SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 1
SOAL UKOM
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
Oleh :
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb
Prodi Kebidanan (DIII)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Dehasen Bengkulu tahun 2019/2020
1. Seorang bayi perempuan, umur 1 tahun,
dibawa oleh ibunya ke posyandu untuk
penimbangan. Hasil anamnesis: bayi
belum dapat berjalan. Hasil pemeriksaan:
kesadaran: CM, BB 9 Kg, PB 75 cm,
S 36,8°C, P 32x/menit. Hasil jawabannya
pada kuesioner pra skrining
perkembangan (KPSP) berjumlah 7.
Kesimpulan tumbuh kembang apakah
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pertumbuhan normal dan
perkembangan menyimpang
b. Pertumbuhan normal dan
perkembangan meragukan
c. Pertumbuhan kurus dan
perkembangan meragukan
d. Pertumbuhan dan perkembangan
tidak normal
e. Pertumbuhan dan perkembangan
sesuai umur
2. Seorang bayi laki-laki, umur 2 tahun,
dibawa ibunya ke posyandu untuk
penimbangan. Hasil anamnesis: bayi
sehat dan tidak ada keluhan. Hasil
pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 10,5
Kg, PB 84 cm, S 36,7°C, P 31 x/menit.
Hasil jawaban ya pada kuesioner pra
skrining perkembangan (KPSP)
berjumlah 8. Tindakan apakah yang
paling tepat dilakukan pada kasus
tersebut?
a. Anjurkan konsultasi dengan dokter
sesialis anak
b. Penimbangan kembali 1 bulan yang
akan datang
c. Evaluasi perkembangan 3 bulan
kemudian
d. Evaluasi KPSP ulang 2 minggu
kemudian
e. Konsultasi dengan ahli gizi
3. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun,
dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan mencret sejak 2 hari yang lalu.
Hasil anamnesis yaitu bayi rewel, BAB
3-5 kali sehari, konsistensi cair, tidak ada
darah dalam tinja, minum banyak. Hasil
pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 8,5 Kg,
PB 74 cm, S 37,6°C, P 36 x/menit, mata
tidak cekung, turgor kulit kembali cepat.
Rencana asuhan apakah yang paling tepat
pada kasus tersebut?
a. Pemberian zink selama 1 minggu
b. Pemberian teh manis
c. Pemberian antipiretik
d. Pemberian antibiotik
e. Pemberian oralit
4. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun,
dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan demam sejak 3 hari yang lalu.
Hasil anamnesis: bayi rewel, tidak ada
batuk pilek, menyusu kuat. Hasil
pemeriksaan: BB 8,5 Kg, PB 75 cm, S
37,8°C, P 30 x/menit, tampak ruam
merah kecoklatan di sekitar telinga,
kepala dan leher, mata tidak merah, tidak
ada luka pada mulut. Rencana asuhan
apakah yang paling tepat pada kasus
tersebut?
a. Pemberian salep mata
b. Rujuk ke rumah sakit
c. Pemberian antipiretik
d. Pemberian antibiotik
e. Pemberian vitamin A
5. Seorang bayi perempuan, umur 6 bulan,
dibawa ibunya ke posyandu untuk
penimbangan. Hasil anamnesis: bayi
sehat, tidak ada keluhan, serta menyusu
kuat, riwayat imunisasi sebelumnya
BCG, Polio 1-4, DPT 1-3, Hep.B 1-3.
Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, BB
7,5 Kg, PB 66 cm, S 36,8°C, P 34
x/menit, jawaban ya pada KPSP adalah 9.
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 2
Umur berapakah jadwal kunjungan ulang
pada kasus tersebut?
a. 7 bulan
b. 8 Bulan
c. 9 bulan
d. 10 bulan
e. 11 bulan
6. Seorang bayi laki-laki, umur 2 bulan,
dibawa ibunya ke BPM untuk kontrol.
Hasil anamnesis: bayi sehat, serta
menyusu kuat, riwayat imunisasi
sebelumnya Polio 1 dan Hep.B0. Hasil
pemeriksaan: BB 4 Kg, PB 53 cm, S
36,8°C, P 40 x/menit, FJ 128x/menit.
Imunisasi apakah yang paling tepat
diberikan pada kasus tersebut?
a. BCG
b. DPT 1
c. HiB
d. Hep.B 1
e. Hep B 0
7. Seorang bayi perempuan, umur 1 tahun,
dibawa ibunya ke posyandu untuk
imunisasi. Hasil anamnesis: bayi masih
diberikan ASI, riwayat imunisasi
sebelumnya BCG, Polio 1-4, DPT 1-3,
Hep.B 0,1-3. Hasil pemeriksaan: BB 9
Kg, PB 74 cm, S 37°C, P 30x/menit.
Imunisasi apakah yang paling tepat
diberikan pada kasus tersebut?
a. Campak B.
b. Polio
c. Hep.B
d. DPT
e. HiB
8. Seorang bayi perempuan, umur 2 tahun,
dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan batuk sejak 1 bulan . Hasil
anamnesis: batuk tidak disertai pilek,
tidak ada demam, batuk berdahak,
riwayat imunisasi dasar lengkap, makan
3x/sehari porsi sedang. Hasil
pemeriksaan: BB 10 Kg, PB 84 cm, S
37°C, P 34x/ menit. Rencana asuhan
apakah yang paling tepat pada kasus
tersebut?
a. Kolaborasi untuk pemberian
antobiotik
b. Rujuk untuk pemeriksaan
lanjutan
c. Pemberian jeruk nipis dan kecap
d. Pemberian obat batuk yang aman
e. Pemberian pelega tenggorokan.
9. Seorang bayi laki-laki lahir di BPM
dengan persalinan lahir secara spontan
dengan bayi dapat menangis dengan kuat,
kulit tampak kemerahan dan pergerakan
aktif. Hasil pemeriksaan pada bayi: BB
3.6 Kg, PB 49 cm, terdapat
pembengkakan pada kepala, teraba lunak,
batas tidak jelas, melewati sutura, dan
berisi cairan limfe. Diagnosis apakah
yang paling mungkin pada kasus
tersebut?
a. Cephal hematoma
b. Caput succedanium
c. Perdarahan intracranial
d. Perdarahan subaponeurotik
e. Penumpukan cairan cerebrospinal
10. Seorang bayi perempuan baru saja
lahir 1 menit yang lalu di BPM, dengan
kehamilan aterm, bayi menangis kuat,
warna kulit merah, bayi mulai mencari
puting susu. Setelah 1 jam dilakukan
pemeriksaan antropometri dengan hasil:
BB bayi 4 Kg, PB 56 cm, kulit lanugo
sedikit, LK : 30 cm, LD : 35 cm.
Diagnosis apakah yang paling mungkin
pada kasus tersebut?
a. Bayi baru lahir normal
b. Bayi baru lahir dismatur
c. Bayi baru lahir premature
d. Bayi baru lahir post matur
e. Bayi baru lahir dengan obesitas
11. Seorang bayi perempuan lahir
spontan 1 jam yang lalu di RS, gerakan
aktif, berat badan 2,5 kg, panjang badan
48 cm, pernapasan 50 x/menit, dengan
umur kehamilan saat lahir 37 minggu.
Hasil pemeriksaan tidak ditemukan
kelainan, daya hisap kuat, reflek hisap
bagus, frekuensi jantung 120x/menit,
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 3
S 37OC Rencana asuhan apakah yang
harus diberikan pada bayi pada kasus
tersebut?
a. Berikan oksigen
b. Berikan antibiotik
c. Berikan kortikosteroid
d. Rawat dalam indikator
e. Rawat gabung dengan ibunya.
12. Seorang bayi laki-laki lahir spontan,
aterm 4 jam yang lalu di Puskesmas.
Berat lahir 2,5 kg, PB 50 cm, ASI keluar
lancar, hisapan bayi kuat. Hasil
Pemeriksaan: menangis kuat, warna
kemerahan, gerakan aktif, frekuensi
jantung 120x/menit, S 37OC. Asuhan
apakah yang diberikan sesuai kasus
tersebut?
a. Memandikan bayi
b. Memberikan Vit K1 1 mg
c. Memberikan Imunisasi Hb0
d. Memberikan Eritromicin 1%
e. Memberikan ASI on demand
13. Seorang bidan melakukan kunjungan
neonatus pada bayi perempuan umur 3
hari. Hasil anamnesis: bayi menyusu
kuat, ASI eksklusif, BAK lancar dan
BAB 3 x perhari. Hasil pemeriksaan: KU
baik, FJ 120x/menit, P 40x/menit, S
36,7°C, tali pusat masih basah, lengket
dan tampak kotor. Tindakan apakah yang
paling tepat sesuai kasus tersebut?
a. Merujuk ke rumah sakit
b. Kolaborasi dengan dokter
c. Memberikan nasehat kepada
keluarga
d. Memberikan pengobatan salep
antibiotic
e. Pendidikan kesehatan tentang
perawatan tali pusat
14. Seorang bayi telah lahir 2 menit yang
lalu di BPM. Hasil pemeriksaan : Bayi
lahir tidak langsung menangis, napas
megap-megap dan gerak kurang aktif.
Riwayat persalinan lama. Diagnosis
apakah yang paling mungkin pada kasus
tersebut?
a. Apneu
b. Dispneu
c. Asfiksia
d. Takipneu
e. RDS
15. Seorang bayi perempuan lahir 5 hari
yang lalu di rumah klien. Hasil
anamnesis: Bayi menyusu ASI eksklusif,
BAK lancar, BAB 3x/sehari. Hasil
pemeriksaan: BB lahir 2,9 Kg PB: 46 cm,
S:360C, Fj 120x/menit, refleks hisap kuat,
dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan
warna kuning didaerah muka.
a. Melanjutkan pemberian ASI
eksklusif
b. Meletakkan bayi dibawah lampu
blue light
c. Menjemur bayi pada pagi hari
d. Melakukan pijatan bayi
e. Merujuk segera.
16. Seorang bayi perempuan baru
dilahirkan di puskesmas 1 jam yang lalu,
riwayat persalinan terdapat kesulitan pada
saat melahirkan lengan pada tangan
sungsang, hasil pemeriksaan : KU
sedang, BB 3,3 Kg, TB 52 cm, P 60
x/menit, FJ 105 x/menit, asimetri gerakan
tangan pada saat di tes reflek moro.
Diagnosis apakah yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Farktur klavikula
b. Caput suksedanium
c. Fraktur humerus
d. Cephal hematoma
e. Trauma flexus brachiali
17. Seorang bayi perempuan umur 2
hari, dibawah ibunya datang ke BPM
dengan keluhan, sejak berumur 1 hari
perut mulai kembung dan kadang-kadang
muntah berwarna hijau. Hasil
pemeriksaan : P 40 x/menit, N 134
x/menit, S 36,4 ?C, BB 2800gram, PB 49
cm, colok anus ditemukan jari merasakan
jepitan dan waktu ditarik keluar tinja
menyemprot. Diagnosis apakah yang
tepat pada kasus tersebut?
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 4
a. Atresia ani
b. Hisprung
c. Hernia diafragmatika
d. Hipospadia
e. Fimosis
18. Seorang bayi perempuan, umur 2
minggu di bawah ibu datang ke BPM
dengan ibunya dengan keluhan terdapat
sisik-sisik putih pada kulit bayi : Hasil
anamnesis, bayi sering berkeringat pada
kepala. Hasil pemeriksaan : KU Baik, BB
4 Kg, TB 53 cm, P 60 x/menit, FJ 96
x/menit terdapat scaling bewarna merah
pada kulit kepala bayi, terdapat sisik-sisik
putih kekuningan pada kulit kepala
seperti sumbatan keju. Diagnosis apakah
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Miliarisasis
b. Oral trush
c. Hemangioma
d. Seborhoe
e. Diaper rush
19. Seorang bayi laki-laki umur 5 bulan
datang ke BPM dibawah oleh ibunya
dengan keluhan pada mulut bayinya
terdapat bercak putih. Hasil pemeriksaan
: KU baik, CM, P 30x/menit, S 380C,
bercak putih sudah membentuk flak
terutama pada lidah dan langit-langit.
Penangan awal yang tepat pada kasus
tersebut adalah?
a. Mengoleskan madu pada mulut bayi
b. Memberikan antibiotik
c. Membersihkan mulut bayi pada
kassa steril
d. Memberikan air mineral setelah
menyusui
e. Memberikan salep gantian violet
20. Seorang bayi perempuan lahir
dengan spontan di Puskesmas. Hasil
anamnesis didapatkan : Riwayat
kehamilan ibu cukup bulan. Hasil
pemeriksaan dilakukan : bayi tidak segera
menangis, kulit berwarna merah,
ekstremitas kebiruan, tonus otot fleksi,
frekuensi jantung 110 x/menit. Bayi
diletakkan di atas meja datar, diberi
kehangatan dengan sinar lampu 60 watt,
dengan jalan nafas bayi sudah
dibersihkan namun bayi belum dapat
untuk menangis kuat. Apakah tindakan
selanjutnya yang dapat dilakukan untuk
kasus diatas?
a. Rangsangan taktil
b. RJP
c. Kepala bayi lebih rendah dari badan
d. Menghangatkan bayi
e. Ventilasi tekanan positif
21. Seorang bayi perempuan lahir di
BPM. Didapatkan hasil anamnesis :
riwayat persalinan spontan, dari
kehamilan cukup bulan. Hasil
pemeriksaan: bayi segera menangis, kulit
berwarna merah, tonus otot aktif,
frekuensi jantung 120 x/menit. Bayi
diberi kehangatan, dikeringkan kemudian
tali pusat dijepit dan dipotong. Apakah
tindakan selanjutnya yang dapat
dilakukan untuk kasus di atas?
a. Memandikan bayi
b. Mengenakan pakaian
c. Memberikan salep mata
d. Inisiasi menyusui dini
e. Memberikan vitamin K 1 gr
22. Seorang ibu datang membawa
bayinya yang berumur 4 bulan ke BPM,
Ibu mengatakan bayinya menderita panas
sejak tiga hari yang lalu, bayinya tidak
mau menyusui, dan ada muntah. Hasil
pemeriksaan fisik dapat ditemukan
adanya Ptekie/ekimosis, KU bayi lemah,
muka pucat, dan turgor kulit menurun.
Apakah diagnosis kebidanan yang paling
tepat untuk kasus atas?
a. Tifus Abdominalis
b. Kejang Demam
c. Demam Berdarah
d. Diare Akut
e. Gastroenteritis
23. Seorang ibu datang ke sebuah
Puskesmas dan ingin mengimunisasikan
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 5
anaknya berumur 9 bulan. Ibu
mengatakan bahwa anaknya sebelumnya
sudah mendapatkan imunisasi rutin. Hasil
pemeriksaan didapatkan bahwa BB anak
9 kg, Suhu 36,6oC, Nadi 102 x/menit, P
40 x/menit. Bagaimanakah cara
pemberian imunisasi pada anak ibu
tersebut sesuai kasus di atas?
a. Intra vena
b. Intra kutan
c. Intra dermal
d. Intra muscular
e. Sub kutan
24. Seorang bayi berumur 4 bulan
diantar ibu nya ke Puskesmas untuk
memeriksakan diri. Ibu mengatakan
anaknya baru mendapat imunisasi DPT-
HB dan polio sehari yang lalu. Ibu
mengeluh anaknya saat ini mengalami
kemerahan pada bekas suntikan dan
rewel semalaman karena badannya panas.
Hasil pemeriksaan suhu 37,5 0C, respirasi
40kali/menit. Bekas injeksi tampak
kemerahan, tidak bengkak dan tidak ada
discharge. Apakah yang terjadi pada bayi
tersebut?
a. Hiperpireksia
b. Kejadian ikutan pasca imunisasi
c. Ensefalopati
d. Anafilaksis
e. Difteri Pertusis Tetanus
25. Seorang bayi baru lahir di BPM
dengan BB 3.3 Kg, PB 50 cm, dengan
hasil pemeriksaan : bayi tidak dapat
menangis dan air ketuban jernih.
Tindakan apa yang harus dilakukan bidan
sebagai penanganan awal ?
a. Melakukan trial ventilasi
b. Melakukan IMD
c. Menghangatkan bayi
d. Melakukan ventilasi
e. Melakukan rujukan
26. Seorang ibu datang membawa
bayinya yang berumur 7 hari ke BPM
dengan keluhan tali pusat mengalami
perdarahan. Pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik didapatkan bahwa,
suhu tubuh 370C, menangis kuat dan
minum ASI. Apakah yang harus
dilakukan bidan terkait penanganan awal
pada bayi tersebut?
a. Observasi suhu tubuh bayi
b. Membersihkan dengan alcohol
c. Langsung merujuk ke
Puskesmas/rumah sakit
d. Membersihkan dengan iar hangat
e. Penerapan tindakan pencegahan
infeksi
27. Seorang Bidan dapat menolong
persalinan pada Ny. R di BPM dengan
hasil pemeriksaan : BB lahir 2,3 Kg, PB
45, dengan kondisi dan tangisan bayi
dalam keadaan lemah. Bagaimanakah
sikap bidan terhadap bayi tersebut?
a. Menunda pemberian ASI
b. Penghangatan lalu merujuk ke
Puskesmas/Rumah Sakit
c. Perawatan metoda kanguru
d. Penghangatan dan pemberian ASI
e. Emandikan bayi dengan air hangat
28. Seorang bidan dapat menolong
persalinan ny. A dengan umur kehamilan
37-38 minggu di tempat BPM-
nya.hasilpemeriksaan yang dilakukan
adalah : Bayi lahir dengan ketuban
jernih dan menangis spontan. Apakah
tindakan bidan selanjutnya pada kasus
diatas?
a. Melakukan resusitasi
b. Melakukan penanganan bayi baru
lahir
c. Melakukan rujukan
d. Memfasilitasi IMD
e. Melakukanpenilaian Awal Bayi Baru
Lahir
29. Seorang Bidan dapat menolong
persalinan Ny. R di BPM. Hasil
pemeriksaan yang dilakukan adalah : bayi
lahir tidak menangis, kemudian dilakukan
ventilasi hingga 3 kali dan bayi belum
juga menangis. Apakah tindakan bidan
selanjutnya pada ksus ini ?
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 6
a. Melanjutkan ventilasi satu kali lagi
b. Melanjutkan ventilasi dua kali lagi
c. Langsung persiapan rujukan
d. Melanjutkan ventilasi tiga kali lagi
e. Melanjutkan ventilasi empat kali lagi
30. Ny. H melahirkan bayi prematur di
RS dengan BB 2.4 Kg, nilai APGAR skor
7-8 dan bayi dapat IMD dengan baik.
Apakah yang perlu dilakukan pada kasus
di atas?
a. Pemancar panas
b. Metode kanguru
c. Perawatan Inkubator
d. Cukup diberi selimut
e. Penghangatan ruangan
31. Seorang ibu dapat melahirkan
bayinya di BPM terdekat dengan BB
lahir adalah 2,7 Kg. Saat lahir, umur
kehamilan ibu 38-39 minggu. Pada saat
ini bayi ditempatkan di incubator dengan
beralaskan perlak plastic. Bayi berada
dalam ruangan yang hangat tetapi
badannya dingin. Apakah Mekanisme
kehilangan panas pada bayi tersebut?
a. Evaporasi
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Radiasi
e. Isolasi
32. Seorang ibu berusi 27 tahun dengan
membawa bayi perempuannya yang
berumur 3 hari ke BPM. Pada
pemeriksaan dan anamnesis didapatkan
BB lahir 3,1 Kg, BB sekarang 3 Kg, bayi
menyusui kuat, tali pusat tidak ada tanda-
tanda infeksi, dan bayi sudah mendapat
imunisasi Hb0. Informasi apakah yang
harus diberikan bidan pada ibu tersebut?
a. Pemberian ASI setiap 3 jam
b. Pemberian PASI setiap saat
c. Pemberian antibiotic secara rutin
d. Pemberian ASI On demand
e. Pemberian makanan tambahan bayi
33. Seorang perempuan berumur 24
tahun baru saja melahirkan anaknya yang
pertama di BPM. Setelah tali pusat
dipotong dan diikat, bayi ditengkurapkan
diatas perut ibu untuk IMD. Bayi terlihat
mencari putting susu ibu, tetapi belum
dapat menghisap. Apakah reflex yang
terjadi pada bayi tersebut?
a. Morro
b. Rooting
c. Swallowing
d. Sucking
e. Tonick Neck
34. Bayi Ny. R dapat lahir spontan 1
jam yang lalu di BPM dan ditolong oleh
bidan S dengan BB lahir 2,4 Kg, PB 48
cm, dengan umur kehamilan 37-38
minggu. Dari hasil pemeriksaan tidak
ditemukan adanya kelainan. Apakah
asuhan yang dilakukan pada bayi Ny. R
diatas?
a. Memberikan
oksigen
b. Memberikan antibiotic
c. Rawat gabung dengan ibunya
d. Dirawat dalam incubator
e. Metode kanguru
35. Bayi Ny. A lahir spontan 1 jam yang
lalu, ditolong oleh bidan dengan BB lahir
2,3 Kg, PB 46 cm, dengan umur
kehamilan 30-31 minggu. Dari hasil
pemeriksaan tidak ditemukan adanya
kelainan. Apakah dilihat dari umur
kehamilan dan BB waktu lahir, bayi Ny.
A termasuk dalam kategori?
a. Bayi matur
b. Bayi dismatur
c. Bayi premature
d. Bayi postmatur
e. Bayi serotinus
36. Ny. A baru saja melahirkan di RS,
bayi dapat menangis kuat, warna kulit
merah, gerakan aktif, BB lahir 2,9 Kg.
Apakah Bayi Ny A dapat dimandikan
segera setelah lahir?
a. Dapat dimandikan setelah 2 jam lahir
b. Dapat dimandikan setelah 4 jam lahir
c. Dapat dimandikan setelah 6 jam
lahir
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 7
d. Dapat dimandikan setelah 8 jam lahir
e. Dapat dimandikan setelah 24 jam
lahir
37. Ny. A baru saja melahirkan di RS,
dengan bayi menangis kuat, warna kulit
merah, gerakan aktif, BB lahir 2,9 Kg.
Setelah bayi Ny A lahir 1 jam, Apakah
injeksi yang dapat diberikan pada bayi
ny A?
a. Injeksi vitamin
b. Injeksi vitamin K1
c. Injeksi vitamin C
d. Injeksi antibiotik
e. Injeksi antipiretik
38. Seorang Bayi laki-laki ny S sudah
mendapatkan imunisasi BCG 2 hari yang
lalu di Puskesmas, pada saat ini timbul
adanya bengkak dan merah pada tempat
penyuntikan. Apakah penyebab masalah
yang terjadi pada bayi ny S di atas?
a. Bayi tidak tahan dengan vaksin BCG
b. Alergi terhadap vaksin
c. Reaksi normal imunisasi BCG
d. Penyuntikan terlalu dalam
e. Dosis vaksin terlalu banyak
39. Bayi S sudah mendapatkan imunisasi
BCG 2 hari yang lalu, Saat ini bayi dan
keluarga berada di rumahnya dan timbul
adanya bengkak dan merah pada tempat
penyuntikan tersebut. Berapakah dosis
imunisasi yang diberikan untuk bayi S
tersebut?
a. 0,1 ml
b. 0,5 ml
c. 0,01 ml
d. 0,02 ml
e. 0,05 ml
40. Seorang ibu membawa bayi nya
berumur 9 bulan ke RS dengan keluhan
panas tinggi sejak 6 jam yang lalu, pada
saat di jalan tangan dan kaki bayi kejang,
serta keluar lendir dari mulut nya.
Apakah penatalaksanaan awal pada kasus
tersebut?
a. Cek suhu tubuh bayi
b. Basahi tubuh bayi dengan washlap
secara berulang
c. Beri obat anti kejang
d. Atur posisi tubuh bayi dan tempat
bayi
e. Bersihkan lendir dari mulut bayi
Semoga Prodi Kebidanan DIII Fikes
Dehasen Bengkulu semuanya Lulus Ukom.
Amin...Amin..Amin…
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 8
PEMBAHASAN SOAL UKOM
NEONATUS
1. B (Pertumbuhan normal dan
perkembangan meragukan) Pada bayi
perempuan umur 1 tahun BB dan PB
pada kasus tersebut termasuk kategori
normal atau sesuai dengan
pertumbuhannya. Hasil jawaban ya pada
KPSP 7-8 menunjukkan perkembangan
anak meragukan, sedangkan apabila
jawaban ya.nya 6 atau kurang maka
kemungkinan ada penyimpangan.
Perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan apabila jawan ya
9-10.
2. D (Evaluasi KPSP ulang 2 minggu
kemudian) Pertumbuhan anak pada kasus
tersebut normal sehingga tidak diperlukan
konsultasi dengan ahli gizi. Jawaban ya
pada KPSP 8 menunjukan perkembangan
yang meragukan sehingga membutuhkan
stimulasi lebih sering dan intensif pada
jawaban tidak selama 2 minggu, setelah
itu dilakukan penilaian ulang KPSP.
3. E (Pemberian oralit) Kondisi pada kasus
tersebut menunjukkan 2 tanda diare
dengan tanda dehidrasi sedang yaitu bayi
rewel dan minum banyak. Pemberian
oralit setiap kali mencret selain
melanjutkan pemberian ASI penting
dilakukan untuk rehidrasi atau mencegah
dehidrasi yang lebih parah. Diperlukan
juga pemberian zink selama 10 hari
berturut-turut. Pemberian teh manis atau
jus buah tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan hipernatremi. Suhu masih
dalam kondisi normal sehingga tidak
diperlukan antipiretik, sedangkan
pemberian antibiotik memerlukan
kolaborasi, biasanya atas indikasi seperti
pada kasus disentri dan kolera.
4. E (pemberian vitamin A) Kasus tersebut
menunjukkan gejala campak dan belum
terjadi komplikasi. Rencana asuhan yang
tepat adalah pemberian vitamin A 1
dosis. Pemberian antipiretik dianjurkan
apabila suhu ≥ 38,5. Pemberian antibiotik
harus berdasarkan indikasi misalnya
campak dengan komplikasi berat.
Pemberian salep mata
kloramfenikol/tetrasiklin apabila terjadi
kekeruhan pada kornea.
5. (C) 9 bulan Evaluasi perkembangan pada
bayi umur 3-24 bulan dilakukan setiap 3
bulan sekali, sedangkan umur 24-72
bulan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Untuk pertumbuhan evaluasi dilakukan
setiap bulan sekali dan dapat dilakukan di
posyandu.
6. A (BCG) Imunisasi BCG dapat dilakukan
pada bayi umur 1-3 bulan. Polio
diberikan 1 bulan atau 4 minggu setelah
pemberian polio sebelumnya. Imunisasi
DPT,Hep B dan HiB saat ini sudah dalam
1 vaksin yaitu pentavalen dan diberikan
mulai bayi berumur 2 bulan.
7. A (Campak) Riwayat imunisasi dasar
pada kasus tersebut sudah lengkap
kecuali campak. Campak sebagai
imunisasi dasar dapat diberikan pada
umur 9-12 bulan. Booster campak
selanjutnya dapat diberikan pada umur 24
bulan.
8. B (rujuk untuk pemeriksaan lanjutan)
Pada kasus tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai batuk bukan pneumonia karena
tidak ada nafas cepat. Nafas cepat pada
umur > 12 bulan s.d 5 tahun apabila
pernafasan ≥ 40 kali per menit. Jawaban
B paling tepat karena keluhan batuk
sudah terjadi lebih dari 3 minggu
sehingga memerlukan pemeriksaan
lanjutan.
9. B (caput succedaneum) Kasus tersebut
merupakan jenis trauma persalinan pada
bayi baru lahir yang mengarah kepada
Caput succedaneum karena ditandai
dengan pembengkakan pada kepala,
teraba lunak, batas tidak jelas, melewati
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 9
sutura, dan berisi cairan limfe, sedangkan
chepal haematom teraba subperiostial
tulang tengkorak, berbatas tegas, dan
tidak melampaui sutura sekitarnya.
Sedangkan perdarahan intrakranial
ditandai dengan masa padat berfluktuasi,
untuk perdarahan subaponeurotik
ditandai dengan adanya pembengkakan
kulit kepala, mungkin meluas ke daerah
periorbital dan leher. Adapun
penumpukan cairan cerebrospinal
tandanya mirip hidrocephalus.
10. A (Bayi baru lahir normal) Diagnosis
kasus tersebut adalah Bayi baru lahir
normal karena umur kehamilannya aterm,
hasil penilaian selintas menunjukkan
kondisi yang normal yaitu bayi menangis
kuat (2), warna kulit merah muda (2),
denyut jantung dan pernapasan cepat (2),
BB bayi 3000 gram, PB 56 cm. Adapun
diagnosa bayi baru lahir kurang spesifik,
sedangkan untuk diagnosa yang lain
adalah bayi baru lahir dismatur jika
Berat bayi tidak sesuai umur kehamilan,
untuk bayi baru lahir prematur jika umur
kehamilannya kurang dari 37 minggu,
untuk bayi baru lahir post matur jika
umur kehamilan melebihi 42 minggu.
11. E (rawat gabung dengan ibunya)
Jawaban dari soal ini adalah rawat
gabung dengan ibunya, karena meskipun
berat badannya 2200 gram, tetapi hasil
pemeriksaan fisik dalam batas normal,
daya hisap kuat, reflek hisap baik,
sehingga diharapkan asupan nutrisi
melalui ASI dapat terpenuhi dengan baik,
sehingga asuhannya adalah difasilitasi
rawat gabung dengan ibunya. Adapun
asuhan pemberian oksigen tidak ada
indikasi karena pernafasan normal,
pemberian antibiotika juga tidak ada
indikasi baik terapi atau profilaksis,
pemberian kortikosteroid juga tidak ada
indikasi karena paru-paru sudah cukup
matang pada umur kehamilan 37 minggu,
sedangkan untuk rawat dalam incubator
tidak perlu dilakukan karena bayi
memenuhi persyaratan untuk dilakukan
rawat gabung.
12. E (memberikan ASI on demand)
Memberikan ASI secara on demand
dipilih sebagai jawaban karena bayi
dalam keadaan sehat dan normal,
didukung ASI keluar lancar dan hisapan
bayi kuat.Sedangkan asuhan yang
menjadi opsi lainnya sudah diberikan.
13. E (pendidikan kesehatan tentang
perawatan tali pusat) Jawaban kasus
tersebut adalah melakukan pendidikan
kesehatan perawatan tali pusat, karena
fokus masalahnya adalah tali pusat yang
masih basah, lengket dan tampak kotor
sehingga jika tidak segera diberikan
intervensi ini maka komplikasi lebih
lanjut dapat terjadi, sedangkan data lain
menunjukkan tanda-tanda vital dalam
batas normal sehingga tidak menjadi
prioritas tindakan.
14. C (asfiksia) Asfiksia adalah
terjadinya kegagalan bernafas spontan
dari bayi baru lahir yaitu pada menit
kedua, diikuti dengan tanda-tanda fisik
lainnya yaitu bayi lahir tidak langsung
menangis, napas megap-megap dan gerak
kurang aktif.Hal ini diperkuat adanya
faktor predisposing bahwa ada riwayat
persalinan lama yang membuat asupan
oksigen ke janin menurun membuat
kondisi saat lahir terjadi
asfiksia.Sedangkan apneu adalah
berhentinya nafas, dispnoe adalah sesak
nafas, takipnoe adalah pernafasan yang
cepat, respiratory distress syndrome
adalah kumpulan gangguan pernafasan
akibat beberapa kondisi diantaranya
misalnya adalah karena insufisiensi
plasenta.
15. A (melanjutkan pemberian ASI
eksklusif) Ikterus merupakan keadan kulit
dan membran mukosa yang warnanya
menjadi kuning akibat peningkatan
jumlah pigmen empedu di dalam darah
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 10
dan jaringan tubuh. Ikterus neonatorium
adalah ikterus pada bayi baru lahir. Kasus
ini termasuk kedalam ikhterus fisiologis
ikterus fisiologis adalah ikterus yang
timbul pada hari kedua dan hari ketiga
serta tidak mempunyai dasar patologis
atau tidak mempunyai potensi menjadi
kern ikterus. Adapun tanda-tandanya
sebagai berikut : 1. Timbul pada hari
kedua dan ketiga 2. Kadar bilirubin
indirek tidak melebihi 10 mg% pada
neonatus cukup bulan dan 12,5 mg%
untuk neonatus kurang bulan 3.
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin
tidak melebihi 5% per hari 4. Kadar
bilirubin direk tidak melebihi 1 mg% 5.
Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
6. Tidak terbukti mempunyai hubungan
dengan keadaan patologis
Tabel Rumus Kramer Daerah Luas
Ikterus Kadar Bilirubin (mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 (+) Badan bagian atas 9
3 Daerah 1,2 (+) Badan bagian bawah
dan tungkai 11
4 Daerah 1,2,3 (+) lengan dan kaki
dibawah dengkul 12
5 Daerah 1,2,3,4 (+) tangan dan kaki 16
16. E
17. B
18. D
19. C
20. A
Rangsangan taktil sangat diperlukan
untuk merangsang bayi menangis. Bayi
yang menangis menunjukkan bayi dapat
bernapas dengan baik. Rangsangan taktil
dapat juga dilakukan dengan menepuk
atau menyentil telapak kaki atau
menggosok punggung, perut, dada atau
tungkai bayi dengan telapak tangan. Jika
tidak dilakukan, dapat berisiko kepada
bayi akan mengalami asfiksia atau tidak
21. D Inisiasi Menyusui Dini merupakan
salah satu rekomendasi WHO tentang
standar emas makanan bayi. Proses ini
membiarkan bayi dengan nalurinya
sendiri menyusu dalam 1 jam pertama
setelah lahir, bersamaan dengan kontak
kulit (skin to skin contact) antara kulit ibu
dengan kulit bayinya. Manfaat IMD ada
banyak. Jika tidak dilakukan,
meningkatkan risiko kedinginan, dan
keberhasilan ASI ekslusif lebih rendah.
22. A Typhus Abdominalis merupakan
suatu penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh kuman Salmonella
typhosa, bercirikan lesi definitif di plak
Peyer, kelenjar mesenterika dan limpa,
disertai oleh gejala demam yang
berkepanjangan, sakit kepala dan nyeri
abdomen. Faktor resiko Typhus
Abdominalis ini adalah dengan
Kebiasaan jajan di tempat-tempat yang
tidak memenuhi syarat kesehatan,
Lingkungan yang kotor serta Daya tahan
tubuh yang rendah. Gejala typus ini
biasanya diawali dengan rasa tidak enak
badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala
dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.
Dalam beberapa hari sampai minggu,
terjadi kenaikan suhu badan yang bisa
mencapai lebih dari 40°C.
23. E Pemberian dosis kedua pada umur
15-18 bulan  perlindungan awal &
memperlambat akumulasi anak-anak
yang rentan. Dosis yang diberikan
sebanyak 0,5 ml dan disuntikkan secara
sub kutan pada lengan kiri atas atau
anterolateral paha pada bayi.
24. B
KIPI adalah salah satu reaksi tubuh
pasien yang tidak diinginkan yang
muncul setelah pemberian vaksin. KIPI
dapat terjadi dengan tanda atau kondisi
yang berbeda-beda. Mulai dari gejala
efek samping ringan hingga reaksi tubuh
yang serius seperti anafilaktik (alergi
parah) terhadap kandungan vaksin. Perlu
diingat, KIPI tidak selalu terjadi pada
setiap orang yang diimunisasi.
Munculnya gejala ringan cenderung lebih
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 11
sering terjadi dibandingkan reaksi radang
atau alergi serius terhadap vaksin.
Gejala kipi menurut jenis vaksin dan saat
timbulnya
25. C
Menghangatkan bayi dengan cara
menempatkan bayi pada ruangan yang
hangat. Yaitu menghindarkan bayi dari
ruangan ber-AC, dengan melakukan
kontak bersama dengan si buah hati.
Tempelkan kulit bayi dengan kulit ibu
agar si kecil merasakan kehangatan tubuh
ibu, dengan menyusui si kecil. Hal ini
akan membuat buah hati anda merasa
hangat karena dekapan pada tubuh ibu
membuatnya nyaman. Lakukan
perawatan dengan metode kangguru.
Metode kangguru adalah sebuah cara
menghangatkan bayi dengan
menempelkan tubuh bayi pada bagian
dada ibu. Hal ini tentu difungsikan untuk
mengalirkan kehangatan dari tubuh ibu
ke bayi melalui kontak skin to skin.
26. C
Infeksi pada Pusar Berdarah, segera
periksakan ke dokter jika pusar bayi
berdarah menjadi infeksi. Kondisi ini
perlu segera ditangani agar infeksi tidak
menyebar. Infeksi ditandai dengan gejala
seperti Kulit pusar menjadi merah dan
bengkak, Area pusar terasa lebih hangat
dibanding kulit perut di sekitarnya, Bayi
tampak kesakitan tiap perutnya disentuh,
Keluarnya cairan keruh seperti nanah
yang terkadang berbau dari pusar,
Demam. Infeksi pusar bayi berdarah
dapat menyebabkan omphalitis, yaitu
infeksi tali pusar yang membahayakan
nyawa. Oleh sebab itu, jika pusar bayi
berdarah tidak segera reda, segera
periksakan bayi ke dokter.
27. B
Menghangatkan bayi dengan cara
menempatkan bayi pada ruangan yang
hangat. Yaitu menghindarkan bayi dari
ruangan ber-AC, dengan melakukan
kontak bersama dengan si buah hati.
Tempelkan kulit bayi dengan kulit ibu
agar si kecil merasakan kehangatan tubuh
ibu, dengan menyusui si kecil. Hal ini
akan membuat buah hati anda merasa
hangat karena dekapan pada tubuh ibu
membuatnya nyaman. Lakukan
perawatan dengan metode kangguru.
Metode kangguru adalah sebuah cara
menghangatkan bayi dengan
menempelkan tubuh bayi pada bagian
dada ibu. Hal ini tentu difungsikan untuk
mengalirkan kehangatan dari tubuh ibu
ke bayi melalui kontak skin to skin. Jika
bayi tetap masih dalam keadaan lemah,
maka segera lakukan rujukan ke RS
terdekat sehingga nyawa bayi dapat
tertolongkan.
28. B
Ada 9 langkah dalam Melakukan
penanganan bayi baru lahir yaitu :
• Bayi diletakkan dimeja resusitasi,
• Kemudian lakukan isap lendir,
• Nilai apgar (berdasar keadaan
frekuensi denyut jantung,
pernapasan, warna kulit, refleks, dan
tonus otot. Nilai Apgar diambil pada
menit pertama dan menit kelima
setelah tali pusat dipotong. Pada
menit pertama, nilai Apgar berfungsi
untuk menentukan perlu-tidaknya
tindakan resusitasi yang lebih aktif,
sedangkan pada menit kelima untuk
menilai bagaimana prediksi masalah
yang akan ada selanjutnya. Bila
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 12
interpretasi nilainya antara 7-10,
masuk kategori normal, 4-6 dianggap
medium atau sedang, dan di bawah
4, masuk kategori berat. Jika
keadaannya baik, bayi dibersihkan
wajahnya lalu ditunjukkan sebentar
pada sang ibu dan kemudian dibawa
lagi untuk perawatan selanjutnya).
• Bayi dimandikan dan dibersihkan
• Bayi dapat ditimbang BB nya
• Bayi diberikan salep mata untuk
mencegah infeksi dari jalan lahir atau
lewat dari operasi
• Berikan penyuntikan vitamin K1.
Suntikan di pahanya, berisi vitamin
K untuk mencegah kemungkinan
terjadi perdarahan otak.
• Lakukan pemotongan tali pusat
• Penanganan Lain
Normalnya, bayi segera menangis setelah
lahir. Jika tidak, bisa mengakibatkan
fungsi pernapasannya tidak berjalan
dengan baik. Dalam keadaan seperti ini,
perlu tindakan resusitasi segera untuk
merangsangnya agar ia menangis.
Pertama dilakukan rangsangan dengan
cara menepuk-nepuk telapak kakinya
sambil terus diberikan stimulus,
dilakukan juga pengisapan lendir di
tenggorokannya.
Setelah 24 jam, bayi akan diperiksa dan
dinilai lagi yang disebut penilaian
maturitas. Dalam pemeriksaan ini, yang
dinilai adalah keadaan fisik dan
neurologis bayi. Sebab, walau berat
badan lahir bayi sama, maturitasnya
belum tentu sama antara bayi satu dengan
lainnya. Lewat penilaian ini bisa
diketahui ada-tidaknya gangguan pada
pertumbuhan janin selama dalam
kandungan.
29. C
Normalnya, bayi segera menangis setelah
lahir. Jika tidak, bisa mengakibatkan
fungsi pernapasannya tidak berjalan
dengan baik. Dalam keadaan seperti ini,
perlu tindakan resusitasi segera untuk
merangsangnya agar ia menangis. Jika
bayi tidak dapat menangis dan sudah
dilakukan penanganan bayi baru lahir,
maka bayi segera di rujuk ke RS terdekat
untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
30. B
Perawatan Metode Kanguru (PMK)
merupakan alternatif pengganti incubator
dalam perawatan BBLR, dengan
beberapa kelebihan antara lain:
merupakan cara yang efektif untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang paling
mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi
ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan
menjadi thermoregulator bagi bayinya,
sehingga bayi mendapatkan kehangatan
(menghindari bayi dari hipotermia), PMK
memudahkan pemberian ASI,
perlindungan dari infeksi, stimulasi,
keselamatan dan kasih sayang. PMK
dapat menurunkan kejadian infeksi,
penyakit berat, masalah menyusui dan
ketidakpuasan ibu serta meningkatnya
hubungan antara ibu dan bayi serta
meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
31. C
Mekanisme kehilangan panas
1. Evaporasi adalah jalan utama bayi
kehilangan panas. Kehilangan panas
dapat terjadi karena penguapan
cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak
segera dikeringkan
2. Konduksi adalah kehilangan panas
tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin.
3. Konveksi adalah kehilangan panas
tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin.
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 13
4. Radiasi adalah kehilangan panas
yang terjadi karena bayi di
tempatkan didekat benda-benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah
dari suhu tubuh bayi
Cara Menghilangkan Panas
• Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan
segera setelah lahir untuk mencegah
kehilangan panas yang disebabkan
oleh evaporasi cairan ketuban pada
tubuh bayi
• Selimuti bayi dengan selimut atau
kain bersih dan hangat
• Selimuti bagian kepala bayi, Pastikan
bagian kepala bayi ditutupi atau
diselimuti setiap saat. Bagian kepala
bayi memiliki luas permukaan yang
relatife luas dan bayi akan dengan
cepat kehilangan panas jika bagian
tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan
menyusui bayinya Pelukan ibu pada
tubuh bayi dapat menjaga
kehangatan tubuh dan mencegah
kehilangan panas.
• Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir Karena
bayi baru lahir cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya (terutama
jika tidak berpakaian), sebelum
melakukan penimbangan, terlebih
dulu selimuti bayi dengan kain atau
selimut bersih dan kering.
32. D
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu
emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik
yang sekresi oleh kelenjar mamae
ibu, yang berguna sebagai makanan
bagi bayinya. Sedangkan ASI
Ekslusif adalah perilaku dimana
hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja kepada bayi sampai umur
6 (enam) bulan tanpa makanan dan
ataupun minuman lain kecuali sirup
obat. (6). ASI dalam jumlah cukup
merupakan makanan terbaik pada
bayi dan dapat memenuhi kebutuhan
gizi bayi selama 4 bulan pertama.
ASI merupakan makanan alamiah
yang pertama dan utama bagi bayi
sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
KEBAIKAN ASI & MENYUSUI
ASI sebagai makanan bayi mempunyai
kebaikan/sifat sebagai berikut:
- ASI merupakan makanan alamiah
yang baik untuk bayi, praktis,
ekonomis, mudah dicerna untuk
memiliki komposisi, zat gizi yang
ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi.
- ASI mengadung laktosa yang lebih
tinggi dibandingkan dengan susu
buatan. Didalam usus laktosa akan
dipermentasi menjadi asam laktat.
yang bermanfaat untuk: *
Menghambat pertumbuhan bakteri
yang bersifat patogen. * Merangsang
pertumbuhan mikroorganisme yang
dapat menghasilkan asam organik
dan mensintesa beberapa jenis
vitamin. * Memudahkan terjadinya
pengendapan calsium-cassienat. *
Memudahkan penyerahan herbagai
jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
- ASI mengandung zat pelindung
(antibodi) yang dapat melindungi
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 14
bayi selama 5-6 bulan pertama,
seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus,
Bifidus, Lactoferrin.
- ASI tidak mengandung beta-
lactoglobulin yang dapat
menyebabkan alergi pada bayi.
- Proses pemberian ASI dapat
menjalin hubungan psikologis antara
ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi
bayi, menyusui dengan bayi juga
dapat memberikan keuntungan
bagi ibu, yaitu:
Suatu rasa kebanggaan dari ibu,
bahwa ia dapat memberikan
“kehidupan” kepada bayinya.
• Hubungan yang lebih erat karena
secara alamiah terjadi kontak kulit
yang erat, bagi perkembangan psikis
dan emosional antara ibu dan anak.
• Dengan menyusui bagi rahim ibu
akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian
keukuran sebelum hamil
• Mempercepat berhentinya
pendarahan post partum.
• Dengan menyusui maka kesuburan
ibu menjadi berkurang untuk beberpa
bulan (menjarangkan kehamilan)
• Mengurangi kemungkinan kanker
payudara pada masa yang akan
datang.
33. B
1. Refleks Menggenggam (Grasp
Reflex)
Terjadi mulai: Umur 0 hingga 3-
6 bulan.
Penyebab: Menyentuh telapak
tangan bayi dengan jari, dan ia
menggenggamnya erat. Setelah 6
bulan, refleks ini akan hilang, dan
bayi harus mulai belajar
menggengam dengan sadar.
Wasapada jika: Anda menyentuh
tangannya, namun si kecil tidak
memberikan refleks genggaman
itu. Konsultasikan dengan dokter
anak Anda.
2. Refleks Leher (Tonic Neck
Reflex)
Terjadi mulai: Umur 2-6 bulan.
Penyebab: Si kecil tidur dengan
posisi kepala miring ke salah satu
sisi. Kepala bayi digerakkan ke
samping, lengan pada sisi yang
sama akan lurus dan lengan yang
berlawanan akan menekuk dengan
gerakan sangat halus atau lemah.
Waspada jika: Di atas umur 6
bulan refleks ini menetap,
kemungkinan ia mengalami
gangguan neuron motorik atas.
3. Refleks Mencari (Rooting
Reflex)
Terjadi mulai: Umur 0-4 bulan.
Penyebab: Sentuhan pada pipi
atau area di sekitar mulut. Saat
Anda melakukan hal itu, bayi
akan langsung memiringkan
kepalanya ke arah datangnya
sentuhan dengan mulut yang
membuka. Dia akan mencari-cari,
sambil mengecapkan mulutnya.
Waspada jika: Mulut dan
kepalanya tidak mencari stimulus
yang diberikan. Kemungkinan
terjadi gangguan neurologis, dan
sebaiknya konsultasikan dengan
dokter anak
4. Refleks Kaget (Moro Reflex)
Terjadi mulai: Umur 1-2 minggu
dan menghilang di umur 6 bulan.
Penyebab: Bayi dikagetkan oleh
suara keras, gerakan yang
mendadak atau cahaya. Bayi akan
bereaksi dengan mengencangkan
tubuh, kemudian melemparkan
tangannya ke udara seakan meraih
sesuatu, dan membuat gerakan
memeluk dengan tangan
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 15
diletakkan ke dada.
Waspadai jika: Bayi tak
mengalami refleks ini, ada
kemungkinan terjadi kerusakan
otak, sumsum tulang belakang,
atau cedera lain. Periksakan ke
dokter untuk mengetahui
penyebabnya.
5. Babinski Reflex
Terjadi mulai: Umur 0-10
bulan.
Penyebab: Menyentuh telapak
kakinya dari tumit sampai ujung
kaki dan jempol kakinya akan
membuka dan meregang. Ini
pertanda sarafnya berkembang
dengan normal.
Waspada jika: Ia tak
mengalaminya, kemungkinan ada
gangguan susunan saraf.
6. Refleks Menelan (Swallowing
Reflex)
Terjadi mulai: Umur 0-3 bulan.
Penyebab: Ada benda yang
masuk ke mulutnya, maka akan
segera dia isap, lalu dia telan.
Refleks ini tidak akan hilang,
namun lewat umur 3 bulan, bayi
sudah mulai mengisap secara
sadar.
Waspada jika: Tidak ada
refleks, kemungkinan ada
kelainan pada susunan saraf bayi.
34. C
KEPMENKES RI NO 230 TA 2010
TENTANG RAWAT GABUNG IBU
DAN BAYI Rawat Gabung adalah
pelayanan yang diberikan kepada bayi
baru lahir, ditempatkan bersama ibunya
dalam satu ruangan bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu dan bayi, serta memenuhi
hak bayi untuk selalu berada di samping
ibusetiap, Saat, bayi segera memperoleh
colostrum dan Air Susu Ibu, bayi
memperoleh stimulasi, mental dini untuk
tumbuh kembang anak, Bayi bisa
memperoleh ASI setiap saat. Dan ibu
memperoleh dukungan dari suami dan
keluarga dan keluarga dalam pemberian
ASI. Ibu memperoleh pengalaman dalam
merawatpayudaradan cara menyusui yang
benar. Ibu dan keluarga memperoleh
pengalaman cara merawat bayi baru
lahir. Ibu dapat mengamati dan menjaga
bayinya setiap saat..
35. C
Prematuritas adalah kelahiran yang
berlangsung pada umur kehamilan
20 minggu hingga 37 minggu
dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Terdapat 3 subkategori
umur kelahiran prematur berdasarkan
kategori World Health Organization
(WHO), yaitu:
1) Extremely preterm (< 28 minggu)
2) Very preterm (28 hingga < 32
minggu)
3) Moderate to late preterm (32
hingga < 37 minggu).
36. B
Bayi baru lahir sebaikknya menunda
untuk dimandikan dengan bertujuan
untuk Membantu Regulasi Suhu Tubuh
bayi, Meningkatkan Keberhasilan
Menyusui, Meningkatkan Kedekatan Ibu
dan Bayi, Menjaga Gula Darah Tetap
Stabil dan Melindungi bayi dari bakteri
Staphylocci, Clostridium difficile, dan E.
Coli di rumah sakit
37. B
Vitamin K merupakan vitamin larut
dalam lemak yang memiliki peranan
penting dalam mengaktifkan zat-zat yang
berperan dalam pembekuan darah, di
antaranya zat yang dikenal sebagai
protombin dan faktor-faktor pembekuan.
Kurangnya kadar vitamin K ini lah yang
dapat menyebabkan BBL memiliki resiko
untuk mengalami gangguan perdarahan
atau yang lebih dikenal dengan
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 16
perdarahan akibat defisiensi vitamin K
(PDVK). Pada bayi yang terlambat
mendapatkan vit K dan mengalami
perdarahan akibat kekurangan vit K,
dokter akan memberikan pengobatan
berupa suntikan vit K dan transfusi darah.
Pada bayi baru lahir, sistem pembekuan
darahnya belum sempurna, sehingga akan
berisiko untuk mengalami pendarahan
dan tidak tergantung apakah bayi
mendapat ASI atau susu formula atau
umur kehamilan dan berat badan pada
saat lahir. Pendarahan bisa ringan atau
menjadi sangat berat, berupa pendarahan
pada pasca imunisasi ataupun pendarahan
intrakranial. Untuk mencegah kejadian di
atas, maka pada semua bayi baru lahir,
apalagi bayi dengan berat badan rendah
akan diberikan suntikan vitamin K1.
Biasanya diberikan setelah IMD atau
sebelum mendapat imunisasi Hepatitis B.
Jika tidak dilakukan, bisa menyebabkan
pendarahan pada bayi.
Semua bayi baru lahir harus diberikan
injeksi vitamin K1 profilaksis. Jenis
vitamin K yang digunakan adalah vitamin
K1 (phytomenadione) injeksi dalam
sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin
K1 per 1 ml. Cara pemberian profilaksis
injeksi vitamin K1 adalah : Masukkan
vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai
steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara
intramuskular di paha kiri bayi bagian
anterolateral sebanyak 1 mg dosis
tunggal, diberikan paling lambat 2 jam
setelah lahir. Vitamin K1 injeksi
diberikan sebelum pemberian imunisasi
hepatitis B0 (uniject), dengan selang
waktu 1-2 jam. Pada bayi yang akan
dirujuk tetap diberikan vitamin K1
dengan dosis dan cara yang sama. Pada
bayi yang lahir tidak ditolong bidan,
pemberian vitamin K1 dilakukan pada
kunjungan neonatal pertama (KN 1)
dengan dosis dan cara yang sama. Setelah
pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan
observasi.
38. C
BCG
Dua sampai enam minggu setelah
imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil
yang semakin membesar dan dapat terjadi
luka seperti gaung selama 2-4 bulan,
yang akan menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut. Bila luka
mengeluarkan cairan, orangtua dapat
mengkompres dengan cairan
antiseptik. Bila cairan bertambah
banyak, koreng semakin membesar atau
timbul pembesaran kelenjar pada ketiak,
orangtua harus membawanya ke dokter.
HEPATITIS B
• Reaksi ikutan pasca imunisasi pada
hepatitis B sebenarnya jarang terjadi,
namun dapat timbul demam yang
tidak tinggi segera setelah imunisasi,
kemerahan pada tempat penyuntikan,
pembengkakan, nyeri, rasa mual dan
nyeri sendi.
• Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau air buah), jika demam
pakailah pakaian yang tipis, bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres
air dingin, jika demam berikan
parasetamol maksimal 6x dalam 24
jam bila diperlukan, boleh mandi
atau cukup diseka air hangat, jika
reaksi menjadi berat dan menetap,
atau jika orangtua merasa khawatir,
bawalah anak/bayi ke dokter.
DPT
• Reaksi yang dapat terjadi segera
setelah vaksinasi DPT antara lain
adalah demam tinggi, rewel, di
tempat suntikan timbul kemerahan,
nyeri dan pembengkakan, yang akan
hilang dalam 2 hari.
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 17
• Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau air buah), jika demam
pakailah pakaian yang tipis, bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres
air dingin, jika demam berikan
parasetamol maksimal 6x dalam 24
jam bila diperlukan, boleh mandi
atau cukup diseka air hangat, jika
reaksi menjadi berat dan menetap,
atau jika orangtua merasa khawatir,
bawalah anak/bayi ke dokter.
DT/TT
• Reaksi yang dapat terjadi pasca
vaksinasi DT/TT antara lain
kemerahan, pembengkakan dan nyeri
pada bekas suntikan. Bekas suntikan
yang nyeri dapat dikompres dengan
air dingin. Biasanya tidak perlu
tindakan khusus.
POLIO ORAL
• Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio, oleh karena itu
orangtua tidak perlu melakukan
tindakan apapun.
CAMPAK DAN MMR
• Reaksi yang dapat terjadi pasca
vaksinasi campak dan MMR berupa
rasa tidak nyaman di bekan
penyuntikan vaksin. Selain itu dapat
terjadi gejala-gejala lain yang timbul
5-12 hari setelah penyuntikan, yaitu
demam tidak tinggi atau erupsi kulit
halus/tipis yang berlangsung kurang
dari 48 jam. Pembengkakan kelenjar
getah bening di belakang telinga
dapat terjadi sekitar 3 minggu pasca
imunisasi MMR.
• Orangtua dianjurkan untuk
memberikan minum lebih banyak
(ASI atau air buah), jika demam
pakailah pakaian yang tipis, bekas
suntikan yang nyeri dapat dikompres
air dingin, jika demam berikan
parasetamol maksimal 6x dalam 24
jam bila diperlukan, boleh mandi
atau cukup diseka air hangat, jika
reaksi menjadi berat dan menetap,
atau jika orangtua merasa khawatir,
bawalah anak/bayi ke dokter.
Setelah imunisasi dapat timbul reaksi
lokal di tempat penyuntikan atau reaksi
umum berupa keluhan dan gejala tertentu,
tergantung pada jenis vaksinnya. Reaksi
tersebut umumnya ringan, mudah diatasi
oleh orangtua, dan akan hilang dalam 1-2
hari. Di tempat suntikan kadang-kadang
timbul kemerahan, pembengkakan, gatal,
nyeri selama 1-2 hari. Kompres hangat
dapat mengurangi keadaan
tersebut. Kadang-kadang terasa benjolan
kecil yang agak keras selama beberapa
minggu atau lebih, tetapi umumnya tidak
perlu dilakukan tindakan apapun.
39. E
Jenis
Vaksin
Dosis Cara
Pemberian
Tempat
Hepatitis
B
0,5 ml Intra
muskuler
Paha
BCG 0,05
ml
Intra kutan Lengan
kanan atas
Polio 2 tetes Oral Mulut
DPT-
HB-Hib
0,5 ml Intra
Muskuler
Paha untuk
bayi,
lengan
kanan
untuk
balita
Campak 0,5 ml Sub kutan Lengan
kiri atas
DT 0,5 ml Intra
muskuler
Lengan
kiri atas
Td 0,5 ml Intra
muskuler
Lengan
kiri atas
TT 0,5 ml Intra
muskuler
Lengan
kiri atas
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 18
40. D
Kejang demam atau umumnya disebut
sebagai step, adalah kejang yang terjadi
pada saat suhu tubuh naik di angka 38
derajat Celsius atau lebih yang
disebabkan proses lain di luar
kelainan otak. Sebagian besar kejang
demam terjadi pada anak umur 6 bulan
sampai 6 tahun, sehingga orang tua harus
lebih waspada. Ciri khas kejang demam
adalah adanya demam yang mendahului
kejang, pada saat kejang anak masih
demam, dan setelah kejang anak langsung
sadar kembali. Penyebab kejang demam
adalah adanya demam yang terjadi secara
mendadak. Kejang pada anak, tejadi pada
suhu tubuh diatas 38 C, kejang ini tidak
terjadi karena proses yang terjadi pada
susunan saraf pusat (otak), kejadianya
lebih disebabkan oleh hal lain,misalnya
batuk pilek atau diare yang menyebabkan
demam tinggi serta memicu kejang.
• Demam itu sendiri juga dapat
disebabkan infeksi bakteri atau
virus, misalnya infeksi saluran
napas atas dan saluran cerna,
serta keadaan pasca vaksinasi.
Pada umumnya, kejang demam
pada anak terbagi menjadi 2, yaitu
:
• Kejang demam sederhana :
Kejang pada seluruh tubuh,
biasanya hanya berlangsung
kurang dari 15 menit serta
kejangnya tidak berulang dalam
24 jam. Biasanya kejang demam
ini relatif tidak berbahaya, dimana
kejang akan berhenti sendiri
setelah anak berumur 6 tahun.
• Kejang demam kompleks : Ini
akan berlangsung lebih dari 15
menit dan atau hanya terjadi pada
satu sisi tubuh/tidak seluruh
tubuh, atau terjadi beberapa kali
dalam 24 jam.
Penanganan Awal Kejang Demam di
Rumah
1. Apabila anak mengalami kejang,
orang tua sebaiknya tetap tenang,
usahakan untuk tidak panick dan
tetap fockus pada anak
2. Letakkan anak di tempat yang aman,
longgarkan pakaian anak terutama di
bagian leher agar anak dapat
bernafas
3. Baringkan anak dalam posisi miring
agar makanan, minuman, muntahan,
atau benda lain yang ada dalam
mulut akan keluar sehingga anak
terhindar dari bahaya tersedak.
4. Jangan memasukkan benda apapun
ke dalam mulut. Memasukkan
sendok, kayu, jari orangtua, atau
benda lainnya ke dalam mulut
berisiko menyebabkan sumbatan
jalan napas dan luka. Anak yang
sedang kejang juga tidak boleh diberi
minum karena dapat menyebabkan
tersedak dan masuknya cairan ke
paru-paru.
5. Jangan berusaha menahan gerakan
anak atau menghentikan kejang
dengan paksa, karena dapat
menyebabkan cedera atau patah
tulang.
6. Amati apa yang terjadi saat anak
kejang, karena ini dapat menjadi
informasi berharga bagi dokter.
Segera bawa anak ke unit gawat
darurat terdekat.
7. Apabila anak sudah pernah kejang
demam sebelumnya, dokter mungkin
akan membekali orangtua dengan
obat kejang yang dapat diberikan
melalui dubur. Setelah melakukan
langkah-langkah pertolongan
pertama di atas, obat tersebut dapat
diberikan sesuai instruksi dokter.
Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan
Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 19
• Pencegahan kejang demam adalah
dengan menurunkan suhu tubuh
apabila anak demam, dengan
pemberian obat penurun panas,
misalnya parasetamol. Agar efektif
menurunkan demam, obat diberikan
dengan dosis yang tepat dan
diberikan sesuai takaran yang
dianjurkan. Sebaiknya gunakan
sendok penakar, pipet, atau gelas
ukur yang tersedia dalam kemasan
obat penurun panas. Jangan gunakan
alat makan, seperti sendok makan
atau sendok teh karena takaran
kurang akurat. Dalam memilih obat
penurun demam, hindari obat
yang berbahan aktif asam
asetilsalisilat, karena obat tersebut
dapat menyebabkan efek samping
serius pada anak. Pemberian
kompres air hangat (bukan dingin)
pada dahi, ketiak, dada, punggung,
dan lipatan siku juga dapat
membantu.
• Sebaiknya orangtua memiliki
termometer di rumah dan mengukur
suhu anak saat sedang demam.
Pengukuran suhu berguna untuk
menentukan apakah anak benar
mengalami demam dan pada suhu
berapa kejang demam timbul. Anak
dikatakan demam apabila suhu tubuh
lebih dari 37.2°C dan obat penurun
panas dapat diberikan jika suhu
tubuh mencapai 38°C atau lebih.
Pengobatan jangka panjang hanya
diberikan pada sebagian kecil kejang
demam dengan kondisi tertentu.

More Related Content

What's hot

Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalAffiZakiyya
 
1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptxfita69
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalWarnet Raha
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varneysicua050896
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent pjj_kemenkes
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatusJoni Iswanto
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibueka f
 
Pembahasan Pelayanan KB
Pembahasan  Pelayanan KBPembahasan  Pelayanan KB
Pembahasan Pelayanan KBAffiZakiyya
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalHendrik Sutopo
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV PersalinanIndah Widi
 

What's hot (20)

Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx
 
Adaptasi bbl
Adaptasi bbl Adaptasi bbl
Adaptasi bbl
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent Informed Choice dan Informed Consent
Informed Choice dan Informed Consent
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu
 
Pembahasan Pelayanan KB
Pembahasan  Pelayanan KBPembahasan  Pelayanan KB
Pembahasan Pelayanan KB
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 

Similar to UKOM Neonatus (20)

PRETEST.docx
PRETEST.docxPRETEST.docx
PRETEST.docx
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
akbid paramata muna Bayi yana
akbid paramata muna Bayi yanaakbid paramata muna Bayi yana
akbid paramata muna Bayi yana
 
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologisManajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
 
Asfiksia Neonatorum
Asfiksia NeonatorumAsfiksia Neonatorum
Asfiksia Neonatorum
 
Soal try out
Soal try outSoal try out
Soal try out
 
Soal try out ukom
Soal try out ukomSoal try out ukom
Soal try out ukom
 
Asuhan kebidanan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan bayi baru lahirAsuhan kebidanan bayi baru lahir
Asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Contoh soal ukom d3 bidan
Contoh soal ukom d3 bidanContoh soal ukom d3 bidan
Contoh soal ukom d3 bidan
 
Asuhan kebidanan ibu hamil
Asuhan kebidanan ibu hamilAsuhan kebidanan ibu hamil
Asuhan kebidanan ibu hamil
 
Soal 1
Soal 1Soal 1
Soal 1
 
Askeb bbl azalea
Askeb bbl azaleaAskeb bbl azalea
Askeb bbl azalea
 
akbid paramata muna Bayi
akbid paramata muna Bayiakbid paramata muna Bayi
akbid paramata muna Bayi
 
Heruthefrog
HeruthefrogHeruthefrog
Heruthefrog
 
Presus bbl dengan asfiksia
Presus bbl dengan asfiksiaPresus bbl dengan asfiksia
Presus bbl dengan asfiksia
 
Bayi aty AKBID PARAMATA RAHA
Bayi aty AKBID PARAMATA RAHABayi aty AKBID PARAMATA RAHA
Bayi aty AKBID PARAMATA RAHA
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
 
Askeb bayi AKBID PARAMATA RAHA
Askeb bayi AKBID PARAMATA RAHA Askeb bayi AKBID PARAMATA RAHA
Askeb bayi AKBID PARAMATA RAHA
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
REFKAS (2).docx
REFKAS (2).docxREFKAS (2).docx
REFKAS (2).docx
 

More from desiaulia7

KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptxKKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptxdesiaulia7
 
436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptx
436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptx436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptx
436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptxdesiaulia7
 
03 d kontrasepsi suntik progestin
03 d kontrasepsi suntik progestin03 d kontrasepsi suntik progestin
03 d kontrasepsi suntik progestindesiaulia7
 
03 c kontrasepsi suntikan kombinasi
03 c kontrasepsi suntikan kombinasi03 c kontrasepsi suntikan kombinasi
03 c kontrasepsi suntikan kombinasidesiaulia7
 
03 a kontrasepsi oral kombinasi
03 a kontrasepsi oral kombinasi03 a kontrasepsi oral kombinasi
03 a kontrasepsi oral kombinasidesiaulia7
 
Bahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifasBahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifasdesiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversiBahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversidesiaulia7
 
365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimiadesiaulia7
 
365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimiadesiaulia7
 
Bahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifasBahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifasdesiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversiBahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversidesiaulia7
 
365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimiadesiaulia7
 
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifatBahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifatdesiaulia7
 
Bahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologiBahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologidesiaulia7
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhdesiaulia7
 
Bahan ajar 1 imunitas
Bahan ajar 1 imunitasBahan ajar 1 imunitas
Bahan ajar 1 imunitasdesiaulia7
 
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifatBahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifatdesiaulia7
 
Bahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologiBahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologidesiaulia7
 

More from desiaulia7 (20)

KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptxKKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
KKN-mensuport-new-normal-post-covid-MARFAI-2.pptx
 
436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptx
436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptx436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptx
436878787-POWER-POINT-KELOMPOK-1-pptx.pptx
 
03 d kontrasepsi suntik progestin
03 d kontrasepsi suntik progestin03 d kontrasepsi suntik progestin
03 d kontrasepsi suntik progestin
 
03 c kontrasepsi suntikan kombinasi
03 c kontrasepsi suntikan kombinasi03 c kontrasepsi suntikan kombinasi
03 c kontrasepsi suntikan kombinasi
 
03 a kontrasepsi oral kombinasi
03 a kontrasepsi oral kombinasi03 a kontrasepsi oral kombinasi
03 a kontrasepsi oral kombinasi
 
Bahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifasBahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifas
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversiBahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
 
365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia
 
365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia
 
Bahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifasBahan ajar 3 hormon masa nifas
Bahan ajar 3 hormon masa nifas
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversiBahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
Bahan ajar 1 pengantar biokimia dikonversi
 
365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia365124810 1-pengantar-biokimia
365124810 1-pengantar-biokimia
 
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifatBahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
 
Bahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologiBahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologi
 
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuhBahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
Bahan ajar 2 imunitas dalam tubuh
 
Bahan ajar 1 imunitas
Bahan ajar 1 imunitasBahan ajar 1 imunitas
Bahan ajar 1 imunitas
 
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifatBahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
Bahan ajar 4 genetika pewarisan sifat
 
Bahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologiBahan ajar 3 pengantar imunologi
Bahan ajar 3 pengantar imunologi
 

Recently uploaded

ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 

Recently uploaded (13)

ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 

UKOM Neonatus

  • 1. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 1 SOAL UKOM ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS Oleh : Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Prodi Kebidanan (DIII) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu tahun 2019/2020 1. Seorang bayi perempuan, umur 1 tahun, dibawa oleh ibunya ke posyandu untuk penimbangan. Hasil anamnesis: bayi belum dapat berjalan. Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 9 Kg, PB 75 cm, S 36,8°C, P 32x/menit. Hasil jawabannya pada kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) berjumlah 7. Kesimpulan tumbuh kembang apakah yang tepat pada kasus tersebut? a. Pertumbuhan normal dan perkembangan menyimpang b. Pertumbuhan normal dan perkembangan meragukan c. Pertumbuhan kurus dan perkembangan meragukan d. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal e. Pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur 2. Seorang bayi laki-laki, umur 2 tahun, dibawa ibunya ke posyandu untuk penimbangan. Hasil anamnesis: bayi sehat dan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 10,5 Kg, PB 84 cm, S 36,7°C, P 31 x/menit. Hasil jawaban ya pada kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) berjumlah 8. Tindakan apakah yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut? a. Anjurkan konsultasi dengan dokter sesialis anak b. Penimbangan kembali 1 bulan yang akan datang c. Evaluasi perkembangan 3 bulan kemudian d. Evaluasi KPSP ulang 2 minggu kemudian e. Konsultasi dengan ahli gizi 3. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan mencret sejak 2 hari yang lalu. Hasil anamnesis yaitu bayi rewel, BAB 3-5 kali sehari, konsistensi cair, tidak ada darah dalam tinja, minum banyak. Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 8,5 Kg, PB 74 cm, S 37,6°C, P 36 x/menit, mata tidak cekung, turgor kulit kembali cepat. Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut? a. Pemberian zink selama 1 minggu b. Pemberian teh manis c. Pemberian antipiretik d. Pemberian antibiotik e. Pemberian oralit 4. Seorang bayi laki-laki, umur 1 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Hasil anamnesis: bayi rewel, tidak ada batuk pilek, menyusu kuat. Hasil pemeriksaan: BB 8,5 Kg, PB 75 cm, S 37,8°C, P 30 x/menit, tampak ruam merah kecoklatan di sekitar telinga, kepala dan leher, mata tidak merah, tidak ada luka pada mulut. Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut? a. Pemberian salep mata b. Rujuk ke rumah sakit c. Pemberian antipiretik d. Pemberian antibiotik e. Pemberian vitamin A 5. Seorang bayi perempuan, umur 6 bulan, dibawa ibunya ke posyandu untuk penimbangan. Hasil anamnesis: bayi sehat, tidak ada keluhan, serta menyusu kuat, riwayat imunisasi sebelumnya BCG, Polio 1-4, DPT 1-3, Hep.B 1-3. Hasil pemeriksaan: kesadaran: CM, BB 7,5 Kg, PB 66 cm, S 36,8°C, P 34 x/menit, jawaban ya pada KPSP adalah 9.
  • 2. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 2 Umur berapakah jadwal kunjungan ulang pada kasus tersebut? a. 7 bulan b. 8 Bulan c. 9 bulan d. 10 bulan e. 11 bulan 6. Seorang bayi laki-laki, umur 2 bulan, dibawa ibunya ke BPM untuk kontrol. Hasil anamnesis: bayi sehat, serta menyusu kuat, riwayat imunisasi sebelumnya Polio 1 dan Hep.B0. Hasil pemeriksaan: BB 4 Kg, PB 53 cm, S 36,8°C, P 40 x/menit, FJ 128x/menit. Imunisasi apakah yang paling tepat diberikan pada kasus tersebut? a. BCG b. DPT 1 c. HiB d. Hep.B 1 e. Hep B 0 7. Seorang bayi perempuan, umur 1 tahun, dibawa ibunya ke posyandu untuk imunisasi. Hasil anamnesis: bayi masih diberikan ASI, riwayat imunisasi sebelumnya BCG, Polio 1-4, DPT 1-3, Hep.B 0,1-3. Hasil pemeriksaan: BB 9 Kg, PB 74 cm, S 37°C, P 30x/menit. Imunisasi apakah yang paling tepat diberikan pada kasus tersebut? a. Campak B. b. Polio c. Hep.B d. DPT e. HiB 8. Seorang bayi perempuan, umur 2 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak 1 bulan . Hasil anamnesis: batuk tidak disertai pilek, tidak ada demam, batuk berdahak, riwayat imunisasi dasar lengkap, makan 3x/sehari porsi sedang. Hasil pemeriksaan: BB 10 Kg, PB 84 cm, S 37°C, P 34x/ menit. Rencana asuhan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut? a. Kolaborasi untuk pemberian antobiotik b. Rujuk untuk pemeriksaan lanjutan c. Pemberian jeruk nipis dan kecap d. Pemberian obat batuk yang aman e. Pemberian pelega tenggorokan. 9. Seorang bayi laki-laki lahir di BPM dengan persalinan lahir secara spontan dengan bayi dapat menangis dengan kuat, kulit tampak kemerahan dan pergerakan aktif. Hasil pemeriksaan pada bayi: BB 3.6 Kg, PB 49 cm, terdapat pembengkakan pada kepala, teraba lunak, batas tidak jelas, melewati sutura, dan berisi cairan limfe. Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut? a. Cephal hematoma b. Caput succedanium c. Perdarahan intracranial d. Perdarahan subaponeurotik e. Penumpukan cairan cerebrospinal 10. Seorang bayi perempuan baru saja lahir 1 menit yang lalu di BPM, dengan kehamilan aterm, bayi menangis kuat, warna kulit merah, bayi mulai mencari puting susu. Setelah 1 jam dilakukan pemeriksaan antropometri dengan hasil: BB bayi 4 Kg, PB 56 cm, kulit lanugo sedikit, LK : 30 cm, LD : 35 cm. Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut? a. Bayi baru lahir normal b. Bayi baru lahir dismatur c. Bayi baru lahir premature d. Bayi baru lahir post matur e. Bayi baru lahir dengan obesitas 11. Seorang bayi perempuan lahir spontan 1 jam yang lalu di RS, gerakan aktif, berat badan 2,5 kg, panjang badan 48 cm, pernapasan 50 x/menit, dengan umur kehamilan saat lahir 37 minggu. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan, daya hisap kuat, reflek hisap bagus, frekuensi jantung 120x/menit,
  • 3. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 3 S 37OC Rencana asuhan apakah yang harus diberikan pada bayi pada kasus tersebut? a. Berikan oksigen b. Berikan antibiotik c. Berikan kortikosteroid d. Rawat dalam indikator e. Rawat gabung dengan ibunya. 12. Seorang bayi laki-laki lahir spontan, aterm 4 jam yang lalu di Puskesmas. Berat lahir 2,5 kg, PB 50 cm, ASI keluar lancar, hisapan bayi kuat. Hasil Pemeriksaan: menangis kuat, warna kemerahan, gerakan aktif, frekuensi jantung 120x/menit, S 37OC. Asuhan apakah yang diberikan sesuai kasus tersebut? a. Memandikan bayi b. Memberikan Vit K1 1 mg c. Memberikan Imunisasi Hb0 d. Memberikan Eritromicin 1% e. Memberikan ASI on demand 13. Seorang bidan melakukan kunjungan neonatus pada bayi perempuan umur 3 hari. Hasil anamnesis: bayi menyusu kuat, ASI eksklusif, BAK lancar dan BAB 3 x perhari. Hasil pemeriksaan: KU baik, FJ 120x/menit, P 40x/menit, S 36,7°C, tali pusat masih basah, lengket dan tampak kotor. Tindakan apakah yang paling tepat sesuai kasus tersebut? a. Merujuk ke rumah sakit b. Kolaborasi dengan dokter c. Memberikan nasehat kepada keluarga d. Memberikan pengobatan salep antibiotic e. Pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat 14. Seorang bayi telah lahir 2 menit yang lalu di BPM. Hasil pemeriksaan : Bayi lahir tidak langsung menangis, napas megap-megap dan gerak kurang aktif. Riwayat persalinan lama. Diagnosis apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut? a. Apneu b. Dispneu c. Asfiksia d. Takipneu e. RDS 15. Seorang bayi perempuan lahir 5 hari yang lalu di rumah klien. Hasil anamnesis: Bayi menyusu ASI eksklusif, BAK lancar, BAB 3x/sehari. Hasil pemeriksaan: BB lahir 2,9 Kg PB: 46 cm, S:360C, Fj 120x/menit, refleks hisap kuat, dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan warna kuning didaerah muka. a. Melanjutkan pemberian ASI eksklusif b. Meletakkan bayi dibawah lampu blue light c. Menjemur bayi pada pagi hari d. Melakukan pijatan bayi e. Merujuk segera. 16. Seorang bayi perempuan baru dilahirkan di puskesmas 1 jam yang lalu, riwayat persalinan terdapat kesulitan pada saat melahirkan lengan pada tangan sungsang, hasil pemeriksaan : KU sedang, BB 3,3 Kg, TB 52 cm, P 60 x/menit, FJ 105 x/menit, asimetri gerakan tangan pada saat di tes reflek moro. Diagnosis apakah yang tepat pada kasus tersebut? a. Farktur klavikula b. Caput suksedanium c. Fraktur humerus d. Cephal hematoma e. Trauma flexus brachiali 17. Seorang bayi perempuan umur 2 hari, dibawah ibunya datang ke BPM dengan keluhan, sejak berumur 1 hari perut mulai kembung dan kadang-kadang muntah berwarna hijau. Hasil pemeriksaan : P 40 x/menit, N 134 x/menit, S 36,4 ?C, BB 2800gram, PB 49 cm, colok anus ditemukan jari merasakan jepitan dan waktu ditarik keluar tinja menyemprot. Diagnosis apakah yang tepat pada kasus tersebut?
  • 4. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 4 a. Atresia ani b. Hisprung c. Hernia diafragmatika d. Hipospadia e. Fimosis 18. Seorang bayi perempuan, umur 2 minggu di bawah ibu datang ke BPM dengan ibunya dengan keluhan terdapat sisik-sisik putih pada kulit bayi : Hasil anamnesis, bayi sering berkeringat pada kepala. Hasil pemeriksaan : KU Baik, BB 4 Kg, TB 53 cm, P 60 x/menit, FJ 96 x/menit terdapat scaling bewarna merah pada kulit kepala bayi, terdapat sisik-sisik putih kekuningan pada kulit kepala seperti sumbatan keju. Diagnosis apakah yang tepat pada kasus tersebut? a. Miliarisasis b. Oral trush c. Hemangioma d. Seborhoe e. Diaper rush 19. Seorang bayi laki-laki umur 5 bulan datang ke BPM dibawah oleh ibunya dengan keluhan pada mulut bayinya terdapat bercak putih. Hasil pemeriksaan : KU baik, CM, P 30x/menit, S 380C, bercak putih sudah membentuk flak terutama pada lidah dan langit-langit. Penangan awal yang tepat pada kasus tersebut adalah? a. Mengoleskan madu pada mulut bayi b. Memberikan antibiotik c. Membersihkan mulut bayi pada kassa steril d. Memberikan air mineral setelah menyusui e. Memberikan salep gantian violet 20. Seorang bayi perempuan lahir dengan spontan di Puskesmas. Hasil anamnesis didapatkan : Riwayat kehamilan ibu cukup bulan. Hasil pemeriksaan dilakukan : bayi tidak segera menangis, kulit berwarna merah, ekstremitas kebiruan, tonus otot fleksi, frekuensi jantung 110 x/menit. Bayi diletakkan di atas meja datar, diberi kehangatan dengan sinar lampu 60 watt, dengan jalan nafas bayi sudah dibersihkan namun bayi belum dapat untuk menangis kuat. Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk kasus diatas? a. Rangsangan taktil b. RJP c. Kepala bayi lebih rendah dari badan d. Menghangatkan bayi e. Ventilasi tekanan positif 21. Seorang bayi perempuan lahir di BPM. Didapatkan hasil anamnesis : riwayat persalinan spontan, dari kehamilan cukup bulan. Hasil pemeriksaan: bayi segera menangis, kulit berwarna merah, tonus otot aktif, frekuensi jantung 120 x/menit. Bayi diberi kehangatan, dikeringkan kemudian tali pusat dijepit dan dipotong. Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk kasus di atas? a. Memandikan bayi b. Mengenakan pakaian c. Memberikan salep mata d. Inisiasi menyusui dini e. Memberikan vitamin K 1 gr 22. Seorang ibu datang membawa bayinya yang berumur 4 bulan ke BPM, Ibu mengatakan bayinya menderita panas sejak tiga hari yang lalu, bayinya tidak mau menyusui, dan ada muntah. Hasil pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya Ptekie/ekimosis, KU bayi lemah, muka pucat, dan turgor kulit menurun. Apakah diagnosis kebidanan yang paling tepat untuk kasus atas? a. Tifus Abdominalis b. Kejang Demam c. Demam Berdarah d. Diare Akut e. Gastroenteritis 23. Seorang ibu datang ke sebuah Puskesmas dan ingin mengimunisasikan
  • 5. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 5 anaknya berumur 9 bulan. Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi rutin. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa BB anak 9 kg, Suhu 36,6oC, Nadi 102 x/menit, P 40 x/menit. Bagaimanakah cara pemberian imunisasi pada anak ibu tersebut sesuai kasus di atas? a. Intra vena b. Intra kutan c. Intra dermal d. Intra muscular e. Sub kutan 24. Seorang bayi berumur 4 bulan diantar ibu nya ke Puskesmas untuk memeriksakan diri. Ibu mengatakan anaknya baru mendapat imunisasi DPT- HB dan polio sehari yang lalu. Ibu mengeluh anaknya saat ini mengalami kemerahan pada bekas suntikan dan rewel semalaman karena badannya panas. Hasil pemeriksaan suhu 37,5 0C, respirasi 40kali/menit. Bekas injeksi tampak kemerahan, tidak bengkak dan tidak ada discharge. Apakah yang terjadi pada bayi tersebut? a. Hiperpireksia b. Kejadian ikutan pasca imunisasi c. Ensefalopati d. Anafilaksis e. Difteri Pertusis Tetanus 25. Seorang bayi baru lahir di BPM dengan BB 3.3 Kg, PB 50 cm, dengan hasil pemeriksaan : bayi tidak dapat menangis dan air ketuban jernih. Tindakan apa yang harus dilakukan bidan sebagai penanganan awal ? a. Melakukan trial ventilasi b. Melakukan IMD c. Menghangatkan bayi d. Melakukan ventilasi e. Melakukan rujukan 26. Seorang ibu datang membawa bayinya yang berumur 7 hari ke BPM dengan keluhan tali pusat mengalami perdarahan. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa, suhu tubuh 370C, menangis kuat dan minum ASI. Apakah yang harus dilakukan bidan terkait penanganan awal pada bayi tersebut? a. Observasi suhu tubuh bayi b. Membersihkan dengan alcohol c. Langsung merujuk ke Puskesmas/rumah sakit d. Membersihkan dengan iar hangat e. Penerapan tindakan pencegahan infeksi 27. Seorang Bidan dapat menolong persalinan pada Ny. R di BPM dengan hasil pemeriksaan : BB lahir 2,3 Kg, PB 45, dengan kondisi dan tangisan bayi dalam keadaan lemah. Bagaimanakah sikap bidan terhadap bayi tersebut? a. Menunda pemberian ASI b. Penghangatan lalu merujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit c. Perawatan metoda kanguru d. Penghangatan dan pemberian ASI e. Emandikan bayi dengan air hangat 28. Seorang bidan dapat menolong persalinan ny. A dengan umur kehamilan 37-38 minggu di tempat BPM- nya.hasilpemeriksaan yang dilakukan adalah : Bayi lahir dengan ketuban jernih dan menangis spontan. Apakah tindakan bidan selanjutnya pada kasus diatas? a. Melakukan resusitasi b. Melakukan penanganan bayi baru lahir c. Melakukan rujukan d. Memfasilitasi IMD e. Melakukanpenilaian Awal Bayi Baru Lahir 29. Seorang Bidan dapat menolong persalinan Ny. R di BPM. Hasil pemeriksaan yang dilakukan adalah : bayi lahir tidak menangis, kemudian dilakukan ventilasi hingga 3 kali dan bayi belum juga menangis. Apakah tindakan bidan selanjutnya pada ksus ini ?
  • 6. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 6 a. Melanjutkan ventilasi satu kali lagi b. Melanjutkan ventilasi dua kali lagi c. Langsung persiapan rujukan d. Melanjutkan ventilasi tiga kali lagi e. Melanjutkan ventilasi empat kali lagi 30. Ny. H melahirkan bayi prematur di RS dengan BB 2.4 Kg, nilai APGAR skor 7-8 dan bayi dapat IMD dengan baik. Apakah yang perlu dilakukan pada kasus di atas? a. Pemancar panas b. Metode kanguru c. Perawatan Inkubator d. Cukup diberi selimut e. Penghangatan ruangan 31. Seorang ibu dapat melahirkan bayinya di BPM terdekat dengan BB lahir adalah 2,7 Kg. Saat lahir, umur kehamilan ibu 38-39 minggu. Pada saat ini bayi ditempatkan di incubator dengan beralaskan perlak plastic. Bayi berada dalam ruangan yang hangat tetapi badannya dingin. Apakah Mekanisme kehilangan panas pada bayi tersebut? a. Evaporasi b. Konduksi c. Konveksi d. Radiasi e. Isolasi 32. Seorang ibu berusi 27 tahun dengan membawa bayi perempuannya yang berumur 3 hari ke BPM. Pada pemeriksaan dan anamnesis didapatkan BB lahir 3,1 Kg, BB sekarang 3 Kg, bayi menyusui kuat, tali pusat tidak ada tanda- tanda infeksi, dan bayi sudah mendapat imunisasi Hb0. Informasi apakah yang harus diberikan bidan pada ibu tersebut? a. Pemberian ASI setiap 3 jam b. Pemberian PASI setiap saat c. Pemberian antibiotic secara rutin d. Pemberian ASI On demand e. Pemberian makanan tambahan bayi 33. Seorang perempuan berumur 24 tahun baru saja melahirkan anaknya yang pertama di BPM. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, bayi ditengkurapkan diatas perut ibu untuk IMD. Bayi terlihat mencari putting susu ibu, tetapi belum dapat menghisap. Apakah reflex yang terjadi pada bayi tersebut? a. Morro b. Rooting c. Swallowing d. Sucking e. Tonick Neck 34. Bayi Ny. R dapat lahir spontan 1 jam yang lalu di BPM dan ditolong oleh bidan S dengan BB lahir 2,4 Kg, PB 48 cm, dengan umur kehamilan 37-38 minggu. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan. Apakah asuhan yang dilakukan pada bayi Ny. R diatas? a. Memberikan oksigen b. Memberikan antibiotic c. Rawat gabung dengan ibunya d. Dirawat dalam incubator e. Metode kanguru 35. Bayi Ny. A lahir spontan 1 jam yang lalu, ditolong oleh bidan dengan BB lahir 2,3 Kg, PB 46 cm, dengan umur kehamilan 30-31 minggu. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan. Apakah dilihat dari umur kehamilan dan BB waktu lahir, bayi Ny. A termasuk dalam kategori? a. Bayi matur b. Bayi dismatur c. Bayi premature d. Bayi postmatur e. Bayi serotinus 36. Ny. A baru saja melahirkan di RS, bayi dapat menangis kuat, warna kulit merah, gerakan aktif, BB lahir 2,9 Kg. Apakah Bayi Ny A dapat dimandikan segera setelah lahir? a. Dapat dimandikan setelah 2 jam lahir b. Dapat dimandikan setelah 4 jam lahir c. Dapat dimandikan setelah 6 jam lahir
  • 7. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 7 d. Dapat dimandikan setelah 8 jam lahir e. Dapat dimandikan setelah 24 jam lahir 37. Ny. A baru saja melahirkan di RS, dengan bayi menangis kuat, warna kulit merah, gerakan aktif, BB lahir 2,9 Kg. Setelah bayi Ny A lahir 1 jam, Apakah injeksi yang dapat diberikan pada bayi ny A? a. Injeksi vitamin b. Injeksi vitamin K1 c. Injeksi vitamin C d. Injeksi antibiotik e. Injeksi antipiretik 38. Seorang Bayi laki-laki ny S sudah mendapatkan imunisasi BCG 2 hari yang lalu di Puskesmas, pada saat ini timbul adanya bengkak dan merah pada tempat penyuntikan. Apakah penyebab masalah yang terjadi pada bayi ny S di atas? a. Bayi tidak tahan dengan vaksin BCG b. Alergi terhadap vaksin c. Reaksi normal imunisasi BCG d. Penyuntikan terlalu dalam e. Dosis vaksin terlalu banyak 39. Bayi S sudah mendapatkan imunisasi BCG 2 hari yang lalu, Saat ini bayi dan keluarga berada di rumahnya dan timbul adanya bengkak dan merah pada tempat penyuntikan tersebut. Berapakah dosis imunisasi yang diberikan untuk bayi S tersebut? a. 0,1 ml b. 0,5 ml c. 0,01 ml d. 0,02 ml e. 0,05 ml 40. Seorang ibu membawa bayi nya berumur 9 bulan ke RS dengan keluhan panas tinggi sejak 6 jam yang lalu, pada saat di jalan tangan dan kaki bayi kejang, serta keluar lendir dari mulut nya. Apakah penatalaksanaan awal pada kasus tersebut? a. Cek suhu tubuh bayi b. Basahi tubuh bayi dengan washlap secara berulang c. Beri obat anti kejang d. Atur posisi tubuh bayi dan tempat bayi e. Bersihkan lendir dari mulut bayi Semoga Prodi Kebidanan DIII Fikes Dehasen Bengkulu semuanya Lulus Ukom. Amin...Amin..Amin…
  • 8. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 8 PEMBAHASAN SOAL UKOM NEONATUS 1. B (Pertumbuhan normal dan perkembangan meragukan) Pada bayi perempuan umur 1 tahun BB dan PB pada kasus tersebut termasuk kategori normal atau sesuai dengan pertumbuhannya. Hasil jawaban ya pada KPSP 7-8 menunjukkan perkembangan anak meragukan, sedangkan apabila jawaban ya.nya 6 atau kurang maka kemungkinan ada penyimpangan. Perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan apabila jawan ya 9-10. 2. D (Evaluasi KPSP ulang 2 minggu kemudian) Pertumbuhan anak pada kasus tersebut normal sehingga tidak diperlukan konsultasi dengan ahli gizi. Jawaban ya pada KPSP 8 menunjukan perkembangan yang meragukan sehingga membutuhkan stimulasi lebih sering dan intensif pada jawaban tidak selama 2 minggu, setelah itu dilakukan penilaian ulang KPSP. 3. E (Pemberian oralit) Kondisi pada kasus tersebut menunjukkan 2 tanda diare dengan tanda dehidrasi sedang yaitu bayi rewel dan minum banyak. Pemberian oralit setiap kali mencret selain melanjutkan pemberian ASI penting dilakukan untuk rehidrasi atau mencegah dehidrasi yang lebih parah. Diperlukan juga pemberian zink selama 10 hari berturut-turut. Pemberian teh manis atau jus buah tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hipernatremi. Suhu masih dalam kondisi normal sehingga tidak diperlukan antipiretik, sedangkan pemberian antibiotik memerlukan kolaborasi, biasanya atas indikasi seperti pada kasus disentri dan kolera. 4. E (pemberian vitamin A) Kasus tersebut menunjukkan gejala campak dan belum terjadi komplikasi. Rencana asuhan yang tepat adalah pemberian vitamin A 1 dosis. Pemberian antipiretik dianjurkan apabila suhu ≥ 38,5. Pemberian antibiotik harus berdasarkan indikasi misalnya campak dengan komplikasi berat. Pemberian salep mata kloramfenikol/tetrasiklin apabila terjadi kekeruhan pada kornea. 5. (C) 9 bulan Evaluasi perkembangan pada bayi umur 3-24 bulan dilakukan setiap 3 bulan sekali, sedangkan umur 24-72 bulan dilakukan setiap 6 bulan sekali. Untuk pertumbuhan evaluasi dilakukan setiap bulan sekali dan dapat dilakukan di posyandu. 6. A (BCG) Imunisasi BCG dapat dilakukan pada bayi umur 1-3 bulan. Polio diberikan 1 bulan atau 4 minggu setelah pemberian polio sebelumnya. Imunisasi DPT,Hep B dan HiB saat ini sudah dalam 1 vaksin yaitu pentavalen dan diberikan mulai bayi berumur 2 bulan. 7. A (Campak) Riwayat imunisasi dasar pada kasus tersebut sudah lengkap kecuali campak. Campak sebagai imunisasi dasar dapat diberikan pada umur 9-12 bulan. Booster campak selanjutnya dapat diberikan pada umur 24 bulan. 8. B (rujuk untuk pemeriksaan lanjutan) Pada kasus tersebut dapat diklasifikasikan sebagai batuk bukan pneumonia karena tidak ada nafas cepat. Nafas cepat pada umur > 12 bulan s.d 5 tahun apabila pernafasan ≥ 40 kali per menit. Jawaban B paling tepat karena keluhan batuk sudah terjadi lebih dari 3 minggu sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan. 9. B (caput succedaneum) Kasus tersebut merupakan jenis trauma persalinan pada bayi baru lahir yang mengarah kepada Caput succedaneum karena ditandai dengan pembengkakan pada kepala, teraba lunak, batas tidak jelas, melewati
  • 9. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 9 sutura, dan berisi cairan limfe, sedangkan chepal haematom teraba subperiostial tulang tengkorak, berbatas tegas, dan tidak melampaui sutura sekitarnya. Sedangkan perdarahan intrakranial ditandai dengan masa padat berfluktuasi, untuk perdarahan subaponeurotik ditandai dengan adanya pembengkakan kulit kepala, mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher. Adapun penumpukan cairan cerebrospinal tandanya mirip hidrocephalus. 10. A (Bayi baru lahir normal) Diagnosis kasus tersebut adalah Bayi baru lahir normal karena umur kehamilannya aterm, hasil penilaian selintas menunjukkan kondisi yang normal yaitu bayi menangis kuat (2), warna kulit merah muda (2), denyut jantung dan pernapasan cepat (2), BB bayi 3000 gram, PB 56 cm. Adapun diagnosa bayi baru lahir kurang spesifik, sedangkan untuk diagnosa yang lain adalah bayi baru lahir dismatur jika Berat bayi tidak sesuai umur kehamilan, untuk bayi baru lahir prematur jika umur kehamilannya kurang dari 37 minggu, untuk bayi baru lahir post matur jika umur kehamilan melebihi 42 minggu. 11. E (rawat gabung dengan ibunya) Jawaban dari soal ini adalah rawat gabung dengan ibunya, karena meskipun berat badannya 2200 gram, tetapi hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal, daya hisap kuat, reflek hisap baik, sehingga diharapkan asupan nutrisi melalui ASI dapat terpenuhi dengan baik, sehingga asuhannya adalah difasilitasi rawat gabung dengan ibunya. Adapun asuhan pemberian oksigen tidak ada indikasi karena pernafasan normal, pemberian antibiotika juga tidak ada indikasi baik terapi atau profilaksis, pemberian kortikosteroid juga tidak ada indikasi karena paru-paru sudah cukup matang pada umur kehamilan 37 minggu, sedangkan untuk rawat dalam incubator tidak perlu dilakukan karena bayi memenuhi persyaratan untuk dilakukan rawat gabung. 12. E (memberikan ASI on demand) Memberikan ASI secara on demand dipilih sebagai jawaban karena bayi dalam keadaan sehat dan normal, didukung ASI keluar lancar dan hisapan bayi kuat.Sedangkan asuhan yang menjadi opsi lainnya sudah diberikan. 13. E (pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat) Jawaban kasus tersebut adalah melakukan pendidikan kesehatan perawatan tali pusat, karena fokus masalahnya adalah tali pusat yang masih basah, lengket dan tampak kotor sehingga jika tidak segera diberikan intervensi ini maka komplikasi lebih lanjut dapat terjadi, sedangkan data lain menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal sehingga tidak menjadi prioritas tindakan. 14. C (asfiksia) Asfiksia adalah terjadinya kegagalan bernafas spontan dari bayi baru lahir yaitu pada menit kedua, diikuti dengan tanda-tanda fisik lainnya yaitu bayi lahir tidak langsung menangis, napas megap-megap dan gerak kurang aktif.Hal ini diperkuat adanya faktor predisposing bahwa ada riwayat persalinan lama yang membuat asupan oksigen ke janin menurun membuat kondisi saat lahir terjadi asfiksia.Sedangkan apneu adalah berhentinya nafas, dispnoe adalah sesak nafas, takipnoe adalah pernafasan yang cepat, respiratory distress syndrome adalah kumpulan gangguan pernafasan akibat beberapa kondisi diantaranya misalnya adalah karena insufisiensi plasenta. 15. A (melanjutkan pemberian ASI eksklusif) Ikterus merupakan keadan kulit dan membran mukosa yang warnanya menjadi kuning akibat peningkatan jumlah pigmen empedu di dalam darah
  • 10. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 10 dan jaringan tubuh. Ikterus neonatorium adalah ikterus pada bayi baru lahir. Kasus ini termasuk kedalam ikhterus fisiologis ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga serta tidak mempunyai dasar patologis atau tidak mempunyai potensi menjadi kern ikterus. Adapun tanda-tandanya sebagai berikut : 1. Timbul pada hari kedua dan ketiga 2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% untuk neonatus kurang bulan 3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% per hari 4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg% 5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama 6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis Tabel Rumus Kramer Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin (mg%) 1 Kepala dan leher 5 2 Daerah 1 (+) Badan bagian atas 9 3 Daerah 1,2 (+) Badan bagian bawah dan tungkai 11 4 Daerah 1,2,3 (+) lengan dan kaki dibawah dengkul 12 5 Daerah 1,2,3,4 (+) tangan dan kaki 16 16. E 17. B 18. D 19. C 20. A Rangsangan taktil sangat diperlukan untuk merangsang bayi menangis. Bayi yang menangis menunjukkan bayi dapat bernapas dengan baik. Rangsangan taktil dapat juga dilakukan dengan menepuk atau menyentil telapak kaki atau menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan. Jika tidak dilakukan, dapat berisiko kepada bayi akan mengalami asfiksia atau tidak 21. D Inisiasi Menyusui Dini merupakan salah satu rekomendasi WHO tentang standar emas makanan bayi. Proses ini membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin contact) antara kulit ibu dengan kulit bayinya. Manfaat IMD ada banyak. Jika tidak dilakukan, meningkatkan risiko kedinginan, dan keberhasilan ASI ekslusif lebih rendah. 22. A Typhus Abdominalis merupakan suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, bercirikan lesi definitif di plak Peyer, kelenjar mesenterika dan limpa, disertai oleh gejala demam yang berkepanjangan, sakit kepala dan nyeri abdomen. Faktor resiko Typhus Abdominalis ini adalah dengan Kebiasaan jajan di tempat-tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan, Lingkungan yang kotor serta Daya tahan tubuh yang rendah. Gejala typus ini biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas. Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih dari 40°C. 23. E Pemberian dosis kedua pada umur 15-18 bulan  perlindungan awal & memperlambat akumulasi anak-anak yang rentan. Dosis yang diberikan sebanyak 0,5 ml dan disuntikkan secara sub kutan pada lengan kiri atas atau anterolateral paha pada bayi. 24. B KIPI adalah salah satu reaksi tubuh pasien yang tidak diinginkan yang muncul setelah pemberian vaksin. KIPI dapat terjadi dengan tanda atau kondisi yang berbeda-beda. Mulai dari gejala efek samping ringan hingga reaksi tubuh yang serius seperti anafilaktik (alergi parah) terhadap kandungan vaksin. Perlu diingat, KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang diimunisasi. Munculnya gejala ringan cenderung lebih
  • 11. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 11 sering terjadi dibandingkan reaksi radang atau alergi serius terhadap vaksin. Gejala kipi menurut jenis vaksin dan saat timbulnya 25. C Menghangatkan bayi dengan cara menempatkan bayi pada ruangan yang hangat. Yaitu menghindarkan bayi dari ruangan ber-AC, dengan melakukan kontak bersama dengan si buah hati. Tempelkan kulit bayi dengan kulit ibu agar si kecil merasakan kehangatan tubuh ibu, dengan menyusui si kecil. Hal ini akan membuat buah hati anda merasa hangat karena dekapan pada tubuh ibu membuatnya nyaman. Lakukan perawatan dengan metode kangguru. Metode kangguru adalah sebuah cara menghangatkan bayi dengan menempelkan tubuh bayi pada bagian dada ibu. Hal ini tentu difungsikan untuk mengalirkan kehangatan dari tubuh ibu ke bayi melalui kontak skin to skin. 26. C Infeksi pada Pusar Berdarah, segera periksakan ke dokter jika pusar bayi berdarah menjadi infeksi. Kondisi ini perlu segera ditangani agar infeksi tidak menyebar. Infeksi ditandai dengan gejala seperti Kulit pusar menjadi merah dan bengkak, Area pusar terasa lebih hangat dibanding kulit perut di sekitarnya, Bayi tampak kesakitan tiap perutnya disentuh, Keluarnya cairan keruh seperti nanah yang terkadang berbau dari pusar, Demam. Infeksi pusar bayi berdarah dapat menyebabkan omphalitis, yaitu infeksi tali pusar yang membahayakan nyawa. Oleh sebab itu, jika pusar bayi berdarah tidak segera reda, segera periksakan bayi ke dokter. 27. B Menghangatkan bayi dengan cara menempatkan bayi pada ruangan yang hangat. Yaitu menghindarkan bayi dari ruangan ber-AC, dengan melakukan kontak bersama dengan si buah hati. Tempelkan kulit bayi dengan kulit ibu agar si kecil merasakan kehangatan tubuh ibu, dengan menyusui si kecil. Hal ini akan membuat buah hati anda merasa hangat karena dekapan pada tubuh ibu membuatnya nyaman. Lakukan perawatan dengan metode kangguru. Metode kangguru adalah sebuah cara menghangatkan bayi dengan menempelkan tubuh bayi pada bagian dada ibu. Hal ini tentu difungsikan untuk mengalirkan kehangatan dari tubuh ibu ke bayi melalui kontak skin to skin. Jika bayi tetap masih dalam keadaan lemah, maka segera lakukan rujukan ke RS terdekat sehingga nyawa bayi dapat tertolongkan. 28. B Ada 9 langkah dalam Melakukan penanganan bayi baru lahir yaitu : • Bayi diletakkan dimeja resusitasi, • Kemudian lakukan isap lendir, • Nilai apgar (berdasar keadaan frekuensi denyut jantung, pernapasan, warna kulit, refleks, dan tonus otot. Nilai Apgar diambil pada menit pertama dan menit kelima setelah tali pusat dipotong. Pada menit pertama, nilai Apgar berfungsi untuk menentukan perlu-tidaknya tindakan resusitasi yang lebih aktif, sedangkan pada menit kelima untuk menilai bagaimana prediksi masalah yang akan ada selanjutnya. Bila
  • 12. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 12 interpretasi nilainya antara 7-10, masuk kategori normal, 4-6 dianggap medium atau sedang, dan di bawah 4, masuk kategori berat. Jika keadaannya baik, bayi dibersihkan wajahnya lalu ditunjukkan sebentar pada sang ibu dan kemudian dibawa lagi untuk perawatan selanjutnya). • Bayi dimandikan dan dibersihkan • Bayi dapat ditimbang BB nya • Bayi diberikan salep mata untuk mencegah infeksi dari jalan lahir atau lewat dari operasi • Berikan penyuntikan vitamin K1. Suntikan di pahanya, berisi vitamin K untuk mencegah kemungkinan terjadi perdarahan otak. • Lakukan pemotongan tali pusat • Penanganan Lain Normalnya, bayi segera menangis setelah lahir. Jika tidak, bisa mengakibatkan fungsi pernapasannya tidak berjalan dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, perlu tindakan resusitasi segera untuk merangsangnya agar ia menangis. Pertama dilakukan rangsangan dengan cara menepuk-nepuk telapak kakinya sambil terus diberikan stimulus, dilakukan juga pengisapan lendir di tenggorokannya. Setelah 24 jam, bayi akan diperiksa dan dinilai lagi yang disebut penilaian maturitas. Dalam pemeriksaan ini, yang dinilai adalah keadaan fisik dan neurologis bayi. Sebab, walau berat badan lahir bayi sama, maturitasnya belum tentu sama antara bayi satu dengan lainnya. Lewat penilaian ini bisa diketahui ada-tidaknya gangguan pada pertumbuhan janin selama dalam kandungan. 29. C Normalnya, bayi segera menangis setelah lahir. Jika tidak, bisa mengakibatkan fungsi pernapasannya tidak berjalan dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, perlu tindakan resusitasi segera untuk merangsangnya agar ia menangis. Jika bayi tidak dapat menangis dan sudah dilakukan penanganan bayi baru lahir, maka bayi segera di rujuk ke RS terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 30. B Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. 31. C Mekanisme kehilangan panas 1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan 2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. 3. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
  • 13. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 13 4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di tempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi Cara Menghilangkan Panas • Keringkan bayi dengan seksama Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi • Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat • Selimuti bagian kepala bayi, Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatife luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. • Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. • Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. 32. D Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. (6). ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. KEBAIKAN ASI & MENYUSUI ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut: - ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. - ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk: * Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. * Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. * Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. * Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium. - ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi
  • 14. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 14 bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. - ASI tidak mengandung beta- lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. - Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu: Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya. • Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. • Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil • Mempercepat berhentinya pendarahan post partum. • Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan) • Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang. 33. B 1. Refleks Menggenggam (Grasp Reflex) Terjadi mulai: Umur 0 hingga 3- 6 bulan. Penyebab: Menyentuh telapak tangan bayi dengan jari, dan ia menggenggamnya erat. Setelah 6 bulan, refleks ini akan hilang, dan bayi harus mulai belajar menggengam dengan sadar. Wasapada jika: Anda menyentuh tangannya, namun si kecil tidak memberikan refleks genggaman itu. Konsultasikan dengan dokter anak Anda. 2. Refleks Leher (Tonic Neck Reflex) Terjadi mulai: Umur 2-6 bulan. Penyebab: Si kecil tidur dengan posisi kepala miring ke salah satu sisi. Kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi yang sama akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk dengan gerakan sangat halus atau lemah. Waspada jika: Di atas umur 6 bulan refleks ini menetap, kemungkinan ia mengalami gangguan neuron motorik atas. 3. Refleks Mencari (Rooting Reflex) Terjadi mulai: Umur 0-4 bulan. Penyebab: Sentuhan pada pipi atau area di sekitar mulut. Saat Anda melakukan hal itu, bayi akan langsung memiringkan kepalanya ke arah datangnya sentuhan dengan mulut yang membuka. Dia akan mencari-cari, sambil mengecapkan mulutnya. Waspada jika: Mulut dan kepalanya tidak mencari stimulus yang diberikan. Kemungkinan terjadi gangguan neurologis, dan sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak 4. Refleks Kaget (Moro Reflex) Terjadi mulai: Umur 1-2 minggu dan menghilang di umur 6 bulan. Penyebab: Bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan yang mendadak atau cahaya. Bayi akan bereaksi dengan mengencangkan tubuh, kemudian melemparkan tangannya ke udara seakan meraih sesuatu, dan membuat gerakan memeluk dengan tangan
  • 15. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 15 diletakkan ke dada. Waspadai jika: Bayi tak mengalami refleks ini, ada kemungkinan terjadi kerusakan otak, sumsum tulang belakang, atau cedera lain. Periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. 5. Babinski Reflex Terjadi mulai: Umur 0-10 bulan. Penyebab: Menyentuh telapak kakinya dari tumit sampai ujung kaki dan jempol kakinya akan membuka dan meregang. Ini pertanda sarafnya berkembang dengan normal. Waspada jika: Ia tak mengalaminya, kemungkinan ada gangguan susunan saraf. 6. Refleks Menelan (Swallowing Reflex) Terjadi mulai: Umur 0-3 bulan. Penyebab: Ada benda yang masuk ke mulutnya, maka akan segera dia isap, lalu dia telan. Refleks ini tidak akan hilang, namun lewat umur 3 bulan, bayi sudah mulai mengisap secara sadar. Waspada jika: Tidak ada refleks, kemungkinan ada kelainan pada susunan saraf bayi. 34. C KEPMENKES RI NO 230 TA 2010 TENTANG RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, serta memenuhi hak bayi untuk selalu berada di samping ibusetiap, Saat, bayi segera memperoleh colostrum dan Air Susu Ibu, bayi memperoleh stimulasi, mental dini untuk tumbuh kembang anak, Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat. Dan ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dan keluarga dalam pemberian ASI. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawatpayudaradan cara menyusui yang benar. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.. 35. C Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terdapat 3 subkategori umur kelahiran prematur berdasarkan kategori World Health Organization (WHO), yaitu: 1) Extremely preterm (< 28 minggu) 2) Very preterm (28 hingga < 32 minggu) 3) Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu). 36. B Bayi baru lahir sebaikknya menunda untuk dimandikan dengan bertujuan untuk Membantu Regulasi Suhu Tubuh bayi, Meningkatkan Keberhasilan Menyusui, Meningkatkan Kedekatan Ibu dan Bayi, Menjaga Gula Darah Tetap Stabil dan Melindungi bayi dari bakteri Staphylocci, Clostridium difficile, dan E. Coli di rumah sakit 37. B Vitamin K merupakan vitamin larut dalam lemak yang memiliki peranan penting dalam mengaktifkan zat-zat yang berperan dalam pembekuan darah, di antaranya zat yang dikenal sebagai protombin dan faktor-faktor pembekuan. Kurangnya kadar vitamin K ini lah yang dapat menyebabkan BBL memiliki resiko untuk mengalami gangguan perdarahan atau yang lebih dikenal dengan
  • 16. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 16 perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK). Pada bayi yang terlambat mendapatkan vit K dan mengalami perdarahan akibat kekurangan vit K, dokter akan memberikan pengobatan berupa suntikan vit K dan transfusi darah. Pada bayi baru lahir, sistem pembekuan darahnya belum sempurna, sehingga akan berisiko untuk mengalami pendarahan dan tidak tergantung apakah bayi mendapat ASI atau susu formula atau umur kehamilan dan berat badan pada saat lahir. Pendarahan bisa ringan atau menjadi sangat berat, berupa pendarahan pada pasca imunisasi ataupun pendarahan intrakranial. Untuk mencegah kejadian di atas, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi bayi dengan berat badan rendah akan diberikan suntikan vitamin K1. Biasanya diberikan setelah IMD atau sebelum mendapat imunisasi Hepatitis B. Jika tidak dilakukan, bisa menyebabkan pendarahan pada bayi. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah : Masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir. Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0 (uniject), dengan selang waktu 1-2 jam. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang sama. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi. 38. C BCG Dua sampai enam minggu setelah imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil yang semakin membesar dan dapat terjadi luka seperti gaung selama 2-4 bulan, yang akan menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut. Bila luka mengeluarkan cairan, orangtua dapat mengkompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak, koreng semakin membesar atau timbul pembesaran kelenjar pada ketiak, orangtua harus membawanya ke dokter. HEPATITIS B • Reaksi ikutan pasca imunisasi pada hepatitis B sebenarnya jarang terjadi, namun dapat timbul demam yang tidak tinggi segera setelah imunisasi, kemerahan pada tempat penyuntikan, pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi. • Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol maksimal 6x dalam 24 jam bila diperlukan, boleh mandi atau cukup diseka air hangat, jika reaksi menjadi berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah anak/bayi ke dokter. DPT • Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain adalah demam tinggi, rewel, di tempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari.
  • 17. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 17 • Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol maksimal 6x dalam 24 jam bila diperlukan, boleh mandi atau cukup diseka air hangat, jika reaksi menjadi berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah anak/bayi ke dokter. DT/TT • Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi DT/TT antara lain kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada bekas suntikan. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin. Biasanya tidak perlu tindakan khusus. POLIO ORAL • Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio, oleh karena itu orangtua tidak perlu melakukan tindakan apapun. CAMPAK DAN MMR • Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi campak dan MMR berupa rasa tidak nyaman di bekan penyuntikan vaksin. Selain itu dapat terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5-12 hari setelah penyuntikan, yaitu demam tidak tinggi atau erupsi kulit halus/tipis yang berlangsung kurang dari 48 jam. Pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga dapat terjadi sekitar 3 minggu pasca imunisasi MMR. • Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol maksimal 6x dalam 24 jam bila diperlukan, boleh mandi atau cukup diseka air hangat, jika reaksi menjadi berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, bawalah anak/bayi ke dokter. Setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di tempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada jenis vaksinnya. Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh orangtua, dan akan hilang dalam 1-2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembengkakan, gatal, nyeri selama 1-2 hari. Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang terasa benjolan kecil yang agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umumnya tidak perlu dilakukan tindakan apapun. 39. E Jenis Vaksin Dosis Cara Pemberian Tempat Hepatitis B 0,5 ml Intra muskuler Paha BCG 0,05 ml Intra kutan Lengan kanan atas Polio 2 tetes Oral Mulut DPT- HB-Hib 0,5 ml Intra Muskuler Paha untuk bayi, lengan kanan untuk balita Campak 0,5 ml Sub kutan Lengan kiri atas DT 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas Td 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas TT 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas
  • 18. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 18 40. D Kejang demam atau umumnya disebut sebagai step, adalah kejang yang terjadi pada saat suhu tubuh naik di angka 38 derajat Celsius atau lebih yang disebabkan proses lain di luar kelainan otak. Sebagian besar kejang demam terjadi pada anak umur 6 bulan sampai 6 tahun, sehingga orang tua harus lebih waspada. Ciri khas kejang demam adalah adanya demam yang mendahului kejang, pada saat kejang anak masih demam, dan setelah kejang anak langsung sadar kembali. Penyebab kejang demam adalah adanya demam yang terjadi secara mendadak. Kejang pada anak, tejadi pada suhu tubuh diatas 38 C, kejang ini tidak terjadi karena proses yang terjadi pada susunan saraf pusat (otak), kejadianya lebih disebabkan oleh hal lain,misalnya batuk pilek atau diare yang menyebabkan demam tinggi serta memicu kejang. • Demam itu sendiri juga dapat disebabkan infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi saluran napas atas dan saluran cerna, serta keadaan pasca vaksinasi. Pada umumnya, kejang demam pada anak terbagi menjadi 2, yaitu : • Kejang demam sederhana : Kejang pada seluruh tubuh, biasanya hanya berlangsung kurang dari 15 menit serta kejangnya tidak berulang dalam 24 jam. Biasanya kejang demam ini relatif tidak berbahaya, dimana kejang akan berhenti sendiri setelah anak berumur 6 tahun. • Kejang demam kompleks : Ini akan berlangsung lebih dari 15 menit dan atau hanya terjadi pada satu sisi tubuh/tidak seluruh tubuh, atau terjadi beberapa kali dalam 24 jam. Penanganan Awal Kejang Demam di Rumah 1. Apabila anak mengalami kejang, orang tua sebaiknya tetap tenang, usahakan untuk tidak panick dan tetap fockus pada anak 2. Letakkan anak di tempat yang aman, longgarkan pakaian anak terutama di bagian leher agar anak dapat bernafas 3. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak. 4. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, kayu, jari orangtua, atau benda lainnya ke dalam mulut berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas dan luka. Anak yang sedang kejang juga tidak boleh diberi minum karena dapat menyebabkan tersedak dan masuknya cairan ke paru-paru. 5. Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan cedera atau patah tulang. 6. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi berharga bagi dokter. Segera bawa anak ke unit gawat darurat terdekat. 7. Apabila anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali orangtua dengan obat kejang yang dapat diberikan melalui dubur. Setelah melakukan langkah-langkah pertolongan pertama di atas, obat tersebut dapat diberikan sesuai instruksi dokter.
  • 19. Soal Uji Kompetensi (UKOM) Neonatus Kebidanan Ronalen Br. Situmorang, SST., M.Keb Page 19 • Pencegahan kejang demam adalah dengan menurunkan suhu tubuh apabila anak demam, dengan pemberian obat penurun panas, misalnya parasetamol. Agar efektif menurunkan demam, obat diberikan dengan dosis yang tepat dan diberikan sesuai takaran yang dianjurkan. Sebaiknya gunakan sendok penakar, pipet, atau gelas ukur yang tersedia dalam kemasan obat penurun panas. Jangan gunakan alat makan, seperti sendok makan atau sendok teh karena takaran kurang akurat. Dalam memilih obat penurun demam, hindari obat yang berbahan aktif asam asetilsalisilat, karena obat tersebut dapat menyebabkan efek samping serius pada anak. Pemberian kompres air hangat (bukan dingin) pada dahi, ketiak, dada, punggung, dan lipatan siku juga dapat membantu. • Sebaiknya orangtua memiliki termometer di rumah dan mengukur suhu anak saat sedang demam. Pengukuran suhu berguna untuk menentukan apakah anak benar mengalami demam dan pada suhu berapa kejang demam timbul. Anak dikatakan demam apabila suhu tubuh lebih dari 37.2°C dan obat penurun panas dapat diberikan jika suhu tubuh mencapai 38°C atau lebih. Pengobatan jangka panjang hanya diberikan pada sebagian kecil kejang demam dengan kondisi tertentu.