SlideShare a Scribd company logo
MASALAH KESEHATAN GLOBAL
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Oleh :
NAMA
NPM
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVESITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah masalah
kesehatan global dengan tema penyakit tidak menular dengan lancar. Penyusunan
makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah kesehatan global.
Dalam proses penyusunannya, tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat, umumnya, dan untuk kami sendiri, khususnya.
Bandar Lampung, 22 Januari 2023
Penulis
1. LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan kondisi medik atau penyakit yang
tidak bersifat infektif dan biasanya berdurasi panjang dengan perkembangan
yang relatif berkembang lambat. PTM merupakan salah satu masalah
kesehatan secara global dan berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas
maupun mortalitas terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah.
PTM berdampak luas terhadap kesehatan dan sosial ekonomi. Selain itu PTM
menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Beberapa penyakit
tidak menular yang menjadi penyebab kematian secara global diantaranya
adalah diabetes mellitus, penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit
pernafasan kronis.
Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap
tahunnya dan dapat menjangkiti individu diberbagai usia maupun negara di
seluruh dunia. Beberapa faktor yang dapat memicu penyakit tidak menular
seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan pola hidup tidak
sehat seperti kurangnya aktivitas fisik dan pola makan sembarangan.
Peningkatan prevalensi PTM berkaitan dengan adanya beberapa faktor risiko
seperti kurangnya aktivitas (26,1%), kurang konsumsi sayur dan buah (93,6%),
konsumsi tinggi gula (53,1%), konsumsi tinggi garam (26,2%), obesitas umum
(28,9%), obesitas sentral (26,6%), prevalensi perokok (36,3%), dan konsumsi
alkohol (4,6%).
Menurut WHO, PTM menjadi penyebab utama kematian di dunia, dimana pada
tahun 2016 sebanyak 71% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular.
Berdasarkan jenis penyakit penyebab kematian diantaranya adalah penyakit
kardiovaskuler (31%), kanker (16%), penyakit pernafasan kronik (7%) dan
diabetes mellitus (3%).
Data WHO juga menunjukan bahwa angka kematian akibat penyakit tidak
menular di wilayah Asia Tenggara cukup tinggi yaitu sekitar 23% jika
dibandingkan dengan negara eropa (17%) dan amerika (15%). Pada tahun 2014
penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu sebesar
71%, selanjutnya disebabkan oleh penyakit menular sebesar 22% dan
sedangkan 7% kematian disebabkan akibat cedera.
Penyakit tidak menular pada umumnya bersifat kronis dan memerlukan
perawatan yang lama, sehingga perlu adanya upaya terbaik untuk mencegah
terjadinya penyakit tidak menular.Menurut Kemenkes (2016) upaya
pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM antara lain dapat dilakukan
melalui advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM, kedua yaitu
promosi, pencegahan dan pengurangan faktor risiko PTM melalui
pemberdayaan masyarakat, ketiga penguatan kapasitas dan kompetensi
layanan kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan professional
serta terakhir yaitu penguatan surveilans, pengawasan dan riset PTM.
Aspek kesehatan dan kesejahteraan hidup (good health and well being) berada
pada poin tujuan ke 3 dalam SDGs yang diutamakan untuk mendapatkan
perhatian khusus. tujuan SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Dalam hal ini
sasaran untuk dapat mencapai kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030,
ditetapkan 13 target yang diukur melalui 50 indikator yang ada .
Salah satunya mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM), perlu dilakukan
penanggulangan Penyakit Tidak Menular agar dapat menurunkan dan
menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi
penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun
antar negara serta dapat menimbulkan wabah yang luar biasa. Keberhasilan
upaya pengendalian PTM perlu adanya dukungan baik dari pemerintah, swasta,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat.
2. TUJUAN
Mengetahui lebih dalam mengenai permasalahan kesehatan global khususnya
penyakit tidak menular meliputi definisi, situasi, epidemiologi, faktor risiko,
dan juga penanggulangannya.
3. PEMBAHASAN
a. Penyakit Tidak Menular
PTM merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi.
Beberapa penelitian menunjukkan PTM tidak memberikan gejala
signifikan dan penderita relatif dalam keadaan seperti kelelahan sehingga
PTM sering diabaikan dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala
awal PTM tidak ditanggulangi.
Pada umumnya masyarakat menganggap PTM disebabkan oleh faktor
genetik dan merupakan penyakit orang tua atau orang kaya hingga
pemahaman tentang faktor risiko dan komplikasinya pun belum banyak
mereka miliki. Penyakit tidak menular memiliki beberapa karakteristik,
antara lain sebagai berikut:
a. Perkembangan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
b. Masa inkubasi‘-nya panjang dan laten
c. Perlangsungan penyakit berlarut-larut (kronis)
d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
e. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun
penanggulangannya
f. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.
Dalam mengamati PTM dengan perlangsungan kronis dan masa laten yang
panjang, akan ditemukan kesulitan jika hanya melakukan observasi
berdasarkan pengalaman pribadi dari anggota masyarakat saja. Ada banyak
hubungan antara keterpaparan dengan kejadian penyakit, hingga pendapat
pribadi saja tidak mencukupi.
Penyakit yang sifatnya menahun sangat berkaitan erat dengan gangguan
kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang terutama bidang industri
yang banyak mempengaruhi keadaan lingkungan; termasuk lingkungan
fisik, biologis maupun sosial budaya. Hal di atas membuktikan bahwa PTM
memerlukan pendekatan epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuannya
sebagai masalah kesehatan masyarakat sampai upaya pencegahan dan
penanggulangannya.
b. Epidemiologi dan situasi Penyakit Tidak Menular
Situasi PTM di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir Indonesia
menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular
masih menjadi masalah dengan sering terjadinya KLB beberapa penyakit.
Di sisi lain masih ada kasus sejumlah penyakit menular lama yang muncul
kembali (re-emerging diseases). Sementara itu, penyakit-penyakit menular
baru (new-emerging diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi
dan Penyakit Nipah pun muncul. Angka kasus PTM sendiri menunjukkan
kecenderungan makin meningkat dari waktu ke waktu.
Data Riskesdas 2013 menunjukkan beberapa PTM—berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan—memiliki prevalensi sebagai berikut: kanker 1,4 per
1.000, DM 2,1%, hipertensi 9,5%, penyakit jantung koroner (PJK) 1,5%,
dan stroke 12,1 per 1.000. Penyakit-penyakit tersebut termasuk ke dalam 10
besar penyakit yang terbanyak diderita di Indonesia dalam beberapa tahun
belakangan ini. Penyakit-penyakit itu disebabkan oleh perilaku tidak sehat
seperti merokok, diet tidak seimbang dan aktivitas fisik yang tidak
menunjang. Perilaku merokok masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat
mengkhawatirkan, dimana 34,8% orang dewasa merokok pada tahun 2011.
Kematian akibat PTM sangat mengkhawatirkan karena terus meningkat tiap
tahunnya dan semakin banyak dibandingkan dengan beberapa penyakit
menular yang menurun tiap tahunnya. Data Riskesdas 2007 menunjukkan
kematian akibat PTM meningkat menjadi 59,5%, setelah sebelumnya hanya
49,9% di tahun 2001 berdasarkan data SKRT.
c. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Situasi PTM di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir Indonesia
menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular
masih menjadi masalah dengan sering terjadinya KLB beberapa penyakit.
Di sisi lain masih ada kasus sejumlah penyakit menular lama yang muncul
kembali (re-emerging diseases). Sementara itu, penyakit-penyakit menular
baru (new-emerging diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi
dan Penyakit Nipah pun muncul. Angka kasus PTM sendiri menunjukkan
kecenderungan makin meningkat dari waktu ke waktu.
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang potensial berbahaya dan dapat
memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor
risiko yang dimaksud antara lain kurang aktivitas, diet yang tidak sehat dan
tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, hiperglikemia
(tingginya kadar glukosa darah), hipertensi, hiperkolesterol, dan perilaku
yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera— misalnya perilaku berlalu
lintas yang tidak benar.
Perilaku yang menjadi faktor risiko utama PTM antara lain penggunaan
tembakau, kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat, dan konsumsi
alkohol. Kejadian kematian akibat faktor risiko utama PTM di atas
digambarkan pada data berikut:
a. Setiap tahun terjadi sekitar 6 juta kematian akibat tembakau (termasuk
yang diakibatkan efek paparan asap tangan kedua), dan diproyeksikan
meningkat menjadi 8 juta pada tahun 2030.
b. Sekitar 3,2 juta kematian per tahun dapat dikaitkan dengan kurangnya
aktivitas fisik.
c. Lebih dari setengah dari 3,3 juta kematian PTM per tahun diakibatkan
konsumsi alkohol.
d. Pada tahun 2010, 1,7 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler
disebabkan kelebihan garam/asupan natrium.
Perilaku merokok, kurangnya aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan
penggunaan alkohol menyebabkan perubahan fisiologis (metabolisme
tubuh). Perubahan metabolisme tubuh dapat meningkatkan risiko PTM
seperti peningkatan tekanan darah, kelebihan berat badan/obesitas,
hiperglikemia dan hiperlipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah).
Secara global 18% kematian disebabkan tekanan darah tinggi, kelebihan
berat badan/obesitas, dan tingginya glukosa darah.
Di Indonesia, sepuluh faktor risiko PTM ialah konsumsi garam berlebih,
konsumsi lemak berlebih, konsumsi sayur dan buah yang kurang, konsumsi
makanan cepat saji, konsumsi pangan dengan kandungan glukosa yang
tinggi, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, emotional-mental disorder,
konsumsi alkohol, dan konsumsi rokok. Faktor risiko tersebut akan memicu
penyakit antara berupa hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia, lesi pra
kanker, dan ronchitis/efisema/efusi pleura. Jika tidak dilakukan penanganan
dini, penyakit-antara akan masuk pada fase akhir yang biasanya berupa PJK,
stroke, diabetes, gagal ginjal kronik, kanker, dan cedera lainnya.
Hipertensi yang merupakan penyakit-antara dari PTM sebenarnya dapat
dideteksi dari gejala-gejala yang ironisnya kerap dianggap remeh oleh
masyarakat. Hasil penelitian Muharram (2013) menunjukkan bahwa
keluhan utama penderita hipertensi di rawat inap Rumah Sakit
Padangsidempuan adalah sakit kepala (pening, pusing oyong) dan lemas
sebanyak 59 orang (55.8%) dan gejala terjarang adalah sakit kepala, rasa
pegal, dan tidak nyaman di tengkuk sebesar 27 orang (16,4%).
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Untuk mengurangi dampak PTM pada individu dan masyarakat, diperlukan
pendekatan komprehensif yang membutuhkan peran banyak sektor; seperti
kesehatan, ekonomi, urusan luar negeri, pendidikan, pertanian, dan lainnya
untuk bekerja sama mengurangi distribusi faktor risiko PTM, melalui
intervensi untuk mempromosikan pencegahan dan pengendalian PTM.
Dalam upaya pengurangan faktor risiko yang merupakan cara utama
menekan PTM, solusi rendah-biaya dapat diterapkan (terutama faktor
penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan
konsumsi alkohol) dan pemetaan epidemi PTM serta faktor risiko dapat
dilakukan. Cara lain untuk mengurangi PTM adalah melalui pendekatan
perawatan kesehatan primer guna memperkuat deteksi dini dan pengobatan
tepat waktu. Cara ini sangat baik karena dapat menekan kebutuhan
perawatan yang lebih mahal. Langkah-langkah tersebut dapat
diimplementasikan dalam berbagai tingkat sumber daya. Dampak terbesar
dapat dicapai dengan menciptakan kebijakan kesehatan publik yang
mempromosikan pencegahan dan pengendalian PTM serta reorientasi
sistem kesehatan.
Negara-negara berpenghasilan rendah umumnya memiliki kapasitas lebih
kecil untuk mengupayakan pencegahan dan pengendalian PTM. Negara-
negara berpenghasilan tinggi hampir 4 kali lebih mampu untuk
menyediakan layanan PTM dan melindungi warganya melalui asuransi
kesehatan dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah. Negara-
negara dengan cakupan asuransi kesehatan yang tidak memadai tidak
mungkin menyediakan akses universal terhadap intervensi PTM.
Di bawah arahan WHO di tahun 2011, lebih dari 190 negara sepakat pada
mekanisme global untuk mengurangi beban PTM termasuk rencana aksi
global untuk pencegahan dan pengendalian PTM 2013-2020. Global
Action Plan for The Prevention and Control of NCDs 2013-2020 bertujuan
untuk mengurangi jumlah kematian prematur akibat PTM sebesar 25%
pada tahun 2025 melalui sembilan target global sukarela.
Sembilan target terfokus pada faktor risiko seperti penggunaan tembakau,
diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol.
Rencana yang dibuat ialah intervensi best buy atau biaya-efektif, yaitu
daftar intervensi yang dapat menurunkan faktor risiko PTM, yang terbagi
menjadi intervensi di level populasi dan intervensi di level individu.
Beberapa contoh intervensi best buy adalah peningkatan cukai rokok dan
alkohol, regulasi penggunaan garam, dan program peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang diet sehat dan kebugaran fisik.
Sejumlah intervensi seperti melarang segala bentuk iklan tembakau dan
iklan alkohol, menggantikan lemak trans dengan lemak tak jenuh ganda,
mempromosikan dan melindungi proses menyusui, dan mencegah kanker
serviks melalui pemeriksaan dapat memenuhi sembilan target global.
Pada tahun 2015, negara-negara yang tergabung akan menetapkan target
nasional dan mengukur capaian di tahun 2010 berdasarkan laporan status
global PTM tahun 2014. Majelis Umum PBB akan mengadakan pertemuan
tingkat tinggi ketiga terkait PTM pada tahun 2018 untuk melihat capaian
nasional dalam mencapai target global sukarela pada tahun 2025.
Dalam pelaksanaan program pencegahan PTM, strategi yang tampak
dikembangkan saat ini ialah penanggulangan yang meliputi advokasi, bina
suasana, dan pemberdayaan masyarakat. Langkah advokasi dan bina
suasana dilakukan di tingkatan pemerintah pusat sebagai pengambil
kebijakan sedangkan pemberdayaan dilakukan pada tatanan bawah guna
menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
4. HASIL
PTM merupakan salah satu masalah kesehatan secara global dan
berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas maupun mortalitas terutama
di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Aspek kesehatan
dan kesejahteraan hidup (good health and well being) berada pada poin
tujuan ke 3 dalam SDGs yang diutamakan untuk mendapatkan perhatian
khusus. tujuan SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Dalam hal ini
sasaran untuk dapat mencapai kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun
2030.
Salah satunya mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM), perlu dilakukan
penanggulangan Penyakit Tidak Menular agar dapat menurunkan dan
menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi
penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah
maupun antar negara serta dapat menimbulkan wabah yang luar biasa.
Keberhasilan upaya pengendalian PTM perlu adanya dukungan baik dari
pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan
seluruh lapisan masyarakat.
Secara spesifik upaya preventif penyakit degeneratif dapat dilakukan
dengan berbagai perubahan gaya hidup seperti berikut ini:
a. Mengubah perilaku yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif
dengan memperhatikan pola atau menelaah kembali kebiasaan yang
dilakukan seperti menilai pola makan, jenis makanan, dan aktivitas fisik.
Hal penting yang perlu diperhatikan ialah berusaha menjauhi toxic
environment seperti makanan serba instan, makanan tinggi kalori dan kaya
13
lemak, fast food, soft drink, makanan dengan layanan antar di tempat,
makanan dengan promo all you can eat, makanan tidak sehat di iklan
televisi, sikap hidup santai, dan gim komputer yang berlebihan.
b. Atasi obesitas dengan membuat komitmen, target, dan skala prioritas
realistis serta mengendalikan berat badan dengan memilih menu makanan
yang sehat.
c. Kendalikan stres. Stres psikis yang tidak terkontrol menimbulkan kesan
pada tubuh adanya keadaan bahaya dan gawat darurat, sehingga memicu
dilepaskannya hormon kewaspadaan (kortisol, katekolamin, adrenalin)
secara berlebihan yang berdampak buruk pada tubuh karena akan
meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol
baik), sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Manajemen waktu
yang baik dapat mengurangi stres; di antaranya dilakukan dengan membuat
jadwal seimbang dan memprioritaskan tugas yang lebih terencana. Selain
itu, juga menghindari alkohol dan mengurangi kafein, meluangkan waktu
untuk beristirahat dengan membaca buku, dan kegiatan rekreasi/hobi lain.
d. Melakukan aktivitas fisik dan olah raga secara teratur. Ada tiga macam
tipe/sifat aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan
tubuh: ketahanan seperti berjalan kaki, lari ringan, berenang dan senam;
kelenturan seperti peregangan, senam taichi atau yoga atau kegiatan bersih-
bersih rumah; serta kekuatan seperti aktivitas angkat beban.
e. Menerapkan pola makan gizi seimbang. Komposisi zat gizi ideal bagi
penduduk Indonesia adalah sebagai berikut: karbohidrat 60—70%, lemak
20—25%, dan protein 10— 15%.
5. KESIMPULAN
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan kondisi medik atau penyakit
yang tidak bersifat infektif dan biasanya berdurasi panjang dengan
perkembangan yang relatif berkembang lambat. Selain itu PTM menjadi
salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Beberapa penyakit tidak
menular yang menjadi penyebab kematian secara global diantaranya
adalah diabetes mellitus, penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit
pernafasan kronis.
Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap
tahunnya dan dapat menjangkiti individu diberbagai usia maupun negara
di seluruh dunia. PTM kini merupakan penyakit yang harus diperhatikan
lebih lanjut karena tiap tahunnya mengalami peningkatan kasus.
Pengendalian PTM dapat dilakukan dengan strategi penanggulangan
meliputi advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat.
Pengendalian berfokus pada faktor risiko, komitmen, dan konsistensi
pemangku kebijakan dalam pengimplementasian peraturan yang
berhubungan dengan PTM dan memaksimalkan posbindu guna deteksi
dini dan tindak lanjut di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander Chiejina. 2015. WHO action against non-communicable
diseases".The NCD Alliance. "About Us". The NCD Alliance.
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Materi presentasi
Training Of Trainer pengendalian penyakit tidak menular terintegrasi.
Titi Sari Renowati, 2014
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar.
Lim, S.S., et al. -A comparative risk assessment of burden of disease and
injury attributable to 67 risk factors and risk factor clusters in 21
regions, 1990-2010: a systematic analysis for the global burden of
disease study 2010.‖ Lancet 380:9859 (2012): 2224—2260
Mozaffarian, D., et al. -Global burden of diseases nutrition and chronic
diseases expert group. Global Sodium Consumption and Death From
Cardiovascular Causes.‖ N Engl J Med 371:7 (2014): 624—634
Notoatmodjo, S., & Sarwono, S. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Purqoti, D. N. S., Arifin, Z., Istiana, D.,Ilham, I., Fatmawati, B. R., &
Rusiana, H. P. (2022). Sosialisasi konsep penyakit Diabetes Mellitus
16
untuk meningkatkan pengetahuan Lansia tentang Diabetes Mellitus.
ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(1), 71-78
World Health Organization. Global status report on noncommunicable
diseases 2014. Geneva: WHO, 2014

More Related Content

What's hot

Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
Niken Kurniasih
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
Stiunus Esap
 
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatIlmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatNova Ci Necis
 
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanManajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Andy Rahman
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
NajMah Usman
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
PusdiklatKKB
 
Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -
Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -
Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -Valva Ily
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
pjj_kemenkes
 
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Joy Irman
 
Biostatistika
BiostatistikaBiostatistika
Biostatistika
mas_ega
 
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
rickygunawan84
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Nindra Ayu
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatan
Zakiah dr
 
Pengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasiPengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasi
UmmiBalqis1
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
Hell Rohmika
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan
SlametWidodo53
 
Kesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaKesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansia
Gilang Emon
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
NajMah Usman
 

What's hot (20)

Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
 
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatIlmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat
 
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanManajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -
Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -
Daftar diagnosa keperawatan komunitas menurut nanda i 2012 -
 
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs) Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs)
 
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
 
Biostatistika
BiostatistikaBiostatistika
Biostatistika
 
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
 
BPJS
BPJSBPJS
BPJS
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatan
 
Pengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasiPengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasi
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
 
Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatanStrategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan
 
Perencanaan program
Perencanaan programPerencanaan program
Perencanaan program
 
Kesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansiaKesehatan reproduksi pada lansia
Kesehatan reproduksi pada lansia
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 

Similar to Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)

borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docxborang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
MichelleAngelika
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
lis yulitasari
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
iradatul aini
 
Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013Vicha Annisa
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayanorizan simbok
 
globalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptxglobalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptx
DewiNurfadilah2
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Mansurudin Rafa
 
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptxKelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
LilyKim53
 
Tia Maharani_Global Health Review
Tia Maharani_Global Health ReviewTia Maharani_Global Health Review
Tia Maharani_Global Health Review
Sriwijaya University
 
Pos pembinaan terpadu atau disingkat
Pos pembinaan terpadu atau disingkatPos pembinaan terpadu atau disingkat
Pos pembinaan terpadu atau disingkatLulu Anis S
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
AnisyahHariadi
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
pjj_kemenkes
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensipuri al rosyid
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
nrukmana rukmana
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
Tini Wartini
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
M Saidi Basri
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidanNico Robin
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
Teuku Fadli Sani
 

Similar to Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita) (20)

borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docxborang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
borang UKM F1 dan F5 corona dan posbindu.docx
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 
Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013Cakrawala ed. 1 april 2013
Cakrawala ed. 1 april 2013
 
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahayaUnit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
Unit 8 epidemiologi penyakit berjangkit dan berbahaya
 
globalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptxglobalisasi kesehatan.pptx
globalisasi kesehatan.pptx
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptxKelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
Kelompok 2_Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.pptx
 
Tia Maharani_Global Health Review
Tia Maharani_Global Health ReviewTia Maharani_Global Health Review
Tia Maharani_Global Health Review
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
Pos pembinaan terpadu atau disingkat
Pos pembinaan terpadu atau disingkatPos pembinaan terpadu atau disingkat
Pos pembinaan terpadu atau disingkat
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 

More from AuliaDwiJuanita

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
AuliaDwiJuanita
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
AuliaDwiJuanita
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
AuliaDwiJuanita
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
AuliaDwiJuanita
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
AuliaDwiJuanita
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
AuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
AuliaDwiJuanita
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
AuliaDwiJuanita
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
AuliaDwiJuanita
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
AuliaDwiJuanita
 

More from AuliaDwiJuanita (20)

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 

Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)

  • 1. MASALAH KESEHATAN GLOBAL PENYAKIT TIDAK MENULAR Oleh : NAMA NPM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVESITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2023
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah masalah kesehatan global dengan tema penyakit tidak menular dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah kesehatan global. Dalam proses penyusunannya, tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat, umumnya, dan untuk kami sendiri, khususnya. Bandar Lampung, 22 Januari 2023 Penulis
  • 3. 1. LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (PTM) merupakan kondisi medik atau penyakit yang tidak bersifat infektif dan biasanya berdurasi panjang dengan perkembangan yang relatif berkembang lambat. PTM merupakan salah satu masalah kesehatan secara global dan berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas maupun mortalitas terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. PTM berdampak luas terhadap kesehatan dan sosial ekonomi. Selain itu PTM menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Beberapa penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian secara global diantaranya adalah diabetes mellitus, penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit pernafasan kronis. Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap tahunnya dan dapat menjangkiti individu diberbagai usia maupun negara di seluruh dunia. Beberapa faktor yang dapat memicu penyakit tidak menular seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan pola hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik dan pola makan sembarangan. Peningkatan prevalensi PTM berkaitan dengan adanya beberapa faktor risiko seperti kurangnya aktivitas (26,1%), kurang konsumsi sayur dan buah (93,6%), konsumsi tinggi gula (53,1%), konsumsi tinggi garam (26,2%), obesitas umum (28,9%), obesitas sentral (26,6%), prevalensi perokok (36,3%), dan konsumsi alkohol (4,6%). Menurut WHO, PTM menjadi penyebab utama kematian di dunia, dimana pada tahun 2016 sebanyak 71% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular. Berdasarkan jenis penyakit penyebab kematian diantaranya adalah penyakit kardiovaskuler (31%), kanker (16%), penyakit pernafasan kronik (7%) dan diabetes mellitus (3%).
  • 4. Data WHO juga menunjukan bahwa angka kematian akibat penyakit tidak menular di wilayah Asia Tenggara cukup tinggi yaitu sekitar 23% jika dibandingkan dengan negara eropa (17%) dan amerika (15%). Pada tahun 2014 penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu sebesar 71%, selanjutnya disebabkan oleh penyakit menular sebesar 22% dan sedangkan 7% kematian disebabkan akibat cedera. Penyakit tidak menular pada umumnya bersifat kronis dan memerlukan perawatan yang lama, sehingga perlu adanya upaya terbaik untuk mencegah terjadinya penyakit tidak menular.Menurut Kemenkes (2016) upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM antara lain dapat dilakukan melalui advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM, kedua yaitu promosi, pencegahan dan pengurangan faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat, ketiga penguatan kapasitas dan kompetensi layanan kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan professional serta terakhir yaitu penguatan surveilans, pengawasan dan riset PTM. Aspek kesehatan dan kesejahteraan hidup (good health and well being) berada pada poin tujuan ke 3 dalam SDGs yang diutamakan untuk mendapatkan perhatian khusus. tujuan SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Dalam hal ini sasaran untuk dapat mencapai kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030, ditetapkan 13 target yang diukur melalui 50 indikator yang ada . Salah satunya mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM), perlu dilakukan penanggulangan Penyakit Tidak Menular agar dapat menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta dapat menimbulkan wabah yang luar biasa. Keberhasilan upaya pengendalian PTM perlu adanya dukungan baik dari pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat.
  • 5. 2. TUJUAN Mengetahui lebih dalam mengenai permasalahan kesehatan global khususnya penyakit tidak menular meliputi definisi, situasi, epidemiologi, faktor risiko, dan juga penanggulangannya. 3. PEMBAHASAN a. Penyakit Tidak Menular PTM merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi. Beberapa penelitian menunjukkan PTM tidak memberikan gejala signifikan dan penderita relatif dalam keadaan seperti kelelahan sehingga PTM sering diabaikan dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala awal PTM tidak ditanggulangi. Pada umumnya masyarakat menganggap PTM disebabkan oleh faktor genetik dan merupakan penyakit orang tua atau orang kaya hingga pemahaman tentang faktor risiko dan komplikasinya pun belum banyak mereka miliki. Penyakit tidak menular memiliki beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut: a. Perkembangan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu b. Masa inkubasi‘-nya panjang dan laten c. Perlangsungan penyakit berlarut-larut (kronis) d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis e. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya f. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak jelas.
  • 6. Dalam mengamati PTM dengan perlangsungan kronis dan masa laten yang panjang, akan ditemukan kesulitan jika hanya melakukan observasi berdasarkan pengalaman pribadi dari anggota masyarakat saja. Ada banyak hubungan antara keterpaparan dengan kejadian penyakit, hingga pendapat pribadi saja tidak mencukupi. Penyakit yang sifatnya menahun sangat berkaitan erat dengan gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang terutama bidang industri yang banyak mempengaruhi keadaan lingkungan; termasuk lingkungan fisik, biologis maupun sosial budaya. Hal di atas membuktikan bahwa PTM memerlukan pendekatan epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuannya sebagai masalah kesehatan masyarakat sampai upaya pencegahan dan penanggulangannya. b. Epidemiologi dan situasi Penyakit Tidak Menular Situasi PTM di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir Indonesia menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah dengan sering terjadinya KLB beberapa penyakit. Di sisi lain masih ada kasus sejumlah penyakit menular lama yang muncul kembali (re-emerging diseases). Sementara itu, penyakit-penyakit menular baru (new-emerging diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah pun muncul. Angka kasus PTM sendiri menunjukkan kecenderungan makin meningkat dari waktu ke waktu. Data Riskesdas 2013 menunjukkan beberapa PTM—berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan—memiliki prevalensi sebagai berikut: kanker 1,4 per 1.000, DM 2,1%, hipertensi 9,5%, penyakit jantung koroner (PJK) 1,5%, dan stroke 12,1 per 1.000. Penyakit-penyakit tersebut termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang terbanyak diderita di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Penyakit-penyakit itu disebabkan oleh perilaku tidak sehat seperti merokok, diet tidak seimbang dan aktivitas fisik yang tidak
  • 7. menunjang. Perilaku merokok masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, dimana 34,8% orang dewasa merokok pada tahun 2011. Kematian akibat PTM sangat mengkhawatirkan karena terus meningkat tiap tahunnya dan semakin banyak dibandingkan dengan beberapa penyakit menular yang menurun tiap tahunnya. Data Riskesdas 2007 menunjukkan kematian akibat PTM meningkat menjadi 59,5%, setelah sebelumnya hanya 49,9% di tahun 2001 berdasarkan data SKRT. c. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Situasi PTM di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir Indonesia menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah dengan sering terjadinya KLB beberapa penyakit. Di sisi lain masih ada kasus sejumlah penyakit menular lama yang muncul kembali (re-emerging diseases). Sementara itu, penyakit-penyakit menular baru (new-emerging diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah pun muncul. Angka kasus PTM sendiri menunjukkan kecenderungan makin meningkat dari waktu ke waktu. Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko yang dimaksud antara lain kurang aktivitas, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, hiperglikemia (tingginya kadar glukosa darah), hipertensi, hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera— misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar. Perilaku yang menjadi faktor risiko utama PTM antara lain penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat, dan konsumsi alkohol. Kejadian kematian akibat faktor risiko utama PTM di atas digambarkan pada data berikut:
  • 8. a. Setiap tahun terjadi sekitar 6 juta kematian akibat tembakau (termasuk yang diakibatkan efek paparan asap tangan kedua), dan diproyeksikan meningkat menjadi 8 juta pada tahun 2030. b. Sekitar 3,2 juta kematian per tahun dapat dikaitkan dengan kurangnya aktivitas fisik. c. Lebih dari setengah dari 3,3 juta kematian PTM per tahun diakibatkan konsumsi alkohol. d. Pada tahun 2010, 1,7 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler disebabkan kelebihan garam/asupan natrium. Perilaku merokok, kurangnya aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan penggunaan alkohol menyebabkan perubahan fisiologis (metabolisme tubuh). Perubahan metabolisme tubuh dapat meningkatkan risiko PTM seperti peningkatan tekanan darah, kelebihan berat badan/obesitas, hiperglikemia dan hiperlipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah). Secara global 18% kematian disebabkan tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan/obesitas, dan tingginya glukosa darah. Di Indonesia, sepuluh faktor risiko PTM ialah konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak berlebih, konsumsi sayur dan buah yang kurang, konsumsi makanan cepat saji, konsumsi pangan dengan kandungan glukosa yang tinggi, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, emotional-mental disorder, konsumsi alkohol, dan konsumsi rokok. Faktor risiko tersebut akan memicu penyakit antara berupa hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia, lesi pra kanker, dan ronchitis/efisema/efusi pleura. Jika tidak dilakukan penanganan dini, penyakit-antara akan masuk pada fase akhir yang biasanya berupa PJK, stroke, diabetes, gagal ginjal kronik, kanker, dan cedera lainnya. Hipertensi yang merupakan penyakit-antara dari PTM sebenarnya dapat dideteksi dari gejala-gejala yang ironisnya kerap dianggap remeh oleh masyarakat. Hasil penelitian Muharram (2013) menunjukkan bahwa keluhan utama penderita hipertensi di rawat inap Rumah Sakit
  • 9. Padangsidempuan adalah sakit kepala (pening, pusing oyong) dan lemas sebanyak 59 orang (55.8%) dan gejala terjarang adalah sakit kepala, rasa pegal, dan tidak nyaman di tengkuk sebesar 27 orang (16,4%). d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular Untuk mengurangi dampak PTM pada individu dan masyarakat, diperlukan pendekatan komprehensif yang membutuhkan peran banyak sektor; seperti kesehatan, ekonomi, urusan luar negeri, pendidikan, pertanian, dan lainnya untuk bekerja sama mengurangi distribusi faktor risiko PTM, melalui intervensi untuk mempromosikan pencegahan dan pengendalian PTM. Dalam upaya pengurangan faktor risiko yang merupakan cara utama menekan PTM, solusi rendah-biaya dapat diterapkan (terutama faktor penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol) dan pemetaan epidemi PTM serta faktor risiko dapat dilakukan. Cara lain untuk mengurangi PTM adalah melalui pendekatan perawatan kesehatan primer guna memperkuat deteksi dini dan pengobatan tepat waktu. Cara ini sangat baik karena dapat menekan kebutuhan perawatan yang lebih mahal. Langkah-langkah tersebut dapat diimplementasikan dalam berbagai tingkat sumber daya. Dampak terbesar dapat dicapai dengan menciptakan kebijakan kesehatan publik yang mempromosikan pencegahan dan pengendalian PTM serta reorientasi sistem kesehatan. Negara-negara berpenghasilan rendah umumnya memiliki kapasitas lebih kecil untuk mengupayakan pencegahan dan pengendalian PTM. Negara- negara berpenghasilan tinggi hampir 4 kali lebih mampu untuk menyediakan layanan PTM dan melindungi warganya melalui asuransi kesehatan dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah. Negara- negara dengan cakupan asuransi kesehatan yang tidak memadai tidak mungkin menyediakan akses universal terhadap intervensi PTM.
  • 10. Di bawah arahan WHO di tahun 2011, lebih dari 190 negara sepakat pada mekanisme global untuk mengurangi beban PTM termasuk rencana aksi global untuk pencegahan dan pengendalian PTM 2013-2020. Global Action Plan for The Prevention and Control of NCDs 2013-2020 bertujuan untuk mengurangi jumlah kematian prematur akibat PTM sebesar 25% pada tahun 2025 melalui sembilan target global sukarela. Sembilan target terfokus pada faktor risiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Rencana yang dibuat ialah intervensi best buy atau biaya-efektif, yaitu daftar intervensi yang dapat menurunkan faktor risiko PTM, yang terbagi menjadi intervensi di level populasi dan intervensi di level individu. Beberapa contoh intervensi best buy adalah peningkatan cukai rokok dan alkohol, regulasi penggunaan garam, dan program peningkatan pengetahuan masyarakat tentang diet sehat dan kebugaran fisik. Sejumlah intervensi seperti melarang segala bentuk iklan tembakau dan iklan alkohol, menggantikan lemak trans dengan lemak tak jenuh ganda, mempromosikan dan melindungi proses menyusui, dan mencegah kanker serviks melalui pemeriksaan dapat memenuhi sembilan target global. Pada tahun 2015, negara-negara yang tergabung akan menetapkan target nasional dan mengukur capaian di tahun 2010 berdasarkan laporan status global PTM tahun 2014. Majelis Umum PBB akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi ketiga terkait PTM pada tahun 2018 untuk melihat capaian nasional dalam mencapai target global sukarela pada tahun 2025. Dalam pelaksanaan program pencegahan PTM, strategi yang tampak dikembangkan saat ini ialah penanggulangan yang meliputi advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat. Langkah advokasi dan bina suasana dilakukan di tingkatan pemerintah pusat sebagai pengambil
  • 11. kebijakan sedangkan pemberdayaan dilakukan pada tatanan bawah guna menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
  • 12. 4. HASIL PTM merupakan salah satu masalah kesehatan secara global dan berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas maupun mortalitas terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Aspek kesehatan dan kesejahteraan hidup (good health and well being) berada pada poin tujuan ke 3 dalam SDGs yang diutamakan untuk mendapatkan perhatian khusus. tujuan SDGs adalah menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Dalam hal ini sasaran untuk dapat mencapai kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030. Salah satunya mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM), perlu dilakukan penanggulangan Penyakit Tidak Menular agar dapat menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta dapat menimbulkan wabah yang luar biasa. Keberhasilan upaya pengendalian PTM perlu adanya dukungan baik dari pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat. Secara spesifik upaya preventif penyakit degeneratif dapat dilakukan dengan berbagai perubahan gaya hidup seperti berikut ini: a. Mengubah perilaku yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif dengan memperhatikan pola atau menelaah kembali kebiasaan yang dilakukan seperti menilai pola makan, jenis makanan, dan aktivitas fisik. Hal penting yang perlu diperhatikan ialah berusaha menjauhi toxic environment seperti makanan serba instan, makanan tinggi kalori dan kaya
  • 13. 13 lemak, fast food, soft drink, makanan dengan layanan antar di tempat, makanan dengan promo all you can eat, makanan tidak sehat di iklan televisi, sikap hidup santai, dan gim komputer yang berlebihan. b. Atasi obesitas dengan membuat komitmen, target, dan skala prioritas realistis serta mengendalikan berat badan dengan memilih menu makanan yang sehat. c. Kendalikan stres. Stres psikis yang tidak terkontrol menimbulkan kesan pada tubuh adanya keadaan bahaya dan gawat darurat, sehingga memicu dilepaskannya hormon kewaspadaan (kortisol, katekolamin, adrenalin) secara berlebihan yang berdampak buruk pada tubuh karena akan meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik), sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Manajemen waktu yang baik dapat mengurangi stres; di antaranya dilakukan dengan membuat jadwal seimbang dan memprioritaskan tugas yang lebih terencana. Selain itu, juga menghindari alkohol dan mengurangi kafein, meluangkan waktu untuk beristirahat dengan membaca buku, dan kegiatan rekreasi/hobi lain. d. Melakukan aktivitas fisik dan olah raga secara teratur. Ada tiga macam tipe/sifat aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh: ketahanan seperti berjalan kaki, lari ringan, berenang dan senam; kelenturan seperti peregangan, senam taichi atau yoga atau kegiatan bersih- bersih rumah; serta kekuatan seperti aktivitas angkat beban. e. Menerapkan pola makan gizi seimbang. Komposisi zat gizi ideal bagi penduduk Indonesia adalah sebagai berikut: karbohidrat 60—70%, lemak 20—25%, dan protein 10— 15%.
  • 14. 5. KESIMPULAN Penyakit tidak menular (PTM) merupakan kondisi medik atau penyakit yang tidak bersifat infektif dan biasanya berdurasi panjang dengan perkembangan yang relatif berkembang lambat. Selain itu PTM menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Beberapa penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian secara global diantaranya adalah diabetes mellitus, penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penyakit pernafasan kronis. Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap tahunnya dan dapat menjangkiti individu diberbagai usia maupun negara di seluruh dunia. PTM kini merupakan penyakit yang harus diperhatikan lebih lanjut karena tiap tahunnya mengalami peningkatan kasus. Pengendalian PTM dapat dilakukan dengan strategi penanggulangan meliputi advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat. Pengendalian berfokus pada faktor risiko, komitmen, dan konsistensi pemangku kebijakan dalam pengimplementasian peraturan yang berhubungan dengan PTM dan memaksimalkan posbindu guna deteksi dini dan tindak lanjut di masyarakat.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Alexander Chiejina. 2015. WHO action against non-communicable diseases".The NCD Alliance. "About Us". The NCD Alliance. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Materi presentasi Training Of Trainer pengendalian penyakit tidak menular terintegrasi. Titi Sari Renowati, 2014 Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Lim, S.S., et al. -A comparative risk assessment of burden of disease and injury attributable to 67 risk factors and risk factor clusters in 21 regions, 1990-2010: a systematic analysis for the global burden of disease study 2010.‖ Lancet 380:9859 (2012): 2224—2260 Mozaffarian, D., et al. -Global burden of diseases nutrition and chronic diseases expert group. Global Sodium Consumption and Death From Cardiovascular Causes.‖ N Engl J Med 371:7 (2014): 624—634 Notoatmodjo, S., & Sarwono, S. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Purqoti, D. N. S., Arifin, Z., Istiana, D.,Ilham, I., Fatmawati, B. R., & Rusiana, H. P. (2022). Sosialisasi konsep penyakit Diabetes Mellitus
  • 16. 16 untuk meningkatkan pengetahuan Lansia tentang Diabetes Mellitus. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(1), 71-78 World Health Organization. Global status report on noncommunicable diseases 2014. Geneva: WHO, 2014