PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
1. Kelompok 5 :
Mahendra Noor F. (4411413019)
Agustin Dian K. (4411413022)
Afrin Nur Aisyah (4411413028)
Fitta Permata Putri (4411413035)
Rahmadyan Tefarani (4411413036)
3. Englerian System, 1887
Monocotyledonae
Dicotyledonae
Amentiferae
Polypetalae
Ranales
Centrospermae
Gamopetalae
Cronquist System, 1988
Magnoliopsida (Dicots)
Magnoliidae
Hamamelidae
Caryophyllidae
Dilleniidae
Rosidae
Asteridae
Liliopsida (Monocots)
APG Classification, 1998
Basal Angiosperms
Monocots
Eudicots
Core Eudicots
Caryophylliales
Rosids
Eurosids I
Eurosids II
Asterids
Euasterids I
Euasterids II
Taxonomy is not static, it is constantly being revised
and relearned by each generation
TAXONOMY
4. Ilmu yang mempelajari tentang
klasifikasi (pengelompokan /
penggolongan) disebut Taksonomi
Carolus Linnaeus adalah orang yang
pertama kali meletakkan dasar
klasifikasi, sehingga Carolus Linnaeus
disebut sebagai Bapak Taksonomi
5. Definisi
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu
yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian,
pengenalan (identifikasi),
pengelompokan (klasifikasi), dan
penaman tumbuhan. Ilmu ini
merupakan cabang dari taksonomi.
6. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian
dari taksonomi tumbuhan. Sistematika
tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan
sangat erat dengan taksonomi
tumbuhan.
Taksonomi tumbuhan merupakan
ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan
contoh,pemerian,pengenalan(identifika
7. Komponen Dasar dalam Taksonomi
1. Klasifikasi
Penyusunan kelompok-kelompok tumbuhan ke
dalam suatu tingkatan taksonomi berdasarkan
sifat-sifat tertentu. sistem klasifikasi dalam
taksonomi tumbuhan sistem klasifikasi alam
atau sistem klasifikasi filogenetik dan sistem
klasifikasi buatan (berdasarkan habitat). Sistem
klasifikasi yang tinjauannya didasarkan
modifikasi dari sistem yang telah ada dengan
penambahan data yang baru, disebut sistem
kontemporer.
8. 2. Identifikasi
Identifikasi adalah determinasi suatu nama
untuk suatu spesies sehingga dapat menentukan
nama yang benar dan tempatnya yang tepat
dalam sistem klasifikasi.
9. 3. Deskripsi
Deskripsi adalah penjabaran karakter-karakter
atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya digunakan
untuk membedakan antara suatu spesies
dengan spesies lainnya.
10. 4. Tatanama (Nomenclature),
Suatu sistem aturan yang jelas dan bersifat
universal yang digunakan oleh semua ahli
botani di dunia untuk menamakan tumbuhan
yang tertuang dalam Kode Internasional
untuk Tatanama Tumbuhan (International
Code of Botanical Nomenclature, ICBN).
11. Perkembangan Taksonomi
Menurut Davis and Heywood (1963), ada 4 tahapan
perkembangan taksonomi yaitu :
1) Fase Eksplorasi
2) Fase Konsolidasi
3) Fase Biosistematika
4) Fase Ensiklopedik
12. Fase Eksplorasi
Fase eksplorasi disebut juga fase pioneer, sesuai
dengan salah satu tujuan taksonomi yaitu
inventarisasi semua tumbuhan yang ada di muka
bumi. Pada fase ini yang lebih ditekankan adalah
identifikasi yang didasarkan pada herbarium
yang jumlahnya terbatas. Acuan utama adalah
morfologi dan distribusi tumbuhan tersebut.
13. Fase Konsolidasi
Fase ini disebut juga fase sistematika.
Pada fase ini studi lapangan dilakukan secara
intensif dan bahan herbarium sudah lebih
lengkap. Banyak tumbuhan yang dinyatakan
sebagai jenis pada fase eksplorasi ternyata
merupakan varian dari jenis lainnya dan banyak
menemukan jenis-jenis baru. Pada fase ini flora
dan dasar-dasar monografi mulai diterbitkan.
14. Fase Biosistematika
Fase ini disebut juga fase eksperimental.
Pengetahuan terhadap tumbuhan bukan hanya
pada distribusi geografis tetapi juga informasi pada
tingkat yang lebih luas misalnya jumlah dan
morfologi kromosom. Pada fase ini kegiatan yang
menonjol adalah: analisis sistem kawin silang, pola
variasi dan penelitian yang menyangkut aspek-
aspek taksonomi di bidang kimia (kemotaksonomi),
taksonomi kuantitatif (numerical taxonomy),
sitologi, anatomi, embriologi, palinologi.
15. Fase Ensiklopedik
Fase ini merupakan koordinasi dari ketiga fase
sebelumnya. Semua data (ciri taksonomi) yang
ada dianalisis dan disintesis untuk membuat
satu atau lebih sistem klasifikasi yang
mencerminkan hubungan kekerabatan secara
filogenetis.
16. Sedangkan Turril (1935) membagi taksonomi
dengan cara yang berbeda, lebih menunjukkan
kesinambungan antara satu fase ke fase yang
lain, yaitu:
- taksonomi alfa yang ekuivalen dengan fase
eksplorasi dan konsolidasi, dan
- taksonomi omega ekuivalen dengan fase
ensiklopedik.
17. Dalam garis besarnya, perkembangan sistem
klasifikasi dari masa ke masa adalah sebagai
berikut:
1. Periode Tertua
2. Periode Sistem Habitus
3. Periode Sistem Numerik
4. Periode Sistem Alam
5. Periode Sistem Filogenetik
18. 1. Periode Tertua
(Prasejarah hingga abad ke-4 SM)
Dalam periode ini secara formal belum dikenal adanya
system klasifikasi yang diakui (sejak ada kegiatan dalam
taksonomi sampai kira-kira abad ke-4 sebelum masehi).
Sejak awal kehidupan manusia bergantung pada bahan-
bahan yang berasal dari tumbuhan, manusia sejak dahulu
telah melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam
lingkup taksonomi, seperti mengenali dan memilah-milah
tumbuhan mana yang berguna baginya dan yang mana
yang tidak, termasuk pemberian nama, sehingga apa
yang ditemukan dapat dikomunikasikan kapada pihak
lain. Dalam zaman prasejarah orang telah mengenal
tumbuh-tumbuhan penghasil bahan pangan yang penting
seperti yang kita kenal sampai saat ini.
19. Jelaslah bahwa sejak berpuluh – puluh abad yang lalu
orang telah terjun dalam kegiatan – kegiatan taksonomi
tumbuhan, walaupun pengetahuan yang telah mereka
kumpulkan belum begitu berarti, juga belum ditata,
belum menunjukan hubungan sebab dan akibat,
sehingga belum dapat disebut sebagai “ilmu
pengetahuan”(science) menurut ukuran sekarang.
20. 2. Periode Sistem Habitus
(abad ke-4 SM sampai abad ke-17)
Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuan baru di anggap
pada abad ke-4 sebelum Masehi oleh orang-orang Yunani yang
dipelopori oleh Theophrastes ( 370-285 SM) murid seorang filsuf
Yunani bernama Aristoteles.
Pengklasifikaan tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan
(habitus) yang golongan-golongan utamanya disebut dengan nama
pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna. Sistem
klasifikasi ini bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4 sebelum
masehi sampai melewati abad pertengahan, dan selama periode-
periode ini ahli-ahli botani, herbalis, dan filsuf telah menciptakan
sistem-sistem klasifikasi yang pada umumnya masih bersifat kasar,
namun sering dinyatakan telah mencerminkan adanya hubungan
kekerabatan antara golongan yang terbentuk.
21. Selain golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti
yang disebut di atas, ia juga mengadakan pengelompokan
menurut umur dan membedakan tumbuhan berumur
pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial),
serta tumbuhan berumur panjang (perennial).
Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga
majemuk yang berbatas (centrifugal) dan yang tidak
berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan
bunga dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau
dialipetal) dan yang berlekatan (gamopetal atau simpetal)
bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal
daun yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun
yang telah dilakukan oleh theoprastes hasil klasifikasi
tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap nyata-
nyata merupakan suatu sistem artifisial.
22. 3. Periode Sistem Numerik
(+ awal abad ke-18)
Periode ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang
ditandai dengan sifat sistem yang murni artifisial,
yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu
dalam identifikas tumbuhan. Sistem ini tidak
menggunakan bentuk dan tekstur tumbuhan
sebagai dasar utama pengklasifikasian. Tetapi
pengambilan kesimpulan mengenai kekerabatan
antara tumbuhan.
Tokoh yang paling menonjol pada masa ini adalah
Carolus Linnaeus.
23. Tokoh Taksonomi pada masa ini :
Aristoteles
Theophrastes
Discorides
Plinius
O. Brunfels (1464-1534)
J. Bock (1489-1554)
L. Fuchs (1501-1566)
R. Dodoneus (1516-1518)
M. de L’Obel (1545-1612)
24. 4. Periode Sistem Alam
(+ akhir abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19)
Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-
perubahan yang revolusioner dalam pengklasifikasian
tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut “sistem
alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit
ynag wajar (natural) bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan
dengan demikian dapat tercermin pengertian manusia
mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam.
Secara harfiah istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam
klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada hakekatnya
semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem
klasifikasi yang digunakan dalam periode ini, digunakan nama
“sistem alam” (natural system) dengan maksud untuk
memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang
tepat yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya.
25. 5. Periode Sistem Filogenetik
(Pertengahan abad ke 19 hingga sekarang)
• Teori evolusi, teori desendensd atau teori
keturunan seperti yang diciptakan oleh darwin
merupakan suatru teori hingga sekarang oleh
sebagian orang terutama tokoh agama masih
dianggap kontroversial dan tetap ditentang
kendati ajaran itu tetap diterima dan cepat
tersebar luas dikalangan kaum ilmuan yang
begitu fanatik terhadap teori ini sampai ada yang
menyatakan, bahwa “ evolusi bukannya teori lagi,
tetapi adalah suatu aksioma yang tidak perlu
diragukan kebenarannya, dan oleh krenanya tidak
perlu diperdebatkan lagi “.
26. • Sistem klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk
mengadakan penggolongan tumbuhan yang
sekaligus mencerminkan urutan – urutan golongan
itu dalam sejarah perkembangan filogenetiknya dan
demikian juga menunjukan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan yang satu dengan yang lain.
• Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang digunakan adalah
“filogeni” dan dari sini lahirlah nama “sistem
filogenetik” kenyataanya, bahwa kemudian muncul
sistem klasifikasi yang berbeda, membuktikan bahwa
persepsi dan interpretasi para ahli biologi mengenai
yang disebut filogeni itu masih berbeda – beda.