALITIK HUMANISTIK
ERICH FROMM
Nama Kelompok
•Kharis Rizkianto (1112500096)
•Maya Lestari .W (1112500170)
•Nur Azizah Zahro (1112500032)
•Siti Musiam (1112500128)
•Sholeha Hadi Isyrin (1112500125)
2. 1. Sejarah kehidupan erich fromm
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman
pada tanggal 23 Maret 1900. fromm satu-
satunya anak dari kelas menengah orang tua
Yahudi ortodoks. Ayahnya, Fromm Naftali,
adalah putra Rabai dan cucu dari dua Rabbi.
Ibunya, Rosa Krause Fromm, adalah
keponakan dari Ludwig Krause, seorang
sarjana Talmud yang terkenal. Ia belajar
psikologi dan sosiologi di University
Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah
memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg
tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di
Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin
yang terkenal waktu itu. Terakhir, Fromm
tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto,
Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
3. Beberapa pengalaman mempengaruhi pandangan
Fromm, antara lain pada umur 12 tahun ia menyaksikan
seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat
keluarganya, bunuh diri. Fromm sangat terguncang
karena kejadian itu. Tidak ada seorang yang memahami
mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Ia juga
mengalami sebagai anak dari orangtua yang neurotis. Ia
hidup dalam satu rumah tangga yang penuh
ketegangan. Ayahnya seringkali murung, cemas, dan
muram. Ibunya mudah menderita depresi hebat.
Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi
yang sehat. Karena itu, masa kanak-kanaknya
merupakan suatu laboratorium yang hidup bagi
observasi terhadap tingkah laku neurotis.
4. 2. Prinsip-prinsip teori erich fromm
Asumsi Fromm yang paling mendasar adalah bahwa
kepribadian individu dapat dipahami hanya dalam sejarah
manusia. Diskusi tentang situasi manusia mengenai kepribadian
dan psikologi harus didasarkan pada konsep filosofi antropologi
eksistensi (keberadaan) manusia (Fromm, 1947, MS 45).
Lebih daripada teori kepribadian lainnya, Erich Fromm juga
menekankan pada perbedaan antara manusia dan binatang lain.
Dia percaya bahwa manusia sadar diri akan keberadaan mereka.
Manusia itu bukan hewan karena dapat beralasan,
membayangkan masa depan, dan sadar berusaha untuk menuju
tujuan hidupnya.
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu
yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam
dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam
semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia.
5. 3. Kebutuhan-kebutuhan manusia
Kebutuhan manusia menurut fromm dibagi menjadi 2 yaitu :
Yang pertama, kebutuhan kebebasan dan keterkaitan yang
terdiri dari kebutuhan :
Keterhubungan (Relatedness)
Keberakaran ( Rootedness)
Menjadi pencipta (Transcendence)
Kesatuan (Unity) dan identitas (Identity)
Yang kedua, Kebutuhan untuk memahami dan
beraktivitas yang terdiri dari kebutuhan :
Kerangka orientasi (frame of orientation)
Kerangka kesetiaan (frame of devotion)
Keterangsangan- stimulasi (excitation-stimulation)
Keefektivan (effectivity)
6. 4. Gangguan Kepribadian
Jika orang-orang yang berkepribadian sehat dapat bekerja,
mencintai, dan berpikir produktif, maka yang mengalami gangguan
kepribadian ditandai oleh tiga bagian masalah, khususnya
kegagalan untuk menghasilkan cinta dan kasih sayang. Fromm
(1981) mengatakan bahwa orang-orang yang kepribadiannya
terganggu secara psikologis akan tidak mampu mencintai dan
telah gagal untuk membentuk kesatuan dengan orang lain.
Ada tiga tipe gangguan kepribadian yang berat diantaranya :
1. Necrophilia
2. Ganas Narsisme
3. Incest Simbiosis
7. 5. Kondisi Eksistensi manusia
Fromm (1947) percaya bahwa manusia, tidak seperti hewan
yang hanya datang dan pergi dari lingkungan kesatuan mereka.
Mereka memiliki naluri/keyakinan yang tidak kuat untuk
beradaptasi dengan dunia yang berubah; Sebaliknya, mereka
telah memperoleh Fasilitas untuk menciptakan alasan — dimana
Fromm menyebutnya dengan kondisi dilema eksistensi .
Ada 3 dilema eksistensi manusia diantaranya :
1. Manusia sebagai binatang dan sebagai manusia
2. Hidup dan mati
3. Kesendirian dan kebersamaan
8. 6. Tipologi Sosial
Fromm menyatakan karakter manusia berkembang
berdasarkan kebutuhan mengganti insting kebinatangan yang
hilang ketika mereka berkembang tahap demi tahap.
Menurutnya, karakter berkembang dan dibentuk oleh “social
arrangements” (pengaturan sosial) dimana orang itu hidup.
Fromm membagi sistem struktur masyarakat menjadi tiga bagian
berdasar karakter sosialnya:
1. Sistem A, yaitu masyarakat-masyarakat pecinta kehidupan.
2. Sistem B, yaitu masyarakat non-destruktif-agresif.
3. Sistem C, yaitu masyarakat destruktif
9. 7. Implikasi bagi konseling
Fromm lebih peduli dengan aspek interpersonal dan
hubungan terapeutik. Menurutnya, tujuan klien dalam terapi
adalah untuk memahami diri sendiri. Tanpa pengetahuan
tentang diri sendiri, orang tidak akan tahu orang lain. Fromm
percaya bahwa pasien datang untuk terapi mencari
kepuasan untuk mereka sendiri mengenai Kebutuhan
mengatasi perasaan kesendirian, mengatasi perasaan takut
dan ketidakpastian menghadapi kemarahan, kebutuhan
untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa
nyaman di dunia (merasa seperti di rumahnya), kebutuhan
untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang
terpisah, seperangkat keyakinan mengenai eksistensi hidup
tentang bagaimana yang harus dikerjakannya untuk
memperoleh kesehatan jiwa. Karena itu terapi harus
dibangun melalui hubungan pribadi antara terapis dengan
kliennya.