4. “manusia” atau homo dalam bahasa Latin berasal
dari kata humanus yang berarti terpelajar. Dalam
bahasa Indonesia kata “manusia” berasal dari bahasa
Sansekerta “manu” yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Sehingga arti kata
“manusia” dalam bahasa Indonesia adalah makhluk
yang berakal budi dan memiliki kemampuan untuk
menguasai makhluk lain.
5. Untuk apakah kita
terlahir sebagai
manusia?
Menurut tinjauan kefilsafatan tentang
manusia, disebutkan bahwa manusia
adalah makhluk yang bertanya, dalam
hal ini manusia sebagai makhluk yang
mempertanyakan dirinya sendiri dan
keberadaannya dalam kosmos secara
menyeluruh.
6. Sebelum manusia dilahirkan jiwanya sudah ada. Jiwa ini tidak
dapat binasa, ia memasuki tubuh dari luar, di dalam tubuh jiwa
itu terpenjara. Oleh karena itu hidup didalam dunia adalah
sebuah kejahatan. Kematian mewujudkan suatu kebebasan,
dimana orang dibangkitkan kepada hidup yang sejati dan
kepada kebebasan. Dalam hal ini philo ingin menyebutkan
bahwa tujuan hidup manusia ialah menjadi sama dengan Illah,
adapun caranya adalah dengan menahan diri dari dunia dan
segala nafsu, menentang perangsang yang datang dari luar dan
mengarahkan diri kepada dirinya saja.
Manusia memiliki 2 elemen dalam dirinya,
yaitu jiwa dan tubuh, yang keduanya
merupakan elemen yang berdiri sendiri, yang
satu lepas dari yang lain. Jiwa berada di dalam
tubuh layaknya dalam sebuah penjara
7. PEMIKIRAN FILSUF TENTANG MANUSIA
Plato (428 – 348 SM)
Jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu
nous (akal), thumos (semangat), ephitumia
(nafsu), karena pengaruh nafsu, jiwa
manusia terpenjara dalam tubuh. Hanya
kematian yang akan melepas jiwa dari
belenggu tersebut.
Demokritos (460 – 370 SM)
Manusia adalah materi. Jiwapun
adalah materi yang terdiri dari atom
– atom khusus yang bundar, halus
dan licin, oleh sebab itu tidak saling
mengait satu sama lain. demikian
juga atom – atom yang berbentuk
lain.
8. Mengajarkan tentang aliran perpindahan, seperti
phytagoras. Phytagoras ( mengajarkan keabadian jiwa
manusia dan perpindahanya kedalam jasad hewan
apabila telah mati, dan jika hewan tersebut mati maka
jasadnya akan berpindah ke jasad lainnya, demikian
seterusnya. Perpindahan jiwa yang demikian disebut
dengan suatu proses penyucian jiwa. Karena kajahatan
dianggap telah bersemayam dalam benda, maka tugas
manusia adalah membebaskan diri dari pengaruh
tubuhnya dengan tidak makan daging, bermusik, tidak
mengadakan persetubuhan, dan lainya.
manusia tidak lebih pada suatu bagian
alam bendawi yang mengelilinginya, oleh
karena itu maka segala sesuatu yang
terjadi padanya dapat diterangkan
dengan cara yang sama dengan cara
menerangkan kejadian-kejadian alamiah,
yaitu secara mekanis.
Appolonius of
Tyana
Thomas Hobbes
9. manusia merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Tubuh dan jiwa hanya merupakan
dua segi dari manusia yang satu, tubuh adalah
materi dan jiwa adalah bentuk. Maka pada saat
manusia mati, kedua-duanya akan mati. Itu
berarti jiwa manusia tidak abadi.
Tidak ada kehidupan setelah mati, jadi
kematian adalah akhir dari segala-galanya.
Aristoteles
11. PAHAM TENTANG MANUSIA
• Materialisme
Manusia adalah hanya terdiri dari materi.
• Idealisme
Idealisme dalam pandangannya terhadap manusia memangkalkannya pada yang
umum, yang tidak berubah-ubah, abadi, yang masih terus ada sesudah hidup ini
habis. Dalam idealisme terdapat beberapa corak, yaitu : idealisme etis, idealisme
estetik, dan idealisme hegel.
• Rasionalisme
Paham yang menyebutkan bahwa manusia itu terdiri dari jasmaninya dengan
keluasanya (extensio) serta budi dengan kesadaranya. Kesadaran ini rohani dan
yang bertindak itu adalah budi.
• Irrasionalisme
adalah sebuah pandangan berdasarkan atas rasio atau sekurang-kurangnya amat
mementingkan arti rasio dalam kemanusiaan.
12. Filsafat modern adalah pengetahuan tidak berasal dari
kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para
penguasa tetapi dari diri manusia sendiri.
Filsafat zaman modern ditandai dengan perubahan dalam
bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai
bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal
yaitu; Subjektivitas, Kritik dan Kemajuan.
FILSAFAT MODERN
13. ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT MODERN
• Rasionalisme : paham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk
memperoleh pengetahuan karena suatu pengetahuan dapat diperoleh dengan cara
berfikir.
• Empirisme : pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya dapat diperoleh lewat
indera (empiri) , dan empirilah satu- satunya sumber pengetahuan.
• Kritisme : diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu
pengetahuan alam. Dan jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala-
gejala .
• Idealisme : suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat
dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh.
• Postivisme : aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang diluar
fakta atau kenyataan dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.
14. • Evolusionisme : pemikirannya memiliki konsep tentang perkembangan segala sesuatu
diatur oleh hukum- hukum mekanik.
• Materialisme : memandang bahwa realitas yang ada seluruhnya adalah materi belaka.
• Neo- Kantianisme : segala sesuatu itu baru dikatakan ada apabila terlebih dahulu
dipikirkan sehingga apa yang dipikirkan akan melahirkan isi pikiran.
• Pragmantisme : aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang
membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat- akibat yang bermanfaat
secara praktis.
• Filsafat Hidup : dipengaruhi oleh kemajuan iptek dalam kehidupan manusia
sehungga menimbulkan pandangan bahwa peranan akal piker hanya digunakan
menganalisis sampai menyusun suatu sintesis baru.
• Fenomenologi : Suatu gejala tidak harus diamati oleh indera karena gejala juga dapat
dilhat secara batiniah dan tidak harus berupa kejadian- kejadian.
• Ekistensialisme : aliran filsafat yang memandang berbagai gejala yang berdasar pada
eksistensinya.
• Neo- Thomisme : aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas.
15. FILSAFAT YUNANI KUNO
Filsafat yunani kuno muncul pada
abad ke 6 sm, berlangsung hingga
zaman klasik atau pada priode
hellenistik. Periode Yunani Kuno diisi
oleh pikir alam (Thales, Anaxi
Mandros, Phytagoras, Xenophanes
dan Demo Critos).
FILSAFAT
POLITIK
ETIKA
METAFISIKA
ONTOLOGI
LOGIKA
BIOLOGI
RETORIKA
ESTETIKA
16. 1. Bangsa Yunani kaya akan mitosnya begitupula mitos dianggap
sebagai awal untuk mengetahui atau mengerti.
2. Karya sastra Yunani yang dianggap sebagai pendorong
munculnya filsafat Yunani seperti karya Homerus tentang
pendidikan
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan berasal dari Negara Babylonia
(Mesir) ditambah sungai Nil. Berkat kemampuan ilmu itu berhasil
dikembangkan.
3 FAKTOR LAHIRNYA FILSAFAT
YUNANI
17. Filsafat kontemporer adalah periode
dalam sejarah filsafat Barat yang dimulai
pada akhir abad ke-19, ditandai dengan
suatu proses profesionalisasi disiplin
keilmuan filsafat dan munculnya filsafat
analitik dan filsafat kontinental beserta
perdebatan di antara kedua kubu filsafat
ini.
FILSAFAT KONTEMPORER
18. KARAKTERISTIK FILSAFAT
KONTEMPORER
1. Mengagungkan nilai-nilai relativitas dan mini narasi.
2. Memiliki kecenderungan yang beragam dalam pemikiran.
3. Mengkritik logosentrisme filsafat moderen yang berusaha
menjadikan rasio sebagai instrumen utama.
4. Berada pada jalur holistik dan dekonstruksi.
5. Bebas menggunakan teori, menanggapi, dan mengkritik
selama kebebasan tersebut original.
20. ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT KONTEMPORER
Jean Paul Sartre
Eksistensialisme :
manusia berdiri
sebagai diri sendiri
dengan keluar dari
dirinya.
William James
Pragmatisme :
Suatu sikap, metode
dan filsafat yang
memakai akibat –
akibat praktis dari
pikiran dan
kepercayaan sebagai
ukuran untuk
menetapkan nilai
kebenaran.
Michel Foucault
Postmodernisme :
Lahir sebagai
kegagalan dari
modernisme.
Jacques Lacan
Strukturalisme :
Masyarakat dan
kebudayaan memiliki
struktur yang sama
dan tetap, maka
kaum strukturalisme
menyibukkan diri
dengan menyelidiki
struktur – struktur
tersebut.
21. Fenomenologi :
Ilmu yang
memperlajari apa
yang tampak.
Edmun Husserl
Neo-Thomisme :
Aliran yang
membangun
filsafatnya diatas inti-
dasar filsafat Thomas
Aquino dan skolastik
pada umumnya.
Joseph
Pieper
Henri Bergson
Vitalisme :
Kegiatan organisme
hidup digerakkan
oleh daya atau
pinsip vital dengan
daya – daya fisik.
Analitis :
Aliran ini
merupakan reaksi
dari idealisme.
Bertrand Russel