Buku ini membahas tentang sejarah perkembangan pemikiran ekonomi Islam sejak masa Rasulullah saw hingga masa Khulafaur Rasyidin. Pada masa Rasulullah saw, kebijakan ekonomi diambil berdasarkan al-Qur'an dan al-Hadist, termasuk pembagian harta rampasan perang. Di masa khalifah, perkembangan ekonomi terus dilakukan, seperti pembangunan infrastruktur irigasi, pengaturan perdagangan dan perpaj
2. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 1
Hak Cipta 2013, pada Penulis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk
dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.
14122013, UPI
Sifa Siti Mukrimah
NIM : 1104176
Bisnis Berbasis Syariah
Pendidikan Manajemen Bisnis A
Universitas Pendidikan Indonesia
Sifa Siti Mukrimah (Editor)
Sifa Siti Mukrimah (Desain Cover)
DR. B. Lena Nuryanti, M.Pd. (Dosen Pembimbing)
Class A
Business Management of Education
Indonesian University of Education
Bumi Siliwangi, Bandung
2013
3. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas berkat rahmat
dan karunianya, saya dapat menyelesaikan buku “Out of The Box - Ekonomi Kreatif
Berbasis Syariah” ini dengan penuh suka cita dan kebaikan di dalamnya.
Buku ini disusun sebagai upaya untuk menumbuh kembangkan minat kaum
muda dalam memulai berwirausaha dengan menitik-beratkan pada ide dan inovasi di
era ekonomi kreatif. Tak asal memulai bisnis, kaum muda diajak untuk memulai
bisnis berbasis syariah sesuai dengan apa yang dipraktekkan Rasullullah.
Buku ini dilengkapi pula dengan contoh peluang bisnis berbasis syariah di
bidang kuliner pada era Ekonomi kreatif abad ke-21 ini. Mulai dari landasan hukum
makanan dan minuman halal-haram serta kiat sukses berbisnis kuiner.
Pada kesempatan ini, saya menghaturkan terimakasih kepada pihak penerbit
dan semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini. Semoga buku ini dapat
memberikan manfaat bagi para kaum muda untuk dapat memulai bisnisnya dan
menjadi sosok Muda, Kaya, dan Sukses.
Bumi Siliwangi, Desember 2013
Penulis
4. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 3
MOTTO
“Young, Rich, and Success”
Adalah harapan penulis untuk para penerus bangsa. Dengan berbekal ilmu bisnis
berbasis syariah diharapkan kaum muda dapat ikut meramaikan gairah ekonomi
kreatif di abad ke-21 saat ini.
5. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
MOTTO........................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................4
BAB I BISNIS BERBASIS SYARIAH...................................................................................5
A. SEJARAH PEREKONOMIAN ISLAM......................................................................6
B. BERBISNIS ALA RASUL .....................................................................................19
C. APA ITU SYARIAH ? .........................................................................................26
D. LANDASAN HUKUM SYARIAH..........................................................................36
E. PRINSIP SYARIAH............................................................................................70
F. PENTINGNYA AKAD DALAM BISNIS BERBASIS SYARIAH....................................78
G. ETIKA BERBISNIS SYARIAH...............................................................................87
H. SISTEM MANAJEMEN SYARIAH........................................................................92
I. PRODUK-PRODUK SYARIAH...........................................................................102
J. OUTCOME DAN FEED BACK BISNIS SYARIAH ..................................................120
BAB II EKONOMI KREATIF.........................................................................................123
A. APA ITU EKONOMI KREATIF ? ........................................................................124
B. PRINSIP EKONOMI KREATIF...........................................................................126
C. LINGKUP INDUSTRI KREATIF ..........................................................................128
BAB III BISNIS KREATIF BERBASIS SYARIAH (BIDANG KULINER) ..................................132
A. PENDAHULUAN.............................................................................................133
B. KAIDAH KAIDAH PENENTUAN HALAL DAN HARAM MAKANAN.......................134
C. MAKANAN HALAL DAN HARAM MENURUT AL’QURAN DAN SUNNAH............137
D. KIAT SUKSES BERBISNIS KULINER...................................................................148
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................151
BIOGRAFI PENULIS...................................................................................................158
6. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 5
BAB I
BISNIS BERBASIS SYARIAH
7. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH6
A. SEJARAH PEREKONOMIAN ISLAM
Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejak Muhammad SAW
ditunjuk sebagai seorang Rasul. Rasullullah SAW mengeluarkan sejumlah kebijakan
yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan,
selain masalah hukum (fiqih), politik (siyasah), juga masalah perniagaan atau
ekonomi (muamalah). Masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian
Rasullullah SAW, karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan
yang harus diperhatikan. Selanjutnya, kebijakan-kebijakan Rasullullah SAW dijadikan
pedoman oleh para Khalifah sebagai penggantinya dalam memutuskan masalah-
masalah ekonomi. Al-Qur’an dan Al-Hadist digunakan sebagai dasar teori ekonomi
oleh para khalifah juga digunakan oleh para pengikutnya dalam menata kehidupan
perekonomian negara. Berikut perkembangan pemikiran-pemikiran pada masa-masa
tersebut seperti yang dikutip dalam buku The Middle East in The World Economy
(Roger Owen, 1993)
1. Perekonomian di Masa Rasullullah SAW (571-632 M)
Rasullullah diberi amanat untuk mengemban dakwah Islam pada umur 40
tahun. Pada masa Rasullullah SAW, tidak ada tentara formal. Semua muslim yang
mampu boleh jadi tentara. Mereka tidak mendapatkan gaji tetap, tetapi mereka
diperbolehkan mendapatkan bagian dari harta rampasan perang. Rampasan
tersebut meliputi senjata, kuda, unta, domba, dan barang-barang bergerak lainnya
yang didapatkan dari perang. Situasi berubah setelah turunnya Surat Al-Anfal (8)
ayat 41.
8. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 7
Artinya: “Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, Kerabat Rasul,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan Ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah
dan kepada yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqaan,
yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Rasullullah SAW biasanya membagi seperlima (khums) dari rampasan
perang tersebut menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk beliau dan keluarganya,
bagian kedua untuk kerbatnya dan bagian ketiga untuk anak yatim piatu, orang yang
sedang membutuhkan dan orang yang sedang dalam perjalanan. Empat perlima
bagian yang lain dibagi diantara prajurit yang ikut perang, dalam kasus tertentu
beberapa orang yang tidak ikut serta dalam perang juga mendapat bagian.
Penunggang kuda mendapat dua bagian, untuk dirinya sendiri dan kudanya.
Seperti yang dikutip dalam buku Adiwarman Karim (2004:231), pada masa
Rasullullah SAW, beliau mengadopsi praktik yang lebih manusiawi terhadap tanah
pertanian yang telah ditaklukkan sebagai fay’ atau tanah dengan kepemilikan umum.
Tanah-tanah ini dibiarkan dimiliki oleh pemilikinya dan penanamnya, sangat berbeda
dari praktik kekaisaran Romawi dan Persia yang memisah-misahkan tanah ini dari
pemiliknya dan membagikannya kepada elit militernya dan para prajurit. Semua
tanah yang dihadiahkan kepada Rasullullah SAW (iqta’) relatif lebih kecil jumlahnya
9. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH8
dan terdiri dari tanah-tanah yang tidak bertuan. Kebijakan ini tidak hanya mambantu
mempertahankan kesinambungan kehidupan administrasi dan ekonomi tanah-tanah
yang dikuasai, melainkan juga mendorong keadilan antar generasi dan mewujudkan
sikap egaliter.
Pada tahun kedua setelah hijrah, shodaqoh ini kemudian dengan Zakat
Fitrah yang dibayarkan setiap kali setahun sekali pada bulan ramadhan. Besarya
satu sha kurma, gandum, tepung keju, atau kisimis, setengah sha gandum untuk
setiap muslim, budak atau orang bebas, laki-laki atau perempuan, muda atau tua
dan dibayar sebelum Shalat Idul Fitri.
Zakat diwajibkan pada tahun ke-9 hijrah, sementara shodaqoh fitrah pada
tahun ke-2 hijrah. Akan tetapi ahli hadist memandang zakat telah diwajibkan sebelum
tahun ke-9 hijrah ketika Maulana Abdul Hasa berkata zakat diwajibkan setelah hijrah
dan kurun waktu lima tahun setelahnya. Sebelum diwajibkan, zakat bersifat sukarela
dan belum ada peraturan khusus atau ketentuan hukum.
2. Perekonomian Di Masa Khulafaurrasyidin
a. Abu Bakar As-Sidiq (51 SH – 13 H / 537 – 634 M)
Sebelum menjadi khalifah Abu Bakar tinggal di pinggiran kota Madinah.
Setelah 6 bulan, Abu Bakar pindah ke Madinah dan bersamaan dengan itu sebuah
Baitul Mal dibangun. Sejak menjadi khalifah, kebutuhan keluarganya diurus oleh
kekayaan dari Baitul Mal ini. Menurut beberapa keterangan beliau diperbolehkan
mengambil dua setengah atau dua tiga perempat dirham setiap harinya dari Baitul
Mal dengan beberapa waktu. Ternyata tunjangan tersebut kurang mencukupi
sehingga ditetapkan 2000 atau 2500 dirham dan menurut keterangan 6000 dirham
per tahun.
Khalifah Abu Bakar sangat memperhatikan keakuratan perhitungan zakat.
Beliau juga mengambil langkah-langkah yang tegas untuk mengumpulkan zakat dari
10. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 9
semua umat Islam termasuk Badui yang kembali memperlihatkan tanda-tanda
pembangkangan sepeninggal Rasullullah SAW.
b. Umar bin Khattab (40SH – 23H / 584 – 644 M)
Khalifah Umar sangat memperhatikan sektor ekonomi untuk menunjang
perekonomian negerinya. Pada masa kekhalifahan Umar banyak dibangun saluran
irigasi, waduk, tangki kanal, dan pintu air seba guna untuk mendistribusikan air di
ladang pertanian
Hukum perdagangan juga mengalami penyempurnaan untuk menciptakan
perekonomi secara sehat. Umar mengurangi beban pajak untuk beberapa barang,
pajak perdagangan nabati dan kurma Syiria sebesar 50%. Hal ini untuk
memperlancar arus pemasukan bahan makanan ke kota. Pada saat yang sama juga
dibangun pasar agar tercipta peradangan dengan persaingan yang bebas. Serta
adanya pengawasan terhadap penekanan harga. Beliau juga sangat tegas dalm
menangani masalah zakat. Zakat dijadikan ukuran fiskal utama dalam rangka
memecahkan masalah ekonomi secara umum. Umar menetapkan zakat atas harta
dan bagi yang membangkang didenda sebesar 50% dari kekayaannya.
Pada masa beliau dibangun Institusi Administrasi dan Baitul Mal yang reguler
dan permanen di Ibu Kota, yang kemudian berkembang dan didirikan pula Baitul Mal
cabang di ibu kota propinsi. Baitul Mal secara tidak langsung berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan fiskal negara Islam. Harta Baitul Mal dipergunakan mulai untuk
menyediakan makanan bagi para janda, anak-anak yatim, serta anak-anak terlantar,
membiaya penguburan orang-orang miskin, membayarkan utang orang-orang yang
bangkrut, membayar uang diyat, untuk kasu-kasus tertentu, sampai untuk pinjaman
tanpa bunga untuk tujuan komersial. Bersamaan dengan reorganisasi Baitul Mal,
Umar mendirikan Diwan Islam yang disebut Al-Divan. Al- Divan adalah kantor yang
mengurusi pembayaran tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pensiun serta
11. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH10
tujangan lainnya secara reguler dan tepat. Khalifah Umar juga membentuk komite
yang terdiri dari Nassab ternama untuk membuat lapran sensus penduduk Madinah
sesuai dengan tingkat kepentingan dan kelasnya. Khalifah Umar menetapkan
beberapa peraturan sebagai berikut:
Wilayah Irak yang ditaklukan menjadi muslim, sedangkan bagian yang
berada dibawah perjanjian damai tetap dimiliki oleh pemilik sebelumnya dan
kepemilikannya tersebut dapat dialihkan
Kharaj (pajak yang dibayarkan oleh pemilik-pemilik tanah negara taklukan),
dibebankan pada semua tanah yang termasuk kategori pertama, meskipun
pemilik tersebut kemudian memeluk Islam dengan demikian tanah seperti itu
tidak daat dikonversi menjadi tanah ushr
Bekas pemilik tanah diberi hak kepemilikan, sepanjang mereka memberi
kharaj dan jizyah (pajak yang dikenakan bagi penduduk non muslim sebagai
jaminan perlindungan oleh negara)
Sisa tanah yang tidak ditempati atau ditanami (tanah mati) atau tanah yang
diklaim kembali bila ditanami oleh muslim diperlakukan sebagai tanah ushr.
Di Sawad, kharaj dibebankan sebesar saaau dirham atau satu rafiz (satu
ukuran lokal) gandum dan barley (sejenis gandum) dengan ngapan tanah
tersebut dapat dilalui air. Harga yang lebih tinggi dikenakan kepada ratbah
(rempah atau cengkih) dan perkebunan,
Di Mesir, menurut sebuah perjanjian Amar, dibebankan dua dinar, bahkan
hingga tiga irdabb gandum, dua qist untuk setiap minyak, cuka, dan madu
dan rancangan ini telah disetujui Khalifah.
Perjanjian Damaskus (Syiria) menetapkan pembayaran tunai, pembagian
tanah dengan muslim. Beban per kepala sebesar satu dinar dan beban satu
jarib (unit berat) yang diproduksi per jarib (ukuran) tanah.
12. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 11
c. Ustman bin Affan ( 47 SH – 35H / 577 – 656 M )
Dalam buku Jaribah Ibn Ahmad al-Haritsi (hal. 643) Khalifah Ustman
mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Umar. Pada enam tahun pertama Balkh,
Kabul, Ghazni Kerman, dan Sistan ditaklukan. Kemudian tindakan efektif dilakukan
untuk pengembangan sumber daya alam. Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-
pohon ditanam untuk diambil buah dan hasilnya dan kebijakan di bidang keamanan
perdagangan dilaksanakan dengan pembentukan organisasi kepolisian tetap.
Usman mengurangi jumlah zakat dari pensiun. Tabri menyebutkan ketika
khalifah Ustman menaikkan pensiun sebesar seratus dirham, tetapi tidak ada
rinciannya.Beliau menambahkan santunan dengan pakaian. Selain itu ia
memperkenalkan kebiasaan membagikan makanan di masjid untuk orang-orang
miskin dan musafir.
Pada masa Ustman, sumber pendapatan pemerintah berasal dari zakat,
ushr, kharaj, fay, dan ghanimah. Zakat ditetapkan 2,5 persen dari modal aset. Ushr
ditetapkan 10 persen iuran tanah-tanah pertanian sebagaiman barang-barang
dagangan yang diimpor dari luar negeri. Kharaj merupakan iuran pajak pada daerah-
daerah yagn ditaklukan. Persentase dari kharaj lebih tinggi dari ushr. Ghanimah yang
didapatkan dibagi 4/5 kepada para prajurit yang ikut andil dalam perang sedangkan
1/5-nya disimpan sebagai kas negara.
d. Ali bin Abi Thalib ( 23H – 40H / 600 – 661 M )
Pada masa pemerintahan Ali, beliau mendistribusikan seluruh pendapatan
provinsi yang ada di Baitul Mal Madinah, Busra, dan Kuffah. Ali ingin
mendistribusikan sawad, namun ia menahan diri untuk menghindari terjadi
perselisihan. Secara umum, banyak kebijakan dari khalifah Ustman yang masih
diterapkan, seperti alokasi penegeluaran yang tetap sama. Pengeluaran untuk
13. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH12
angkatan laut yang ditambahkan jumlahnya pada masa Ustman hampir dihilangkan
seluruhnya.
Khalifah Ali mempunyai konsep yang jelas mengenai pemerintahan,
administrasi umum dan masalah-masalah yang berkaitan dengannnya seperti
mendiskripsikan tugas dan kewajiban dan tanggung jawab penguasa, menyusun
dispensasi terhadap keadilan, kontrol atas pejabat tinggi dan staf, menjelaskan
kebaikan dan kekurangan jaksa, hakim dan abdi hukum, menguraikan pendapatan
pegawai administratif dan pengadaan bendahara.
3. Perkembangan Ekonomi Pasca Khulafaurrasyidin
a. Pendapatan Pemerintah
Pendapatan pada masa pasca khulafaurrasyidun masih menggunakan
sistem perpajakan yang dikenal dengan kharaj. Pajak ini ditetapkan atas tanah
pertanian yang dibayar dalam bentuk uang. Besar kecilnya ditentukan oleh
kesuburan dan luas lahan. Jizyah tidak dipandang lagi sebagai sumber pendapatan.
Kemudian pajak ini dikenal dengan al-jawali. Ketika pendapatan jizyah menurun,
timbul berbagai macam pajak baru. Pajak ini dikenal dengan pajak hilali, karen ditarik
setiap tanggal baru (hilal) kalender hijriyah. Pajak lainnya adalah al-mufariq yang
dikenakan terhadap terhadap barang ekspor dan impor melalui pentai.
Pendapatan negara tidak dikumpulkan di Baitul Mal sebagaimana pada masa
khulafaurrasyidin. Setiap pendapatan dikhususkan untuk biaya suatu kegiatan
tertentu. Kemudian sisa pendapatan barulah dikumpulkan di kas negara sebagai dan
cadangan.Pengaitan antara pendapatan dan pengeluaran dalan bentuk neraca.
Neraca ini diperhitungkan setiap tahun berdaarkan tahun masehi, karena kharaj
(sumber terbesar waktu itu) dipungut berdasarkan tahun masehi. Sejak abad kedua
hijrah muncul diwan yang mirip dengan jasa akuntansi dewasa ini. Diwan bertugas
14. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 13
meneliti pendapata, mengatur pengeluaran, dan mengkaitkan pendapatan dan
pengeluaran.
b. Mata Uang
Pada masa permulaannya Muslim menggunakan emas dan perak dengan
beratnya. Dinar dan dirham yang mereka gunakan adalah mata uang kekaisaran
Persia. Mata uang Islam dibuat pada masa Khalifah Abdullah Malik bin Marwan. Saat
itu beliau memerintahkan untuk pembuatan dirham yang dicap dengan kata-kata
“Allah adalah Satu, Allah adalah Abadi“. Beliau memerintahkan untuk membuang
semua gambar-gambar manusia (raja/pahlawan) atau binatang dan menggantikan
dengan tulisan/bacaan seperti tahlil, tahmid, dan sebagainya.
4. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Pasca Khulafaurrasyidin
Perkembangan pemikiran ekonomi pasca Rasullullah SAW dan
khulafaurrasyidin dibagi menjadi 3 periode yang didasarkan atas nama tokoh
ekonomi Islam tersebut hidup.
Ekonomi Islam periode awal Islam sampai 1058 M
Tokohnya antara lain: Zaid bin Ali (738), Abu Hanifa (798), Ibnu Farabi (950),
Ibnu Sina (1037), dll.
Ekonomi Islam periode kedua (1058-1446M)
Tokohnya antara lain: Al-Ghazali (1111), Ibnu Taimiyah (1328), Ibnu Khaldun
(1040), Ibnu Rusyd (1198), dll
Ekonomi Islam periode ketiga (1446-1931 M)
Tokohya antara lain: Jamaluddin Al-Afghani (1897), Muhammad Iqbal (1938),
Syekh Ahmaad Sirhindi (1524), dll[5]
15. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH14
5. Tokoh pemikiran-pemikiran ekonomi
Berikut adalah beberapa kontribusi pemikiran Ekonom-ekonom Islam diatas,
terutama untuk periode awal yang menjadi tonggak ekonomi Islam, dan periode
tengah yang merupakan periode puncak pemikiran ekonomi :
a. Zayd bin Ali (699 – 738)
Salah satu ahli fiqih yang terkenal di Madinah. Zaid bin Ali memperbolehkan
penjualan suatu komiditi secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga
tunai. Beliau tidak memperbolehkan harga yang ditangguhkan pembayannya lebih
tinggi dari pembayaran tunai, sebagaimana halnya penambahan pembayaran dalam
penundaan pengembalian pinjaman. Setiap penambahan terhadap penundaan
pembayaran adalah riba
Prinsipnya jenis transakai barang atau jasa yang halal kalau didasarkan atas
suka sama suka diperbolehkan. Sebagaiman firman Allah dalam surat An-Nisaa’( 4)
ayat 29:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka dia ntara kamu.“
b. Abu Hanifa (80-150 H /699 –767 M)
Abu Hanifa menyumbangkan beberapa konsep ekonomi, saah satnya adalah
salam,yaitu suatu bentuk transaksi diman antara pihak penjual dan pembeli sepakat
bila barang dikirimkan setelah dibayar secara tunai pada waktu kontrak disepakati.
Abu Hanifa mengkritisi prosedur kontrak tersebut yang cenderug mengarah pada
perselisihan antara yang memesan barang dengan cara membayar lebih dahulu,
16. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 15
dengan orang yang membelikan barang. Beliau mencoba menghilangkan
perselisihan ini dengan merinci kontrak, seperti jenis komoditi, kualitas, kuantitas,
waktu, dan tempat pengiriman. Beliau memberikan persyaratan bahwa komoditi
harus tersedia di pasar selama waktu kontrak dan pengiriman.
Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah menghilangkan ambiguitas dan
perselisihan dalam masalah transaksi, hal ini merupakan salah satu tujuan syariah
dalam hubungan dengan jual beli. Abu Hanifah sangat memperhatikan pada orang-
orang lemah. Beliau tidak memperbolehkan pembagian hasil panen (muzara’ah) dari
penggarap kepada pemilik tanah dalam kasus tananh tidak menghasilkan apapun.
Hal ini untuk melindungi para penggarap yang umumnya orang lemah.
c. Abu Yusuf (113 – 182H/731 – 798M)
Abu Yusuf terkenal sebagai Qadi (hakim). Diantara kitab-kitab Abu Yusuf
yang paling terkenal adalah kitab Al-Kharaj. Kitab ini ditulis atas permintaan khalifah
Harun Ar-Rasyid untuk pedoman dalam menghimpun pemasukan atau pendapatan
negara dari kharaj, ushr, zakat, dan jizyah. Kitab ini dapat digolongkan sebagai
public finance dalam pengertian ekonomi modern.
Menurut Abu Yusuf, sistem ekonomi Islam menjelaskan prinsip mekanisme
pasar dengan memberikan kebebasan yang optimal bagi para pelaku di dalamnya
yaitu produsen dan konsumen. Jika karena suatu hal selain monopoli, penimbunan
atau aksi sepihak yang itdak wajar dari produsen terjadi karena kenaikan harga,
maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi dengan mematok harga.
Penetuan harga sepenuhnya harga sepenuhnya diperankan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran dalam ekonomi.
Selain Al-Kharaj, beliau menulis Al-Jawami, buku yang sengaja ditulis untuk
Yahya bin Khalid, selain itu juga menyusun Usul Fiqh Hanafiah (data-data fatwa
hukum yang disepakati Imam Hanafiah bersama murid-muridnya)
17. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH16
d. Al-Ghazali (450 – 505H/ 1058 –1111M)
Al-Ghazali lahir 1058M di kota kecil Khorasan bernama Toos. Bagi Ghazali
pasar merupakan bagian dari “keteraturan alami”, secara rinci beliau juga
menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar.
Al-Ghazali juga mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia terdiri dari 3,
yaitu kebutuhan dasar (darruriyah), kebutuhan sekunder (hajiat), dan kebutuhan
mewah (takhsiniyyat). Teori hierarki kebutuhan ini kemudian “diambil” oleh William
Nassau Senior yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan
dasar (necessity), sekunder (decency), dan kebutuhan tersier (luxury). Beliau juga
menyatakan tentang tujuan utama dan penerapan syariah adalah masalah religi atau
agama, kehidupan, pemikiran, keturunan, dan harta kekayaan yang bersangkutan
dengan masalah ekonomi.
Beliau juga memperkenalkan mengenai peranan uang dalam ekonomi (ditulis
dalam kitab Ihya’ Ulum Din). Menurut beliau, manusia memerlukan uang sebagai alat
perantara/pertukaran (medium exchange) untuk membeli barang. Fungsi ini
kemudian dijabarkan kembali oleh Ibnu Taimiyah dengan menambahkan 1 fungsi
tambahan, yakni bahwa uang juga berfungsi sebagai alat untuk menetukan nilai
(measurement of value)
Karya yang ditulisnya antara lain yang cukup monumental : Alajwibah Al-
Ghazaliyah fi Al-Masa’il Al-Ukhrawiyah, Ihya’ Ulum Din, Al-Adab fi Al-Dina, dan lain
sebagainya.
e. Ibnu Rusyd (1198)
Dikenal sebagai Aveorrus di Barat. Beliau adalah seorang pemikir Islam yang
banyak mempengaruhi pemikiran pemikir-pemikir dunia terutama Barat. Beliau
menghasilkan sebuah karya yang mengungkapkan sebuah teori dengan
18. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 17
memperkenalkan fungsi keempat dari uang (Roger E Backhouse, 2002, “The Pinguin
History of Economic” ). Sebelumnya filsuf Yunani, Aristoteles menyebutkan bahwa
fungsi uang ada 3, yaitu sebagai alat tukar, alat mengukur nilai dan sebagai
cadangan untuk konsumsi di masa depan. Ibnu Rusyd menambahkan fungsi
keempat dari uang, yakni sebagi alat simpanan daya beli dari konsumen, yang
menekankan bahwa uang dapat digunakan kapan saja oleh konsumen untuk
membeli keperluan hidupnya.
Ibnu Rusyd juga membantah Aristoteles tentang teori nilai uang dimana
nilainya tidak boleh berubah-ubah. Ibnu Rusyd menyatakan bahwa uang tiu tidak
boleh berubah-ubah karena 2 alasan, yakni pertama uang berfungsi sebagai alat
untuk mengukuir nilai, maka seperti Allah SWT Yang Maha Pengukur, Allah Tidak
Berubah-Ubah, maka uangpun sebagai pengukur keadaan tidak boleh berubah.
Kedua uang berfungsi sebagai cadangan untuk konsumsi masa depan, maka
perubahan padanya sangatlah tidak adil. Dari kedua alasan tersebut maka
sesungguhnya nilai nominal uang itu harus sama dengan nilai intrinsiknya.
f. Ibnu Taimiyah ( 661 – 728H / 1263 –1328M)
Menurut Ibnu Taimiyah naik turunnya harga bukan saja dipengaruhi oleh
penawaran dan permintaan tetapi ada faktor-faktor yang lain : “Sebab naik turunnya
harga di pasar bukan hanya karena adanya ketidakadilan yang disebabkan orang
atau pihak tertentu, tetapi juga karena panjang singkatnya masa produksi (khalq)
suatu komoditi. Jika produksi naik dan permintaan turun, maka harga di pasar akan
naik, sebaliknya jika produksi turun dan permintaan naik, maka harga di pasar akan
turun”.
Teori dikenal dengan “price volality” atau turun naiknya harga di pasar. Teori
ini jika dikaji lebih mendalam adalah menyangkut hukum permintaan dan penawaran
19. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH18
(supply dan demand) di pasar, yang kini justru secara ironi diakui sebagi teori yang
bersal dari Barat.
Lebih jauh beliau juga memberikan penjelasan mengenai Hak Atas
Kepemilikan Intelektual (HAKI) atau paten. Menurut beliau kepemilikan (property)
adalah suatu kekuatan yang diberikan oleh syariah untuk memakai sebuah objek dan
kekuatan itu beragam dalam macam dan kadarnya. Seorang dapat membuang/tidak
memanfaatkan miliknya selama tidak bertentangan dengan syariah. Beliau membagi
subjek kepemilikan menjadi 3; individu, masyarakat dan negara. Kepemilikan individu
diakui dan didapatkan dari membuka dan memanfaatkan tanah, wari, membeli dan
kepemilikan individu individu tidak boleh bertentang dengan kepemilikan individu
tidak boleh bertentang dengan kepemilikan masyarakat dan negara. Tujuan
yangyang paling utama dari kepemilikan adalah kegunaannya pada orang lain.
g. Ibnu Khaldun (732 – 807H / 1332 – 1383M)
Ibnu Khaldun mempunyai nama sebenarnya yakni Wali Al-Din Abd Al-
Rahman bin Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin Al-Hasan, lahir di Tunisia, 1
Ramadhan 732 H, berasal dari keluarga Arab Hadramaut. Beliau banyak dipuji oleh
Barat karena buah fikirannya yang banyak berpengaruh bagi Barat dan memberi
pencerahan bagi dunia ekonomi, bahkan bisa dibilang beliau adalah Bapak Ekonomi
Dunia (untuk lebih jelas baca artikel: Ibn Khaldun Bapak Ekonomi).
Sumbangan terbesar dalam bidang Ekonomi banyak dimuat dalam karya
besarnya, Al-Muqadimmah. Beberapa prinsip dan falsafah ekonomi telah
difikirkannya, seperti keadilan (al-adl), hardworking, kerjasama (cooperation),
kesederhanaan (moderation), dan fairness. Ibnu Khaldun menekankan bahwa
keadilan adalah tulang punggung dan asas kekuatan sebuah ekonomi. Dalam
karyanya tersebut, disebutkan mengenai “rasa kebersamaan” yang akan terbentuk
20. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 19
dan menguat jika ada keadilan untuk menjamin adanya kesejahteraan masyarakat
melalui pemenuhan kewajiban bersama dan pemerataan hasil pembangunan.
B. BERBISNIS ALA RASUL
1. Bisnis dan Berdagang ala Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah adalah pembawa
kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat manusia.
Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah membuka zaman baru dalam
pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah tokoh yang paling sukses dalam
bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin
negara dan peletak dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun
berikutnya).
Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para
ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW
ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah
maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen
bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan
selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat
Muhammad SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib
lalu memeliharanya.
Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana
anaknya sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari
Rasulullah SAW cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya pergi
bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke negeri Syam (yang
kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah SAW baru berusia 12 tahun. Tidak
heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan
Rasulullah SAW dalam berbisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah daging
dalam sosoknya.
21. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH20
Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau digelari
Al Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh memegang
kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu.
Tidak heran jika beliau juga mendapat julukan Al Amin (Terpercaya). Menurut
sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar
negeri sebanyak 6 kali diantaranya ke Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman.
Dalam semua lawatan bisnis, Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar
dan tidak pernah mendapatkan kerugian.
Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama seorang
wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti Khuwailid. Khadijah
yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama mendengar reputasi
Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan teguh memegang amanah.
Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut Muhammad sebagai manajer bisnisnya.
Kurang lebih selama 20 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun,
Muhammad mengembangkan bisnis Khadijah sehingga sangat maju pesat. Boleh
dikatakan bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang menikahinya pada
saat beliau berusia 25 tahun) hingga pada saat pengangkatan kenabian Muhammad
adalah bisnis konglomerat.
Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga
bisnis junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ?
Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W. Taylor dan
Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah
disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah mengimplementasikan nilai-nilai
manajemen modern dalam kehidupan dan praktek bisnis yang mendahului masanya.
Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan
sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh
elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya.
22. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 21
Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya “Muhammad: A
Trader” bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat
perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering
menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat
waktu. Muhammad SAW pun senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang
besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau
melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan
(customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan,
efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif. Dalam
menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip kejujuran
(transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan
keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya.
Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk
menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti mencintai
dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya (melakukan
service exellence) dan selalu membuat mereka puas atas layanan beliau (melakukan
prinsip customer satisfaction).
Dalam melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil
margin keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para pebisnis lainnya
pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan secukupnya saja dalam
menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin keuntungan yang dilakukan
beliau sangat efektif, semua barang yang dijualnya selalu laku dibeli Orang-orang
lebih suka membeli barang-barang jualan Muhammad daripada pedagang lain
karena bisa mendapatkan harga lebih murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau
melakukan prinsip persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong bisnis semakin
efisien dan efektif.
23. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH22
Boleh dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan
prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga tidak segan
mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi dan pernyataan
tegas kepada para pebisnis lainnya. Ketika menjadi kepala negara, Rasulullah SAW
mentransformasikan prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum.
Berdasarkan hal itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang
nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal
sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah
terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi bisnis yang dibangun atas
dasar saling setuju.
2. Prinsip Nabi Muhammad SAW dalam Berbisnis
Rasulullah SAW adalah seorang pebisnis dan pedagang yang handal. Visi
beliau dalam berdagang hanya satu, yaitu: “Bahwa transaksi bisnis sama sekali tidak
ditujukan untuk memupuk kekayaan pribadi, namun justru untuk membangun
kehormatan dan kemuliaan bisnis dengan etika yg tinggi. Adapun hasil yang didapat
harus didistribusikan ke sebanyak mungkin umat.”. Prinsip yang beliau pegang cukup
3 hal saja, yaitu:
Jujur
Saling menguntungkan kedua pihak
Hanya menjual produk yang bermutu tinggi
Tiga prinsip di atas menjiwai cara bisnis beliau. Berikut adalah teladan beliau
sebagai seorang pedagang/penjual:
Tidak boleh berbohong dan menipu pembeli mengenai barang yang dijual
Carilah keuntungan yang wajar. Jika pembeli bertanya, sebutkan harga
modalnya
24. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 23
Kepada para pelanggan yang tidak mampu membayar kontan (tunai),
berikanlah waktu untuk melunasinya. Bila dia betul-betul tidak mampu
membayar setelah masa tenggat pengunduran itu, padahal dia telah
berusaha, maka ikhlaskanlah
Hindari sumpah yang berlebihan, apalagi sumpah palsu untuk mengelabui
konsumen
Lakukan transaksi jika telah ada kata sepakat antara penjual dan pembeli
Lakukan penimbangan dan penakaran dengan benar dan setepat mungkin
Camkan pada pembeli bahwa yang membayar di muka bahwa ia tidak boleh
menjualnya sebelum barang tersebut benar-benar menjadi miliknya (terbayar
lunas terlebih dahulu)
Jangan melakukan transaksi monopoli dalam perdagangan, berikan
kesempatan yang lain untuk berdagang juga.
Rasulullah SAW telah menentukan indikator jual beli yang mabrur dalam
sebuah hadits sebagai berikut: ” Jika penjual dan pembeli itu jujur dan transparan,
maka akan diberkahi dalam transaksinya” (HR. Bukhori no.2079 dan Muslim
no.1532)
QS: An-Nisa : 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu”
25. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH24
Dalam Islam sendiri Bisnis perdagangan juga diatur dengan sangat baik dan
diatur dengan syarat sah suatu akad jual-beli, tentu saja dengan dasar saling
menguntungkan kedua belah pihak dan tidak bertentangan dengan syari'at Islam.
Syarat sahnya akad jual beli
Ijab dan qobul
Suka sama suka
Dilakukan oleh orang yang dibenarkan untuk melakukannya
Barang yang diperjual belikan halal beserta kegunaannya
Yang menjalankannya adalah pemilik atau wakilnya
Barangnya dapat diserah terimakan
Barangnya telah diketahui oleh kedua belah pihak
Harga barang ditentukan dengan jelas ketika akad
Bisnis atau jual beli terdiri dari beberapa jenis, Menurut syar’i pantangan
moral bisnis (moral hazard) yang harus dihindari adalah sebagai berikut:
Maysir yaitu segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang mematikan sektor
riil dan tidak produktif.
Asusila yaitu praktik usaha yang melanggar kesusilaan dan norma social.
Gharar yaitu segala transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas sehingga
berpotensi merugikan salah satu pihak.
Haram yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang diharamkan syariah.
Riba yaitu segala bentuk distorsi mata uang menjadi komoditas dengan
mengenakan tambahan (bunga) pada transaksi kredit atau pinjaman dan
pertukaran/barter lebih antar barang ribawi sejenis. Pelarangan riba ini
mendorong usaha yang berbasis kemitraan dan kenormalan bisnis,
disamping menghindari praktik pemerasan, eksploitasi dan pendzaliman oleh
26. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 25
pihak yang memiliki posisi tawar tinggi terhadap pihak yang berposisi tawar
rendah.
Ihtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk tujuan
permainan harga.
Berbahaya yaitu segala bentuk transaksi dan usaha yang membahayakan
individu maupun masyarakat serta bertentangan dengan maslahat dalam
maqashid syari’ah.
3. Tips Berdagang Ala Nabi Muhammad SAW
Ketika Nabi Muhammad SAW, berusia 25 tahun, sebelum diangkat menjadi
seorang nabi dan rasul, beliau pernah menjalankan perniagaan bersama Siti
Khadijah ke negeri Syam. Pada waktu berdagang, ia ditemani oleh Maisarah, budak
Siti Khadijah. Yang dilakukan Nab Muhammad SAW dalam berdagang antara lain :
Kejujuran
Keramahan
Sopan santun yang ditunjukan oleh pemuda Muhammad dalam berdagang
membuat kagum Maisarah. Misalnya jika barang dagangannya dijual jelek
maka dikatakan jelek. Begitu pun sebaliknya, jika barang-barang itu baik
dikatakan baik. Beliau tidak menyembunyikan barang-barang yang jelek di
balik barang-barang yang baik.
Harga yang ditawarkan kepada pembeli sesuai dengan yang disepakati Siti
Khadijah. Ia tidak mengambil untung diluar yang disepakati. Oleh karena itu,
banyak pembeli yang terkesan dan tertarik cara berdagang beliau.
Keluhuran sifat beliau ini kemudian diceritakan oleh Maisarah kepada
majikannya. Khadijah pun merasa kagum dan terkesan dengan sifat-sifat Nabi
27. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH26
Muhammad SAW. Maka hubungan perdagangan antara keduanya berlanjut ke
jenjang perkawinan.
C. APA ITU SYARIAH ?
Secara etimologi syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah
perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti: puasa, shalat, haji, zakat dan
seluruh kebajikan. Kata syariat berasal dari kata syar’a al-syai’u yang berarti
menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata syir’ah dan syariah
yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara
langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain.
Syariat dalam istilah syar’i hukum-hukum Allah yang disyariatkan kepada hamba-
hamba-Nya, baik hukum-hukum dalam Al-Qur’an dan sunnah nabi Saw dari
perkataan, perbuatan dan penetapan. Syariat dalam penjelasan Qardhawi adalah
hukum-hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah
serta dalil-dalil yang berkaitan dengan keduanya seperti ijma’ dan qiyas. Syariat
Islam dalam istilah adalah apa-apa yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-
Nya dari keyakinan (aqidah), ibadah, akhlak, muamalah, sistem kehidupan dengan
dimensi yang berbeda-beda untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat.
Demikian juga istilah “hukum Islam” sering diidentikkan dengan kata norma
Islam dan ajaran Islam. Dengan demikian, padanan kata ini dalam bahasa Arab
barangkali adalah kata “al-syari’ah”. Namun, ada juga yang mengartikan kata hukum
Islam dengan norma yang berkaitan dengan tingkah laku, yang padanannya
barangkali adalah “al-fiqh”.
Penjabaran lebih luas dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa kalau
diidentikkan dengan kata “al-syari’ah”, hukum Islam secara umum dapat diartikan
dalam arti luas dan dalam arti sempit.
28. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 27
Syari'ah Dalam Arti Luas
Dalam arti luas “al-syari’ah” berarti seluruh ajaran Islam yang berupa norma-
norma ilahiyah, baik yang mengatur tingkah laku batin (sistem
kepercayaan/doktrinal) maupun tingkah laku konkrit (legal-formal) yang individual
dan kolektif.
Dalam arti ini, al-syariah identik dengan din, yang berarti meliputi seluruh
cabang pengetahuan keagamaan Islam, seperti kalam, tasawuf, tafsir, hadis, fikih,
usul fikih, dan seterusnya. (Akidah, Akhlak dan Fikih).
Syari'ah Dalam Arti Sempit
Dalam arti sempit al-syari’ah berarti norma-norma yang mengatur sistem
tingkah laku individual maupun tingkah laku kolektif. Berdasarkan pengertian ini, al-
syari’ah dibatasi hanya meliputi ilmu fikih dan usul fikih. Syari'ah dalam arti sempit
(fikih) itu sendiri dapat dibagi menjadi empat bidang:
‘ibadah
mu’amalah
‘uqubah dan
lainnya.
1. Definisi Syariah Menurut Ulama Kamus
Imam Ibnu Mandzur di dalam Kitab Lisaan al-'Arab (Juz 8, hal 175)
menyatakan: "Kata عة شري ,ال شراع ,ال dan شرعة م ال bermakna ضع موا ال تى ال
نحدر ي ى ال ماء ال (tempat-tempat yang darinya dikucurkan air). Berkata al-Laits, al-
Syariah dinamakan juga dengan syariat yang disyariatkan (ditetapkan) Allah swt
kepada hamba, mulai dari puasa, sholat, haji, nikah dan sebagainya. Sedangkan
kata شرعة ال dan عة شري ,ال menurut bahasa Arab artinya adalah شرعة م ماء ال
(sumber air), yakniمورد ة شارب ال ىال ت شرعها ي ناس ال ون شرب ي ف نها م قون ت س وي
29. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH28
(sumber air minum yang dibuka oleh manusia, kemudian mereka minum dari tempat
itu, dan menghilangkan dahaga).
Imam Al-Raaziy di dalam Kamus Mukhtaar al-Shihaah (Juz 1, hal 161)
menyatakan:"Lafadz al-Syariah bermakna masyra'at al-maa' (maurid al-syaaribah:
sumber air). Kata al-Syariah juga bermakna: agama yang disyariatkan Allah swt
kepada hamba-hambaNya. Jika dinyatakan Allah telah mensyariatkan kepada
mereka, maksudnya adalah sanna (menetapkan aturan untuk mereka). Kata al-
syir'ah bisa bermakna al-Syariah, sebagaimana firman Allah swt, dalam surat al-
Maidah :48 كل ل نا ل ع ج كم ن م شرعة و نهاجا م (Untuk setiap umat di antara kamu,
Kami jadikan aturan dan jalan yang terang).
Pengarang Kitab al-'Ain, Ibnu Saidah (Juz 3, hal 163) mengatakan: "al-
Syariah wa al-syir'ah: perkara agama yang Allah swt telah menetapkannya, dan
memerintahkan untuk selalu berpegang teguh dengannya, seperti sholat, puasa, haji.
Dan Allah swt telah mensyariatkan perkara tersebut, maksudnya adalah Allah swt
telah menetapkan perkara tersebut secara syar'iy (menurut hukum)".
Al-Shaahib bin 'Ibad, di dalam Kamus al-Muhiith fi al-Lughah (Juz 1, hal 44)
menyatakan; "شرع وارد ال شروعا : ماء ال ناول ت (memberi air). Kata عة شري ,ال
شراع ,ال شرعة م ,ال dan شروعة م :ال adalah tempat yang dipersiapkan untuk
minum…عة شري ال شرعة ال : urusan agama yang disyariatkan (ditetapkan) Allah swt
kepada hamba-hambaNya. Dan Dialah yang membuat hukum-hukumnya".
Dalam Kamus Bahr al-Muhiith, Fairuz Abadiy (Juz 2, hal 290) disebutkan: "
Al-Syariah: perkara yang disyariatkan oleh Allah swt kepada hamba-hambaNya. Dan
bisa juga berarti madzhab-madzhab (rujukan-rujukan) yang jelas dan lurus".
2. Definisi Syariah Menurut Ulama Tafsir
Makna syarii'at menurut ulama tafsir, tidak jauh berbeda dengan makna yang
dipahami oleh ulama ahli bahasa Arab. Ketika menafsirkan firman Allah swt, surat al-
30. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 29
Maidah ayat 48, Imam Qurthubiy di dalam Tafsir Qurthubiy menjelaskan: "Kata
شرعة ال dan عة شري ال bermakna jalan terang yang mengantarkan pada
keselamatan. Menurut bahasa, kata عة شري ,ال bermakna ق طري ال ذي ال صل تو ي
نه م ى ال ماء ال (jalan yang mengantarkan kepada air).
Lafadz al-Syariah juga bermakna agama yang disyariatkan (ditetapkan)
Allah kepada hamba-hambaNya; dan Allah telah mensyariatkan (kepada mereka),
maksudnya adalah mensyariatkan (menetapkan) syariat atau jalan. Kata al-syaari`
bermakna al-thariiq al-a'dzam (jalan besar)….Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt
telah menetapkan Taurat kepada pemeluknya, Injil kepada pemeluknya, al-Quran
kepada pemeluknya. Ayat ini berbicara pada konteks syariat-syariat (hukum-hukum)
dan ibadah-ibadah. Sedangkan pokok ketauhidan tidak ada perbedaan. Makna
semacam ini dituturkan dari Qatadah.
Mujahid berkata, "Kata al-syir'ah dan al-minhaaj maknanya adalah agama
(diin) Muhammad saw, dan ia telah menasakh (menghapus) seluruh agama lain."
(Imam al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, juz XVI hal. 163)
Imam Ibnu Katsir di dalam Kitab Tafsiir al-Quran al-'Adziim (Juz 3, hal 129)
mengungkapkan: "Kata al-syir'ah juga bermakna al-Syariah; yakni sesuatu yang
membuka ke sesuatu. Dari sini dinyatakan,"شرع ى ف ذا ك " (mensyariatkan yang
demikian); sedangkan maknanya adalah تدأ اب يه ف (memulai, atau membuka jalan
pertama kali). Demikian juga al-Syariah, ia bermakna "ما شرع ي نها م ى ال ماء "ال (jalan
yang mengantarkan menuju air)". Adapun kata "نهاج م "ال adalah ق طري ال ضح وا ال
سهل ال (jalan yang jelas dan mudah). Kata نن س ,ال maknanya adalah ق طرائ ال (jalan-
jalan). Oleh karena itu, menafsirkan firman Allah swt "شرعة و نهاجا "م dengan jalan
dan sunnah jelas lebih sesuai dari sebaliknya. Wallahu a'lam".
Imam Syaukani di dalam Kitab Fath al-Qadiir (Juz 2, hal 48) menyatakan;
"Pada asalnya, kata al-syir'ah dan al-Syariah bermakna jalan terang yang bisa
mencapai air. Selanjutnya kata ini digunakan dengan makna, agama (diin)yang
31. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH30
disyariatkan Allah swt kepada hambaNya. Sedangkan kata al-minhaaj: jalan terang
dan jelas. Abu al-'Abbas Muhammad bin Yazid al-Mubarrad,"Kata al-Syariah
bermakna ibtidaa' al-thariiq (permulaan jalan), sedangkan al-minhaaj bermakna jalan
yang berulang-ulang (al-thariiq al-mustamirah).Makna ayat ini [surat al-Maidah :48]
adalah; sesungguhnya Allah swt menjadikan Taurat untuk pemeluknya, Injil untuk
pemiliknya, dan al-Quran untuk pemeluknya. Ini terjadi sebelum penghapusan
syariat-syariat terdahulu oleh al-Quran. Adapun setelah turunnya al-Quran, maka
tidak ada syir'ah dan minhaaj, kecuali yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw".
3. Definisi Syariah Menurut 'Urf Para Ulama
Pada konteks awalnya (hakekat lughawiyyah) kata "Syariah bermakna "al-
thariiqah al-dzaahirah allatiy yatawashshalu bihaa ila al-maa" (jalan terang yang bisa
mencapai air). Selanjutnya kata "al-Syariah" digunakan oleh para pengguna bahasa
Arab dengan makna "urusan agama yang ditetapkan Allah swt kepada hambaNya".
Mereka juga memaknai kata Syariah sebatas pada aturan-aturan agama yang
bersifat 'amaliyyah (praktis), bukan i'tiqaadiyyah (keyakinan).
Imam Thabariy telah menuturkan pemahaman semacam ini di dalam riwayat-
riwayat shahih. "Telah meriwayatkan kepada kami, Basyar bin Mu'adz, bahwasanya
ia berkata,"Telah meriwayatkan kepada kami Yazid, ia berkata, "Telah meriwayatkan
kepada kami Sa'iid, dari Qatadah mengenai firman Allah swt "Likulli ja'alnaa minkum
syir'ah wa minhajan", ia berkata, "Maksudnya adalah jalan dan sunnah. Sedangkan
jalan-jalan itu sangat beragam. Taurat memiliki syariat tersendiri, Injil memiliki syariat
tersendiri, dan al-Quran juga memiliki syariat sendiri. Di dalamnya, Allah
menghalalkan apa yang Dia kehendaki dan mengharamkan apa yang Dia kehendaki,
untuk mengetahui siapa yang mentaatiNya dan siapa yang membangkang
kepadaNya. Hanya saja diin (pokok keyakinan) tetaplah satu dan tidak menerima
keyakinan yang lain; yakni al-tauhid (pengesaan Allah) dan ikhlash beramal semata-
32. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 31
mata untuk Allah swt, yang mana prinsip tauhid dan ikhlash ini diturunkan kepada
para Rasul.”
"Telah meriwayatkan kepada kami al-Hasan bin Yahya, bahwasanya ia
berkata, "Telah mengabarkan kepada kami 'Abd al-Razaq, bahwasanya ia berkata,
"Telah meriwayatkan kepada kami Ma'mar , dari Qatadah mengenai firman Allah swt
"likulli ja'alnaa minkum syir'atan wa minhaajan", ia berkata, "Diin itu satu sedangkan
syariat (hukum) itu beragam".( Imam Thabariy, Tafsir al-Thabariy, juz 10, hal. 385)
Imam Ibnu Katsir menyatakan: "Ayat ini merupakan ikhbar (berita) mengenai
umat-umat yang memiliki agama beragam, yakni syariat yang sangat beragam dalam
masalah hukum-hukum yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya yang mulia, namun
berkesesuaian dalam masalah tauhid.Sebagaimana ditetapkan di dalam Shahih
Bukhari dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda, حن ن شر عا م
ياء ب األن اخوة الت ع ,ل نا دن واحد "Kami para Nabi adalah bersaudara, diin
(keyakinan) kami satu". Maksudnya adalah tauhid yang disampaikan Allah kepada
semua Rasul yang diutusNya, dan dicantumkan di semua Kitab yang diturunkanNya.
Sebagaimana disebut di dalam firman Allah swt, " Dan Kami tidak mengutus seorang
rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak
ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku".[Al-Anbiyaa':25], dan juga firman Allah swt, " Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)".[An Nahl: 36].
Adapun dalam masalah syariat, maka perintah dan larangannya berbeda-beda.
Kadang-kadang, ada sesuatu yang di dalam syariat ini haram, kemudian Allah
menghalalkannya di syariat yang lain, dan begitu pula sebaliknya.Kadang-kadang,
33. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH32
ada sesuatu yang di dalam syariat ini, ringan, kemudian diperberat pada syariat yang
lain".
4. Ciri-ciri Umum Syariah
a. Ketuhanan (ية ان رب )ال
Bahwa hukum syariah di turunkan oleh Allah Sang Pencipta dan Pengatur
alam semesta dan bukan dari hasil pikiran manusia yang terbatas. Allah maha
mengetahui semua kebutuhan setiap makhluk, sampai daun yang terjatuh pun
adalah ketetapannya. maka tidak mungkin syariah yang di turunkan tidak sesuai
dengan kemaslahatan makhluk-Nya.
Karena hukum syari’ah berasal dari Allah, maka tidak ada khiyar bagi
seorang muslim untuk menghindar dari hukum yang telah ditetapkan Allah baik dia
seorang hakim atau yang dihakimi. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-
Maidah:44
ومن م ل كم ح ي ما ب زل ان هللا ئك أول ف هم رون كاف ال (دة مائ )44:ال
“barang siapa yang tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itulah orang-orang kafir”.
Dan firman Allah dalam surat an-Nur:51
ما ان ان ك ول ق ين ن مؤم ال اذا دعوا ى ال هللا ه سول ور كم يح ل نهم ي ب ان وا قول ي نا عسم
نا ع,واط ئك وأول هم لحون ف م ال (نور )15:ال
“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan
RasulNya agar Rasul memutuskan (perkara) diantara mereka, mereka berkata: kami
mendengar dan kami taat. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Dikarenakan syari’at islam berasal dari Allah, maka dalam diri setiap muslim
terdapat ketaatan dan kepatuhan pada hukum yang ditetapkan Allah, yang mana hal
34. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 33
ini tidak terdapat pada hukum yang dibuat manusia. Seorang muslim yang taat pada
hukum Allah dan menjalankannya, berkeyakinan bahwa dia sedang beribadah
kepada Tuhannya dan mendekatkan diri kepadaNya. Dan ini adalah sebagai
pendorong keimanan dan tuntutan dalam Islam. (Yusuf Qardhawi, Madkhal lidirasati
al-Syari’ah al-Islamiyyah, hal 89-90)
b. Moralitas ( ية الق )األخ
Hukum syariah lebih menitik beratkan pada pendidikan manusia secara
akhlak, memperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia dengan akhlak
yang mulia. Rasulullah saw bersabda:
ما ان ثت ع ب مم ألت كارم م الق األخ (أخرجه م حاك ال صححه )و
Dengan ini kesadaran setiap manusia akan sangat berdampak pada keadaan
kehidupannya. Oleh karena itu, iming-iming yang Allah tawarkan adalah berupa
pahala, bukan sebuah benda nyata yang dapat di pegang dengan tangan dan dapat
di gunakan di kehidupan dunia. Pengertian ini membedakan syari’ah dengan
undang-undang ciptaan manusia. Karena undang undang buatan manusia bersifat
memaksa dan yang berpengaruh adalah kekuatannya. Kekuatan undang-undang
(pemerintah) lemah tidak seorangpun mempraktekkannya. Dan jika kekuatan itu
kuat, maka semua rakyat akan tunduk.
c. Realitas (ية ع واق )ال
Syariat Islam adalah hukum yang realistis yang selalu memperhatikan
keutamaan akhlak yang luhur. Syari’at Islam bukanlah omong kosong belaka seperti
khayalan orang-orang komunis tentang masyarakat yang tidak mengenal perbedaan
dan kepemilikan individu, masyarakat yang tidak membutuhkan negara, hukum ,
polisi, dan penjara.
35. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH34
Diantara realitas hukum islam adalah dalam keadaan dhorurot,
diperbolehkan melakukan sesuatu yang diharamkan, seperti memakan bangkai bagi
orang yang terpaksa, dan lain-lain.
d. Kemanusiaan (ية سان )االن
Hukum Islam disyariatkan diantaranya untuk memelihara kemuliaan manusia
itu sendiri. Karena kemuliaan manusia bukanlah pemberian raja, pemimpin ataupun
parlemen, tapi merupakan pemberian Allah swt, dzat yang telah menjadikan manusia
sebagai khalifah diatas bumi dan malaikat pun membungkuk kepadanya. Mengenai
kemuliaan manusia, Allah berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 70:
قد ول نا رم ك نى ب .ادم
Syariat Islam datang dengan membawa misi persamaan diantara manusia,
tanpa memandang perbedaan warna kulit, jenis, ataupun bahasa. Yang
membedakan adalah amal shalih dan ukuran kebaikan yang dilakukannya. Allah
berfirman dalam surat al-Hujurat: 13:
ا ي ها أي ناس ال ا ان م ناك ق ل خ من ر ذك ثى وأن م ناك ل ع وج ا عوب ش بائ لوق وا عارفت ل ان
كم رم اك ند ع هللا م قاك .ات
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang mulia disisi
Allah adalah orang yang bertaqwa, tanpa memandang apakah dia orang Arab atau
bukan, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, semuanya sama disisi Allah.
e. Ketertiban (سق نا ت )ال
Yaitu pengaplikasian beberapa bagian dari keseluruhan aturan secara teratur
dan saling bahu membahu dalam melaksanakan tujuan bersama sekira tidak terjadi
benturan antara bagian satu dengan lainnya.
Syariat Islam mengangkat derajat wanita dan memelihara nilai
kemanusiaannya (harkat dan martabat) dan menjadikannya saudara kandung laki-
36. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 35
laki dan saudaranya dalam ketaatan hukum (taklif). Dalam al-Qur’an telah
disebutkan كم ض ع ب من عض ب (ال ,)591:عمران juga disebutkan dalam hadits:
ما ان ساء ن ال ق قائ ش رجال ال
Ketika kita melihat al-Qur’an, dalam bab waris dikatakan:
كم ي ص و ي هللا ى ف م اوالدك ر لذك ل ثل م حظ ين ي ث .األن
maka janganlah al-Qur’an dianggap telah mendiskriminasikan kaum hawa atau
menurunkannya dari kedudukan yang telah ditetapkan baginya oleh berbagai ayat
dan hadis. Akan tetapi itu merupakan keadilan yang memberi bagian kepada
masing-masing jenis sesuai dengan haknya.
Dan hal itu tidak dapat dipahami kecuali jika kita bertaammul dalam
mempelajari islam dan hukum-hukumnya, niscaya kita akan mengetahuinya secara
keseluruhan dengan teratur dan tersusun. Dan kita juga akan mengetahui kalau
bagian wanita itu sudah sesuai menurut porsinya.
f. Komprehensif (شمول )ال
Syariah islamiyah adalah suatu aturan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan. Oleh karena itu syariah islamiyah menetapkan jalan keimanan bagi
manusia, juga menjelaskan tentang pokok-pokok aqidah dan mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya. Syariat islam juga memerintahkan kepada manusia
untuk membersihkan jiwanya, dan mengatur hubungan antar sesama. Secara garis
besar hukum- hukum syariah terbagi menjadi tiga:
Hukum yang berhubungan dengan aqidah, seperti iman kepada Allah dan
iman kepada hari akhir. Hukum ini dinamakan hukum kepercayaan, dan ilmu
yang mempelajarinya adalah ilmu kalam atau tauhid.
37. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH36
Hukum yang berhubungan dengan akhlaq, seperti kewajiban jujur, amanah,
menepati janji, dan juga mengenai keharaman berbohong, khiyanat, dan
melanggar janji. Hukum ini dinamakan hukum moralitas, dan ilmu yang
mempelajarinya adalah ilmu akhlaq atau tasawwuf.
Hukum yang berhubungan dengan perkataan dan perbuatan manusia dalam
hubungan antar sesama. Hukum ini dinamakan hukum mu’amalah dan ilmu
yang mempelajarinya adalah ilmu fiqh.
D. LANDASAN HUKUM SYARIAH
Yang menjadi landasan hukum utama dalam bisnis berbasis syariah adalah
Al-Qur’an dan Hadist yang disunahkan langsung oleh Rasullullah SAW. Namun
dalam perkembangannya, para ulama sepakat untuk menambahkan ijma, ijtihad dan
qiyash sebagai sumber hukum pendukung dalam perekonomian islam. Dalam
sebuah tatanan kenegaraan, Undang-undang dan Fatwa dari lembaga agama dalam
sebuah Negara pun menjadi sumber hukum pendukung dalam kegiatan bisnis
syariah. Berikut beberapa kebijakan yang tergambar dan ditentukan oleh beberapa
landasan hukum seperti Al-Qur’an, Hadist, Ijtihad, Ijma, Qiyash, Undang-undang,
dan Fatwa MUI.
1. AL QUR’AN
Secara istilah Al-Qur`an adalah "Kalam ALLAH yang merupakan mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang diturunkan secara mutawatir
dan membacanya adalah ibadah". Al-Qur`an adalah kalamullah, firman ALLAH SWT,
ia bukanlah kata-kata manusia, bukan pula kata-kata jin, setan, atau malaikat. Al-
Qur`an bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula
produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia.
38. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 37
Al-Qur’an membahas tentang banyak hal, salah satunya adalah tentang
syariah. Di dalam syariah tak hanya membahas tentang hubungan kita dengan
Tuhan, tetapi membahas pula tentang hubungan kita dengan manusia dan makhluk
Tuhan lainnya. Karena hal itu pulalah, syariah juga mempengaruhi pola perilaku kita
dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, yaitu cara berbisnis yang kita kenal
dengan bisnis syariah. Al-Qur’an menjadi sumber hukum utama tentang bisnis
syariah.
Berikut ini penulis kutip beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang membahas dan
menerangkan tentang tata cara berbisnis yang Allah perintahkan.
1) Q.S. Ash-Shaff ayat 10
اي اهيأ ينذال وانم له مكلدأ ىلع ةارجت ميكجنت نم اذع يملأ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian (dapat dibaca tunjiikum dan
tunajjiikum, yakni tanpa memakai tasydid dan dengan memakainya) dari azab yang
pedih yang menyakitkan; mereka seolah-olah menjawab, mengiyakan”.
2) Q.S. At-Taubah ayat 111
ِيلِبَس يِف َونُلِتاَقُي ۚ َةَّنَجْال ُمُهَل َّنَأِب ْمُهَلاَوْمَأَو ْمُهَسُفْنَأ َينِنِمْؤُمْال َنِم ٰىَرَتْشا َ ََّّللا َّنِإۖ َونُلَتْقُي َو َونُلُتْقَيَف ِ ََّّللا
ِيلِجْن ِ ْاْلَو ِةاَر ْوَّتال يِف اًقَح ِهْيَلَع ًادْعَوْمُتْعَياَب يِذَّلا ُمُكِعْيَبِب رُوا ِشْبَتْساَف ۚ ِ ََّّللا َنِم ِهِدْهَعِب ٰىَفْوَأ ْنَمَو ۚ ِآنْرُقْالَو
ُميِظَعْال ُز ْوَفْال َُوه َكِل َٰذَو ۚ ِهِب
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada
jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah ? Maka bergembiralah dengan jual beli
yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”.
39. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH38
3) Q.S. Faathir ayat 29
و ُجْرَي ًةَيِن ََلَع َو اًر ِس ْمُهاَنْقَزَر اَّمِم واُقَفْنَأَو َة ََلَّالص واُماَقَأَو ِ ََّّللا َابَتِك َونُلْتَي َينِذَّلا َّنْنَل ًةَار َجِت َنَُوربَت
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi”.
4) Q.S. Al-Baqarah ayat 282
اَك ْمُكَنْيَب ْبُتْكَيْلَو ۚ ُهُوبُتْكاَف ىًمَسُم ٍلَجَأ ٰىَلِإ ٍنْيَدِب ْمُتْنَياَدَت اَذِإ واُنَمآ َينِذَّلا اَهُّيَأ اَيٌبِتاَك َبْأَي ََل َو ۚ ِلْدَعْالِب ٌبِت
ْبُتْكَيْلَف ۚ ُ ََّّللا ُهَمَّلَع اَمَك َبُتْكَي ْنَأَانَك ْنِإَف ۚ اًئْيَش ُهْنِم ْس َخْبَي ََل َو ُهَّب َر َ ََّّللا ِقَّتَيْلَو ُّقَحْال ِهْيَلَع يِذَّلا ِلِلْمُيْلَو
ۚ ِلْدَعْالِب ُهُّيِلَو ْلِلْمُيْلَف َُوه َّلِمُي ْنَأ ُيعِطَتْسَي ََل ْوَأ اًفي ِعَض ْوَأ ًاهيِفَس ُّقَحْال ِهْيَلَع يِذَّلاَش ُوادِهْشَتْساَوْنِم ِنْيَديِه
َدْحِإ َّل ِضَت ْنَأ ِاءَدَهُّشال َنِم َنْو َض ْرَت ْنَّمِم ِانَتَأَرْماَو ٌلُجَرَف ِنْيَلُجَر اَنوُكَي ْمَل ْنِإَف ۖ ْمُكِلاَجِرَرركَذُتَف اَمُها
َت ْنَأ واُمَأْسَت ََلَو ۚ ُواعُد اَم اَذِإ ُءاَدَهُّشال َبْأَي ََل َو ۚ ٰىَرْخُ ْاْل اَمُهاَدْحِإْمُكِل َٰذ ۚ ِهِلَجَأ ٰىَلِإ اًيرِبَك ْوَأ اًير ِغَص ُهُوبُتْك
ِدُت ًةَرِاض َح ًة َارَجِت َونُكَت ْنَأ ََّلِإ ۖ ُواباَتْرَت ََّلَأ ٰىَنْدَأَو ِةَداَهَّشلِل ُمَوْقَأَو ِ ََّّللا َدْنِع ُطَسْقَأْمُكْيَلَع َسْيَلَف ْمُكَنْيَب اَهَنو ُير
ۗ اَهُوبُتْكَت ََّلَأ ٌاحَنُجَّتاَو ۗ ْمُكِب ٌُوقسُف ُهَّنِإَف واُلَعْفَت ْنِإَو ۚ ٌديِهَش ََلَو ٌبِتاَك َّارَُضي ََل َو ۚ ْمُتْعَياَبَت اَذِإ ُوادِهْشَأَوواُق
ٌميِلَع ٍء ْيَش لرُكِب ُ ََّّللاَو ۗ ُ ََّّللا ُمُكُمرلَعُيَو ۖ َ ََّّللا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika
tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
40. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 39
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
5) Q.S. An-Nisa ayat 29
ْنَع ًةَارَجِت َونُكَت ْنَأ ََّلِإ ِلِاطَبْالِب ْمُكَنْيَب ْمُكَلاَوْمَأ واُلُكْأَت ََل واُنَمآ َينِذَّلا اَهُّيَأ ا ََواُلُتْقَت ََلَو ۚ ْمُكْنِم ٍاضَرَت
اًمي ِح َر ْمُكِب َانَك َ ََّّللا َّنِإ ۚ ْمُكَسُفْنَأ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
6) Q.S. At-Taubah ayat 24
َهوُمُتْفَرَتْقا ٌالَوْمَأَو ْمُكُت َيرِشَع َو ْمُكُاجَوْزَأَو ْمُكُناَوْخِإَو ْمُكُاؤَنْبَأَو ْمُكُاؤَبآ َانَك ْنِإ ْلُقَنْوَش ْخَت ٌة َارَجِتَو ا
ٰىَّت َح َّصُواب َرَتَف ِهِليِبَس يِف ٍداَهِجَو ِهِلُوس َر َو ِ ََّّللا َنِم ْمُكْيَلِإ َّب َحَأ اَهَنْو َض ْرَت ُنِكاَسَمَو اَهَداَسَكۗ ِهِرْمَأِب ُ ََّّللا َيِتْأَي
َينِقِاسَفْال َمْوَقْال يِدْهَي ََل ُ ََّّللاَو
Artinya: “Katakanlah: jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-
isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
41. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH40
cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik”.
7) Q.S. An-Nur ayat 37
ال ِاءَتيِإَو ِة ََلَّالص ِامَقِإَو ِ ََّّللا ِرْكِذ ْنَع ٌعْيَب ََل َو ٌة َارَجِت ْمِهيِهْلُت ََل ٌالَجِرُوبُلُقْال ِهيِف ُبَّلَقَتَت اًمْوَي َونُفاَخَي ۙ ِةاَكَّز
ُار َصْبَ ْاْلَو
Artinya: “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang”.
8) Q.S. Al-Jumu’ah ayat 11
اذ و اوأر ةارجت وأ اوهل واضانف اهيل وككرتو امائق لق ام ندع هللا ريخ نم وهالل نمو ةارجالت هللاو ريخ
ينقازالر
Artinya: “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka
bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri
(berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada
permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.”
2. HADIST
Hadist adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan
persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum
dalam agama Islam. Hadist dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-
Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber
hukum kedua setelah Al-Qur'an.
42. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 41
Berikut ini penulis kutip beberapa hadist yang disampaikan Rasulullah SAW
melalui para sahabat yang membahas dan menerangkan tentang tata cara berbisnis
yang Rasul perintahkan dan Rasul contohkan dalam kehidupannya.
1) Bisnis merupakan pekerjaan yang paling mulia.
ٌور ُرْبَم ٌعْيَب َالَقَف ِبْسَكْال ِلَضْفَأ ْنَع َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ُّيِبَّنال َلِئُسِهِدَيِب ِلُجَّالر ُلَمَعَو(أحمد رواه)
Artinya: “Dari Hani’ bin Nayar bin Amru ra berkata, bahwa Nabi Muhammad
SAW ditanya mengenai pekerjaan yang paling mulia. Beliau menjawab, ‘Jual beli
(bisnis) yang mabrur (sesuai syariat dan tidak mengandung unsur tipuan dan dosa)
dan pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan kedua tangannya.” (HR. Ahmad)
2) Bisnis membuka jalan keberkahan dari Allah SWT.
ِانَعريَبْال َالَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ريِبَّنال ْنَع ُهْنَع ُ ََّّللا َي ِض َر ٍامَزِح ِنْب ٍيمِكَح ْنَعْنِإَف اَقَّرَفَتَي ْمَل اَم ِارَيِخْالِب
اَمِهِعْيَب ُةَك َرَب ْتَقِحُم اَمَتَكَو اَبَذَك ْنِإَو اَمِهِعْيَب يِف اَمُهَل َكُِورب اَنَّيَبَو اَقَدَص(ومسلم البخاري رواه)
Artinya: “Dari Hakim bin Hizam ra, dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
“Penjual dan pembeli keduanya bebas memilih selagi keduanya belum berpisah.
Maka jika keduanya jujur dan saling menjelaskan dengan benar, maka akan
diberkahi pada bisnis keduanya. Namun jika menyembunyikan cacat dan dusta,
maka terhapuslah keberkahan jual beli tersebut”. (HR. Bukhari-Muslim)
3) Pelaku bisnis yang jujur dan amanah akan dikumpulkan di surga
bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’.
َرينيِبَّنال َعَم ُينِمَْلْا ُقُودَّالص ُرِاجَّتال َالَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ريِبَّنال ْنَع ٍديِعَس يِبَأ ْنَعاَوَينِقريدلصر
ِاءَدَهُّشالَو(الترمذي رواه)
Artinya: “Dari Abu Sa’id ra, dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang
pebisnis yang jujur lagi amanah, maka ia akan bersama para nabi, shiddiqin dan
syuhada’.” (HR. Turmudzi)
43. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH42
4) Dalam kegiatan bisnis, barang siapa memudahkan urusan bisnis orang
lain maka akan Allah mudahkan pula bisnis yang ia jalankan.
ْنِم ًةَب ْرُك ٍنِمْؤُم ْنَع َسَّفَن ْنَم َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ِ ََّّللا ُسُول َر َالَق َالَق َةَرْي َُره يِبَأ ْنَعَسَّفَن اَيْنُّدال ِب َرُك
ُهْنَع ُ ََّّللاَو ِةَر ِآلخْاَو اَيْنُّدال يِف ِهْيَلَع ُ ََّّللا ََّرسَي ٍرِسْعُم ىَلَع ََّرسَي ْنَمَو ِةَماَيِقْال ِمْوَي ِب َرُك ْنِم ًةَبْرُكَرَتَس ْنَم
ِن ْوَع يِف ُدْبَعْال َانَك اَم ِدْبَعْال ِنْوَع يِف ُ ََّّللاَو ِةَرِآلخْا َو اَيْنُّدال يِف ُ ََّّللا ُهَرَتَس اًمِلْسُمِهيِخَأ(مسلم رواه)
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang membebeaskan seorang mu’min dari himpitan kehidupan di
dunia, maka Allah akan membebaskannya kelak dari himpitan di hari akhir. Dan
barang siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan, maka Allah
akan memudahkannya kesulitannya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang
menutupi aib seorang muslim, maka Allah pun akan menutupi aibnya di dunia dan di
akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba, selagi hamba tersebut
selalu menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
5) Rezeki yang baik adalah rezeki dari hasil bekerja keras sendiri.
ام لكأ دحأ اامعط طق اريخ نم نأ لكأي نم لمع دي ، ن و ىبن هللا داود – هيلع مالالس – انك لكأي نم
لمع دي
Artinya: “Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari
makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya
nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” (HR.
Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 No. 2072).
6) Pebisnis jujur akan bersama Rasul, orang-orang jujur dan orang-orang
mati syahid.
تاجر ال صدوق ال ين األم مع ين ي ب ن ال ين ق صدي وال شهداء وال
44. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 43
Artinya: “Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para
nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” (HR.
Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti No. 1130)
7) Penghasilan yang baik adalah penghasilan pedagang yang jujur, baik,
sopan dan selalu menepati janji.
ن ي أط س ك ال س ك تجار ال ذي ال ذا وا حدث م ل وا كذب ي و ذا نوا تم ائ م ل وا خون ي و
ذا وعدوا م ل فوا ل خ ي و ذا تروا ش ا م ل ذموا ي و ذا اعوا ب م ل طروا ي و ذا ان ك يهم ل ع م ل
لوا مط ي و ذا ان ك هم ل م ل سروا ع .)ي
Artinya: “Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para
pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak
khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela,
apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak
menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang
yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman,
Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221)
8) Penghasilan yang baik adalah dari berbisnis yang mabrur.
Dari Rafi’ bin Khadij radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Ada seseorang bertanya,
“Penghasilan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?” Beliau jawab:
عمل رجل ال يد ب ل وك يع ب برور م
Artinya: “Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan
setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad di dalam Al-Musnad no.16628)
3. IJTIHAD
Ijtihad berasal dari bahasa arab yaitu “Jahada” yang mempunyai arti
mencurahkan segala kemampuan untuk mendapatkan sesuatu yang sulit atau yang
45. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH44
ingin di capainya badzlul al-juhdi li istinbath al-ahkam min al-nash (mencurahkan
segala pikiran untuk merumuskan sebuah hukum dari teks wahyu).
Dengan kata lain, ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan seorang
faqih (pakar fiqih Islam) untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum sesuatu
melalui dalil syara’ (agama). Dalam istilah inilah ijtihad lebih banyak dikenal dan
digunakan bahkan banyak para fuqaha yang menegaskan bahwa ijtihad dilakukan di
bidang fiqih.
Secara substansial, hukum Islam adalah bagian dari hukum positif Indonesia
yang bersumber al-Qur’an, al-Hadits, dan al-ijtihâd, terutama yang mengatur tentang
al-‘aqdu sebagai dasar timbulnya hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perikatan
Islam. Perikatan Islam dan kegiatan bisnis Islam selalu berdasarkan prinsip-prinsip
syarî’ah yang harus bebas dari unsur ketidakjelasan (garar), perjudian (maisir),
bunga (ribâ), dan penzaliman. Tetapi secara formal dari segi bentuk usaha (badan
usaha) dalam kegiatan bisnis Islam bersumber dari hukum perundang-undangan.
Oleh karena itu, kedudukan hukum syarî’ah (perikatan syarî’ah dan bisnis
syarî’ah) secara yuridis adalah kuat dan legal dalam sistem hukum Indonesia, dan
secara bisnis operasional memperoleh dukungan kuat dari masyarakat karena di
dasarkan pada akad yang benar, adil, jujur, transparan, bebas dari ketidak jelasan
(garar) , perjudian (maisir), bunga (ribâ), dan penzaliman.
Adapun ijtihâd sebagai sumber hukum Islam ketiga memberi peluang untuk
berkembangnya pemikiran umat Islam dalam menghadapi segala permasalahan di
era globalisasi ini. Berbagai jenis transaksi telah muncul dan menyebar keseluruh
penjuru dunia, terutama ke negeri Indonesia. Banyak jenis transaksi baru yang di
tawarkan yang juga menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda. Berikut
merupakan ijtihâd yang mengatur tentang al-‘aqdu yaitu Pembaharuan Dalam
Bidang Perikatan. Perikatan dalam istilah fiqh disebut dengan al-‘aqdu, secara
etimologi berarti:
46. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 45
ر ال ط ب ووه جمع ي طرف ال ين ل ب ح شد وي ماأحده ر اآلخ ب تى ح ال ص ت ي بحا ص ي ف
عةقط ك واحدة
“Ikatan, yakni mengumpulkan dua tepi dan mengikat salah satunya dengan yang
lainnya hingga tergabung, maka menjadilah ia seperti sepotong benda.”
Berdasarkan pengertian ini, para fuqahâ’ menggunakan juga lafal aqad untuk
sumpah, untuk al-‘ahdu (perjanjian), dan untuk sesuatu persetujuan dalam bidang
jual beli. Oleh karenanya, para fuqahâ kemudian mendefinisikan kata al-‘aqdu secara
terminologi, yakni :
باط رت جا اإلي بول ق ب لى ع وجه شروع م بت ث ي ىض تر ال
“Perikatan antara ijab dengan qabul dengan jalan yang dibenarkan oleh syari’at,
yang menetapkan keridhaan kedua belah pihak.”
Dalam melaksanakan transaksi (perikatan atau al-‘aqdu) terdapat rukun dan
syarat yang harus dipenuhi. Pendapat mengenai rukun aqad dalam hukum Islam ini
beraneka ragam di kalangan para ahli fiqh. Di kalangan madzhab Hanafi
berpendapat bahwa rukun akad hanya sigat al-‘aqdu, yakni ijab dan kabul.
Sedangkan syaratnya adalah al-‘aqidain (subjek akad) dan mahal al-‘aqdi (objek
akad).
Adapun dalam perkembangannya di Indonesia, transaksi (ijab-kabul) dapat
dilakukan dengan empat cara berikut ini :
a. Lisan. Para pihak mengungkapkan kehendaknya dalam bentuk perkataan
secara jelas.
b. Tulisan. Adakalanya, suatu perikataan (transaksi) dilakukan secara tertulis.
Hal ini dapat dilakukan oleh para pihak yang tidak dapat bertemu langsung
dalam melakukan transaksi, atau untuk transaksi-transaksi yang sifatnya
lebih sulit, seperti yang dilakukan oleh badan hukum.
47. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH46
c. Isyarat. Suatu transaksi tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang
normal, orang yang cacat pun dapat melakukan transaksi (al-‘aqdu). Apabila
cacatnya adalah tuna wicara maka dimungkinkan akadnya dengan isyarat,
asalkan terdapat sepemahaman dalam transaksi tersebut.
d. Perbuatan. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, kini
transaksi dapat pula dilakukan dengan cara perbuatan saja, tanpa secara
lisan, tulisan maupun isyarat. Hal ini dapat disebut dengan ta’âti atau mu’âtah
(saling memberi dan menerima). Adanya perbuatan ini dari pihak yang telah
saling memahami perbuatan transaksi tersebut dengan segala akibat
hukumnya. Hal ini sering terjadi di supermarket yang tidak ada proses tawar
menawar. Pihak pembeli telah mengetahui harga barang yang secara tertulis
dicantumkan pada barang tersebut. Pada saat pembeli datang ke meja kasir
menunjukkan bahwa di antara mereka akan melakukan transaksi jual-beli.
4. QIYASH
Qiyash dalam bahasa Arab berasal dari kata “qasa, yaqisu, qaisan” artinya
mengukur, menyamakan dan ukuran. Secara etimologi qiyas berarti pengukuran
sesuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan sejenisnya. Qiyas
berarti, membandingkan atau mengukur, seperti menyamakan si A dengan si B,
karena kedua orang itu mempunyai tinggi yang sama, bentuk tubuh yang sama,
wajah yang sama dan sebagainya. Qiyas juga berarti mengukur, seperti mengukur
tanah dengan meter atau alat pengukur yang lain. Demikian pula membandingkan
sesuatu dengan yang lain dengan mencari persamaan-persamaannya.
Sedangkan menurut ulama’ ushul fiqih qiyas berarti menetapkan hukum
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara
membandingkannya kepada suatu kejadian atau peristiwa yang lain yang telah
48. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 47
ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan illat antara kedua
kejadian atau peristiwa itu.
Jadi qiyas merupakan mashodirul ahkam yang keempat setelah Al-Qur’an,
As-Sunnah dan ijma’. Yakni cara mengishtinbatkan suatu hukum dengan cara
menganalogikan antara dua hal yang memiliki kesamaan illat tetapi yang satu belum
ada ketentuan hukumnya dalam nash.
ياس ق وال هو ما ل ط ل دالئ ال قة مواف ال لى ع بر خ قدم ت م ال من تا ك ال نة س وال
“Qiyas adalah metode berfikir untuk menemukan petunjuk makna yang sesuai
dengan khabar yang sudah ada dalam al-Qur’an dan sunnah”.
Adapun cara mengoperasionalkan qiyas ini yakni dimulai dengan
mengeluarkan hukum yang ada pada kasus yang disebutkan dalam nash, setelah itu
kita teliti illatnya. Selanjutnya kita cari dan teliti illat yang ada pada kasus yang tidak
disebutkan dalam nash, sama ataukah tidak. Jika sudah diyakini bahwa illat yang
ada dalam kedua kasus tersebut ternyata sama maka kita menggunakan ketentuan
hukum pada kedua kasus itu berdasarkan keadaan illat.
Penerapan Qiyas dalam Ekonomi Islam
Memahami bunga bank dari aspek legal-formal dan secara induktif,
berdasarkan pelarangan terhadap larangan riba yang diambil dari teks (nas), dan
tidak perlu dikaitkan dengan aspek moral dalam pengharamannya. Paradigma ini
berpegang pada konsep bahwa setiap utang-piutang yang disyaratkan ada
tambahan atau manfaat dari modal adalah riba, walaupun tidak berlipat ganda. Oleh
karena itu, betapapun kecilnya, suku bunga bank tetap haram. Karena berdasarkan
teori qiyâs, kasus yang akan di-qiyas-kan (fara’) dan kasus yang di-qiyas-kan (asal)
keduanya harus disandarkan pada illat jâlî (illat yang jelas). Dan kedua kasus
tersebut (bunga bank dan riba) disatukan oleh illat yang sama, yaitu adanya
49. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH48
tambahan atau bunga tanpa disertai imbalan. Dengan demikian, bunga bank sama
hukumnya dengan riba.
Adapun di antara tokoh-tokoh fikih Islam kontemporer yang menganut
paradigma ini adalah Abû Zahrah, Wahbah Zuhayli, Yûsûf al-Qardawi (masing-
masing ahli fikih Timur Tengah), Abdul Mannan, Syafi’i Antonio, Adiwarman Azwar
Karim (masing-masing ahli hukum Islam dan praktisi perbankan Islam Indonesia).
Yûsûf al-Qardawi berpendapat bahwa riba yang diharamkan dalam Alquran
tidak membutuhkan penjelasan dan pembahasan lebih lanjut, karena tidak mungkin
Allah mengharamkan sesuatu kepada manusia yang tidak mereka ketahui
bentuknya. Pemahaman riba sesuai yang tertuang dalam Q.S Al-Baqarah [2]:278-
279 menunjukkan segala kelebihan dari modal adalah riba, sedikit maupun banyak.
Maka setiap tambahan bagi modal yang disyaratkan atau ditentukan terlebih dahulu,
karena adanya unsur tenggang waktu semata adalah riba.
Adapun Syafi'i Antonio yang merupakan praktisi dan akademisi ekonomi
Islam di Indonesia, terkait dengan bunga bank, mengatakan bahwa kriteria berlipat-
ganda bukanlah syarat terjadinya riba, tapi itu hanya sifat. Artinya, besar atau kecil,
bunga bank tetap riba, sebab sifat umum riba adalah berlipat ganda (Antonio,
1999:82).
Sementara dari segi konteks atau illat, pengharaman riba dalam Alquran
adalah karena adanya faktor zulm, yaitu memungut tambahan utang dari pihak-pihak
yang seharusnya ditolong. Sementara konteks bank adalah niaga (tijârah) untuk
mencari keuntungan bersama antara pihak yang punya modal (investor), pihak yang
membutuhkan modal (debitur/pengusaha), dan pihak perbankan sebagai mediator
dan penyedia jasa. Sehingga sama sekali tidak ada kaitannya dengan tolong
menolong antara si kaya dan si miskin, melainkan upaya kerjasama dalam
mengembangkan modal dengan menjadikan bank sebagai mediator antara
penabung, pengusaha dan bank . Karena itu, aspek aniaya (ketidakadilan) di sini
50. OUT OF THE BOX - EKONOMI KREATIF BERBASIS SYARIAH 49
amat kecil kemungkinan terjadi sebab masing-masing pihak telah saling rela dan
mengetahui hak serta kewajibannya masing-masing.
Dengan konsep seperti itu, akhirnya mereka sampai kepada satu kesimpulan
bahwa antara riba dengan bunga bank memiliki konteks dan esensi yang berbeda.
Riba dianggap kelebihan yang diambil dari pinjaman yang ditujukan untuk keperluan
konsumtif, sedangkan bunga bank adalah kelebihan atas pinjaman yang ditujukan
dalam rangka, kebutuhan produktif.
Dengan analisis seperti itu, penganut paradigma ini mengharuskan mereka,
meninggalkan qiyâs dan lebih memilih mengambil metode istihsân sebagai dasar
untuk sampai kepada suatu konklusi hukum yang dianggap lebih tepat untuk
dijalankan. Di antara tokoh dan ahli hukum Islam yang menganut paradigma
kontekstual dalam menilai permasalahan bunga bank adalah Munawir Syadzali,
Quraish Shihab, Umar Shihab dan M. Dawam Raharjo (masing-masing adalah ulama
fikih dan cendekiawan muslim Indonesia). Demikian pula, Fazlur Rahman, Mahmoud
Syaltout, dan Mustafa Ahmad al-Zarqa'.
5. IJMA
Ijma secara bahasa (فاق واالت عزم )ال berarti niat yang kuat atau
kesepakatan. Ijma’ artinya kesepakatan semua ulama’ mujtahidin dari ummat
Muhammad SAW pada suatu masa, atas suatu hukum syari’at. Jadi, apabila para
ulama’ itu telah sepakat-baik di masa sahabat maupun sesudahnya-atas salah satu
hukum syari’at, maka kesepakatan mereka adalah merupakan ijma’, sedang
melaksanakan apa yang mereka sepakati adalah wajib. Sebagai rujukan hukum,
ijma’ menempati urutan ketiga. Artinya, apabila kita tidak mendapatkan hukum dalam
al-Qur’an maupun dalam as-Sunnah, maka kita tinjau apakah para ulama’ kaum
muslimin telah ijma’. Apabila ternyata demikian, maka ijma’ mereka kita ambil dan
kita laksanakan. Ijma merupakan hujjah, dengan dalil-dalil diantaranya: