3. Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia
pasti akan mengalami kematian yang tidak
pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai
makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan
ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam
sangat menghormati orang muslim yang telah
meninggal dunia. Oleh sebab itu muslim yang
telah meninggal dunia mendapatkan perhatian
khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.
PANDANGAN ISLAM TENTANG
PENGURUSAN JENAZAH
4. Menurut para ulama, hukum
mengurus jenazah adalah fardhu
kifayah. Artinya, jika sebagian
muslimin telah melakukannya,
kewajiban itu gugur untuk muslim
lainnya. Namun, jika tidak ada yang
mengerjakannya, semua kaum
muslimin di wilayah tersebut akan
berdosa.
5. ADAB TERHADAP
JENAZAH
Diantara kewajiban sesama muslim adalah mengurus jenazahnya. Dalam hal ini ada
beberapa ketentuan dari agama yang harus diperhatikan sejak dari menghadapi
sakaratul maut, ketika melepaskan nyawa (dicabut ajalnya) sampai ke penguburan
mayyit, diantaranya:
9. 4. MENGIKAT DAGUNYA
Dalil masalah iniadalah dalil nzhar(akal)yang shahih,yaitu didalamnya terdapat kemaslahatan
yang sangat jelas bagijenazah, yaitu agarmulutnya tidakterbuka sehingga tidakdimasukiserangga
dan agar tidakmenyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya ketika dipandang olehorang lain
.
Syaikh Ibnu Utsaiminmengatakan: “Setahu sayatidakada dalil atsar dalam masalah ininamun
yang adahanya dalil akal yaitu:agarmulutnyatidakterbuka sehingga tidakdimasuki serangga dan
agar tidakmenyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya ketika dipandang olehorang lain”.
Adapun tata caranya adalah mengikatnya dengan kain yang lebardan panjang lagi mencakup
seluruh dagunya dan diikatkan dengan bagian atas kepalanya agarmulutnya tidakterbuka
10. 5. MELEMASKAN PERSENDIAN JENAZAH
Proses pelemasaninidilakukanketikajenazahbarumeninggalduniaketikatubuhnyamasihdalam
keadaanhangatadapunjikasudahlamaatautubuhnyasudahdinginmakatidakperlu dilemaskankarena
tubuhnyasudahkaku.Apabilakitalemaskandalamkondisijenazahsudahkakumakaakanmenyakiti
jenazahdanhalinitidakdiperbolehkankarenaRasulullah SAW bersabda:
ُُّ
رْ
سَ
ك
ُّ
مْظَ
ع
ُّ
تيَ
مْلا
ُّ
هرْ
سَ
كَ
ك
اًّيَ
ح
“Memecah tulang orang yang telah meninggal dunia adalah seperti memecahnya dalam
keadaan hidup”
Adapuncaranyaadalahsebagaiberikut:
• Dilipatlengannyakepangkallengannyakemudiandijulurkanlagi
• Dilipatbetisnyakepahanyadanpahanyakeperutnya kemudiandikembalikanlagi
• Jari-jemarinyadilemaskanjugadenganditekukdenganlembut
11. 6. MELEPASKAN PAKAIAN YANG MELEKAT
PADA JENAZAH
Seluruh pakaian yang melekat pada jasad jenazah hendaknya dilepas sehingga tidak ada satu helai
kainpun yang melekat pada jasadnya kemudian diganti dengan kain yang menutupi selurut jasadnya.
Dalil amalan iniadalah :
A. ParasahabatmengatakanketikaakanmemandikanRasulullahSAW :
َُّ
َل
يرْ
دَن
ُّ
ُ
درَُ
َُنأ
ُُّ
ولُ
سَ
ر
ُّم
اّلل
ىملَ
ص
ُّ
ُم
اّلل
ُّ
هْيَلَ
ع
ُّ
َ
مملَ
سَ
و
ُّْ
نَ
م
ابهَيث
اَ
مَ
ك
جترد
َُّ
َنَ
َتْ
وَ
م
“Kami tidak tahu, apakah kami melepas pakaian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sebagaimana
kamimelepas pakaian orang yang meninggal dunia diantara kamiataukah tidak
B. Agar badannya tidak cepat rusak karena pakaian yang melekat padanya akan memanaskan
tubuhnya.
Jenazah apabila terkena hawa panas maka akan cepat rusak. Kadang-kadang keluar kotoran yang akan
mengotorinya sehingga akantampak menjijikkan dan menimbulkan bauyang tidak sedap.
13. 8. MENYEGERAKAN PEMAKAMAN
Diriwayatkan dari AbuHurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اْ
وُعرْ
َسأ
ُّ
ةَ
ازَنَْ
ْلِب , ُّْ
نإَف
ُّْ
نُ
كَت
ُّ
ةَاْلَ
ص
ُّْ
يَ
خَف
اََ
َنْ
وُ
مدَ
قُت
ُّ
هْيَلَ
ع , ُّْ
نإَ
و
ُّْ
نُ
كت
َُّ
كلَذَْ
يَ
غ
ُّ
رَ
شَف
ُّ
ُهَنوُعَ
ضَت
ُّْ
نَ
ع
ُّْ
كمابَقر
“Segerakanlah pemakaman jenazah. Jika ia termasuk orang-orang yang
berbuat kebaikan maka kalian telah menyajikan kebaikan kepadanya.
Dan jika ia bukan termasuk orang yang berbuat kebaikan maka kalian
telah melepaskan kejelekan dari pundak-pundak kalian.”
14. 9. SEGERA MELUNASI HUTANGNYA
Yakni hutang yang berkaitan dengan hak Allah seperti: zakat, kafarah, nazar dan
lain-lainnya ataupun hutang yang berkaitan dengan hak anak turun bani Adam
semisal hutang dari proses pinjam meminjam, jual beli, upah pekerja dan lain-
lainnya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
ُّم
ّتَ
ح
ىَ
ضْ
قُي
ُّ
ُهْنَ
ع
ُُّ
سْ
فَن
ُّ
نمْ
ؤُ
مْلا
ُّ
ةَ
قملَ
عُ
م
ُّ
هنْيَ
دب
“Jiwa seorang mukmin bergantung dengan utangnya sehingga ditunaikan
15. 10. MELAKSANAKAN WASIATNYA
Syaikh al Utsaimin dalam Asy Syarh Al Mumti’ mengatakan, para ahli ilmu
berkata: “seyogyanya wasiat ditunaikan sebelum jenazah dikuburkan….”.
Lalu beliau mengatakan: “Wasiat dengan sesuatu yang wajib hukumnya wajib
segera ditunaikan dan sesuatu yang sunnah hukumnya sunnah tetapi
mempercepat penunaiannya sebelum dishalati dan dikubur adalah sesuatu
yang dituntut baik yang wajib maupun yang sunnah “
17. PENGURUSAN
JENAZAH
Jika seorang muslim meninggal dunia
maka hukumnya fardhu kifayah atas
orang-orang muslim yang masih hidup
untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu
a) memandikan,
b) mengkafani,
c) menshalatkan
d) menguburkan
Mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengafani,
menshalatkan dan menguburkan bertujuan untuk
mensucikan jenazah agar menghadap kepada Allah SWT
dalam keadaan suci dan tata cara pengurusan itu
berdasarkan ajaran Islam dan sunnah Rasulullah SAW, bagi
mereka yang mengurusnya berdasarkan ajaran Islam dan
sunnah
18. MEMANDIKAN
JENAZAH
01
Hukum memandikan jenazah atau mayat yang beragama Islam adalah wajib dan pelaksanaannya fardhu kifayah.
Namun, bila seseorang telah melaksanakannya, maka terlepaslah kewajiban tersebut
Bagaimana Tata Cara Memandikan Jenazah yang Baik dan Benar?
Wajib menutup badannya dari pusar sampai lutut
Mandikan pada tempat tertutup
Pakailah sambul tangan dan bersihkan mayat dari segala kotorannya Ganti sampul tangan yang baru, lalu
bersihkan seluruh badannya dan beri wangi-wangian agar tidak tercium kalau ada bau yang tidak enak keluar
dari mayat itu
Tinggikan bagian kepala mayat agar air tidak mengalir ke bagian kepala
Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut mayat, gosok gigi dan bersihkan
hidungnya, kemudian mulailah memandikannya dengan mendahului anggota wudhu
Siramkan air ke tubuh sebelah kanan, sambil membersihkannya, di bagian belakang dan perut, hingga ke ujung
kaki. Kemudian sebelah kirinya seperti yang pertama, lalu bersihkan jepalanya, jenggot, dan kumisnya.
Mandikan mayat dengan air sabun untuk membersihkan badan dan pada air mandinya yang terakhir diberi
wang-wangian.
19. Sewaktu memandikan mayat, perlakukan lah dia dengan lembut, ketika membalik, menggosok anggota
tubuhnya, menekan perutnya, melembutkan sendi-sendinya dan segala sesuatu yang dilakukan
dengan memuliakannya.
Memandikan mayat satu kali dan sunnah mengulangi beberapa kali dalam bilangan ganjil.
Jika keluar dari mayat itu najis setelah dibersihkan dan mengenai badannya, wajib dibuang dan
dimandikan kembali sampai lima sampai tujuh kali. Jika keluar najis di atas kain kafan, tidak diulang
mandinya, cukup membuang najisnya saja.
Keringkan tubuh mayat setelah dimandikan dengan kain sehingga tidak membasahi kafannya
Setelah mandi beri wangi-wangian di kepala dan jenggot mayat dengan wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol.
Sementara, yang berhak memandikan jenazah adalah sebagai berikut :
• Muslim, berakal dan baligh (dewasa)
• Niat memandikan jenazah
• Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat
• Adanya kabar duka mengharuskan orang-orang di sekitarnya segera mengurus
jenazah.
20. • Bagi jenazah laki-laki, orang yang boleh memandikan adalah laki-laki yang masih ada hubungan keluarga dengan
jenazah maupun tidak, istri, atau muhrimnya. Meski demikian, istri lebih berhak memandikan jenazah suaminya
dibandingkan dengan muhrim lainnya. Sebaliknya berlaku demikian bagi jenazah perempuan.
• Yang memandikan jenazah anak laki-laki boleh perempuan, sebaliknya untuk jenazah anak perempuan boleh laki-
laki yang memandikanya
• Syekh Ahmad Kutty, menjelaskan seorang suami boleh memandikan jenazah istrinya sebagaimana seorang istri
boleh memandikan suaminya yang sudah meninggal
• Buya Yahya menegaskan tidak ada larangan wanita haid memandikan jenazah. Artinya, wanita haid diperbolehkan
memandikan jenazah sesama wanita
• Anak Laki-laki Tidak Boleh Memandikan Jenazah Ibunya
• menurut tiga mazhab Fiqih (Hanafi, Syafi'i dan Hanbali), orang junub dan perempuan haid boleh memandikan
jenazah, tanpa ada kemakruhan sama sekali.
21. MENGKAFANI
JENAZAH
02
Penggunaan kain kafan pada laki-laki terdiri dari tiga lembar kain putih, tidak ada baju maupun
tutup kepala dan boleh dikafankan dengan dua lembar kain dan sekurang-kurangnya satu lembar.
Untuk jenazah perempuan kain kafan terdiri dari lima lembar kain putih. Para ulama berpendapat
dibandingkan dengan laki-laki, wanita dikhususkan untuk selalu lebih menutup aurat dalam
berpakaian. Begitu pula setelah ia meninggal dunia. Maka, kain yang digunakan lebih banyak dari
laki-laki. yang terdiri atas,
-Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih lebar.
-Lembar kedua kerudung kepala
-Lembar ketiga untuk baju kurung
-Lembar keempat kain untuk menutup dari pinggang hingga kaki
-Lembar kelima kain untuk menutup pinggul dan paha
22. Bagaimana Cara Urutan dalam Mengkafani Jenazah?
Tata cara merawat jenazah untuk mengkafani jenazah pria, yakni kenakan kain kafan dengan menutupi
seluruh badan si mayat. Namun, pada perempuan adalah sebagai berikut
• Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian. Kemudian angkatlah
mayat dalam keadaan tertutup kain dan letakkan di atas kain kafan sejajar, taburi wangi-wangian dan
kapur baru.
• Ikatkan kain penutup kedua pahanya
• Pasang kain sarungnya
• Pasangkan baju karungnya
• Pakaikan tutup kepalanya
• Bungkus dengan kain yang terakhir. Ikat dengan sobekan pinggir kain yang telah disediakan,lalu
lepaskan setelah di dalam
23. MENSHOLATKAN
JENAZAH
03
Tata cara merawat jenazah selanjutnya adalah sholat jenazah. Ibadah sholat jenazah wajib yakni fardhu
kifayah. Dalam hadist riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap orang mukmin yang meninggal, lalu disholatkan oleh umat Islam yang banyaknya sampai tiga shaf,
akan diampuni dosanya. Oleh sebab itu, Malik bin Hubairah selalu berusaha membentuk tiga shaf, jika jumlah
orang yang sholat jenazahnya tidak banyak."
Tata Cara Sholat Jenazah
1. Membaca niat dengan empat takbir menghadap kiblat karena Allah
2. Takbiratul ihram, mengucap 'Allahu Akbar' bersamaan dengan niat
3. Membaca Al Fatihah setelah takbir pertama, kemudian dilanjut dengan takbir kedua
24. 4. Sesudah takbir kedua membaca salawat atas Nabi Muhammad SAW:
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau
telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji
lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad
sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia."
26. Doa untuk mayat perempuan:
ُّ
م
مُ
هملال
ُّ
ََل
اَنْ
مرَْ
َت
اَ
هَ
رْ
َجأ
ُّ
ََلَ
و
مانتْ
فَت
اَ
هَ
دْعَب
ُّْ
رفْغاَ
و
اَنَل
اََ
َلَ
و
Latin: Allaahumma laa tahrimnaa ajrahaa wa la taftinna ba’dahaa waghfir lanaa wa lahaa
Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan)
bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
7. Membaca salam pertama setelah takbir keempat
ُّ
ُ
مََلم
سلَا
ُّْ
مُ
كْيَلَ
ع
ُّ
ُةَْ
َحَ
رَ
و
ُّ
هللا
ُّ
ُهُتاَ
ك
َ
رَبَ
و
.
8. Salam yang kedua sunah untuk menyempurnakan
ُّ
ُ
مََلم
سلَا
ُّْ
مُ
كْليَ
ع
ُّ
ُةَْ
َحَ
رَ
و
ُّ
هللا
ُّ
ُهُتاَ
ك
َ
رَبَ
و
.
27. Pahala bagi orang yang melakukan shalat mayyit dan mengantarkan sampai ke kuburan;
ُّْ
نَ
ع
ُّ
َبأ
ُّ
َةَ
رْيَ
رُ
ه
ُّم
نَأ
َُّ
ولُ
سَ
ر
ُّم
اّلل
ﷺ
َُّ
الَق
ُّْ
نَ
م
ُّ
َ
عَبمات
ُّ
َةَ
ازَنَ
ج
ُّ
ملْ
سُ
م
ُّ
اَنَميإ
ُّ
اِبَ
ستْ
احَ
و
َُّ
ناَ
كَ
و
ُّ
ُهَ
عَ
م
َُّ
ح
ُّم
ّت
ىملَ
صُي
اَ
هْيَلَ
ع
ُّ
َ
غُ
رْ
فَيَ
و
ُّْ
نم
اَ
هنْفَ
د
همنإَف
ُّ
ُ
عجْ
رَي
ُّْ
نم
ُّ
رْ
َجْ
اِل
ُّْ
يَطاَ
يقب
ُّ
لُ
ك
ُّ
اطَ
يق
ُّ
ُ
لْثم
ُّ
دُ
ُحأ
ُّْ
نَ
مَ
و
ىملَ
ص
اَ
هْيَلَ
ع
ُّ
مُ
ث
ُّ
َ
عَ
جَ
ر
ُّ
َ
لْبَق
ُّْ
نَأ
َُّ
نَفْ
دُت
ُّ
ُهمنإَف
ُّ
ُ
عجْ
رَي
ُّ
اطَ
يقب
)
اهور
البخاري
(
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda, “Barangsiapa mengiringi jenazah
muslim, karena iman dan mengharapkan balasan dan dia selalu bersama jenazah tersebut
sampai dishalatkan dan selesai dari penguburannya, maka dia pulang dengan membawa
dua qiroth, setiap qiroth setara dengan gunung Uhud. Dan barangsiapa menyolatkannya
dan pulang sebelum dikuburkan maka dia pulang membawa satu qiroth”. (HR. Bukhari)
28. MENGUBURKAN
JENAZAH
04
• Gali kuburan dengan lebar 1 meter dan kedalaman kurang lebih 2 meter. Di dasar lubang
digali liang miring ke arah kiblat kira-kira muat mayat.
• Jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat itu dengan miring ke kanan dan dihadapkan ke
arah kiblat. Pada saat memasukkan hendaknya membaca lafal"Dengan nama Allah dan atas
agama Rasulullah" (HR. At-Turmudzi dan Abu Dawud)
• Lepas semua tali pengikat. Pipi kanan dan ujung kaki ditempatkan pada tanah. Setelah itu
liang lahat atau liang tengah ditutup dengan papan kayu. Kemudian atasnya ditimbun
dengan tanah sampai rata dan ditinggikan dari tanah biasa.
• Letakkan pelepah yang masih basah sesuai hadist dari Ibnu Abbas atau kerikil di atas kubur
dan menyiram dengan air di atas kubur.
• Mendoakan dan memohon ampunan untuk mayat. Hal ini sesuai dengan hadist riwayat
Abu Dawud, dari Usman RA bahwa Nabi SAW,
29. HIKMAH PENGURUSAN
JENAZAH
Hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah,
antara lain:
• Memperoleh pahala yang besar.
• Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara
sesama manusia.
• Membantu meringankan beban keluarga jenazah dan
sebagai ungkapan belasungkawa atas musibah yang
dideritanya.