SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Asuhan Kebidanan pada
Pra Konsepsi
Retno Wulan, S.S.T.Keb.,M.K.M
Materi yang akan di bahas
1. Konsep Fertilitas dan infertilitas
2. Persiapan dan Perencanaan Kehamilan
3. Psikologi perempuan dan keluarga dalam
persiapan kehamilan
Konsep Fertilitas dan Infertilitas
Definisi
• Fertilitas adalah kemampuan seorang istri
untuk menjadi hamil oleh dan melahirkan
bayi hidup dari suami yang mampu
menghamilinya
• Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan
setelah menikah 1 tahun atau lebih dengan
catatan pasangan tersebut melakukan
hubungan seksual secara teratur tanpa
adanya pemakaian kontrasepsi
Menurut WHO, infertilitas dibedakan
menjadi:
1. Infertilitas Primer
Infertilitas primer adalah belum pernah hamil pada
wanita yang telah berkeluarga meskipun hubungan
seksual dilakukan secara teratur tanpa perlindungan
kontrasepsi untuk selang waktu paling kurang 12
bulan.
2. Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder adalah tidak terdapat kehamilan
setelah berusaha dalam waktu 1 tahun atau lebih
pada seorang wanita yang telah berkeluarga dengan
hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan
kontrasepsi, tetapi sebelumnya pernah hamil.
Faktor yang menyebabkan Infertilitas
1. Faktor Pria (Khusus)
Penyebab infertilitas pada pria di bagi menjadi 3
kategori utama yaitu :
a. Gangguan produksi sperma misalnya akibat
kegagalan testis primer (hipergonadotropik
hipogonadisme) yang disebabkan oleh faktor
genetik (sindrome Klinefelter, mikrodelesi
kromosom Y) atau kerusakan langsung lainnya
terkait anatomi (crytorchidism,varikokel), infeksi
(mumps orchitis), atau gonadotoksin.
Stimulasi gonadotropin yang tidak adekuat
yang disebabkan karena faktor genetik
(isolated gonadotropin deficiency), efek
langsung maupun tidak langsung dari tumor
hipotalamus atau pituitari, atau penggunaan
androgen eksogen, misalnya Danazol,
Metiltestoteron (penekanan pada sekresi
gonadotropin) merupakan penyebab lain dari
produksi sperma yang buruk.
b. Gangguan fungsi sperma, misalnya akibat
antibodi antisperma, radang saluran genital
(prostatitis), varikokel, kegagalan reaksi
akrosom, ketidaknormalan biokimia, atau
gangguan dengan perlengketan sperma ( ke
zona pelusida) atau penetrasi.
c. Sumbatan pada duktus, misalnya akibat
vasektomi, tidak adanya vas deferens bilateral,
atau sumbatan kongenital atau yang didapat
(acquired) pada epididimis atau duktus
ejakulatorius (penanganan interil).
Faktor Pria (Umum)
1. Umur
Kesuburan pria  usia pubertas ditandai
dengan perkembangan organ reproduksi pria.
Perkembangan organ reproduksi pria mencapai
keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat
kesuburan akan bertambah sesuai dengan
pertambahan umur dan akan mencapai
puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia
25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara
perlahan-lahan, dimana keadaan ini disebabkan
karena perubahan bentuk dan faal organ
reproduksi.
2. Frekuensi senggama
Fertilisasi (pembuahan)
merupakan pertemuan
antara spermatozoa dan
ovum,akan terjadi bila
koitus berlangsung pada
saat ovulasi. Ovum
seorang wanita umurnya
lebih pendek lagi yaitu
lx24 jam, sehingga bila
kiotus dilakukan-pada
waktu’ tersebut
kemungkinan besar bisa
terjadi pembuahan.
3. Lama berusaha
Penyelidikan lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kehamilan
menunjukkan bahwa 32,7%
hamil dalam satu bulan
pertama . 57,0% dalam tiga
bulan pertama, 72.1 %
dalam enam bulan pertama.
85,4% dalam 12 bulan
pertama, dan 93,4% dalam
24 bulan pertama. Waktu
rata~rata yang dibutuhkan
untuk menghasi1kan
kehamilan adaleh. 2,3-2.8
bulan.
2. Faktor Wanita
a. Gangguan ovulasi
Terjadinya anovulasi dapat disebabkan tidak
ada atau sedikitnya produksi gonadotropin
releasing hormon (GnRH) oleh hipotalamus (
40 % kasus), sekresi hormon prolaktin oleh
tumor hipopise (20 % kasus), PCOS ( 30 %
kasus), kegagalan ovarium dini (10%).
Lanjutan
WHO membagi kelainan ovulasi ini dalam 4
kelas
• Kelas 1 : Kegagalan pada hipotalamus
hipopise (hipogonadotropin
hipogonadism). Karakteristik dari kelas
ini adalah gonadotropin yang rendah,
prolaktin normal, dan rendahnya estradiol.
Kelainan ini terjadi sekitar 10 % dari
seluruh kelainan ovulasi.
• Kelas 2 : Gangguan
fungsi ovarium
Karakteristik dari kelas ini
adalah kelainan pada
gonadotropin namun
estradiol normal.
Anovulasi kelas 2 terjadi
sekitar 85 % dari seluruh
kasus kelainan ovulasi.
Manifestasi klinik
kelainan kelompok ini
adalah oligomenorea
atau amenorea yang
banyak terjadi pada
• Kelas 3 :
Kegagalan ovarium
( hipogonadotropin
hipogonadism).
Karakteristik
kelainan ini adalah
kadar gonadotropin
yang tinggi dengan
kadar estradiol yang
rendah. Terjadi
sekitar 4-5 % dari
seluruh gangguan
ovulasi.Kelompok
wanita yang
mengalami
gangguan ovulasi
akibat gangguan
• Kelas 4 : Kelompok wanita yang
mengalami gangguan ovulasi akibat
disfungsi ovarium, memiliki kadar prolaktin
yang tinggi (hiperprolaktinemia).
b. Kelainan Anatomis
Kelainan anatomis yang sering ditemukan
berhubungan dengan infertilitas adalah
abnormalitas tuba fallopii dan peritoneum,
faktor serviks, serta faktor uterus.
1. Infertilitas faktor tuba dan peritoneum
Faktor tuba dan peritoneum menjadi penyebab kasus
infertilitas yang cukup banyak dan merupakan
diagnosis primer pada 30-40% pasangan infertil.
Faktor tuba mencakup kerusakan atau obstruksi tuba
fallopii, biasanya berhubungan dengan penyakit
peradangan panggul, pembedahan panggul atau tuba
sebelumnya. Adanya riwayat PID, abortus septik,
ruptur apendiks, pembedahan tuba, atau kehamilan
ektopik sebelumnya menjadi faktor resiko besar untuk
terjadinya kerusakan tuba. PID tidak diragukan lagi
menjadi penyebab utama infertilitas faktor tuba dan
kehamilan ektopik
Lanjutan
Infeksi pelvis subklinik oleh Chlamydia
Trachomatis yang menyebabkan infertilitas
karena faktor tuba. Meskipun banyak wanita
dengan penyakit tuba atau perlekatan pelvis
tidak diketahui adanya riwayat infeksi
sebelumnya, terbukti kuat bahwa “silent
infection” sekali lagi merupakan penyebab
yang paling sering. Penyebab lain faktor
infertilitas tuba adalah peradangan akibat
endometriosis, Inflammatory Bowel Disease,
atau trauma pembedahan
2. Faktor serviks
Faktor serviks berjumlah tidak lebih dari 5 % penyebab infertilitas
secara keseluruhan. Tes klasik untuk evaluasi peran potensial faktor
serviks pada infertilitas adalah Post Coital Test (PCT). Dibuat untuk
menilai kualitas mukus serviks, adanya sperma dan jumlah sperma
motil pada saluran genitalia wanita setelah koitus, serta interaksi
antara mukus serviks dan sperma
Kelainan serviks yang dapat
menyebabkan infertilitas
• Perkembangan serviks yang abnormal sehingga dapat
mencegah migrasi sperma
• Tumor serviks (polip,mioma) dapat menutupi saluran
sperma atau menimbulkan discharge yang
mengganggu spermatozoa. atau tidak mampu
mempertahankan produk kehamilan.
• Servisitis yang menghasilkan asam atau sekresi purulen
yang bersifat toksin terhadap spermatozoa.
Streptococcus,staphylococcus,gonococcus, tricomonas
dan infeksi campuran merupakan penyebab terbanyak.
3. Faktor Uterus
a. Septum Uteri
Hal ini dapat menghambat
maturasi normal embrio
karena kapasitas uterus
yang kecil. Septum uteri
menurut tingkatan
berdasarkan ukuran
septum dibagi menjadi 3
kelompok yakni :
-Stadium I : 0-1 cm
-Stadium II : 1-3
-III : >3 cm
b. Mioma uteri
Pembesaran dari rahim dan
distorsi dari kontur uterus
mungkin mempengaruhi
implantasi, menyebabkan
disfungsional kontraktilitas
uterus, yang pada gilirannya
bisa mengganggu dengan
migrasi sperma, transportasi
sel telur atau mengganggu
nidas
c. Kelainan endometrium,
seperti adanya polip,
endometritis, hiperplasia dan
perlengketean intrauterin
(Sindroma Asherman).
d. Endometriosis
• Endometriosis klasik tampak sebagai pigmen
hitam-kebiruan seperti lesi( “powder-burn”)
pada permukaan kandung kemih, ovarium,
tuba falopi, kantong rekto-uterina, dan usus
besar. Endometriosis non klasik tampak
seperti lesi dan vesikel merah, coklat atau
putih. Endometriosis berat dengan kerusakan
tuba falopi dan ovarium menyebabkan adhesi
atau munculnya endometrioma, merupakan
penyebab infertilitas.
Selain itu pada endometriosis yang ringan pun
dapat menyebabkan infertilitas melalui beberapa
mekanisme, yaitu :
1. Produksi prostaglandin sehingga mempengaruhi
motilitas tuba atau dan fungsi korpus luteum.
2. Melalui makrofag peritoneum, ditemukan
peningkatan aktifitas makrofag yang akan
memfagosit sperma.
3. Dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan
folikel, disfungsi ovulasi dan kegagalan
perkembangan embrio
Faktor-faktor lain penyebab infertilitas
1. Gaya hidup dan lingkungan
2. Umur dan Infertilitas Wanita
Dampak Sosial Budaya pada
Perempuan yang Mengalami
Infertilitas
Dampak psikologis yang dialami menyangkut kondisi internal,
hubungan interpersonal dan seksual suami istri. Berdasarkan
beberapa penelitian mengungkapkan bahwa infertilitas yang
dialami oleh seorang istri akan menimbulkan dampak
psikologis yang cukup berat. Dampak psikologis yang dialami
yaitu munculnya perasaan frustasi, depresi, isolasi, marah,
dan rasa bersalah perasaan tidak sempurna dan kurang
berarti. Selain itu infertilitas berdampak buruk terhadap
hubungan suami istri. Mereka menjadi jauh satu sama lainnya,
hubungan menjadi kurang harmonis, kehidupan seks antara
suami tidak lagi hangat dan mesra
Diagnosis Infertilitas
a. Tahap Pertama (Fase I)
1. Pemeriksaan riwayat infertilitas (anamnesis).
Anamnesis masih merupakan cara terbaik
untuk mencari penyebab infertilitas pada
wanita. Faktor-faktor penting yang berkaitan
dengan infertilitas yang harus ditanyakan
kepada pasien adalah mengenai usia pasien,
riwayat kehamilan sebelumnya, panjang siklus
haid, riwayat penyakit sebelumnya dan
sekarang, riwayat operasi, frekuensi koitus dan
waktu koitus.
2. Pemeriksaan Fisik
• Ciri-ciri gangguan endokrin - Jerawat, hirsutisme, kebotakan -
Acanthosis nigrican - Virilisasi - Gangguan lapang pandang -
Gondok,ciri penyakit tiroid
• BMI
• Tekanan Darah
• Persyaratan Kesehatan untuk tindakan anestesi
• Urinalisis
• Pemeriksaan payudara: benjolan, galakthorrhea
• Dapat dilakukan Cervical smear jika diperlukan
• Pemeriksaan abdominal: massa, luka, striae, hirsutisme
• Pemeriksaan pelvis - Perkembangan kelainan/anomali - Nodul
endometriosis vaginal - Adanya rasa sakit ketika disentuh
(tenderness) - Mobilitas uterus - Massa - Endocervical swab -
Pemeriksaan rectal jika diperlukan
3. Penilaian Ovulasi
Cara yang optimal untuk
mengukur ovulasi pada
wanita yang memiliki
siklus menstruasi yang
tidak teratur adalah
dengan
mengkombinasikan
serangkaian pemindaian
ultrasound dan
pengukuran konsentrasi
serum
4. Uji Pasca Senggama
Pengambilan getah serviks
dari kanalis endo-serviks
dilakukan setelah 2 – 12 jam
senggama. Pemeriksaan
dilakukan di bawah
mikroskop. UPS dikatakan
positif, bila ditemukan paling
sedikit 5 sperma perlapangan
pandang besar (LPB). UPS
dapat memberikan gambaran
tentang kualitas sperma,
fungsi getah serviks dan
keramahan getah serviks
terhadap sperma.
b.Tahap Kedua (Fase II)
1. Histerosalpingografi (HSG)
Infertilitas tuba didiagnosa sekitar 15%-50%
pada pasangan subfertil. Histerosalpingografi
sinar-X (HSG) memberikan gambar rongga uterus
dan tuba Fallopi. HSG merupakan uji
pendahuluan yang paling sederhana untuk
menggambarkan rongga uterus dan tuba Fallopi
dan sedikit komplikasi. Pada tahap ini dilakukan
pemeriksaan HSG untuk menilai patensi tuba
c. Tahap Ketiga (Fase III)
Laparoskopi
Laparoskopi memberikan gambaran panoramik
terhadap anatomi reproduktif panggul dan
pembesaran dari permukaan uterus, ovarium,
tuba, dan peritoneum. Oleh karenanya,
laparoskopi dapat mengidentifikasi penyakit
oklusif tuba yang lebih ringan (aglutinasi fimbria,
fimosis), adhesi pelvis atau adneksa, serta
endometriosis yang dapat mempengaruhi
fertilitas yang tidak terdeteksi oleh HSG
2. Persiapan dan Perencanaan Kehamilan
1. Persiapkan mental dan finansial
2. Konsultasi ke dokter Obgyn
3. Hindari depresi maupun stres
4. Konsumsi asam folat
5. Catat jadwal ovulasi
6. Hindari rokok, minuman keras dan obat terlarang
7. Selalu makan makanan yang bergizi
8. Selektif mengkonsumsi ikan
9. Batasi kafein
10. Hindari daging dan ikan mentah
3. Psikologi perempuan dan keluarga dalam
persiapan kehamilan
1. Memahami resiko pasca bersalin
2. Memahami apa yang bisa terjadi
3. Mencari support sistem
4. Menyadari pentingnya kesehatan mental
Pada awal kehamilan, seorang perempuan
akan beradaptasi terhadap peran barunya
untuk menerima kehamilan dan
meyesuaikan diri terhadap peran barunya
ke dalam kehidupan kesehariannya. Ia
harus bisa merubah konsep diri menjadi
calon orang tua
Pencapaian peran seorang ibu dalam masa
kehamilan ini, perlu dukungan keluarga, sosial
dan tenaga kesehatan yang luas. Ibu hamil perlu
diberikan akses asuhan yang terintegrasi antara
fisik dan psikologis, yaitu penerimaan
perilakunya, partnership dan konseling.
Sekian dan terimakasih

More Related Content

What's hot

Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahMaya Nurhayati
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananAl-Ikhlas14
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normalelisa novi
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiihesti kusdianingrum
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilHetty Astri
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
Konsep dasar asuhan kebidanan
Konsep dasar asuhan kebidanan Konsep dasar asuhan kebidanan
Konsep dasar asuhan kebidanan Baniz Nurbaniy
 
Merencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. Dwiana
Merencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. DwianaMerencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. Dwiana
Merencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. DwianaAisyah N
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiOperator Warnet Vast Raha
 
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptxParamithaAmelia
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 

What's hot (20)

MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
 
Antenatal care-ppt
Antenatal care-pptAntenatal care-ppt
Antenatal care-ppt
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
Konsep dasar asuhan kebidanan
Konsep dasar asuhan kebidanan Konsep dasar asuhan kebidanan
Konsep dasar asuhan kebidanan
 
Merencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. Dwiana
Merencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. DwianaMerencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. Dwiana
Merencanakan Kehamilan dan Persalinan oleh dr. Dwiana
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iiiProses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
Proses konseling bidan pada ibu hamil trimester iii
 
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Presentasi muka
Presentasi mukaPresentasi muka
Presentasi muka
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Adaptasi bbl
Adaptasi bbl Adaptasi bbl
Adaptasi bbl
 

Similar to Asuhan Kebidanan pada Pra Konsepsi

Infertilitas new
Infertilitas newInfertilitas new
Infertilitas newkesehatan
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitasazil ikram
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Septian Muna Barakati
 
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppMasalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppmartaagustinasirait
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Operator Warnet Vast Raha
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iimaulia09
 
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfPertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfEka Safitri
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 
INFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxINFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxYulitalt
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburanAya Ndutt
 
Abortus-Inkomplit.pptx
Abortus-Inkomplit.pptxAbortus-Inkomplit.pptx
Abortus-Inkomplit.pptxestikuliah21
 

Similar to Asuhan Kebidanan pada Pra Konsepsi (20)

KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptxKELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
 
Infertilitas new
Infertilitas newInfertilitas new
Infertilitas new
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppMasalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
 
Coba coba nulis proposal
Coba coba nulis proposalCoba coba nulis proposal
Coba coba nulis proposal
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
31923528 bab-1-6
31923528 bab-1-631923528 bab-1-6
31923528 bab-1-6
 
31923528 bab-1-6
31923528 bab-1-631923528 bab-1-6
31923528 bab-1-6
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdfPertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
Pertemuan 3. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita.pdf
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
INFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxINFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptx
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburan
 
Abortus-Inkomplit.pptx
Abortus-Inkomplit.pptxAbortus-Inkomplit.pptx
Abortus-Inkomplit.pptx
 
Kel 3 fertilisasi
Kel 3 fertilisasiKel 3 fertilisasi
Kel 3 fertilisasi
 
Referat infertilitas
Referat infertilitasReferat infertilitas
Referat infertilitas
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

Asuhan Kebidanan pada Pra Konsepsi

  • 1. Asuhan Kebidanan pada Pra Konsepsi Retno Wulan, S.S.T.Keb.,M.K.M
  • 2. Materi yang akan di bahas 1. Konsep Fertilitas dan infertilitas 2. Persiapan dan Perencanaan Kehamilan 3. Psikologi perempuan dan keluarga dalam persiapan kehamilan
  • 3. Konsep Fertilitas dan Infertilitas
  • 4. Definisi • Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil oleh dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya • Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah 1 tahun atau lebih dengan catatan pasangan tersebut melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa adanya pemakaian kontrasepsi
  • 5. Menurut WHO, infertilitas dibedakan menjadi: 1. Infertilitas Primer Infertilitas primer adalah belum pernah hamil pada wanita yang telah berkeluarga meskipun hubungan seksual dilakukan secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi untuk selang waktu paling kurang 12 bulan. 2. Infertilitas sekunder Infertilitas sekunder adalah tidak terdapat kehamilan setelah berusaha dalam waktu 1 tahun atau lebih pada seorang wanita yang telah berkeluarga dengan hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi, tetapi sebelumnya pernah hamil.
  • 6. Faktor yang menyebabkan Infertilitas
  • 7. 1. Faktor Pria (Khusus) Penyebab infertilitas pada pria di bagi menjadi 3 kategori utama yaitu : a. Gangguan produksi sperma misalnya akibat kegagalan testis primer (hipergonadotropik hipogonadisme) yang disebabkan oleh faktor genetik (sindrome Klinefelter, mikrodelesi kromosom Y) atau kerusakan langsung lainnya terkait anatomi (crytorchidism,varikokel), infeksi (mumps orchitis), atau gonadotoksin.
  • 8. Stimulasi gonadotropin yang tidak adekuat yang disebabkan karena faktor genetik (isolated gonadotropin deficiency), efek langsung maupun tidak langsung dari tumor hipotalamus atau pituitari, atau penggunaan androgen eksogen, misalnya Danazol, Metiltestoteron (penekanan pada sekresi gonadotropin) merupakan penyebab lain dari produksi sperma yang buruk.
  • 9. b. Gangguan fungsi sperma, misalnya akibat antibodi antisperma, radang saluran genital (prostatitis), varikokel, kegagalan reaksi akrosom, ketidaknormalan biokimia, atau gangguan dengan perlengketan sperma ( ke zona pelusida) atau penetrasi. c. Sumbatan pada duktus, misalnya akibat vasektomi, tidak adanya vas deferens bilateral, atau sumbatan kongenital atau yang didapat (acquired) pada epididimis atau duktus ejakulatorius (penanganan interil).
  • 10. Faktor Pria (Umum) 1. Umur Kesuburan pria  usia pubertas ditandai dengan perkembangan organ reproduksi pria. Perkembangan organ reproduksi pria mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat kesuburan akan bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia 25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana keadaan ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ reproduksi.
  • 11. 2. Frekuensi senggama Fertilisasi (pembuahan) merupakan pertemuan antara spermatozoa dan ovum,akan terjadi bila koitus berlangsung pada saat ovulasi. Ovum seorang wanita umurnya lebih pendek lagi yaitu lx24 jam, sehingga bila kiotus dilakukan-pada waktu’ tersebut kemungkinan besar bisa terjadi pembuahan. 3. Lama berusaha Penyelidikan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama . 57,0% dalam tiga bulan pertama, 72.1 % dalam enam bulan pertama. 85,4% dalam 12 bulan pertama, dan 93,4% dalam 24 bulan pertama. Waktu rata~rata yang dibutuhkan untuk menghasi1kan kehamilan adaleh. 2,3-2.8 bulan.
  • 12. 2. Faktor Wanita a. Gangguan ovulasi Terjadinya anovulasi dapat disebabkan tidak ada atau sedikitnya produksi gonadotropin releasing hormon (GnRH) oleh hipotalamus ( 40 % kasus), sekresi hormon prolaktin oleh tumor hipopise (20 % kasus), PCOS ( 30 % kasus), kegagalan ovarium dini (10%).
  • 13. Lanjutan WHO membagi kelainan ovulasi ini dalam 4 kelas • Kelas 1 : Kegagalan pada hipotalamus hipopise (hipogonadotropin hipogonadism). Karakteristik dari kelas ini adalah gonadotropin yang rendah, prolaktin normal, dan rendahnya estradiol. Kelainan ini terjadi sekitar 10 % dari seluruh kelainan ovulasi.
  • 14. • Kelas 2 : Gangguan fungsi ovarium Karakteristik dari kelas ini adalah kelainan pada gonadotropin namun estradiol normal. Anovulasi kelas 2 terjadi sekitar 85 % dari seluruh kasus kelainan ovulasi. Manifestasi klinik kelainan kelompok ini adalah oligomenorea atau amenorea yang banyak terjadi pada • Kelas 3 : Kegagalan ovarium ( hipogonadotropin hipogonadism). Karakteristik kelainan ini adalah kadar gonadotropin yang tinggi dengan kadar estradiol yang rendah. Terjadi sekitar 4-5 % dari seluruh gangguan ovulasi.Kelompok wanita yang mengalami gangguan ovulasi akibat gangguan
  • 15. • Kelas 4 : Kelompok wanita yang mengalami gangguan ovulasi akibat disfungsi ovarium, memiliki kadar prolaktin yang tinggi (hiperprolaktinemia).
  • 16. b. Kelainan Anatomis Kelainan anatomis yang sering ditemukan berhubungan dengan infertilitas adalah abnormalitas tuba fallopii dan peritoneum, faktor serviks, serta faktor uterus.
  • 17. 1. Infertilitas faktor tuba dan peritoneum Faktor tuba dan peritoneum menjadi penyebab kasus infertilitas yang cukup banyak dan merupakan diagnosis primer pada 30-40% pasangan infertil. Faktor tuba mencakup kerusakan atau obstruksi tuba fallopii, biasanya berhubungan dengan penyakit peradangan panggul, pembedahan panggul atau tuba sebelumnya. Adanya riwayat PID, abortus septik, ruptur apendiks, pembedahan tuba, atau kehamilan ektopik sebelumnya menjadi faktor resiko besar untuk terjadinya kerusakan tuba. PID tidak diragukan lagi menjadi penyebab utama infertilitas faktor tuba dan kehamilan ektopik
  • 18. Lanjutan Infeksi pelvis subklinik oleh Chlamydia Trachomatis yang menyebabkan infertilitas karena faktor tuba. Meskipun banyak wanita dengan penyakit tuba atau perlekatan pelvis tidak diketahui adanya riwayat infeksi sebelumnya, terbukti kuat bahwa “silent infection” sekali lagi merupakan penyebab yang paling sering. Penyebab lain faktor infertilitas tuba adalah peradangan akibat endometriosis, Inflammatory Bowel Disease, atau trauma pembedahan
  • 19. 2. Faktor serviks Faktor serviks berjumlah tidak lebih dari 5 % penyebab infertilitas secara keseluruhan. Tes klasik untuk evaluasi peran potensial faktor serviks pada infertilitas adalah Post Coital Test (PCT). Dibuat untuk menilai kualitas mukus serviks, adanya sperma dan jumlah sperma motil pada saluran genitalia wanita setelah koitus, serta interaksi antara mukus serviks dan sperma
  • 20. Kelainan serviks yang dapat menyebabkan infertilitas • Perkembangan serviks yang abnormal sehingga dapat mencegah migrasi sperma • Tumor serviks (polip,mioma) dapat menutupi saluran sperma atau menimbulkan discharge yang mengganggu spermatozoa. atau tidak mampu mempertahankan produk kehamilan. • Servisitis yang menghasilkan asam atau sekresi purulen yang bersifat toksin terhadap spermatozoa. Streptococcus,staphylococcus,gonococcus, tricomonas dan infeksi campuran merupakan penyebab terbanyak.
  • 21. 3. Faktor Uterus a. Septum Uteri Hal ini dapat menghambat maturasi normal embrio karena kapasitas uterus yang kecil. Septum uteri menurut tingkatan berdasarkan ukuran septum dibagi menjadi 3 kelompok yakni : -Stadium I : 0-1 cm -Stadium II : 1-3 -III : >3 cm b. Mioma uteri Pembesaran dari rahim dan distorsi dari kontur uterus mungkin mempengaruhi implantasi, menyebabkan disfungsional kontraktilitas uterus, yang pada gilirannya bisa mengganggu dengan migrasi sperma, transportasi sel telur atau mengganggu nidas c. Kelainan endometrium, seperti adanya polip, endometritis, hiperplasia dan perlengketean intrauterin (Sindroma Asherman).
  • 22. d. Endometriosis • Endometriosis klasik tampak sebagai pigmen hitam-kebiruan seperti lesi( “powder-burn”) pada permukaan kandung kemih, ovarium, tuba falopi, kantong rekto-uterina, dan usus besar. Endometriosis non klasik tampak seperti lesi dan vesikel merah, coklat atau putih. Endometriosis berat dengan kerusakan tuba falopi dan ovarium menyebabkan adhesi atau munculnya endometrioma, merupakan penyebab infertilitas.
  • 23. Selain itu pada endometriosis yang ringan pun dapat menyebabkan infertilitas melalui beberapa mekanisme, yaitu : 1. Produksi prostaglandin sehingga mempengaruhi motilitas tuba atau dan fungsi korpus luteum. 2. Melalui makrofag peritoneum, ditemukan peningkatan aktifitas makrofag yang akan memfagosit sperma. 3. Dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan folikel, disfungsi ovulasi dan kegagalan perkembangan embrio
  • 24. Faktor-faktor lain penyebab infertilitas 1. Gaya hidup dan lingkungan 2. Umur dan Infertilitas Wanita
  • 25. Dampak Sosial Budaya pada Perempuan yang Mengalami Infertilitas Dampak psikologis yang dialami menyangkut kondisi internal, hubungan interpersonal dan seksual suami istri. Berdasarkan beberapa penelitian mengungkapkan bahwa infertilitas yang dialami oleh seorang istri akan menimbulkan dampak psikologis yang cukup berat. Dampak psikologis yang dialami yaitu munculnya perasaan frustasi, depresi, isolasi, marah, dan rasa bersalah perasaan tidak sempurna dan kurang berarti. Selain itu infertilitas berdampak buruk terhadap hubungan suami istri. Mereka menjadi jauh satu sama lainnya, hubungan menjadi kurang harmonis, kehidupan seks antara suami tidak lagi hangat dan mesra
  • 27. a. Tahap Pertama (Fase I) 1. Pemeriksaan riwayat infertilitas (anamnesis). Anamnesis masih merupakan cara terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada wanita. Faktor-faktor penting yang berkaitan dengan infertilitas yang harus ditanyakan kepada pasien adalah mengenai usia pasien, riwayat kehamilan sebelumnya, panjang siklus haid, riwayat penyakit sebelumnya dan sekarang, riwayat operasi, frekuensi koitus dan waktu koitus.
  • 28. 2. Pemeriksaan Fisik • Ciri-ciri gangguan endokrin - Jerawat, hirsutisme, kebotakan - Acanthosis nigrican - Virilisasi - Gangguan lapang pandang - Gondok,ciri penyakit tiroid • BMI • Tekanan Darah • Persyaratan Kesehatan untuk tindakan anestesi • Urinalisis • Pemeriksaan payudara: benjolan, galakthorrhea • Dapat dilakukan Cervical smear jika diperlukan • Pemeriksaan abdominal: massa, luka, striae, hirsutisme • Pemeriksaan pelvis - Perkembangan kelainan/anomali - Nodul endometriosis vaginal - Adanya rasa sakit ketika disentuh (tenderness) - Mobilitas uterus - Massa - Endocervical swab - Pemeriksaan rectal jika diperlukan
  • 29. 3. Penilaian Ovulasi Cara yang optimal untuk mengukur ovulasi pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur adalah dengan mengkombinasikan serangkaian pemindaian ultrasound dan pengukuran konsentrasi serum 4. Uji Pasca Senggama Pengambilan getah serviks dari kanalis endo-serviks dilakukan setelah 2 – 12 jam senggama. Pemeriksaan dilakukan di bawah mikroskop. UPS dikatakan positif, bila ditemukan paling sedikit 5 sperma perlapangan pandang besar (LPB). UPS dapat memberikan gambaran tentang kualitas sperma, fungsi getah serviks dan keramahan getah serviks terhadap sperma.
  • 30. b.Tahap Kedua (Fase II) 1. Histerosalpingografi (HSG) Infertilitas tuba didiagnosa sekitar 15%-50% pada pasangan subfertil. Histerosalpingografi sinar-X (HSG) memberikan gambar rongga uterus dan tuba Fallopi. HSG merupakan uji pendahuluan yang paling sederhana untuk menggambarkan rongga uterus dan tuba Fallopi dan sedikit komplikasi. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan HSG untuk menilai patensi tuba
  • 31. c. Tahap Ketiga (Fase III) Laparoskopi Laparoskopi memberikan gambaran panoramik terhadap anatomi reproduktif panggul dan pembesaran dari permukaan uterus, ovarium, tuba, dan peritoneum. Oleh karenanya, laparoskopi dapat mengidentifikasi penyakit oklusif tuba yang lebih ringan (aglutinasi fimbria, fimosis), adhesi pelvis atau adneksa, serta endometriosis yang dapat mempengaruhi fertilitas yang tidak terdeteksi oleh HSG
  • 32. 2. Persiapan dan Perencanaan Kehamilan
  • 33. 1. Persiapkan mental dan finansial 2. Konsultasi ke dokter Obgyn 3. Hindari depresi maupun stres 4. Konsumsi asam folat 5. Catat jadwal ovulasi 6. Hindari rokok, minuman keras dan obat terlarang 7. Selalu makan makanan yang bergizi 8. Selektif mengkonsumsi ikan 9. Batasi kafein 10. Hindari daging dan ikan mentah
  • 34. 3. Psikologi perempuan dan keluarga dalam persiapan kehamilan
  • 35. 1. Memahami resiko pasca bersalin 2. Memahami apa yang bisa terjadi 3. Mencari support sistem 4. Menyadari pentingnya kesehatan mental
  • 36. Pada awal kehamilan, seorang perempuan akan beradaptasi terhadap peran barunya untuk menerima kehamilan dan meyesuaikan diri terhadap peran barunya ke dalam kehidupan kesehariannya. Ia harus bisa merubah konsep diri menjadi calon orang tua
  • 37. Pencapaian peran seorang ibu dalam masa kehamilan ini, perlu dukungan keluarga, sosial dan tenaga kesehatan yang luas. Ibu hamil perlu diberikan akses asuhan yang terintegrasi antara fisik dan psikologis, yaitu penerimaan perilakunya, partnership dan konseling.