4. Tujuan Umum Pembelajaran
Setelah mengikuti
pembelajaran ini peserta
mampu melakukan
pemeriksaan fisik reflek
primitif pada bayi sesuai
dengan SPO.
5. 01
Menjelaskan Persiapan
pemeriksaan fisik reflek
primitif pada bayi
03
02
Tujuan Khusus
Pembelajaran
Melakukan
Melakukan teknik
pemeriksaan reflek
primitif pada bayi
sesuai prosedur
interpertasi dari hasil
pemeriksaan fisik
reflek primitif pada
bayi
Setelah mengikuti
pembelajaran ini peserta
dapat
6. Sub Materi Pokok Bahasan
Teknik
Persiapan pemeriksaan
fisik pasien reflek
primitif pada bayi
pemeriksaan
reflek primitif
pada bayi
Interpretasi dari
hasil pemeriksaan
fisik reflek primitif
pada bayi .
11. Letakkan bayi pada permukaan
datar kepala 90 dearajat
Interpretasi
Asymmetric tonic neck
Positif bila lengan dan tungkai yang dihadapi sesisi menjadi hipertoni dan ekstensi
Sedangkan lengan dan tungkai sisi lainnya dibelakangi menjadi hipertoni
12. Reflek Moro
Bayi diletakkan horizontal ,
kagetkan bayi dengan suara keras
dan tiba - tiba
Interpretasi
Positif terjadi abduksi-esktensi ke-empat
ekstremitas dan pengembangan jari-jari, ibu
jari yang dalam keadaan fleksi
15. Reflek Galant
Interpretasi
Perlengkungan lateral
dari badan ke arah yang
di stimulasi dengan
bahu dan sendi pinggul
bergerak ke arah yang
di gosok
Gosok satu sisi
punggung sepanjang
garis paravtebral 2-3
dari garis tengah dari
bahu ke bokong
16. S t e p p i n g R e f l e
Pegang bayi di ketiak
biarkan jari -jari kaki
menyentuh lantai
Interpretasi
Bayi akan
menggankat
kakinya
secara
bergantian
23. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pembelajaran peserta dapat:
0
1
Menjelaskan persiapan pemeriksaan fisik area kepala
pada anak dan bayi
Melakukan pemeriksaan fisik area kepala dangan cara
inspeksi dan palpasi pada anak dan bayi
0
2
0
3
Melakukan interprestasi
dari hasil pemeriksaan fisik area kepala pada anak dan
bayi
0
4 MY
elakukan dokumentasi hasil pemeriksaan
fisik area kepala pada anak dan bayi
24. Sub pokok pembahasan
1. Persiapan Pemeriksaan fisik area kepala pada anak dan bayi
2. Pemeriksaan fisik area kepala dangan cara inspeksi dan palpasi pada anak
dan bayi
1. Interprestasi dari hasil emeriksaan fisik area kepala pada anak dan bayi
2. Dukemntasi hasil pemeriksaan fisik area kepala pada anak dan bayi
30. Rangkuman
Pemeriksaan fisik area kepala pada
anak dan bayi dilakukan sebagai
suatu kopetensi yg di peelukan untuk
menentukan mendapatkan hasil
keadaan umum pada area kepala.
Teknik pemeriksaan fisik area kepala
dgn inspeksi dan palpasi .
Pemeriksaan yg dilakukan harus tepat
untuk mendapatkan data akurat dan
mampu mendokumentasikan hasil
secara benar.
33. Menjelaskan system neurologi pada
anak
TP
K
Menjelaskan persiapan alat dan bahan
pada pemeriksaan fisik neurologi pada
anak
Melakukan tekhnik langkah langkah
pemeriksaan fisik neurologi nervus I-XII
pada anak
Menganalisis dari pemeriksaan fisik
neurologis nervus I-XII pada anak
Melakukan dokumentasi dari hasil
pemeriksaan fisik neurologi nervus I-
XII pada anak
34. POKOK BAHASAN
System neurologi nervus I-XII pada anak
Persiapan alat dan bahan
tekhnik langkah langkah pemeriksaan fisik
neurologi nervus I-XII pada anak
analisa dari pemeriksaan fisik neurologis
nervus I-XII pada anak
.
dokumentasi dari hasil pemeriksaan fisik
neurologi nervus I-XII pada anak
36. GCS
PENILAIAN KESADARAN SECARA KUANTITATIF
Tanda Skala Koma Glasgow
Spontan
Skala koma glasgow –modifikasi untuk anak nilai
Buka mata spontan 4
3
2
1
5
Terhadap perintah
Terhadap nyeri
Tidak ada
Terhadap suara
Terhadap rangsang nyeri
Tidak ada
Respon
verbal
terorientasi Sesuai, terorientasi,ikut obyek,senyum sosial
bingung Menangis tetapi dapat dibujuk 4
3
2
1
disorientasi Rewel tidak kooperatif, tanggap lingkungan
Rewel persisten, dapat dinujuk tidak konsisten
Nangis susah dibujuk tak tanggap lingkungan,gelisah
Kata kata tidak tepat
Suara tidak dapat mengerti
Respon
motorik
Mengikuti perintah Mengikuti perintah,spontan
Melokalisasi nyeri
6
5
4
3
2
Melokalisasi nyeri
Menghidari nyeri Menghindari nyeri
Fleksi abnormal terhadap nyeri Fleksi abnormal terhadap nyeri
Ekstensi abnormal terhadap nyeri
Eksternsi abnormal terhadap
nyeri
37. Pemeriksaan kesadaran kualitatif
DENGAN
RANGSANG KUAT
MASIH ADA
SADAR PENUH
COMPOS
MENTIS
SOPOR
SOPOR-COMA
COMA
PERHATIAN HANYA ADA REFLEK
KORNEA
BERKURANG
APATIS
MUDAH TERTIDUR TIDAK ADA
RESPON
SOMNOLEN SAAT DIAJAK BICARA
38
39. PEMERIKSAAN FISIK SYSTEM NEUROLOGI
TTV, PERMUKAAN KULIT,KEPALA,
THORAX, ABDOMEN, EKSTRIMITAS
PEMERIKSAAN UMUM
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
RESPIRASI : CHEYNE STOKE
HIPERVENTILASI
APNESTIK
CLUSTER BREATHING
IRREGULER
INSPEKSI & PALPASI
PUPIL MATA DAN PERGERAKAN BOLA
MATA
MOTORIK DAN SENSORIK
40
40.
41.
42. LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
KRANIALIS NERVUS 1 SENSORI
ALATNYA ?
NERVUS PENGHIDU
OLFAKTORIUS
ANALISA DAN DOKUMENTASINYA :
PENCIUMAN NORMAL : NORMOSMI
PENCIUMAN BERKURANG : HIPOSMI
TIDAK DAPAT MENCIUM : ANOSMI
43
43. NERVUS 2 : SENSORI
NERVUS OPTIKUS
ANALISA DAN PENDOKUMENTASINYA : SYARAT TIDAK BUTA HURUF
VISUS NORMAL : 6/6 ATAU 20/20 MENDAPAT KOREKSI + ATAU MINUS BERAPA .
1/ TAK TERHINGGA (HANYA RANGSANG CAHAYA)
REFLEK ANCAM
44
49. NERVUS 8
TEST RHINNE : HANTARAN
TEST SWEBER : LATERASI
TEST SWABACH :
VESIBUL
KOKLEARIS
MEMBANDINGKAN ANTARA
PENDENGAR DAN PASIEN
ANALISIS DAN PENDOKUMENTASI:
TULI KONDUKTIF : (KARENA BANYAK SERUMEN) LATERALISASINYA YANG MENGALAMI TULI
ATAU SAKITꢀ TEST RHINNE NEGATIFE,SWABACH MEMANJANG,TES WEBER LATERALISASI KE
ARAH YANG SAKIT
TULI SYARAF : LATERALISASINYA KE ARAHYANG SEHAT ꢀ TEST RHINNE POSITIF, SWABACH
MEMENDEK , TEST WEBER LATERALISASI KE ARAH YANG SEHAT
50
50. NERVUS 9 DAN 10
NERVUS
GLOSOFARINGEUS
OKULA : SIMETRIS ATAU TIDAK
51
52. NERVUS 11 : AKSESORIUS
✘ OTOT ✘ OTOT
STERNOKLEIDOMA
STOIDEUS
TRAPEZIUS
MENENGOK KANAN
DAN KIRI DAN
DITAHAN
MENGANGKAT
BAHU DAN
DITAHAN
Kerusakan nervus 11 (jika tidak mampu
melakukan)
53
59. PEMERIKSAAN FISIK PARU
Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat
untuk melakukan pengkajian fisik pada system
pernafasan pasien yang meliputi, inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. (Tambunan
dalam Esri rumaningsih,2018)
Contents
61. TUJUAN KHUSUS
01 Menjelaskan persiapan pemeriksaan fisik
pada anak dan bayi area paru.
02 Melakukan pemeriksaan fisik secara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi pada anak dan bayi
Melakukan interpretasi pemeriksaan fisik
pada anak dan bayi area paru
03
Melakukan dokumentasi hasil
pemeriksaan fisik area paru pada anak
dan bayi.
04
62. Sub Materi Pokok Bahasan
Pemeriksaan fisik
secara : inspeksi,
palpasi, perkusi
dan auskultasi
pada anak dan
bayi.
Persiapan
pemeriksaan fisik
pasien reflek
primitif pada bayi
interpretasi
pemeriksaan fisik
pada bayi dan anak
di area paru
63. LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK ANAK DAN BAYI
DI AREA PARU PARU
INSPEKSI
MENGAMATI
PALPASI
MERABA
PERKUSI
MENGETUK
AUSKULTASI
MENDENGAR
64. PERSIAPAN
PERKENALKAN DIRI PADA PASIEN , TUJUAN, TINDAKAN,
WAKTU
FISIK
STETOSKOP
ALAT
MEMBERIKAN RASA NYAMAN, MENJAGA PRIVACY
PASIEN
LINGKUNGAN
65. INSPEKSI
30 – 60x/ MENIT, PENGGUNAAN
OTOT BANTU, CUPING HIDUNG
FREKUENSI NAFAS
BENTUK DADA
SIMETRIS/ASIMETRIS, PIGEON,
FANNEL, BHAREL
TAKIPNEA – BRADIPNEA
HYPO/HYPER VENTILASI
POLA NAFAS
SIANOSIS HYPOXEMIA
67. PERKUSI & Interpretasi PEKAK : SUARA PERKUSI PADAT
MISAL DAERAH HEPAR
HIPERSONOR : SUARA PERKUSI
PADA DAERAH BERONGGA
KOSONG MISAL PASIEN ASMA
TRIK
BATAS PARU HEPAR JENISꢀ BUNYIꢀ SAATꢀ PERKUSIꢀ
DADA
PERKUSI ICS 1 KANAN KE ARAH INFERIOR DARI BUNYI
SONOR SAMPAI PEKAK, LALU NAIKAN 1 ICS KE ATAS
KETUK LAGI BILA PEKAK MAKA ITU BATAS PARU DAN
HEPAR
SONOR : SUARA
JARINGAN
NORMAL
REDUP : SUARA LEBIH PADAT BILA
DI LAPANG PARU PADA
PNEUMONIA
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
PEKAK : SUARA PERKUSI PADAT MISAL DAERAH HEPAR
ANJURKAN KLIEN UNTUK INSPIRASI DAN
EKSPIRASI, NORMALNYA SAAT INSPIRASI
TERDENGAR SONOR DAN PEKAK KEMBALI SAAT
EKSPIRASI
HIPERSONOR : SUARA PERKUSI PADA DAERAH BERONGGA
KOSONG MISAL PASIEN ASMA
68. AUSKULTASI & Interpretasi RALES
SUARA RAMBUT
DIGESEKKAN,
AKAN
TERDENGAR
JELAS SAAT
INSPIRASI
WHEEZING
RONKHI
TERDENGARꢀ
SEPERTIꢀ SUARA
ꢀ
MENGIꢀ SAATꢀ
INSPIRASIꢀ
MAUPUNꢀ
EKSPIRASI
VESIKULAR :
INSPIRASI >
EKSPIRASI
TERDENGAR
KASAR SAAT
INSPIRASI
MAUPUN
LETAKKAN
STETOSKOP
DISEMUA BRONCHOVESIKULAR
: INSPIRASI =
EKSPIRASI
EKSPIRASI,
LAPANG PARU
DAN MULAI
DENGARKAN
.
AKAN HILANG
SAAT BATUK
SUARA NAFAS
TAMBAHAN
1. NURSE
BRONKHIAL :
INSPIRASI <
EKSPIRASI
SUARA NAFAS
TAMBAHAN
2. STETOSKOPE
3. DESINFEKTAN
HOW SUARA NAFAS
TAMBAHAN
NORMAL
SUARA NAFAS
TOOL
72. TPK
(TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS)
Menjelaskan anatomi letak Melakukan persiapan
alat
Melakukan persiapan lingkungan
pasien
jantung manusia
Melakukan
dokumentasi hasil
pemeriksaan fisik area
jantung
Melakukan
pemeriksaan fisik area
jantung
Memahami interpretasi
hasil pemeriksaan fisik
area jantung
73. POKOK BAHASAN
Anatomi letak jantung manusia
Persiapan alat pemeriksaan fisik area jantung pada bayi dan anak
Persiapan lingkungan pasien
Pemeriksaan fisik area jantung pada bayi dan anak secara: inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi
Interpretasi hasil pemeriksaan fisik area jantung pada bayi
dan anak
Dokumentasi hasil pemeriksaan fisik area jantung pada bayi dan
anak
79. INSPEKSI
1. JVP (Jugularis Venous Pressure) atau tekanan vena jugularis
Pengukuran JVP untuk melihat fungsi pompa jantung terutama
bagian kanan. Pengukuran dilakukan dengan cara pasien berbaring
450. Bila peningkatan >3 cm diatas sudut sternum berarti JVP
meningkat/abnormal
82. INSPEKSI
2. Ictus Cordis/Apical Impuls/Denyut Apikal
Sering terlihat dengan mudah di ICS 5 linea midioclavicularis kiri. Hasil
yang dicatat adalah tampak atau tidaknya ictus cordis.
83. PALPASI
Ictus Cordis/Apical Impuls/Denyut Apikal
Palpasi ictus cordis dilakukan dengan menggunakan 2 jari di linea
midclavicular kiri ICS 4-5. Ukuran normal 1x2 cm, amplitudo normal.
Catat teraba/tidaknya ictus cordis dan ukurannya.
87. BATAS ATAS
JANTUNG
PERKUSI
Ø Dilakukan dengan cara perkusi mulai dari ICS 1 linea
midioclavicularis kiri menurun dari suara sonor sampai ada
menjadi pekak.
Ø Normal batas atas jantung di ICS 2 atau 3.
Ø Catat batas atas jantung sesuai hasil temuan seperti batas atas
jantung adalah ICS 2 midioclavicularis kiri
89. PERKUSI
BATAS KANAN JANTUNG
Posisikan jari di ICS 3 atau 4 kanan kemudian perkusi ke arah kiri
(medial) sambil mendengar perubahan suara dari sonor ke pekak.
Suara pekak menandakan batas kanan jantung. Normalnya di ICS 3
atau 4 linea sternalis kanan atau linea mid-sternalis atau linea
sternalis kiri.
90.
91. PERKUSI
BATAS KIRI JANTUNG
Dimulai dari linea axilaris posterior ke arah medial atau
midsternalis, dengarkan perubahan suara dari sonor ke pekak. Hasil
normal batas kiri jantung di linea midclavicularis kiri sejajar ICS 4
atau 5.
92. AUSKULTASI
1. Heart Rate 2. Bunyi Jantung
Menempelkan stetoskop di ictus
cordis. Kaji adanya irama dan
rate yang abnormal.
Auskultasi Bunyi Jantung I dan II.
Bunyi normal adalah tunggal.
94. INTERPRETASI
Hasil pemeriksaan fisik area jantung pada bayi dan anak tidak
ditemukannya peningkatan JVP, nampak dan teraba ictus cordis di ICS
4 atau 5, batas atas ICS 2 atau 3, batas kanan ICS 3 atau 4 linea
sternalis kiri, batas kiri ICS 4 atau 5 linea midclavicular kiri, Irama
jantung regular, rate: normal, bunyi jantung tunggal.
96. EVALUASI
1. Anatomi letak jantung manusia.
2. Tehnik pemeriksaan fisik area jantung pada
bayi dan anak.
97. DOKUMENTASI
JVP : Normal/Abnormal, Ada/Tidak ada peningkatan
Ictus Cordis : Tampak/Tidak tampak, Teraba/Tidak teraba, Letak di Linea Midclavicula ICS 4
-5, Ukuran 1x2 cm
Batas-batas jantung: Batas atas ICS 2 atau 3, Batas kanan ICS 3 atau 4 linea sternalis kiri,
Batas kiri ICS 4 atau 5 linea midclavicular kiri
Irama jantung: regular/irregular ; rate: normal/bradikardi/takikardi
Bunyi jantung: Tunggal/Ganda/Murmur/Gallop
99. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu melakukan
pemeriksaan fisik abdomen pada anak dan bayi sesuai dengan SPO.
100. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:
01 Menyiapkan Persiapan Pasien
02 Mempersiapkan bahan dan alat-alat
03 Menyiapkan Lingkungan Pasien
04 Mensimulasikan prosedur pe-
meriksaan fisik bagian abdomen anak
dan bayi (Inspeksi, Auskultasi,
Perkusi, Palpasi)
101. Pokok Bahasan
1. Persiapan Alat dan Bahan
2. Persiapan Pasien
3. Persiapan Lingkungan Pasien
4. Prosedur pemeriksaan fisik bagian abdomen
anak dan bayi
102.
103.
104. Persiapan Bayi
Bayi diletakkan di Infant Warmer.
(untuk mempertahankan suhu tubuh)
01
02
03
04
Bayi hanya menggunakan diaper
Awali dengan pemeriksaan “Quiet” amati
kesimetrisan pergerakan dan koordinasi.
Pemeriksaan secara flexible
109. AUSKULTASI
Bising Usus
q Dengarkan suara bising usus dan catat
frekuensi dan karakternya. Frekuensi
normal: 5-35 x/menit
q Bunyi usus seharusnya dinilai di 4
kuadran.
q Dokumentasi: frekuensi normal,
hiperaktif, atau hypoactive
110. PERKUSI ABDOMEN
Tympani
Karena gas dalam saluran gastrointestinal
Dullness
Menunjukan adanya massa, pengumpulan cairan
atau kotoran yang berkumpul
111. Pengkajian Ascites
Asites adalah penimbunan cairan di rongga abdomen yang
dapat terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatik pada
sirosis, gagal jantung, perikarditis konstriktif atau obstruksi
vena cava inferior atau vena hepatika.
Pasien diberi posisi supine, perkusi dilakukan untuk
mengetahui perbatasan antara bunyi timpani
dengan dullnes, selanjutnya instruksikan pasien
untuk miring ke satu sisi, dan perkusi kembali
112.
113. Perkusi Ginjal
Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra
setinggi vertebra trokalis 12 dan lumbal 1.
Memukul dengan sisi ulnar dengan
kepalan tangan.
Lakukan di sisi kanan dan kiri
Klien diminta untuk meberikan respon terhadap
pemeriksaan
• Bila klien mengeluh nyeri dapat menunjukkan
adanya hyelonefritis atau batu ginjal.
• Pada Bayi tidak dilakukan Perkusi
114. PALPASI
PALPASI RINGAN PALPASI DALAM
Palpasi ringan (1-2cm), harus terasa
lembut tanpa rasa sakit atau kaku.
Merasakan abdomen dengan lembut untuk
mengidentifikasi adanya nyeri abdomen,
resistensi otot, dan permukaan organ dan
massa.
Kedalaman palpasi 4-5 cm
Rasakan adanya massa, gumpalan,
nyeri tekan di ke empat kuadran
115. Palpasi Hepar
Letakkan tangan kiri di belakang pasien,
menopang sejajar dengan tulang rusuk 11
dan 12 kanan
Dengan menekan tangan kiri ke depan,
hepar pasien mungkin lebih mudah
dirasakan dengan tangan kanan
Letakkan tangan kanan di abdomen kanan
gerakkan jari-jari ke atas ke arah kepala
pasien, tekan perlahan ke atas dan ke atas
116. Palpasi Ginjal
Berdiri di sisi kanan pasien
dan tempatkan tangan kiri di
belakang pasien (sejajar
dengan tulang rusuk ke 12)
3 puncak inspirasi tekan tangan kanan
ngan kuat dan jauh ke kuadran kanan
as, tepat di bawah margin kosta dan
rasakan ginjal dengan kedua tangan
117. Palpasi Lien
Letakkan tangan kiri di belakang pinggang kiri pasien,
sedangkan tangan kanan diletakkan tepat dibawah
umbilikus dan sejajar dengan otot rectus.
Lakukan palpasi menyilang menuju ke arcus costa kiri, pasien
diminta menarik napas dalam