SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Teori Psikologi Sosial
Karen Harney
Karen Horney
• Latar belakang:
- pendidikan: kedokteran
- pernah bergabung dengan psikoanalisa
- tak puas dengan psikoanalisa yang ortodoks
- berusaha menghilangkan kesalahan-kesalahan dalam pemikiran Freud yang
berakar pada prinsip-prinsip yang mekanistis dan biologis
- mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang terkait dengan pandangan
instingtif dan genetik
- mendirikan asosiasi untuk pengembangan psikoanalisa
- pengembangan ide tidak dengan pendekatan baru terhadap kepribadian, ide-
idenya masih dalam kerangka psikologi Freud
- tidak setuju dengan ajaran-ajaran Freud tentang penis envy dalam psikologi
perempuan, odipus kompleks, dll.
- Freud: sikap-sikap, perasaan-perasaan, dan konflik-konflik yang ada pada
perempuan timbul dari perasaan perempuan terhadap inferior genital dan rasa iri
pada laki-laki
- Horney: psikologi perempuan merupakan sesuatu yang muncul dari
ketidakpercayaan diridan penekanan yang terlalu berlebihan pada hubungan
cinta (tidak ada hubungan dengan anatomi organ seksual)
- tentang odipus kompleks, Horney berpendapat bahwa kompleks bukan suatu
konflik seksual dan dorongan agresi yang terjadi antara anak dengan
orangtuanya
- odipus kompleks merupakan kecemasan yang timbul dari gangguan-
gangguan dasar yang terjadi dalam hubungan antara anak dengan orangtuanya
(misal: karena penolakan, perlindungan yang berlebihan, dll.)
- agresi bukan merupakan sesuatu yang bersifat bawaan, agresi merupakan cara
untuk melindungi keamanan
- menurut Horney, narsisme pada dasarnya bukan cinta diri, tetapi pendewaan diri
dan penilaian diri yang berlebihan sebagai akibat perasaan tidak aman
- prinsip-prinsip lain dari Freud yang kurang disetujui Horney al: prinsip tentang
ego, id, super ego, masokhisme, dsb.
Konsep-konsep Ajaran Horney
•Konsep utama Horney adalah kecemasan dasar, yaitu perasaan yang terdapat
pada anak, yang disebabkan oleh rasa terisolasi dan tidak berdaya dalam
menghadapi hal-hal yang ada di lingkungan dan membuat anak merasa tidak
aman
•Hal-hal yang menumbuhkan rasa tidak aman adalah dominasi (langsung/tidak
langsung), sikap masa bodoh, kurang adanya penghargaan terhadap kebutuhan-
kebutuhan anak, kurang kesungguhan dalam membimbing, sikap meremehkan
anak, kurang adanya kehangatan, suasana permusuhan, dsb.
• Segala sesuatu yang mengganggu keamanan anak dalam hubungan dengan
orangtuanya akan menimbulkan kecemasan dasar
• Anak yang tidak aman dan cemas akan menempuh berbagai siasat untuk
mengatasi perasaan-perasaan terisolasi dan rasa tak berdaya
• Cara-cara yang ditempuh anak antara lain:
- menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang
menolaknya/sewenang-wenang padanya
- menjadi sangat patuh, untuk mendapatkan kembali cinta yang dirasanya telah
hilang
- mengembangkan gambaran diri yang tidak realistik sebagai kompensasi
terhadap perasaan-perasaan inferioritasnya
- menyogok/mengancam orang lain supaya mencintainya
- membuat diri patut dikasihani untuk mendapat simpati dari orang lain
• Bila anak tidak mendapatkan cinta ia akan berusaha:
- menguasai orang lain sebagai kompensasi terhadap rasa ketidakberdayaan
- mencari cara untuk menyalurkan permusuhan
- mengeksploitasi orang lain
- menjadi sangat kompetitif
- meremehkan diri sendiri
- dll.
• Menurut Horney, salah satu strategi tersebut menjadi permanen dalam
kepribadian seseorang
- suatu strategi tertentu bisa berperan sebagai dorongan/kebutuhan dalam
dinamika kepribadian seseorang
• Horney menyusun adanya 10 kebutuhan yang bersifat ‘neurotik’ yang muncul
sebagai pemecahan irasional dalam usaha mencari pemecahan terhadap
kebutuhan-kebutuhannya dalam berhubungan dengan orang lain. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut adalah:
1. Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan, yaitu keinginan yang
membabibuta untuk menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan
harapan-harapan mereka.
- orang-orang dengan kebutuhan kasih sayang yang neurotik mengharapkan
pendapat dari orang lain dan amat peka terhadap penolakan/ketidakramahan
2. Kebutuhan neurotik akan mitra/sahabat yang bersedia mengurus kehidupan
seseorang
- orang dengan kebutuhan ini akan menjadi parasit
- ia akan terlalu menghargai cinta dan sangat takut diabaikan/ditinggalkan
sendirian
3. Kebutuhan neurotik untuk membatasi kehidupan dalam batas yang sempit
- orang dengan kebutuhan ini tidak menuntut, puas dengan yang serba sedikit,
lebih suka tetap tidak dikenal, sangat menghargai kerendahan hati
4. Kebutuhan neurotik akan kekuasaan
- orang dengan kebutuhan ini ingin berkuasa demi kekuasaan itu sendiri
- orang ini sama sekali tidak hormat terhadap orang lain, sangat memuja segala
bentuk kekuasaan dan melecehkan kelemahan
- orang yang takut menunjukkan kebutuhan ini secara terang-terangan akan
menguasai orang lain melalui eksploitasi dan superioritas intelektual
-orang-orang dengan kebutuhan ini percaya akan kemahakuasaan kemauan,
mereka percaya dapat mencapai apa saja dengan menggunakan kekuatan
kemauan
5. Kebutuhan neurotik untuk mengeksploitasi orang lain
6. Kebutuhan neurotik akan prestise
- orang dengan kebutuhan ini percaya bahwa harga diri seseorang ditentukan
oleh banyaknya penghargaan yang diterima dari masyarakat
7. Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi
- orang-orang dengan kebutuhan ini mempunyai gambaran diri yang melambung
dan ingin dikagumi berkat gambaran dirinya yang melambung itu, dan bukan
atas dasar siapa sesungguhnya mereka
8. Ambisi neurotik akan prestasi pribadi
- orang dengan kebutuhan ini ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri
untuk semakin berprestasi guna mendapatkan rasa aman
9. Kebutuhan neurotik untuk berdiri sendiri dan bebas (mempunyai independensi)
- karena kecewa dalam usaha mereka untuk menemukan hubungan-hubungan
yang hangat dan memuaskan dengan orang lain, mak orang-orang ini memisahkan
diri dan tidak mau terikat pada siapapun/apapun, mereka menjadi orang-orang
yang menyendiri
10. Kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan ketidaktercelaan
- karena takut membuat kesalahan dan dikritik, orang-orang ini berusaha
membuat diri mereka sebagai orang tak terkalahkan dan tanpa cela. Mereka terus
menerus mencari kekurangan-kekurangan diri agar dapat ditutupi sebelum
diketahui oleh orang lain
• Menurut Horney 10 kebutuhan tersebut merupakan sumber yang
menyebabkan konflik batin dan merupakan kebutuhan yang tidak realistik
• Horney juga mengelompokkan 10 kebutuhan tersebut ke dalam 3 kelompok,
yaitu kebutuhan dengan orientasi:
1. Bergerak menuju orang lain (moving toward people), misal: kebutuhan
akan cinta
2. Bergerak menjauhi orang lain (moving away from people), misal: kebutuhan
independen
3. Bergerak melawan orang lain (moving again people), misal: kebutuhan
berkuasa
• Setiap kelompok kebutuhan tersebut menunjukkan orientasi dasar terhadap orang
lain dan diri sendiri. Menurut Horney, pada setiap orientasi, ditemukan adanya
dasar konflik batin
- dasar konflik batin ini akan menentukan normal/ neurotiknya seseorang, dan
yang menentukan adalah tingkatannya
– Jadi pada dasarnya setiap orang mempunyai konflik batin, tetapi pad orang-
orang tertentu (yang mengalami penolakan, pemanjaan, perlindungan yang
berlebihan, dll), cenderung mempunyai konflik dalam taraf yang memberatkan
• Orang-orang normal cenderung mengintegrasikan ketiga orientasi tersebut
Pertemuan ke-14 Karen Harney

More Related Content

What's hot

Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Teori konvergensi
Teori konvergensiTeori konvergensi
Teori konvergensisarni72
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososialNnisa Mukti
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianvarizalamir
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialDiana Amelia Bagti
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisielianaherawati
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudAgung Andi Nurul Patta
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Presentasi sistem visual
Presentasi sistem visualPresentasi sistem visual
Presentasi sistem visualRidwan Laksono
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 

What's hot (20)

Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
 
Teori konvergensi
Teori konvergensiTeori konvergensi
Teori konvergensi
 
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososial
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerian
 
Teori Atribusi
Teori Atribusi Teori Atribusi
Teori Atribusi
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
5 aliran psikologi
5 aliran psikologi5 aliran psikologi
5 aliran psikologi
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Presentasi sistem visual
Presentasi sistem visualPresentasi sistem visual
Presentasi sistem visual
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
ANNA FREUD
ANNA FREUDANNA FREUD
ANNA FREUD
 

Viewers also liked

Psikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen Horney
Psikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen HorneyPsikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen Horney
Psikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen HorneyIqbal Nugraha
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingHeri Yanti
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerPertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesPertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut MashabPertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut MashabVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12  Erik H.EriksonPertemuan ke-12  Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12 Erik H.EriksonVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowPertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowVivia Maya Rafica
 

Viewers also liked (20)

Psikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen Horney
Psikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen HorneyPsikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen Horney
Psikologi Kepribadian: Teori Kepribadian Karen Horney
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormal
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konseling
 
Pert.1
Pert.1Pert.1
Pert.1
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
UTS
UTSUTS
UTS
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
 
Pert.II
Pert.IIPert.II
Pert.II
 
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerPertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
 
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesPertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
 
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut MashabPertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
 
Pert.I
Pert.IPert.I
Pert.I
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12  Erik H.EriksonPertemuan ke-12  Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
 
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich FrommPertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
 
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowPertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
 
Pert.III
Pert.IIIPert.III
Pert.III
 

Similar to Pertemuan ke-14 Karen Harney

Similar to Pertemuan ke-14 Karen Harney (20)

Karen horney
Karen horneyKaren horney
Karen horney
 
Neo freudianisme
Neo freudianismeNeo freudianisme
Neo freudianisme
 
Slide kepribadian erich fromm
Slide kepribadian erich frommSlide kepribadian erich fromm
Slide kepribadian erich fromm
 
Bab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individualBab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individual
 
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptxkonsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
 
Hierarki kebutuhan maslow
Hierarki kebutuhan maslowHierarki kebutuhan maslow
Hierarki kebutuhan maslow
 
Bahan kajian konseling adlerian
Bahan kajian konseling adlerianBahan kajian konseling adlerian
Bahan kajian konseling adlerian
 
Anna freud
Anna freud Anna freud
Anna freud
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individual
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
pendekatan humanistik
pendekatan humanistikpendekatan humanistik
pendekatan humanistik
 
Karen horney hilda dkk
Karen horney hilda dkkKaren horney hilda dkk
Karen horney hilda dkk
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikator
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikator
 
Teori Karen Horney
Teori Karen HorneyTeori Karen Horney
Teori Karen Horney
 
Psikoanalisis sosial
Psikoanalisis sosial Psikoanalisis sosial
Psikoanalisis sosial
 
PSIKOLOGI SOSIAL tarikan interpersonal dan hubungan
PSIKOLOGI SOSIAL tarikan interpersonal dan hubunganPSIKOLOGI SOSIAL tarikan interpersonal dan hubungan
PSIKOLOGI SOSIAL tarikan interpersonal dan hubungan
 
KONSEP DIRI
KONSEP DIRIKONSEP DIRI
KONSEP DIRI
 
Nama
NamaNama
Nama
 
Teori psikonalisis
Teori psikonalisisTeori psikonalisis
Teori psikonalisis
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Pertemuan ke-14 Karen Harney

  • 2. Karen Horney • Latar belakang: - pendidikan: kedokteran - pernah bergabung dengan psikoanalisa - tak puas dengan psikoanalisa yang ortodoks - berusaha menghilangkan kesalahan-kesalahan dalam pemikiran Freud yang berakar pada prinsip-prinsip yang mekanistis dan biologis - mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang terkait dengan pandangan instingtif dan genetik
  • 3. - mendirikan asosiasi untuk pengembangan psikoanalisa - pengembangan ide tidak dengan pendekatan baru terhadap kepribadian, ide- idenya masih dalam kerangka psikologi Freud - tidak setuju dengan ajaran-ajaran Freud tentang penis envy dalam psikologi perempuan, odipus kompleks, dll. - Freud: sikap-sikap, perasaan-perasaan, dan konflik-konflik yang ada pada perempuan timbul dari perasaan perempuan terhadap inferior genital dan rasa iri pada laki-laki
  • 4. - Horney: psikologi perempuan merupakan sesuatu yang muncul dari ketidakpercayaan diridan penekanan yang terlalu berlebihan pada hubungan cinta (tidak ada hubungan dengan anatomi organ seksual) - tentang odipus kompleks, Horney berpendapat bahwa kompleks bukan suatu konflik seksual dan dorongan agresi yang terjadi antara anak dengan orangtuanya - odipus kompleks merupakan kecemasan yang timbul dari gangguan- gangguan dasar yang terjadi dalam hubungan antara anak dengan orangtuanya (misal: karena penolakan, perlindungan yang berlebihan, dll.)
  • 5. - agresi bukan merupakan sesuatu yang bersifat bawaan, agresi merupakan cara untuk melindungi keamanan - menurut Horney, narsisme pada dasarnya bukan cinta diri, tetapi pendewaan diri dan penilaian diri yang berlebihan sebagai akibat perasaan tidak aman - prinsip-prinsip lain dari Freud yang kurang disetujui Horney al: prinsip tentang ego, id, super ego, masokhisme, dsb.
  • 6. Konsep-konsep Ajaran Horney •Konsep utama Horney adalah kecemasan dasar, yaitu perasaan yang terdapat pada anak, yang disebabkan oleh rasa terisolasi dan tidak berdaya dalam menghadapi hal-hal yang ada di lingkungan dan membuat anak merasa tidak aman •Hal-hal yang menumbuhkan rasa tidak aman adalah dominasi (langsung/tidak langsung), sikap masa bodoh, kurang adanya penghargaan terhadap kebutuhan- kebutuhan anak, kurang kesungguhan dalam membimbing, sikap meremehkan anak, kurang adanya kehangatan, suasana permusuhan, dsb.
  • 7. • Segala sesuatu yang mengganggu keamanan anak dalam hubungan dengan orangtuanya akan menimbulkan kecemasan dasar • Anak yang tidak aman dan cemas akan menempuh berbagai siasat untuk mengatasi perasaan-perasaan terisolasi dan rasa tak berdaya • Cara-cara yang ditempuh anak antara lain: - menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang menolaknya/sewenang-wenang padanya - menjadi sangat patuh, untuk mendapatkan kembali cinta yang dirasanya telah hilang
  • 8. - mengembangkan gambaran diri yang tidak realistik sebagai kompensasi terhadap perasaan-perasaan inferioritasnya - menyogok/mengancam orang lain supaya mencintainya - membuat diri patut dikasihani untuk mendapat simpati dari orang lain • Bila anak tidak mendapatkan cinta ia akan berusaha: - menguasai orang lain sebagai kompensasi terhadap rasa ketidakberdayaan - mencari cara untuk menyalurkan permusuhan - mengeksploitasi orang lain - menjadi sangat kompetitif - meremehkan diri sendiri - dll.
  • 9. • Menurut Horney, salah satu strategi tersebut menjadi permanen dalam kepribadian seseorang - suatu strategi tertentu bisa berperan sebagai dorongan/kebutuhan dalam dinamika kepribadian seseorang • Horney menyusun adanya 10 kebutuhan yang bersifat ‘neurotik’ yang muncul sebagai pemecahan irasional dalam usaha mencari pemecahan terhadap kebutuhan-kebutuhannya dalam berhubungan dengan orang lain. Kebutuhan- kebutuhan tersebut adalah: 1. Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan, yaitu keinginan yang membabibuta untuk menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan-harapan mereka. - orang-orang dengan kebutuhan kasih sayang yang neurotik mengharapkan pendapat dari orang lain dan amat peka terhadap penolakan/ketidakramahan
  • 10. 2. Kebutuhan neurotik akan mitra/sahabat yang bersedia mengurus kehidupan seseorang - orang dengan kebutuhan ini akan menjadi parasit - ia akan terlalu menghargai cinta dan sangat takut diabaikan/ditinggalkan sendirian 3. Kebutuhan neurotik untuk membatasi kehidupan dalam batas yang sempit - orang dengan kebutuhan ini tidak menuntut, puas dengan yang serba sedikit, lebih suka tetap tidak dikenal, sangat menghargai kerendahan hati
  • 11. 4. Kebutuhan neurotik akan kekuasaan - orang dengan kebutuhan ini ingin berkuasa demi kekuasaan itu sendiri - orang ini sama sekali tidak hormat terhadap orang lain, sangat memuja segala bentuk kekuasaan dan melecehkan kelemahan - orang yang takut menunjukkan kebutuhan ini secara terang-terangan akan menguasai orang lain melalui eksploitasi dan superioritas intelektual -orang-orang dengan kebutuhan ini percaya akan kemahakuasaan kemauan, mereka percaya dapat mencapai apa saja dengan menggunakan kekuatan kemauan 5. Kebutuhan neurotik untuk mengeksploitasi orang lain
  • 12. 6. Kebutuhan neurotik akan prestise - orang dengan kebutuhan ini percaya bahwa harga diri seseorang ditentukan oleh banyaknya penghargaan yang diterima dari masyarakat 7. Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi - orang-orang dengan kebutuhan ini mempunyai gambaran diri yang melambung dan ingin dikagumi berkat gambaran dirinya yang melambung itu, dan bukan atas dasar siapa sesungguhnya mereka 8. Ambisi neurotik akan prestasi pribadi - orang dengan kebutuhan ini ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri untuk semakin berprestasi guna mendapatkan rasa aman
  • 13. 9. Kebutuhan neurotik untuk berdiri sendiri dan bebas (mempunyai independensi) - karena kecewa dalam usaha mereka untuk menemukan hubungan-hubungan yang hangat dan memuaskan dengan orang lain, mak orang-orang ini memisahkan diri dan tidak mau terikat pada siapapun/apapun, mereka menjadi orang-orang yang menyendiri 10. Kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan ketidaktercelaan - karena takut membuat kesalahan dan dikritik, orang-orang ini berusaha membuat diri mereka sebagai orang tak terkalahkan dan tanpa cela. Mereka terus menerus mencari kekurangan-kekurangan diri agar dapat ditutupi sebelum diketahui oleh orang lain
  • 14. • Menurut Horney 10 kebutuhan tersebut merupakan sumber yang menyebabkan konflik batin dan merupakan kebutuhan yang tidak realistik • Horney juga mengelompokkan 10 kebutuhan tersebut ke dalam 3 kelompok, yaitu kebutuhan dengan orientasi: 1. Bergerak menuju orang lain (moving toward people), misal: kebutuhan akan cinta 2. Bergerak menjauhi orang lain (moving away from people), misal: kebutuhan independen 3. Bergerak melawan orang lain (moving again people), misal: kebutuhan berkuasa
  • 15. • Setiap kelompok kebutuhan tersebut menunjukkan orientasi dasar terhadap orang lain dan diri sendiri. Menurut Horney, pada setiap orientasi, ditemukan adanya dasar konflik batin - dasar konflik batin ini akan menentukan normal/ neurotiknya seseorang, dan yang menentukan adalah tingkatannya – Jadi pada dasarnya setiap orang mempunyai konflik batin, tetapi pad orang- orang tertentu (yang mengalami penolakan, pemanjaan, perlindungan yang berlebihan, dll), cenderung mempunyai konflik dalam taraf yang memberatkan • Orang-orang normal cenderung mengintegrasikan ketiga orientasi tersebut