Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang cedera kepala dan penanganannya di gawat darurat. Beberapa poin pentingnya adalah menjaga jalur nafas dan ventilasi pasien, menstabilkan sirkulasi darah, melakukan pemeriksaan neurologis seperti GCS dan pupil, mencegah terjadinya cedera otak sekunder, mencari kemungkinan cedera lain, dan melakukan penilaian lanjut serta konsultasi spesialis jika
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Laki-laki berusia 64 tahun datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil selama 1 hari dan sering ingin buang air kecil namun urine tidak keluar disertai nyeri perut bagian bawah. Pasien memiliki riwayat sulit buang air kecil selama 2 tahun terakhir ini.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi persalinan alami, termasuk penyebab terjadinya kontraksi, aktivasi miometrium, dan gerakan-gerakan kardinal janin selama proses persalinan
2. Pelvimetri klinis digunakan untuk menilai diameter dan kapasitas panggul pada usia kehamilan 38-39 minggu untuk memprediksi kelancaran proses persalinan
3. Terdapat tu
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak balita di Posyandu. Terdapat penjelasan tentang cara memantau pertumbuhan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala, serta menentukan status gizi berdasarkan indeks antropometri. Dokumen ini juga menjelaskan tindak lanjut bila ditemukan gejala gangguan pertumbuhan atau gizi buruk pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
Selulitis bermanifestasi dengan eritema, edema dan kehangatan. Penyebab utamanya adalah Streptococcus beta-hemolitik dan Staphylococcus aureus. Terapi untuk selulitis non-purulen meliputi antibiotik empiris untuk Strep dan MRSA, sedangkan selulitis purulen memerlukan terapi MRSA. Pasien yang membutuhkan rawat inap dapat diberi vankomisin.
Ny. D dirawat di rumah sakit karena tumor rektum yang dideritanya selama 2 tahun. Ia mengeluh gelisah dan stres akibat penyakitnya. Pengkajian psikososial menunjukkan status emosional yang tertutup dan konsep diri yang merasa penyakitnya akan menghalangi kehidupan normalnya. Ia berusaha mengatasi kegelisahan dengan berdoa dan berharap pada pertolongan Allah.
Pasien datang dengan keluhan demam dan muntah berulang selama sehari. Pemeriksaan menunjukkan adanya anemia, trombositosis, dan leukopenia. Diagnosis kerja adalah gastroenteritis akut dehidrasi ringan hingga sedang disertai demam. Pasien ditatalaksana dengan rehidrasi cairan infus dan obat-obatan seperti parasetamol.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang cedera kepala dan penanganannya di gawat darurat. Beberapa poin pentingnya adalah menjaga jalur nafas dan ventilasi pasien, menstabilkan sirkulasi darah, melakukan pemeriksaan neurologis seperti GCS dan pupil, mencegah terjadinya cedera otak sekunder, mencari kemungkinan cedera lain, dan melakukan penilaian lanjut serta konsultasi spesialis jika
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Laki-laki berusia 64 tahun datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil selama 1 hari dan sering ingin buang air kecil namun urine tidak keluar disertai nyeri perut bagian bawah. Pasien memiliki riwayat sulit buang air kecil selama 2 tahun terakhir ini.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi persalinan alami, termasuk penyebab terjadinya kontraksi, aktivasi miometrium, dan gerakan-gerakan kardinal janin selama proses persalinan
2. Pelvimetri klinis digunakan untuk menilai diameter dan kapasitas panggul pada usia kehamilan 38-39 minggu untuk memprediksi kelancaran proses persalinan
3. Terdapat tu
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak balita di Posyandu. Terdapat penjelasan tentang cara memantau pertumbuhan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala, serta menentukan status gizi berdasarkan indeks antropometri. Dokumen ini juga menjelaskan tindak lanjut bila ditemukan gejala gangguan pertumbuhan atau gizi buruk pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
Selulitis bermanifestasi dengan eritema, edema dan kehangatan. Penyebab utamanya adalah Streptococcus beta-hemolitik dan Staphylococcus aureus. Terapi untuk selulitis non-purulen meliputi antibiotik empiris untuk Strep dan MRSA, sedangkan selulitis purulen memerlukan terapi MRSA. Pasien yang membutuhkan rawat inap dapat diberi vankomisin.
Ny. D dirawat di rumah sakit karena tumor rektum yang dideritanya selama 2 tahun. Ia mengeluh gelisah dan stres akibat penyakitnya. Pengkajian psikososial menunjukkan status emosional yang tertutup dan konsep diri yang merasa penyakitnya akan menghalangi kehidupan normalnya. Ia berusaha mengatasi kegelisahan dengan berdoa dan berharap pada pertolongan Allah.
Pasien datang dengan keluhan demam dan muntah berulang selama sehari. Pemeriksaan menunjukkan adanya anemia, trombositosis, dan leukopenia. Diagnosis kerja adalah gastroenteritis akut dehidrasi ringan hingga sedang disertai demam. Pasien ditatalaksana dengan rehidrasi cairan infus dan obat-obatan seperti parasetamol.
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptxssuser6a7917
Laporan kasus ini membahas kasus Dengue Syok Syndrome pada pasien An. P usia 6 tahun 8 bulan. Pasien dirawat di RSUD Sayang Cianjur dengan keluhan demam berkepanjangan disertai tangan dan kaki yang terasa dingin serta munculnya bintik-bintik merah. Pemeriksaan menemukan tanda-tanda syok seperti nadi cepat, tekanan darah rendah, dan CRT lama. Diagnosis yang didiagnosa adalah Dengue Syok Syndrome.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan pada pasien bernama Ny. H yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
2. Pasien berusia 69 tahun dengan diagnosa gagal ginjal kronik dan mengeluh sesak napas.
3. Rencana keperawatan mencakup pemberian oksigen, posisi setengah duduk, dan obat sesuai dosis untuk mengatasi gangguan pola nap
Dokumen tersebut membahas kasus pasien berusia 10 bulan dengan diagnosis HIV stadium 4, gizi buruk, dan diare persisten. Pasien mengalami penurunan berat badan 2 kg dan sulit menaikkan berat badan sejak lahir. Gejala pasien meliputi kulit kering, lemah, dan tidak mampu tengkurap.
Pasien laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan dirawat karena dehidrasi akut berat setelah beberapa minggu muntah dan diare. Pemeriksaan menunjukkan gizi kurang, encefalopati metabolik, dan kemungkinan kolitis akibat overgrowth bakteri setelah antibiotik. Pasien diberi cairan infus dan antibiotik metronidazole.
Ibu membawa bayi berusia 2 tahun untuk mendapatkan imunisasi campak kedua. Pemeriksaan fisik menunjukkan bayi dalam keadaan sehat. Bayi mendapat suntikan vaksin campak dan ibu diinstruksikan untuk terus menjaga kesehatan dan gizi anak.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak berusia 8 tahun dengan diagnosa diare. Ringkasannya adalah: (1) Pasien mengeluh nyeri perut dan defekasi berlebihan; (2) Dilakukan pengkajian dan diagnosa diare serta hipovolemia; (3) Dilakukan berbagai intervensi keperawatan seperti manajemen diare dan nutrisi.
Ketidakbersihan jalan napas, kekurangan volume cairan, kerusakan jaringan kulit, dan hambatan mobilitas merupakan masalah prioritas pasien dengan diabetes mellitus dan komplikasinya.
Pasien mengeluhkan munculnya bercak putih dan gatal di dada sejak 6 bulan terakhir yang semakin luas ke punggung. Pemeriksaan fisik menunjukkan bercak kulit berwarna coklat hiperpigmentasi tidak beraturan di dada dan punggung dengan ukuran biji jagung hingga koin beserta sisik halus.
Suprihatin, S.Tr.Keb
14/8/2021
Jam 15.00 WIB
Subjektif :
Ibu mengatakan masih pusing
Objektif :
KU: baik
Kesadaran : composmentis
Analisa :
Ny. D Usia 24 tahun G1P0A0 UK 30-31
minggu janin tunggal hidup intrauterin
kehamilan fisiologis
Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa hasil
pemeriksaan normal.
2. Menjel
Laporan jaga memberikan ringkasan kondisi pasien Ny. S, umur 33 tahun yang dirawat di bangsal obstetri dengan diagnosis preeklampsia, oligohidramnion dan non reassuring fetal status pada kehamilan 39 minggu. Pasien menjalani tindakan pengakhiran kehamilan perabdominam ditambah IUD yang berhasil dilakukan. Kondisi pasien dan bayi perempuan setelah tindakan dinyatakan baik.
Pasien pria berusia 56 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan batuk yang sudah berlangsung lama. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda gangguan paru seperti penggunaan otot bantu pernafasan. Hasil rontgen paru menunjukkan gambaran tuberkulosis paru dan penyakit paru obstruktif kronik. Diagnosis bandingnya adalah PPOK eksaserbasi dan TB Paru. Pasien diberikan tatalaksana berupa obat nebulizer
Pasien datang dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak yang memberat. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru kronis dan TB paru. Diagnosis banding PPOK eksaserbasi dan TB paru. Diagnosis kerja PPOK eksaserbasi ditambah TB paru berdasarkan hasil laboratorium dan rontgen dada. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik, nebulizer, dan OAT kategori 1. Kondisi pasien membaik selama perawatan in
Pasien wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nanah dan darah di bekas luka operasi caesar 10 hari sebelumnya beserta demam dan nyeri kepala. Didiagnosis dengan infeksi luka operasi post caesar ditambah diabetes mellitus dan hipertensi. Dilakukan perawatan medik dan non-medik seperti antibiotik infus, diet, dan pembersihan luka.
Pasien wanita usia 38 tahun datang dengan keluhan nanah dan darah dari bekas luka operasi caesar 10 hari sebelumnya disertai demam dan nyeri kepala. Didiagnosis infeksi luka operasi post caesar ditambah diabetes melitus dan hipertensi. Dirawat inap dan diberi antibiotik, antidiabetes, dan analgesik. Kondisi membaik dan pulang dengan resep obat.
Tiga kalimat:
1. Journal ini membahas rekomendasi screening gula darah setelah melahirkan bagi wanita dengan diabetes melahirkan.
2. Namun, tingkat screening saat ini masih rendah, kurang dari 50%, meskipun screening dapat mencegah atau menunda diabetes tipe 2.
3. Organisasi medis merekomendasikan metrik kualitas standar untuk mengukur tingkat screening gula darah pascamelahirkan untuk meningkatkan deteksi dini dan perawatan.
Metrik kualitas baru diusulkan untuk mengukur tingkat skrining diabetes pascapersalinan pada wanita dengan sejarah diabetes melitus gestasional. Metrik ini menghitung persentase wanita dengan diabetes melitus gestasional yang menjalani tes toleransi glukosa oral 75 gram 2 jam antara 4-12 minggu pascapersalinan, sesuai dengan rekomendasi organisasi medis. Metrik ini dirancang untuk menilai kinerja program kesehatan dalam meningkatkan deteksi dini diabetes tipe 2 p
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAuliaDwiJuanita
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara odds ratio, prevalensi relatif, dan risiko relatif. Odds ratio digunakan untuk mengukur hubungan antara paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit berdasarkan data nominal dikotom. Sedangkan risiko relatif digunakan untuk penelitian kohort untuk mengukur peluang terjadinya suatu kejadian. Dokumen ini juga menjelaskan cara menghitung odds ratio dan risiko relatif menggunak
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAuliaDwiJuanita
Epidemiologi dibagi menjadi deskriptif dan analitik. Epidemiologi deskriptif bertujuan menggambarkan masalah kesehatan masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi, dan determinan penyakit. Epidemiologi analitik meliputi studi kohort, kasus kontrol, dan eksperimental untuk mengevaluasi hubungan antara paparan dan penyakit.
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...AuliaDwiJuanita
Metrik kualitas baru diusulkan untuk mengukur tingkat skrining diabetes pascapersalinan pada wanita dengan sejarah diabetes melitus gestasional. Metrik ini menghitung persentase wanita dengan diabetes melitus gestasional yang menjalani tes toleransi glukosa oral 2 jam antara 4-12 minggu pascapersalinan, sesuai dengan rekomendasi organisasi medis. Metrik ini dirancang untuk menilai kinerja program kesehatan dan meningkatkan rujukan tepat waktu untuk pence
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxAuliaDwiJuanita
Pasien berusia 2 bulan datang dengan keluhan sesak yang semakin parah saat batuk selama sebulan. Pemeriksaan menunjukkan demam dan auskultasi paru menemukan ronki basah. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb rendah dan leukositosis, sementara rontgen paru menunjukkan infiltrat. Diagnosisnya diduga bronkopneumonia.
This study investigated the prevalence of rhinitis, conjunctivitis, and rhinoconjunctivitis in rural UK children, as well as the relationship between these conditions and environmental triggers. The main findings were:
1) Conjunctivitis was more common than rhinitis based on parent-reported symptoms. Over half of children with conjunctivitis or rhinitis also reported the other condition.
2) Around 13% of children experienced rhinoconjunctivitis symptoms. Rhinitis showed a biphasic seasonal pattern while conjunctivitis and rhinoconjunctivitis peaked in summer.
3) Many parents saw rhinitis and conjunctivitis as
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. PEMFIGOID BULOSA
Oleh:
Aulia Dwi Juanita
Preseptor:
dr. Resati Nando Panonsih.,M.Sc.,Sp.KK.,FINDSV
BAGIAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT
DAN KELAMIN RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR
LAMPUNG
2022
2. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. K
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kemiling Bandar Lampung
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2022 (jam 12.30 wib)
No RM : 171XXX
3. Keluhan Utama:
Sejak 3 bulan yang lalu keluhan kulit gatal pada seluruh
badan
Keluhan Tambahan:
Kulit mengelupas dan terasa perih pada seluruh badan
Anamnesa
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Post amputasi jari kaki > 4 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakir yang
sama seperti pasien
Pengobatan Yang Pernah Di Dapat
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Penyakit Lain
Pasien mempunyai Riwayat penyakit DM
6. Status Generalisata
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah :130/80
Suhu : 37,5
Nadi : 85
Pernafasan : 20x/menit
Mata : DBN
Hidung : Sekret (-), Darah (-)
Telinga :DBN
Leher : Pembesaran KGB (-)
Kepala : Simetris
Thorax & Abdomen : DBN
Ekstremitas Bawah : Akral Hangat
Pemeriksaan Fisik
7. Status
Dermatologis
pada lokasi fasialis,
thoraks anterior,
thoraks posterior,
ekstremitas superior
dan inferior dekstra
dan sinistra,
didapatkan adanya
plak, skuama, krusta,
erosi dan deskuamasi
di atas kulit yang
eritematosa.
11. Terapi Non Medikamentosa
Tidak menggunakan pakaian yang berbahan kasar
Tidak boleh menggaruk kulit menggunakan benda apapun
agar tidak mengiritasi kulit
Hindari melakukan aktivitas fisik yang dapat
menyebabkan cedera pada kulit
Terapi Medikamentosa
Urea 10%
Clobetasol Propional 0,05%
Loratadine
12. Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad malam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam
Quo Ad Cosmeticam : Dubia ad malam
Prognosis