SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT
ABRAHAM MASLOW
Disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester 2 mata kuliah psikologi
kepribadian
Dosen Pengampuh : Wahsun, S.Sos.I., M.Si
Disusun Oleh:
Kelas A1 2014
Nur Arifaizal Basri (14-500-0011)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia
sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk
berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka
berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk
dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal
mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap
hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka.
Dalam Teori Humanistik, beberapa andaian telah dibuat. Antara andaian
yang telah dibuat ialah manusia mempunyai keperluan dan keperluan asas.
Sekiranya keperluan dan keperluan asas dipenuhi sepenuhnya maka secara
langsung individu dapat memotivasikan individu sendiri keperingkat yang lebih
tinggi yaitu mencapai tahap kesempurnaan diri. Maslow yang menyatakan bahwa
jika keperluan psikologi tidak dipenuhi oleh individu maka jiwa seseorang
tersebut akan terganggu dan tidak tenteram. Sepanjang proses pembelajaran, Teori
Humanistik ini menekan kepada pelajar, berpusat kepada pelajar dan pelajar
diibaratkan sebagai klien. Dalam keadaan ini, konsep ini sangat penting karena ia
menceritakan tentang beberapa aspek yaitu dari segi nilai manusia, hak individu,
tindakan diri dan harga diri dalam menentukan sesuatu tindakan yang diambil.
Aliran humanistik muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan
terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam
psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa
ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yang relevan
dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya
kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia.
Teori belajar humanistik bertujuan bahwa belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memahami
lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat,
teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar. Teori
humanisme lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu
sendiri.
Sebagaimana telah kita ketahui, yang menjadi pemimpin atau bapak
spiritual dari psikologi humanistic itu adalah Abraham Maslow. Dalam bab ini,
Maslow, dengan beberapa gagasannya yang utama, akan dihadirkan sebagai
representasi dari teori kepribadian humanistik. Di samping karena
kepemimpinannya. Maslow dihadirkan karena teorinya yang comprehensif. Dan
sangat jelas mencerminkan orientasi humanistik memiliki pengaruh yang besar
terhadap pemikiran modern mengenai tingkah laku manusia (Koeswara,
E.1991:109).
Dalam hal ini, penulis akan membahas tentang Teori Kepribadian
Humanistik Menurut Abraham Maslow.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Abraham Maslow?
2. Bagaimana konsep dasar teori Abraham Maslow?
3. Bagaimana hierarki kebutuhan bertingkat menurut Maslow?
4. Bagaimana kepribadian yang sehat menurut Maslow?
5. Bagaimana aplikasi teori kepribadian humanistik?
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi Abraham Maslow.
2. Menjelaskan konsep dasar teori Abraham Maslow.
3. Mengetahui hierarki kebutuhan bertingkat dari teori Maslow.
4. Mengetahui kepribadian yang sehat menurut teori Maslow.
5. Mengetahui aplikasi teori kepribadian humanistik.
BAB II
BIOGRAFI ABRAHAM MASLOW
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal
1 April1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua
yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal
sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia
mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam
lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak
bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia
awalnya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari
psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah
dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu
dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar
bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow
kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih
mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain
yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937-
1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College.
Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth
Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog,
yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah
yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku
manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek
ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-
gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang
signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan,
berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari
pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk
pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai
"kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969,
dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia
bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri
kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai
mengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan masa pensiunnya
di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni
1970. Kemudian, Pada tahun 1967,Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan
gelar Humanist of the Year.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Teori Dasar Humanistic Menurut Abraham H. Maslow
Teori humanistik (Yusuf, 2007:141) berkembang sekitar tahun 1950-an
sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan
humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat
“dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Manusia adalah suatu
ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif, punya tujuan
serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam peneletian boleh saja
dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa ( psyche) manusia.
Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan pandangan
holistic ( whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga harus di pandang dengan
penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya,
perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaan nya itu sendiri.
Karena itu psikologi harus masuk dalam topic-topik yang selama ini hamper tidak
pernah diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanaalisis , seperti cinta ,
kreativitas , pertumbuhan ,aktualisasi diri ,kemandirian , tanggung jawab , dan
sebagainya. Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistic ( human=
manusia ).
Abraham Maslow (Yusuf, 2007: 152). adalah seorang psikolog terkenal
yang teman bekerja pada psikologi humanistik telah melihat ketenaran menyebar
ke berbagai mata pelajaran kemanusiaan seperti geografi dan demografi. Ia
terutama terkenal dengan Hierarchy-nya Kebutuhan.
Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan
psikologis tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi:
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-
naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
1. Kebutuhan fisik/biologis.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta.
4. Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri.
5. Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.
6. Kebutuhan estetik.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan
pertama disebut kebutuhan “deficiency”.
Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam
psikologi, dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini
dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan
humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia.
Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas
manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan
potensi untuk mengembangkan dirinya” (Yusuf, 2007:141)
Abraham Harold Maslow (Feist & Gregory, 2008 : 242) lahir pada 1 April
1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara
yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri mereka
melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di tanah air baru
mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk belajar;
Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang
intelektual di usia muda.
Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu
penting tentang eksistensi manusia, seperti : cinta, kreativitas, kesendirian dan
perkembangan diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari
sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang.
Para ahli humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat
manusia (Yusuf, 2007:142). Mereka meyakini bahwa :
1. Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.
2. Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah
lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh
lingkungan.
3. Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh
ketidaksadaran, kebutuhan irrasional dan konflik.
Karena pembahasan mengenai teori kepribadian humanistik menurut Maslow
(Koeswara, E.1991:115), maka ajaran dasar psikologi yang akan dibahas antara
lain :
1. Individu sebagai keseluruhan yang integral.
Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah
ajarannya bahwa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang
integral, khas, dan terorganisasi. Maslow merasa bahwa para ahli psikologi di
masa lalu maupun sekarang terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisa
kejadian-kejadian atau tingkah laku secara terpisah dan mengabaikan aspek-aspek
dasar dari pribadi menyeluruh.
2. Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan
Para jurubicara psikologi humanistik mengingatkan tentang adanya
perbedaan yang mendasar antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku
hewan. Bagi mereka manusia lebih dari sekedar hewan. Ini bertentangan dengan
behaviorisme yang mengandalkan penyelidikan tingkah laku hewan dalam
memahami tingkah laku manusia. Maslow dan para teoritis kepribadian
humanistik umumnya memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda
dengan hewan apapun. Maslow juga menegaskan bahwa penyelidikan dengan
hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku karena hal itu
mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia seperti adanya gagasan-gagasan,
nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan dan
sebagainya yang dengan kesemua ciri yang dimilikinya itu manusia bisa
menciptakan pengetahuan, puisi, musik, dan pekerjaan-pekerjaan khas manusia
lain-lainnya.
3. Pembawaan baik manusia
Teori Freud secara implisit menganggap bahwa manusia pada dasarnya
memiliki karakter jahat. Impuls-impuls manusia, apabila tidak dikendalikan, akan
menjuruskan manusia kepada pembinasaan sesamanya, dan juga penghancuran
dirinya sendiri. Sementara pandangan ini belum jelas ketetapannya, Freud
menurut Maslow hanya memiliki sedikit kepercayaan tentang kemuliaan manusia,
dan berspekulasi secara pesimis tentang nasib manusia. Sebaliknya, psikologi
humanistic memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik atau
tepatnya netral. Menurut prespektif humanistik kekuatan jahat atau merusak yang
ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan
merupakan bawaan.
4. Potensi kreatif manusia.
Mengutamakan kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang
penting dari psikologi humanistik. Maslow dari studinya atas sejumlah orang
tertentu, menemukan bahwa pada orang-orang yang ditelitinya itu terdapat satu
cirri yang umum, yakni kreatif. Dari itu Maslow menyimpulkan bahwa potensi
kreatif merupakan potensi yang umum yang ada pada manusia. Maslow yakin
bahwa jika setiap manusia mempunyai atau menghuni lingkungan yang
menunjang setiap orang dengan kreativitasnya maka akan mampu
mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Dan pada saat yang sama
Maslow mengingatkan bahwa untuk menjadi kreatif orang itu tidak perlu
memiliki bakat atau kemampuan khusus. Menurut Maslow kreativitas itu tidak
lain adalah kekuatan yang mengarahka manusia kepada pengekspresian yang ada
pada dirinya.
Penekanan pada kesehatan psikologis.
Maslow secara konsisten beranggapan bahwa tidak ada satupun
pendekatan psikologis yang mempelajari manusia yang bertumpu pada fungsi-
fungsi manusia berikut cara dan tujuan hidupnya yang sehat. Dalam hal ini
Maslow terutama mengkritik Freud yang menurutnya terlalu mengutamakan studi
atas orang-orang yang tidak sehat. Dengan tegas Maslow menyebut teori
psikoanalisa ortodoks sebagai teori yang berat sebelah dan kurang komperhensif
karena hanya berlandaskan pada bagian yang abnormal dari tingkah laku manusia.
Maslow juga merasa bahwa psikologi terlalu menekankan pada sisi negative
manusia dan mengabaikan kekuatan atau sifat-sifat yang positif. Maslow yakin
bahwa kita tidak akan bisa memahami gangguan mental sebelum kita memahami
kesehatan mental. Karena itu Maslow mendesakkan perlunya studi atas orang-
orang yang berjiwa sehat sebagai landasan bagi pengembangan psikologi yang
universal.
B. Hierarki Kebutuhan Bertingkat Menurut Maslow
Maslow (Koeswara E, 1991: 118) melukiskan manusia merupakan
makhluk yang tidak pernah sepenuhnya merasakan kepuasan. Bagi manusia,
kepuasan itu sifatnya sementara. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka
kebutuhan-kebutuhan yang lain akan muncul dan menuntut pemuasan, begitu
seterusnya. Itulah yang dimaksud kepuasan sementara menurut Maslow. Dan
berdasarkan ciri yang demikian, Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan
yang ada pada manusia adalah merupakan bawaan tersusun menurut tingkatan
atau bertingkat.
Konsep maslow tentang hierarki kebutuhan bahwa kebutuhan yang lebih
rendah tingkatnya harus dipuaskan atau minimal terpenuhi secara relatif sebelum
kebutuhan yang lebih tinggi tingkatnya menjadi motivator tindakan. Lima
kebutuhan yang membentuk hierarki kebutuhan ini merupakan kebutuhan-
kebutuhan konatif, artinya bercirikan daya juang atau motivasi. Kebutuhan ini
sering disebut dengan kebutuhan-kebutuhan dasar, dapat disusun dalam sebuah
hierarki atau tangga jenjang, dimana setiap anak tangga selalu mengarah pada
anak tangga yang ada di atasnya, mencerminkan adanya dorongan menuju
kebutuhan di tingkatan lebih tinggi sekaligus menjadi syarat utama untuk bisa
bertahan hidup lebih jauh.
Menurut Maslow (Koeswara E, 1991:119) kebutuhan manusia itu ada lima
tingkatan yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang
paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan
biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis itu antara
lain kebutuhan akan makanan, air, udara, aktif, istirahat, keseimbangan
temperature, seks dan kebutuhan akan stimulasi sensoris. Karena merupakan
kebutuhan yang paling mendesak maka kebutuhan-kebutuhan fisiologis akan
paling didahulukan pemuasannya oleh individu.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpuaskan maka dalam diri
individu akan muncul satu kebutuhan lain sebagai kebutuhan yang dominan dan
menuntut pemuasan, yakni kebutuhan akan rasa aman. Yang dimaksud Maslow
dengan kebutuhan akan rasa aman ini adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong
individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan
lingkungan. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan akan rasa aman ini sangat
nyata dan bisa diamati pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua
karena ketidakberdayaan mereka.
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki.
Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki ini adalah suatu kebutuhan yang
mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional
dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis, di
lingkungan keluarga maupun lingkungan di masyarakat. Bagi individu-individu
keanggotaan dalam anggota kelompok sering menjadi tujuan yang dominan dan
mereka bisa menderita kesepian, terasing dan tak berdaya apabila keluarga, teman
dan pasangan hidup atau pacar meninggalkannya.
4. Kebutuhan akan rasa harga diri.
Kebutuhan keempat yaitu kebutuhan akan rasa harga diri oleh Maslow
dibagi menjadi dua bagian yakni yang pertama adalah penghormatan atau
penghargaan dari diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan dari
orang lain. Bagian pertama mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa
percaya diri, kekuatan pribadi, kemadirian, dan kebebasan. Individu ingin
mengetahui yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala
tantangan dalam hidupnya. Adapun bagian kedua meliputi antara lain prestasi.
Dalam hal ini individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan
kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan
muncul setelah kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpenuhi atau
terpuaskan dengan baik. Maslow menandai kebutuhan aka aktualisasi diri sebagai
hasrat indivdu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi
yang dimilikinya. Atau hasrat individu untuk menyempurnakan dirinya melalui
pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya.
Siapapun yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri berarti menjadi
manusia seutuhnya, sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bagi orang
lain hanya terlihat samar-samar atau bahkan tidak pernah dilihatnya sama sekali.
Sebagai tambahan bagi lima kebutuhan konatif ini, Maslow (Feist dan Gregory,
2008 : 247) juga mengidentifikasikan tiga kebutuhan dari kategori yang lain yaitu
: kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, dan kebutuhan neurotik.
a. Kebutuhan estetis
Tidak seperti kebutuhan konatif, kebutuhan estetis tidak bersifat universal,
karena hanya segelintir orang disetiap budaya termotivasi oleh kebutuhan akan
keindahan dan pengalaman-pangalaman yang menyenangkan secara estetis.
Orang dengan kebutuhan estetis kuat menginginkan lingkungan sekeliling yang
indah dan teratur, dan jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi , mereka akan
menjadi sakit karena kebutuhan konatifnya terhambat.
b. Kebutuhan kognitif
Sebagian besar orang memiliki keinginan-keinginan untuk mengetahui
sesuatu, memecahkan misteri, memahami sesuatu, dan ingin menyelidiki sesuatu.
Maslow (1970) menyebut keinginan-keinginan ini dengan sebutan kebutuhan
kognitif.
Maslow (1968, 1970), percaya bahwa pribadi yang sehat ingin tahu lebih
banyak, berteori sesuatu, menguji hipotesis, memecahkan misteri atau
menemukan bagaimana sesuatu bekerja hanya demi kepuasan mengetahui itu saja.
c. Kebutuhan Neurotik
Khusus kebutuhan-kebutuhan neurotik, dia mengarah hanya kepada
stagnasi dan patologi tertentu ( Maslow,1976). Menurut devinisinya kebutuhan
neorotik bersifat non produktif. Kebutuhan ini hanya mendesakkan terus menerus
gaya hidup tidak sehat dan tanpa nilai dalam perjuangan mereka untuk aktualisasi
diri.
C. Kepribadian Yang Sehat Menurut Maslow
Maslow (Yusuf, 2007:161) berpendapat bahwa seseorang akan memiliki
kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan
dirinya secara penuh (self-actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi
bagi self-actualizing person dengan nama metamotivation, meta-needs, B-
motivation atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Seseorang yang
telah mampu mengaktualisasikan dirinya dirinya tidak termotivasi untuk mengejar
sesuatu (tujuan) yang khusus, mereduksi ketegangan, atau memuaskan suatu
kekurangan. Mereka secara menyeluruh tujuannya akan memperkaya,
memperluas kehidupannya dan mengurangi ketegangan melalui bermacam-
macam pengalaman yang menantang. Dia berusaha untuk mengembangkan
potensinya secara maksimal, dengan memperhatikan lingkungannya. Dia juga
berada dalam keadaan yang menjadi baik yaitu spontan, alami, dan senang
mengekspresikan potensinya secara penuh.
Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan
dirinya, dia namai D-motivation atau deficiency. Tipe motivasi ini cenderung
mengejar hal yang khusus untuk memenuhi kekurangan dalam dirinya, seperti
mencari makanan untuk memenuhi rasa lapar. Ini berarti bahwa kebutuhan khusus
(lapar) untuk tujuan yang khusus (makanan) menghasilkan motivasi untuk
memperoleh sesuatu dirasakannya kurang (mencari makanan). Motif ini tidak
hanya berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, tetapi juga rasa aman, cinta
kasih, dan penghargaan.
Terkait dengan metaneeds, Maslow selanjutnya mengatakan bahwa
kegagalan dalam memuaskan akan berdampak kurang baik individu, sebab dapat
menggagalkan pemuasan kebutuhan yang lainnya, dan juga melahirkan
metapatologi yang dapat merintangi perkembangannya. Metapalogi merintangi
self-actualizers untuk mengekspresikan, menggunakan, memenuhi potensinya,
merasa tidak berdaya, dan depresi. Individu tidak mampu mengidentifikasi
sumber penyebab khusus dari masalah yang dihadapinya dan usaha untuk
mengatasinya
D. Aplikasi Teori Kepribadian Humanistik
Teori kepribadian humanistic (Koeswara E, 1991: 133) merupakan teori
yang menekankan pada kualitas manusia yang unik dan mempunyai potensi untuk
mengembangkan dirinya. Teori ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan,
bahwa manusia itu pada dasarnya mempunyai sifat yang beragam dan berbagai
pemikiran yang berbeda. Dan pada dasarnya manusia juga mempunyai potensi
untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-
masing individu.
Menurut Maslow kebutuhan manusia itu dibagi menjadi lima tingkatan.
Pada hakikatnya manusia memang memiliki banyak keinginan-keinginan yang
muncul dari dalam diri individu maupun dari lingkungan sekitarnya. Karena itu,
hal tersebut dapat memacu individu agar berusaha mencapai kebutuhan-kebutuhan
tersebut. Supaya kebutuhan-kebutuhan tersebut tercapai maka individu tersebut
membutuhkan lingkungan atau orang lain. Hendaknya konselor dapat
memposisikan dirinya agar dapat memahami kebutuhan-kebutuhan yang
diinginkan oleh kliennya.
Kepribadian yang sehat itu terbentuk setelah individu dapat
mengaktualisasikan dirinya seutuhnya. Dalam proses bimbingan hendaknya
konselor dapat membantu kliennya agar menjadi pribadi yang sehat serta dapat
mencapai keinginan yang ada dalam individu tersebut, serta menggali potensi-
potensinya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori humanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang
menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik
terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat “dehumanizing”
(melecehkan nilai-nilai manusia). Teori humanistic dipandang sebagai “third
force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua
kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan
yang ketiga ini dinamakan humanistic karena memiliki minat yang eksklusif
terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi
teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan
free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”.
Menurut Maslow kepribadian manusia itu ditandai dengan terpenuhinya
lima kebutuhan manusia yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan mencintai dan memiliki, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan
aktualisasi diri.
B. Saran
Setelah mempelajari teori kepribadian humanistic ini, diharapkan agar
supaya mahasiswa dapan mengetahui dan memahami masalah-masalah yang kami
bahas dalam makalah ini. Seperti kebutuhan-kebutuhan manusia dan kepribadian
humanistik menurut beberapa ahli. Tidak hanya memahami, sebagai seorang
calon konselor hendaknya mampu menerapkan atau mengaplikasikan dalam
proses kehidupan pribadi konselor serta pada kliennya.
DAFTAR PUSTAKA
Azizherwit. 2012. Teori kepribadian humanistik Abraham Maslow. [Online].
http://azizherwitselalu.blogspot.com/2012/11/teori-kepribadian-
humanistik-Abraham.html. Diakses pada tanggal 25 April 2015, 07.20
Am.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Immochacha. 2013. Teori humanistik Abraham Maslow. [Online].
http://www.slideshare.net/immochacha/teori-humanistik-a. Diakses pada
tanggal 25 April 2015, 06.18 Am.
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco
Yusuf, Syamsu. 2007. Teori Kepribadian. Bandung : Rosda Karya

More Related Content

What's hot

Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikSeta Wicaksana
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)mncgita
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyVivia Maya Rafica
 
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert BanduraTeori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert BanduraAlfiramita Hertanti
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 

What's hot (20)

Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
 
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert BanduraTeori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 

Viewers also liked

Teori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowTeori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowZulfa Meizanita
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistikPujiati Puu
 
Teori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islam
Teori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islamTeori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islam
Teori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islamKu Ahmad Fatakhsya
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikcahya ningsih
 
teori humanistik abraham maslow
teori humanistik abraham maslowteori humanistik abraham maslow
teori humanistik abraham maslowimmochacha
 
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham MaslowMakalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham MaslowSetyo Putranto
 
Teori keperluan abraham maslow - MARSAH
Teori keperluan abraham maslow - MARSAHTeori keperluan abraham maslow - MARSAH
Teori keperluan abraham maslow - MARSAHJamalmaklumi
 
Makalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar HumanistikMakalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar HumanistikAkhmad Muzaka
 
Teori Belajar Humanistik
Teori Belajar HumanistikTeori Belajar Humanistik
Teori Belajar HumanistikRozaq Fadlli
 
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanFATHATUL FIKRIYAH
 
Menulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang MudahMenulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang MudahAgustDwi
 
Teori belajar humanistik experiential learning david kolb
Teori belajar humanistik experiential learning   david kolbTeori belajar humanistik experiential learning   david kolb
Teori belajar humanistik experiential learning david kolbSiti Sya'anah
 
Pengertian kepribadian menurut para ahli berbeda
Pengertian kepribadian menurut para ahli berbedaPengertian kepribadian menurut para ahli berbeda
Pengertian kepribadian menurut para ahli berbedaFauziyatun Rizqi
 
Endah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslowEndah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslowumaryanto86
 

Viewers also liked (20)

Teori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslowTeori kepribadian humanistik abraham maslow
Teori kepribadian humanistik abraham maslow
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistik
 
Teori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islam
Teori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islamTeori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islam
Teori hierarki keperluan maslow menurut pandangan islam
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistik
 
teori humanistik abraham maslow
teori humanistik abraham maslowteori humanistik abraham maslow
teori humanistik abraham maslow
 
Maslow
MaslowMaslow
Maslow
 
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham MaslowMakalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
Makalah Terapan Teori Motivasi Humanistik Abraham Maslow
 
Abraham maslow
Abraham maslowAbraham maslow
Abraham maslow
 
Teori keperluan abraham maslow - MARSAH
Teori keperluan abraham maslow - MARSAHTeori keperluan abraham maslow - MARSAH
Teori keperluan abraham maslow - MARSAH
 
Powerpoint
PowerpointPowerpoint
Powerpoint
 
Makalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar HumanistikMakalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar Humanistik
 
Progresivisme in education
Progresivisme in educationProgresivisme in education
Progresivisme in education
 
Teori Belajar Humanistik
Teori Belajar HumanistikTeori Belajar Humanistik
Teori Belajar Humanistik
 
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
 
Menulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang MudahMenulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang Mudah
 
5 bab ii
5 bab ii5 bab ii
5 bab ii
 
Teori belajar humanistik experiential learning david kolb
Teori belajar humanistik experiential learning   david kolbTeori belajar humanistik experiential learning   david kolb
Teori belajar humanistik experiential learning david kolb
 
Pengertian kepribadian menurut para ahli berbeda
Pengertian kepribadian menurut para ahli berbedaPengertian kepribadian menurut para ahli berbeda
Pengertian kepribadian menurut para ahli berbeda
 
Endah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslowEndah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslow
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 

Similar to TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistikcahya ningsih
 
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptxAidilRamadhan7
 
Psikologi humanistik
Psikologi humanistikPsikologi humanistik
Psikologi humanistikhenga002
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaJuwita Yulianto
 
Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"
Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"
Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"Nurul Mu'minin MZ
 
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).adriandunggun
 
Teori Humanistik
Teori HumanistikTeori Humanistik
Teori HumanistikFath Anissa
 
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowPertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowVivia Maya Rafica
 
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikMakalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikDevi novianti
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixShintasari
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixyulianaika61
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixelisustiar
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixelisustiar
 
pandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusiapandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusiaFitriani Upith Fauziyah
 

Similar to TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW (20)

Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
 
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
 
Psikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti kPsikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti k
 
Psikologi humanistik
Psikologi humanistikPsikologi humanistik
Psikologi humanistik
 
Presentation1 bu reni
Presentation1 bu reniPresentation1 bu reni
Presentation1 bu reni
 
Teori humanistic dan filosofinya
Teori humanistic dan filosofinyaTeori humanistic dan filosofinya
Teori humanistic dan filosofinya
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
 
Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"
Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"
Humanisme "Tingkatan Kebutuhan"
 
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
Tugas dokmatika iii peiper (ADRIAN DUNGGUN).
 
Teori Humanistik
Teori HumanistikTeori Humanistik
Teori Humanistik
 
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowPertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
 
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistikMakalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fix
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fix
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fix
 
Teori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fixTeori holistik – dinami sppt fix
Teori holistik – dinami sppt fix
 
pandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusiapandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusia
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Teori Kepribadian.pdf
Teori Kepribadian.pdfTeori Kepribadian.pdf
Teori Kepribadian.pdf
 
Pengantar Humanistik
Pengantar HumanistikPengantar Humanistik
Pengantar Humanistik
 

More from Nur Arifaizal Basri

contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdfcontoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdfNur Arifaizal Basri
 
contoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdfcontoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdfNur Arifaizal Basri
 
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdfPermendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdfNur Arifaizal Basri
 
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarNur Arifaizal Basri
 
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxFORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxNur Arifaizal Basri
 
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorPengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorNur Arifaizal Basri
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkNur Arifaizal Basri
 
Carl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occultCarl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occultNur Arifaizal Basri
 
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT) cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)Nur Arifaizal Basri
 
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)Nur Arifaizal Basri
 
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)Nur Arifaizal Basri
 
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993Nur Arifaizal Basri
 

More from Nur Arifaizal Basri (20)

CONTOH RPL KLASIKAL
CONTOH RPL KLASIKALCONTOH RPL KLASIKAL
CONTOH RPL KLASIKAL
 
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdfcontoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
 
contoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdfcontoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdf
 
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdfPermendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
 
UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014
 
program kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdfprogram kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdf
 
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
 
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxFORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
 
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorPengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
 
self control
self controlself control
self control
 
Carl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occultCarl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occult
 
kepercayan diri
kepercayan dirikepercayan diri
kepercayan diri
 
self-efficacy, and self-esteem
self-efficacy, and self-esteemself-efficacy, and self-esteem
self-efficacy, and self-esteem
 
mengenal kecemasan komunikasi
mengenal kecemasan komunikasimengenal kecemasan komunikasi
mengenal kecemasan komunikasi
 
KECEMASAN KOMUNIKASI
KECEMASAN KOMUNIKASIKECEMASAN KOMUNIKASI
KECEMASAN KOMUNIKASI
 
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT) cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
 
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
 
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 

TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW

  • 1. TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW Disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester 2 mata kuliah psikologi kepribadian Dosen Pengampuh : Wahsun, S.Sos.I., M.Si Disusun Oleh: Kelas A1 2014 Nur Arifaizal Basri (14-500-0011) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2015
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Dalam Teori Humanistik, beberapa andaian telah dibuat. Antara andaian yang telah dibuat ialah manusia mempunyai keperluan dan keperluan asas. Sekiranya keperluan dan keperluan asas dipenuhi sepenuhnya maka secara langsung individu dapat memotivasikan individu sendiri keperingkat yang lebih tinggi yaitu mencapai tahap kesempurnaan diri. Maslow yang menyatakan bahwa jika keperluan psikologi tidak dipenuhi oleh individu maka jiwa seseorang tersebut akan terganggu dan tidak tenteram. Sepanjang proses pembelajaran, Teori Humanistik ini menekan kepada pelajar, berpusat kepada pelajar dan pelajar diibaratkan sebagai klien. Dalam keadaan ini, konsep ini sangat penting karena ia menceritakan tentang beberapa aspek yaitu dari segi nilai manusia, hak individu, tindakan diri dan harga diri dalam menentukan sesuatu tindakan yang diambil. Aliran humanistik muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yang relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia. Teori belajar humanistik bertujuan bahwa belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memahami
  • 3. lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar. Teori humanisme lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Sebagaimana telah kita ketahui, yang menjadi pemimpin atau bapak spiritual dari psikologi humanistic itu adalah Abraham Maslow. Dalam bab ini, Maslow, dengan beberapa gagasannya yang utama, akan dihadirkan sebagai representasi dari teori kepribadian humanistik. Di samping karena kepemimpinannya. Maslow dihadirkan karena teorinya yang comprehensif. Dan sangat jelas mencerminkan orientasi humanistik memiliki pengaruh yang besar terhadap pemikiran modern mengenai tingkah laku manusia (Koeswara, E.1991:109). Dalam hal ini, penulis akan membahas tentang Teori Kepribadian Humanistik Menurut Abraham Maslow. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana biografi Abraham Maslow? 2. Bagaimana konsep dasar teori Abraham Maslow? 3. Bagaimana hierarki kebutuhan bertingkat menurut Maslow? 4. Bagaimana kepribadian yang sehat menurut Maslow? 5. Bagaimana aplikasi teori kepribadian humanistik? C. Tujuan 1. Mengetahui biografi Abraham Maslow. 2. Menjelaskan konsep dasar teori Abraham Maslow. 3. Mengetahui hierarki kebutuhan bertingkat dari teori Maslow. 4. Mengetahui kepribadian yang sehat menurut teori Maslow. 5. Mengetahui aplikasi teori kepribadian humanistik.
  • 4. BAB II BIOGRAFI ABRAHAM MASLOW Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia awalnya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937- 1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan- gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.
  • 5. Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967,Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
  • 6. BAB III PEMBAHASAN A. Teori Dasar Humanistic Menurut Abraham H. Maslow Teori humanistik (Yusuf, 2007:141) berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam peneletian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa ( psyche) manusia. Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan pandangan holistic ( whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga harus di pandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaan nya itu sendiri. Karena itu psikologi harus masuk dalam topic-topik yang selama ini hamper tidak pernah diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanaalisis , seperti cinta , kreativitas , pertumbuhan ,aktualisasi diri ,kemandirian , tanggung jawab , dan sebagainya. Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistic ( human= manusia ). Abraham Maslow (Yusuf, 2007: 152). adalah seorang psikolog terkenal yang teman bekerja pada psikologi humanistik telah melihat ketenaran menyebar ke berbagai mata pelajaran kemanusiaan seperti geografi dan demografi. Ia terutama terkenal dengan Hierarchy-nya Kebutuhan. Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi: Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri- naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah: 1. Kebutuhan fisik/biologis. 2. Kebutuhan akan rasa aman. 3. Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta.
  • 7. 4. Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri. 5. Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri. 6. Kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya” (Yusuf, 2007:141) Abraham Harold Maslow (Feist & Gregory, 2008 : 242) lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang intelektual di usia muda. Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting tentang eksistensi manusia, seperti : cinta, kreativitas, kesendirian dan perkembangan diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang. Para ahli humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat manusia (Yusuf, 2007:142). Mereka meyakini bahwa : 1. Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri. 2. Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungan. 3. Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan irrasional dan konflik.
  • 8. Karena pembahasan mengenai teori kepribadian humanistik menurut Maslow (Koeswara, E.1991:115), maka ajaran dasar psikologi yang akan dibahas antara lain : 1. Individu sebagai keseluruhan yang integral. Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi. Maslow merasa bahwa para ahli psikologi di masa lalu maupun sekarang terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisa kejadian-kejadian atau tingkah laku secara terpisah dan mengabaikan aspek-aspek dasar dari pribadi menyeluruh. 2. Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan Para jurubicara psikologi humanistik mengingatkan tentang adanya perbedaan yang mendasar antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku hewan. Bagi mereka manusia lebih dari sekedar hewan. Ini bertentangan dengan behaviorisme yang mengandalkan penyelidikan tingkah laku hewan dalam memahami tingkah laku manusia. Maslow dan para teoritis kepribadian humanistik umumnya memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan hewan apapun. Maslow juga menegaskan bahwa penyelidikan dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku karena hal itu mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia seperti adanya gagasan-gagasan, nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan dan sebagainya yang dengan kesemua ciri yang dimilikinya itu manusia bisa menciptakan pengetahuan, puisi, musik, dan pekerjaan-pekerjaan khas manusia lain-lainnya. 3. Pembawaan baik manusia Teori Freud secara implisit menganggap bahwa manusia pada dasarnya memiliki karakter jahat. Impuls-impuls manusia, apabila tidak dikendalikan, akan menjuruskan manusia kepada pembinasaan sesamanya, dan juga penghancuran dirinya sendiri. Sementara pandangan ini belum jelas ketetapannya, Freud menurut Maslow hanya memiliki sedikit kepercayaan tentang kemuliaan manusia, dan berspekulasi secara pesimis tentang nasib manusia. Sebaliknya, psikologi
  • 9. humanistic memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik atau tepatnya netral. Menurut prespektif humanistik kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan merupakan bawaan. 4. Potensi kreatif manusia. Mengutamakan kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang penting dari psikologi humanistik. Maslow dari studinya atas sejumlah orang tertentu, menemukan bahwa pada orang-orang yang ditelitinya itu terdapat satu cirri yang umum, yakni kreatif. Dari itu Maslow menyimpulkan bahwa potensi kreatif merupakan potensi yang umum yang ada pada manusia. Maslow yakin bahwa jika setiap manusia mempunyai atau menghuni lingkungan yang menunjang setiap orang dengan kreativitasnya maka akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Dan pada saat yang sama Maslow mengingatkan bahwa untuk menjadi kreatif orang itu tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Menurut Maslow kreativitas itu tidak lain adalah kekuatan yang mengarahka manusia kepada pengekspresian yang ada pada dirinya. Penekanan pada kesehatan psikologis. Maslow secara konsisten beranggapan bahwa tidak ada satupun pendekatan psikologis yang mempelajari manusia yang bertumpu pada fungsi- fungsi manusia berikut cara dan tujuan hidupnya yang sehat. Dalam hal ini Maslow terutama mengkritik Freud yang menurutnya terlalu mengutamakan studi atas orang-orang yang tidak sehat. Dengan tegas Maslow menyebut teori psikoanalisa ortodoks sebagai teori yang berat sebelah dan kurang komperhensif karena hanya berlandaskan pada bagian yang abnormal dari tingkah laku manusia. Maslow juga merasa bahwa psikologi terlalu menekankan pada sisi negative manusia dan mengabaikan kekuatan atau sifat-sifat yang positif. Maslow yakin bahwa kita tidak akan bisa memahami gangguan mental sebelum kita memahami kesehatan mental. Karena itu Maslow mendesakkan perlunya studi atas orang- orang yang berjiwa sehat sebagai landasan bagi pengembangan psikologi yang universal.
  • 10. B. Hierarki Kebutuhan Bertingkat Menurut Maslow Maslow (Koeswara E, 1991: 118) melukiskan manusia merupakan makhluk yang tidak pernah sepenuhnya merasakan kepuasan. Bagi manusia, kepuasan itu sifatnya sementara. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan yang lain akan muncul dan menuntut pemuasan, begitu seterusnya. Itulah yang dimaksud kepuasan sementara menurut Maslow. Dan berdasarkan ciri yang demikian, Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan yang ada pada manusia adalah merupakan bawaan tersusun menurut tingkatan atau bertingkat. Konsep maslow tentang hierarki kebutuhan bahwa kebutuhan yang lebih rendah tingkatnya harus dipuaskan atau minimal terpenuhi secara relatif sebelum kebutuhan yang lebih tinggi tingkatnya menjadi motivator tindakan. Lima kebutuhan yang membentuk hierarki kebutuhan ini merupakan kebutuhan- kebutuhan konatif, artinya bercirikan daya juang atau motivasi. Kebutuhan ini sering disebut dengan kebutuhan-kebutuhan dasar, dapat disusun dalam sebuah hierarki atau tangga jenjang, dimana setiap anak tangga selalu mengarah pada anak tangga yang ada di atasnya, mencerminkan adanya dorongan menuju kebutuhan di tingkatan lebih tinggi sekaligus menjadi syarat utama untuk bisa bertahan hidup lebih jauh. Menurut Maslow (Koeswara E, 1991:119) kebutuhan manusia itu ada lima tingkatan yaitu : 1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis itu antara lain kebutuhan akan makanan, air, udara, aktif, istirahat, keseimbangan temperature, seks dan kebutuhan akan stimulasi sensoris. Karena merupakan kebutuhan yang paling mendesak maka kebutuhan-kebutuhan fisiologis akan paling didahulukan pemuasannya oleh individu. 2. Kebutuhan akan rasa aman.
  • 11. Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpuaskan maka dalam diri individu akan muncul satu kebutuhan lain sebagai kebutuhan yang dominan dan menuntut pemuasan, yakni kebutuhan akan rasa aman. Yang dimaksud Maslow dengan kebutuhan akan rasa aman ini adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungan. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan akan rasa aman ini sangat nyata dan bisa diamati pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua karena ketidakberdayaan mereka. 3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis, di lingkungan keluarga maupun lingkungan di masyarakat. Bagi individu-individu keanggotaan dalam anggota kelompok sering menjadi tujuan yang dominan dan mereka bisa menderita kesepian, terasing dan tak berdaya apabila keluarga, teman dan pasangan hidup atau pacar meninggalkannya. 4. Kebutuhan akan rasa harga diri. Kebutuhan keempat yaitu kebutuhan akan rasa harga diri oleh Maslow dibagi menjadi dua bagian yakni yang pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan dari orang lain. Bagian pertama mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, kemadirian, dan kebebasan. Individu ingin mengetahui yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Adapun bagian kedua meliputi antara lain prestasi. Dalam hal ini individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul setelah kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpenuhi atau terpuaskan dengan baik. Maslow menandai kebutuhan aka aktualisasi diri sebagai hasrat indivdu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi
  • 12. yang dimilikinya. Atau hasrat individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya. Siapapun yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri berarti menjadi manusia seutuhnya, sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bagi orang lain hanya terlihat samar-samar atau bahkan tidak pernah dilihatnya sama sekali. Sebagai tambahan bagi lima kebutuhan konatif ini, Maslow (Feist dan Gregory, 2008 : 247) juga mengidentifikasikan tiga kebutuhan dari kategori yang lain yaitu : kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, dan kebutuhan neurotik. a. Kebutuhan estetis Tidak seperti kebutuhan konatif, kebutuhan estetis tidak bersifat universal, karena hanya segelintir orang disetiap budaya termotivasi oleh kebutuhan akan keindahan dan pengalaman-pangalaman yang menyenangkan secara estetis. Orang dengan kebutuhan estetis kuat menginginkan lingkungan sekeliling yang indah dan teratur, dan jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi , mereka akan menjadi sakit karena kebutuhan konatifnya terhambat. b. Kebutuhan kognitif Sebagian besar orang memiliki keinginan-keinginan untuk mengetahui sesuatu, memecahkan misteri, memahami sesuatu, dan ingin menyelidiki sesuatu. Maslow (1970) menyebut keinginan-keinginan ini dengan sebutan kebutuhan kognitif. Maslow (1968, 1970), percaya bahwa pribadi yang sehat ingin tahu lebih banyak, berteori sesuatu, menguji hipotesis, memecahkan misteri atau menemukan bagaimana sesuatu bekerja hanya demi kepuasan mengetahui itu saja. c. Kebutuhan Neurotik Khusus kebutuhan-kebutuhan neurotik, dia mengarah hanya kepada stagnasi dan patologi tertentu ( Maslow,1976). Menurut devinisinya kebutuhan neorotik bersifat non produktif. Kebutuhan ini hanya mendesakkan terus menerus gaya hidup tidak sehat dan tanpa nilai dalam perjuangan mereka untuk aktualisasi diri.
  • 13. C. Kepribadian Yang Sehat Menurut Maslow Maslow (Yusuf, 2007:161) berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self-actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self-actualizing person dengan nama metamotivation, meta-needs, B- motivation atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya dirinya tidak termotivasi untuk mengejar sesuatu (tujuan) yang khusus, mereduksi ketegangan, atau memuaskan suatu kekurangan. Mereka secara menyeluruh tujuannya akan memperkaya, memperluas kehidupannya dan mengurangi ketegangan melalui bermacam- macam pengalaman yang menantang. Dia berusaha untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, dengan memperhatikan lingkungannya. Dia juga berada dalam keadaan yang menjadi baik yaitu spontan, alami, dan senang mengekspresikan potensinya secara penuh. Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya, dia namai D-motivation atau deficiency. Tipe motivasi ini cenderung mengejar hal yang khusus untuk memenuhi kekurangan dalam dirinya, seperti mencari makanan untuk memenuhi rasa lapar. Ini berarti bahwa kebutuhan khusus (lapar) untuk tujuan yang khusus (makanan) menghasilkan motivasi untuk memperoleh sesuatu dirasakannya kurang (mencari makanan). Motif ini tidak hanya berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, tetapi juga rasa aman, cinta kasih, dan penghargaan. Terkait dengan metaneeds, Maslow selanjutnya mengatakan bahwa kegagalan dalam memuaskan akan berdampak kurang baik individu, sebab dapat menggagalkan pemuasan kebutuhan yang lainnya, dan juga melahirkan metapatologi yang dapat merintangi perkembangannya. Metapalogi merintangi self-actualizers untuk mengekspresikan, menggunakan, memenuhi potensinya, merasa tidak berdaya, dan depresi. Individu tidak mampu mengidentifikasi sumber penyebab khusus dari masalah yang dihadapinya dan usaha untuk mengatasinya
  • 14. D. Aplikasi Teori Kepribadian Humanistik Teori kepribadian humanistic (Koeswara E, 1991: 133) merupakan teori yang menekankan pada kualitas manusia yang unik dan mempunyai potensi untuk mengembangkan dirinya. Teori ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, bahwa manusia itu pada dasarnya mempunyai sifat yang beragam dan berbagai pemikiran yang berbeda. Dan pada dasarnya manusia juga mempunyai potensi untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing- masing individu. Menurut Maslow kebutuhan manusia itu dibagi menjadi lima tingkatan. Pada hakikatnya manusia memang memiliki banyak keinginan-keinginan yang muncul dari dalam diri individu maupun dari lingkungan sekitarnya. Karena itu, hal tersebut dapat memacu individu agar berusaha mencapai kebutuhan-kebutuhan tersebut. Supaya kebutuhan-kebutuhan tersebut tercapai maka individu tersebut membutuhkan lingkungan atau orang lain. Hendaknya konselor dapat memposisikan dirinya agar dapat memahami kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh kliennya. Kepribadian yang sehat itu terbentuk setelah individu dapat mengaktualisasikan dirinya seutuhnya. Dalam proses bimbingan hendaknya konselor dapat membantu kliennya agar menjadi pribadi yang sehat serta dapat mencapai keinginan yang ada dalam individu tersebut, serta menggali potensi- potensinya
  • 15. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Teori humanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Teori humanistic dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”. Menurut Maslow kepribadian manusia itu ditandai dengan terpenuhinya lima kebutuhan manusia yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan memiliki, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. B. Saran Setelah mempelajari teori kepribadian humanistic ini, diharapkan agar supaya mahasiswa dapan mengetahui dan memahami masalah-masalah yang kami bahas dalam makalah ini. Seperti kebutuhan-kebutuhan manusia dan kepribadian humanistik menurut beberapa ahli. Tidak hanya memahami, sebagai seorang calon konselor hendaknya mampu menerapkan atau mengaplikasikan dalam proses kehidupan pribadi konselor serta pada kliennya.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Azizherwit. 2012. Teori kepribadian humanistik Abraham Maslow. [Online]. http://azizherwitselalu.blogspot.com/2012/11/teori-kepribadian- humanistik-Abraham.html. Diakses pada tanggal 25 April 2015, 07.20 Am. Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Immochacha. 2013. Teori humanistik Abraham Maslow. [Online]. http://www.slideshare.net/immochacha/teori-humanistik-a. Diakses pada tanggal 25 April 2015, 06.18 Am. Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco Yusuf, Syamsu. 2007. Teori Kepribadian. Bandung : Rosda Karya