Ada dua cara mengukur kadar hemoglobin yaitu cara fotoelektrik dan cara Sahli. Cara fotoelektrik menggunakan larutan Drabkin untuk mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin sementara cara Sahli menggunakan asam klorida untuk mengubah hemoglobin menjadi hematin asam. Kedua metode tersebut dapat mengukur berbagai jenis hemoglobin.
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yangsudah dibuat eritrosit pekat.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi dengan melakukan pengenceran eritrosit menjadi 50% - 2%.
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yangsudah dibuat eritrosit pekat.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi dengan melakukan pengenceran eritrosit menjadi 50% - 2%.
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. ADA 2 CARA
A.CARA FOTOELEKTRIK: larutan
Drabkin
Prinsip: hemoglobinsianmethemoglobin
dl larutan berisi kaliumferisianida
dan kaliumsianida
Hb yang dapat diperiksa:
-hemoglobin
-oksihemoglobin
-methemoglobin
-karboksihemoglobin
sulfhemoglobin (-)
3. B. CARA SAHLI
Prinsip: Hemoglobin+HCL 0,1 Nhematin asam
Alat dan bahan:
1. Hemoglobinometer Sahli
2. Pipet hemoglobin 20 µL
3. Larutan HCl 0,1 N
4. Aquadest
5. darah kapiler, EDTA, Oxalat
4. Cara kerja:
1. HCl 0,1 N, sp skala 2 pd tb pengencer
hemometer
2. Isap darah (kapiler,EDTA,oxalat) dg
pipet Hb sp garis tanda 20 µL
3. Catat waktu, segera alirkan darah dr
pipet ke tabung pengencer yg
berisi HCl
5. 4. Angkat pipet sedikit, isap HCl 2-3 X
5. Campur isi tabung
6. Tambahkan aqua setetes demi
setetes, tiap kali diaduk dg batang
pengaduklihat persamaan warna
campuran dg warna batang standar
(3-5 menit)
7. Baca kadar Hb dg g/dL
darah
6.
7. Interpretasi hasil
Nilai rujukan WHO:
-anak 6 bl- 6 th 11 g/dL
-anak 6 th – 14 th 12 g/dL
-laki-laki dewasa 13 g/dL
-wanita dewasa tidak hamil 12 g/dL
-wanita dewasa hamill 11g/dL
Hb < N anemia: anemia def Fe, peny
kronis,perdarahan, ggn sumsum
tulang,
abnormalitas Hb
Hb > N polisitemia vera, di daerah
12. PRINSIP
Darah diencerkan dalam pipet leukosit
masukkan dalam kamar hitung
hitung jumlah leukosit dalam volume tertentu
Alat dan bahan:
1. Pipet leukosit
2. Kamar hitung Improved Neubauer
3. Kaca penutup
4. Larutan pengencer (larutan Turk)
5. Darah kapiler, EDTA, oxalat
13. Cara kerja
Mengisi pipet leukosit :
1. Darah EDTA diisap sp garis tanda 0,5 ,
2. Hapus darah yg melekat pada ujung pipet
3. Masukkan ujung pipet dlm lar Turk dengan
sudut 450
dan isap sp garis tanda 11
4. Angkat pipet dari cairan, tutup ujung
pipet dg ujung jari, lepaskan karet pengisap
5. Kocok pipet selama 15-30 detik
14. Mengisi kamar hitung
1. Letakkan kamar hitung mendatar di atas
meja, dg kaca penutup
2. Kocok pipet selama 3 menit
3. Buang semua cairan dalam batang kapiler
(3-4 tts)
4. Sentuhkan ujung pipet dg sudut 300
pd
permukaan kamar hitung dg menyinggung
pinggir kaca penutup
5. Biarkan 2-3 menit supaya leukosit
mengendap
15.
16. Menghitung jumlah sel
1. Objektif 10X, turunkan kondensor
kecilkan diafragma
2. Hitung semua leukosit yang
terdapat dalam keempat ‘bidang
besar’ pada sudut-sudut ‘seluruh
permukaan yang dibagi’
3. Hitung sel mulai dari kiri ke kanan
dan dari kanan ke kiri
19. Perhitungan
1. Pengenceran 20 kali
2. Jumlah semua sel yang dihitung dalam
keempat bidang itu dibagi 4
menunjukkan jumlah leukosit dalam
0,1µL
3. Jumlah sel yang dihitung kali 50
20x10
4
20. Interpretasi hasil nilai rujukan
Leukosit normal:
Dewasa 5.000-10.000/µL
Neonatus 10.000-25.000/µL
1-7 tahun 6.000-18.000/µL
8-12 tahun 4.500-13.500/µL
21. Leukosit Abnormal:
>10.000/µL Leukositosis
< 5.000/µL Leukopenia
10.000-15.000/µL Leukositosis ringan
15.000-20.000/µL Leukositosis sedang
20.000-50.000/µL Leukositosis berat
>50.000/µL Reaksi leukomoid
26. Bahan / alat : darah EDTA
NaCl fisiologis
Tabung Westergren + rak
Tabung bersih
Prosedur :
isap NaCl sampai garis tanda 150
(50satuan) dalam tabung bersih
isap darah EDTA sampai garis tanda 0
(200satuan), campur dengan NaCl
homogenkan
isap campuran tersebut sampai garis tanda
0
Tegakkan pada rak 1 jam hasil
27. Pra analitik : plebotomi
darah EDTA
Analitik : tabung tegak lurus
1 jam
Pasca analitik : interpretasi hasil
N : ♂< 10 mm/jam
♀ < 15 mm/jam
29. Bahan / alat : darah EDTA
Tabung wintrobe + rak
Tabung bersih
Prosedur:
1. Masukkan darah EDTA ke dalam tabung
wintrobe setinggi garis tanda 0 mm. Jagalah
jangan sp terjadi gel hawa/busa
2. Biarkan tabung dlm sikap tegak lurus pd rak
yang tdk banyak angin selama 60 menit
3. Bacalah lapisan plasma dg mm dan laporkan
angka itu sebagai LED
30. Arti klinis LED
Fisiologis
- Jenis kelamin: ♂ lambat
♀ cepat
- Haid ↑
- Kehamilan ↑
31. Patologis
- ↑ pada: ● anemia kecuali an. sel sabit
● inflamasi: akut
● degenerasi jaringan: nekrosis, infark
● keganasan
● hipoalbuminemia, hiperglobulinemia
- ↓ pada: ● polisitemia
● anemia sel sabit
● neonatus