SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Kelompok 5
1) Mahendra noor F.
(4411413019)
2) Fatimatuz zahroh
(4411413020)
3) Adtri kusfitasari
(4411413025)
4) Eva faradella
 Darwin menemukan bahwa tumbuhan dan hewan yang
terdapat di kepulauan Galapagos tidak dapat ditemukan di
tempat lainnya. Darwin kemudian menyadari bahwa tumbuhan
dan hewan tersebut merupakan spesies yang baru muncul,
seperti juga kepulauan Galapagos yang memiliki usia muda.
 Darwin menuliskan dalam bukunya bahwa fenomena diatas
merupakan “misteri dari misteri”, yang sekarang dikenal dengan
istilah spesiasi yaitu proses dimana satu spesies terpisah menjadi
dua atau lebih spesies.
 Spesiasi tidak hanya menjelaskan perbedaan antar spesies tetapi
juga persamaan antar spesies. Ketika satu spesies terpisah,
spesies-spesies yang dihasilkan memiliki persamaan karakteristik
karena berasal dari satu spesies nenek moyang yang sama.
 Spesiasi juga membentuk jembatan konsep antara
mikroevolusi (yaitu frekuensi perubahan alel selama periode
waktu) dan makroevolusi (pola evolusi yang lebih luas dalam
periode waktu yang panjang).
 Contoh dari perubahan makroevolusi adalah asal usul dari
sekelompok organisme baru seperti mamalia dan tumbuhan
berbunga melalui serangkaian spesiasi.
The Biological Species Concept
 Menurut konsep biologi spesies (Mayr, 1942), spesies adalah
sekelompok populasi yang anggotanya memiliki potensi untuk
saling kawin (interbreed) di alam dan menghasilkan keturunan
yang fertil. Jadi, anggota dari kelompok spesies biologi disatukan
melalui reproduksi yang kompatibel.
 Menurut KBBI, kompatibel adalah mampu bergerak dan bekerja
dengan keserasian, kesesuaian.
 Pertukaran material genetik antara kelompok tersebut melalui
mekanisme isolasi (baik sebelum mau pun setelah perkawinan).
Similarity between different species. The eastern
meadowlark (Sturnella magna, left) and the western
meadowlark (Sturnella neglecta, right) have similar
body shapes and colorations. Nevertheless, they are
distinct biological species because their songs and other
behaviors are different enough to prevent interbreeding
should they meet in the wild.
(a)
Diversity within a species. As diverse as we may be
in appearance, all humans belong to a single biological
species (Homo sapiens), defined by our capacity
to interbreed.
(b)
 Isolasi sebelum perkawinan
(Pre-mating isolation/prezygotic barrier) :
Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau
merintangi pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda
berusaha untuk saling mengawini. Terdiri dari :
 Isolasi musiman atau habitat:
lawan jenis tidak dapat ditemui karena matang kawin pada
musim yang berbeda atau terdapat pada habitat berbeda.
 Isolasi seksual atau pola laku:
kedua jenis kelamin dari dua spesies binatang mungkin
terdapat pada lokasi dan waktu yang sama tetapi pola
“berpasangannya” berbeda sehingga mencegah
perkawinan. Misal, Drosophila melanogaster dan Drosophila
simulans tidak berkawin meskipun dalam lokasi yang sama
karena polalaku yang berbeda.
 Isolasi setelah perkawinan
(Post-mating isolation/Postzigotic barrier) :
Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari
spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot
hibrida itu untuk berkembang menjadi organisme dewasa yang
bertahan hidup dan fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui:
 Mortalitas gametik:
sperma atau telur dibinasakan karena perkawinan antara
spesies. Tepung sari tidak mampu tumbuh pada stigma dari
spesies lain.
 Mortalitas sigotik dan inviabilitas hibrid:
telur mengalami fertilisasi tetapi tidak dapat berkembang, atau
berkembang menjadi organisme tetapi dengan viabilitas yang
menurun.
 Sterilitas hibrid:
hibrid memiliki viabilitas normal tetapi steril secara reproduktif.
viabilitas/vi·a·bi·li·tas/ n kemungkinan untuk dapat hidup
Isolasi Reproduktif
 Karena biologi spesies didefinisikan berdasarkan kompatibilitas
reproduksinya, maka terbentuknya spesies baru terpusat pada
isolasi reproduktif (keberadaan faktor biologi/barier yang
menghalangi anggota dari dua spesies dalam menghasilkan
keturunan yang fertile).
 Barier yang ada akan memblokir aliran gen diantara spesies dan
membatasi terbentuknya hybrid (anak yang dihasilkan dari
perkawinan antar spesies).
 Barier dapat dikelompokkan berdasarkan perannya dalam isolasi
reproduktif sebelum fertilisasi atau sesudah fertilisasi.
 Barier prezigotik memblokir terjadinya fertilisasi dengan cara:
o menghalangi terjadinya perkawinan dari dua spesies yang
berbeda,
o mencegah terjadinya perkawinan yang sukses dari dua
spesies berbeda, dan
o menghalangi terjadinya fertilisasi jika terjadi perkawinan dari
dua spesies berbeda.
 Jika sel sperma dari satu spesies berhasil menembus barier
prezigotik dan membuahi ovum dari spesies lain, barier
postzigotik akan berperan. Sebagai contoh, kesalahan dalam
perkembangan embrio akan menurunkan sukses hidup hybrid,
atau jika hybrid hidup akan menyebabkan infertilitas atau daya
hidupnya rendah sehingga tidak mampu bereproduksi.
 Prezygotic and postzygotic barriers
Prezygotic barriers impede mating or hinder fertilization if mating does occur
Individuals
of different
species
Mating
attempt
Habitat
isolation
Temporal
isolation
Behavioral
isolation
Mechanical
isolation
HABITAT ISOLATION TEMPORAL ISOLATION BEHAVIORAL ISOLATION MECHANICAL ISOLATION
(b)
(a)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
Viable
fertile
offspring
Reduce
hybrid
viability
Reduce
hybrid
fertility
Hybrid
breakdown
Fertilization
Gametic
isolation
GAMETIC ISOLATION REDUCED HYBRID
VIABILITY
REDUCED HYBRID FERTILITY HYBRID BREAKDOWN
(h)
(i)
(j)
(k)
(l)
(m)
Batasan dari the Biological Species
Concept
 Konsep biologi spesies tidak dapat diterapkan pada :
o Organisme aseksual
o Fosil
o Organisme yang sedikit diketahui mengenai reproduksi
mereka
Other Definitions of Species
 Konsep Morfologi Spesies
 Ciri spesies dalam hal bentuk, ukuran, dan fitur struktural lainnya
 Konsep Paleontologi Spesies
 Fokus pada morfologi spesies yang hanya dikenal dari catatan
fosil
 Konsep Ekologi Spesies
 Melihat spesies dalam hal niche ekologinya
 Konsep Filogenetik Spesies
 Mendefinisikan spesies sebagai seperangkat organisme
dengan sejarah genetik yang unik
Mekanisme Spesiasi
 Terdapat empat mekanisme spesiasi.
 Yang paling umum terjadi pada hewan
adalah :
 Spesiasi Allopatrik
 Spesiasi Peripatrik
 Spesiasi Parapatrik
 Spesiasi Simpatrik
1) Spesiasi Allopatrik
 Spesiasi yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara
geografis, Barier geografis ini memungkinkan populasi terpengaruh
oleh faktor lingkungan seperti makanan dll, maka terjadi fragmentasi
habitat atau migrasi.
 Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan
yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme,
karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi
yang terisolasi.
 Hal yang tegas terlihat ketika ini berjalan dalam waktu yang lama
maka akan terjadi variasi yang mutasinya semakin besar ,
menyebabkan terjadinya isolasi intrinsik yang akan mengarah ke
isolasi reproduksi sehingga akan menghalangi percampuran gen.
 Pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak
akan dapat berkawin campur maka terbentuklah spesiasi.
 Contoh Xylocopa nobilis ( kumbang kayu) di Menado
2) Spesiasi Peripatrik
 Spesiasi yang terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme
menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini
berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi
yang lebih kecil dari populasi tetua.
 Dalam hal ini, adalah hilangnya variasi genetik yang terjadi
ketika suatu populasi baru didirikan oleh sejumlah individu yang
sangat kecil. Akibat dari hilangnya variasi genetik, populasi baru
dapat berubah, baik secara genotipe ataupun fenotif dari
populasi asalnya.
 Dalam kasus ekstrem ini menyebabkan spesiasi yang nantinya
mengarah ke terbentuknya evolusi. Kemudian terjadilah spesiasi.
3) Spesiasi Parapatrik
 Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran
populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun
berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara
dua populasi.
 Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi
aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi
ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat
tetua spesies.
 Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum ,
yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon
terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari
pertambangan. Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi
resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah.
 Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua
menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan,
menyebabkan isolasi reproduksi.
4) Spesiasi Simpatrik
 Mekanisme spesiasi adalah spesies yang berbeda menghuni
tempat yang sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis
atau perubahan pada habitat.
 Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen
yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara
satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya.
 Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan
evolusi perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan acak.
 Contoh bebek dengan Mentok yang berada pada habitat yang
sama
 Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi.
 Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang
dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid.
 Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid
bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi
pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah
kromosomnya, membentuk poliploid. Ini membuat kromosom
dari tiap spesies tetua membentuk pasangan yang sepadan
selama meiosis.
 Salah satu contoh speciasi dengan mekanisme simpatrik adalah
ketika tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa.
Dari perkawinan ini akan menghasilkan spesies baru yaitu
Arabidopsis suecica.
Spesiasi Allopatrik : spesiasi melalui isolasi geografis
Spesiasi Simpatrik : spesiasi tanpa melaui isolasi geografis
 Allopatric (“Other Country”) Speciation
Pada spesiasi alopatrik, aliran gen terinterupsi ketika satu populasi
terpisah secara geografis menjadi subpopulasi yang terisolasi.
Sebagai contoh, permukaan air danau yang surut menghasilkan dua
atau lebih danau-danau kecil yang menjadi habitat bagi populasi yang
terpisah.
Aliran sungai yang berpindah akan memisahkan populasi hewan yang
tidak dapat menyeberangi sungai.
Individu-individu yang mengkoloni wilayah terisolir sehingga
keturunannya menjadi terisolasi secara geografis dari populasi
induknya.
 Sympatric (“Same Country”) Speciation
Pada spesiasi simpatrik, spesiasi terjadi dalam populasi yang hidup
dalam area geografik yang sama.
Bagaimana barier reproduktif dapat terbentuk diantara populasi
simpatrik padahal anggotanya saling berinteraksi?
Spesiasi simpatrik dapat terjadi jika aliran gen berkurang karena factor
seperti poliploidi, diferensiasi habitat, dan seleksi seksual.
 1) Poliploidi. Satu spesies dapat terbentuk karena kejadian selama
pembelahan sel sehingga menghasilkan extra set kromosom (disebut
poliploidi). Terdapat dua bentuk poliploidi yang berbeda.
 Autopoliploid
Autopolyploid adalah individu memiliki lebih dari dua set kromosom yang
semuanya berasal dari satu spesies. Sebagai contoh kegagalan dalam
pembelahan sel dapat menggandakan jumlah kromosom dalam sel dari
diploid (2n) menjadi tetraploid (4n)
2n = 6
4n = 12 2n 4n
Failure of cell division
in a cell of a growing
diploid plant after
chromosome duplication
gives rise to a tetraploid
branch or other tissue.
Gametes produced
by flowers on this
branch will be diploid.
Offspring with tetraploid
karyotypes may be viable
and fertile—a new
biological species.
 Allopolyploid
Bentuk poliploidi yang kedua dapat terjadi jika dua spesies berbeda melakukan perkawinan
dan menghasilkan keturunan hybrid. Sebagian besar hybrid bersifat steril karena satu set
kromosom dalam satu spesies tidak mendapat pasangan selama meiosis dengan kromosom
spesies lain. Namun demikian, hybrid infertile dapat memperbanyak diri secara aseksual. Pada
generasi selanjutnya, mekanisme yang bervariasi mampu mengubah hybrid steril menjadi
poliploidi fertile (disebut allopolyploid).
 Alopoliploid bersifat fertile jika melakukan perkawinan dengan sesamanya tetapi tidak dapat
melakukan perkawinan dengan spesies induknya.
Meiotic error;
chromosome
number not
reduced from
2n to n
Unreduced gamete
with 4 chromosomes
Hybrid with
7 chromosomes
Unreduced gamete
with 7 chromosomes Viable fertile hybrid
(allopolyploid)
Normal gamete
n = 3
Normal gamete
n = 3
Species A
2n = 4
Species B
2n = 6
2n = 10
 2) Diferensiasi Habitat
Spesiasi simpatrik dapat pula terjadi jika faktor genetik
meningkatkan kemampuan suatu subpopulasi dalm
mengexploitasi habitat atau sumber daya yang tidak digunakan
oleh populasi induk. Sebagai contoh, lalat Rhogoletis pomonella
memiliki habitat asli pada pohon howthorn, tetapi 200 tahun
yang lalu , sebagian dari populasi mengkoloni pohon apel. Apel
yang masak lebih awal dari pada buah pohon hawthorn memicu
seleksi alam yang menguntungkan lalat pemakan apel dengan
memberikan perkembangan yang lebih cepat. Populasi lalat
pemakan apel sekarang menunjukkan isolasi temporal dari lalat
pemakan buah hawthorn.
 3) Seleksi Seksual
Terdapat bukti ilmiah bahwa spesiasi simpatrik juga dikendalikan
oleh seleksi seksual. Petunjuk tentang mekanismenya, dapat
ditemukan pada ikan Cichlid.
 In cichlid fish
 Sympatric speciation has resulted from nonrandom mating due to sexual
selection
Researchers from the University of Leiden placed males and females of Pundamilia pundamilia and
P. nyererei together in two aquarium tanks, one with natural light and one with a monochromatic orange
lamp. Under normal light, the two species are noticeably different in coloration; under monochromatic orange
light, the two species appear identical in color. The researchers then observed the mating choices of the fish
in each tank.
EXPERIMENT
P. nyererei
Normal light
Monochromatic
orange light
P. pundamilia
Under normal light, females of each species mated only with males of their own species. But
under orange light, females of each species mated indiscriminately with males of both species.
The resulting hybrids were viable and fertile.
RESULTS
The researchers concluded that mate choice by females based on coloration is the main
reproductive barrier that normally keeps the gene pools of these two species separate. Since
the species can still interbreed when this prezygotic behavioral barrier is breached in the
laboratory, the genetic divergence between the species is likely to be small. This suggests
that speciation in nature has occurred relatively recently.
CONCLUSION
KEPUNAHAN
KEPUNAHAN MASAL
 Data fosil menunjukkan banyaknya spesies yang sekarang
punah. Kepunahan spesies dapat disebabkan oleh beberapa
hal, seperti rusaknya habitat atau lingkungan habitat yang
ditinggali berubah tidak menguntungkan kehidupan. Sebagai
contoh, jika temperatur lautan turun beberapa derajad, spesies
yang telah teradaptasi dengan baik pada temperature
sebelumnya dapat musnah. Walaupun factor fisik lingkungan
tetap stabil, factor biologi dapat berubah.
 Kepunahan dapat terjadi dari waktu ke waktu, namun dalam
kurun waktu tertentu gangguan terhadap lingkungan global
mampu meningkatkan kepunahan secara dramatis. Jika hal ini
terjadi, akan timbul kepunahan masal dimana sejumlah besar
spesies punah dari muka bumi.
KONSEKUENSI KEPUNAHAN MASAL
 Kepunahan masal mampu menghilangkan lineage evolusi
sehingga mengubah arah evolusi. Selain itu, juga dapat
mengubah komunitas ekologi dengan cara mengubah tipe
organisme. Sebagai contoh, sesudah kepunahan jaman Permian
dan Cretaceus, persentasi organisme marine predator
meningkan. Meningkatnya jumlah predator merupakan tekanan
bagi mangsa dan meningkatkan kompetisi makanan diantara
predator.
PENYEBAB KEPUNAHAN
 Daya Regenerasi Yang Rendah
 Campur Tangan Manusia
 Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan
perkebunan
 Bencana Alam Besar
 Didesak Populasi Lain Yang Kuat
 Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
 Perdagangan Satwa Liar / Satwa Langka
 Pembalakan Hutan
 Kebakaran Hutan
 Pembangunan Pemukiman
 Satwa Liar dianggap sebagai pengganggu atau ancaman
 Kepunahan merupakan proses alami.
 Bukti-bukti fosil mengindikasikan bahwa umur hidup
suatu spesies berkisar antara satu sampai sepuluh juta
tahun. Bumi juga pernah mengalami periode
kepunahan masal (mass extinction), periode dimana
banyak takson yang punah dalam kurun waktu yang
relatif singkat (1–10 juta tahun).
 Telah tercatat pernah terjadi lima kali kepunahan
masal dalam proses evolusi planet bumi ini :
 Kepunahan masal pertama,
 (lebih kurang 440 juta tahun yang lalu/jtl):
 Perubahan iklim (suhu mendadak menjadi
lebih dingin) diduga yang menyebabkan
kepunahan masal Ordovician yang
menyebabkan perubahan drastik
kehidupan di lautan (pada saat itu
kehidupan daratan berlum berkembang).
Diperkirakan 25 % suku kehidupan punah.
 Kepunahan masal kedua,
 (lebih kurang 370 jtl):
 Terjadi pada akhir periode Devonian dan
memusnahkan 19 suku, belum diketahui
penyebabnya, lebih diduga karena
perubahan iklim.
 Kepunahan masal ketiga,
 (lebih kurang 245 jtl):
 terjadi pada akhir periode Permian dan diduga
merupakan kepunahan masal terbesar yang
telah memusnahkan 54% suku.
 Kepunahan masal keempat,
 (lebih kurang 210 jtl):
 terjadi pada akhir periode Triasic, telah
memusnahkan 23 % suku, belum diketahui
apa penyebabnya
 Kepunahan masal kelima,
 (lebih kurang 65 jtl):
 merupakan kepunahan masal pada akhir
Cretaceous, memusnahkan reptil yang
mendominasi bumi saat itu (dinosarus
daratan) dan ammonoidea (~ 17% suku).
Contoh Kepunahan :
Kepunahan Dinosaurus
Diskusi
Titi Alfath : Konsep Biologi Spesies itu seperti apa?
Novi Latifa : Faktor kepunahan  regenerasi rendah, desakan dari
populasi lain itu yang bagaimana?

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERnurahlina08
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumJun Mahardika
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekulerdewisetiyana52
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...Lana Karyatna
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Nor Hidayati
 

What's hot (20)

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERLaporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTER
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
Jaringan periderm
Jaringan peridermJaringan periderm
Jaringan periderm
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
 

Viewers also liked

Spesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan KepunahanSpesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan Kepunahandewisetiyana52
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Agustin Dian Kartikasari
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DPPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DAgustin Dian Kartikasari
 
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiAgustin Dian Kartikasari
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Syarifah Algadri
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Yosua Silalahi
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasivarazzy
 

Viewers also liked (20)

Spesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan KepunahanSpesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan Kepunahan
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
 
PPT Embriologi Tumbuhan
PPT Embriologi TumbuhanPPT Embriologi Tumbuhan
PPT Embriologi Tumbuhan
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - PteridophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
 
Gymnospermae
GymnospermaeGymnospermae
Gymnospermae
 
Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin DPPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
PPT Biokimia Nutrisi - Metabolisme Vitamin D
 
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat dan Sumber Bukti Taksonomi
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
PPT Embriologi Tumbuhan - AngiospermaePPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
PPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
 
PPT Anatomi Tumbuhan
PPT Anatomi TumbuhanPPT Anatomi Tumbuhan
PPT Anatomi Tumbuhan
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasi
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasi
 
Kultur Jaringan
Kultur JaringanKultur Jaringan
Kultur Jaringan
 

Similar to Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan

cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.pptcupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.pptILALA2
 
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptxEVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptxSatrianiTanti
 
Nama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istinNama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istinsembarangwes
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup Erreina Saifa
 
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdfbab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdfestereni
 
Keanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantaeKeanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantaeWidya Ariska
 
Evolusi invertebrataa
Evolusi invertebrataaEvolusi invertebrataa
Evolusi invertebrataanina sofhia
 
Konsep dasar IPA MI/SD
Konsep dasar IPA MI/SDKonsep dasar IPA MI/SD
Konsep dasar IPA MI/SDdwitiara1995
 
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsxgenetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsxAnnisaSamir1
 
Konsep Spesies.ppt
Konsep Spesies.pptKonsep Spesies.ppt
Konsep Spesies.pptzafrantigris
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiLutfiaAyu
 
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_xModul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_xSanto Widodo
 
pertemuan 7 keanekaragaman makhluk hidup
pertemuan 7 keanekaragaman makhluk hiduppertemuan 7 keanekaragaman makhluk hidup
pertemuan 7 keanekaragaman makhluk hidupNurainun Adamy
 

Similar to Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan (20)

cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.pptcupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
 
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
 
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptxEVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
EVOLUSI...SPESIES_SPESIASI.pptx
 
Nama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istinNama kelompok naila ,dina,istin
Nama kelompok naila ,dina,istin
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup
 
Diversitas
DiversitasDiversitas
Diversitas
 
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdfbab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
bab7evolusi-131016072452-phpapp01.pdf
 
Keanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantaeKeanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantae
 
Evolusi invertebrataa
Evolusi invertebrataaEvolusi invertebrataa
Evolusi invertebrataa
 
Faktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor EvolusiFaktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor Evolusi
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Konsep dasar IPA MI/SD
Konsep dasar IPA MI/SDKonsep dasar IPA MI/SD
Konsep dasar IPA MI/SD
 
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsxgenetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
genetika-13-genetika-dan-evolusi.ppsx
 
Konsep Spesies.ppt
Konsep Spesies.pptKonsep Spesies.ppt
Konsep Spesies.ppt
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Tugas ipa
Tugas ipaTugas ipa
Tugas ipa
 
protozoa
protozoaprotozoa
protozoa
 
Bukti bukti evolusi
Bukti bukti evolusiBukti bukti evolusi
Bukti bukti evolusi
 
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_xModul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
 
pertemuan 7 keanekaragaman makhluk hidup
pertemuan 7 keanekaragaman makhluk hiduppertemuan 7 keanekaragaman makhluk hidup
pertemuan 7 keanekaragaman makhluk hidup
 

More from Agustin Dian Kartikasari

More from Agustin Dian Kartikasari (14)

Eudikot
EudikotEudikot
Eudikot
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesisPPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
PPT Embriologi Tumbuhan - Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Jenis dan Bagian Bunga
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisPPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
PPT Morfologi Tumbuhan - AkarPPT Morfologi Tumbuhan - Akar
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur BatangPPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur Batang
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - BatangPPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Bentuk Setiap Bagian Daun
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 

Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan

  • 1. Kelompok 5 1) Mahendra noor F. (4411413019) 2) Fatimatuz zahroh (4411413020) 3) Adtri kusfitasari (4411413025) 4) Eva faradella
  • 2.  Darwin menemukan bahwa tumbuhan dan hewan yang terdapat di kepulauan Galapagos tidak dapat ditemukan di tempat lainnya. Darwin kemudian menyadari bahwa tumbuhan dan hewan tersebut merupakan spesies yang baru muncul, seperti juga kepulauan Galapagos yang memiliki usia muda.  Darwin menuliskan dalam bukunya bahwa fenomena diatas merupakan “misteri dari misteri”, yang sekarang dikenal dengan istilah spesiasi yaitu proses dimana satu spesies terpisah menjadi dua atau lebih spesies.  Spesiasi tidak hanya menjelaskan perbedaan antar spesies tetapi juga persamaan antar spesies. Ketika satu spesies terpisah, spesies-spesies yang dihasilkan memiliki persamaan karakteristik karena berasal dari satu spesies nenek moyang yang sama.
  • 3.  Spesiasi juga membentuk jembatan konsep antara mikroevolusi (yaitu frekuensi perubahan alel selama periode waktu) dan makroevolusi (pola evolusi yang lebih luas dalam periode waktu yang panjang).  Contoh dari perubahan makroevolusi adalah asal usul dari sekelompok organisme baru seperti mamalia dan tumbuhan berbunga melalui serangkaian spesiasi.
  • 4. The Biological Species Concept  Menurut konsep biologi spesies (Mayr, 1942), spesies adalah sekelompok populasi yang anggotanya memiliki potensi untuk saling kawin (interbreed) di alam dan menghasilkan keturunan yang fertil. Jadi, anggota dari kelompok spesies biologi disatukan melalui reproduksi yang kompatibel.  Menurut KBBI, kompatibel adalah mampu bergerak dan bekerja dengan keserasian, kesesuaian.  Pertukaran material genetik antara kelompok tersebut melalui mekanisme isolasi (baik sebelum mau pun setelah perkawinan).
  • 5. Similarity between different species. The eastern meadowlark (Sturnella magna, left) and the western meadowlark (Sturnella neglecta, right) have similar body shapes and colorations. Nevertheless, they are distinct biological species because their songs and other behaviors are different enough to prevent interbreeding should they meet in the wild. (a) Diversity within a species. As diverse as we may be in appearance, all humans belong to a single biological species (Homo sapiens), defined by our capacity to interbreed. (b)
  • 6.  Isolasi sebelum perkawinan (Pre-mating isolation/prezygotic barrier) : Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau merintangi pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda berusaha untuk saling mengawini. Terdiri dari :  Isolasi musiman atau habitat: lawan jenis tidak dapat ditemui karena matang kawin pada musim yang berbeda atau terdapat pada habitat berbeda.  Isolasi seksual atau pola laku: kedua jenis kelamin dari dua spesies binatang mungkin terdapat pada lokasi dan waktu yang sama tetapi pola “berpasangannya” berbeda sehingga mencegah perkawinan. Misal, Drosophila melanogaster dan Drosophila simulans tidak berkawin meskipun dalam lokasi yang sama karena polalaku yang berbeda.
  • 7.  Isolasi setelah perkawinan (Post-mating isolation/Postzigotic barrier) : Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk berkembang menjadi organisme dewasa yang bertahan hidup dan fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui:  Mortalitas gametik: sperma atau telur dibinasakan karena perkawinan antara spesies. Tepung sari tidak mampu tumbuh pada stigma dari spesies lain.  Mortalitas sigotik dan inviabilitas hibrid: telur mengalami fertilisasi tetapi tidak dapat berkembang, atau berkembang menjadi organisme tetapi dengan viabilitas yang menurun.  Sterilitas hibrid: hibrid memiliki viabilitas normal tetapi steril secara reproduktif. viabilitas/vi·a·bi·li·tas/ n kemungkinan untuk dapat hidup
  • 8. Isolasi Reproduktif  Karena biologi spesies didefinisikan berdasarkan kompatibilitas reproduksinya, maka terbentuknya spesies baru terpusat pada isolasi reproduktif (keberadaan faktor biologi/barier yang menghalangi anggota dari dua spesies dalam menghasilkan keturunan yang fertile).  Barier yang ada akan memblokir aliran gen diantara spesies dan membatasi terbentuknya hybrid (anak yang dihasilkan dari perkawinan antar spesies).
  • 9.  Barier dapat dikelompokkan berdasarkan perannya dalam isolasi reproduktif sebelum fertilisasi atau sesudah fertilisasi.  Barier prezigotik memblokir terjadinya fertilisasi dengan cara: o menghalangi terjadinya perkawinan dari dua spesies yang berbeda, o mencegah terjadinya perkawinan yang sukses dari dua spesies berbeda, dan o menghalangi terjadinya fertilisasi jika terjadi perkawinan dari dua spesies berbeda.  Jika sel sperma dari satu spesies berhasil menembus barier prezigotik dan membuahi ovum dari spesies lain, barier postzigotik akan berperan. Sebagai contoh, kesalahan dalam perkembangan embrio akan menurunkan sukses hidup hybrid, atau jika hybrid hidup akan menyebabkan infertilitas atau daya hidupnya rendah sehingga tidak mampu bereproduksi.
  • 10.  Prezygotic and postzygotic barriers Prezygotic barriers impede mating or hinder fertilization if mating does occur Individuals of different species Mating attempt Habitat isolation Temporal isolation Behavioral isolation Mechanical isolation HABITAT ISOLATION TEMPORAL ISOLATION BEHAVIORAL ISOLATION MECHANICAL ISOLATION (b) (a) (c) (d) (e) (f) (g)
  • 12. Batasan dari the Biological Species Concept  Konsep biologi spesies tidak dapat diterapkan pada : o Organisme aseksual o Fosil o Organisme yang sedikit diketahui mengenai reproduksi mereka
  • 13. Other Definitions of Species  Konsep Morfologi Spesies  Ciri spesies dalam hal bentuk, ukuran, dan fitur struktural lainnya  Konsep Paleontologi Spesies  Fokus pada morfologi spesies yang hanya dikenal dari catatan fosil  Konsep Ekologi Spesies  Melihat spesies dalam hal niche ekologinya  Konsep Filogenetik Spesies  Mendefinisikan spesies sebagai seperangkat organisme dengan sejarah genetik yang unik
  • 14. Mekanisme Spesiasi  Terdapat empat mekanisme spesiasi.  Yang paling umum terjadi pada hewan adalah :  Spesiasi Allopatrik  Spesiasi Peripatrik  Spesiasi Parapatrik  Spesiasi Simpatrik
  • 15. 1) Spesiasi Allopatrik  Spesiasi yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, Barier geografis ini memungkinkan populasi terpengaruh oleh faktor lingkungan seperti makanan dll, maka terjadi fragmentasi habitat atau migrasi.  Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme, karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang terisolasi.  Hal yang tegas terlihat ketika ini berjalan dalam waktu yang lama maka akan terjadi variasi yang mutasinya semakin besar , menyebabkan terjadinya isolasi intrinsik yang akan mengarah ke isolasi reproduksi sehingga akan menghalangi percampuran gen.  Pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur maka terbentuklah spesiasi.  Contoh Xylocopa nobilis ( kumbang kayu) di Menado
  • 16. 2) Spesiasi Peripatrik  Spesiasi yang terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua.  Dalam hal ini, adalah hilangnya variasi genetik yang terjadi ketika suatu populasi baru didirikan oleh sejumlah individu yang sangat kecil. Akibat dari hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat berubah, baik secara genotipe ataupun fenotif dari populasi asalnya.  Dalam kasus ekstrem ini menyebabkan spesiasi yang nantinya mengarah ke terbentuknya evolusi. Kemudian terjadilah spesiasi.
  • 17. 3) Spesiasi Parapatrik  Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi.  Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies.  Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum , yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah.  Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi.
  • 18. 4) Spesiasi Simpatrik  Mekanisme spesiasi adalah spesies yang berbeda menghuni tempat yang sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada habitat.  Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya.  Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan acak.
  • 19.  Contoh bebek dengan Mentok yang berada pada habitat yang sama  Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi.  Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid.  Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk poliploid. Ini membuat kromosom dari tiap spesies tetua membentuk pasangan yang sepadan selama meiosis.  Salah satu contoh speciasi dengan mekanisme simpatrik adalah ketika tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa. Dari perkawinan ini akan menghasilkan spesies baru yaitu Arabidopsis suecica.
  • 20. Spesiasi Allopatrik : spesiasi melalui isolasi geografis Spesiasi Simpatrik : spesiasi tanpa melaui isolasi geografis
  • 21.  Allopatric (“Other Country”) Speciation Pada spesiasi alopatrik, aliran gen terinterupsi ketika satu populasi terpisah secara geografis menjadi subpopulasi yang terisolasi. Sebagai contoh, permukaan air danau yang surut menghasilkan dua atau lebih danau-danau kecil yang menjadi habitat bagi populasi yang terpisah. Aliran sungai yang berpindah akan memisahkan populasi hewan yang tidak dapat menyeberangi sungai. Individu-individu yang mengkoloni wilayah terisolir sehingga keturunannya menjadi terisolasi secara geografis dari populasi induknya.
  • 22.  Sympatric (“Same Country”) Speciation Pada spesiasi simpatrik, spesiasi terjadi dalam populasi yang hidup dalam area geografik yang sama. Bagaimana barier reproduktif dapat terbentuk diantara populasi simpatrik padahal anggotanya saling berinteraksi? Spesiasi simpatrik dapat terjadi jika aliran gen berkurang karena factor seperti poliploidi, diferensiasi habitat, dan seleksi seksual.  1) Poliploidi. Satu spesies dapat terbentuk karena kejadian selama pembelahan sel sehingga menghasilkan extra set kromosom (disebut poliploidi). Terdapat dua bentuk poliploidi yang berbeda.
  • 23.  Autopoliploid Autopolyploid adalah individu memiliki lebih dari dua set kromosom yang semuanya berasal dari satu spesies. Sebagai contoh kegagalan dalam pembelahan sel dapat menggandakan jumlah kromosom dalam sel dari diploid (2n) menjadi tetraploid (4n) 2n = 6 4n = 12 2n 4n Failure of cell division in a cell of a growing diploid plant after chromosome duplication gives rise to a tetraploid branch or other tissue. Gametes produced by flowers on this branch will be diploid. Offspring with tetraploid karyotypes may be viable and fertile—a new biological species.
  • 24.  Allopolyploid Bentuk poliploidi yang kedua dapat terjadi jika dua spesies berbeda melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan hybrid. Sebagian besar hybrid bersifat steril karena satu set kromosom dalam satu spesies tidak mendapat pasangan selama meiosis dengan kromosom spesies lain. Namun demikian, hybrid infertile dapat memperbanyak diri secara aseksual. Pada generasi selanjutnya, mekanisme yang bervariasi mampu mengubah hybrid steril menjadi poliploidi fertile (disebut allopolyploid).  Alopoliploid bersifat fertile jika melakukan perkawinan dengan sesamanya tetapi tidak dapat melakukan perkawinan dengan spesies induknya. Meiotic error; chromosome number not reduced from 2n to n Unreduced gamete with 4 chromosomes Hybrid with 7 chromosomes Unreduced gamete with 7 chromosomes Viable fertile hybrid (allopolyploid) Normal gamete n = 3 Normal gamete n = 3 Species A 2n = 4 Species B 2n = 6 2n = 10
  • 25.  2) Diferensiasi Habitat Spesiasi simpatrik dapat pula terjadi jika faktor genetik meningkatkan kemampuan suatu subpopulasi dalm mengexploitasi habitat atau sumber daya yang tidak digunakan oleh populasi induk. Sebagai contoh, lalat Rhogoletis pomonella memiliki habitat asli pada pohon howthorn, tetapi 200 tahun yang lalu , sebagian dari populasi mengkoloni pohon apel. Apel yang masak lebih awal dari pada buah pohon hawthorn memicu seleksi alam yang menguntungkan lalat pemakan apel dengan memberikan perkembangan yang lebih cepat. Populasi lalat pemakan apel sekarang menunjukkan isolasi temporal dari lalat pemakan buah hawthorn.  3) Seleksi Seksual Terdapat bukti ilmiah bahwa spesiasi simpatrik juga dikendalikan oleh seleksi seksual. Petunjuk tentang mekanismenya, dapat ditemukan pada ikan Cichlid.
  • 26.  In cichlid fish  Sympatric speciation has resulted from nonrandom mating due to sexual selection Researchers from the University of Leiden placed males and females of Pundamilia pundamilia and P. nyererei together in two aquarium tanks, one with natural light and one with a monochromatic orange lamp. Under normal light, the two species are noticeably different in coloration; under monochromatic orange light, the two species appear identical in color. The researchers then observed the mating choices of the fish in each tank. EXPERIMENT P. nyererei Normal light Monochromatic orange light P. pundamilia Under normal light, females of each species mated only with males of their own species. But under orange light, females of each species mated indiscriminately with males of both species. The resulting hybrids were viable and fertile. RESULTS The researchers concluded that mate choice by females based on coloration is the main reproductive barrier that normally keeps the gene pools of these two species separate. Since the species can still interbreed when this prezygotic behavioral barrier is breached in the laboratory, the genetic divergence between the species is likely to be small. This suggests that speciation in nature has occurred relatively recently. CONCLUSION
  • 27. KEPUNAHAN KEPUNAHAN MASAL  Data fosil menunjukkan banyaknya spesies yang sekarang punah. Kepunahan spesies dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti rusaknya habitat atau lingkungan habitat yang ditinggali berubah tidak menguntungkan kehidupan. Sebagai contoh, jika temperatur lautan turun beberapa derajad, spesies yang telah teradaptasi dengan baik pada temperature sebelumnya dapat musnah. Walaupun factor fisik lingkungan tetap stabil, factor biologi dapat berubah.  Kepunahan dapat terjadi dari waktu ke waktu, namun dalam kurun waktu tertentu gangguan terhadap lingkungan global mampu meningkatkan kepunahan secara dramatis. Jika hal ini terjadi, akan timbul kepunahan masal dimana sejumlah besar spesies punah dari muka bumi.
  • 28. KONSEKUENSI KEPUNAHAN MASAL  Kepunahan masal mampu menghilangkan lineage evolusi sehingga mengubah arah evolusi. Selain itu, juga dapat mengubah komunitas ekologi dengan cara mengubah tipe organisme. Sebagai contoh, sesudah kepunahan jaman Permian dan Cretaceus, persentasi organisme marine predator meningkan. Meningkatnya jumlah predator merupakan tekanan bagi mangsa dan meningkatkan kompetisi makanan diantara predator.
  • 29. PENYEBAB KEPUNAHAN  Daya Regenerasi Yang Rendah  Campur Tangan Manusia  Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan  Bencana Alam Besar  Didesak Populasi Lain Yang Kuat  Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka  Perdagangan Satwa Liar / Satwa Langka  Pembalakan Hutan  Kebakaran Hutan  Pembangunan Pemukiman  Satwa Liar dianggap sebagai pengganggu atau ancaman
  • 30.  Kepunahan merupakan proses alami.  Bukti-bukti fosil mengindikasikan bahwa umur hidup suatu spesies berkisar antara satu sampai sepuluh juta tahun. Bumi juga pernah mengalami periode kepunahan masal (mass extinction), periode dimana banyak takson yang punah dalam kurun waktu yang relatif singkat (1–10 juta tahun).  Telah tercatat pernah terjadi lima kali kepunahan masal dalam proses evolusi planet bumi ini :
  • 31.  Kepunahan masal pertama,  (lebih kurang 440 juta tahun yang lalu/jtl):  Perubahan iklim (suhu mendadak menjadi lebih dingin) diduga yang menyebabkan kepunahan masal Ordovician yang menyebabkan perubahan drastik kehidupan di lautan (pada saat itu kehidupan daratan berlum berkembang). Diperkirakan 25 % suku kehidupan punah.
  • 32.  Kepunahan masal kedua,  (lebih kurang 370 jtl):  Terjadi pada akhir periode Devonian dan memusnahkan 19 suku, belum diketahui penyebabnya, lebih diduga karena perubahan iklim.
  • 33.  Kepunahan masal ketiga,  (lebih kurang 245 jtl):  terjadi pada akhir periode Permian dan diduga merupakan kepunahan masal terbesar yang telah memusnahkan 54% suku.
  • 34.  Kepunahan masal keempat,  (lebih kurang 210 jtl):  terjadi pada akhir periode Triasic, telah memusnahkan 23 % suku, belum diketahui apa penyebabnya
  • 35.  Kepunahan masal kelima,  (lebih kurang 65 jtl):  merupakan kepunahan masal pada akhir Cretaceous, memusnahkan reptil yang mendominasi bumi saat itu (dinosarus daratan) dan ammonoidea (~ 17% suku).
  • 37. Diskusi Titi Alfath : Konsep Biologi Spesies itu seperti apa? Novi Latifa : Faktor kepunahan  regenerasi rendah, desakan dari populasi lain itu yang bagaimana?