Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan sekunder pada batang, termasuk aktivitas kambium, jenis-jenis batang, dan adaptasi batang terhadap berbagai habitat. Selain itu, dibahas pula mengenai anomali struktur batang seperti posisi kambium yang abnormal, aktivitas kambium yang tidak normal, dan kehadiran kambium asesoris.
2. Batang Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang
merupakan hasil dari keaktifan kambium
pembuluh yang membelah secara terus-
menerus sehingga menambah jumlah
jaringan pembuluh.
13. • Kambium mengadakan dilatasi
• Ke arah dalam kambium berdiferensiasi
membentuk xylem sekunder
• Ke arah luar kambium membentuk floem
sekunder
• Jejari empulur merupakan jejari buluh angkut
yang bermula dari kambium, sekali dibentuk,
lalu bertambah panjang tanpa batas oleh
kambium
14.
15. Sebelum pertumbuhan
sekunder dimulai
Setelah pertumbuhan sekunder,
menghasilkan floem&xylem sekunder
kolenkim
korteks
kambium
gabus
Floem sekunder
Xylem sekunder Dilatasi jari-jari
empulur dalam
floem
empulur
Floem
primer
Xylem
primer
Jalan daun
empulur
16.
17.
18. Tipe Batang
Struktur batang sekunder sering kali digunakan
untuk membedakan tipe batang, tipe batang
dibedakan menjadi:
19. Batang Conifer
• Pada floem primer tidak terbentuk serabut
pada bagian tepi
• Tidak ditemukan adanya endodermis
• Batas luar dari floem dapat dikenali dengan
adanya jari-jari empulur
• Sejak pertumbuhan awal, batang
mengandung pembuluh resin pada korteks
• Contoh batang conifer adalah Pinus.
22. Batang Dikotil Berkayu
• Daerah antar pembuluhnya sempit
• Jaringan sekunder membentuk silinder yang
membentang terus, tidak diputus oleh jari-
jari empulur.
• Pada floem sekunder banyak dibentuk
serabut yang terdiri dari berkas vaskuler dan
sel parenkim.
23. • Di bawah epidermis terdapat selapis
sel parenkim yang kemudian menjadi
beberapa lapisan kolenkim
• Contohnya pada Salix sp., Prunus sp.,
dan Quercus suber
24.
25. Batang Dikotil Tidak Berkayu
(Herbaceus)
• Pada batang muda terdapat epidermis dan
masih terdapat pada awal pertumbuhan
sekunder.
• batang tua akan berbentuk periderm dengan
lentisel.
• Kambium pembuluh memisahkan floem
dengan xylem sekunder dengan membentuk
silinder yang padat.
26.
27. Batang Dikotil Merambat
• Sel yang dibentuk pada akhir masa
pertumbuhan relatif lebih kecil.
• Floem sekunder tidak berserabut.
• Apabila diameter batang membesar, setiap
berkas pengangkut juga membesar ke arah
luar atau ke arah tepi.
• Ciri khas batang Dikotil merambat adalah
terdapat sklerenkim di luar berkas
pengangkut.
• Contoh : Cucurbita sp.
30. Batang Monokotil
• Pada umumnya Monokotil tidak memiliki
pertumbuhan sekunder dari kambium
pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang
menjadi tebal.
• Penebalan ini berasal dari pembelahan dan
bembesaran sel parenkim dasar, dan memiliki
meristem penebalan primer.
• Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan
sekunder menyebar (diffuse).
31. • Ada juga tumbuhan Monokotil yang meiliki
kambium sehingga mengalami pertumbuhan
sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave,
Aloe, Cordiline, Dracaena, Sansevieria, Yucca)
• Kambium berasal dari parenkim yang terdapat
di luar berkas pengangkut primer,
menghasilkan berkas pengangkut sekunder
dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah
kecil parenkim ke arah luar.
32. epidermis
Korteks asal
Berkas jalan daun
Daerah korteks yang dibentuk oleh kambium
Kambium pembuluh
Berkas pembuluh yang
sedang berdiferensiasi
Ikatan pembuluh sekunder
juga amfivasal
Jaringan dasar primer
tersusun dari parenkim
Berkaspembuluh primer bersifat
amfivasal (xilem mengelilingi floem)
Sebagian pl. batang Cordyline
34. penyesuaian batang pada habitat
gurun pasir dan garam
Tumbuhan gurun pasir mempunyai daun yang
sangat kecil atau menggugurkan daunnya pada
permulaan musim kering yang sangat panjang. Pada
tumbuhan gurun pasir, fungsi fotosintesis dilakukan
oleh korteks batang. Epidermis biasanya beralapis
banyak dan ditutupi kultikula tebal.
35. Adaptasi pada habitat akuatik
Daun dan batang dibawah permukaan air
banyak mengandung kloroplas, tetapi
kultikulanya berkurang. Kloroplas juga terdapat
dalam sel epidermis, terutama pada habitat
yang agak gelap. Korteks dan mesofil berfungsi
sebagai jaringan penyimpan tepung dan lemak.
Tumbuhan hidrofit dibawah air tidak
mempunyai stomata pada epidermisnya.
37. ANOMALI STRUKTUR BATANG
Sebagian besar tumbuhan mempunyai struktur
stele yang normal, tetapi ada berbagai tumbuhan
mempunyai struktur yang menyimpang. Struktur
menyimpang ini ada banyak ragamnya. Struktur
menyimpang pada batang ini disebut anomali.
Anomali umumnya pada tumbuhan
Angiospermae, dan beberapa ditemukan pada
tumbuhan dikotil
38. 1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal
pada tumbuhan dikotil
a. Posisi kambium yang abnormal
Beberapa batang mempunyai struktur
menyimpang karena posisi kambium yang
tidak normal
ANOMALI BERASAL DARI PERISTIWA
SEPERTI BERIKUT :
40. Pada batang Sarjania ichthyoctona
Pada Serjania
ichtyoctona terjadi
pemisahan batang
terdiri atas berkas-
berkas yang terletak
bersama-sama
41. Pada batang Bauhinia langsdorffiana
pada Bauhinia
langsdorffiana, kambium
menjadi beberapa bagian.
Parenkim xilem dan floem
berkembang pesat,
sehingga berkas
pengangkut pecah.
42. b. Aktivitas abnormal dari kambium yang
posisinya normal
Apabila kambium normal melepaskan sel pada
beberapa tempat secara tidak teratur, dan pada
tempat-tempat tertentu membentuk xilem lebih
banyak dibandingkan floem. Dan tempat lainnya
membentuk floem lebih banyak dibanding xilem.
Maka terbentuklah silinder xilem yang beralur.
43. adanya pasak floem pada xilem
Batang muda menampilkan tipe struktur ini pada
waktu dewasa memperlihatkan lingkaran berkas
vaskular yang normal. Trakea batang muda
diameternya sempit. Kayu yang terbentuk pada
tingkat-tingkat selanjutnya mengandung trakea yang
lebih lebar. Segera setelah ini tercapai,terjadilah alur
dengan jarak sama pada xilem yang meluas hampir
mendekati empulur. Kambium terletak pada dasar
alur, namun kambium tidak ada pada permukaan
radial alur itu. Berkas floem terbentuk dalam alur.
Kemudian akibat perkembangan maka alur itu tertutup
lagi.
45. adanya xilem bercelah
Pada Aristolochia (tumbuhan liana) beberapa penggal
(segmen) kambium hanya menghasilkan sel-sel parenkim
baik ke arah sisi luar maupun ke dalam sehingga
dihasilkan parenkim seperti jejari. Segmen kambium itu
terus menerus membentuk jejari parenkima karena itu
menambah diameter. Dengan demikian silinder vaskular
(yang terpecah-pecah oleh jejari lebar) bertambah
kelilingnya maka silinder sklerenkima yang mengelilingi
berkas-berkas itu menjadi rusak dan parenkima yang
berdekatan tumbuh masuk ke dalam celah
48. c. Pembentukan kambium asesoris dan aktivitasnya
Anggota Nyctaginaceae yang berupa herba seperti
Mirabilis dan Bougenvillea yang berkayu
mempunyai strukur anatomis yang menarik karena
tumbuhan ini menunjukkan pertumbuhan sekunder
yang menyimpang dalam penebalan sumbu. Tipe
pertumbuhan sekunder dalam penebalan yang
anomal terjadi oleh lingkaran-lingkaran berkas
vaskuler kolateral secara berturut turut.
50. d. Adanya kambium ekstrastelar
Kambium ekstrastelar muncul di perisikel yang
terdapat pada Amaranthus. Pada Amaranthus
kambium dalam bentuk lingkaran penuh. Batang
Amaranthus menampilkan struktur sekunder
anomal. Pertumbuhan sekunder anomal terjadi
akibat perkembangan meristem ekstrastelar yang
baru, yaitu kambium di luar stele perisikel. Kambium
ini menghasilkan berkas vaskular sekunder dan
jaringan konjungtif parenkimatis yang interfaskular.
52. e. Adanya floem intersilar
Perkembangan floem intersilar terjadi
karena ada variasi aktivitas kambium. Floem
intersilar selalu sekunder dan terdapat
sebagai pulau-pulau yang tenggelam di
dalam xilem sekunder. Floem intersilar
terdapat pada Salvadora.
54. 2. Ketiadaan trakea pada xilem
umumnya trakea ditemukan pada xilem tumbuhan
biji tertutup. Tetapi di beberapa tumbuhan ternyata
tidak memiliki trakea dalam xilem
3. Kehadiran berkas floem dan xilem yang eksklusif
pada tumbuhan tertentu ditemukan berkas floem
berada di antara berkas vaskular lain yg kolateral.
Ada juga tumbuhan yang mempunyai berkas xilem
saja selain berkas vaskuler kolateral yang normal
55. 4. Kehadiran berkas vaskular medular
pada tumbuhan dikotil, terdapat berkas medular.
Pada umumnya berkas medular primer dan
terbentuk secara normal.
5. Kehadiran berkas vaskular korteks
pada beberapa tumbuhan dikotil, lingkaran berkas
vaskular terdapat di daerah korteks, berkas ini
disebut sebagai berkas korteks atau lacak daun.
56. 6. Kehadiran floem intersilar
floem intersilar disebut juga floem dalam. Tampil dalam
bentuk benang atau sabuk bersinambungan disekeliling
empulur. Asal usul floem dalam (intersilar) pada sebagian
besar tumbuhan adalah primer. Floem dalam berkembang
setelah perkembangan floem primer luar. Berkas vaskular
disebut bikolateral, karena kehadiran floem dalam (intersilar).
7. Berkas vaskular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan
monokotil
umumnya irisan melintang batang tumbuhan monokotil
memperlihatkan banyak berkas vaskuler yang tersebar.
57. 8. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil
pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan
herba dan tumbuhan Liliflorae (misal Aloe,
Sanseiviera) dan tumbuhan monokotil lainnya.
Kambium ini muncul dalam parenkima yang berada
diluar berkas-berkas vaskular. Bagian sumbu tempat
pemunculan kambium ini kadang-kadang disebut
korteks dan kadang-kadang perisikel.