2. PENELITIAN KUANTITATIF
disebut metode kuantitatif karena
data yang dibutuhkan adalah data
yang berupa angka-angka dan
menggunakan rumus-rumus
statistik dalam proses analisis
datanya.
Penelitian bermetode seientifik
karena telah memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah, yaitu
konkret/empiris, objektif,
terukur, rasional, dan sistematis.
◦ Ada yang menyebut penelitian
kuantitatif sebagai penelitian
yang menggunakan metode
tradisional karena metode ini
sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi
sebagai metode penelitian
3. Dalam penelitian kuantitatif hubungan variabel dan objek yang diteliti
merupakan hubungan sebab-akibat sehingga dalam penelitiannya ada
variabel bebas (independent) dan variabe terikat (dependent). Selanjutnya,
dicari seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Contoh: pengaruh penerapan metode SQ3R terhadap kemampuan
membaca pemahaman siswa. “Penerapan metode SQ3R” sebagai variabel
bebas diharapkan berpengaruh terhadap “kemampuan membaca
pemahaman siswa” sebagai variabel terikat.
4. PENELITIAN KUALITATIF
Disebut penelitian kualitatif karena data yang terkumpul tidak berupa angka dan
dianalisis secara kualitatif.
Dari sisi realitas, penelitian kualitatif merupakan kunstruksi atau interpretasi terhadap
pemahaman atas data yang ditemukan di lapangan. Peneliti tidak hanya menjadikan
objek yang tampak sebagai sasaran penelitian, tetapi penelitia kualitatif berusaha
menembus di balik yang terlihat oleh pancaindera.
5. Sebagai contoh, seorang gadis sedang menangis. Kalau
peneliti kuantitatif memandang bahwa orang yang menangis
itu karena sedih. Tetapi, peneliti kualitatif berusaha
menelusuri mengapa gadis itu menangis. Mungkin gadis itu
menangis karena kesakitan, putus pacar, atau sedang dilanda
musibah.
6. PENELITIAN KOMBINASI
Pengertian kombinasi dalam konteks ini perlu juga dipahami karena ada kata yang hampir sama maknanya, yaitu permutasi. Kedua
istilah ini kombinasi dan permutasi memiliki makna yang hampir sama. Keduanya berbicara tentang urutan. Ada yang menganggap
penting urutan itu dalam suatu peristiwa, ada pula yang tidak mementingkan urutan itu. Jika seseorang berbelanja di supermarket,
orang itu diharuskan membayar Rp30.000,00, orang itu menyodorkan uang Rp20.000.00 kemudian menyodorkan lagi uang
Rp10.000,00. Atau, orang itu bisa juga menyodorkan uang Rp10.000,00,kemudian menyodorkan lagi uang Rp20.000,00. Urutan
seperti ini disebut kombinasi.
Pada peristiwa lain, jika seseorang mengenakan sepatu, terlebih dahulu mengenakan kaos kaki. Urutan peristiwa atau kegiatan seperti
ini tidak boleh dipertukarkan, tetapi harus melalui pola urutan yang tepat. Urutan seperti ini disebut permutasi. Istilah/kata kombinasi
dalam hal ini dianggap mewakili kata permutasi.
7. Jenis-jenis Parafrase
Dalam bahasa Indonesia, parafrase dibagi menjadi dua jenis, yaitu parafrase bebas dan parafrase
terikat. Berikut masing-masing penjelasannya.
◦ 1. Parafrase Bebas
◦ Parafrase bebas adalah parafrase yang tidak mewajibkan
penulis untuk menggunakan kata-kata asli yang digunalam
dalam karya sastra rujukan untuk membangun karya sastra
yang lain, namun tetap mempertahankan inti dan makna
dari karya sastra tersebut. Dalam parafrase bebas, penulis
diberi kekebasan dalam menggunakan kata-kata lain, dan
bahkan jika sama sekali tidak menggunakan kata dari teks
asli.
◦ 2. Parafrase Terikat
◦ Parafrase terikat adalah parafrase yang mewajibkan
pengguna dalam menggunakan kata-kata asli dalam
karya sastra rujukan dan kemudian bisa ditambah
dengan lata-kata lain untuk membangun karya sastra
lain dengan bentuk yang lebih berbeda, namun makna
dan intinya harus sama.
8. Ciri-ciri Parafrase
◦ Adapun ciri-ciri dari parafrase adalah sebagai berikut.
◦ Bentuk tuturan kata berbeda.
◦ Bahasa penyampaian berbeda
◦ Cara penyampaian berbeda
◦ Arti dan Makna tuturan tetap sama.
◦ Substansi tidak berubah.
9. Langkah-Langkah Membuat Parafrase
1. Untuk membuat parafrasa lisan,
o Membaca informasi secara cermat.
o Mencatat kalimat inti.
o Mengembangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran.
o Menyampaikan pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri.
o Menggunakan sinonim atau ungkapan yang sepadan.
o Mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.
o Mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif.
o Menggunakan kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
10. Langkah-Langkah Membuat Parafrase
2. Langkah Membuat Parafrase Tertulis
o Membaca dengan cermat bacaan yang akan kita parafrasekan.
o Menulis kalimat inti dari bacaan.
o Mengembangkan kalimat inti yang telah diperoleh menjadi gagasan pokok.
o Menyampaikan gagasan tersebut dengan menggunakan bahasa kita sendiri.
o Menggunakan kata bersinonim.
o Mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung.
o Mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
11. Contoh Parafrase
dalam Karya Tulis Ilmiah
Contoh sederhana melakukan parafrase dalam kalimat sebuah karya ilmiah :
◦ Semula : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif.
◦ Menjadi : Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dalam
penelitian ini.
◦ Semula : Sampel yang diteliti adalah keseluruhan populasi yang
dinyatakan dalam variabel bebas.
◦ Menjadi : Keseluruhan populasi yang dinyatakan dalam variabel bebas
adalah sampel yang diteliti pada penelitian ini.
12. ◦ Apabila masih menjumpai kesulitan dan hambatan dalam melakukan teknik atau
cara parafrase, dan sebelum melakukan parafrase satu artikel atau menulis buku
dan karya ilmiah, mulailah dan sering berlatihlah dari yang paling mudah
dahulu, yaitu menulis tulisan pendek dengan teknik atau cara parafrase. Alat
parafrase otomatis atau program dan software parafrase mungkin banyak
dijumpai di internet, namun hasilnya masih kalah jauh dengan teknik atau cara
parafrase manual yang dilakukan oleh ahlinya. Pendeteksi terbaik untuk
keberhasilan dan lolos uji dari cara atau teknik parafrase penulisan buku atau
karya ilmiah saat ini yang banyak digunakan oleh kampus atau Universitas
adalah Turnitin dan Plagiarism Checker.
TURNITIN