Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak berusia 8 tahun dengan diagnosa diare. Ringkasannya adalah: (1) Pasien mengeluh nyeri perut dan defekasi berlebihan; (2) Dilakukan pengkajian dan diagnosa diare serta hipovolemia; (3) Dilakukan berbagai intervensi keperawatan seperti manajemen diare dan nutrisi.
2. Nama Anggota Kelompok 1
Roudhatul Mutmainnah
P17210213105
Berlian Priliska Oktavia M
P17210214143
Linda Rohmatul Khasanah
P17210214123
Siska Ayu Wulandari
P17210213108
Agusnia Maharani
P17210214153
Nike Niansari
P17210214154
3. Definisi Diare
Nursalam (2008), Diare merupakan gangguan buang air besar
atau BAB ditandai dengan frekuensi buang air besar yang lebih
sering dari biasanya bisa lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja cair.
4. Klasifikasi
Diare
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi
mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
b. Diare berkepanjangan bila diare
berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Diare kronik, yaitu bila berlangsung
lebih dari 14 hari.
5. • makanan basi
• makanan
beracun
• alergi terhadap
makanan.
Faktor makanan
Etiologi Diare
• Malabsorbsi
kardohidrat
• malabsorbsi
lemak
• malabsorbsi
protein
1. Infeksi enteral ialah Infeksi
saluran pencernaan
makanan oleh
-Infeksi bakteri : vibrio, E.Coli,
dll
- Infeksi virus : Ebterovirus,
rotavirus, dll
- Infeksi parasite : cacing
jamur dll
2. Infeksi parenteral ialah
infeksi di luar alat
pencernaan makanan
seperti : otitis media akut
(OMA), tonsillitis/
tonsilofaringitis,
bronkopneumonia,
ensefalitis dll.
Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor psikologis
rasa takut dan
cemas (jarang,
tetapi dapat
terjadi pada
anak yang lebih
besar)
8. Penatalaksanaan
● Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi
● Berikan Obat Zinc
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat
keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja,
serta menurunkan kekambuhan
● Pemberian Asi/Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya
berat badan.
● Pemberian Antibiotika
Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar
karena shigellosis), suspek kolera
● Pemberian nasehat
ibu atau pengasuh diberikan edukasi tentang cara mencegah dan menangani diare
10. Contoh Kasus
An. L berusia 8 tahun datang ke RSUD
Lawang pada tanggal 2 November 2022
pukul 07.55 WIB, dengan diagnosa medis
diare. Klien mengeluh sakit perut dan nyeri
seperti diremas-remas, nyeri dirasakan
pada abdomen dengan skala nyeri 4. Hasil
pemeriksaan didapatkan data TD : 100/90
mmHg, Suhu : 38,5℃ , Nadi : 110x/menit,
dan RR: 20x/ menit.
11. Tanggal MRS : 2-11-2022
Jam Masuk : 07.55 WIB
Tanggal Pengkajian : 2-11-2022
No RM : xyz.123
Jam Pengkajian : 08.00
Diagnisa Medis : Diare
Hari Rawa Ke : 1
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Klien mengatakan perutnya
sakit
Identitas Keluarga pasien
(Yang dapat dihubungi)
Nama : Ny. C
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Lawang
Hubungan dg klien : Ibu kandung
Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : An. L
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 8 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Lawang
12. b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pagi hari Rabu, 02
November 2022 pukul 07.55 datang klien
berinisial L dengan keluhan sakit perut
seperti diremas-remas dengan skala nyeri
4 disertai BAB encer dengan frekuensi
lebih dari 4-5 kali dalam sehari dialami
sejak 2 hari yang lalu setelah makan
seblak pedas. Klien dibawa ke RSUD
Lawang lalu dilakukan pengkajian, klien
didiagnosa terkena diare dan perlu
dilakukan perawatan selama 3x24 jam.
c. Riwayat Penyakit/Kesehatan Yang
Lalu
Ibu klien mengatakan tidak ada
riwayat penyakit kronis maupun
menular
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu Klien mengatakan tidak ada
penyakit keturunan pada keluarga
13. C. Pola Aktivitas Sehari-hari
● Nutrisi
Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun dan berat badan
menurun dari 30kg menjadi 27kg. Porsi makan ¼ porsi dari yang disediakan,
dengan minum 6 gelas per hari.
● Eliminasi
Sebelum sakit frekuensi BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lunak,
setelah sakit klien BAB dengan frekuensi 4-5x dalam sehari dengan
konsistensi cair.
● Istirahat dan Tidur
Ibu klien mengatakan klien tidak dapat tidur nyenyak dan sering terbangun
karena nyeri pada perutnya dan diare.
● Aktifitas Fisik
Ibu klien mengatakan klien cepat lelah, lemah, letih dan lesu.
● Personal Hygiene
Klien mandi hanya diseka 2x sehari, gosok gigi 2 kali sehari.
14. D. Data Psikososial
a. Status Emosi
Emosi pasien kurang stabil (terlihat gelisah)
b. Konsep Diri
• Body Image : Pasien mengetahui dirinya sedang sakit dan membutuhkan
pengobatan agar cepat sembuh
• Self Ideal : Pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat
dan keluarga
• Self Eesteem : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang
kerumah.
• Role : Pasien sebagai pelajar
• Identity : Pasien bernama An. L 8 tahun
c. Interaksi Sosial
Klien mampu berinteraksi dengan baik dengan perawat, hubungan
dengan keluarga juga terjalin baik
d. Spiritual
Pasien beragama islam dan taat beribadah
15. E. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos metis (normal)
c. Tanda-Tanda Vital
● Tekanan Darah : 100/90 mmHg
● Suhu : 38,5 ℃
● Nadi : 120x/menit
● RR : 20x/menit
d. Kepala
● Kulit Kepala : Bersih, rambut hitam
● Bentuk wajah : Bentuk wajah simetris, tidak ada
luka
● Mata : Simetris dan penglihatan baik
● Hidung : Bentuk simetris, tidak terdapat secret
● Telinga : Bentuk simetris, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
● Mulut : Bibir kering dan pucat dengan gigi bersih
e. Leher
Tidak ada tyroid pada leher.
f. Dada dan Thorak
● Inspeksi : pergerakan dada simetris
● Palpasi : tidak ada benjolan
● Perkusi : tidak terdapat bunyi sonor
● Auskultasi : tidak terdapat bunyi
wheezing
g. Abdomen
● Inspeksi : simetris, datar
● Palpasi : terdapat nyeri tekan pada
ulu hati, skala nyeri 4
● Perkusi : hipertimpani, perut kembung
● Auskultasi : bising usus hiperaktif
16. h. Genetalia
membran tampak merah muda
dan lembab, tidak berbau, tidak
terdapat lesi, tidak ada nyeri dan
tidak terpasang kateter.
i. Rectum dan anus
Kulit parianal utuh, tidak ada
benjolan, licin, tidak nyeri dan
warna lebih gelap dari warna
sekitarnya.
j. Ekstremitas
- Ekstremitas atas
Tidak terdapat
pembatasan gerak tangan dan otot,
tidak terdapat benjolan dan nyeri
tekan, besar dan bentuk otot
normal, kekuatan otot bagus dan
mampu menahan tahanan yang
diberikan, keseimbangan baik,
refleks otot bisep dan trisep baik,
mampu membedakan nyeri,
sentuhan dan temperatur.
17. - Ekstremitas bawah
Pergerakan kaki dan kekuatan otot baik, tidak
terdapat nyeri tekan dan benjolan, bentuk dan besar otot
baik, bentuk dan ukuran kiri kanan sama, mampu
menahan berat tahanan yang diberikan, keseimbangan
baik, reflek otot bisep dan trisep baik.
F. Pemeriksaan Penunjang
-
G. Terapi Medis
IVFD RL 18tpm
L Bio 2x1 (1 sachet)
Paracetamol 3x1 500mg
18. Analisa Data
Nama Paisen : An. L
Umur : 8 Tahun
No.Register : 1234xxx
Hari/
Tanggal
Data Etiologi Masalah
keperawatan
Rabu,
02
Novemb
er 2022
DS:
- Pasien mengeluh nyeri
perut seperti diremas-remas,
skala nyeri 4
DO :
- Defekasi lebih dari 3x dalam
24 jam
- Feses cair
- Bising usus hiperaktif
Penyakit saluran pencernaan
Infeksi (bakteri)
Berkembang di usus
Bising usus meningkat
Diare
Diare
19. Lanjutan….
Hari/
Tanggal
Data Etiologi Masalah keperawatan
Rabu, 02
Novemb
er 2022
DS :
- Pasien mengatakan lelah,
haus dan pusing.
DO :
- Turgor kulit menurun
- Membran mukosa kering
- Volume urine menurun
- Suhu tubuh (38,50C)
- N : 120x/menit
- RR : 20X/menit
- TD : 100/90 mmHg
Dehidrasi
Takut kehilangan cairan dan
elektrolit
Penurunan volume cairan
interstitial
Turgor kulit menurun
hipovolemia
Hipovolemia
20. Lanjutan….
Hari/
Tanggal
Data Etiologi Masalah keperawatan
Rabu, 2
Novemb
er 2022
DS :
- Pasien mengatakan cepat
kenyang setelah makan
- Nyeri pada daerah perut
- Nafsu makan menurun
DO :
- Berat badan menurun
BB awal : 30kg
BB saat ini : 27 kg
- Bising usus hiperaktif
- Diare
Penyakit saluran pencernaan
Kelemahan otot menelan
Gangguan menelan makanan
Asupan nutrisi tidak terpenuhi
Defisit nutrisi
Defisit nutrisi
21. Diagnosa
Nama Paisen : An. L
Umur : 8 Tahun
No.Register : 1234xxx
No
DX Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Muncul
Tanggal
Teratasi
Tanda
Tangan
1.
2.
SDKI : Diare (D.0020)
Diare berhubungan dengan proses infeksi dibuktikan
dengan nyeri abdomen dengan skala 4, Defekasi lebih dari
3x dalam 24 jam, Feses cair, Bising usus hiperaktif.
SDKI : Hipovolemia (D.0023)
Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
dibuktikan dengan merasa lemah, haus dan pusing,
Turgor kulit menurun, Membran mukosa kering, Volume
urine menurun, Suhu tubuh meningkat (38,50C), N :
120x/menit, RR : 20X/menit, TD : 100/90 mmHg.
Rabu, 2
November
2022
Rabu, 2
November
2022
Jum’at, 4
November
2022
Jum’at, 4
November
2022
Kel 1
Kel 1
22. Lanjutan….
No
DX Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Muncul
Tanggal
Teratasi
Tanda
Tangan
3. SDKI : Defisit nutrisi (D.0019)
Defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
(keengganan untuk makan) dibuktikan dengan cepat
kenyang setelah makan, Nyeri pada daerah perut, Nafsu
makan menurun, Berat badan menurun, Bising usus
hiperaktif, Diare
Rabu, 2
November
2022
2022
Jum’at, 4
November
2022
Kel 1
23. Intervensi
No
dx
Diagnosa Tujuan dan
kriteria standart
intervensi rasional TTD
1. SDKI (D.0020)
Diare
berhubungan
dengan proses
infeksi dibuktikan
dengan nyeri
abdomen dengan
skala 4, Defekasi
lebih dari 3x
dalam 24 jam,
Feses cair, Bising
usus hiperaktif.
SLKI (Eliminasi
Fekal L.04033)
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan 3x24
jam dengan tujuan
agar eliminasi fekal
membaik dengan
kriteria hasil:
a.Kontrol
pengeluaran feses
meningkat
b.Keluhan defekasi
lama dan sulit
Intervensi utama SIKI
(Manajemen Diare
I.03101)
Observasi :
1. Identifikasi penyebab
diare
2. Identifikasi riwayat
pemberian makanan
3. Monitor warna,
volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
4. Monitor jumlah
pengeluaran diare
Terapeutik :
5. Berikan asupan
cairan oral
Observasi :
1. Untuk mengetahui
penyebab diare
2. Mengetahui
asupan makanan
yang dikonsumsi
3. Mengetahui warna,
volume, frekuensi,
dan konsistensi tinja
4. Mengetahui jumlah
pengeluaran diare
Terapeutik :
5.Untuk mencegah
dehidrasi akibat diare
6. Untuk
mempermudah
pemberian obat
Kel
1
24. Lanjutan…
c. Distensi abdomen
menurun
d. Nyeri abdomen
menurun
e. Konsistensi feses
membaik
f. Frekuensi
defekasi membaik
g. Peristaltik usus
membaik
6. Pasang jalur intravena
7. Berikan cairan
intravena (ringer laktat)
Edukasi :
8. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
9. Anjurkan menghindari
makanan berbentuk gas,
pedas, dan mengandung
laktosa
Kolaborasi:
10. Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
(loperamide)
Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
(atapulgit)
7. Sebagai sumber
elektrolit bagi
tubuh
Edukasi :
8. Meminimalisir
nafsu makan
9. Meminimalisir
faktor penyebab
diare
Kolaborasi:
10. Frekuensi
defekasi membaik
11. Peristaltik usus
membaik
25. 2
.
SDKI :
Hipovolemia
(D.0023)
Hipovolemia
berhubungan
dengan
kehilangan
cairan aktif
dibuktikan
dengan merasa
lemah, haus dan
pusing, Turgor
kulit menurun,
Membran
mukosa kering,
Volume urine
menurun, Suhu
tubuh meningkat
(38,50C), N :
120x/menit, RR
: 20X/menit, TD
: 100/90x/mmHg
SLKI (Status Cairan
L.03028)
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
3x24 jam dengan
tujuan agar status
cairan membaik
dengan kriteria hasil:
a. Perasaan lemah
menurun
b. Keluhan haus
menurun
c. Turgor kulit
meningkat
d. Membran mukosa
membaik
e. Output urine
meningkat
Suhu tubuh membaik
Intervensi utama
SIKI (Manajemen
Hipovolemia I.03116)
Observasi:
1. Periksa tanda dan
gejala hipovolemia
2. Monitor intake dan
output cairan
Terapeutik :
3. Hitung kebutuhan
cairan
4. Berikan asupan
cairan oral
Edukasi :
5. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Kolaborasi :
6. Kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis
Observasi :
1. Untuk mengetahui tanda
dan gejala hipovolemia
2. Untuk mengetahui
intake dan output cairan
Terapeutik :
3. Untuk mengetahui
kebutuhan cairan yang
dibutuhkan
4. Untuk menurunkan
motilitas atau peristaltik
usus dan menujukkan
sekresi degestif untuk
menghilangkan kram dan
diare
Edukasi :
5. Untuk mencegah
dehidrasi
Kolaborasi :
6. Untuk meningkatkan
cairan yang diperlukan
oleh tubuh
Kel
1
26. 3. SDKI : Defisit
nutrisi
(D.0019)
Defisit nutrisi
berhubungan
dengan factor
psikologis
(keengganan
untuk makan)
dibuktikan
dengan cepat
kenyang
setelah makan,
nyeri pada
daerah perut,
nafsu makan
menurun, berat
badan
menurun, bising
usus hiperaktif,
diare
SLKI (Status Nutrisi
L.03030)
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
3x24 jam dengan
tujuan status nutrisi
membaik dengan
kriteria hasil:
a. Porsi makan yang
dihabiskan meningkat
b. Nyeri abdomen
menurun
c. Diare menurun
d. Berat badan
membaik
e. Frekuensi makan
membaik
f. Nafsu makan
membaik
Bising usus membaik
Intervensi utama SIKI
(Manajemen Nutrisi
I.03119)
Observasi :
1. Identifikasi status
nutrisi
2. Identifikasi alergi dan
intoleransimakanan
3. Monitor asupan
makanan
4. Monitor berat badan
Terapeutik :
5. Sajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai
6. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
7. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Observasi :
1. Untuk mengetahui
status nutrisi
2. Untuk mengetahui
apakah ada alergi
3. Untuk mengetahui
asupan makanan
yang dihabiskan
4. Untuk mengetahui
berat badan
Terpeutik :
5. Menambah nafsu
makan
6. Mencegah
terjadinya konstipasi
7. Menjaga berat
badan ideal
Kel
1
27. Lanjutan…
Edukasi :
8. Anjurkan posisi
duduk
Kolaborasi :
9. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
Edukasi :
Mencegah terjadinya
konstipasi dan
membantu mencerna
makanan dengan baik
Kolaborasi :
Untuk memaksimalkan
jumlah kalori dan
nutrient sesuai yang
dibutuhkan klien
28. Implementasi
N
o
Tanggal jam no.
DX
Tindakan TTD
1
.
02-11-22
08.00
08.05
08.25
08.35
08.45
08.50
1. Manajemen Diare (I.03101)
1. Mengidentifikasi penyebab diare
Respon : Pasien mengonsumsi makanan pedas (seblak) dan
jajan sembarangan
2. Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
Respon : berwarna hijau, 4-5x sehari, kosistensi cair
3. Memasang jalur intravena
Respon : Pasien sudah dipasang infus
4. Memberikan cairan intravena (ringer laktat)
Respon : Klien masih merasa selalu haus, kebutuhan cairan
belum terpenuhi
5. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
Respon : Pasien diberikan porsi ¼ setiap 3 jam sekali
6. Menganjurkan menghindari makanan berbentuk gas, pedas,
dan mengandung laktosa
Respon : Pasien mengonsumsi buah dan sayur
Kel 1
29. Lanjutan…
08.55
09.00
09.15
09.20
09.30
09.40
09.45
2
3
7. Mengkolaborasi pemberian obat antimotilitas (loperamide)
Respon : Frekuensi bab 4-5x
8. Mengkolaborasi pemberian obat pengeras feses (atapulgit)
Respon : konsistensi fases masih cair
Manajemen Hipovolemia (I.03116)
1. Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia
Respon : nadi (120x/menit), suhu 38,5 derajat C
2. Memonitor intake dan output cairan
Respon : intake cairan kurang baik 5 cc/kgBB/hari; output :1.498 cc/24
jam
3. Memberikan asupan cairan oral
Respon : Pasien diberikan cairan isotonis yaitu NaCl Kadar elektrolit
tubuh klien kurang dari yang dibutuhkan
Manajemen Nutrisi (I.03119)
1.Mengidentifikasi status nutrisi
Respon : Status nutrisi klien baik
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Respon : Ibu klien mengatakan pasien tidak memiliki alargi tertentu
kel
1
kel
1
30. Lanjutan…
09.55
10.00
10.10
10.15
10.25
10.30
3. Memonitor asupan makanan
Respon : Pasien makan ¼ porsi, tidak mual muntah
4. Memonitor berat badan
Respon : BB : 27
5. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Respon : Nafsu makan klien sedikit meningkat
6. Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Respon : Klien diberikan buah pisang sebagai makanan penutup
7. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Respon : Klien diberikan porsi nasi tambahan / roti
8. Menganjurkan posisi duduk
Respon : Pasien melakukan nya dengan rasa nyaman
31. Evaluasi
no
DX
2 November 2022 3 November 2022 4 November 2022
1. S : Klien mengeluh nyeri perut
seperti diremas
O :
• Defekasi lebih dari 3x24
jam
• Konsistensi feses cair
• Bising usus hiperaktif
A : Masalah keperawatan
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan (2, 3,
4,5 ,6,7,8,9,11)
S : Keluhan nyeri perut klien
menurun
O :
Frekuensi defekasi cukup
menurun
Kosistensi feses feses padat
Bising usus normal
A : masalah keperawatan
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan (3, 5,
7, 10, 11)
S : Klien mengatakan
sudah tidak merasakan
sakit perut
O :
Frekuensi defekasi
menurun
Keluhan defeksi menurun
Konsistense feses
membaik
Bising usus normal
A : Masalah keperawatan
teratasi
P : Intervensi
diberhentikan
32. Lanjutan…
no
DX
2 November 2022 3 November 2022 4 November 2022
2. S : klien mengatakan lelah,
haus, dan pusing
O :
• turgor kulit menurun
• membrane mukosa kering
• volume urin menurun
• N : 120x/menit
• RR : 20x/menit
• TD :100/90 mmHg
• Suhu 38,5 derajat C
A : Masalah keperawatan
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
(1,2,3,6)
S : keluhan klien cukup
membaik
O :
• klien beristirahat dengan
cukup
• nafsu makan klien
membaik
• RR : 18x/menit
• nadi : 105 x/menit
• TD : 90/80 mmHg
• Suhu 37,5
A : Masalah keperawatan
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan (4,6)
S : klien tidk mengatakan
lelah, keluhan haus
teratasi, pusing teratasi
O :
• turgor kulit membaik
• membrane mukosa
membaik
• volume urin membaik
• BB membaik
• Nafsu makan
membaik
• Suhu membaik
A : Masalah keperawatan
teratasi
P : Intervensi
diberhentikan
33. Lanjutan…
no
DX
2 November 2022 3 November 2022 4 November 2022
3. S :
• Klien mengatakan cepat
kenyang setelah makan
• Nyeri pada daerah perut
• Nafsu makan menurun
O :
• BB menurun
BB awal: 30 kg
BB saat ini: 27kg
• Bising usus hiperaktif
• Diare
A : Masalah keperawatan
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
(3,4,5,6,7)
S : klien mengatakan nafsu
makan cukup membaik
O :
• BB meningkat : 28 kg
• Membrane mukosa cukup
membaik
• Diare teratasi
A : Masalah keperawatan
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
(2,3,6)
S : Klien tidak mual,
muuntah, tidak lemas,
nafsu makan membaik
O :
• BB meningkat : 30 kg
• Membrane mukosa
membaik
A : Masalah keperawatan
teratasi
P : Intervensi
diberhentikan