SlideShare a Scribd company logo
MANAGEMENT PERIOPERATIF
Preseptor:
dr. Wirawan Anggorotomo, Sp, An
Disusun:
Aulia Dwi Juanita 21360331
Windy Kurniatiani 21360341
KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANASTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
PERIOPERATIF
Kata “perioperatif” adalah suatu istilah gabungan yang
mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu fase
praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif. Dalam setiap
fase tersebut dimulai dan diakhiri dalam waktu tertentu dalam
urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah
FASE PERIOPERATIF
● Fase praoperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah
dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi
● Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke
bagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan.
● Fase Pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang
pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatana
klinik atau di rumah.
FASE PRAOPERATIF
1. Anamnesa
● Riwayat anastesi sebelumnya dan operasi sebelumnya
● Riwat alergi dan penyakit penyerta
2. Pemeriksaan fisik
● Inspeksi, palpasi, perkusi, dan aukultasi
● Airway ( Metode Lemon)
2. PEMERIKSAAN FISIK
Salah satu alat yang dikembangkan untuk menentukan pasien mungkin
menimbulkan kesulitan manajemen jalan nafas adalah metode LEMON.
L = Look externally
Melihat adanya hal-hal yang menyebabkan pasien membutuhkan
tindakan ventilasi atau intubasi dan evaluasi kesulitan secara fisik, misalkan
leher pendek, trauma facial, gigi yang besar, kumis atau jenggot, atau lidah
yang besar.
E = Evaluate 3 – 3 – 2 rule
Penentuan jarak anatomis menggunakan jari sebagai alat ukur untuk
mengetahui seberapa besar bukaan mulut.
M = Mallampati score
Mallampati score digunakan sebagai
alat klasifikasi untuk menilai visualisasi
hipofaring, caranya pasien berbaring
dalam posisi supine, membuka mulut
sambil menjulurkan lidah.
Klasifikasi Klinis
Kelas I Tampak uvula,
pilar fausial dan
palatum mole
Kelas II Pilar fausial dan
palatum mole
terlihat
Kelas III Palatum durum
dan palatum
mole masih
terlihat
Kelas IV Palatum durum
sulit terlihat
O = Obstruction/Obesity
Menilai adanya keadaan yang dapat menyebabkan obstruksi
misalkan abses peritonsil, trauma.
Obesitas dapat menyebabkan sulitnya intubasi karena memperberat
ketika melakukan laringoskop dan mengurangi visualisasi laring.
N = Neck deformity
Menilai apakah ada deformitas leher yang dapat menyebabkan
berkurangnya range of movement dari leher sehingga intubasi menjadi
sulit.
B6
Pemeriksaan fisik yang dilakukan secara umum adalah pemeriksaan tinggi dan
berat badan, kesadaran, tanda-tanda anemia, ikterus, sianosis, dehidrasi,
oedema, tekanan darah, frekuensi nadi, suhu tubuh, frekuensi nafas dan nyeri.
Secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan 56 yaitu :
• B1 (Breathe)
- frekuensi napas, tipe napas, regularitas, ada tidaknya retraksi, suara napas
: vesikuler, ronki, wheezing.
• B2 (Blood/sistem kardiovaskuler)
- Nadi (Regularitas, frekuensi, isi nadi)
- Tekanan darah
- Apakah ada syok, perdarahan
• B3 (Brain/susunan saraf)
- Tingkat kesadaran penderita (GCS)
- Apakah ada kelumpuhan saraf
- Tanda-tanda TIK
• B4 (Bladder)
- Produksi urin
- Apakah ada penyumbatan saluran kencing / darah pada kencing
• B5 (Bowel)
- Apakah ada muntah, diare, kembung, nyeri tekan
- Bising usus, peristltik usus
- Apakah ada cairan bebas di perut (ascites)
• B6 (Bone)
- Patah tulang, Bentuk leher
- Kelainan tulang belakang : skoliosis, kifosis, lordosis
3. Pemeriksaan Penunjang
(hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan).
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien preoperasi
antara lain :
a. Pemeriksaan Radiologi seperti : Foto thoraks, EKG, dll
b. Pemeriksaan Laboratorium: hemoglobin, leukosit, limfosit, LED, dll
c. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Klasifikasi Status Anestesi
Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah pemeriksaan dengan menggunakan metode ASA (American
Society of Anasthesiologist).
Klasifikasi Status Fisik dari ASA :
● ASA 1 : Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang akan dioperasi.
● ASA 2 : Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan atau dengan sedang . Misalnya diabetes
mellitus yang terkontrol atau hipertensi ringan
● ASA 3 : Pasien memiliki kelainan sistemik berat, sehingga aktivita rutin terbatas. Misalnya diabetes
mellitus yang tak terkontrol, asma bronkial, hipertensi tak terkontrol
● ASA 4 : Pasien memiliki kelainan sistemik berat, tak dapat melakukan aktivitas rutin dan
penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya sitiap saat. Misalnya asma bronkial yang berat,
koma diabetikum
● ASA 5 : Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja dapat
menyelamatkan tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien koma
berat
Untuk operasi darurat, di belakang angka diberi huruf E (emergency)
5. Masukkan Oral
Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam, anak kecil 4-6 jam
dan pada bayi 3-4 jam.
6. Premedikasi
Pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi dengan tujuan
untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia
diantaranya:
• Meredakan kecemasan dan ketakutan
• Memperlancar induksi anesthesia
• Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
• Meminimalkan jumlah obat anestetik
• Mengurangi mual muntah pasca bedah
Obat Premedikasi
NO JENIS OBAT DOSIS (DEWASA)
1 Sedatif :
Diazepam 5-10 mg
Diphenhidramine 1 mg/kgBB
Promethazine 1 mg/kgBB
Midazolam 0,1-0,2 mg/kgBB
2 Analgetik Opiat :
Petidin 1-2 mg/kgBB
Morfin 0,1-0,2 mg/kgBB
Fentanil 1-2 µg/kgBB
3 Antikholinergik :
Sulfas Atropine 0,1 mg/kgBB
4 Antiemetik :
Ondansetron 4-8 mg (iv) dewasa
Metoklopramid 10 g (iv) dewasa
Fase Intraoperatif
Untuk persiapan induksi anastesia sebaiknya kita ingat kata
STATICS:
S = Scope
T = Tubes
A = Airway
T = Tape
I = Introducer
C = Connector
S = Suction
Terapi Cairan
● Terapi cairan perioperatif termasuk penggantian defisit cairan sebelumnya,
kebutuhan maintenance dan luka operasi seperti pendarahan.
● Kebutuhan Cairan Selama Operasi
Jenis Operasi Kebutuhan Cairan Selama Operasi
Ringan 4 cc/kgBB/jam
Sedang 6 cc/kgBB/jam
Berat 8 cc/kgBB/jam
Rumatan anestesi (maintenance) dapat dikerjakan dengan
secara intravena (anestesi intravena total) atau dengan
inhalasi atau dengan campuran intravena inhalasi.
Rumatan anestesi biasanya mengacu pada trias anestesi
yaitu:
 Hipnosis (Propofol , Ketamine , Midazolam )
 Analgesia (Fentanyl)
 Relaksasi otot (Succinylcholine Rocuronium )
Anestesi Umum
Anestesi Umum (General anesthesia) merupakan tindakan menghilangkan rasa
nyeri secara sentral diseritai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel.
● Anestesi Inhalasi
Halotan, enfluran, isofluran, sevofluran, desflurane, dan methoxyflurane
merupakan cairan yang mudah menguap.
● Anestesi Intravena
Termasuk golongan ini adalah: barbiturate (thiopental, methothexital);
benzodiazepine (midazolam, diazepam); opioid analgesic (morphine, fentanyl,
sufentanil, alfentanil, remifentanil); propofol; ketamin, suatu senyawa
arylcylohexylamine yang dapat menyebabkan keadaan anestesi disosiatif dan obat-obat
lain (droperianol, etomidate, dexmedetomidine).
Anestesi Regional
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian
tubuh sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls
nyeri dari satu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversibel).
Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya.
Tetapi pasien tetap sadar.
● Anestesi regional meliputi 2 cara, yaitu
- blok sentral ( blok spinal, Epidural, kaudal)
- blok perifer ( blok pleksus, brachialis, aksiller, anestesi
regional intravena).
Beberapa anastetik lokal yang sering digunakan :
● Kokain  dalam bentuk topikal semprot 4% untuk mukosa
jalan nafas atas. Lama kerja 2-30 menit.
● Prokain  untuk infiltrasi larutan: 0,25-0,5%, blok saraf: 1-
2%, dosis 15mg/kgBB dan lama kerja 30-60 menit.
● Lidokain  konsentrasi efektif minimal 0,25%, infiltrasi,
mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik. Kerja sekitar
1-1,5 jam tergantung konsentrasi larutan.
● Bupivakain  konsentrasi efektif minimal 0,125%, mula
kerja lebih lambat dibanding lidokain, tetapi lama kerja
sampai 8 jam.
- blok perifer
 blok pleksus, brachialis, aksiller, anestesi regional intravena).
 bupivakain > lidokain > prokain
● Anestesi spinal merupakan pemberian obat anestetik lokal ke
dalam ruang subarachnoid.
- bupivacaine 0,75% sebanyak 10-12 mg
- untuk perosedur yang kurang dari satu jam menggunakan
bupivacaine 0,75% dosis rendah sebanyak 7,5 mg
- mepivacaine 1,5% sebanyak 45 mg
- procaine 10% sebanyak 100-150 mg.
Fase Pasca Perioperatif
Vital sign dan oksigenasi segera dicek begitu datang. Setelah itu
tensi, nadi, dan respirasi diukur secara rutin setiap 5 menit selama 15
menit atau sampai stabil dan setelah itu setiap 15 menit.
Meskipun kejadian hipoksia tadak ada hubungan dengan
tingkat kesadaran, Oksimetri sebaiknya dipasang kontinyu pada
semua pasien yang pulih dari anestesi umum paling tidak sampai
sadar penuh.
Semua pasien yang sadar dari anestesi umum sebaiknya
mendapat 30-40% oksigen selama pemulihan karena hipoksia
sementara dapat terjadi pada pasien yang sehat
Pasien yang tersedasi berat dan hemodinamikanya tidak
stabil setelah anestesi regional juga diberi suplemen oksigen di RR
Tingkat sensorik dan motorik dicatat periodik pada catatan hilangnya
blok. Untuk menilai blokade motoris ekstremitas inferior oleh spinal
anestesia digunakan Bromage score.
Gerakan Ekstremitas Inferior Skor
Gerakan penuh dari tungkai 0
Tidak mampu mengekstensikan
tungkai
1
Tidak mampu memfleksikan lutut 2
Tidak mampu memfleksikan
pergelangan kaki
3
Skor pemulihan post anestesia dari Aldrete (Dewasa).
Objek Kriteria Skor
Warna Kulit Merah
Coklat
Sianotik
2
1
0
Pernafasan Bisa bernafas dalam dan batuk
Dangkal tapi pertukaran adekuat
Apnea atau obstruksi
2
1
0
Sirkulasi Tensi 20% dibawah normal
Tensi 20-50% di bawah normal
Deviasi tensi >50% dari normal
2
1
0
Kesadaran Sadar baik dan berorientasi baik
Dapat dibangunkan tapi tertidur lagi
Tidak respon
2
1
0
Aktivitas Semua ekstremitas bergerak
Dua ekstremitas bergerak
Tidak ada gerak
2
1
0
(Idealnya pasien dikeluarkan bila skor total 10
atau minimal 9)
Steward score (anak-anak)
Objek Kriteria Skor
Pergerakan Gerak bertujuan
Gerak tak bertujuan
Tidak bergerak
2
1
0
Pernafasan Batuk, menangis
Sesak atau pernafasan
terbatas
Perlu bantuan
2
1
0
Kesadaran Menangis
Bereaksi terhadap
rangsangan
Tidak bereaksi
2
1
0
Jumlahnya >5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan
Kesimpulan
Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap
tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim
kesehatan yang terkait di samping peranan pasien yang kooperatif
selama proses perioperatif. Tindakan prebedah, bedah, dan pasca
bedah yang dilakukan secara tepat dan berkesinambungan akan
sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan
kesembuhan pasien.
Daftar Pustaka
● Ahsan, dkk.(2017) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pre operasi pada pasien section
caesarea di ruang instalasi bedah sentral rsud kanjuruhan kepanjen kabupaten malang.
● Apriliana, D, Harvina dkk. (2013)Rerata Waktu Pasien Pasca Operasi Tinggal Di Ruang Pemulihan Rsup
Dr Kariadi Semarang Pada Bulan Maret – Mei 2013.
● Birnbaumer DM.(2015). Airway Assessment Using "LEMON" Score Predicts Difficult ED Intubation.
Emerg Med J.
● Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology). Alih Bahasa: Bagian
Farmakologi FKUI. Jakarta, 1995
● KEMENKES RI NOMOR HK.02.02/MENKES/251/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif
● Latief S.A, Suryadi K, Dachlan.M. (2002) Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi ke-2. Bagian
Anestesiologi dan Terapi intensif FK UI, jakarta.
● R. Sjamsuhidajat & Wim De Jonng.2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :Penerbit buku kedokteran
EGC.
● Sudadi, S.Pandit, H.Ferry (2016) PENGELOLAAN PASIEN DI POST ANESTESI CARE UNIT (PACU).
Vol III.No.3
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Terima
Kasih

More Related Content

What's hot

Menghitung urin output
Menghitung urin outputMenghitung urin output
Hiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaHiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benigna
itachi0805
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
Zulfikar Fikar
 
Hirschprung
HirschprungHirschprung
Hirschprung
Meri Fitri
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Tenri Ashari Wanahari
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
Verar Oka
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
Tri Kusniati
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Buku saku lintas diare
Buku saku lintas diareBuku saku lintas diare
Buku saku lintas diareDian Ratih
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
Meri Fitri
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
Norman Prabowo
 
Kegawatan pada anak ppt
Kegawatan pada anak pptKegawatan pada anak ppt
Kegawatan pada anak ppt
Amalia Senja
 

What's hot (20)

Menghitung urin output
Menghitung urin outputMenghitung urin output
Menghitung urin output
 
06 partograf
06 partograf06 partograf
06 partograf
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Hiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaHiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benigna
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
 
Hirschprung
HirschprungHirschprung
Hirschprung
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Buku saku lintas diare
Buku saku lintas diareBuku saku lintas diare
Buku saku lintas diare
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Kegawatan pada anak ppt
Kegawatan pada anak pptKegawatan pada anak ppt
Kegawatan pada anak ppt
 

Similar to perioperatif anes aul.pptx

Atelektasis perioperatif.pptx
Atelektasis perioperatif.pptxAtelektasis perioperatif.pptx
Atelektasis perioperatif.pptx
StefanusKiky
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
AnggitaFatwa1
 
Prolong apneu
Prolong apneuProlong apneu
Prolong apneu
Nur Hajriya
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
homeworkping7
 
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
assica1
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
MRezkiZanuar
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.ppt
drfauzulna
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
Septian Muna Barakati
 
materi tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdf
materi tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdfmateri tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdf
materi tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdf
SopiOktapiani
 
Case Report Anestesi.pptx
Case Report Anestesi.pptxCase Report Anestesi.pptx
Case Report Anestesi.pptx
xenalevin
 
TBI.pptx
TBI.pptxTBI.pptx
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
Ghea Pradana
 
ventilator.ppt
ventilator.pptventilator.ppt
ventilator.ppt
SuperKitkat
 
Pre operative implant treatment preparation
Pre operative implant treatment preparationPre operative implant treatment preparation
Pre operative implant treatment preparation
Fauzan Arif
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
AdnalKhemalPasha
 

Similar to perioperatif anes aul.pptx (20)

Atelektasis perioperatif.pptx
Atelektasis perioperatif.pptxAtelektasis perioperatif.pptx
Atelektasis perioperatif.pptx
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
 
Prolong apneu
Prolong apneuProlong apneu
Prolong apneu
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
 
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
MANAJEMEN ANESTESI PADA KASUS PASIEN PREEKLAMSIA DENGAN PERDARAHAN INTRASEREB...
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.ppt
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
materi tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdf
materi tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdfmateri tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdf
materi tentang Anestetik dan Psikofarmaka.pdf
 
Case Report Anestesi.pptx
Case Report Anestesi.pptxCase Report Anestesi.pptx
Case Report Anestesi.pptx
 
Apnea pada neonatus
Apnea pada neonatusApnea pada neonatus
Apnea pada neonatus
 
TBI.pptx
TBI.pptxTBI.pptx
TBI.pptx
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
 
ventilator.ppt
ventilator.pptventilator.ppt
ventilator.ppt
 
Pre operative implant treatment preparation
Pre operative implant treatment preparationPre operative implant treatment preparation
Pre operative implant treatment preparation
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 

More from AuliaDwiJuanita

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
AuliaDwiJuanita
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
AuliaDwiJuanita
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
AuliaDwiJuanita
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
AuliaDwiJuanita
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
AuliaDwiJuanita
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
AuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
AuliaDwiJuanita
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
AuliaDwiJuanita
 

More from AuliaDwiJuanita (20)

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 

Recently uploaded

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 

Recently uploaded (20)

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 

perioperatif anes aul.pptx

  • 1. MANAGEMENT PERIOPERATIF Preseptor: dr. Wirawan Anggorotomo, Sp, An Disusun: Aulia Dwi Juanita 21360331 Windy Kurniatiani 21360341 KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANASTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022
  • 2. PERIOPERATIF Kata “perioperatif” adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu fase praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif. Dalam setiap fase tersebut dimulai dan diakhiri dalam waktu tertentu dalam urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah
  • 3. FASE PERIOPERATIF ● Fase praoperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi ● Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke bagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. ● Fase Pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatana klinik atau di rumah.
  • 4. FASE PRAOPERATIF 1. Anamnesa ● Riwayat anastesi sebelumnya dan operasi sebelumnya ● Riwat alergi dan penyakit penyerta 2. Pemeriksaan fisik ● Inspeksi, palpasi, perkusi, dan aukultasi ● Airway ( Metode Lemon)
  • 5. 2. PEMERIKSAAN FISIK Salah satu alat yang dikembangkan untuk menentukan pasien mungkin menimbulkan kesulitan manajemen jalan nafas adalah metode LEMON. L = Look externally Melihat adanya hal-hal yang menyebabkan pasien membutuhkan tindakan ventilasi atau intubasi dan evaluasi kesulitan secara fisik, misalkan leher pendek, trauma facial, gigi yang besar, kumis atau jenggot, atau lidah yang besar. E = Evaluate 3 – 3 – 2 rule Penentuan jarak anatomis menggunakan jari sebagai alat ukur untuk mengetahui seberapa besar bukaan mulut.
  • 6. M = Mallampati score Mallampati score digunakan sebagai alat klasifikasi untuk menilai visualisasi hipofaring, caranya pasien berbaring dalam posisi supine, membuka mulut sambil menjulurkan lidah. Klasifikasi Klinis Kelas I Tampak uvula, pilar fausial dan palatum mole Kelas II Pilar fausial dan palatum mole terlihat Kelas III Palatum durum dan palatum mole masih terlihat Kelas IV Palatum durum sulit terlihat
  • 7. O = Obstruction/Obesity Menilai adanya keadaan yang dapat menyebabkan obstruksi misalkan abses peritonsil, trauma. Obesitas dapat menyebabkan sulitnya intubasi karena memperberat ketika melakukan laringoskop dan mengurangi visualisasi laring. N = Neck deformity Menilai apakah ada deformitas leher yang dapat menyebabkan berkurangnya range of movement dari leher sehingga intubasi menjadi sulit.
  • 8. B6 Pemeriksaan fisik yang dilakukan secara umum adalah pemeriksaan tinggi dan berat badan, kesadaran, tanda-tanda anemia, ikterus, sianosis, dehidrasi, oedema, tekanan darah, frekuensi nadi, suhu tubuh, frekuensi nafas dan nyeri. Secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan 56 yaitu : • B1 (Breathe) - frekuensi napas, tipe napas, regularitas, ada tidaknya retraksi, suara napas : vesikuler, ronki, wheezing. • B2 (Blood/sistem kardiovaskuler) - Nadi (Regularitas, frekuensi, isi nadi) - Tekanan darah - Apakah ada syok, perdarahan
  • 9. • B3 (Brain/susunan saraf) - Tingkat kesadaran penderita (GCS) - Apakah ada kelumpuhan saraf - Tanda-tanda TIK • B4 (Bladder) - Produksi urin - Apakah ada penyumbatan saluran kencing / darah pada kencing • B5 (Bowel) - Apakah ada muntah, diare, kembung, nyeri tekan - Bising usus, peristltik usus - Apakah ada cairan bebas di perut (ascites) • B6 (Bone) - Patah tulang, Bentuk leher - Kelainan tulang belakang : skoliosis, kifosis, lordosis
  • 10. 3. Pemeriksaan Penunjang (hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan). Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien preoperasi antara lain : a. Pemeriksaan Radiologi seperti : Foto thoraks, EKG, dll b. Pemeriksaan Laboratorium: hemoglobin, leukosit, limfosit, LED, dll c. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
  • 11. Klasifikasi Status Anestesi Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah pemeriksaan dengan menggunakan metode ASA (American Society of Anasthesiologist). Klasifikasi Status Fisik dari ASA : ● ASA 1 : Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang akan dioperasi. ● ASA 2 : Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan atau dengan sedang . Misalnya diabetes mellitus yang terkontrol atau hipertensi ringan ● ASA 3 : Pasien memiliki kelainan sistemik berat, sehingga aktivita rutin terbatas. Misalnya diabetes mellitus yang tak terkontrol, asma bronkial, hipertensi tak terkontrol ● ASA 4 : Pasien memiliki kelainan sistemik berat, tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya sitiap saat. Misalnya asma bronkial yang berat, koma diabetikum ● ASA 5 : Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja dapat menyelamatkan tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien koma berat Untuk operasi darurat, di belakang angka diberi huruf E (emergency)
  • 12. 5. Masukkan Oral Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam, anak kecil 4-6 jam dan pada bayi 3-4 jam. 6. Premedikasi Pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya: • Meredakan kecemasan dan ketakutan • Memperlancar induksi anesthesia • Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus • Meminimalkan jumlah obat anestetik • Mengurangi mual muntah pasca bedah
  • 13. Obat Premedikasi NO JENIS OBAT DOSIS (DEWASA) 1 Sedatif : Diazepam 5-10 mg Diphenhidramine 1 mg/kgBB Promethazine 1 mg/kgBB Midazolam 0,1-0,2 mg/kgBB 2 Analgetik Opiat : Petidin 1-2 mg/kgBB Morfin 0,1-0,2 mg/kgBB Fentanil 1-2 µg/kgBB 3 Antikholinergik : Sulfas Atropine 0,1 mg/kgBB 4 Antiemetik : Ondansetron 4-8 mg (iv) dewasa Metoklopramid 10 g (iv) dewasa
  • 14. Fase Intraoperatif Untuk persiapan induksi anastesia sebaiknya kita ingat kata STATICS: S = Scope T = Tubes A = Airway T = Tape I = Introducer C = Connector S = Suction
  • 15. Terapi Cairan ● Terapi cairan perioperatif termasuk penggantian defisit cairan sebelumnya, kebutuhan maintenance dan luka operasi seperti pendarahan. ● Kebutuhan Cairan Selama Operasi Jenis Operasi Kebutuhan Cairan Selama Operasi Ringan 4 cc/kgBB/jam Sedang 6 cc/kgBB/jam Berat 8 cc/kgBB/jam
  • 16. Rumatan anestesi (maintenance) dapat dikerjakan dengan secara intravena (anestesi intravena total) atau dengan inhalasi atau dengan campuran intravena inhalasi. Rumatan anestesi biasanya mengacu pada trias anestesi yaitu:  Hipnosis (Propofol , Ketamine , Midazolam )  Analgesia (Fentanyl)  Relaksasi otot (Succinylcholine Rocuronium )
  • 17. Anestesi Umum Anestesi Umum (General anesthesia) merupakan tindakan menghilangkan rasa nyeri secara sentral diseritai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. ● Anestesi Inhalasi Halotan, enfluran, isofluran, sevofluran, desflurane, dan methoxyflurane merupakan cairan yang mudah menguap. ● Anestesi Intravena Termasuk golongan ini adalah: barbiturate (thiopental, methothexital); benzodiazepine (midazolam, diazepam); opioid analgesic (morphine, fentanyl, sufentanil, alfentanil, remifentanil); propofol; ketamin, suatu senyawa arylcylohexylamine yang dapat menyebabkan keadaan anestesi disosiatif dan obat-obat lain (droperianol, etomidate, dexmedetomidine).
  • 18. Anestesi Regional Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar. ● Anestesi regional meliputi 2 cara, yaitu - blok sentral ( blok spinal, Epidural, kaudal) - blok perifer ( blok pleksus, brachialis, aksiller, anestesi regional intravena).
  • 19. Beberapa anastetik lokal yang sering digunakan : ● Kokain  dalam bentuk topikal semprot 4% untuk mukosa jalan nafas atas. Lama kerja 2-30 menit. ● Prokain  untuk infiltrasi larutan: 0,25-0,5%, blok saraf: 1- 2%, dosis 15mg/kgBB dan lama kerja 30-60 menit. ● Lidokain  konsentrasi efektif minimal 0,25%, infiltrasi, mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik. Kerja sekitar 1-1,5 jam tergantung konsentrasi larutan. ● Bupivakain  konsentrasi efektif minimal 0,125%, mula kerja lebih lambat dibanding lidokain, tetapi lama kerja sampai 8 jam.
  • 20. - blok perifer  blok pleksus, brachialis, aksiller, anestesi regional intravena).  bupivakain > lidokain > prokain
  • 21. ● Anestesi spinal merupakan pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid. - bupivacaine 0,75% sebanyak 10-12 mg - untuk perosedur yang kurang dari satu jam menggunakan bupivacaine 0,75% dosis rendah sebanyak 7,5 mg - mepivacaine 1,5% sebanyak 45 mg - procaine 10% sebanyak 100-150 mg.
  • 22. Fase Pasca Perioperatif Vital sign dan oksigenasi segera dicek begitu datang. Setelah itu tensi, nadi, dan respirasi diukur secara rutin setiap 5 menit selama 15 menit atau sampai stabil dan setelah itu setiap 15 menit. Meskipun kejadian hipoksia tadak ada hubungan dengan tingkat kesadaran, Oksimetri sebaiknya dipasang kontinyu pada semua pasien yang pulih dari anestesi umum paling tidak sampai sadar penuh. Semua pasien yang sadar dari anestesi umum sebaiknya mendapat 30-40% oksigen selama pemulihan karena hipoksia sementara dapat terjadi pada pasien yang sehat
  • 23. Pasien yang tersedasi berat dan hemodinamikanya tidak stabil setelah anestesi regional juga diberi suplemen oksigen di RR Tingkat sensorik dan motorik dicatat periodik pada catatan hilangnya blok. Untuk menilai blokade motoris ekstremitas inferior oleh spinal anestesia digunakan Bromage score. Gerakan Ekstremitas Inferior Skor Gerakan penuh dari tungkai 0 Tidak mampu mengekstensikan tungkai 1 Tidak mampu memfleksikan lutut 2 Tidak mampu memfleksikan pergelangan kaki 3
  • 24. Skor pemulihan post anestesia dari Aldrete (Dewasa). Objek Kriteria Skor Warna Kulit Merah Coklat Sianotik 2 1 0 Pernafasan Bisa bernafas dalam dan batuk Dangkal tapi pertukaran adekuat Apnea atau obstruksi 2 1 0 Sirkulasi Tensi 20% dibawah normal Tensi 20-50% di bawah normal Deviasi tensi >50% dari normal 2 1 0 Kesadaran Sadar baik dan berorientasi baik Dapat dibangunkan tapi tertidur lagi Tidak respon 2 1 0 Aktivitas Semua ekstremitas bergerak Dua ekstremitas bergerak Tidak ada gerak 2 1 0 (Idealnya pasien dikeluarkan bila skor total 10 atau minimal 9)
  • 25. Steward score (anak-anak) Objek Kriteria Skor Pergerakan Gerak bertujuan Gerak tak bertujuan Tidak bergerak 2 1 0 Pernafasan Batuk, menangis Sesak atau pernafasan terbatas Perlu bantuan 2 1 0 Kesadaran Menangis Bereaksi terhadap rangsangan Tidak bereaksi 2 1 0 Jumlahnya >5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan
  • 26. Kesimpulan Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif. Tindakan prebedah, bedah, dan pasca bedah yang dilakukan secara tepat dan berkesinambungan akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.
  • 27. Daftar Pustaka ● Ahsan, dkk.(2017) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pre operasi pada pasien section caesarea di ruang instalasi bedah sentral rsud kanjuruhan kepanjen kabupaten malang. ● Apriliana, D, Harvina dkk. (2013)Rerata Waktu Pasien Pasca Operasi Tinggal Di Ruang Pemulihan Rsup Dr Kariadi Semarang Pada Bulan Maret – Mei 2013. ● Birnbaumer DM.(2015). Airway Assessment Using "LEMON" Score Predicts Difficult ED Intubation. Emerg Med J. ● Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology). Alih Bahasa: Bagian Farmakologi FKUI. Jakarta, 1995 ● KEMENKES RI NOMOR HK.02.02/MENKES/251/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif ● Latief S.A, Suryadi K, Dachlan.M. (2002) Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi ke-2. Bagian Anestesiologi dan Terapi intensif FK UI, jakarta. ● R. Sjamsuhidajat & Wim De Jonng.2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC. ● Sudadi, S.Pandit, H.Ferry (2016) PENGELOLAAN PASIEN DI POST ANESTESI CARE UNIT (PACU). Vol III.No.3
  • 28. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik Terima Kasih