2. Dimensi Aliran Pemikiran Kalam
Ilmu kalam, disebut ilmu tauhid dan ilmu
ushuluddin karena menyangkut pokok-
pokok agama yang terkait dengan
masalah akidah dan keimanan;
Dinamakan ilmu kalam, karena (1)
problema2 yang diperselisihkan terkait
dgan kalam Allah (al-Quran) apakah dia
Makhlak atau Qadim; (2) Materi ilmu2 ini
merupakan teori kalam; (3) Menetapkan
dalil untuk pokok2 akidah sama dengan
ilmu mantiq;
3. Sejarah Ilmu Kalam (1)
Berawal dari persoalan politik yaitu
kematian Utsman bin Affan;
Setelah Utsman wafat Msyarakat Madinah
Mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai
Khalifah tetapi ditentang oleh Muawiyah
gubernur Damsyik, dgan alasan Ali
bertanggung jawab dalam pembunuhan
Utsman;
Akhirnya terjadilan perang antara Ali dan
Muawiyah yang dikenal dengan perang
Siffin.
4. Sejarah Ilmu Kalam (2)
Dalam perang pihak Ali sebenarnya ada pada
posisi kemenangan, tetapi Amru bin Ash dari
pihak Muawiyah menaikan lembaran al-Quran di
ujung pedang; hingga akhirnya pihak Ali
menerima tahkim;
Dalam proses tahkim ini akhinya Ali kalah dan
Muawiyah menang, Ali diturunkan oleh Musya
al-Asy’ari dan Muawiyah diangkat menjadi
khalifah oleh Amr bin Ash;
Pengangkatan ini menyebabkan sebagian
pengikut Ali keluar, mereka beranggapan bahwa
Ali telah melakukan kesalahan dengan
menerima tahkim yang kemudian dinamakan
5. Sejarah Ilmu Kalam (3)
Akhirnya umat Islam terbagi tiga golongan,
pengikut Ali (Syi’ah), pembelot (Khawarij) dan
pendukung Muawiyah;
Pemikiran Khawarij tadi menadapatkan reaksi
keras dari kalangan umat Islam; diantara
mereka ada yang mengatakan bahwa mereka
yang melakukan dosa besar adalah kafir
(khawarij);
Seorang pelaku dosa besar selama
mengucapkan dua kalimah syahadat ia tidak
bisa dikafirkan, ia tetap mukmin (Murji’ah);
6. Aliran Khawarij
Khawarij; kelompok Ali yang membelot
dari Ali;
Doktrin pokok Khawarij adalah:
(1) menafsirkan al-Quran dengan sangat
literal dan pemahaman yang kaku; (2)
orang yang melakukan tahkim (arbitrase)
dan yang menyetujui hal itu telah
melakukan dosa bersar dan kafir, karena
tidak melaksanakan humum Allah.
7. Aliran Murji’ah
Murjiah adalah kelompok yang tidak ikut
larut dalam pertentangan Muslim-Kafir;
Murji’ah terbagi dua, moderat dan ekstrim;
Moderat; orang yang berlaku dosa bersar
tetap Muslim, tetapi akn dihukum di
neraka sesuai dengan kadar dosanya;
Ekstrim, orang Islam yang percaya
kepada Tuhan, dan kemudian menyatakan
kekufuran secara lisan tidak lah kafir,
karena iman dan kafir tempatnya di hati,
bukan dalam bagian lain dari tubuh
8. Aliran Syi’ah
Kata Syiah artinya pengikut atau
penolong;
Kelompok teolog yang mendukung Ali
secara politik, dan mengaku Ali sebagai
Imam dan Ahlu al-Bait;
Pokok pemikirannya, (1) itrah (para
pengganti nabi yang suci); (2) ishmah
(kesucian para imam dari dosa); (3)
wishayah (pengangkatan washi dan wali
oleh nabi); (4) Wilayah (menerima
kepemimpinan sorg imam); (5) Imamah
9. Aliran Qadariyah
Tuhan memiliki kehendak yang sangat
mutlak; Namun sampai dimana kehendak
Tuhan itu?
Manusia memiliki kemerdekaan dan
kebebasan dalam menentukan perjalanan
hidup;
Nama qadariyah diambil dari pengertian
bahwa manusia memiliki kekuasaan untuk
menentukan jalan hdiup, bukan dari
pengertian bahawa manusia terpaksa
tunduk pada qadar (kehendak) Tuhan.
10. Aliran Jabariyah
Jabariyah bertentanag dengan Qadriyah;
Manusia tidak memiliki kemerdekaan dan
kebebasan dalam menentukan kehendak
dan perbuatannya;
Manusia terikat pada kehendak mutlak
Tuhan; Jabariyah berasal dari kata Jabara
artinya memaksa;
Semua perbuatan manusia telah
ditentukan dari semula oleh qada dan
kadar Tuhan;
11. Aliran Mu’tazilah
Pelaku dosa besar tidak lagi mukmin
secara mutlak, dan tidak kafir secara
mutlak, tetapi berada diantara keduanya;
karenanya dia dinamaka muktazilah;
Pendapat lain nama mu’tazilah diambil
dari orang-orang yang memisahkan diri
dari ketergantungan terhadap keduniaan;
Pendapat ketiga, diambil dari sikap orang
yang I’tizal, yaitu yang tidak mau
melibatkan dalam perang Jamal dan
Shifin, karena tidak diketahui mana yang
12. Aliran Ahlus Sunah Wal Jamaah
Semua prilaku manusia Allah lah yang
menciptakan, sedangkan manusia
mengamalkan sesuai dengan
kesanggupan;
Kalamullah dapat bermakna qadim dan
hadits; dzatnya qadim sedangkan yang
berwujud al-Quran itu hadits (makhluk)
Doktrin, (1) mendahulukan wahyu dari
akal; (2) Tuhan bersifat, al-Quran adalah
kalamullah dan qadim; (3) Allah dapat
dilihat di akhirat dengan mata telanjang;
13. Aliran Fikih (1)
Fikih adalah ilmu yang berkaitan dengan
amal perbuatan manusia yang diambil
dari nash al-Quran dan Hadits;
Terdapat empat madzhab besar dalam
Aliran Fikih yakni, Hanafi, Maliki, Syafii
dan Hambali.
Madzhab Hanafi lebih banyak bersandar
pada ra’yu, setelah kitabullah dan sunah.,
kemudian juga banyak bersandar pada
qiyas dan istihsan;
Dalam menerapkan hukum Hanafi
14. Aliran Fikih (2)
Aliran fikih Maliki banyak memperhatikan
tardisi Nabi dan shahabat;
Malik mendasari fikih atau
pemahamannya dari (1) kitabullah, (2)
sunaah, (3) ucapan dan amalan
shahabat, (4) ijmak ulama, (5) amalan ahli
Madinah, jika tidak ditemukan maka
mengambil dari qiyas, istihsan, urf, sad
ad-dzarai’ dan mashalihul mursalah;
15. Aliran Fikih (3)
Muhammad bin Idris al-Syafii adalah
muridnya Malik.
Al-Syafii menerima pendapat gurunya
dengan melakukan seleksi ketat terhadap
suatu sunah, tetapi juga menggunakan
analogi yang dipelajari dari al-Syaibani
bahkan mengembang kannya menjadi
teori yang sistematis;
Syafii lahir dengan menjadi jalan tengah
alu ra’yi dan hadits, ia tidak
mendahulukan hadits secara mutlak juga
16. Aliran Fikih (4)
Syafii menetapkan suatu kesimpulan setelah
melakukan suatu perbandingan antara
pendapat yang berkembang dan
mengumpulkan antara keduanya dengan
memelihara prinsip wasathaniyah
(keseimbangan) dan takamuliyah
(kesempurnaan);
Asyafii adalah peletak ushul fikih, yang banyak
menggunakan pendekatan linguistik, susunan
kalimat dan falsafahnya;
Misalnya ayat tentang perintah shalat (aqimis
shalah) dan hadits “shalatlah kamu” dalam ayat
di atas tidak jelas apakah sunah atau wajib,
17. Aliran Fikih (5)
Hambali, cenderung mengunakan hadits
yang dipilih secara seksama, tetapi tanpa
menolak qiyas;
Aliran Hambali cenderung menggunakan
hadist walaupun lemah, daripada analogi
walaupun kuat;
Aliran fikih memiliki banyak kekurangan,
karena cenderung pada aspek lahiriyah,
sehingga banyak mendapat keriktikan
terutama dari para sufi.
18. Aliran Tasawuf (1)
Al-Suffah – orang yang ikut hijrah dengan
Nabi dari Makah ke Madinah; Shaf –
barisan yang dijumpai saat shalat
berjamaah; Sufi – bersih dan Shopos –
Hikmah dan Suf – kain wol;
Tasawuf adalah ajaran tentang kehidupan
rohani dalam Islam; yang bersumber pada
al-Quran dan Hadits;
Tasauf; Sebuah upaya mensucikan diri
dengan cara menjauhkan pengaruh
kehidupan dunia, dan memusatkan
19. Aliran Tasawuf (2)
Tasawuf; Sebagai upaya memperindah diri dengan
akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tasawuf; Sebagai kesadaran fitrah (Ke-Tuhanan)
yang dapat mengarahkan jiwa agar tertuju kepada
kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan
manusia dengan Tuhan.
Tasawuf adalah sebuah upaya melatih jiwa dengan
berbagai kegiatan yang dapat membebaskan
dirinya dan pengaruh kehidupan dunia, sehingga
tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan
Allah SWT. Dengan kata lain tasawuf adalah bidang
kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan
mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.
20. Sumber Tasawuf (1)
Para orientalis Barat berpendapat bahwa
sumber yang membentuk tasawuf itu ada lima,
yaitu unsur Islam, unsur Masehi (Agama
Nasrani), Unsur Yunani, Unsur Hindu/Budha
dan Unsur Persia. Kelima unsur ini secara
ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Secara umum ajaran Islam mengatur
kehidupan yang bersifat lahiriah (jasadiah), dan
kehidupan yang bersifat batiniah. Pada unsur
kehidupan yang bersifat batiniah itulah
kemudian lahir tasawuf;
Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat
perhatian yang cukup besar dan sumber ajaran
21. Sumber Tasawuf (2)
Dalam Al-Qur’an antara lain berbicara tentang:
1) Manusia dan Tuhan saling mencintai (mahabbah); (Qs.
al-Maidah ayat 54)
2) Perintah agar manusia senantiasa bertaubat,
membersihkan diri memohon ampunan kepada Allah;
(Qs. al-Tahrim ayat 8);
3) Petunjuk bahwa manusia akan senantiasa bertemu
dengan Tuhan di manapun mereka berada; (Qs. al-
Baqarah ayat 110);
4) Tuhan dapat memberikan cahaya kepada orang yang
dikehendakinya; (Qs. al-Nur ayat 35)
5) al-Qur’an mengingatkan manusia agar dalam hidupnya
tidak diperbudak oleh kehidupan dunia dan harta benda
dan senantiasa bersikap sabar dalam menjalani
22. Sumber Tasawuf (3)
Dalam Hadits antara lain berbicara tentang:
“Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi maka
aku menjadikan makhluk agar mereka mengenal-Ku.”
Hadis tersebut memberikan petunjuk bahwa alam raya,
termasuk kita ini adalah merupakan cermin Tuhan, atau
bayangan Tuhan. Dengan demikian, dalam alam raya
ini terdapat potensi ketuhanan yang dapat
didayagunakan untuk mengenal-Nya.
Hadits; “Senantiasalah seorang hamba itu
mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan
sunat sehingga Aku mencintainya. Maka apabila
mencintainya maka jadilah Aku pendengarannya yang
dia pakai untuk melihat, dan lidahnya yang dia pakai
untuk berbicara, dan tangannya yang dia pakai untuk
mengepal, dan kakinya yang dia pakai untuk berusaha;