SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
POLITIKHUKUM
Oleh : HENDRA KASIM
Disadur dari Materi Kuliah PPS MH UII oleh Prof. DR.
Ni’Matul Huda, SH., M.Hum. yang telah dilakukan
penyesuaian oleh pemateri guna kepetingan perkuliaha
©2018
APA ITU HUKUM?
 AJARAN ‘LEGISME atau POSITIVISME’ YANG
DIAJARKAN OLEH JOHN AUSTIN DAN HANS KELSEN
MENGATAKAN:
“HUKUM ITU SEMATA-MATA KEHENDAK DARI
PENGUASA (COMMAND OF THE SOVEREIGN) DALAM
BENTUK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.”
©2018
MENURUT JOHN AUSTIN
‘COMMAND OF THE SOVEREIGN’ YANG MELAHIRKAN
HUKUM POSITIF SELAIN DARI PEMBENTUK UNDANG-
UNDANG (FORMAL), JUGA BADAN-BADAN PEMERINTAH
(ADMINISTRASI NEGARA) YANG MEMPEROLEH
DELEGASI DARI “SOVEREIGN” UNTUK MEMBENTUK
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN BADAN
PERADILAN YANG PUTUSAN-PUTUSANNYA (JUDGE
MADE LAW) MERUPAKAN KETENTUAN YANG
MENGIKAT BERDASARKAN WEWENANG YANG
DIBERIKAN NEGARA KEPADANYA.”
©2018
LANJUTAN
 Hakikat dari hukum adalah ‘hukum positif’
 Hukum positif merupakan perintah dari penguasa yang
berdaulat
 Karakter hukum positif yang terpenting terletak pada sanksi.
 Hukum positif harus memenuhi unsur perintah, sanksi,
kewajiban dan kedaulatan. Di luar itu, bukanlah hukum,
melainkan moral positif.
 Hukum yang layak adalah suatu sistem yang logis, tetap dan
bersifat tertutup.
©2018
LANJUTAN
 John Austin membedakan antara Laws Properly So Called
dengan Law Improperly So Called.
 Laws Properly So Called adalah hukum yang dibuat penguasa
politik yang sedang memegang kekuasaan atas orang-orang
yang di bawah kekuasaannya.
 Law Improperly So Called adalah aturan-aturan yang tidak
dibuat oleh seorang penguasa politik, baik secara langsung
maupun tidak langsung (misalnya ketentuan-ketentuan yang
dibuat perkumpulan atau ketentuan yang lazim disebut ‘hukum
internasional’).
©2018
MENURUT HANS KELSEN
 ‘COMMAND’ YANG MENCIPTAKAN HUKUM ITU TIDAK SEMATA-
MATA ADALAH PEMBUAT UNDANG-UNDANG ATAU
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
 HUKUM DAPAT BERUPA ‘GENERAL NORM’ YANG BERLAKU
SECARA UMUM DAN ‘INDIVIDUAL NORM’ YANG BERLAKU
UNTUK ORANG TERTENTU YANG LAHIR DARI PUTUSAN
PENGADILAN.
©2018
LANJUTAN
2 teori penting dari Hans Kelsen:
1. Keharusan hukum yang bersifat murni. Hukum harus
dipisahkan dengan moral, sehingga tujuan hukum hanya
satu, kepastian hukum.
2. Kelsen menolak apabila validitas norma diuji dari sesuatu
yang bukan norma. Konsekuensi pemikiran Kelsen dalam
memaknai norma melahirkan teori jenjang (stufenbau des
recht) bahwa norma hukum tersusun secara berjenjang.
©2018
PARADIGMA HUKUM LIBERAL
(POSITIVIS)
 Dalam teori maupun praktiknya hukum itu akan dapat
dikonstruksi dan dikelola sebagai suatu institusi yang netral
(neutrality of law) dan terlepas dari politik (law politics
distinction).
 Mereka mengidealkan hukum sebagai hasil positivisasi norma-
norma yang telah disepakati, yang berdasarkan prinsip rule of
law, dipastikan akan mempunyai otoritas internal yang akan
mengikat siapapun dari pihak manapun, tidak peduli kelas
sosialnya.
 Mereka merumuskan suatu kaidah hukum yang sangat
terkenal, yakni PERSAMAAN DI DEPAN HUKUM.
©2018
LANJUTAN
 Jadi hukum yang dipositifkan itu, karena merupakan hasil
kesepakatan (baik yang terjadi di ruang publik sebagai
undang-undang maupun di ruang privat sebagai kontrak), akan
benar-benar bersifat netral dan akan dapat ditegakkan oleh
badan peradilan (yudisial) yang netral pula dalam posisinya
sebagai suatu badan yang mandiri.
©2018
PERKEMBANGAN RATIONALISASI HUKUM
MERNURUT PANDANGAN MAX WEBER
CARA
PEMBINAAN
KWALITAS FORMAL
KHARISMATIS FORMALISME MAGIS & IRRASIONAL
EMPIRIS
MENYADANDARKAN KEPADA
HONORATIONERES
TEOKRATIS RASIONAL SUBSTANTIF TEOKRATIS
PROFESSIONAL
SUBLIMASI LOGIS : BAIK BAHAN-BAHAN
HUKUM (SUBSTANTIF) MAUPUN
PROSEDUR ENGADAANNYA (FORMAL)
©2018
KEUNTUNGAN HUKUM TERTULIS
1. EFEKTIVITAS HUKUM
2. KEPASTIAN HUKUM LEBIH DAPAT
DIRAMALKAN: PERILAKU YANG AMAN DAN
PUTUSAN HAKIM YANG KONSISTEN.
3. NILAINYA TETAP; BAIK DARI SEGI NILAI-
NILAI MAUPUN SEGI PEMBUKTIAN
©2018
KRITIK TERHADAP POSITIVISME HUKUM
 Kaum Critical Legal Studies (CLS) memandang hukum sebagai
negotiable, subjective and policy dependent politics.
 Baik dalam pembentukan hukum positif (in abstracto) maupun
dalam penerapannya (in concreto), apa yang disebut sebagai
hukum positif itu selalu merupakan hasil proses yang sarat
dengan muatan politik serta kepentingan politik.
 Sehingga tampak sangat sulit untuk membayangkan suatu
netralitas dan objektivitas hukum sebagaimana dibayangkan
oleh kaum legis liberal.
©2018
LANJUTAN
 Jauh dapat diterima, memandang hukum sebagai suatu produk
yang tidak netral, karena senantiasa ada kepentingan-
kepentingan tersembunyi yang difasilitasi oleh hukum
CLS menyimpulkan:
 Hukum itu in abstracto maupun in concreto adalah hasil
interpretasi-interpretasi yang tidak pernah selesai dan amat
berpotensi untuk mendistorsi prosesnya sebagai logika
formal.
©2018
APA ITU POLITIK HUKUM?
1. T.M.RADHIE :
Suratu Pernyataan Kehendak Penguasa Negara Mengenai
Hukum Yang Berlaku di Wilayahnya dan Mengenai Arah
Perkembangan Hukum Yang di Bangun.
2. SOEDARTO:
Kebijakan negara melalui badann-bada negara yang
berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang
dikehendaki yang diperkirakan akan dipergunakann untuk
mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat
dan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
©2018
APA ITU POLITIK HUKUM?
3. Padmo Wahjono:
Kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, maupun isi
dari hukum yang akan dibentuk.
4. Satjipto Rahardjo:
Aktivitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk
mencapai suatu tujuan sosial dan hukum tertentu dalam
masyarakat.
5. Sunaryati Hartono:
Alat atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh
sistem hukum nasional yang dapat dipergunakan untuk
mencapai cita-cita bangsa dan tujuan negara.
©2018
LANJUTAN
6. Abdul Hakim Garuda Nusantara:
Legal policy atau kebijakan hukum yang hendak
diterapkan atau dilaksanakan secara nasional oleh suatu
pemerintahan negara tertentu yang dapat meliputi:
a. Pelaksanaan secara konsisten ketentuan hukum yang ada
b. Pembangunan hukum yang berintikan pembaharuan atas
hukum yang telah ada dan pembuatan hukum-hukum baru
c. Penegasan fungsi lembaga penegak hukum serta
pembinaan para anggotanya
d. Penningkatan kesadaran hukum masyarakat mennurut
persepsi elite pengambil kebijakann
©2018
LANJUTAN
7. Moh. Mahfud MD:
Arahan atau garis resmi yang dijadikan dasar pijak dan cara
untuk membuat danmelaksanakan hukum dalam rangka
mencapai tujuan bangsa dan negara.
Pijakan utama politik hukum nasional adalah tujuan negara
yang kemudian melahirkan sistem hukum nasional yang harus
dibangun dengan pilihan isi dan cara tertentu.
©2018
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN POLITIK
HUKUM
 PROSES PENGGALIAN NILAI-NILAI DAN
ASPIRASI MASYARAKAT
 PROSES ARTIKULASI NILAI-NILAI DAN
ASPIRASI
 PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN
 PROSES SOSIALISASI
 PROSES PELAKSANAAN
 PROSES EVALUASI
 PROSES PERUBAHAN/PENYESUAIAN
©2018
Subyek
Hukum
Perbuatan
Hukum
Isue-isue
Hukum
POLITIK
HUKUM
©2018
Apa yang diharapkan dari Politik Hukum.
 Politik hukum adalah Politik dari Hukum, yaitu suatu Kajian
hukum yang mencoba untuk memberikan gambaran yang
lebih luas eksistensi sistem hukum.
 Melalui pendekatan politik hukum diharapkan hukum Berfungsi
secara efektif,dipatuhi dan diterapkan dalam tindakan aktual
sehari-hari.
 Politik hukum merespons cita hukum dan meng-upayakan
hukum dapat diwujudkan sebagai kenyataan sehingga hukum
benar-benar memiliki sifat yang lebih adil.
 Berbagai kritik yang diajukan kepada sistem hukum
Konvensional ”Ajaran Imperative dari Mazhab Hukum Positif”
dapat di carikan pemecahannya lewat pendekatan politik
hukum.
 Politik hukum melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
realisasi “Law in the books “ menjadi “ Law in the actions”.
©2018
TUJUAN NEGARA RI
 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia;
 Memajukan kesejahteraan umum;
 Mencerdaskan kehidupan bangsa;
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
©2018
HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA HUKUM &
POLITIK
 Hukum determinan atas politik, dalam arti bahwa kegiatan-
kegiatan politik diatur oleh dan harus tunduk pada aturan
hukum.
 Politik determinan atas hukum, karena hukum merupakan
hasil atau kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang
saling berintegraksi dan (bahkan) saling bersaingan.
 Politik dan hukum sebagai subsistem kemasyarakatan berada
pada posisi yang derajat determinasinya seimbang, karena
meskipun hukum merupakan produk keputusan politik, namun
begitu hukum berlaku, maka semua kegiatan politik harus
tunduk pada hukum.
©2018
BAGAIMANA POLITIK MEMPENGARUHI HUKUM?
 Dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang ada di
belakang pembuatan dan penegakan hukum itu.
 Hukum bukan hanya berarti pasal-pasal yang bersifat
imperatif atau keharusan-keharusan yang bersifat das
sollen, melainkan harus dipandang sebagai subsistem
yang dalam kenyataannya (das sein) dapat ditentukan
oleh politik, baik dalam perumusan materi dan pasal-
pasalnya maupun dalam implementasi dan
penegakannya.
©2018
PEMIKIRAN POLITIK MENJADI DASAR NEGARA HUKUM
NEGARA
SUMBER HUKUM
• KEDAULATAN NEGARA, NEGARA MEMILIKI
KEKUASAAN DIATAS SEMUA GOLONGAN. HUKUM
NEGARA BERLAKU SECARA JURIDIS.
• EFEKTIVITAS HUKUM, PERILAKU NYATA ,
MEMAKSAKAN HUKUM KEPADA LENGGAR
HUKUM DAN
KEKUASAAN
HUKUM MODERN AD. HUKUM YG DICIPTAKAN NEGARA.
HKM MELINDUNGI HAM DAN MENEGAKKAN KEADILAN.
1. HUKUM TDK SAMA DG KEKUASAAN. PEMERINTAH
TUNDUK PADA HUKUM. ABDI HKM
2. HUKUM TDK BERTENTANGAN DG KEKUASAAN.
KEAMANAN HANYA TERJAMIN APABILA ADA
KEKUASAAN. HANYA PEMERINTAH BERKUASA
MENERTIBKAN ORG YG TDK TAAT PD HUKUM.
©2018
HUKUM DAN
MASYARAKAT
POLITIK HKM PEMERINTAH BERDASARKAN
KEPENTINGAN MASYARAKATSOSIO EKONOMI, BUDAYA
MASYARAKT.
VON SAVIGNY : HUKUM SESUAI DG VOLKGEIST SUATU
BANGSA.
PEMBUATAN HUKUM LEBIH RASIONAL DAN OBJEKTIF.
TUJUAN
POLITIK
HUKUM
MENJAMIN KEADILAN
PEMERINTAH MENGIMBANGI KEPENTINGAN UMUM DG
KEPENTINGAN LAINNYA.
KEADILAN SOSIAL TERWUJUD APABILA HAM
DIHORMATI, KEWAJIBAN DAN BEBAN DIBAGI SECARA
PANTAS TERUTAMA BERKAITAN DG ASSET NASIONAL.
POLITIK HUKUM YG NYATA DLM SUATU NEGARA.
POLITIK HUKUM LIBERALIS
POLITIK HUKUM KOMUNALISME
POLITIK HUKUM CAMPURAN. PERIMBANGAN
INDIVIDUALISME DAN KOMUNALISME.
©2018
HUKUM DAN
KONFIGURASI
POLITIK
HUKUM SYARAT MUATAN POLITIK BAIK DALAM
TAHAP PROSES PEMBENTUKAN DI PARLEMEN
MAUPUN PENERAPAN HUKUM DLM
MEMBUAT KEPUTUSAN KONKRIT.
PROSES PEMBUATANUU DI PARLEMEN SANGAT
TERGANTUNG PD KONFIGURASI POLITIK.
SANGAT TERGANTUNG PD POLITICAL WILL DARI
REGIM PEMERINTAH YG BERKUASA.
PERTENTANGAN KEPENTINGAN YG DIUTAMAKAN
AKAN SEMAKIN JELAS DARI HASIL PENELITIAN:
• SIAPA YG DILINDUNGI DAN DILAYANI OLEH HUKUM
• BERAPA BESAR CAMPUR TANGAN PEMERINTAH
UNTUK MEWUJUDKAN KEMAKMURAN RAKYAT
• DAPATKAH HUKUM DIGUNAKAN ALAT KONTROL PD
TINDAKAN PENGUASA.
©2018
ASPIRASI &
KEBUTUHAN RIIL
KENYATAAN ALAMIAH
DAN KEMASYARAKATAN
MOMEN IDIIL
PANDANGAN HIDUP
CITA HUKUM, NILAI-NILAI
ASAS HUKUM
ATURAN UMUM
PERUNDANG-UNDANGAN
KONPLIK
MASALAH HUKUM
PERISTIWA SOSIAL
MASALAH HUKUM
PENYELESAIAN/
KEPUTUSAN HAKIM
SISTEM TATA HUKUM,
MENCERMINKAN
TATANAN POLITIK,SOSIAL,
EKONOMI
BUDAYA, HUKUM
PENERAPAN &
PENEMUAN HUKUM
LIMITASI/
FASILITASI
PROSES POLITIK DAN PEMBUATAN
DAN PENERAPAN HUKUM
UMPAN BALIK/
JURISPRUDENSI
PROSES
INTERAKSI
PERISTIWA SOSIAL
MOMEN POLITICAL
KEPENTINGAN &
TUJUAN POLITIK
©2018
ORGANISASI POLITIK MASYARAKAT DAN
KEKUASAAN PEMBENTUKAN HUKUM
KEKUASAAN
KHARISMATIS
PENGADAAN HUKUM MELALUI
PEWAHYUAN OLEH
“LAW PROPHETS”
KEKUASAAN
TRADISIONAL
PENGADAAN HUKUM SECARA EMPIRIS OLEH
“LEGAL HONORATIORES”
KEKUASAAN
RATIONAL
Pembentukan hukum melalui pembebanan
dari atas oleh
“kekuatan sekuler atau teokrasi”
DEMOKRASI
PENGADAAN HUKUM MELALUI
PENGGARAPAN HUKUM SECARA
SISTEMATIS DIJALANKAN SECARA
PROFESSIONAL
©2018
PHILIP SCHELZNIK & PHILIP NONET
EVOLUSI TIPE HUKUM
Di dalam suatu masyarakat yang terorganisasi secara politik mengalami
evolusi melalui 3 tahap, yaitu hukum repressif, hukum otonom dan
hukum responsif. (Law and Society :1978).
1. Tatanan hukum yang repressif diperlukan untuk memecahkan
berbagai masalah fundamental dalam mendidrikan tatanan politik
yang merupakan prasyarat bagi sistem hukum dan sistem politik
untuk mencapai sasaran yang lebih besar.
2. Tatanan hukum yang otonom dibangun di atas hasil-hasil tatanan
hukum repressif.
3. Sedangkan tatanan hukum responsif adalah perkembangan terakhir
yang bertumpu pada constitutional cornerstone rule of law, tahap
persamaan dihadapan hukum hasil dari tatanan hukum otonom.
©2018
Type hukum repressif memandang hukum sebagai abdi kekuasaan repressif
dan perintah dari yang lembaga-lembaga yang berdaulat dan memiliki
kekuasaan diskressi tanpa batas. Dalam type hukum repressif maka hukum
dan negara serta hukum dan politik tidak terpisah sehingga aspek
instrumental hukum sangat dominan daripada sifat ekspressinya.
Type hukum otonomous, hukum dipandang sebagai institusi mandiri yang
mampu mengendalikan repressi dan melindungi integritasnya sendiri.
Tatanan hukum otonom pada intinya pemerintahan ”rule of law” sub
ordinasi tindakan pejabat senantiasa berdasarkan hukum, bukan sebaliknya
“rule by men.” Integritas hukum, institusi hukum serta cara berpikir bebas
memiliki batas-batas yang jelas. Keadilan prosedural sangat ditonjolkan.
Type hukum responsif, memandang hukum dijadikan sebagai fasilitator
untuk merespon atau sarana menanggapi kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.
Hukum responsif harus mengaplikasikan dua hal :
1. hukum itu harus fungsional, pragmatis, memiliki tujuan tertentu dan
rasional.
2. hukum menetapkan ukuran-ukuran atau standard yang bertujuan untuk
melakukan kritik terhadap pelaksanaan hukum
©2018
 Jadi perubahan pembinaan hukum dari suatu negara
sangat erat berkaitan dengan iklim politik. Sistem politik
demokrasi melahirkan hukum yang responsif dimana
partisipasi kelompok-kelompok dan individu mempunyai
peran besar di dalam menentukan substansi hukum
dan pengadilan memiliki kebebasan menerapkan
prosedur hukum yang berlaku.
 Sedangkan pada iklim sitem politik yang otoriter akan
mengarahkan pembinaan yang bersifat hukum
repressif, dimana hukum dijadikan pemerintah sebagai
sarana instrumental mengendalikan potensi
masyarakat untuk mendukung program-program
pemerintah.
©2018
Ciri-ciri Hukum Repressif, Otonom dan Responsif
CIRI-CIRI REPRESSIF OTONOM RESPONSIF
Tujuan Hukum Ketertiban Keabsahan
Kegunaan
Legitimasi
Ketahanan sosial
dan Rasionalitas
Negara
Menegakkan
prosedur Substantif, keadilan
Sifat
Peraturan
Umum dan meluas
tetapi hanya
mengikat
pemerintah secara
lemah
Sangat terinci,
mengikat
pemerintah yang
mengatur dan
masyarakat yang
diatur
Subordinasi prinsip-
prinsip keadilan dan
kebijakan
Penalaran/
Reasoning
Ad hoc , sesuai
dengan keperluan
dan berlaku pada
hal-hal spesifik
Mengikatkan diri
secara ketat kepada
otoritas hukum,
peka terhadap
formalisme dan
legisme
Bertujuan utk
kepentingan
masyarakat,
perpaduan kemauan
politis dan otoritas
©2018
Ciri-Ciri Represif Otonom Responsif
Diskressi/Penyimpa
ngan Merata,
opportunistik
Dibatasi oleh
peraturan-peraturan
delegasi sangat
terbatas
Diperluas
namun tetap dapat
dipertanggung
jawabkan untuk
kepentiangan umum
Pemaksaan
Luas sekali
pengendalian lemah
Dikontrol melalui
kendali hukum
Temuan positip
sebagai alternatif,
misalnya insentif
atau pemenuhan
kepentingan
Moralitas
Moralitas: komunal,
hukum dan
pengendalian
Moralitas
kelembagaan,
memperhatikan
integrasi proses
hukum
Moralitas sivil,
moralitas kerjasama
Kaitan politik dan
hukum
Hukum berada
dibawah politik
kekuasaan
Hukum bebas dari
pengaruh politik,
terdapat pemisahan
kekuasaan.
Integrasi politik dan
hukum
©2018
CIRI-CIRI REPRESIF OTONOM RESPONSIF
Harapan terhadap
Kepatuhan
.
Tanpa syarat, setiap
pelanggaran harus
di- hukum sbg
pembangkang
Bertitik tolak dari
peraturan yang sah,
menguji keabsahan
UU atau peraturan
Kebutuhan
masyarakat
Partisipasi
masyarakat
Sebagai penurut
dan harus patuh,
kritik dianggap tidak
loyal
Dibatasi prosedur
yang ada,
penyimpangan jika
terjadi krisis hukum
Partisipasi lebih
luas, integrasi
bantuan hukum
masyarakat politis
dan otoritas.
©2018
DANJKEEEE …. !!!

More Related Content

What's hot

Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
Puspa Bunga
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
Meehawk
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
Mael Aja
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
aishkhuw fillah
 

What's hot (20)

Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baik
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
 
sumber sumber hukum
 sumber sumber hukum sumber sumber hukum
sumber sumber hukum
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 

Similar to Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar

Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
iwan Alit
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
Andrew Hutabarat
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
atuulll
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
atuulll
 
Politik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaPolitik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesia
aditurki
 

Similar to Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar (20)

Dasar dasar politik hukum
Dasar dasar politik hukumDasar dasar politik hukum
Dasar dasar politik hukum
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptxPMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
PMIH Politik Hukum_Kelas B_November 2021.pptx
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Materi Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxMateri Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptx
 
57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan
57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan
57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptxAsas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
 
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
1, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Civil dan Objek Hukum, Universitas M...
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
 
Politik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaPolitik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesia
 
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
Dukungan Legal Drafting dalam Pembangunan Daerah
 

Recently uploaded

Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 

Recently uploaded (20)

BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 

Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar

  • 1. POLITIKHUKUM Oleh : HENDRA KASIM Disadur dari Materi Kuliah PPS MH UII oleh Prof. DR. Ni’Matul Huda, SH., M.Hum. yang telah dilakukan penyesuaian oleh pemateri guna kepetingan perkuliaha ©2018
  • 2. APA ITU HUKUM?  AJARAN ‘LEGISME atau POSITIVISME’ YANG DIAJARKAN OLEH JOHN AUSTIN DAN HANS KELSEN MENGATAKAN: “HUKUM ITU SEMATA-MATA KEHENDAK DARI PENGUASA (COMMAND OF THE SOVEREIGN) DALAM BENTUK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.” ©2018
  • 3. MENURUT JOHN AUSTIN ‘COMMAND OF THE SOVEREIGN’ YANG MELAHIRKAN HUKUM POSITIF SELAIN DARI PEMBENTUK UNDANG- UNDANG (FORMAL), JUGA BADAN-BADAN PEMERINTAH (ADMINISTRASI NEGARA) YANG MEMPEROLEH DELEGASI DARI “SOVEREIGN” UNTUK MEMBENTUK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN BADAN PERADILAN YANG PUTUSAN-PUTUSANNYA (JUDGE MADE LAW) MERUPAKAN KETENTUAN YANG MENGIKAT BERDASARKAN WEWENANG YANG DIBERIKAN NEGARA KEPADANYA.” ©2018
  • 4. LANJUTAN  Hakikat dari hukum adalah ‘hukum positif’  Hukum positif merupakan perintah dari penguasa yang berdaulat  Karakter hukum positif yang terpenting terletak pada sanksi.  Hukum positif harus memenuhi unsur perintah, sanksi, kewajiban dan kedaulatan. Di luar itu, bukanlah hukum, melainkan moral positif.  Hukum yang layak adalah suatu sistem yang logis, tetap dan bersifat tertutup. ©2018
  • 5. LANJUTAN  John Austin membedakan antara Laws Properly So Called dengan Law Improperly So Called.  Laws Properly So Called adalah hukum yang dibuat penguasa politik yang sedang memegang kekuasaan atas orang-orang yang di bawah kekuasaannya.  Law Improperly So Called adalah aturan-aturan yang tidak dibuat oleh seorang penguasa politik, baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya ketentuan-ketentuan yang dibuat perkumpulan atau ketentuan yang lazim disebut ‘hukum internasional’). ©2018
  • 6. MENURUT HANS KELSEN  ‘COMMAND’ YANG MENCIPTAKAN HUKUM ITU TIDAK SEMATA- MATA ADALAH PEMBUAT UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.  HUKUM DAPAT BERUPA ‘GENERAL NORM’ YANG BERLAKU SECARA UMUM DAN ‘INDIVIDUAL NORM’ YANG BERLAKU UNTUK ORANG TERTENTU YANG LAHIR DARI PUTUSAN PENGADILAN. ©2018
  • 7. LANJUTAN 2 teori penting dari Hans Kelsen: 1. Keharusan hukum yang bersifat murni. Hukum harus dipisahkan dengan moral, sehingga tujuan hukum hanya satu, kepastian hukum. 2. Kelsen menolak apabila validitas norma diuji dari sesuatu yang bukan norma. Konsekuensi pemikiran Kelsen dalam memaknai norma melahirkan teori jenjang (stufenbau des recht) bahwa norma hukum tersusun secara berjenjang. ©2018
  • 8. PARADIGMA HUKUM LIBERAL (POSITIVIS)  Dalam teori maupun praktiknya hukum itu akan dapat dikonstruksi dan dikelola sebagai suatu institusi yang netral (neutrality of law) dan terlepas dari politik (law politics distinction).  Mereka mengidealkan hukum sebagai hasil positivisasi norma- norma yang telah disepakati, yang berdasarkan prinsip rule of law, dipastikan akan mempunyai otoritas internal yang akan mengikat siapapun dari pihak manapun, tidak peduli kelas sosialnya.  Mereka merumuskan suatu kaidah hukum yang sangat terkenal, yakni PERSAMAAN DI DEPAN HUKUM. ©2018
  • 9. LANJUTAN  Jadi hukum yang dipositifkan itu, karena merupakan hasil kesepakatan (baik yang terjadi di ruang publik sebagai undang-undang maupun di ruang privat sebagai kontrak), akan benar-benar bersifat netral dan akan dapat ditegakkan oleh badan peradilan (yudisial) yang netral pula dalam posisinya sebagai suatu badan yang mandiri. ©2018
  • 10. PERKEMBANGAN RATIONALISASI HUKUM MERNURUT PANDANGAN MAX WEBER CARA PEMBINAAN KWALITAS FORMAL KHARISMATIS FORMALISME MAGIS & IRRASIONAL EMPIRIS MENYADANDARKAN KEPADA HONORATIONERES TEOKRATIS RASIONAL SUBSTANTIF TEOKRATIS PROFESSIONAL SUBLIMASI LOGIS : BAIK BAHAN-BAHAN HUKUM (SUBSTANTIF) MAUPUN PROSEDUR ENGADAANNYA (FORMAL) ©2018
  • 11. KEUNTUNGAN HUKUM TERTULIS 1. EFEKTIVITAS HUKUM 2. KEPASTIAN HUKUM LEBIH DAPAT DIRAMALKAN: PERILAKU YANG AMAN DAN PUTUSAN HAKIM YANG KONSISTEN. 3. NILAINYA TETAP; BAIK DARI SEGI NILAI- NILAI MAUPUN SEGI PEMBUKTIAN ©2018
  • 12. KRITIK TERHADAP POSITIVISME HUKUM  Kaum Critical Legal Studies (CLS) memandang hukum sebagai negotiable, subjective and policy dependent politics.  Baik dalam pembentukan hukum positif (in abstracto) maupun dalam penerapannya (in concreto), apa yang disebut sebagai hukum positif itu selalu merupakan hasil proses yang sarat dengan muatan politik serta kepentingan politik.  Sehingga tampak sangat sulit untuk membayangkan suatu netralitas dan objektivitas hukum sebagaimana dibayangkan oleh kaum legis liberal. ©2018
  • 13. LANJUTAN  Jauh dapat diterima, memandang hukum sebagai suatu produk yang tidak netral, karena senantiasa ada kepentingan- kepentingan tersembunyi yang difasilitasi oleh hukum CLS menyimpulkan:  Hukum itu in abstracto maupun in concreto adalah hasil interpretasi-interpretasi yang tidak pernah selesai dan amat berpotensi untuk mendistorsi prosesnya sebagai logika formal. ©2018
  • 14. APA ITU POLITIK HUKUM? 1. T.M.RADHIE : Suratu Pernyataan Kehendak Penguasa Negara Mengenai Hukum Yang Berlaku di Wilayahnya dan Mengenai Arah Perkembangan Hukum Yang di Bangun. 2. SOEDARTO: Kebijakan negara melalui badann-bada negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang dikehendaki yang diperkirakan akan dipergunakann untuk mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. ©2018
  • 15. APA ITU POLITIK HUKUM? 3. Padmo Wahjono: Kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, maupun isi dari hukum yang akan dibentuk. 4. Satjipto Rahardjo: Aktivitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum tertentu dalam masyarakat. 5. Sunaryati Hartono: Alat atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh sistem hukum nasional yang dapat dipergunakan untuk mencapai cita-cita bangsa dan tujuan negara. ©2018
  • 16. LANJUTAN 6. Abdul Hakim Garuda Nusantara: Legal policy atau kebijakan hukum yang hendak diterapkan atau dilaksanakan secara nasional oleh suatu pemerintahan negara tertentu yang dapat meliputi: a. Pelaksanaan secara konsisten ketentuan hukum yang ada b. Pembangunan hukum yang berintikan pembaharuan atas hukum yang telah ada dan pembuatan hukum-hukum baru c. Penegasan fungsi lembaga penegak hukum serta pembinaan para anggotanya d. Penningkatan kesadaran hukum masyarakat mennurut persepsi elite pengambil kebijakann ©2018
  • 17. LANJUTAN 7. Moh. Mahfud MD: Arahan atau garis resmi yang dijadikan dasar pijak dan cara untuk membuat danmelaksanakan hukum dalam rangka mencapai tujuan bangsa dan negara. Pijakan utama politik hukum nasional adalah tujuan negara yang kemudian melahirkan sistem hukum nasional yang harus dibangun dengan pilihan isi dan cara tertentu. ©2018
  • 18. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN POLITIK HUKUM  PROSES PENGGALIAN NILAI-NILAI DAN ASPIRASI MASYARAKAT  PROSES ARTIKULASI NILAI-NILAI DAN ASPIRASI  PROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN  PROSES SOSIALISASI  PROSES PELAKSANAAN  PROSES EVALUASI  PROSES PERUBAHAN/PENYESUAIAN ©2018
  • 20. Apa yang diharapkan dari Politik Hukum.  Politik hukum adalah Politik dari Hukum, yaitu suatu Kajian hukum yang mencoba untuk memberikan gambaran yang lebih luas eksistensi sistem hukum.  Melalui pendekatan politik hukum diharapkan hukum Berfungsi secara efektif,dipatuhi dan diterapkan dalam tindakan aktual sehari-hari.  Politik hukum merespons cita hukum dan meng-upayakan hukum dapat diwujudkan sebagai kenyataan sehingga hukum benar-benar memiliki sifat yang lebih adil.  Berbagai kritik yang diajukan kepada sistem hukum Konvensional ”Ajaran Imperative dari Mazhab Hukum Positif” dapat di carikan pemecahannya lewat pendekatan politik hukum.  Politik hukum melihat faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi “Law in the books “ menjadi “ Law in the actions”. ©2018
  • 21. TUJUAN NEGARA RI  Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia;  Memajukan kesejahteraan umum;  Mencerdaskan kehidupan bangsa;  Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. ©2018
  • 22. HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA HUKUM & POLITIK  Hukum determinan atas politik, dalam arti bahwa kegiatan- kegiatan politik diatur oleh dan harus tunduk pada aturan hukum.  Politik determinan atas hukum, karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang saling berintegraksi dan (bahkan) saling bersaingan.  Politik dan hukum sebagai subsistem kemasyarakatan berada pada posisi yang derajat determinasinya seimbang, karena meskipun hukum merupakan produk keputusan politik, namun begitu hukum berlaku, maka semua kegiatan politik harus tunduk pada hukum. ©2018
  • 23. BAGAIMANA POLITIK MEMPENGARUHI HUKUM?  Dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang ada di belakang pembuatan dan penegakan hukum itu.  Hukum bukan hanya berarti pasal-pasal yang bersifat imperatif atau keharusan-keharusan yang bersifat das sollen, melainkan harus dipandang sebagai subsistem yang dalam kenyataannya (das sein) dapat ditentukan oleh politik, baik dalam perumusan materi dan pasal- pasalnya maupun dalam implementasi dan penegakannya. ©2018
  • 24. PEMIKIRAN POLITIK MENJADI DASAR NEGARA HUKUM NEGARA SUMBER HUKUM • KEDAULATAN NEGARA, NEGARA MEMILIKI KEKUASAAN DIATAS SEMUA GOLONGAN. HUKUM NEGARA BERLAKU SECARA JURIDIS. • EFEKTIVITAS HUKUM, PERILAKU NYATA , MEMAKSAKAN HUKUM KEPADA LENGGAR HUKUM DAN KEKUASAAN HUKUM MODERN AD. HUKUM YG DICIPTAKAN NEGARA. HKM MELINDUNGI HAM DAN MENEGAKKAN KEADILAN. 1. HUKUM TDK SAMA DG KEKUASAAN. PEMERINTAH TUNDUK PADA HUKUM. ABDI HKM 2. HUKUM TDK BERTENTANGAN DG KEKUASAAN. KEAMANAN HANYA TERJAMIN APABILA ADA KEKUASAAN. HANYA PEMERINTAH BERKUASA MENERTIBKAN ORG YG TDK TAAT PD HUKUM. ©2018
  • 25. HUKUM DAN MASYARAKAT POLITIK HKM PEMERINTAH BERDASARKAN KEPENTINGAN MASYARAKATSOSIO EKONOMI, BUDAYA MASYARAKT. VON SAVIGNY : HUKUM SESUAI DG VOLKGEIST SUATU BANGSA. PEMBUATAN HUKUM LEBIH RASIONAL DAN OBJEKTIF. TUJUAN POLITIK HUKUM MENJAMIN KEADILAN PEMERINTAH MENGIMBANGI KEPENTINGAN UMUM DG KEPENTINGAN LAINNYA. KEADILAN SOSIAL TERWUJUD APABILA HAM DIHORMATI, KEWAJIBAN DAN BEBAN DIBAGI SECARA PANTAS TERUTAMA BERKAITAN DG ASSET NASIONAL. POLITIK HUKUM YG NYATA DLM SUATU NEGARA. POLITIK HUKUM LIBERALIS POLITIK HUKUM KOMUNALISME POLITIK HUKUM CAMPURAN. PERIMBANGAN INDIVIDUALISME DAN KOMUNALISME. ©2018
  • 26. HUKUM DAN KONFIGURASI POLITIK HUKUM SYARAT MUATAN POLITIK BAIK DALAM TAHAP PROSES PEMBENTUKAN DI PARLEMEN MAUPUN PENERAPAN HUKUM DLM MEMBUAT KEPUTUSAN KONKRIT. PROSES PEMBUATANUU DI PARLEMEN SANGAT TERGANTUNG PD KONFIGURASI POLITIK. SANGAT TERGANTUNG PD POLITICAL WILL DARI REGIM PEMERINTAH YG BERKUASA. PERTENTANGAN KEPENTINGAN YG DIUTAMAKAN AKAN SEMAKIN JELAS DARI HASIL PENELITIAN: • SIAPA YG DILINDUNGI DAN DILAYANI OLEH HUKUM • BERAPA BESAR CAMPUR TANGAN PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKAN KEMAKMURAN RAKYAT • DAPATKAH HUKUM DIGUNAKAN ALAT KONTROL PD TINDAKAN PENGUASA. ©2018
  • 27. ASPIRASI & KEBUTUHAN RIIL KENYATAAN ALAMIAH DAN KEMASYARAKATAN MOMEN IDIIL PANDANGAN HIDUP CITA HUKUM, NILAI-NILAI ASAS HUKUM ATURAN UMUM PERUNDANG-UNDANGAN KONPLIK MASALAH HUKUM PERISTIWA SOSIAL MASALAH HUKUM PENYELESAIAN/ KEPUTUSAN HAKIM SISTEM TATA HUKUM, MENCERMINKAN TATANAN POLITIK,SOSIAL, EKONOMI BUDAYA, HUKUM PENERAPAN & PENEMUAN HUKUM LIMITASI/ FASILITASI PROSES POLITIK DAN PEMBUATAN DAN PENERAPAN HUKUM UMPAN BALIK/ JURISPRUDENSI PROSES INTERAKSI PERISTIWA SOSIAL MOMEN POLITICAL KEPENTINGAN & TUJUAN POLITIK ©2018
  • 28. ORGANISASI POLITIK MASYARAKAT DAN KEKUASAAN PEMBENTUKAN HUKUM KEKUASAAN KHARISMATIS PENGADAAN HUKUM MELALUI PEWAHYUAN OLEH “LAW PROPHETS” KEKUASAAN TRADISIONAL PENGADAAN HUKUM SECARA EMPIRIS OLEH “LEGAL HONORATIORES” KEKUASAAN RATIONAL Pembentukan hukum melalui pembebanan dari atas oleh “kekuatan sekuler atau teokrasi” DEMOKRASI PENGADAAN HUKUM MELALUI PENGGARAPAN HUKUM SECARA SISTEMATIS DIJALANKAN SECARA PROFESSIONAL ©2018
  • 29. PHILIP SCHELZNIK & PHILIP NONET EVOLUSI TIPE HUKUM Di dalam suatu masyarakat yang terorganisasi secara politik mengalami evolusi melalui 3 tahap, yaitu hukum repressif, hukum otonom dan hukum responsif. (Law and Society :1978). 1. Tatanan hukum yang repressif diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah fundamental dalam mendidrikan tatanan politik yang merupakan prasyarat bagi sistem hukum dan sistem politik untuk mencapai sasaran yang lebih besar. 2. Tatanan hukum yang otonom dibangun di atas hasil-hasil tatanan hukum repressif. 3. Sedangkan tatanan hukum responsif adalah perkembangan terakhir yang bertumpu pada constitutional cornerstone rule of law, tahap persamaan dihadapan hukum hasil dari tatanan hukum otonom. ©2018
  • 30. Type hukum repressif memandang hukum sebagai abdi kekuasaan repressif dan perintah dari yang lembaga-lembaga yang berdaulat dan memiliki kekuasaan diskressi tanpa batas. Dalam type hukum repressif maka hukum dan negara serta hukum dan politik tidak terpisah sehingga aspek instrumental hukum sangat dominan daripada sifat ekspressinya. Type hukum otonomous, hukum dipandang sebagai institusi mandiri yang mampu mengendalikan repressi dan melindungi integritasnya sendiri. Tatanan hukum otonom pada intinya pemerintahan ”rule of law” sub ordinasi tindakan pejabat senantiasa berdasarkan hukum, bukan sebaliknya “rule by men.” Integritas hukum, institusi hukum serta cara berpikir bebas memiliki batas-batas yang jelas. Keadilan prosedural sangat ditonjolkan. Type hukum responsif, memandang hukum dijadikan sebagai fasilitator untuk merespon atau sarana menanggapi kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Hukum responsif harus mengaplikasikan dua hal : 1. hukum itu harus fungsional, pragmatis, memiliki tujuan tertentu dan rasional. 2. hukum menetapkan ukuran-ukuran atau standard yang bertujuan untuk melakukan kritik terhadap pelaksanaan hukum ©2018
  • 31.  Jadi perubahan pembinaan hukum dari suatu negara sangat erat berkaitan dengan iklim politik. Sistem politik demokrasi melahirkan hukum yang responsif dimana partisipasi kelompok-kelompok dan individu mempunyai peran besar di dalam menentukan substansi hukum dan pengadilan memiliki kebebasan menerapkan prosedur hukum yang berlaku.  Sedangkan pada iklim sitem politik yang otoriter akan mengarahkan pembinaan yang bersifat hukum repressif, dimana hukum dijadikan pemerintah sebagai sarana instrumental mengendalikan potensi masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah. ©2018
  • 32. Ciri-ciri Hukum Repressif, Otonom dan Responsif CIRI-CIRI REPRESSIF OTONOM RESPONSIF Tujuan Hukum Ketertiban Keabsahan Kegunaan Legitimasi Ketahanan sosial dan Rasionalitas Negara Menegakkan prosedur Substantif, keadilan Sifat Peraturan Umum dan meluas tetapi hanya mengikat pemerintah secara lemah Sangat terinci, mengikat pemerintah yang mengatur dan masyarakat yang diatur Subordinasi prinsip- prinsip keadilan dan kebijakan Penalaran/ Reasoning Ad hoc , sesuai dengan keperluan dan berlaku pada hal-hal spesifik Mengikatkan diri secara ketat kepada otoritas hukum, peka terhadap formalisme dan legisme Bertujuan utk kepentingan masyarakat, perpaduan kemauan politis dan otoritas ©2018
  • 33. Ciri-Ciri Represif Otonom Responsif Diskressi/Penyimpa ngan Merata, opportunistik Dibatasi oleh peraturan-peraturan delegasi sangat terbatas Diperluas namun tetap dapat dipertanggung jawabkan untuk kepentiangan umum Pemaksaan Luas sekali pengendalian lemah Dikontrol melalui kendali hukum Temuan positip sebagai alternatif, misalnya insentif atau pemenuhan kepentingan Moralitas Moralitas: komunal, hukum dan pengendalian Moralitas kelembagaan, memperhatikan integrasi proses hukum Moralitas sivil, moralitas kerjasama Kaitan politik dan hukum Hukum berada dibawah politik kekuasaan Hukum bebas dari pengaruh politik, terdapat pemisahan kekuasaan. Integrasi politik dan hukum ©2018
  • 34. CIRI-CIRI REPRESIF OTONOM RESPONSIF Harapan terhadap Kepatuhan . Tanpa syarat, setiap pelanggaran harus di- hukum sbg pembangkang Bertitik tolak dari peraturan yang sah, menguji keabsahan UU atau peraturan Kebutuhan masyarakat Partisipasi masyarakat Sebagai penurut dan harus patuh, kritik dianggap tidak loyal Dibatasi prosedur yang ada, penyimpangan jika terjadi krisis hukum Partisipasi lebih luas, integrasi bantuan hukum masyarakat politis dan otoritas. ©2018