1. Pengaruh Model Inkuiri Ilmiah dan Inkuiri
Terbimbing terhadap Peningkatan Keterampilan
Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa
SMP
Khairani Muslim
khairanimuslim167@yahoo.co.id
2. TUJUAN
PENDIDIKAN
KURIKULUM
2013
ILMU PENGETAHUAN ALAM
BEBERAPA MASALAH
Rendahnya
kemampuan siswa pada
bidang IPA.
Kurang aktif dan
motivasi siswa dalam
proses pembelajaran.
Kurang pengalaman
dalam mengamati
MODEL INKUIRI TERBIMBING
DAN
INKUIRI ILMIAH
KPS
DAN
PENGUASAAN
KONSEP
PENDAHULUAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
3. INKUIRI
Inkuiri menurut trianto ( 2011) merupakan salah satu model yang
didasarkan pada teori pembelajaran konstruktivisme. Prinsip yang paling
penting adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan kepada siswa.
Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus
memanjat anak tangga tersebut.
Jenis
inkuiri
Inkuiri
terbimbing
Inkuiri bebas
Inkuiri bebas
termodifikasi
PENDAHULUAN
4. TAHAPAN- TAHAPAN DARI MODEL INKUIRI ILMIAH :
Mengajukan
pertanyaan
Menyusun
hipotesa
penelitian
Merancang
penelitian
Melakukan
observasi dan
mengumpulkan
data
Analisis data
Kesimpulan dan
mengkomunikasikan
PENDAHULUAN
5. Model inkuiri terbimbing
Model inkuiri terbimbing menurut Mangantung (2008)
merupakan model mengajar yang berusaha meletakan
dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, model
ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri
atau dalam bentuk kelompok guna memecahkan
masalah yang diberikan oleh guru
6. Tahap-tahapan model inkuiri terbimbing :
Mengajukan
pertanyaan
Membuat
hipotesis
Merancang
percobaan
Melakukan
percobaan
Analisis data
Membuat
kesimpulan
7. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan
kognitif, intelektual, manual, dan sosial yang digunakan
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar
sains, sikap ilmiah dan sikap kritis siswa (Rustaman. 2008).
Keterampilan proses sains adalah suatu keterampilan yang
melibatkan kognitif, manual, dan sosial untuk menemukan
suatu konsep atau prinsip atau teori dalam membentuk
suatu gagasan pengetahuan melalui penyelidikan atau
eksperimen.
8. 1. Mengamati/ observasi
2. mengelompokkan/ klasifikasi
3. menafsirkan. Interpretasi
4. Meramalkan/ prediksi
5. Mengajukan pertanyaan
6. Berhipotesis
7. Merencanakan percobaan
8. Menerapkan konsep atau prinsip
9. berkomunikasi
JENIS KETERAMPILAN PROSES SAINS
9. Penguasaan konsep
Penguasaan konsep merupakan tingkat hasil proses belajar siswa
sehingga dapat menjelaskan suatu bagian konsep dengan kata-kata
sendiri sesuai dengan kaidah dan konsep yang benar.
Penguasaan konsep menurut Revisi Taksonomi Bloom untuk aspek kognitif
terdiri dari :
• meliputi mengenali (recognizing), mengingat (recalling)
Mengingat
(remember)
• Menafsirkan, memberi contoh, mengkalsifikasikan, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan
Memahami
(understand)
• Melaksanakan, menerapkanMenerapkan (apply)
• Membedakan, mengorganisasi, menghubungkanMenganalisis (analyze)
• Mencek, mengkritik
Mengevaluasi/ menilai
(evaluate)
• Membangkitkan (generating), merencanakan (planning),
menghasilkan (producing)
Menciptakan (create)
10. PENDAHULUAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Metode penelitian yang digunakan berupa quasi
eksperimen dengan desain nonequivalent pretest dan post
test control group design
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VII pada semester II
tahun ajaran 2014/2015 dengan jumah siswa pada kelas
eksperimen I ( model inkuiri ilmiah) 32 orang dan siswa
pada kelas ekperimen II (model inkuiri terbimbing) 32
orang. Pengambilan subjek dilakuakn dengan puposive
sampling.
12. Hasil dan pembahasan
nilai Eksperimen I Eksperimen II
N Xmin X
max
Ẋ Sd % N Xmi
n
Xmax Ẋ sd %
pretes 32 2 14 6,5 3,0
7
33 32 2 16 7,1 3,43 35,3
postes 32 5 20 14 3,8
5
70 32 5 20 14 3,83 67,65
N gain 32 -0,18 1,00 0,7 0,5
6
3,1 32 0 1,00 0,5 0,27 2,52
Skor maksimal ideal = 20
Statistika deskriptif keterampilan proses sains siswa
13. Hasil Uji Statistik
Keterampilan Proses Sains
Pretes Postes Ngain
N H P N H P N H P
Eksperimen
I
0,043
- 0,631
0,505
0,850 0,674
0,568
0,606 0,386
Eksperimen
II
0,365 0,370 0,292
Keterangan:
N : Normalitas
H : Homogenitas
P : Perbedaan Rataan
Hipotesis 1
Kesimpulan :tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan
pada keterampilan proses sains pada model inkuri ilmiah dengan
inkuiri terbimbing
14. nilai Eksperimen I Eksperimen II
N Xmin X
max
Ẋ Sd % N Xmin Xmax Ẋ sd %
pretes 32 7 22 14 3,7 46 32 7 18 13,
9
2,83 46,3
postes 32 10 25 18,
6
4 62 32 14 30 21 3,41 68,4
N gain 32 -0,25 0,72 0,2
7
0,3 0,9 32 0 1,00 0,4 0,2 1,38
Skor maksimal ideal = 20
Statistika deskriptif penguasaan konsep
15. Hasil Uji Statistik
Penguasaan konsep siswa
Pretes Postes Ngain
N H P N H P N H P
Eksperimen
I
0,38
- 0,646
0,385
0,219 0,039
0,328
0,116 0,013
Eksperimen
II
0,019 0,226 0,474
Keterangan:
N : Normalitas
H : Homogenitas
P : Perbedaan Rataan
Hipotesis 1
Kesimpulan : Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan
pada penguasaan konsep siswa pada model inkuri
ilmiah dengan inkuiri terbimbing
16. Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak terdapat perbedaan peningkatan Keterampilan Proses Sains
secara signifikan pada model inkuiri terbimbing dengan inkuiri
ilmiah.
2. Terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep secara
signifikan pada model inkuiri ilmiah dengan inkuiri terbimbing.
3. Model inkuiri ilmiah dan inkuiri terbimbing dapat membantu
meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa.
4. Respon siswa dalam model inkuiri ilmiah dan inkuiri terbimbing
sangat baik dalam meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep siswa.
5. Respon Guru dalam pembelajaran kalor dalam kehidupan dengan
menggunakan inkuiri ilmiah dan inkuiri terbimbing sulit diterapkan
pada siswa yang berkemampuan homogen.
Kesimpulan
PENDAHULUAN PEMBAHASAN KESIMPULAN