SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Badan Pusat
Statistik
Kementrian
Dalam Negeri
BAPPENAS
Indonesia
Kemenko
Polhukam Hasil Koding Koran
Dan Dokumen
Bandung, 5 - 6 November 2012
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
FOCUS GROUP DISCUSSION
Badan Pusat
Statistik
Kementrian
Dalam Negeri
BAPPENAS
Indonesia
Kemenko
Polhukam
KEBEBASAN SIPIL
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat
2. Kebebasan Berpendapat
3. Kebebasan Berkeyakinan
4. Kebebasan dari Diskriminasi
Aspek Variabel 1
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat
Indikator 1
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat
kebebasan berkumpul dan berserikat
Ancaman kekerasan = Tindakan yang bertujuan
menimbulkan rasa takut (intimidasi melalui sms, teror via
telepon). Ancaman bisa berupa verbal atau bahas tubuh.
Penggunaan kekerasan = Penggunaan kekuatan fisik yang
menyebabkan jatuh korban.
Aparat Pemerintah = Gubernur, Bupati/Walikota, Polisi,
TNI, Hakim, Jaksa, Camat, Lurah/Kades Satpol PP
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1
KEBEBASAN BERKUMPUL DAN
BERSERIKAT
Variabel 1
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat
Indikator 1
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat
kebebasan berkumpul dan berserikat
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011
tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan
kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat
kebebasan berkumpul dan berseikat di Provinsi Jawa
Barat
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1
KEBEBASAN BERKUMPUL DAN
BERSERIKAT
Indikator 2
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat yang menghambat
kebebasan berkumpul dan berserikat
Tindakan yang bertujuan menimbulkan rasa takut (intimidasi melalui
sms, teror via telepon). Ancaman bisa berupa verbal atau bahas
tubuh.
Masyarakat = aktor selain pemerintah, termasuk tokoh masyarakat
Contoh:
- Sekelompok masyarakat membubarkan rapat akbar ormas tertentu
- Masyarakat melempari kantor parpol tertentu
Variabel 1
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1
KEBEBASAN BERKUMPUL DAN
BERSERIKAT
Indikator 2
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat yang menghambat
kebebasan berkumpul dan berserikat
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011
tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan
kekerasan oleh masyarakat yang menghambat
kebebasan berkumpul dan berserikat di Provinsi Jawa
Barat di bulan Mei dan November.
Variabel 1
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1
KEBEBASAN BERKUMPUL DAN
BERSERIKAT
Indikator 3
Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan
Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat
Kebebasan Berpendapat
Kebebasan berpendapat adalah hak setiap warga negara
untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan
sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Variabel 2
Kebebasan Berpendapat
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
Indikator 3
Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan
Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat
Kebebasan Berpendapat
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011
tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan
kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat
kebebasan berpendapat di Provinsi Jawa Barat
Variabel 2
Kebebasan Berpendapat
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
Indikator 4
Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan
Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat
Kebebasan Berpendapat
Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
mengacu pada pasal 1 UU No. 9/1998 yang merupakan hak
setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan
lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan
bertanggung jawab sesuai dengan ketentua peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Variabel 2
Kebebasan Berpendapat
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
Indikator 4
Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan
Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat
Kebebasan Berpendapat
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011
tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan
kekerasan oleh masyarakat yang menghambat
kebebasan berpendapat di Provinsi Jawa Barat
Variabel 2
Kebebasan Berpendapat
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
Indikator 5
Jumlah Aturan Tertulis yang Membatasi Kebebasan atau
Mengharuskan Masyarakat dalam Menjalankan
Agamanya
Tindakan membatasi adalah kegiatan/aktivitas yang
bermaksud agar pihak lain mengurangi, merintangi,
menentukan banyaknya, menyekat sesuatu aktivitas.
Tindakan mengharuskan adalah aktivitas/kegiatan yang
bermaksud mengharuskan pihak lain melakukan sesuatu
aktivitas.
Contoh :
- Aturan yang melarang pemakaian jilbab di kantor
- Melarang aliran-aliran kepercayaan
Variabel 3
Kebebasan Berkeyakinan
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
Indikator 5
Jumlah Aturan Tertulis yang Membatasi Kebebasan atau
Mengharuskan Masyarakat dalam Menjalankan
Agamanya
Berdasarkan pantauan, ditemukan ada 4 aturan
tertulis, perda dan atau pergub yang membatasi
kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam
menjalankan agamanya di Provinsi Jawa Barat, yaitu
peraturan Bupati Cianjur, Surat Pernyataan Bersama
di Kab. Bogor, Perda Kota Tasikmalaya, dan
Keputusan Bupati Tasikmalaya
Variabel 3
Kebebasan Berkeyakinan
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
KODE INDIKATOR 1. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)
5 1.3. KEBEBASAN BERKEYAKINAN
1.3.
1.
Jumlah aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya
No
Jenis dokumen Nama lembaga Membatasi kebebasan atau mewajibkan masyarakat dalam menjalankan agamanya
1. Peraturan daerah1. Gubernur - Aturan tertulis yang mengharuskan atau melarang masyarakat melaksanakan kegiatan keagamaan tertentu
2. Surat keputusan 2. Bupati/Walikota
Identitas dokumen
- Adanya prosedur administratif yang berbelit/mempersulit bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatan
3. Surat edaran 3. DPRD provinsi
4. Surat perintah 4. DPRD kab/kota
keagamaan sesuai dengan keyakinannya
5. Laporan 5. Polri
(Bab, Pasal, Ayat) /Halaman Isi/bunyi aturan yang menghambat
6. Catatan 6. TNI
7. Lainnya 7. Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 2
Peraturan Bupati Cianjur Nomor 15
Tahun 2006
Bab II, Pasal 2 Jenis Pakaian dinas harian, terdiri dari :
Tanggal : 28 Agustus 2006 a. Pakaian dinas harian warna kaki
b. Pakaian Muslim
(dijelaskan pada lampiran VI tentang gambar pakaian
muslim wanita)
2 7 2,5,7
Surat Pernyataan Bersama Bupati
Bogor, Ketua DPRD Kab. Bogor,
Kajari Cibinong, KA Pengadilan
Negeri Cibinong, DALANUD ATS,
KA Kandepag dan MUI Kab. Bogor
- menyatakan :
Surat Pernyataan
Bersama
Tanggal : 20 Juli 2005
1. Melarang seluruh kegiatan Jemaah Ahmadiyah
Indonesia (JAI) dan semua aktifitasnya yang bertentangan
dengan Ajaran Agama Islam di Wilayah Kabupaten Bogor
2. Sebagai akibat dari pelarangan sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 memerintahkan kepada Tim Koordinasi
Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat Kab. Bogor
serta Instansi terkait untuk melaksanakan pengawasan
sesuai Surat Pernyataan Bersama ini;
Indikator 6
Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah
yang membatasi kebebasan atau mengharuskan
masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya
Pernyataan membatasi adalah ucapan atau tulisan yang
bermaksud mengurangi, merintangi, menentukan
banyaknya, menyekat suatu aktivitas pihak tertentu.
Pernyataan mewajibkan adalah ucapan atau tulisan yang
bermaksud untuk mengharuskan pihak lain melakukan
sesuatu aktivitas.
Variabel 3
Kebebasan Berkeyakinan
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
Indikator 6
Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah
yang membatasi kebebasan atau mengharuskan
masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011
tidak ditemukan adanya tindakan atau pernyataan
pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau
mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran
agamanya di Provinsi Jawa Barat.
Variabel 3
Kebebasan Berkeyakinan
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
Indikator 7
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap
kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran
agama
Ancaman kekerasan bisa disampaikan baik secara lisan di hadapan
khalayak, secara lisan melalui telepon, atau melalui tulisan.
Penyampaian secara tulisan bisa dilakukan dengan layanan
pesan singkat, sms atau bentuk lain.
Penggunaan kekerasan menggunakan benda-benda fisik misalnya
batu, kayu, pentungan, water canon, dll yang sifatnya merusak.
Variabel 3
Kebebasan Berkeyakinan
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
Indikator 7
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap
kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran
agama
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011
ditemukan adanya tindakan atau pernyataan pejabat
Pemerintah yang membatasi kebebasan atau
mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran
agamanya di Provinsi Jawa Barat yaitu di bulan Maret.
Variabel 3
Kebebasan Berkeyakinan
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
KODE INDIKATOR 1. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)
7 1.3. KEBEBASAN BERKEYAKINAN
1.3.3.
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait
dengan ajaran agama
Tanggal
Lokasi Deskripsi peristiwa Bentuk hambatan
Pelaku Tingkat
Sasaran
(Tuliskan nomor
halaman, nomor
kolom)
(Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan waktu
kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian)
1. Perorangan 1. Desa/Kel 1. Tindakan membatasi
2. Kelompok warga 2. Kec 2. Tindakan mewajibkan (Tuliskan sasaran
yang dituju)
3. Kab/Kota 4. Pernyataan membatasi
3. Lembaga / organisasi 4. Prov 8. Pernyataan mewajibkan
Halaman Kolom
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
12/03/2011 3 3-7 Jemaah Ahmadiyah Diserang
Sehari setelah muspida Kab Bogor sepakat untuk diterbitkannya
Perbup tentang larangan aktivitas jemaat Ahmadiyah di Kab Bogor,
terjadi aksi penyerangan rumah milik warga jemaah Ahmadiyah di
Kp Ciaruteun Udik Rt 02 Rw 02 Ds Ciaruteun Udik Kec
Cibungbulang Kab Bogor. Penyerangan diduga dilakukan oleh
warga non Ahmadiyah. Penyerangan berupa perusakan terhadap
rumah yang digunakan sebagai tempat salat Jumat oleh warga
Ahmadiyah.
2 1 1
Jemaah
Ahmadiyah Ds
Ciaruteun Udik
Kec
Cibungbulang
Kab Bogor
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
Indikator 8
Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal
gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya
Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan atau
pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung
didasarkan atas pembedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik yang
berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan
pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM dan
kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun
kolektif dalam semua aspek kehidupan (UU No.39/1999).
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
Indikator 8
Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal
gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya
Berdasarkan pantauan, ditemukan aturan tertulis, perda
dan atau pergub dalam hal gender, etnis atau terhadap
kelompok rentan lainnya.
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
KODE INDIKATOR 1. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES)
8 1.4. KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
1.4.1.Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya
No
Jenis dokumen Nama lembaga Diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau kelompok rentan lainnya
1. Peraturan
daerah 1. Gubernur - Diskriminatif gender adalah perlakuan yang berbeda, yang tidak adil terhadap perempuan saja atau terhadap laki-laki saja
2. Surat
keputusan 2. Bupati/Walikota
Identitas dokumen
- Diskriminatif etnis adalah perlakuan yang berbeda, yang tidak adil, terhadap sekelompok etnis tertentu
3. Surat edaran 3. DPRD provinsi - Kelompok rentan adalah para manula, pengidap penyakit tertentu misalnya ODHA
4. Surat perintah4. DPRD kab/kota
5. Laporan 5. Polri
(Bab, Pasal, Ayat) /Halaman Isi/bunyi aturan yang diskriminatif
6. Catatan 6. TNI
7. Lainnya 7. Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 2
Peraturan Daerah Kabupaten
Indramayu Nomor 4 Tahun 2001
Pasal 1 ayat ( f )
Pelacuran adalah suatu perbuatan dimana seorang perempuan yang
menggunakan dirinya untuk berhubungan kelamin dengan lawan
jenisnya dan menerima pembayaran baik berupa uang maupun barang
lainnya.
Tentang : Perubahan Pertama
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Indramayu Nomor 7 Tahun
1999 Tentang Prostitusi
2 3 2
- Surat Edaran Bupati Indramayu
Nomor : 025/153/Kesra
- Himbauan untuk pegawai perempuan dan Siswi Tingkat
SMP/MTs/SMA/SMK/MA serta Mahasiswi yang beragama Islam, untuk
menggunakan pakaian kerja atau seragam sekolah muslimah
(berjilbab) termasuk pakaian olah raga terhitung tanggal 1 Maret 2004
untuk pegawai perempuan dan Tahun Ajaran 2004/2005 bagi siswi dan
mahasiswi.
Tanggal : 17 Januari 2004
- Surat Sekretarat Daerah Pemkab
Indramayu Nomor : 025/376/Kesra
Tanggal : 17 Februari 2004
Indikator 9
Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah
daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau
terhadap kelompok rentan lainnya
Diskriminasi gender adalah perlakuan yang berbeda yang
tidak adil terhadap perempuan atau terhadap laki-laki saja.
Diskriminasi etnis adalah perlakuan yang berbeda yang
tidak adil terhadap sekelompok etnis tertentu.
Diskriminasi kelompok rentan lainnya adalah perlakuan
yang berbeda yang tidak adil terhadap kelompok tertentu
seperti para manula, penyandang cacat dan pengidap
penyakit tertentu misalnya ODHA.
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
Indikator 9
Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah
daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau
terhadap kelompok rentan lainnya
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak
ditemukan adanya tindakan atau pernyataan pejabat
Pemerintah yang membatasi kebebasan atau
mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran
agamanya di Provinsi Jawa Barat.
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
Indikator 10
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis
terhadap kelompok rentan lainnya
Ancaman kekerasan lebih kepada usaha yang akan
menimbulkan kesulitan yang disampaikan secara lisan
maupun tulisan.
Penggunaan kekerasan lebih kepada penggunaan
benda-benda fisik yang bisa menyebabkan jatuhnya
korban.
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
Indikator 10
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis
terhadap kelompok rentan lainnya
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak
ditemukan adanya ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis
terhadap kelompok rentan lainnya di Provinsi Jawa Barat
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
Indikator 10
Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis
terhadap kelompok rentan lainnya
Contoh :
● Tindakan anarkis masyarakat suatu daerah yang menolak
kepala Daerah perempuan
● Masyarakat Sunda menolak dengan ancaman kehadiran
etnis Madura.
Variabel 4
Kebebasan Dari Diskriminasi
Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
Badan Pusat
Statistik
Kementrian
Dalam Negeri
BAPPENAS
Indonesia
Kemenko
Polhukam
HAK-HAK POLITIK
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
1. Hak Memilih dan Dipilih
2. Partisipasi Politik dalam Pengambilan
Keputusan dan Pengawasan
Indikator 11
Jumlah kejadian dimana hak memilih atau dipilih
masyarakat terhambat
Contoh :
● Dari parpol dalam bentuk politik uang
● Adanya tekanan dari tokoh masyarakat untuk memilih/ tidak
memilih calon tertentu
● Kelalaian pemerintah/penyelenggara (KPU/KPPS) sehingga
warga tidak terdaftar, tidak dilayani untuk memperoleh kartu
pemilih.
● Ada usaha memobilisasi orang untuk tidak datang ke TPS
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Indikator 12
Jumlah kejadian yang menunjukkan
ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok
penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak
memilih
Contoh :
• Tidak adanya pendamping bagi pemilih yang cacat fisik,
seperti tuna netra, cacat tangan.
• Tidak adanya bilik suara yang dilengkapi jalur khusus kursi
roda
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Indikator 12
Jumlah kejadian yang menunjukkan
ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok
penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak
memilih
Berdasarkan pantauan dan analisis surat kabar, tidak
ditemukan adanya kejadian yang menunjukan
ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok
penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak memilih di
Provinsi Jawa Barat.
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Indikator 13
Kualitas daftar pemilih tetap (DPT)
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Indikator 14
Persentase penduduk yang menggunakan hak pilih
dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih
dalam pemilu (voters turnout)
Laporan KPU Tahun 2010 diketahui jumlah penduduk yang
memiliki hak pilih 30.124.261 orang, yang menggunakan
hak pilihnya 23.079.454, voters turnout/persentase 76,61
persen.
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Indikator 15
Persentase perempuan terpilih terhadap total anggota
DPRD provinsi
Laporan KPU Tahun 2010 terpilih jumlah Anggota DPRD
TK.I Provinsi Jawa Barat sebanyak 100 orang dengan
komposisi 77 orang Laki-Laki dan 23 orang perempuan.
Sehingga persentase perempuan di DPRD Tk.I Provinsi
Jawa Barat sebanyak 23 %.
Variabel 5
Hak Memilih dan Dipilih
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Indikator 16
Persentase demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan
terhadap total demonstrasi mogok
Demonstrasi/mogok : tindakan masa yang mendukung, menolak atau
mengkoreksi kebijakan pemerintah pusat atau daerah. Demo yang
dimaksud adalah demo yang memprotes kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah pusat dan daerah dan bahkan kebijakan di luar negeri/
internasional.
Kekerasan : merusak secara fisik (bangunan, fasilitas umum), jatuh
korban, digunakan benda-benda fisik (batu, kayu, pentungan, water
canon, bom asap dll) yang dilakukan oleh pendemo maupun aparat.
Tidak termasuk sekedar dorong-mendorong.
Variabel 6
Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan
Pengawasan
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
Indikator 16
Persentase demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan
terhadap total demonstrasi mogok
Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011
ditemukan adanya ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis
terhadap kelompok rentan lainnya di Provinsi Jawa Barat
yaitu di bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
September, Oktober, dan November.
Variabel 6
Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan
Pengawasan
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
KODE INDIKATOR 2 HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHT)
16 2.2. PARTISIPASI POLITIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
2.2.1. Jumlah demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan
Tanggal
Lokasi Deskripsi peristiwa
Kategori kekerasan
Pelaku Bentuk
Jumlah peserta
Sasaran
(Tuliskan nomor
halaman, nomor
kolom)
(Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan
waktu kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian)
1. Mahasiswa 1. Perusakan
2. Buruh 2. Bentrokan 1. < 50 (Tuliskan sasaran yang
dituju)
3. Ormas 4. Blokir jalan 2. 50 - 100
4. Kelompok 8. Jatuh korban 3. 101 - 500
Halaman Kolom
masyarakat 4. > 500
5. Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
16/03/2011 - - Tidak Ditemukan Berita Terkait Dengan Indikator
17/03/2011 19 1-4 Warga Margamulya Dobrak Kantor Desa
Puluhan warga Ds Margamulya Kec Bongas Kab Indramayu
mengamuk dan mendobrak kantor desa. Mereka menuntut
agar kades segera mundur karena dinilai telah
menyalahgunakan kewenangan dan melakukan berbagai
penyelewengan. Kades tidak pernah menanggapi aspirasi
warga. Bahkan keitka warga hendak mengeluh, dia malah
melakukan aksi premanisme untuk menakuti warga dengan
mengerahkan konvoi motor orang tak dikenal di sekitar desa.
Warga menuding Kades telah melakukan pungutan liar
dalam projek pembuatan ratusan sertifikat massal,
memotong dana BLT 2009, menyunat dana PPIP 2009,
dana bencana alam 2009 dan beberapa tuduhan lain terkait
penggelapan dana.
4 1 4
Kades Ds Margamulya
Kec Bongas Kab
Indramayu
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
Indikator 17
Jumlah pengaduan masyarakat mengenai
penyelenggaraan pemerintah
Pengaduan : mencakup keluhan, kritik, kecaman
Masyarakat : individu atau kelompok
Penyelenggaran pemerintahan : kebijakan,, prosedur dan
aparat penyelenggara
Variabel 6
Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan
Pengawasan
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
Indikator 17
Jumlah pengaduan masyarakat mengenai
penyelenggaraan pemerintahan
Berdasarkan analisis surat kabar, ada 941 pengaduan
masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan.
Indikator ini ditemui di setiap bulan selama tahun 2011 dan
merupakan indikator yang paling banyak berita di surat
kabar.
Variabel 6
Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan
Pengawasan
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
KODE INDIKATOR 2. HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHT)
17 2.2. PARTISIPASI POLITIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
2.2.2. Jumlah pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan
Tanggal
Lokasi Deskripsi peristiwa
Pelaku pengaduan
Sasaran
Aktor Jenis Kelamin Tingkat Substansi
(Tuliskan nomor
halaman, nomor
kolom)
(Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan
waktu kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian)
1. Perorangan 1. Laki-Laki 1. Desa/Kel 1. Pelayanan Umum (Tuliskan
sasaran yang
dituju)
2. Kelompok 2. Perempuan 2. Kec 2. Tarif/Harga
warga
3. Laki-Laki 3. Kab/Kota
3. Perilaku penyelenggara
3. Lembaga / & Perempuan 4. Prov pemerintahan
Halaman Kolom Organisasi 4. Lainnya (tuliskan)
4. Tokoh/Pakar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
08/11/2011 1 3 Jalan By Pass Rusak Lagi
Warga yang sering melalui ruas Jl Soekarno-Hatta
mengeluhkan kondisi aspal mulus yang baru beberapa
bulan ternyata sudah kembali rusak dan terlihat lubang
berdiameter 20 - 100 cm di beberapa ruas jalan. Pengguna
jalan mengkhawatirkan, bila saat hujan lubang-lubang
tersebut tidak terlihar karena tergenang air dan
dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan.
2 3 3 1
Dinas Bina
Marga dan
Pengairan Kota
Bandung
4 1 Pengadilan Tipikor Daerah Hamburkan Uang Negara
wacana mengenai pembubaran pengadilan tipikor di daerah
dinilai Ketua Lembaga Pemerhati Hukum dan Kebijakan
Publik (LPHKP) Jawa Barat, Erland Jayaputra disambut
secara positif karena selama ini, bayka terdakwa korupsi
diputus bebas di daerah dan dianggap tidak mampu
mengatasi mata rantai tindak korupsi di daerah. Erland juga
mengusulkan pengadilan tipikor dikembalikan ke Jakarta.
4 1 4 3
Pengadilan
Tindak Pidana
Korupsi Jawa
Barat
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
Badan Pusat
Statistik
Kementrian
Dalam Negeri
BAPPENAS
Indonesia
Kemenko
Polhukam
LEMBAGA DEMOKRASI
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
1. Pemilu yang bebas dan adil
2. Peran DPRD
3. Peran Partai Politik
4. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah
5. Peran Peradilan yang Independen
Indikator 18
Jumlah kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD
dalam penyelenggaraan pemilu
Keberpihakan : Memberikan perlakuan yang menguntungkan
atau merugikan kepada salah satu atau lebih kontestan
Contoh :
1. Pemindahan lokasi kampanye secara mendadak
2. Mempersulit/ mempermudah seorang calon dalam proses
administrasi pencalonan
Variabel 7
Pemilu yang Bebas dan Adil
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
Indikator 18
Jumlah kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD
dalam penyelenggaraan pemilu
Berdasarkan analisis surat kabar ditemui satu kejadian yang
menunjukan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu
legislatif 2009.
Harian Pikiran Rakyat Tanggal 28 Agustus 2009 Halaman 17 kolom 3-7
KPU Kota Bandung Dilaporkan. Rabu 26 Agustus 2009, KPU Kota
Bandung dilaporkan Panwaslu Kota Bandung ke Panwaslu Jabar
terkait dua temuan mengenai kelalaian dari KPU Kota Bandung yaitu
mengenai lolosnya salah satu caleg partai Demokrat yang usianya
tidak memenuhi ketentuan serta indikasi ada salah satu anggota KPU
yang masih menjabat sebagai tenaga fungsional di Unpad
Variabel 7
Pemilu yang Bebas dan Adil
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
Indikator 18
Jumlah kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD
dalam penyelenggaraan pemilu
Berdasarkan analisis dokumen ditemui satu kejadian yang menunjukan
keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu legislatif 2009.
Analisis Gar Pilleg 2009 (POLDA Jawa Barat)
2 orang anggota KPU Kota Depok dan KPU Kab. Sukabumi yang sudah
menjadi anggota Parpol
Variabel 7
Pemilu yang Bebas dan Adil
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
Indikator 19
Jumlah kejadian atau pelaporan tentang kecurangan
dalam penghitungan suara
Berdasarkan analisis surat kabar dan dokumen tidak
ditemui adanya kejadian atau pelaporan tentang
kecurangan dalam penghitungan suara.
Variabel 7
Pemilu yang Bebas dan Adil
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
Indikator 20
Besaran alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan
perkapita
● Anggaran Pendidikan Provinsi Jawa Barat Rp. 1,967
triliun,-. Untuk anggaran pendidikan menyerap 20,10 % dari
dana APBD Provinsi Jawa Barat. Sedangkan Anggaran
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rp. 744,043 miliar
menyerap 7,60 % dari dana APBD.
Variabel 8
P e r a n D P R D
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
Indikator 21
Persentase jumlah Perda yang berasal dari hak inisiatif
DPRD terhadap jumlah total Perda yang dihasilkan
Perda Inisiatif adalah peraturan daerah yang rancangannya berasal dari
inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Perda yang dicatat adalah seluruh perda yang terbit tahun 2011.
Sedangkan cakupannya adalah seluruh perda yang diterbitkan oleh
DPRD Provinsi
Variabel 8
P e r a n D P R D
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
Indikator 21
Persentase jumlah Perda yang berasal dari hak inisiatif
DPRD terhadap jumlah total Perda yang dihasilkan
Berdasarkan koding dokumen ditemui ada 2 Perda yang berasal
dari hak inisiatif DPRD pada tahun 2011 yaitu :
1. Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Hutan,
tanggal 20 September 2011
2. Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, tanggal 20
September 2011
Variabel 8
P e r a n D P R D
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
Indikator 22
Jumlah rekomendasi DPRD kepada eksekutif
Yang dimaksud surat rekomendasi adalah masukan dari legislatif
kepada eksekutif yang memberikan perbaikan kebijakan.
Rekomendasi ini bisa menyangkut berbagai aspek, seperti
pemasangan SUTET, tempat hiburan malam hingga LPJ Gubernur.
Rekomendasi yang dicatat adalah seluruh rekomendasi DPRD yang
terkait sektor pendidikan dan kesehatan yang diterbitkan pada 2010.
Rekomendasi yang dicatat hanya yang dikeluarkan oleh DPRD
Provinsi.
Variabel 8
P e r a n D P R D
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
Indikator 22
Jumlah rekomendasi DPRD kepada eksekutif
Berdasarkan koding dokumen belum ditemui Rekomendasi
DPRD terhadap eksekutif pada tahun 2011
Variabel 8
P e r a n D P R D
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
Indikator 23
Jumlah kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta
pemilu
Kaderisasi : Pelatihan pendidikan politik (kepemimpinan, organisasi)
pada kader (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa).
Berdasarkan hasil analisis dokumen tahun 2011 ada sembilan parpol
yang melakukan kaderisasi yaitu Partai Amanat Nasional dan Partai
Keadilan Sejahtera.
Variabel 9
Peran Partai Politik
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 9 PERAN PARTAI POLITIK
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 9 PERAN PARTAI POLITIK
KODE INDIKATOR
3 LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS)
23 3.3. PERAN PARTAI POLITIK
3.3.1. Jumlah kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta Pemilu
No
Jenis dokumen Pelaksana Kegiatan kaderisasi
Deskripsi kegiatan
1. Publikasi Tingkat
Waktu
Jumlah peserta
Tema kegiatan
2. Laporan Nama partai politik 1. Desa 1. Pendidikan politik (Uraikan secara ringkas kegiatan
yang diselenggarakan)
3. Catatan
(Tuliskan nama partai yang
melakukan kegiatan kaderisasi)
2. Kecamatan (Tuliskan tanggal,
bulan, dan tahun
kegiatan)
2. Pelatihan kepemimpinan
4. Lainnya 3. Kab/Kota 3. Penguatan organisasi
4. Propinsi 4. Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 4 Partai Gerakan Indonesia Raya 2,3 15 - 21 Mei 2011 200 2
Mental Ideologi, penghayatan
terhadap visi misi, AD/ART,
Manifesto Kepemimpinan, Militansi
dan Mandiri
2 4 Partai Gerakan Indonesia Raya 2,3 22 - 28 Mei 2011 181 2
Mental Ideologi, penghayatan
terhadap visi misi, AD/ART,
Manifesto Kepemimpinan, Militansi
dan Mandiri
3 4 Partai Gerakan Indonesia Raya 2,3 29 Mei - 4 Juni 2011 79 2
Mental Ideologi, penghayatan
terhadap visi misi, AD/ART,
Manifesto Kepemimpinan, Militansi
dan Mandiri
Indikator 24
Persentase perempuan dalam kepengurusan parpol
tingkat propinsi
Variabel 9
Peran Partai Politik
Partai Persentase
Demokrat 20,0 %
PDIP 15,79 %
Golkar 22,22 %
PKS 5,26 %
PPP 16,67 %
Gerindra 28,0 %
PAN 8,05 %
Hanura 19,72 %
PKB 20,59 %
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 9 PERAN PARTAI POLITIK
Indikator 25
Jumlah laporan dan berita penggunaan fasilitas
pemerintah untuk kepentingan calon/parpol tertentu
dalam pemilu legislatif
Fasilitas pemerintah adalah seluruh properti milik
pemerintah.
Fasilitas ini bisa berupa bangunan/gedung, kendaraan
atau bentuk lainnya.
Variabel 10
Peran Birokrasi Pemerintah Daerah
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 10 PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
Indikator 26
Jumlah laporan dan berita keterlibatan PNS dalam
kegiatan politik parpol dalam pemilu legislatif
Keterlibatan PNS antara lain dengan menjadi pengurus
Parpol, juru kampanye, tim sukses, tindakan
penggalangan suara.
Menjadi peserta kampanye yaitu aktif menjadi peserta
kampanye dengan tetap memakai atribut PNS-nya.
Variabel 10
Peran Birokrasi Pemerintah Daerah
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 10 PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
Indikator 27
Jumlah keputusan hakim yang kontroversial
Keputusan hakim yang kontroversial merupakan
keputusan yang menimbulkan protes dari masyarakat
karena keputusan pengadilan dianggap tidak sesuai
dengan aspirasi masyarakat/bertentangan dengan rasa
keadilan masyarakat.
Variabel 11
Peran Peradilan yang Independen
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
Indikator 27
Jumlah keputusan hakim yang kontroversial
Berdasarkan analisis surat kabar, ditemukan adanya
keputusan hakim yang kontroversial pada tahun 2011 di
Provinsi Jawa Barat yaitu di bulan Januari.
Variabel 11
Peran Peradilan yang Independen
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
KODE INDIKATOR
3. LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS)
27 3.5. PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
3.5.1. Jumlah keputusan hakim yang kontroversial
Tanggal
Lokasi
Deskripsi peristiwa
Keputusan kontroversial
(Tuliskan nomor
halaman, nomor
kolom)
Aktor Keputusan Perkara
(Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan waktu
kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian)
1. Pengadilan negeri 1. Membebaskan (Tuliskan perkara/kasus
yang kemudian menjadi
keputusan kontroversial)
2. Pengadilan tinggi 2. Menghukum
Halaman Kolom
3. Menghukum lebih ringan
4. Menghukum lebih berat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
17/01/2011 - - Tidak Ditemukan Berita Terkait Dengan Indikator
18/01/2011 6 6-7 Warga Kecewa Terdakwa Korupsi Dibebaskan
Ratusan warga asal Ds Pabuaran Kidul Kec Pabuaran mendatangi
kantor Kejari Sumber dan kabtor Bupati Cirebon. Mereka mengaku
kecewa atas putusan PN Sumber yang telah membebaskan Kuwu
Pabuaran Kidul yang didakwa melakukan korupsi. Mereka menuntut
agar kuwu tersebut diberhentikan sementara. Kepada pihak Kejari
mereka mendesak untuk memenjarakan kuwu tersebut karena
dikhawatirkan menyebabkan keresahan bagi warga.
1 1korupsi
19/01/2011 5 1-2 Tidak Puas Vonis Hakim , Keluarga Tomi Mengamuk
Keluarga Tomi tidak terima dengan putusan majelis hakim. Majelis
hakim menjatuhkan vonis penjara 16 tahun kepada pelaku utama
Endy dan 14 tahun penjara kepada Ashodi. Keluarga korban
berharap majelis hakim mengganjar pelaku dengan hukuman
seumur hidup atau hukuman mati. Keluarga tidak merasa puas
dengan putusan persidangan.
1 3pembunuhan
Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6
PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN PENGAWASAN
Indikator 28
Jumlah penghentian penyelidikan yang kontroversial
oleh jaksa atau polisi
Berdasarkan analisis surat kabar tidak ditemukan adanya
penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau
polisi di Provinsi Jawa Barat selama tahun 2011
Variabel 11
Peran Peradilan yang Independen
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
TERIMA KASIH
Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN

More Related Content

Viewers also liked

Statement Showing Multiple Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...
Statement Showing Multiple  Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...Statement Showing Multiple  Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...
Statement Showing Multiple Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...National Citizens Movement
 
Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)
Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)
Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)englishonecfl
 
Ankur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas Kashalikar
Ankur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas KashalikarAnkur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas Kashalikar
Ankur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas Kashalikardrsprasadi
 
Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)
Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)
Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)aba
 
Mix And The Value Of Comparitive Analysis
Mix And The Value Of Comparitive AnalysisMix And The Value Of Comparitive Analysis
Mix And The Value Of Comparitive AnalysisMABSIV
 
Transcript_Angus MacCallum
Transcript_Angus MacCallumTranscript_Angus MacCallum
Transcript_Angus MacCallumAngus MacCallum
 
IS1 Zekiel Schobernd - Letter of Recommendation
IS1 Zekiel Schobernd - Letter of RecommendationIS1 Zekiel Schobernd - Letter of Recommendation
IS1 Zekiel Schobernd - Letter of RecommendationZeke Schobernd
 
Stream Now: Algunas conclusiones
Stream Now: Algunas conclusionesStream Now: Algunas conclusiones
Stream Now: Algunas conclusionesRicardo Moreno
 
Climate Change, Agriculture and Food Security
Climate Change, Agriculture and Food SecurityClimate Change, Agriculture and Food Security
Climate Change, Agriculture and Food SecurityCIAT
 
Reference Letter Ali Ribelli
Reference Letter Ali RibelliReference Letter Ali Ribelli
Reference Letter Ali RibelliVincenzo Simeone
 
Final Practicum Report OOOPS
Final Practicum Report OOOPSFinal Practicum Report OOOPS
Final Practicum Report OOOPSMarie Tattersall
 

Viewers also liked (20)

Mosquitotigre
MosquitotigreMosquitotigre
Mosquitotigre
 
LINGUAS
LINGUASLINGUAS
LINGUAS
 
Tp5
Tp5Tp5
Tp5
 
Statement Showing Multiple Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...
Statement Showing Multiple  Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...Statement Showing Multiple  Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...
Statement Showing Multiple Voter Registration Of Friends And Relatives Of Sh...
 
ECO-França
ECO-FrançaECO-França
ECO-França
 
Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)
Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)
Ket Luan Ve Dao Tao Bang Kep Va Mon Chung (4 9 2009)
 
Ankur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas Kashalikar
Ankur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas KashalikarAnkur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas Kashalikar
Ankur (Bestseller Marathi Poetry) Dr. Shriiwas Kashalikar
 
Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)
Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)
Pruebas de acceso a la Universidad oficiales de grado (2015)
 
Mix And The Value Of Comparitive Analysis
Mix And The Value Of Comparitive AnalysisMix And The Value Of Comparitive Analysis
Mix And The Value Of Comparitive Analysis
 
Tp3
Tp3Tp3
Tp3
 
Transcript_Angus MacCallum
Transcript_Angus MacCallumTranscript_Angus MacCallum
Transcript_Angus MacCallum
 
CowBayCafe_logo_BW
CowBayCafe_logo_BWCowBayCafe_logo_BW
CowBayCafe_logo_BW
 
IS1 Zekiel Schobernd - Letter of Recommendation
IS1 Zekiel Schobernd - Letter of RecommendationIS1 Zekiel Schobernd - Letter of Recommendation
IS1 Zekiel Schobernd - Letter of Recommendation
 
Stream Now: Algunas conclusiones
Stream Now: Algunas conclusionesStream Now: Algunas conclusiones
Stream Now: Algunas conclusiones
 
Duda Letter
Duda LetterDuda Letter
Duda Letter
 
Climate Change, Agriculture and Food Security
Climate Change, Agriculture and Food SecurityClimate Change, Agriculture and Food Security
Climate Change, Agriculture and Food Security
 
5p714.pdf
5p714.pdf5p714.pdf
5p714.pdf
 
Reference Letter Ali Ribelli
Reference Letter Ali RibelliReference Letter Ali Ribelli
Reference Letter Ali Ribelli
 
Final Practicum Report OOOPS
Final Practicum Report OOOPSFinal Practicum Report OOOPS
Final Practicum Report OOOPS
 
MA Degree
MA DegreeMA Degree
MA Degree
 

Similar to Hasil koding koran dan dokumen tentang kebebasan sipil

PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)Eko Budi
 
Keterbukaandan keadilan
Keterbukaandan keadilanKeterbukaandan keadilan
Keterbukaandan keadilanNurul Syifa
 
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewukelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewuapotek agam farma
 
pengertian keterbukaan dan keadilan
pengertian keterbukaan dan keadilanpengertian keterbukaan dan keadilan
pengertian keterbukaan dan keadilanapotek agam farma
 
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptx
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptxSistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptx
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptxmuhammadnurulfahmi3
 
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)Abdul Kasim
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAajijogja
 
Wujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaWujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaArief Kurniatama
 
Sistem politik demokrasi pancasila
Sistem politik demokrasi pancasilaSistem politik demokrasi pancasila
Sistem politik demokrasi pancasilaRochimudin
 
Visi indonesia baru setelah reformasi
Visi indonesia baru setelah reformasiVisi indonesia baru setelah reformasi
Visi indonesia baru setelah reformasiPustaka Literasi
 
remisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorremisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorIr. Soekarno
 
medsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptx
medsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptxmedsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptx
medsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptxMUHAMADBADRULAMINBIN
 
Makalah Keterbukaan Dan Jaminan Keadilan
Makalah Keterbukaan Dan Jaminan KeadilanMakalah Keterbukaan Dan Jaminan Keadilan
Makalah Keterbukaan Dan Jaminan Keadilan301006
 
Tabloid reformata edisi 147 januari 2012
Tabloid reformata edisi 147 januari 2012Tabloid reformata edisi 147 januari 2012
Tabloid reformata edisi 147 januari 2012Reformata.com
 

Similar to Hasil koding koran dan dokumen tentang kebebasan sipil (20)

HAM Dalam Perspektif Pancasila
HAM Dalam Perspektif PancasilaHAM Dalam Perspektif Pancasila
HAM Dalam Perspektif Pancasila
 
PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)
 
Keterbukaandan keadilan
Keterbukaandan keadilanKeterbukaandan keadilan
Keterbukaandan keadilan
 
Sam 1
Sam 1Sam 1
Sam 1
 
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewukelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
kelompok presentasi kelas Xi farmasi smk nurul huda pringsewu
 
pengertian keterbukaan dan keadilan
pengertian keterbukaan dan keadilanpengertian keterbukaan dan keadilan
pengertian keterbukaan dan keadilan
 
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptx
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptxSistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptx
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila.pptx
 
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
 
Wujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di IndonesiaWujud Demokrasi di Indonesia
Wujud Demokrasi di Indonesia
 
Sistem politik demokrasi pancasila
Sistem politik demokrasi pancasilaSistem politik demokrasi pancasila
Sistem politik demokrasi pancasila
 
Visi indonesia baru setelah reformasi
Visi indonesia baru setelah reformasiVisi indonesia baru setelah reformasi
Visi indonesia baru setelah reformasi
 
PPT_KEL.4.pdf
PPT_KEL.4.pdfPPT_KEL.4.pdf
PPT_KEL.4.pdf
 
Ham makalah
Ham makalahHam makalah
Ham makalah
 
remisi bagi koruptor
remisi bagi koruptorremisi bagi koruptor
remisi bagi koruptor
 
02 HAM-LAT.pptx
02 HAM-LAT.pptx02 HAM-LAT.pptx
02 HAM-LAT.pptx
 
pptpkn-2.pptx
pptpkn-2.pptxpptpkn-2.pptx
pptpkn-2.pptx
 
medsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptx
medsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptxmedsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptx
medsosmanfaatdanakibat-160715171838.pptx
 
Makalah Keterbukaan Dan Jaminan Keadilan
Makalah Keterbukaan Dan Jaminan KeadilanMakalah Keterbukaan Dan Jaminan Keadilan
Makalah Keterbukaan Dan Jaminan Keadilan
 
Tabloid reformata edisi 147 januari 2012
Tabloid reformata edisi 147 januari 2012Tabloid reformata edisi 147 januari 2012
Tabloid reformata edisi 147 januari 2012
 

More from INFORMASI DAN HUMAS KEMENAG PROV. JABAR (Nadzier Wiriadinata)

More from INFORMASI DAN HUMAS KEMENAG PROV. JABAR (Nadzier Wiriadinata) (20)

Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012
 
Tatacara penyusunan lakip
Tatacara penyusunan lakipTatacara penyusunan lakip
Tatacara penyusunan lakip
 
Permenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baru
Permenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baruPermenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baru
Permenpan 29 tahun 2010 pk dan lakip baru
 
Rencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunanRencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunan
 
Penetapan kinerja
Penetapan kinerjaPenetapan kinerja
Penetapan kinerja
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerja
 
Indikator kinerja utama
Indikator kinerja utamaIndikator kinerja utama
Indikator kinerja utama
 
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSIPENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
 
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCESPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
 
Sosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenagSosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenag
 
Kakanwil ranham2011
Kakanwil   ranham2011Kakanwil   ranham2011
Kakanwil ranham2011
 
Implementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa barat
Implementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa baratImplementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa barat
Implementasi ranham dalam percepatan pembangunan di jawa barat
 
Peringkat jabatan
Peringkat jabatanPeringkat jabatan
Peringkat jabatan
 
Penyempurnaan proses kerja
Penyempurnaan proses kerjaPenyempurnaan proses kerja
Penyempurnaan proses kerja
 
Pelaksanaan quick wins
Pelaksanaan quick winsPelaksanaan quick wins
Pelaksanaan quick wins
 
Pola-Pola
Pola-PolaPola-Pola
Pola-Pola
 
Regulasi Kerukunan Umat Beragama
Regulasi Kerukunan Umat BeragamaRegulasi Kerukunan Umat Beragama
Regulasi Kerukunan Umat Beragama
 
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSILANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Hasil koding koran dan dokumen tentang kebebasan sipil

  • 1. Badan Pusat Statistik Kementrian Dalam Negeri BAPPENAS Indonesia Kemenko Polhukam Hasil Koding Koran Dan Dokumen Bandung, 5 - 6 November 2012 INDEKS DEMOKRASI INDONESIA FOCUS GROUP DISCUSSION
  • 2. Badan Pusat Statistik Kementrian Dalam Negeri BAPPENAS Indonesia Kemenko Polhukam KEBEBASAN SIPIL INDEKS DEMOKRASI INDONESIA 1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 2. Kebebasan Berpendapat 3. Kebebasan Berkeyakinan 4. Kebebasan dari Diskriminasi
  • 3. Aspek Variabel 1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat Indikator 1 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat Ancaman kekerasan = Tindakan yang bertujuan menimbulkan rasa takut (intimidasi melalui sms, teror via telepon). Ancaman bisa berupa verbal atau bahas tubuh. Penggunaan kekerasan = Penggunaan kekuatan fisik yang menyebabkan jatuh korban. Aparat Pemerintah = Gubernur, Bupati/Walikota, Polisi, TNI, Hakim, Jaksa, Camat, Lurah/Kades Satpol PP Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1 KEBEBASAN BERKUMPUL DAN BERSERIKAT
  • 4. Variabel 1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat Indikator 1 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berseikat di Provinsi Jawa Barat Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1 KEBEBASAN BERKUMPUL DAN BERSERIKAT
  • 5. Indikator 2 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat Tindakan yang bertujuan menimbulkan rasa takut (intimidasi melalui sms, teror via telepon). Ancaman bisa berupa verbal atau bahas tubuh. Masyarakat = aktor selain pemerintah, termasuk tokoh masyarakat Contoh: - Sekelompok masyarakat membubarkan rapat akbar ormas tertentu - Masyarakat melempari kantor parpol tertentu Variabel 1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1 KEBEBASAN BERKUMPUL DAN BERSERIKAT
  • 6. Indikator 2 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat di Provinsi Jawa Barat di bulan Mei dan November. Variabel 1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 1 KEBEBASAN BERKUMPUL DAN BERSERIKAT
  • 7. Indikator 3 Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berpendapat Kebebasan berpendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Variabel 2 Kebebasan Berpendapat Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
  • 8. Indikator 3 Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berpendapat Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat di Provinsi Jawa Barat Variabel 2 Kebebasan Berpendapat Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
  • 9. Indikator 4 Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berpendapat Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum mengacu pada pasal 1 UU No. 9/1998 yang merupakan hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Variabel 2 Kebebasan Berpendapat Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
  • 10. Indikator 4 Jumlah Ancaman Kekerasan atau Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berpendapat Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya ancaman atau tindakan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat di Provinsi Jawa Barat Variabel 2 Kebebasan Berpendapat Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 2 KEBEBASAN BERPENDAPAT
  • 11. Indikator 5 Jumlah Aturan Tertulis yang Membatasi Kebebasan atau Mengharuskan Masyarakat dalam Menjalankan Agamanya Tindakan membatasi adalah kegiatan/aktivitas yang bermaksud agar pihak lain mengurangi, merintangi, menentukan banyaknya, menyekat sesuatu aktivitas. Tindakan mengharuskan adalah aktivitas/kegiatan yang bermaksud mengharuskan pihak lain melakukan sesuatu aktivitas. Contoh : - Aturan yang melarang pemakaian jilbab di kantor - Melarang aliran-aliran kepercayaan Variabel 3 Kebebasan Berkeyakinan Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
  • 12. Indikator 5 Jumlah Aturan Tertulis yang Membatasi Kebebasan atau Mengharuskan Masyarakat dalam Menjalankan Agamanya Berdasarkan pantauan, ditemukan ada 4 aturan tertulis, perda dan atau pergub yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya di Provinsi Jawa Barat, yaitu peraturan Bupati Cianjur, Surat Pernyataan Bersama di Kab. Bogor, Perda Kota Tasikmalaya, dan Keputusan Bupati Tasikmalaya Variabel 3 Kebebasan Berkeyakinan Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
  • 13. Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN KODE INDIKATOR 1. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 5 1.3. KEBEBASAN BERKEYAKINAN 1.3. 1. Jumlah aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya No Jenis dokumen Nama lembaga Membatasi kebebasan atau mewajibkan masyarakat dalam menjalankan agamanya 1. Peraturan daerah1. Gubernur - Aturan tertulis yang mengharuskan atau melarang masyarakat melaksanakan kegiatan keagamaan tertentu 2. Surat keputusan 2. Bupati/Walikota Identitas dokumen - Adanya prosedur administratif yang berbelit/mempersulit bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatan 3. Surat edaran 3. DPRD provinsi 4. Surat perintah 4. DPRD kab/kota keagamaan sesuai dengan keyakinannya 5. Laporan 5. Polri (Bab, Pasal, Ayat) /Halaman Isi/bunyi aturan yang menghambat 6. Catatan 6. TNI 7. Lainnya 7. Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 1 2 Peraturan Bupati Cianjur Nomor 15 Tahun 2006 Bab II, Pasal 2 Jenis Pakaian dinas harian, terdiri dari : Tanggal : 28 Agustus 2006 a. Pakaian dinas harian warna kaki b. Pakaian Muslim (dijelaskan pada lampiran VI tentang gambar pakaian muslim wanita) 2 7 2,5,7 Surat Pernyataan Bersama Bupati Bogor, Ketua DPRD Kab. Bogor, Kajari Cibinong, KA Pengadilan Negeri Cibinong, DALANUD ATS, KA Kandepag dan MUI Kab. Bogor - menyatakan : Surat Pernyataan Bersama Tanggal : 20 Juli 2005 1. Melarang seluruh kegiatan Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan semua aktifitasnya yang bertentangan dengan Ajaran Agama Islam di Wilayah Kabupaten Bogor 2. Sebagai akibat dari pelarangan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 memerintahkan kepada Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat Kab. Bogor serta Instansi terkait untuk melaksanakan pengawasan sesuai Surat Pernyataan Bersama ini;
  • 14. Indikator 6 Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya Pernyataan membatasi adalah ucapan atau tulisan yang bermaksud mengurangi, merintangi, menentukan banyaknya, menyekat suatu aktivitas pihak tertentu. Pernyataan mewajibkan adalah ucapan atau tulisan yang bermaksud untuk mengharuskan pihak lain melakukan sesuatu aktivitas. Variabel 3 Kebebasan Berkeyakinan Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
  • 15. Indikator 6 Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya di Provinsi Jawa Barat. Variabel 3 Kebebasan Berkeyakinan Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
  • 16. Indikator 7 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama Ancaman kekerasan bisa disampaikan baik secara lisan di hadapan khalayak, secara lisan melalui telepon, atau melalui tulisan. Penyampaian secara tulisan bisa dilakukan dengan layanan pesan singkat, sms atau bentuk lain. Penggunaan kekerasan menggunakan benda-benda fisik misalnya batu, kayu, pentungan, water canon, dll yang sifatnya merusak. Variabel 3 Kebebasan Berkeyakinan Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
  • 17. Indikator 7 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 ditemukan adanya tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya di Provinsi Jawa Barat yaitu di bulan Maret. Variabel 3 Kebebasan Berkeyakinan Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
  • 18. Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN KODE INDIKATOR 1. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 7 1.3. KEBEBASAN BERKEYAKINAN 1.3.3. Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama Tanggal Lokasi Deskripsi peristiwa Bentuk hambatan Pelaku Tingkat Sasaran (Tuliskan nomor halaman, nomor kolom) (Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan waktu kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian) 1. Perorangan 1. Desa/Kel 1. Tindakan membatasi 2. Kelompok warga 2. Kec 2. Tindakan mewajibkan (Tuliskan sasaran yang dituju) 3. Kab/Kota 4. Pernyataan membatasi 3. Lembaga / organisasi 4. Prov 8. Pernyataan mewajibkan Halaman Kolom (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 12/03/2011 3 3-7 Jemaah Ahmadiyah Diserang Sehari setelah muspida Kab Bogor sepakat untuk diterbitkannya Perbup tentang larangan aktivitas jemaat Ahmadiyah di Kab Bogor, terjadi aksi penyerangan rumah milik warga jemaah Ahmadiyah di Kp Ciaruteun Udik Rt 02 Rw 02 Ds Ciaruteun Udik Kec Cibungbulang Kab Bogor. Penyerangan diduga dilakukan oleh warga non Ahmadiyah. Penyerangan berupa perusakan terhadap rumah yang digunakan sebagai tempat salat Jumat oleh warga Ahmadiyah. 2 1 1 Jemaah Ahmadiyah Ds Ciaruteun Udik Kec Cibungbulang Kab Bogor
  • 19. Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 3 KEBEBASAN BERKEYAKINAN
  • 20. Indikator 8 Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan atas pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam semua aspek kehidupan (UU No.39/1999). Variabel 4 Kebebasan Dari Diskriminasi Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
  • 21. Indikator 8 Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya Berdasarkan pantauan, ditemukan aturan tertulis, perda dan atau pergub dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya. Variabel 4 Kebebasan Dari Diskriminasi Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
  • 22. Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI KODE INDIKATOR 1. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 8 1.4. KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI 1.4.1.Jumlah aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya No Jenis dokumen Nama lembaga Diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau kelompok rentan lainnya 1. Peraturan daerah 1. Gubernur - Diskriminatif gender adalah perlakuan yang berbeda, yang tidak adil terhadap perempuan saja atau terhadap laki-laki saja 2. Surat keputusan 2. Bupati/Walikota Identitas dokumen - Diskriminatif etnis adalah perlakuan yang berbeda, yang tidak adil, terhadap sekelompok etnis tertentu 3. Surat edaran 3. DPRD provinsi - Kelompok rentan adalah para manula, pengidap penyakit tertentu misalnya ODHA 4. Surat perintah4. DPRD kab/kota 5. Laporan 5. Polri (Bab, Pasal, Ayat) /Halaman Isi/bunyi aturan yang diskriminatif 6. Catatan 6. TNI 7. Lainnya 7. Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 1 2 Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4 Tahun 2001 Pasal 1 ayat ( f ) Pelacuran adalah suatu perbuatan dimana seorang perempuan yang menggunakan dirinya untuk berhubungan kelamin dengan lawan jenisnya dan menerima pembayaran baik berupa uang maupun barang lainnya. Tentang : Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Prostitusi 2 3 2 - Surat Edaran Bupati Indramayu Nomor : 025/153/Kesra - Himbauan untuk pegawai perempuan dan Siswi Tingkat SMP/MTs/SMA/SMK/MA serta Mahasiswi yang beragama Islam, untuk menggunakan pakaian kerja atau seragam sekolah muslimah (berjilbab) termasuk pakaian olah raga terhitung tanggal 1 Maret 2004 untuk pegawai perempuan dan Tahun Ajaran 2004/2005 bagi siswi dan mahasiswi. Tanggal : 17 Januari 2004 - Surat Sekretarat Daerah Pemkab Indramayu Nomor : 025/376/Kesra Tanggal : 17 Februari 2004
  • 23. Indikator 9 Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya Diskriminasi gender adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap perempuan atau terhadap laki-laki saja. Diskriminasi etnis adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap sekelompok etnis tertentu. Diskriminasi kelompok rentan lainnya adalah perlakuan yang berbeda yang tidak adil terhadap kelompok tertentu seperti para manula, penyandang cacat dan pengidap penyakit tertentu misalnya ODHA. Variabel 4 Kebebasan Dari Diskriminasi Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
  • 24. Indikator 9 Jumlah tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya di Provinsi Jawa Barat. Variabel 4 Kebebasan Dari Diskriminasi Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
  • 25. Indikator 10 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis terhadap kelompok rentan lainnya Ancaman kekerasan lebih kepada usaha yang akan menimbulkan kesulitan yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan kekerasan lebih kepada penggunaan benda-benda fisik yang bisa menyebabkan jatuhnya korban. Variabel 4 Kebebasan Dari Diskriminasi Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
  • 26. Indikator 10 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis terhadap kelompok rentan lainnya Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 tidak ditemukan adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis terhadap kelompok rentan lainnya di Provinsi Jawa Barat Variabel 4 Kebebasan Dari Diskriminasi Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
  • 27. Indikator 10 Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis terhadap kelompok rentan lainnya Contoh : ● Tindakan anarkis masyarakat suatu daerah yang menolak kepala Daerah perempuan ● Masyarakat Sunda menolak dengan ancaman kehadiran etnis Madura. Variabel 4 Kebebasan Dari Diskriminasi Aspek KEBEBASAN SIPIL Variabel 4 KEBEBASAN DARI DISKRIMINASI
  • 28. Badan Pusat Statistik Kementrian Dalam Negeri BAPPENAS Indonesia Kemenko Polhukam HAK-HAK POLITIK INDEKS DEMOKRASI INDONESIA 1. Hak Memilih dan Dipilih 2. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan
  • 29. Indikator 11 Jumlah kejadian dimana hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat Contoh : ● Dari parpol dalam bentuk politik uang ● Adanya tekanan dari tokoh masyarakat untuk memilih/ tidak memilih calon tertentu ● Kelalaian pemerintah/penyelenggara (KPU/KPPS) sehingga warga tidak terdaftar, tidak dilayani untuk memperoleh kartu pemilih. ● Ada usaha memobilisasi orang untuk tidak datang ke TPS Variabel 5 Hak Memilih dan Dipilih Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
  • 30. Indikator 12 Jumlah kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak memilih Contoh : • Tidak adanya pendamping bagi pemilih yang cacat fisik, seperti tuna netra, cacat tangan. • Tidak adanya bilik suara yang dilengkapi jalur khusus kursi roda Variabel 5 Hak Memilih dan Dipilih Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
  • 31. Indikator 12 Jumlah kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak memilih Berdasarkan pantauan dan analisis surat kabar, tidak ditemukan adanya kejadian yang menunjukan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak memilih di Provinsi Jawa Barat. Variabel 5 Hak Memilih dan Dipilih Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
  • 32. Indikator 13 Kualitas daftar pemilih tetap (DPT) Variabel 5 Hak Memilih dan Dipilih Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
  • 33. Indikator 14 Persentase penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (voters turnout) Laporan KPU Tahun 2010 diketahui jumlah penduduk yang memiliki hak pilih 30.124.261 orang, yang menggunakan hak pilihnya 23.079.454, voters turnout/persentase 76,61 persen. Variabel 5 Hak Memilih dan Dipilih Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
  • 34. Indikator 15 Persentase perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD provinsi Laporan KPU Tahun 2010 terpilih jumlah Anggota DPRD TK.I Provinsi Jawa Barat sebanyak 100 orang dengan komposisi 77 orang Laki-Laki dan 23 orang perempuan. Sehingga persentase perempuan di DPRD Tk.I Provinsi Jawa Barat sebanyak 23 %. Variabel 5 Hak Memilih dan Dipilih Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 5 HAK MEMILIH DAN DIPILIH
  • 35. Indikator 16 Persentase demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan terhadap total demonstrasi mogok Demonstrasi/mogok : tindakan masa yang mendukung, menolak atau mengkoreksi kebijakan pemerintah pusat atau daerah. Demo yang dimaksud adalah demo yang memprotes kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat dan daerah dan bahkan kebijakan di luar negeri/ internasional. Kekerasan : merusak secara fisik (bangunan, fasilitas umum), jatuh korban, digunakan benda-benda fisik (batu, kayu, pentungan, water canon, bom asap dll) yang dilakukan oleh pendemo maupun aparat. Tidak termasuk sekedar dorong-mendorong. Variabel 6 Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan Pengawasan Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
  • 36. Indikator 16 Persentase demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan terhadap total demonstrasi mogok Berdasarkan analisis surat kabar, selama tahun 2011 ditemukan adanya ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis terhadap kelompok rentan lainnya di Provinsi Jawa Barat yaitu di bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, September, Oktober, dan November. Variabel 6 Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan Pengawasan Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
  • 37. Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN KODE INDIKATOR 2 HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHT) 16 2.2. PARTISIPASI POLITIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN 2.2.1. Jumlah demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan Tanggal Lokasi Deskripsi peristiwa Kategori kekerasan Pelaku Bentuk Jumlah peserta Sasaran (Tuliskan nomor halaman, nomor kolom) (Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan waktu kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian) 1. Mahasiswa 1. Perusakan 2. Buruh 2. Bentrokan 1. < 50 (Tuliskan sasaran yang dituju) 3. Ormas 4. Blokir jalan 2. 50 - 100 4. Kelompok 8. Jatuh korban 3. 101 - 500 Halaman Kolom masyarakat 4. > 500 5. Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 16/03/2011 - - Tidak Ditemukan Berita Terkait Dengan Indikator 17/03/2011 19 1-4 Warga Margamulya Dobrak Kantor Desa Puluhan warga Ds Margamulya Kec Bongas Kab Indramayu mengamuk dan mendobrak kantor desa. Mereka menuntut agar kades segera mundur karena dinilai telah menyalahgunakan kewenangan dan melakukan berbagai penyelewengan. Kades tidak pernah menanggapi aspirasi warga. Bahkan keitka warga hendak mengeluh, dia malah melakukan aksi premanisme untuk menakuti warga dengan mengerahkan konvoi motor orang tak dikenal di sekitar desa. Warga menuding Kades telah melakukan pungutan liar dalam projek pembuatan ratusan sertifikat massal, memotong dana BLT 2009, menyunat dana PPIP 2009, dana bencana alam 2009 dan beberapa tuduhan lain terkait penggelapan dana. 4 1 4 Kades Ds Margamulya Kec Bongas Kab Indramayu
  • 38. Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
  • 39. Indikator 17 Jumlah pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintah Pengaduan : mencakup keluhan, kritik, kecaman Masyarakat : individu atau kelompok Penyelenggaran pemerintahan : kebijakan,, prosedur dan aparat penyelenggara Variabel 6 Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan Pengawasan Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
  • 40. Indikator 17 Jumlah pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan Berdasarkan analisis surat kabar, ada 941 pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan. Indikator ini ditemui di setiap bulan selama tahun 2011 dan merupakan indikator yang paling banyak berita di surat kabar. Variabel 6 Partisipasi Politik Pengambilan Keputusan dan Pengawasan Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
  • 41. Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN KODE INDIKATOR 2. HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHT) 17 2.2. PARTISIPASI POLITIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN 2.2.2. Jumlah pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan Tanggal Lokasi Deskripsi peristiwa Pelaku pengaduan Sasaran Aktor Jenis Kelamin Tingkat Substansi (Tuliskan nomor halaman, nomor kolom) (Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan waktu kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian) 1. Perorangan 1. Laki-Laki 1. Desa/Kel 1. Pelayanan Umum (Tuliskan sasaran yang dituju) 2. Kelompok 2. Perempuan 2. Kec 2. Tarif/Harga warga 3. Laki-Laki 3. Kab/Kota 3. Perilaku penyelenggara 3. Lembaga / & Perempuan 4. Prov pemerintahan Halaman Kolom Organisasi 4. Lainnya (tuliskan) 4. Tokoh/Pakar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 08/11/2011 1 3 Jalan By Pass Rusak Lagi Warga yang sering melalui ruas Jl Soekarno-Hatta mengeluhkan kondisi aspal mulus yang baru beberapa bulan ternyata sudah kembali rusak dan terlihat lubang berdiameter 20 - 100 cm di beberapa ruas jalan. Pengguna jalan mengkhawatirkan, bila saat hujan lubang-lubang tersebut tidak terlihar karena tergenang air dan dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan. 2 3 3 1 Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung 4 1 Pengadilan Tipikor Daerah Hamburkan Uang Negara wacana mengenai pembubaran pengadilan tipikor di daerah dinilai Ketua Lembaga Pemerhati Hukum dan Kebijakan Publik (LPHKP) Jawa Barat, Erland Jayaputra disambut secara positif karena selama ini, bayka terdakwa korupsi diputus bebas di daerah dan dianggap tidak mampu mengatasi mata rantai tindak korupsi di daerah. Erland juga mengusulkan pengadilan tipikor dikembalikan ke Jakarta. 4 1 4 3 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jawa Barat
  • 42. Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
  • 43. Badan Pusat Statistik Kementrian Dalam Negeri BAPPENAS Indonesia Kemenko Polhukam LEMBAGA DEMOKRASI INDEKS DEMOKRASI INDONESIA 1. Pemilu yang bebas dan adil 2. Peran DPRD 3. Peran Partai Politik 4. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 5. Peran Peradilan yang Independen
  • 44. Indikator 18 Jumlah kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu Keberpihakan : Memberikan perlakuan yang menguntungkan atau merugikan kepada salah satu atau lebih kontestan Contoh : 1. Pemindahan lokasi kampanye secara mendadak 2. Mempersulit/ mempermudah seorang calon dalam proses administrasi pencalonan Variabel 7 Pemilu yang Bebas dan Adil Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
  • 45. Indikator 18 Jumlah kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu Berdasarkan analisis surat kabar ditemui satu kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu legislatif 2009. Harian Pikiran Rakyat Tanggal 28 Agustus 2009 Halaman 17 kolom 3-7 KPU Kota Bandung Dilaporkan. Rabu 26 Agustus 2009, KPU Kota Bandung dilaporkan Panwaslu Kota Bandung ke Panwaslu Jabar terkait dua temuan mengenai kelalaian dari KPU Kota Bandung yaitu mengenai lolosnya salah satu caleg partai Demokrat yang usianya tidak memenuhi ketentuan serta indikasi ada salah satu anggota KPU yang masih menjabat sebagai tenaga fungsional di Unpad Variabel 7 Pemilu yang Bebas dan Adil Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
  • 46. Indikator 18 Jumlah kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu Berdasarkan analisis dokumen ditemui satu kejadian yang menunjukan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu legislatif 2009. Analisis Gar Pilleg 2009 (POLDA Jawa Barat) 2 orang anggota KPU Kota Depok dan KPU Kab. Sukabumi yang sudah menjadi anggota Parpol Variabel 7 Pemilu yang Bebas dan Adil Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
  • 47. Indikator 19 Jumlah kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara Berdasarkan analisis surat kabar dan dokumen tidak ditemui adanya kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara. Variabel 7 Pemilu yang Bebas dan Adil Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 7 PEMILU YANG BEBAS DAN ADIL
  • 48. Indikator 20 Besaran alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan perkapita ● Anggaran Pendidikan Provinsi Jawa Barat Rp. 1,967 triliun,-. Untuk anggaran pendidikan menyerap 20,10 % dari dana APBD Provinsi Jawa Barat. Sedangkan Anggaran Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rp. 744,043 miliar menyerap 7,60 % dari dana APBD. Variabel 8 P e r a n D P R D Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
  • 49. Indikator 21 Persentase jumlah Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD terhadap jumlah total Perda yang dihasilkan Perda Inisiatif adalah peraturan daerah yang rancangannya berasal dari inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perda yang dicatat adalah seluruh perda yang terbit tahun 2011. Sedangkan cakupannya adalah seluruh perda yang diterbitkan oleh DPRD Provinsi Variabel 8 P e r a n D P R D Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
  • 50. Indikator 21 Persentase jumlah Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD terhadap jumlah total Perda yang dihasilkan Berdasarkan koding dokumen ditemui ada 2 Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD pada tahun 2011 yaitu : 1. Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Hutan, tanggal 20 September 2011 2. Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, tanggal 20 September 2011 Variabel 8 P e r a n D P R D Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
  • 51. Indikator 22 Jumlah rekomendasi DPRD kepada eksekutif Yang dimaksud surat rekomendasi adalah masukan dari legislatif kepada eksekutif yang memberikan perbaikan kebijakan. Rekomendasi ini bisa menyangkut berbagai aspek, seperti pemasangan SUTET, tempat hiburan malam hingga LPJ Gubernur. Rekomendasi yang dicatat adalah seluruh rekomendasi DPRD yang terkait sektor pendidikan dan kesehatan yang diterbitkan pada 2010. Rekomendasi yang dicatat hanya yang dikeluarkan oleh DPRD Provinsi. Variabel 8 P e r a n D P R D Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
  • 52. Indikator 22 Jumlah rekomendasi DPRD kepada eksekutif Berdasarkan koding dokumen belum ditemui Rekomendasi DPRD terhadap eksekutif pada tahun 2011 Variabel 8 P e r a n D P R D Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 8 PERAN DPRD
  • 53. Indikator 23 Jumlah kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu Kaderisasi : Pelatihan pendidikan politik (kepemimpinan, organisasi) pada kader (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa). Berdasarkan hasil analisis dokumen tahun 2011 ada sembilan parpol yang melakukan kaderisasi yaitu Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera. Variabel 9 Peran Partai Politik Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 9 PERAN PARTAI POLITIK
  • 54. Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 9 PERAN PARTAI POLITIK KODE INDIKATOR 3 LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS) 23 3.3. PERAN PARTAI POLITIK 3.3.1. Jumlah kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta Pemilu No Jenis dokumen Pelaksana Kegiatan kaderisasi Deskripsi kegiatan 1. Publikasi Tingkat Waktu Jumlah peserta Tema kegiatan 2. Laporan Nama partai politik 1. Desa 1. Pendidikan politik (Uraikan secara ringkas kegiatan yang diselenggarakan) 3. Catatan (Tuliskan nama partai yang melakukan kegiatan kaderisasi) 2. Kecamatan (Tuliskan tanggal, bulan, dan tahun kegiatan) 2. Pelatihan kepemimpinan 4. Lainnya 3. Kab/Kota 3. Penguatan organisasi 4. Propinsi 4. Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 4 Partai Gerakan Indonesia Raya 2,3 15 - 21 Mei 2011 200 2 Mental Ideologi, penghayatan terhadap visi misi, AD/ART, Manifesto Kepemimpinan, Militansi dan Mandiri 2 4 Partai Gerakan Indonesia Raya 2,3 22 - 28 Mei 2011 181 2 Mental Ideologi, penghayatan terhadap visi misi, AD/ART, Manifesto Kepemimpinan, Militansi dan Mandiri 3 4 Partai Gerakan Indonesia Raya 2,3 29 Mei - 4 Juni 2011 79 2 Mental Ideologi, penghayatan terhadap visi misi, AD/ART, Manifesto Kepemimpinan, Militansi dan Mandiri
  • 55. Indikator 24 Persentase perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat propinsi Variabel 9 Peran Partai Politik Partai Persentase Demokrat 20,0 % PDIP 15,79 % Golkar 22,22 % PKS 5,26 % PPP 16,67 % Gerindra 28,0 % PAN 8,05 % Hanura 19,72 % PKB 20,59 % Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 9 PERAN PARTAI POLITIK
  • 56. Indikator 25 Jumlah laporan dan berita penggunaan fasilitas pemerintah untuk kepentingan calon/parpol tertentu dalam pemilu legislatif Fasilitas pemerintah adalah seluruh properti milik pemerintah. Fasilitas ini bisa berupa bangunan/gedung, kendaraan atau bentuk lainnya. Variabel 10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 10 PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
  • 57. Indikator 26 Jumlah laporan dan berita keterlibatan PNS dalam kegiatan politik parpol dalam pemilu legislatif Keterlibatan PNS antara lain dengan menjadi pengurus Parpol, juru kampanye, tim sukses, tindakan penggalangan suara. Menjadi peserta kampanye yaitu aktif menjadi peserta kampanye dengan tetap memakai atribut PNS-nya. Variabel 10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 10 PERAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
  • 58. Indikator 27 Jumlah keputusan hakim yang kontroversial Keputusan hakim yang kontroversial merupakan keputusan yang menimbulkan protes dari masyarakat karena keputusan pengadilan dianggap tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat/bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat. Variabel 11 Peran Peradilan yang Independen Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
  • 59. Indikator 27 Jumlah keputusan hakim yang kontroversial Berdasarkan analisis surat kabar, ditemukan adanya keputusan hakim yang kontroversial pada tahun 2011 di Provinsi Jawa Barat yaitu di bulan Januari. Variabel 11 Peran Peradilan yang Independen Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
  • 60. Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN KODE INDIKATOR 3. LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS) 27 3.5. PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN 3.5.1. Jumlah keputusan hakim yang kontroversial Tanggal Lokasi Deskripsi peristiwa Keputusan kontroversial (Tuliskan nomor halaman, nomor kolom) Aktor Keputusan Perkara (Tuliskan judul berita/surat pembaca, aktor, tempat dan waktu kejadian, pihak yang dituju, dan substansi kejadian) 1. Pengadilan negeri 1. Membebaskan (Tuliskan perkara/kasus yang kemudian menjadi keputusan kontroversial) 2. Pengadilan tinggi 2. Menghukum Halaman Kolom 3. Menghukum lebih ringan 4. Menghukum lebih berat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 17/01/2011 - - Tidak Ditemukan Berita Terkait Dengan Indikator 18/01/2011 6 6-7 Warga Kecewa Terdakwa Korupsi Dibebaskan Ratusan warga asal Ds Pabuaran Kidul Kec Pabuaran mendatangi kantor Kejari Sumber dan kabtor Bupati Cirebon. Mereka mengaku kecewa atas putusan PN Sumber yang telah membebaskan Kuwu Pabuaran Kidul yang didakwa melakukan korupsi. Mereka menuntut agar kuwu tersebut diberhentikan sementara. Kepada pihak Kejari mereka mendesak untuk memenjarakan kuwu tersebut karena dikhawatirkan menyebabkan keresahan bagi warga. 1 1korupsi 19/01/2011 5 1-2 Tidak Puas Vonis Hakim , Keluarga Tomi Mengamuk Keluarga Tomi tidak terima dengan putusan majelis hakim. Majelis hakim menjatuhkan vonis penjara 16 tahun kepada pelaku utama Endy dan 14 tahun penjara kepada Ashodi. Keluarga korban berharap majelis hakim mengganjar pelaku dengan hukuman seumur hidup atau hukuman mati. Keluarga tidak merasa puas dengan putusan persidangan. 1 3pembunuhan
  • 61. Aspek HAK – HAK POLITIK Variabel 6 PARTISIPASI POLITIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENGAWASAN
  • 62. Indikator 28 Jumlah penghentian penyelidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi Berdasarkan analisis surat kabar tidak ditemukan adanya penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi di Provinsi Jawa Barat selama tahun 2011 Variabel 11 Peran Peradilan yang Independen Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN
  • 63. TERIMA KASIH Aspek LEMBAGA DEMOKRASI Variabel 11 PERAN PERADILAN YANG INDEPENDEN