SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana yang kita ketahui di era globalisasi ini, banyak sekali terjadi
perubahan-perubahan baik itu dalam bentuk situasi dunia yang semakin canggih
dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya, bahkan dengan permasalahan sosial
yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang kadang-kadang menimbulkan
kesenjangan dari berbagai aspek, misalnya saja mengenai perbedaan pendapat
tentang dasar hukum dan juga bagaimana tata cara berzakat yang benar,
setidaknya memanggil kita untuk memperhatikan hal tersebut secara jernih dan
cermat. Fenomena tersebut muncul sangat erat kaitannya dengan kualitas Sumber
Daya Manusia yang secara terorganisir perlu dibenahi.
Sebab itulah yang membuat penulis membuat makalah yang berjudul “Zakat
(dasar hukum dan tata caranya)” ini, karena manusia merupakan satu-satunya
makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki
kekhususan tersebut manusia pun diberikan kemampuan dalam menganalisis
suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu di dalam makalah ini penulis
membahas tentang seluk-beluk zakat, baik itu dasar hukumnya maupun tata
caranya, yang gunanya memberi penjelasan kepada pembaca mengenai hal
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan zakat ?
2. Apa saja dasar hukum yang mewajibkan umat muslim untuk berzakat ?
3. Apa saja syarat bagi orang yang mengeluarkan zakat ?
4. Siapa saja yang berhak menerima zakat ?
5. Apa saja harta-harta yang wajib dizakati ?
6. Apa saja perbedaan zakat fitrah dan zakat maal ?
7. Apa saja manfaat berzakat ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan zakat.
2. Agar pembaca dapat memahami apa saja dasar hukum yang mewajibkan
berzakat bagi umat muslim.
3. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja syarat bagi orang yang
mengeluarkan zakat.
4. Agar pembaca dapat mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat.
2
5. Agar pembaca dapat memahami harta-harta yang bagaimana yang wajib
dizakati.
6. Agar pembaca dapat memahami perbedaan zakat fitrah dan maal.
7. Agar pembaca dapat memahami manfaat berzakat.
1.4 Metode Penulisan
Didalam makalah yang berjudul “Zakat (dasar hukum dan tata caranya) ini,
penulis menggunakan metode pustaka.
1.5 Manfaat Penulisan
1. Pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan zakat.
2. Pembaca dapat memahami apa saja dasar hukum yang mewajibkan
berzakat bagi umat muslim.
3. Pembaca dapat mengetahui apa saja syarat bagi orang yang mengeluarkan
zakat.
4. Pembaca dapat memahami siapa saja yang berhak menerima zakat.
5. Pembaca dapat memahami harta-harta yang bagaimana yang wajib
dizakati.
6. Agar pembaca dapat memahami perbedaan zakat fitrah dan maal.
7. Agar pembaca dapat memahami manfaat berzakat.
3
BAB II
ZAKAT (DASAR HUKUM DAN TATA CARANYA)
2.1 Pengertian Zakat
Menurut bahasa, zakat berasal dari kata “Tazkiyah” yang berarti
“membersihkan” dan kata zakat berarti pula “namaa”, artinya “tumbuh atau
bertambah”1, sedangkan menurut syara’ ialah “nama bagi ukuran yang
dikeluarkan dari harta-harta atau badan menurut peraturan yang akan datang”.
Menurut istilah zakat ialah pensucian harta dari segala bentuk dan bagian-bagian
yang bukan hak diri kita, melainkan hak orang lain. Pensucian disini dapat juga
dimaknakan juga untuk membersihkan jiwa.2 Sebab, zakat ialah nama atau
sebutan dari suatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin.
Dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat,
membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan.3
Kata-kata zakat itu arti aslinya ialah tumbuh, suci, dan berkah.
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah At-Taubah ayat 103 yang artinya:
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Medengar, Maha Mengetahui.”
(Q.S. At-Taubah :103)
Zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang lima yang disebut
beriringan dengan shalat pada 82 ayat di dalam al-quran. Allah telah menetapkan
hukumnya Fardhu ‘Ain bagi orang Islam yang mampu dan kaya. Oleh karena itu,
harta yang telah mencapai nisab wajib dizakati.
2.2 Dasar Hukum Kewajiban Zakat
Dasar hukum diwajibkannya melaksanakan zakat itu terbagi dua, yaitu;
1. Dasar Hukum dari Al-Quran
a. Surah At-taubah ayat 103
1 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan
Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.28.
2 Hasan Ridwan, Fiqih ibadah, (Bandung:Pustaka Setia), hal.206.
3 Sayyid Sabiq,Bab Zakat, hal.5.
4
Artinya :
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah
Maha Medengar, Maha Mengetahui.”
b. Surah Al-Baqarah ayat 43
Artinya :
“Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanah zakat...”
c. Surah Al-Baqarah ayat 267
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari
hasil urusanmu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang
buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata (enggan)
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha
Terpuji.”
d. Surah Az-Zariyat ayat 19
Artinya :
“Dan harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak meminta.”
e. Surah Al-An’am ayat 141
Artinya :
“... dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik
hasilnya ...”
2. Hadis-hadis yang Mewajibkan Zakat
a. Hadis dari Ath-Thabrani dan dari Ali bin Abi Thalib
Artinya:
“Allah SWT. mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari
kaum Muslimin sejumlah yang dapat melapangi orang-orang miskin
diantara mereka. Fakir miskin itu tidak akan menderita karena
kelaparan dan kesulitan sandang, kecuali karena perbuatan orang-
orang kaya. Ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti secara
tegas dan menyiksa mereka dengan pedih.” (H.R.Ath-Thabrani)
b. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim lainnya, Rasulullah SAW.
pernah bersabda:
“Sungguh, nafkah apa pun yang engkau infakkan untuk memperoleh
keridaan Allah, pasti engkau akan diberi pahala karenanya, hingga
5
apa pun yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” (H.R.Bukhari dan
Muslim)
2.3 Syarat Bagi Orang yang Mengeluarkan Zakat
Yang wajib mengeluarkan zakat adalah :
a. Orang yang beragama islam, baik yang merdeka maupun hamba
sahaya, laki-laki, perempuan, tua, muda yang pada hari raya itu ada
memiliki kelebihan rezeki.
b. Orang yang berada dalam tanggungannya, seperti istri, ibu, bapak,
pembantu yang tinggal serumah dan menjadi tanggung jawabnya.
Contoh : Saat mengeluarkan zakat fitrah.
Dasar mengeluarkan zakat fitrah ini terdapat dalam al-quran dan
hadits, yaitu dalam surah Al ‘Ala ayat 14 – 15 yang artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan diri (dengan
beriman) dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia mengerjakan
shalat”.
Dalam hadits Nabi SAW. disebutkan :
“Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitrah pada bulan ramadhan
kepada semua orang islam, orang merdeka atau hamba sahaya,
laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1 liter) kurma atau
gandum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)4
2.4 Orang yang Berhak Menerima Zakat
Orang yang berhak menerima zakat fitrah (Mustahiq) seluruhnya ada 8
golongan yang secara tegas disebutkan dalam Al-quran surah At-Taubah
ayat 60. Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa mustahiq zakat atau
orang yang berhak menerima zakat itu adalah :
a. Orang Fakir, yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak
mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
b. Orang Miskin, yaitu orang yang tidak cukup penghidupannya dan
dalam keadaan kekurangan.
c. Amil Zakat, yaitu orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan
dan membagikan harta zakat.
d. Mu’allaf, yaitu orang yang baru masuk islam dan imannya masih
lemah.
4 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan
Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.40.
6
e. Riqab (memerdekakan budak), mencakup juga untuk
membebaskan orang miskin yang ditawan oleh orang-orang kafir.
f. Gharim, yaitu orang-orang yng berhutang karena untuk
kepentingan agama dan tidak sanggup membayarnya.
g. Sabilillah, yaitu untuk keperluan islam dan kaum muslimin.
h. Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan
maksiat dan mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
2.5 Harta-harta yang Wajib dizakati
Zakat yang wajib di keluarkankan dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu :
A. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat wajib yang dilaksanakan setelah pelaksanaan
puasa pada bulan ramadhan selesai. Zakat fitrah diwajibkan kepada semua
orang Islam, baik yang sudah mukallaf maupun yang belum. Yang belum
mukallaf dibayarkan oleh orangtuanya atau oleh walinya. Jumlah yang
harus dibayarkan sebagai zakat fitrah adalah 3,1 liter atau 2 ½ kg beras,
yang diberikan kepada orang-orang miskin. Dinamakan zakat fitrah karena
bertujuan untuk membersihkan diri dari segala perbuatan dosa bagi orang
yang berpuasa dan untuk menjadi makan bagi orang fakir miskin serta
dapat menciptakan hubungan harmonis antara yang kaya dan yang miskin.
Sesuai dengan hadits Nabi SAW. yang artinya
“Rasulullah SAW. telah mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang
yang berpuasa dari segala perkataan yang keji dan kotor dan untuk
menjadi makanan bagi orang miskin.” (H.R.Abu Daud, Ibnu Majah dan
Daruquthni)
Zakat fitrah yang dikeluarkan dapat berupa makanan pokok yang
mengenyangkan seperti beras, jagung dan sagu. Selain dengan makanan
zakat fitrah juga boleh dibayar dengan uang seharga makanan tersebut.
Pelaksanaan pembayaran zakat fitrah adalah sebagai berikut :
a. Dibolehkan membayar zakat fitrah pada awal Ramadhan (sejak tanggal
1 Ramadhan) sampai hari terakhir puasa Ramadhan.
b. Waktu yang wajib adalah sejak terbenamnya matahari pada akhir
bulan ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri.
c. Waktu sunah, yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi shalat
‘idul fitri.
d. Waktu makruh, yaitu sesudah shalat idul fitri tetapi sebelum terbenam
matahari pada tanggal 1 syawal.
7
Ada yang berpendapat bahwa waktu yang paling utama membayar
zakat adalah setelah shalat subuh sebelum pergi ke lapangan untuk
melaksanakan shalat ‘idul fitri. Akan tetapi, pendapat ini kurang dapat
dipertahankan kelazimannya, karena untuk keadaan sekarang, jumlah
pembayar zakat fitrah sangat banyak, sedangkan panitia pembagian
zakat fitrah sangat sedikit, sehingga apabila bersikukuh dengan waktu
setelah shalat subuh, pelaksanaannya tidak akan tercapai dengan baik.
Hukum pelaksanaan Zakat Fitrah, yaitu fardhu ‘Ain bagi tiap-tiap
orang islam yang mengalami hari raya Idul Fitri sebelum shalat Id.
Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah :
c. Orang yang beragama islam, baik yang merdeka maupun
hamba sahaya, laki-laki, perempuan, tua, muda yang pada hari
raya itu ada memiliki kelebihan rezeki.
d. Orang yang berada dalam tanggungannya, seperti istri, ibu,
bapak, pembantu yang tinggal serumah dan menjadi tanggung
jawabnya. Dasar mengeluarkan zakat fitrah ini terdapat dalam
al-quran dan hadits, yaitu dalam surah Al ‘Ala ayat 14 – 15
yang artinya :
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan diri
(dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia
mengerjakan shalat”.
Dalam hadits Nabi SAW. disebutkan :
“Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitrah pada bulan
ramadhan kepada semua orang islam, orang merdeka atau
hamba sahaya, laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1
liter) kurma atau gandum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)5
B. Zakat Maal (Zakat Harta)
Zakat maal adalah zakat yang berhubungan dengan harta benda.
Adapun harta benda yang wajib dizakati, terdiri dari :
1. Zakat tanaman dan buah-buahan
Dalam surah Rasulullah SAW. kepada kerajaan Himsyar, terdapat
pernyataannya yang menegaskan bahwa zakat yang wajib atas
orang-orang yang beriman dari tanah mereka ialah 1/10 dari hasil
bumi yang diairi oleh mata air dan yang diairi oleh hujan, dan dari
tiap-tiap yang diairi dengan sumur timba.
Menurut Imam Abu Hanifah, zakat itu wajib atas setiap hasil bumi,
baik sedikit atau banyak, tanpa dipersyaratkan mencapai nisab.
5 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan
Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.40.
8
Adapun Abu ‘Ubaid mengatakan, “Pada tanaman apa pun yang
dikeluarkan oleh bumi (ada zakatnya), baik yang diairi lewat
sungai maupun yang diairi oleh hujan, tanpa dipersyaratkan
mencapai nisab maupun keharusan tahan lama. Dengan demikian,
zakat itu wajib pula atas sayur-sayuran, kecuali kayu bakar dan
jenis bambu dan rumput”.
Abu Hanifah berpendapat bahwa zakat ini berlaku pada tanaman
yang disiram oleh hujan, yakni zakatnya 1/10, sedangkan tanaman
yang disiram dengan air dari timbaan, zakatnya 1/20.6
Kebanyakan fuqaha berpendapat bahwa zakat itu khusus pada
tumbuhan yang sengaja ditanam untuk dijadikan makanan pokok
dengan syarat bisa disimpan. Menurut Imam Hambali, tidak
dipersyaratkan bahwa yang bisa disimpan itu harus bisa dijadikan
makanan. Bahkan, zakat itu tetap wajib atas biji-bijian yang bisa
disimpan, sekalipun tidak cocok dijadikan makanan.
Imam Hanafi berpendapat bahwa zakat itu wajib atas apa saja yang
ditumbuhkan oleh bumi maupun yang sengaja ditanam oleh
manusia dari berbagai hasil pertanian, baik itu berupa biji-bijian,
sayur-sayuran, buah-buahan, kapas, kapuk, dan lain-lain tumbuh-
tumbuhan yang ditumbuhkan oleh bumi. Zakat baru dikeluarkan
apabila telah mencapai nisab. Menurut Ibnu Qudamah, “Zakat itu
tidak wajib pada tanaman dan buah-buahan apa pun sebelum
mencapai 5 wasaq”.7
Mujahid dan Abu Hanifah beserta pengikut-pengikutnya
berpendapat bahwa zakat itu tetap wajib, baik tanaman itu hasilnya
sedikit atau banyak karena sabda Nabi SAW. dalam hal ini bersifat
umum, “Tanaman yang disiram oleh hujan zakatnya
sepersepuluh”. Dalam sabda Nabi SAW. yang lain dinyatakan
bahwa “Tanaman yang kurang dari 5 wasaq tidak wajib dizakati”.
Apabila menggunakan ukuran liter, nisab tanaman dan buah-
buahan adalah 825 liter. 1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’ bisa juga sama
dengan 5 rithl (dengan catatan 1 rithl = 128 dirham). Yang wajib
dizakati dari tanaman dan buah-buahan ialah pendapatan
keseluruhannya atau hasilnya secara global, demikian menurut
fuqaha Hanafi, Syafi’i maupun Hambali. Adapun menurut fuqaha
Maliki, zakat itu hanya diwajibkan atas hasil bersihnya saja.8
6 Ibid,hal.230
7 Ibid.
8 Ibid.
9
Kewajiban zakat pada tanaman yang diairi tanpa biaya adalah 1/10
(10 %)-nya, sedangkan yang diairi dengan biaya adalah 1/20 (5 %)-
nya. Bila tanaman itu diairi dengan mengeluarkan biaya selama
setengah tahun, sedang setengah tahunya lagi tanpa biaya, zakatnya
ialah 3/40 (7,5%)-nya. Akan tetapi, jika ada tanaman yang diairi
dengan air hujan dan timba (entah berapa kali), menurut para
fuqaha Syafi’i, itu terkena zakat 3/40 (7,5%)-nya, berdasarkan
hukum pertengahan.
2. Zakat Peternakan
Zakat peternakan merupakan salah satu perintah Allah dan
Rasulullah SAW. ada berbagai macam jenis peternakan, yaitu
peternakan kambing, sapi, kerbau, unta, lembu, dan yang sejenis
dengan jenis ternak yang dimaksudkan. Apabila peternakannya
dilakukan dengan cara kerja sama, yang peternakannya
digabungkan, zakatnya sama, yaitu masing-masing jumlah kambing
yang telah mencapai nisab. Semua binatang milik kedua orang itu
dikeluarkan zakatnya seperti pengeluaran zakat satu orang.
Seandainya hewan-hewan yang akan dizakatkan seseorang berbeda
usianya dari yang semestinya, misalnya seharusnya dikeluarkan
unta yang berumur 4 - 5 tahun, sedangkan yang ada padanya yang
berumur 3 – 4 tahun, zakatnya itu masih dapat diterima, asal
ditambah dengan 2 ekor kambing yang berumur lebih dari 1 tahun,
atau jika tak ada, ditambahkan dengan uang sebanyak 20 dirham.
Sebaliknya, bila yang harus dikeluarkan itu berupa unta berumur
3 – 4 tahun, sedangkan yang ada hanya unta berumur 4 – 5 tahun,
ia dapat memberikan itu dengan diberi imbalan oleh yang
menerima zakat sebanyak 20 dirham, atau 2 ekor kambing umur
lebih dari 1 tahun.9
Menurut kesepakatan ulama, dibolehkan mengeluarkan hewan
jantan sebagai zakat jika ternak itu semuanya terdiri atas yang
jantan. Jika semuanya betina, atau sebagiannya jantan dan sebagian
lagi betina, menurut Ahnaf, boleh mengeluarkan yang jantan, tetapi
menurut yang lain, hanya boleh yang betina.
Syarat wajib zakat bagi pemilik binatang ternak atau perusahaan
peternakan adalah :
a. Orang islam
Orang non muslim meskipun memiliki jenis-jenis ternak
tersebut diatas, tidak wajib mengeluarkan zakat.
9 Ibid,hal.227.
10
b. Merdeka
Seorang hamba sahaya tidak diwajibkan mengeluarkan zakat.
c. Milik yang sempurna atau milik mutlak
Maksudnya, apabila seseorang muslim belum menjadi
pemilik penuh, misalnya uang yang dipergunakan membeli
bibit ternak berupa pinjaman atau bantuan kredit, maka tidak
wajib mengeluarkan zakat.
d. Cukup nishab
Maksudnya ialah jumlah batas minimal sudah cukup.
e. Sampai haul
Artinya binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya
ialah binatang ternak yang telah dimiliki sampai satu tahun
lamanya.
Hadits Nabi Muhammad SAW, yang artinya ;
“Tidak ada (kewajiban) zakat pada harta seseorang sebelum
sampai satu tahun dimilikinya”. (H.R. Ad Daruquthni)
f. Makanannya dari pengembalaan, bukan dari rumput belian.
g. Binatang itu tidak digunakan untuk bekerja (untuk membajak
sawah) atau menarik angkutan dan lain-lain.10
Berikut ini perincian nisab zakat binatang ternak, diantaranya ialah;
a. Nisab dan zakat unta11
Nisab Zakatnya
Bilangan dan jenis
zakat
Umur
5 - 9 1 ekor kambing atau
1 ekor domba
2 tahun lebih
1 tahun lebih
10 - 14 2 ekor kambing atau
2 ekor domba
2 tahun lebih
1 tahun lebih
15 - 19 3 ekor kambing atau
3 ekor domba
2 tahun lebih
1 tahun lebih
20 - 24 4 ekor kambing atau
4 ekor domba
2 tahun lebih
1 tahun lebih
25 – 35 1 ekor anak unta 1 tahun lebih
36 – 45 1 ekor anak unta 2 tahun lebih
46 – 60 1 ekor anak unta 3 tahun lebih
61 – 75 1 ekor anak unta 4 tahun lebih
10 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan
Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.50.
11 Hasan Ridwan, Fiqih ibadah, (Bandung:Pustaka Setia), hal.223.
11
76 – 90 2 ekor anak unta 2 tahun lebih
91 – 120 2 ekor anak unta 3 tahun lebih
121 3 ekor anak unta 2 tahun lebih
Demikian seterusnya menurut pehitungan diatas, mulai 121 ekor
dihitung tiap-tiap bertambah 40 ekor, zakatnya 1 ekor unta
berumur 2 tahun lebih dan tiap-tiap betambah 50 ekor, zakatnya 1
ekor unta berumur 3 tahun lebih. Umur-umur tersebut supaya
dilebihkan, walaupun sedikit, seperti yang tersebut dalam daftar,
sebagaimana dijelaskan dalam surat Abu Bakar kepada penduduk
Bahrain, bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda,
“Tidak ada zakat unta sebelum sampai lima ekor. Maka apabila
sampai 5 ekor, zakatnya satu ekor kambing, 10 ekor, zakatnya dua
ekor kambing, 15 ekor, zakatnya tiga ekor kambing, 20 ekor,
zakatnya empat ekor kambing, 25 ekor, zakatnya seekor anak unta,
36 ekor, zakatnya satu anak unta yang lebih besar, 46 ekor,
zakatnya satu anak unta yang lebih besar, 61 ekor, zakatnya satu
anak unta yang lebih besar lagi, 76 ekor, zakatnya dua ekor anak
unta, 91 ekor, zakatnya dua ekor anak unta yang lebih besar, 121
ekor, zakatnya tiga ekor anak unta, kemudian tiap-tiap 40 ekor,
zakatnya satu ekor anak unta umur 2 tahun lebih, dan tiap-tiap 50
ekor, zakatnya seekor anak unta umur 3 tahun.” (Riwayat Bukhari,
dari Anas)
b. Nisab zakat sapi dan kerbau12
Nisab Zakatnya
Bilangan dan jenis
zakat
Umur
30 - 39 1 ekor anak sapi atau
kerbau
1 tahun lebih
40 - 59 1 ekor anak sapi atau
kerbau
2 tahun lebih
60 - 69 2 ekor anak sapi atau
kerbau
1 tahun lebih
70 - 79 1 ekor anak sapi atau
kerbau dan
1 ekor anak sapi atau
kerbau
1 tahun lebih
2 tahun lebih
80 - 89 2 ekor anak sapi atau
kerbau
2 tahun lebih
12 Ibid.
12
90 – 99 3 ekor anak sapi atau
kerbau
1 tahun lebih
100- ... 2 ekor anak sapi atau
kerbau dan
1 ekor anak sapi atau
kerbau
1 tahun lebih
2 tahun lebih
Demikian seterusnya, dari tiap bertambah 30 sapi atau kerbau,
zakatnya seekor anaknya yang berumur satu tahun dan tiap-tiap
bertambah 40 ekor sapi atau kerbau, zakatnya seekor anaknya yang
berumur 2 tahun.
c. Nisab zakat kambing13
Nisab Zakatnya
Bilangan dan jenis
zakat
Umur
40 - 120 1 ekor kambing
betina atau
1 ekor domba betina
2 tahun lebih
1 tahun lebih
120 - 200 2 ekor kambing
betina atau
2 ekor domba betina
2 tahun lebih
1 tahun lebih
201 - 399 3 ekor kambing
betina atau
3 ekor domba betina
2 tahun lebih
1 tahun lebih
400 - ... 4 ekor kambing
betina atau
4 ekor domba betina
2 tahun lebih
1 tahun lebih
Demikian seterusnya, tiap-tiap bertambah 100 ekor kambing atau
domba, zakatnya 1 ekor kambing (terdapat pada riwayat Ahmad,
Bukhari, dan Nasai).
3. Zakat Emas dan Perak
Emas wajib dizakati meskipun tidak dicetak, yang telah sampai
ukuran murninya 20 mitsqal atau 20 dinar dengan timbangan yang
berlaku di Mekah. Timbangan yang digunakan harus benar-benar
normal yang sama dengan timbangan pada umumnya, sehingga jika
emas ditimbang oleh timbangan yang tidak normal akan timbul
keraguan yang berakibat tidak ada kewajiban untuk dizakati.
13 Ibid.
13
Menurut Syekh Zakariya, ”Timbangan nisab emas dengan
timbangan Asyrafi”. Adapun Ibnu Hajar berkata bahwa yang
dimaksud dengan Asyrafi, ialah Qaitabaiy, yaitu menurut
timbangan sekarang, 20 mitsqal atau 20 dinar sama dengan 93,6
gram. Ada pula yang menghitungnya menjadi 94 gram.14
Nisab emas baru wajib dizakati apabila telah mencapai 20 dinar
dengan masa simpan satu tahun, wajib dikeluarkan zakatnya ½
dinar. Setiap lebih dari 20 dinar, dikeluarkan 1/40 nya lagi.
Contohnya : nisab emas 20 dinar atau berat timbangannya 93,6
gram, zakatnya 2,5 % = ½ dinar = 2,34 gram.
Persyaratan mutlak bagi emas dan perak yang harus dizakati
adalah;
a. Muzakki-nya muslim
b. Muzakki yang merdeka
c. Harta miliknya sendiri
d. Sampai satu nisab
e. Sampai satu tahun disimpan
Sedangkan nisab perak ialah 200 dirham (satu dirham = 3,12 gram)
atau sama dengan 140 mitsqal (dimana 10 dirham sama dengan 7
mitsqal). Sabda Nabi SAW., ”Tidak wajib zakat pada perak yang
kurang dari 5 auqiyah.” (5 auqiyah = 200 dirham = 624 gram
perak). Yang tata cara perzakatannya sam dengan emas yaitu 2,5
%.15
Contohnya : nisab perak 200 dirham = 624 gram, zakatnya 2,5 %
=15,6 gram.
Perlu di ingat bahwa yang wajib dizakati adalah emas murni, bukan
emas yang digabungkan dengan benda lain yang tidak sejenis,
kecuali terlebih dahulu dipisahkan, sehingga keduanya benar-benar
menjadi emas murni atau murni perak. Sedangkan emas yang telah
di proses atau melewati proses pencampuran yang kemudian
disebut dengan suasa tidak wajib dizakati.
Begitu pula dengan perak, tidak wajib dikeluarkan zakatnya apabila
perak tersebut kurang dari 672 gram atau lima uqiyah (dimana satu
uqiyah ialah 40 dirham). Zakat emas dan perak harus sempurna
14 Ibid,hal 207
15 Ibid,hal 220
14
nisabnya dalam satu tahun dan keadaan barangnya tidak menyusut
atau berkurang timbangannya.
4. Zakat Perdagangan (Tijarah)
Zakat perdagangan tidak disyaratkan harus sempurna nisabnya,
kecuali pada akhir tahun (yang diperhitungkan) sebab akhir tahun
itu merupakan waktu wajibnya mengeluarkan zakat. (Perhitungan
tijarah itu dengan harga barang, sedangkan menetapkan harga
setiap waktu sukar sebab harga selalu berubah. Jadi, kalau pada
akhir tahun, nilai harga barang dagangan kurang dari nisabnya,
tidak wajib dizakati).16
Perbedaan zakat tijarah dengan emas dan perak ialah zakat emas
dan perak haul-nya sering putus dengan berselangnya pemilikan
yang hilang pada pertengahan tahun, karena banyak orang yang
memiliki emas dan perak sebelum setahun, kemudian dijual
kembali.
Menurut Zainuddin bin ‘Abdul Aziz, apabila memiliki emas atau
perak satu nisab, lalu dihutangkan kepada orang lain sesudah enam
bulan memilikinya, haul-nya tidak putus jika yang berhutang itu
mampu membayar atau mengembalikan, dan pemilik tersebut tetap
wajib mengeluarkan zakat pada akhir tahun. Hal tersebut karena
pemilikannya itu tidak hilang sama sekali, dan tetap ada gantinya
kelak dalam tanggungan yang berutang.17
Misalkan jika emas yang dimaksudkan dipakai usaha oleh
pemiliknya, dan setelah perjanjian satu tahun, emas itu
dikembalikan, tetap wajib dizakati. Batas pembayaran zakatnya
hingga yang berutang membayarnya. Dalam kitab wajiz
dinyatakan, ”Perbuatan mengelak hukumnya haram.” Imam Al-
Ghazali menyatakan bahwa perbuatan dengan niat mengelak dari
berzakat mendatangkan dosa. Menurut Ibnu Hajar, tidak berdosa
dan hukumnya boleh jika memindahtangankan emas atau perak
sebelum masa setahun karena kebutuhan mendesak.18
Pada prinsipnya, semua barang dagangan terkena wajib zakat
sebanyak 1/40 dari nilainya barang. Pelaksanaan zakat perdagangan
dilakukan apabila telah sampai nisab dan mengalami ulang tahun
kemudian dihitung kembali antara modal dan keuntungannya.
Jika perdangangan mengalami kerugian, diantaranya ;
16 Ibid,hal 221
17 Ibid.
18 Ibid,hal 222.
15
a. Barang dagangan habis, tetapi tidak mendatangkan keuntungan
sama sekali, artinya hanya kembali modal dalam jumlah yang
sama.
b. Barang dagangan masih banyak yang belum terjual, modal
tidak kembali seperti semula.
c. Barang dagangan habis, modal sama sekali tidak kembali.
Jika pedagang mengalami kerugian dengan keadaan tersebut, maka
tidak ada kewajiban baginya mengeluarkan zakat. Akan tetapi,
untuk menjaga keutuhan keimanan dan pembersihan harta
dagangan, ada yang berpendirian zakat perdagangan dibagi pada
dua kondisi, yaitu :
a. Mengeluarkan zakat perdagangan dari perhitungan modal
awal. Jadi, pembayaran zakatnya berpatokan pada modal,
sehingga dapat dikeluarkan sejak awal memiliki modal
(sehingga ini disebut dengan zakat modal dagang).
b. Mengeluarkan zakat dari keuntungan, artinya berapa pun
keuntungan yang diperoleh, dengan prinsip modalnya kembali,
keuntungan dizakati dengan perhitungan 1/40 dengan syarat
perdagangannya telah berjalan satu tahun.
Persyaratan yang utama dari zakat perdagangan adalah sebagai
berikut:
a. Barang yang diperjualbelikan adalah milik pedagang sendiri.
b. Sejak awal telah berniat untuk melakukan perdagangan.
c. Telah mencapai satu nisab, yakni perdagangan selama setahun.
d. Jika setahun belum mencapai nisab maka perhitungannya
menunggu sampai satu nisab (perhitungannya bukan terletak
pada telah lama setahun, melainkan telah mencapai nisab).
e. Nisab harta perniagaan menurut pokoknya. Kalau pokoknya
emas, nisabnya sama seperti emas. Perniagaan hendaknya
dihitung dengan harga pokok yang zakatnya sebanyak zakat
emas atau perak, yaitu 1/40 atau sama dengan 2,5 %.
5. Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat yang harus dikeluarkan para pekerja
sesuai dengan haulnya.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya,
16
padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji”
Waktu pengeluaran zakat profesi masih terdapat beberapa
perbedaan pendapat dari para ulama mengenai waktu pengeluaran
dari zakat profesi, yaitu;
a. Pendapat As-Syafi’i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah
cukup setahun) terhitung dari kekayaan itu didapat.
b. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan Ulama modern, seperti Muh
Abu Zahrah dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkan haul tetapi
terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh, kemudian
pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah
sampai nisabnya maka wajib mengeluarkan zakat.
c. Pendapat Ulama Modern seperti Yusuf Qardhawi tidak
mensyaratkan haul, tetapi zakat dikeluarkan langsung ketika
mendapatkan harta tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan
zakat pertanian yang dibayarkan pada setiap waktu panen.
(haul : lama pengendapan harta).
Sedangkan nisabnya sendiri mengambil rujukan kepada nisab zakat
tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah
setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah
Rp 4.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4.000
menjadi sebesar Rp 2.080.000. Namun mesti diperhatikan bahwa
karena rujukannya pada zakat hasil pertanian yang dengan
frekuensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang
dibandingkan dengan nisab tersebut adalah pendapatan selama
setahun.
Kadar zakat penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang.
Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan
emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang
diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh
penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar zakat emas dan
perak adalah :
“Bila engkau memiliki 20 dinar emas, dan sudah mencapai satu
tahun, maka zakatnya setengah dinar (2,5%)”
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Al-Baihaqi)
17
Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan
menurut dua cara :
a. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor
secara langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini
lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh
Allah.
Contoh : Seseorang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap
bulannya, maka wajib membayarkan zakat sebesar : 2,5% x
3.000.000 = Rp 75.000 per tahun.
b. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5%
dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini
lebih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan.
Contoh : Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000 dengan
pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya,
maka wajib membayarkan zakat sebesar : 2,5% x (1.500.000 –
1.000.000) = Rp 12.500 perbulan atau Rp 150.000 per tahun.
6. Zakat Harta Karun
Yang dimaksud dengan harta karun adalah barang yang terpendam
atau yang istilahnya rikaz. Rikaz adalah emas atau perak yang
tertanam atau sengaja ditanam oleh kaum Jahiliyah (sebelum
datang Islam), atau lebih umumnya harta karun yang telah lama
terpendam, kemudian ditemukan. Apabila ditemukan harta
terpendam berupa emas atau perak wajib dikeluarkan zakatnya
sebesar 1,5 atau 20%.
Zakat rikaz tidak harus menunggu sampai setahun. Zakatnya
dikeluarkan ketika harta karun itu ditemukan, tetapi perlu
dipertanyakan, dimana harta karun itu ditemukan. Apabila
ditemukan di tempat yang tidak ada pemiliknya, penemunya berhak
atas harta karun tersebut. Akan tetapi, apabila ditemukan ditempat
yang ada pemiliknya, harus ditanyakan kepada pemilik tanah
tersebut, sebab kemungkinan harta tersebut sengaja dipendam oleh
pemilik tanah yang bersangkutan. Berbeda dengan menemukan
harta karun di lautan atau di tengah-tengah hutan belantara,
penemunya berhak atas harta tersebut.
7. Barang Tambang
Zakat barang tambang berlaku jika barang yang ditambang berupa
emas atau perak. Apabila telah mencapai nisab, wajib dizakati
18
sebanyak 2,5%. Zakat dikeluarkan pada saat barang tambang itu
diperoleh. Jadi, tidak perlu menunggu satu tahun.
2.6 Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Maal
Ada beberapa perbedaan antara zakat fitrah dan maal19, antara lain:
a. Zakat fitrah adalah zakat diri atau jiwa yang dikeluarkan oleh
setiap orang islam dan yang menjadi tanggungannya pada bulan
Ramadhan sampai menjelang atau sebelum shalat idul fitri.
Sedangkan zakat maal adalah zakat harta benda tertentu yang
dimiliki seseorang, waktu mengeluarkannya ada dua macam, yaitu
setelah cukup haul pada saat harta itu diperoleh.
b. Dalam zakat fitrah benda yang dizakatkan adalah makanan pokok
sehari-hari, sedangkan dalam zakat mal, benda yang wajib dizakati
berupa harta itu sendiri atau nilainya.
c. Dalam zakat fitrah yang wajib mengeluarkan zakatnya adalah
semua orang islam. Sedangkan dalam zakat maal yang wajib
mengeluarkan zakatnya adalah orang islam yang mampu saja.
2.7 Manfaat Zakat
Berikut ini adalah beberapa manfaat berzakat 20, yaitu:
a. Meningkatkan ketaqwaan orang yang menunaikannya.
b. Membersihkan dan mensucikan harta kekayaan serta mensucikan
pribadi dari sifat kikir.
c. Menambah keberkahan hartanya dan menumbuhkan usahanya,
berkat doa kaum Fakir Miskin yang menerima pemabagian zakat.
d. Meringankan penderitaan Fakir Miskin yang menerima pembagian
zakat.
e. Memakmurkan lembaga pendidikan islam dan mensyi’arkan
dakwah islamiyah.
f. Mempersiapkan bekal pahala pembayar zakat dengan pahala yang
tidak putus-putusnya di akhirat kelak.
g. Memberikan kegembiraan dan mencukupkan kebutuhan makan
fakir miskin pada hari Raya Idul Fitri.
h. Menjalin persatuan dan persaudaraan.
19 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan
Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.47.
20 Ibid,hal.48.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Menurut bahasa, zakat berasal dari kata “Tazkiyah” yang berarti
“membersihkan” dan kata zakat berarti pula “namaa”, artinya “tumbuh
atau bertambah”. Sedangkan menurut syara’ ialah “nama bagi ukuran
yang dikeluarkan dari harta-harta atau badan menurut peraturan yang
akan datang”.
2. Dasar hukum kewajiban berzakat itu terbagi menjadi dua, yaitu yang
bersumber dari al-quran dan hadis.
3. Orang yang berhak memberikan zakat memiliki syarat-syarat yang harus
dipenuhi.
4. Terdapat 8 golongan yang berhak menerima zakat.
5. Harta-harta yang wajib dizakati dapat dibagi menjadi dua, yaitu zakat
fitrah dan zakat maal serta didalamnya terdapat perincian tata cara harta
yang akan dizakati.
6. Zakat fitrah dan zakat maal memiliki beberapa perbedaan.
7. Berzakat dapat memberikan bermacam manfaat.
3.2 Saran
1. Sebagai orang muslim yang baik kita harus menjalankan kewajiban kita
sebagai muslim, diantaranya yaitu berzakat baik itu berupa zakat fitrah
ataupun zakat maal.
2. Sebagai orang muslim kita harus mengetahui bagaimana tata cara berzakat
yang baik dan benar.
20
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Pendidikan agama islam, (Pekanbaru: MGMP - PAI), 2007,
cetakan kedua.
Ridwan, Hasan, Fiqih ibadah, (Bandung: Pustaka Setia).
Sabiq, Sayyid, Bab Zakat, 2003.
Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Fiqih/Ibadah, Direktorat
Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, 2003.

More Related Content

What's hot

Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Audra
 
ppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarUsmawatidewi
 
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptx
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptxKOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptx
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptxtusmana2
 
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...aulia putri
 
Jurnal harian guru ust ali kls 7
Jurnal harian guru ust ali kls 7Jurnal harian guru ust ali kls 7
Jurnal harian guru ust ali kls 7deden alamsyah
 
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesamaSemangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesamaMuhammadAmarRahman
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Izzatul Ulya
 
Kultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'arufKultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'arufQuina Fathonah
 
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruAdab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruMike Yunita
 
Hadas dan najis painj
Hadas dan najis painjHadas dan najis painj
Hadas dan najis painjMoh Imron Aja
 
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Ukhty Nicken
 
RPP BTQ Baca Tulis Qur'an Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTs
RPP BTQ Baca Tulis Qur'an  Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTsRPP BTQ Baca Tulis Qur'an  Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTs
RPP BTQ Baca Tulis Qur'an Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTsrokibcell
 
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdfMuhammad Iqbal
 
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...UNESA
 

What's hot (20)

Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Rukun iman kelas 1 mi
Rukun iman kelas 1 miRukun iman kelas 1 mi
Rukun iman kelas 1 mi
 
Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa"
 
PPT puasa
PPT puasaPPT puasa
PPT puasa
 
ppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadar
 
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptx
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptxKOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptx
KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA.pptx
 
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
 
PowerPoint Haji
PowerPoint HajiPowerPoint Haji
PowerPoint Haji
 
Jurnal harian guru ust ali kls 7
Jurnal harian guru ust ali kls 7Jurnal harian guru ust ali kls 7
Jurnal harian guru ust ali kls 7
 
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesamaSemangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
 
Kultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'arufKultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'aruf
 
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruAdab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
 
Sholat Wajib
Sholat Wajib Sholat Wajib
Sholat Wajib
 
Pengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhanPengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhan
 
Hadas dan najis painj
Hadas dan najis painjHadas dan najis painj
Hadas dan najis painj
 
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
 
RPP BTQ Baca Tulis Qur'an Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTs
RPP BTQ Baca Tulis Qur'an  Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTsRPP BTQ Baca Tulis Qur'an  Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTs
RPP BTQ Baca Tulis Qur'an Kurtilas Kelas 7 semester 1 2 MTs
 
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
 
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
 

Viewers also liked (6)

Pengertian zakat
Pengertian zakatPengertian zakat
Pengertian zakat
 
Contoh zakat
Contoh zakatContoh zakat
Contoh zakat
 
Bab 7 Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
Bab  7 Puasa Wajib dan Puasa SunnahBab  7 Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
Bab 7 Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
 
Cara Menentukan Imam Sholat Jama'ah
Cara Menentukan Imam Sholat Jama'ahCara Menentukan Imam Sholat Jama'ah
Cara Menentukan Imam Sholat Jama'ah
 
Studi ilmu hadis
Studi ilmu hadisStudi ilmu hadis
Studi ilmu hadis
 
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDFTata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi-PDF
 

Similar to Zakat serta Pembagiannya

Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampusDokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampusaldi setiawan
 
Makalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan MacamnyaMakalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan MacamnyaMuhammad Idris
 
Bab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnyaBab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnyawahyudinia112
 
Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Dedek Ahmadi
 
40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakat
40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakat40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakat
40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakatsukron munawar
 
Makalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhabMakalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhabAhmad Zuhdi
 
Makalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakatMakalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakatAdi New
 
PPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdf
PPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdfPPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdf
PPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdfSdnmangunsari02
 
B1.zakat dan prinsip syariah - s.pptx
B1.zakat dan prinsip syariah - s.pptxB1.zakat dan prinsip syariah - s.pptx
B1.zakat dan prinsip syariah - s.pptxgemgem32
 

Similar to Zakat serta Pembagiannya (20)

Tugas makala fiqih Zakat
Tugas makala fiqih ZakatTugas makala fiqih Zakat
Tugas makala fiqih Zakat
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampusDokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
 
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
 
75966488 makalah-agama-zakat
75966488 makalah-agama-zakat75966488 makalah-agama-zakat
75966488 makalah-agama-zakat
 
Makalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan MacamnyaMakalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan Macamnya
 
Fiqh Zakat
Fiqh ZakatFiqh Zakat
Fiqh Zakat
 
Bab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnyaBab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnya
 
Zakat
ZakatZakat
Zakat
 
Zakat, Puasa dan Haji
Zakat, Puasa dan HajiZakat, Puasa dan Haji
Zakat, Puasa dan Haji
 
Fiqh zakat
Fiqh zakatFiqh zakat
Fiqh zakat
 
fiqh zakat
fiqh zakatfiqh zakat
fiqh zakat
 
Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249
 
40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakat
40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakat40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakat
40 hadis keutamaan bersedekah dan berzakat
 
Ai3 zakat kelompok 3
Ai3 zakat kelompok 3Ai3 zakat kelompok 3
Ai3 zakat kelompok 3
 
Agama islam
Agama islam Agama islam
Agama islam
 
Makalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhabMakalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhab
 
Makalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakatMakalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakat
 
PPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdf
PPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdfPPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdf
PPT PAI 6 SMT 1 PELAJARAN 4 MEMAHAMI ZAKAT KELAS VI 2022.pptx (1).pdf
 
B1.zakat dan prinsip syariah - s.pptx
B1.zakat dan prinsip syariah - s.pptxB1.zakat dan prinsip syariah - s.pptx
B1.zakat dan prinsip syariah - s.pptx
 

More from Meri Septiani

Biokimia mengenai mineral
Biokimia mengenai mineralBiokimia mengenai mineral
Biokimia mengenai mineralMeri Septiani
 
Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...
Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...
Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...Meri Septiani
 
Gugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang AminaGugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang AminaMeri Septiani
 
Slide tentang makalah serta sistematika penulisannya
Slide tentang makalah serta sistematika penulisannyaSlide tentang makalah serta sistematika penulisannya
Slide tentang makalah serta sistematika penulisannyaMeri Septiani
 
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai selBio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai selMeri Septiani
 
masakan acar timun nenas khas melayu riau
masakan acar timun nenas khas melayu riau masakan acar timun nenas khas melayu riau
masakan acar timun nenas khas melayu riau Meri Septiani
 
Biologi cara membuat yoghurt alami
Biologi cara membuat yoghurt alamiBiologi cara membuat yoghurt alami
Biologi cara membuat yoghurt alamiMeri Septiani
 

More from Meri Septiani (9)

Biokimia mengenai mineral
Biokimia mengenai mineralBiokimia mengenai mineral
Biokimia mengenai mineral
 
Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...
Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...
Pengertian Hidrolisis garam, Pembagian hidrolisis garam, rumusnya, serta aspe...
 
Gugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang AminaGugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang Amina
 
Slide tentang makalah serta sistematika penulisannya
Slide tentang makalah serta sistematika penulisannyaSlide tentang makalah serta sistematika penulisannya
Slide tentang makalah serta sistematika penulisannya
 
Pembuatan yogurt
Pembuatan yogurtPembuatan yogurt
Pembuatan yogurt
 
Cara membuat tempe
Cara membuat tempeCara membuat tempe
Cara membuat tempe
 
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai selBio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
Bio dasar 1 kelompok 6 mengenai sel
 
masakan acar timun nenas khas melayu riau
masakan acar timun nenas khas melayu riau masakan acar timun nenas khas melayu riau
masakan acar timun nenas khas melayu riau
 
Biologi cara membuat yoghurt alami
Biologi cara membuat yoghurt alamiBiologi cara membuat yoghurt alami
Biologi cara membuat yoghurt alami
 

Zakat serta Pembagiannya

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang kita ketahui di era globalisasi ini, banyak sekali terjadi perubahan-perubahan baik itu dalam bentuk situasi dunia yang semakin canggih dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya, bahkan dengan permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang kadang-kadang menimbulkan kesenjangan dari berbagai aspek, misalnya saja mengenai perbedaan pendapat tentang dasar hukum dan juga bagaimana tata cara berzakat yang benar, setidaknya memanggil kita untuk memperhatikan hal tersebut secara jernih dan cermat. Fenomena tersebut muncul sangat erat kaitannya dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang secara terorganisir perlu dibenahi. Sebab itulah yang membuat penulis membuat makalah yang berjudul “Zakat (dasar hukum dan tata caranya)” ini, karena manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusia pun diberikan kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu di dalam makalah ini penulis membahas tentang seluk-beluk zakat, baik itu dasar hukumnya maupun tata caranya, yang gunanya memberi penjelasan kepada pembaca mengenai hal tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan zakat ? 2. Apa saja dasar hukum yang mewajibkan umat muslim untuk berzakat ? 3. Apa saja syarat bagi orang yang mengeluarkan zakat ? 4. Siapa saja yang berhak menerima zakat ? 5. Apa saja harta-harta yang wajib dizakati ? 6. Apa saja perbedaan zakat fitrah dan zakat maal ? 7. Apa saja manfaat berzakat ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Agar pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan zakat. 2. Agar pembaca dapat memahami apa saja dasar hukum yang mewajibkan berzakat bagi umat muslim. 3. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja syarat bagi orang yang mengeluarkan zakat. 4. Agar pembaca dapat mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat.
  • 2. 2 5. Agar pembaca dapat memahami harta-harta yang bagaimana yang wajib dizakati. 6. Agar pembaca dapat memahami perbedaan zakat fitrah dan maal. 7. Agar pembaca dapat memahami manfaat berzakat. 1.4 Metode Penulisan Didalam makalah yang berjudul “Zakat (dasar hukum dan tata caranya) ini, penulis menggunakan metode pustaka. 1.5 Manfaat Penulisan 1. Pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan zakat. 2. Pembaca dapat memahami apa saja dasar hukum yang mewajibkan berzakat bagi umat muslim. 3. Pembaca dapat mengetahui apa saja syarat bagi orang yang mengeluarkan zakat. 4. Pembaca dapat memahami siapa saja yang berhak menerima zakat. 5. Pembaca dapat memahami harta-harta yang bagaimana yang wajib dizakati. 6. Agar pembaca dapat memahami perbedaan zakat fitrah dan maal. 7. Agar pembaca dapat memahami manfaat berzakat.
  • 3. 3 BAB II ZAKAT (DASAR HUKUM DAN TATA CARANYA) 2.1 Pengertian Zakat Menurut bahasa, zakat berasal dari kata “Tazkiyah” yang berarti “membersihkan” dan kata zakat berarti pula “namaa”, artinya “tumbuh atau bertambah”1, sedangkan menurut syara’ ialah “nama bagi ukuran yang dikeluarkan dari harta-harta atau badan menurut peraturan yang akan datang”. Menurut istilah zakat ialah pensucian harta dari segala bentuk dan bagian-bagian yang bukan hak diri kita, melainkan hak orang lain. Pensucian disini dapat juga dimaknakan juga untuk membersihkan jiwa.2 Sebab, zakat ialah nama atau sebutan dari suatu hak Allah yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan.3 Kata-kata zakat itu arti aslinya ialah tumbuh, suci, dan berkah. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah At-Taubah ayat 103 yang artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Medengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah :103) Zakat merupakan salah satu dari rukun islam yang lima yang disebut beriringan dengan shalat pada 82 ayat di dalam al-quran. Allah telah menetapkan hukumnya Fardhu ‘Ain bagi orang Islam yang mampu dan kaya. Oleh karena itu, harta yang telah mencapai nisab wajib dizakati. 2.2 Dasar Hukum Kewajiban Zakat Dasar hukum diwajibkannya melaksanakan zakat itu terbagi dua, yaitu; 1. Dasar Hukum dari Al-Quran a. Surah At-taubah ayat 103 1 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.28. 2 Hasan Ridwan, Fiqih ibadah, (Bandung:Pustaka Setia), hal.206. 3 Sayyid Sabiq,Bab Zakat, hal.5.
  • 4. 4 Artinya : “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Medengar, Maha Mengetahui.” b. Surah Al-Baqarah ayat 43 Artinya : “Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanah zakat...” c. Surah Al-Baqarah ayat 267 Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil urusanmu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” d. Surah Az-Zariyat ayat 19 Artinya : “Dan harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.” e. Surah Al-An’am ayat 141 Artinya : “... dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya ...” 2. Hadis-hadis yang Mewajibkan Zakat a. Hadis dari Ath-Thabrani dan dari Ali bin Abi Thalib Artinya: “Allah SWT. mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum Muslimin sejumlah yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara mereka. Fakir miskin itu tidak akan menderita karena kelaparan dan kesulitan sandang, kecuali karena perbuatan orang- orang kaya. Ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti secara tegas dan menyiksa mereka dengan pedih.” (H.R.Ath-Thabrani) b. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim lainnya, Rasulullah SAW. pernah bersabda: “Sungguh, nafkah apa pun yang engkau infakkan untuk memperoleh keridaan Allah, pasti engkau akan diberi pahala karenanya, hingga
  • 5. 5 apa pun yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” (H.R.Bukhari dan Muslim) 2.3 Syarat Bagi Orang yang Mengeluarkan Zakat Yang wajib mengeluarkan zakat adalah : a. Orang yang beragama islam, baik yang merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki, perempuan, tua, muda yang pada hari raya itu ada memiliki kelebihan rezeki. b. Orang yang berada dalam tanggungannya, seperti istri, ibu, bapak, pembantu yang tinggal serumah dan menjadi tanggung jawabnya. Contoh : Saat mengeluarkan zakat fitrah. Dasar mengeluarkan zakat fitrah ini terdapat dalam al-quran dan hadits, yaitu dalam surah Al ‘Ala ayat 14 – 15 yang artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia mengerjakan shalat”. Dalam hadits Nabi SAW. disebutkan : “Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitrah pada bulan ramadhan kepada semua orang islam, orang merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1 liter) kurma atau gandum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)4 2.4 Orang yang Berhak Menerima Zakat Orang yang berhak menerima zakat fitrah (Mustahiq) seluruhnya ada 8 golongan yang secara tegas disebutkan dalam Al-quran surah At-Taubah ayat 60. Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa mustahiq zakat atau orang yang berhak menerima zakat itu adalah : a. Orang Fakir, yaitu orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. b. Orang Miskin, yaitu orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. c. Amil Zakat, yaitu orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan harta zakat. d. Mu’allaf, yaitu orang yang baru masuk islam dan imannya masih lemah. 4 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.40.
  • 6. 6 e. Riqab (memerdekakan budak), mencakup juga untuk membebaskan orang miskin yang ditawan oleh orang-orang kafir. f. Gharim, yaitu orang-orang yng berhutang karena untuk kepentingan agama dan tidak sanggup membayarnya. g. Sabilillah, yaitu untuk keperluan islam dan kaum muslimin. h. Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat dan mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. 2.5 Harta-harta yang Wajib dizakati Zakat yang wajib di keluarkankan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : A. Zakat Fitrah Zakat fitrah adalah zakat wajib yang dilaksanakan setelah pelaksanaan puasa pada bulan ramadhan selesai. Zakat fitrah diwajibkan kepada semua orang Islam, baik yang sudah mukallaf maupun yang belum. Yang belum mukallaf dibayarkan oleh orangtuanya atau oleh walinya. Jumlah yang harus dibayarkan sebagai zakat fitrah adalah 3,1 liter atau 2 ½ kg beras, yang diberikan kepada orang-orang miskin. Dinamakan zakat fitrah karena bertujuan untuk membersihkan diri dari segala perbuatan dosa bagi orang yang berpuasa dan untuk menjadi makan bagi orang fakir miskin serta dapat menciptakan hubungan harmonis antara yang kaya dan yang miskin. Sesuai dengan hadits Nabi SAW. yang artinya “Rasulullah SAW. telah mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari segala perkataan yang keji dan kotor dan untuk menjadi makanan bagi orang miskin.” (H.R.Abu Daud, Ibnu Majah dan Daruquthni) Zakat fitrah yang dikeluarkan dapat berupa makanan pokok yang mengenyangkan seperti beras, jagung dan sagu. Selain dengan makanan zakat fitrah juga boleh dibayar dengan uang seharga makanan tersebut. Pelaksanaan pembayaran zakat fitrah adalah sebagai berikut : a. Dibolehkan membayar zakat fitrah pada awal Ramadhan (sejak tanggal 1 Ramadhan) sampai hari terakhir puasa Ramadhan. b. Waktu yang wajib adalah sejak terbenamnya matahari pada akhir bulan ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri. c. Waktu sunah, yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi shalat ‘idul fitri. d. Waktu makruh, yaitu sesudah shalat idul fitri tetapi sebelum terbenam matahari pada tanggal 1 syawal.
  • 7. 7 Ada yang berpendapat bahwa waktu yang paling utama membayar zakat adalah setelah shalat subuh sebelum pergi ke lapangan untuk melaksanakan shalat ‘idul fitri. Akan tetapi, pendapat ini kurang dapat dipertahankan kelazimannya, karena untuk keadaan sekarang, jumlah pembayar zakat fitrah sangat banyak, sedangkan panitia pembagian zakat fitrah sangat sedikit, sehingga apabila bersikukuh dengan waktu setelah shalat subuh, pelaksanaannya tidak akan tercapai dengan baik. Hukum pelaksanaan Zakat Fitrah, yaitu fardhu ‘Ain bagi tiap-tiap orang islam yang mengalami hari raya Idul Fitri sebelum shalat Id. Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah : c. Orang yang beragama islam, baik yang merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki, perempuan, tua, muda yang pada hari raya itu ada memiliki kelebihan rezeki. d. Orang yang berada dalam tanggungannya, seperti istri, ibu, bapak, pembantu yang tinggal serumah dan menjadi tanggung jawabnya. Dasar mengeluarkan zakat fitrah ini terdapat dalam al-quran dan hadits, yaitu dalam surah Al ‘Ala ayat 14 – 15 yang artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia mengerjakan shalat”. Dalam hadits Nabi SAW. disebutkan : “Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitrah pada bulan ramadhan kepada semua orang islam, orang merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan, sebanyak 1 sha’ (3,1 liter) kurma atau gandum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)5 B. Zakat Maal (Zakat Harta) Zakat maal adalah zakat yang berhubungan dengan harta benda. Adapun harta benda yang wajib dizakati, terdiri dari : 1. Zakat tanaman dan buah-buahan Dalam surah Rasulullah SAW. kepada kerajaan Himsyar, terdapat pernyataannya yang menegaskan bahwa zakat yang wajib atas orang-orang yang beriman dari tanah mereka ialah 1/10 dari hasil bumi yang diairi oleh mata air dan yang diairi oleh hujan, dan dari tiap-tiap yang diairi dengan sumur timba. Menurut Imam Abu Hanifah, zakat itu wajib atas setiap hasil bumi, baik sedikit atau banyak, tanpa dipersyaratkan mencapai nisab. 5 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.40.
  • 8. 8 Adapun Abu ‘Ubaid mengatakan, “Pada tanaman apa pun yang dikeluarkan oleh bumi (ada zakatnya), baik yang diairi lewat sungai maupun yang diairi oleh hujan, tanpa dipersyaratkan mencapai nisab maupun keharusan tahan lama. Dengan demikian, zakat itu wajib pula atas sayur-sayuran, kecuali kayu bakar dan jenis bambu dan rumput”. Abu Hanifah berpendapat bahwa zakat ini berlaku pada tanaman yang disiram oleh hujan, yakni zakatnya 1/10, sedangkan tanaman yang disiram dengan air dari timbaan, zakatnya 1/20.6 Kebanyakan fuqaha berpendapat bahwa zakat itu khusus pada tumbuhan yang sengaja ditanam untuk dijadikan makanan pokok dengan syarat bisa disimpan. Menurut Imam Hambali, tidak dipersyaratkan bahwa yang bisa disimpan itu harus bisa dijadikan makanan. Bahkan, zakat itu tetap wajib atas biji-bijian yang bisa disimpan, sekalipun tidak cocok dijadikan makanan. Imam Hanafi berpendapat bahwa zakat itu wajib atas apa saja yang ditumbuhkan oleh bumi maupun yang sengaja ditanam oleh manusia dari berbagai hasil pertanian, baik itu berupa biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan, kapas, kapuk, dan lain-lain tumbuh- tumbuhan yang ditumbuhkan oleh bumi. Zakat baru dikeluarkan apabila telah mencapai nisab. Menurut Ibnu Qudamah, “Zakat itu tidak wajib pada tanaman dan buah-buahan apa pun sebelum mencapai 5 wasaq”.7 Mujahid dan Abu Hanifah beserta pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa zakat itu tetap wajib, baik tanaman itu hasilnya sedikit atau banyak karena sabda Nabi SAW. dalam hal ini bersifat umum, “Tanaman yang disiram oleh hujan zakatnya sepersepuluh”. Dalam sabda Nabi SAW. yang lain dinyatakan bahwa “Tanaman yang kurang dari 5 wasaq tidak wajib dizakati”. Apabila menggunakan ukuran liter, nisab tanaman dan buah- buahan adalah 825 liter. 1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’ bisa juga sama dengan 5 rithl (dengan catatan 1 rithl = 128 dirham). Yang wajib dizakati dari tanaman dan buah-buahan ialah pendapatan keseluruhannya atau hasilnya secara global, demikian menurut fuqaha Hanafi, Syafi’i maupun Hambali. Adapun menurut fuqaha Maliki, zakat itu hanya diwajibkan atas hasil bersihnya saja.8 6 Ibid,hal.230 7 Ibid. 8 Ibid.
  • 9. 9 Kewajiban zakat pada tanaman yang diairi tanpa biaya adalah 1/10 (10 %)-nya, sedangkan yang diairi dengan biaya adalah 1/20 (5 %)- nya. Bila tanaman itu diairi dengan mengeluarkan biaya selama setengah tahun, sedang setengah tahunya lagi tanpa biaya, zakatnya ialah 3/40 (7,5%)-nya. Akan tetapi, jika ada tanaman yang diairi dengan air hujan dan timba (entah berapa kali), menurut para fuqaha Syafi’i, itu terkena zakat 3/40 (7,5%)-nya, berdasarkan hukum pertengahan. 2. Zakat Peternakan Zakat peternakan merupakan salah satu perintah Allah dan Rasulullah SAW. ada berbagai macam jenis peternakan, yaitu peternakan kambing, sapi, kerbau, unta, lembu, dan yang sejenis dengan jenis ternak yang dimaksudkan. Apabila peternakannya dilakukan dengan cara kerja sama, yang peternakannya digabungkan, zakatnya sama, yaitu masing-masing jumlah kambing yang telah mencapai nisab. Semua binatang milik kedua orang itu dikeluarkan zakatnya seperti pengeluaran zakat satu orang. Seandainya hewan-hewan yang akan dizakatkan seseorang berbeda usianya dari yang semestinya, misalnya seharusnya dikeluarkan unta yang berumur 4 - 5 tahun, sedangkan yang ada padanya yang berumur 3 – 4 tahun, zakatnya itu masih dapat diterima, asal ditambah dengan 2 ekor kambing yang berumur lebih dari 1 tahun, atau jika tak ada, ditambahkan dengan uang sebanyak 20 dirham. Sebaliknya, bila yang harus dikeluarkan itu berupa unta berumur 3 – 4 tahun, sedangkan yang ada hanya unta berumur 4 – 5 tahun, ia dapat memberikan itu dengan diberi imbalan oleh yang menerima zakat sebanyak 20 dirham, atau 2 ekor kambing umur lebih dari 1 tahun.9 Menurut kesepakatan ulama, dibolehkan mengeluarkan hewan jantan sebagai zakat jika ternak itu semuanya terdiri atas yang jantan. Jika semuanya betina, atau sebagiannya jantan dan sebagian lagi betina, menurut Ahnaf, boleh mengeluarkan yang jantan, tetapi menurut yang lain, hanya boleh yang betina. Syarat wajib zakat bagi pemilik binatang ternak atau perusahaan peternakan adalah : a. Orang islam Orang non muslim meskipun memiliki jenis-jenis ternak tersebut diatas, tidak wajib mengeluarkan zakat. 9 Ibid,hal.227.
  • 10. 10 b. Merdeka Seorang hamba sahaya tidak diwajibkan mengeluarkan zakat. c. Milik yang sempurna atau milik mutlak Maksudnya, apabila seseorang muslim belum menjadi pemilik penuh, misalnya uang yang dipergunakan membeli bibit ternak berupa pinjaman atau bantuan kredit, maka tidak wajib mengeluarkan zakat. d. Cukup nishab Maksudnya ialah jumlah batas minimal sudah cukup. e. Sampai haul Artinya binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah binatang ternak yang telah dimiliki sampai satu tahun lamanya. Hadits Nabi Muhammad SAW, yang artinya ; “Tidak ada (kewajiban) zakat pada harta seseorang sebelum sampai satu tahun dimilikinya”. (H.R. Ad Daruquthni) f. Makanannya dari pengembalaan, bukan dari rumput belian. g. Binatang itu tidak digunakan untuk bekerja (untuk membajak sawah) atau menarik angkutan dan lain-lain.10 Berikut ini perincian nisab zakat binatang ternak, diantaranya ialah; a. Nisab dan zakat unta11 Nisab Zakatnya Bilangan dan jenis zakat Umur 5 - 9 1 ekor kambing atau 1 ekor domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 10 - 14 2 ekor kambing atau 2 ekor domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 15 - 19 3 ekor kambing atau 3 ekor domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 20 - 24 4 ekor kambing atau 4 ekor domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 25 – 35 1 ekor anak unta 1 tahun lebih 36 – 45 1 ekor anak unta 2 tahun lebih 46 – 60 1 ekor anak unta 3 tahun lebih 61 – 75 1 ekor anak unta 4 tahun lebih 10 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.50. 11 Hasan Ridwan, Fiqih ibadah, (Bandung:Pustaka Setia), hal.223.
  • 11. 11 76 – 90 2 ekor anak unta 2 tahun lebih 91 – 120 2 ekor anak unta 3 tahun lebih 121 3 ekor anak unta 2 tahun lebih Demikian seterusnya menurut pehitungan diatas, mulai 121 ekor dihitung tiap-tiap bertambah 40 ekor, zakatnya 1 ekor unta berumur 2 tahun lebih dan tiap-tiap betambah 50 ekor, zakatnya 1 ekor unta berumur 3 tahun lebih. Umur-umur tersebut supaya dilebihkan, walaupun sedikit, seperti yang tersebut dalam daftar, sebagaimana dijelaskan dalam surat Abu Bakar kepada penduduk Bahrain, bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda, “Tidak ada zakat unta sebelum sampai lima ekor. Maka apabila sampai 5 ekor, zakatnya satu ekor kambing, 10 ekor, zakatnya dua ekor kambing, 15 ekor, zakatnya tiga ekor kambing, 20 ekor, zakatnya empat ekor kambing, 25 ekor, zakatnya seekor anak unta, 36 ekor, zakatnya satu anak unta yang lebih besar, 46 ekor, zakatnya satu anak unta yang lebih besar, 61 ekor, zakatnya satu anak unta yang lebih besar lagi, 76 ekor, zakatnya dua ekor anak unta, 91 ekor, zakatnya dua ekor anak unta yang lebih besar, 121 ekor, zakatnya tiga ekor anak unta, kemudian tiap-tiap 40 ekor, zakatnya satu ekor anak unta umur 2 tahun lebih, dan tiap-tiap 50 ekor, zakatnya seekor anak unta umur 3 tahun.” (Riwayat Bukhari, dari Anas) b. Nisab zakat sapi dan kerbau12 Nisab Zakatnya Bilangan dan jenis zakat Umur 30 - 39 1 ekor anak sapi atau kerbau 1 tahun lebih 40 - 59 1 ekor anak sapi atau kerbau 2 tahun lebih 60 - 69 2 ekor anak sapi atau kerbau 1 tahun lebih 70 - 79 1 ekor anak sapi atau kerbau dan 1 ekor anak sapi atau kerbau 1 tahun lebih 2 tahun lebih 80 - 89 2 ekor anak sapi atau kerbau 2 tahun lebih 12 Ibid.
  • 12. 12 90 – 99 3 ekor anak sapi atau kerbau 1 tahun lebih 100- ... 2 ekor anak sapi atau kerbau dan 1 ekor anak sapi atau kerbau 1 tahun lebih 2 tahun lebih Demikian seterusnya, dari tiap bertambah 30 sapi atau kerbau, zakatnya seekor anaknya yang berumur satu tahun dan tiap-tiap bertambah 40 ekor sapi atau kerbau, zakatnya seekor anaknya yang berumur 2 tahun. c. Nisab zakat kambing13 Nisab Zakatnya Bilangan dan jenis zakat Umur 40 - 120 1 ekor kambing betina atau 1 ekor domba betina 2 tahun lebih 1 tahun lebih 120 - 200 2 ekor kambing betina atau 2 ekor domba betina 2 tahun lebih 1 tahun lebih 201 - 399 3 ekor kambing betina atau 3 ekor domba betina 2 tahun lebih 1 tahun lebih 400 - ... 4 ekor kambing betina atau 4 ekor domba betina 2 tahun lebih 1 tahun lebih Demikian seterusnya, tiap-tiap bertambah 100 ekor kambing atau domba, zakatnya 1 ekor kambing (terdapat pada riwayat Ahmad, Bukhari, dan Nasai). 3. Zakat Emas dan Perak Emas wajib dizakati meskipun tidak dicetak, yang telah sampai ukuran murninya 20 mitsqal atau 20 dinar dengan timbangan yang berlaku di Mekah. Timbangan yang digunakan harus benar-benar normal yang sama dengan timbangan pada umumnya, sehingga jika emas ditimbang oleh timbangan yang tidak normal akan timbul keraguan yang berakibat tidak ada kewajiban untuk dizakati. 13 Ibid.
  • 13. 13 Menurut Syekh Zakariya, ”Timbangan nisab emas dengan timbangan Asyrafi”. Adapun Ibnu Hajar berkata bahwa yang dimaksud dengan Asyrafi, ialah Qaitabaiy, yaitu menurut timbangan sekarang, 20 mitsqal atau 20 dinar sama dengan 93,6 gram. Ada pula yang menghitungnya menjadi 94 gram.14 Nisab emas baru wajib dizakati apabila telah mencapai 20 dinar dengan masa simpan satu tahun, wajib dikeluarkan zakatnya ½ dinar. Setiap lebih dari 20 dinar, dikeluarkan 1/40 nya lagi. Contohnya : nisab emas 20 dinar atau berat timbangannya 93,6 gram, zakatnya 2,5 % = ½ dinar = 2,34 gram. Persyaratan mutlak bagi emas dan perak yang harus dizakati adalah; a. Muzakki-nya muslim b. Muzakki yang merdeka c. Harta miliknya sendiri d. Sampai satu nisab e. Sampai satu tahun disimpan Sedangkan nisab perak ialah 200 dirham (satu dirham = 3,12 gram) atau sama dengan 140 mitsqal (dimana 10 dirham sama dengan 7 mitsqal). Sabda Nabi SAW., ”Tidak wajib zakat pada perak yang kurang dari 5 auqiyah.” (5 auqiyah = 200 dirham = 624 gram perak). Yang tata cara perzakatannya sam dengan emas yaitu 2,5 %.15 Contohnya : nisab perak 200 dirham = 624 gram, zakatnya 2,5 % =15,6 gram. Perlu di ingat bahwa yang wajib dizakati adalah emas murni, bukan emas yang digabungkan dengan benda lain yang tidak sejenis, kecuali terlebih dahulu dipisahkan, sehingga keduanya benar-benar menjadi emas murni atau murni perak. Sedangkan emas yang telah di proses atau melewati proses pencampuran yang kemudian disebut dengan suasa tidak wajib dizakati. Begitu pula dengan perak, tidak wajib dikeluarkan zakatnya apabila perak tersebut kurang dari 672 gram atau lima uqiyah (dimana satu uqiyah ialah 40 dirham). Zakat emas dan perak harus sempurna 14 Ibid,hal 207 15 Ibid,hal 220
  • 14. 14 nisabnya dalam satu tahun dan keadaan barangnya tidak menyusut atau berkurang timbangannya. 4. Zakat Perdagangan (Tijarah) Zakat perdagangan tidak disyaratkan harus sempurna nisabnya, kecuali pada akhir tahun (yang diperhitungkan) sebab akhir tahun itu merupakan waktu wajibnya mengeluarkan zakat. (Perhitungan tijarah itu dengan harga barang, sedangkan menetapkan harga setiap waktu sukar sebab harga selalu berubah. Jadi, kalau pada akhir tahun, nilai harga barang dagangan kurang dari nisabnya, tidak wajib dizakati).16 Perbedaan zakat tijarah dengan emas dan perak ialah zakat emas dan perak haul-nya sering putus dengan berselangnya pemilikan yang hilang pada pertengahan tahun, karena banyak orang yang memiliki emas dan perak sebelum setahun, kemudian dijual kembali. Menurut Zainuddin bin ‘Abdul Aziz, apabila memiliki emas atau perak satu nisab, lalu dihutangkan kepada orang lain sesudah enam bulan memilikinya, haul-nya tidak putus jika yang berhutang itu mampu membayar atau mengembalikan, dan pemilik tersebut tetap wajib mengeluarkan zakat pada akhir tahun. Hal tersebut karena pemilikannya itu tidak hilang sama sekali, dan tetap ada gantinya kelak dalam tanggungan yang berutang.17 Misalkan jika emas yang dimaksudkan dipakai usaha oleh pemiliknya, dan setelah perjanjian satu tahun, emas itu dikembalikan, tetap wajib dizakati. Batas pembayaran zakatnya hingga yang berutang membayarnya. Dalam kitab wajiz dinyatakan, ”Perbuatan mengelak hukumnya haram.” Imam Al- Ghazali menyatakan bahwa perbuatan dengan niat mengelak dari berzakat mendatangkan dosa. Menurut Ibnu Hajar, tidak berdosa dan hukumnya boleh jika memindahtangankan emas atau perak sebelum masa setahun karena kebutuhan mendesak.18 Pada prinsipnya, semua barang dagangan terkena wajib zakat sebanyak 1/40 dari nilainya barang. Pelaksanaan zakat perdagangan dilakukan apabila telah sampai nisab dan mengalami ulang tahun kemudian dihitung kembali antara modal dan keuntungannya. Jika perdangangan mengalami kerugian, diantaranya ; 16 Ibid,hal 221 17 Ibid. 18 Ibid,hal 222.
  • 15. 15 a. Barang dagangan habis, tetapi tidak mendatangkan keuntungan sama sekali, artinya hanya kembali modal dalam jumlah yang sama. b. Barang dagangan masih banyak yang belum terjual, modal tidak kembali seperti semula. c. Barang dagangan habis, modal sama sekali tidak kembali. Jika pedagang mengalami kerugian dengan keadaan tersebut, maka tidak ada kewajiban baginya mengeluarkan zakat. Akan tetapi, untuk menjaga keutuhan keimanan dan pembersihan harta dagangan, ada yang berpendirian zakat perdagangan dibagi pada dua kondisi, yaitu : a. Mengeluarkan zakat perdagangan dari perhitungan modal awal. Jadi, pembayaran zakatnya berpatokan pada modal, sehingga dapat dikeluarkan sejak awal memiliki modal (sehingga ini disebut dengan zakat modal dagang). b. Mengeluarkan zakat dari keuntungan, artinya berapa pun keuntungan yang diperoleh, dengan prinsip modalnya kembali, keuntungan dizakati dengan perhitungan 1/40 dengan syarat perdagangannya telah berjalan satu tahun. Persyaratan yang utama dari zakat perdagangan adalah sebagai berikut: a. Barang yang diperjualbelikan adalah milik pedagang sendiri. b. Sejak awal telah berniat untuk melakukan perdagangan. c. Telah mencapai satu nisab, yakni perdagangan selama setahun. d. Jika setahun belum mencapai nisab maka perhitungannya menunggu sampai satu nisab (perhitungannya bukan terletak pada telah lama setahun, melainkan telah mencapai nisab). e. Nisab harta perniagaan menurut pokoknya. Kalau pokoknya emas, nisabnya sama seperti emas. Perniagaan hendaknya dihitung dengan harga pokok yang zakatnya sebanyak zakat emas atau perak, yaitu 1/40 atau sama dengan 2,5 %. 5. Zakat Profesi Zakat profesi adalah zakat yang harus dikeluarkan para pekerja sesuai dengan haulnya. “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya,
  • 16. 16 padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” Waktu pengeluaran zakat profesi masih terdapat beberapa perbedaan pendapat dari para ulama mengenai waktu pengeluaran dari zakat profesi, yaitu; a. Pendapat As-Syafi’i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) terhitung dari kekayaan itu didapat. b. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan Ulama modern, seperti Muh Abu Zahrah dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkan haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh, kemudian pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah sampai nisabnya maka wajib mengeluarkan zakat. c. Pendapat Ulama Modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetapi zakat dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan zakat pertanian yang dibayarkan pada setiap waktu panen. (haul : lama pengendapan harta). Sedangkan nisabnya sendiri mengambil rujukan kepada nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 4.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4.000 menjadi sebesar Rp 2.080.000. Namun mesti diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat hasil pertanian yang dengan frekuensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang dibandingkan dengan nisab tersebut adalah pendapatan selama setahun. Kadar zakat penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar zakat emas dan perak adalah : “Bila engkau memiliki 20 dinar emas, dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatnya setengah dinar (2,5%)” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Al-Baihaqi)
  • 17. 17 Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara : a. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Contoh : Seseorang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayarkan zakat sebesar : 2,5% x 3.000.000 = Rp 75.000 per tahun. b. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan. Contoh : Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000 dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayarkan zakat sebesar : 2,5% x (1.500.000 – 1.000.000) = Rp 12.500 perbulan atau Rp 150.000 per tahun. 6. Zakat Harta Karun Yang dimaksud dengan harta karun adalah barang yang terpendam atau yang istilahnya rikaz. Rikaz adalah emas atau perak yang tertanam atau sengaja ditanam oleh kaum Jahiliyah (sebelum datang Islam), atau lebih umumnya harta karun yang telah lama terpendam, kemudian ditemukan. Apabila ditemukan harta terpendam berupa emas atau perak wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 1,5 atau 20%. Zakat rikaz tidak harus menunggu sampai setahun. Zakatnya dikeluarkan ketika harta karun itu ditemukan, tetapi perlu dipertanyakan, dimana harta karun itu ditemukan. Apabila ditemukan di tempat yang tidak ada pemiliknya, penemunya berhak atas harta karun tersebut. Akan tetapi, apabila ditemukan ditempat yang ada pemiliknya, harus ditanyakan kepada pemilik tanah tersebut, sebab kemungkinan harta tersebut sengaja dipendam oleh pemilik tanah yang bersangkutan. Berbeda dengan menemukan harta karun di lautan atau di tengah-tengah hutan belantara, penemunya berhak atas harta tersebut. 7. Barang Tambang Zakat barang tambang berlaku jika barang yang ditambang berupa emas atau perak. Apabila telah mencapai nisab, wajib dizakati
  • 18. 18 sebanyak 2,5%. Zakat dikeluarkan pada saat barang tambang itu diperoleh. Jadi, tidak perlu menunggu satu tahun. 2.6 Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Maal Ada beberapa perbedaan antara zakat fitrah dan maal19, antara lain: a. Zakat fitrah adalah zakat diri atau jiwa yang dikeluarkan oleh setiap orang islam dan yang menjadi tanggungannya pada bulan Ramadhan sampai menjelang atau sebelum shalat idul fitri. Sedangkan zakat maal adalah zakat harta benda tertentu yang dimiliki seseorang, waktu mengeluarkannya ada dua macam, yaitu setelah cukup haul pada saat harta itu diperoleh. b. Dalam zakat fitrah benda yang dizakatkan adalah makanan pokok sehari-hari, sedangkan dalam zakat mal, benda yang wajib dizakati berupa harta itu sendiri atau nilainya. c. Dalam zakat fitrah yang wajib mengeluarkan zakatnya adalah semua orang islam. Sedangkan dalam zakat maal yang wajib mengeluarkan zakatnya adalah orang islam yang mampu saja. 2.7 Manfaat Zakat Berikut ini adalah beberapa manfaat berzakat 20, yaitu: a. Meningkatkan ketaqwaan orang yang menunaikannya. b. Membersihkan dan mensucikan harta kekayaan serta mensucikan pribadi dari sifat kikir. c. Menambah keberkahan hartanya dan menumbuhkan usahanya, berkat doa kaum Fakir Miskin yang menerima pemabagian zakat. d. Meringankan penderitaan Fakir Miskin yang menerima pembagian zakat. e. Memakmurkan lembaga pendidikan islam dan mensyi’arkan dakwah islamiyah. f. Mempersiapkan bekal pahala pembayar zakat dengan pahala yang tidak putus-putusnya di akhirat kelak. g. Memberikan kegembiraan dan mencukupkan kebutuhan makan fakir miskin pada hari Raya Idul Fitri. h. Menjalin persatuan dan persaudaraan. 19 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.DirektoratPendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, Fiqih/Ibadah,2003,hal.47. 20 Ibid,hal.48.
  • 19. 19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Menurut bahasa, zakat berasal dari kata “Tazkiyah” yang berarti “membersihkan” dan kata zakat berarti pula “namaa”, artinya “tumbuh atau bertambah”. Sedangkan menurut syara’ ialah “nama bagi ukuran yang dikeluarkan dari harta-harta atau badan menurut peraturan yang akan datang”. 2. Dasar hukum kewajiban berzakat itu terbagi menjadi dua, yaitu yang bersumber dari al-quran dan hadis. 3. Orang yang berhak memberikan zakat memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. 4. Terdapat 8 golongan yang berhak menerima zakat. 5. Harta-harta yang wajib dizakati dapat dibagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat maal serta didalamnya terdapat perincian tata cara harta yang akan dizakati. 6. Zakat fitrah dan zakat maal memiliki beberapa perbedaan. 7. Berzakat dapat memberikan bermacam manfaat. 3.2 Saran 1. Sebagai orang muslim yang baik kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai muslim, diantaranya yaitu berzakat baik itu berupa zakat fitrah ataupun zakat maal. 2. Sebagai orang muslim kita harus mengetahui bagaimana tata cara berzakat yang baik dan benar.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Pendidikan agama islam, (Pekanbaru: MGMP - PAI), 2007, cetakan kedua. Ridwan, Hasan, Fiqih ibadah, (Bandung: Pustaka Setia). Sabiq, Sayyid, Bab Zakat, 2003. Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Fiqih/Ibadah, Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, 2003.