3. Morfologi Virus
Bentuk tubuh beranekaragam : bersegi banyak
memanjang (flamen), bentuk T dan bentuk batang
(silindris) & virus bulat.
Ukuran tubuhnya rata-rata : 0,02-0,3 mikron atau juga :
25-300 mikron (1 nanometer=1/1.000.000.000 m) Virus
yang berukuran paling kecil adalah Virus polio
(poliovirus).
Struktur tubuh : DNA (deoxyribonucleic acid) / RNA
(ribonucleic acid) yang dikeliling lapisan : kapsid
(merupakan suatu selaput tersusun dari unit2 protein
disebut kapsomer.
Bentuk tubuh beranekaragam : bersegi banyak
memanjang (flamen), bentuk T dan bentuk batang
(silindris) & virus bulat.
4. Satuan Ukuran Virus
1. Dalam satuan massa : Dalton
1 Dalton = 1,67 x 10-24 g : untuk
menyatakan BM asam nukleat
Contoh : Picornavirus : BM = 2 x 106
Dalton, Poxvirus : BM = 2 x 108 Dalton
Untuk menentukan BM asam nukleat,
dilakukan pemisahan asam nukleat
dari virion dengan penambahan :
fenol, sodium deoksikholat, enzim
proteolitik
2. Dalam satuan panjang :
milimikron (mμ) atau nanometer (nm)
= 10-6 mm
Contoh : Rhabdovirus : panjang =
130 – 380 nm
lb = 60 – 95 nm
pj taji amplop = 5 – 10 nm
Kelas Asam
nukleat
Cara
reproduksi
Contoh
1. ADNug Replikasi Virus herpes,
Adenovirus
2. ADNut(+
)
Replikasi Virus MVM, M13
3. ARNug Replikasi Reovirus
4. ARN
ut(+)
Replikasi Virus polio, Virus
penyakit kuku
dan mulut ternak
5. ARN ut(-
)
Replikasi Virus rabies
6. ARN
ut(+)
Transkripsi
balik
Virus tetelo, virus
leukimia, virus
AIDS
Klasifikasi virus berdasarkan materi
genetik dan cara reproduksi
(Baltimore) :
6. Virus berbeda dengan mikroorganisme lain
(protozoa, jamur, bakteri, ricketsia,
mikoplasma dan chlamidia) atas dasar :
Mengandung satu jenis asam nukleat
sebagai genom (DNA atau RNA, beruntai
satu/single stranded atau beruntai
ganda/double stranded)
Tidak mempunyai aktivitas metabolisme
Tidak mempunyai ribosome
Tidak dapat tumbuh berkembang biak
melalui pembelahan (melalui unsur genetis
pada asam nukleatnya dengan cara
biosintesis)
Tidak peka terhadap antibiotika
Sebagian besar virus peka terhadap
interferon
Beberapa virus dapat menyebabkan
infeksi laten (pada kondisi ini tercapai
keseimbangan antara virus dan tuan
rumah)
Virion (partikel virus infektif) terdiri atas
molekul asam nukleat pada inti pusat
yang dibungkus oleh selubung protein
(kapsid).
Asam nukleat dengan selubung kapsid
disebut nukleokapsid
Fungsi kapsid : melindungi struktur dalam
dari virus terhadap pengaruh luar.
Kapsid tersusun oleh sub unit protein
pada permukaan partikel virus disebut
kapsomer.
Beberapa virus mempunyai selubung
luar (amplop) yang mengandung lemak,
karbohidrat dan protein spesifik
Contoh : CCV (channel catfish virus),
herpesvirus VHSV (viral haemorrhagic
septicaemia), rhabdovirus
7. Klasifikasi Virus
Berdasarkan Asam Nukleatnya :
1) Virus DNA
Ex : Poxvirus, Herpesviruses, Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses.
2) Virus RNA
Ex : Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Picornaviruses,
Togaviruses, Reoviruses, Retroviruses.
Berdasarkan ada-tidaknya selubung yang melapisi nukleokapsid :
1) Virus berselubung, mempunyai selubung yang tersusun atas lipoprotein
atau glikoprotein.
Ex : Poxvirus, Herpesviruses, Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses,
Rhabdoviruses, Togaviruses, Retroviruses.
2) Virus telanjang, Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain
hanya memiliki kapsid (protein) dan asam nukleat (naked virus).
Ex : Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses, Picornaviruses,
Reoviruses.
Struktur Taksonomi
secara umum adalah
sebagai berikut :
Ordo : virales
Family : viridae
Subfamily : virinae
Genus : virus
Species : virus
8. Berdasarkan Bentuk Dasarnya
1) Virus bentuk Ikosahedral, bentuk tata ruang yang
dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan sumbu
rotasi ganda.
Contoh : virus polio dan adenovirus.
2) Virus bentuk Heliks, menyerupai batang panjang,
nukleokapsid merupakan suatu struktur yang
tidak kaku dalam selaput pembungkus
lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks,
memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas
terlihat RNA virus dengan kapsomer.
Contoh : virus influenza dan TMV.
3) Virus bentuk Kompleks, struktur yang amat
kompleks dan pada umumnya lebih lengkap
dibanding dengan virus lainnya.
Contoh : virus pox (virus cacar) yang mempunyai
selubung yang menyelubungi asam nukleat.
Berdasarkan Punya
Tidaknya Selubung
Virus :
a. Virus yang memiliki
selubung atau sampul
(enveloped virus)
Virus ini memiliki
nukleokapsid yang
dibungkus oleh
membran
Ex: Herpesvirus,
Corronavirus, dan
Orthomuxovirus.
b. Virus yang tidak
memiliki selubung
Hanya memiliki capsid
(protein) dan asam
nukleat (naked virus).
Ex : Reovirus,
Papovirus, dan
Adenovirus.
9. Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan
alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga
klasifikasi Baltimore yaitu:
Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan
DNA perantara
Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan
RNA perantara
Berdasarkan jumlah
kapsomernya :
o 252 kapsomer
Ex : adenovirus
o 162 kapsomer
Ex : herpesvirus
o 72 kapsomer
Ex : papovavirus
o 60 kapsomer
Ex : picornavirus
o 32 kapsomer
Ex : parvovirus
Berdasarkan tempat
hidupnya :
1) Virus Bakteri
(Bakteriofage)
2) Virus Tumbuhan
3) Virus Hewan
Berdasarkan se inangnya :
1) Virus yang menyerang manusia. Contohnya HIV.
2) Virus yang menyerang hewan. Contohnya rabies.
3) Virus yang menyerang tumbuhan. Contohnya TMV.
4) Virus yang menyerang bakteri. Contohnya T.
11. Daur Lisogenik
Fage menginfeksi bakteri
Dalam tubuh bakteri, DNA fage akan
menempel pada DNA bakteri dan
menjadi gen asing. Gabungan antara
DNA fage dan DNA bakteri disebut
profage
Jika bakteri mengadakan pembelahan,
profage akan membelah
Pada setiap sel anak terdapat profag
Perkembangan virus yang terjadi jika
DNA fage menempel pada DNA
bakteri disebut siklus lisogenik. Pada
suatu saat, DNA
fage tidak sensitive lagi terhadap
hambatan bakteri. Sinar ultra violet,
misalnya, menghancurkan imunitas
bakteri terhadap DNA fage. Akibatnya,
fage akan mengalami siklus lisis.
Daur Litik:
Pertama-tama fage menempelkan dirinya pada
sel bakteri dengan memasukkan serabut ekor ke
dalam dinding sel bakteri. Enzim yang berasal
dari bagian ekor ke dalam dinding sel bakteri,
akibatnya dinding sel menjadi terbuka. Setelah
dinding sel terbuka, bagian ekor berkontraksi
dan DNA dari fage T4 masuk ke dalam tubuh
bakteri.
Dalam beberapa menit, DNA fage T4 berada
berdekatan dengan DNA bakteri. Dalam kondisi
normal, DNA bakteri berfungsi mengontrol
mekanisme pembentukan substansi bakteri.
Masuknya DNA fage mengakibatkan DNA fage
mengambil alih fungsi pengontrolan dengan
cara menghancurkan DNA bakteri. Pada saat ini
bakteri sudah menjadi mesin pembuat virus.
Dalam sekejap, di dalam sel bakteri terbentuk
fage T4 baru yang jumlahnya sekitar 300 buah
atau lebih
Sel bakteri pecah dan hancur. Fage T4 keluar
dari sel bakteri untuk mencari sel bakteri yang
baru. Seluruh siklus lisis tersebut berlangsung
selama 45 menit.
12. Patogenesis dan Patogenitas Virus
Patogenesis virus merupakan suatu
tahap akhir terjadinya penyakit
setelah infeksi virus. Patogenesis virus ini
berakibat timbulnya suatu penyakit
klinis atau subklinis (tidak bergejala)
yang merupakan hasil interaksi antara
beberapa faktor dengan virus dan
inang.
Tahapan dalam patogenesis
masuknya virus ke dalam tubuh inang
pembawa sering terjadi melalui
selaput lendir saluran napas dan
dapat pula terjadi melalui selaput
lendir pencernaan atau saluran kemih,
namun terkadang dapat pula akibat
suntikan langsung virus ke dalam aliran
darah melalui suntikan atau gigitan
serangga.
Infeksi adalah proses
masuknya mikroorganisme
termasuk parasit ke dalam tuan rumah
sampai timbul gejala sakit
Infeksi disebabkan oleh bakteri, jamur,
Protozoa, Virus, mikoplasma, riketsia,
parasit dan klamidia
Infeksi dapat ditimbulkan oleh
mikroorganisme yang mampu untuk
menimbulkan terjadinya infeksi
Kemampuan untuk menimbulkan
terjadinya infeksi disebut Virulensi
Patogenitas adalah kemampuan jasad
renik untuk menimbulkan penyakit
13. Mutasi Virus
1. Antigenic drift
Pada tipe mutasi ini, virus AI
hanya mengalami perubahan
antigenik minor (H/N) yang
terjadi dalam satu subtipe.
Waktu yang diperlukan untuk
proses mutasi seperti ini
relatif singkat, sekitar + 1
tahun dan dapat menginfeksi
kembali setelah 1-5 tahun
kemudian.
14. 2. Antigenic shift
Virus AI yang mengalami antigenic
shift akan terjadi perubahan
antigenik mayor oleh rekombinan
H dan N subtipe yang berbeda
sehingga dapat memicu timbulnya
pandemik (serangan kasus AI
yang terjadi secara luas, melewati
batas negara).
Mutasi jenis ini hanya terjadi pada
virus influenza A yang mampu
menghasilkan subtipe baru.
Proses mutasi ini membutuhkan
waktu yang relatif lama, sekitar 8-
10 tahun dengan efek yang
ditimbulkan sangat berbahaya.
15. Peranan Virus : VAKSIN
Vaksin adalah
mikroorganisme
atau antigen
(benda asing)
yang dapat
memberikan
respon antibodi
atau kekebalan
pada tubuh
Bakteri E. coli
Kultur Bakteri E. Coli
Yang mengandung
Gen virus
Pemurnian
Secara
kromatografi
kolom
Proses
Pembuatan
Vaksin Murni
Vaksin
Plasmid