SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Web Laksmi Purnayanti
Education is not preparation for life, education is life itself

        Home
        Profil
        Pengumuman
        Galeri
        Login

MODEL INKUIRI
01-08-2012 22:48:17, pada Model Pembelajaran




MAKALAH

model pembelajaran berbasis inkuiri

Oleh:

Laksmi Purnajanti
BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuri, sama dengan kita mendefinisikan pendekatan
pendidikan multi dimensi. Terdapat banyak intepretasi visi John Dewey ini, mulai dari
konstruktivisme, pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis projek dan sebagainya,
kita akhirnya akan menemukan bahwa inti dari inkuiri adalah proses yang berpusat pada siswa.
Semua pembelajaran dimulai dengan pebelajar. Apa yang diketahui siswa dan apa yang ingin
mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar utama pembelajaran.

Pendekatan inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa, yaitu (1) secara instintif
siswa selalu ingin tahu; (2) di dalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan
mengkomunikasikan idenya; (3) dalam membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat
sesuatu; (4) siswa selalu mengekspresikan seni. Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran
ini merupakan akhir dari paradigma kelas belajar melalui mendengar dan memberi mereka
kesempatan mencapai tujuan yang nyata dan autentik. Bagi guru, pendidikan berbasis inkuri
merupakan akhir dari paradigma berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi
kolega dan mentor bagi siswanya. Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran melibatkan proses
penyelidikan alam atau materi alam, dalam rangka menjawab pertanyaan dan melakukan
penemuan melalui penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru.
1.2 Rumusan Masalah

   1. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran eksperimen yang berbasis
      inkuiri ?
   2. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran diagram Vee yang berbasis
      inkuiri?




BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.
Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi
dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa
dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya
memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan
sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).



Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber
informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang
telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000)

Siklus inkuiri atau inquiry cycle tidak hanya berguna bagi siswa saat proses pembelajaran tapi
juga bagi guru. Sebagai contoh, sebelum memulai suatu aktivitas mengajar, guru dapat berpikir
berdasarkan urutan-urutan yang ada:

       Mengidentifikasi masalah; Apa yang saya kehendaki? Tujuan apa yang ingin siswa/i
       capai? Kendala apa yang kiranya akan saya hadapi? Bagaimana cara agar masing-masing
       anak dengan tingkat intelijen yang berbeda dapat mencapai tujuan yang sama?
Membuat pertanyaan; Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat memancing keingin tahuan
         siswa/i?
         Menetapkan sasaran; Bagaimana cara menetapkan sasaran? Kendala apa saja yang
         kiranya akan dihadapi dalam menetapakan sasaran?
         Membuat rancangan kerja; Strategi apa yang cocok untuk diterapkan ke sebagian besar
         anak? Bagaimana sistem penilaian yang sesuai? Bagaimana cara melibatkan siswa dalam
         menentukan kriteria penilaian? Berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk
         menyelesaikannya?

         Setelah memikirkan 4 kategori diatas tadi, barulah guru masuk pada tahap berikutnya
yaitu:

         Mengambil tindakkan; Melakukan kegiatan belajar mengajar, mengajak siswa/i untuk
         melakukan proses inkuiri berbekal dengan “rancangan” di atas.

Setelah kelima tahap dalam siklus inkuiri selesai, biasanya guru mengajak siswa/i untuk
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran mereka. Dengan begitu siswa/i dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri mereka masing-masing. Begitu juga yang perlu dilakukan guru.

         Menganalisa dan megevaluasi hasil; Apakah hal-hal baik dari kegiatan ini? Adakah hal-
         hal yang tidak berjalan sesuai rencana saya? Kendala-kendala apa yang terjadi dan tidak
         terpikirkan sebelumnya oleh saya? Bagaimana cara meningkatkan metode pengajaran
         agar lebih baik? Apakah materi yang ajarkan sudah memenuhi semua kebutuhan murid?
         Adakah cari lain dalam menyampaikan materi tsb?

 Melalui proses inkuri guru dapat merancang suasana/lingkungan pembelajaran yang kondusif
bagi siswa/i. Proses ini juga membantu guru untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran
tanpa menyimpang dari inti materi.




2.2 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Pembelajaran berbasis inkuiri, polanya mengikuti metode sains, yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk belajar bermakna (University of Washington, 2001, Depdiknas, 2002).
Inkuiri sebagai salah satu strategi pembelajaran mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan
pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu di dalam pembelajaran inkuiri
guru harus selalu merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan penemuan
di dalam mengajarkan materi pelajaran yang diajarkan.

Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council (2000) adalah:
(1) mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains;
(2) mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya
seorang ilmuwan; (3) membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
Melalui pembelajaran yang berbasis inkuiri, siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode
sains. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang
nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan.
Pembelajaran berbasis inkuri memungkinkan siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri
memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan eksplorasi, akan
muncul pertanyaan-pertanyaan yang melibat matematika, bahasa, ilmu sosial, seni, dan juga
teknik.

Peran guru di dalam pembelajaran inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika
diperlukan oleh siswa. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggungjawab penuh terhadap
proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh
siswa, sehingga tidak menganggu proses belajar siswa.

Menurut Pavelich & Abraham (1979:100), pembelajaran dengan metode inkuiri dapat
dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu inkuiri bebas (free inquiry) dan inkuiri terbimbing (guided
inquiry). Pembelajaran dengan menggunakan inkuiri bebas, siswa diberi kebebasan untuk
memilih masalah, merencanakan eksperimen, menganalisa data, dan menyimpulkan.
Pembelajaran dengan inkuiri terbimbing, pemilihan masalah dan rencana eksperimen dilakukan
oleh guru, sedangkan analisa data dan membuat kesimpulan dilakukan oleh siswa. Menurut
Callahan, et all (1992), terdapat tingkatan (3) tingkatan pembelajaran inkuiri yaitu 1) inkuiri
tingkat 1 disebut inkuiri terbimbing, dalam pembelajaran ini guru memberikan masalah untuk
dipecahkan oleh siswa, guru juga banyak memberikan tuntunan atau petunjuk dalam proses
pemecahan masalah; 2) inkuiri tingkat 2 disebut inkuiri sebenarnya, dalam pembelajaran siswa
merancang dan memutuskan proses percobaan, guru menekankan pada sifat sementara berbagai
kesimpulan, sehingga kesimpulan bias direvisi jika terdapat data-data baru; 3) inkuiri tingkat 3,
dalam pembelajaran ini siswa mengidentifikasi masalah, menentukan proses pemecahan masalah
dan mengambil kesimpulan.

          Banyak model pembelajaran konstruktivisme yang menerapkan inkuiri antara lain
LC (Learning Cycle), Diagram Vee, PBL (Problem Based Learning) dan lainnya

Dalam makalah ini akan dipaparkan secara khusus untuk model pembelajaran berbasis inkuiri
antara lain dalam sebuah percobaan/eksperimen kimia dan diagram vee.

2.2 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam sebuah percobaan/eksperimen kimia

Eksperimen bisa dilakukan siswa di dalam laboratorium maupun di luar laboratoriun.
Eksperimen berbasis inquiri menitik beratkan pada aktivitas siswa sebagai pelaku eksperimen.
Dalam hal ini siswa dituntut aktif terlibat dalam setiap langkah kegiatan eksperimen dengan
melakukan metode ilmiah, mulai dari merancang prosedur sampai menyimpulkan hasil
percobaan. Sedangkan guru atau instruktur praktikum lebih bertindak sebagai fasilitator. Agar
kegiatan belajar dengan eksperimen ini dapat berjalan optimal maka untuk setiap topik
praktikum harus dipandu dengan 3 jenis panduan (Ibnu 2006) yaitu:

   1. Lembar eksperimen
   2. Catatan untuk guru atau intruktur
3. Contoh laporan praktikum

Lembar eksperimen yang berisi segala sesuatu yang berkaitan dengan eksperimen diberikan
siswa sebelum merancang dan melaksanakan eksperimen, sedangakan catatan guru atau
instruktur dan contoh laporan praktikum diberikan guru atau intruktur digunakan untuk modal
bertindak sebagai fasilitator dalam memandu kegiatan praktikum

2.2.1    Lembar Eksperimen

Lembar eksperimen merupakan alat untuk mengarahkan secara singkat kepada siswa untuk
melaksanakan eksperimen. Lembar eksperimen ini berisi tentang tujuan eksperimen, latar
belakang informasi dari topik yang akan dipelajari siswa, informasi tentang keselamatan kerja
dan pertanyaan pengayaan. Dalam hal-hal tertentu juga diberikan garis besar prosedur
praktikum, jika dalam eksperimen dimungkinkan ada bahaya yang memerlukan teknik khusus
untuk menanganinya.

2.2.2    Catatan untuk Guru atau Instruktur

Catatan untuk guru atau instruktur memberikan informasi lengkap tentang eksperimen yang akan
dilakukan oleh siswa. Informasi yang terdapat dalam catatan guru meliputi:

   1. Pilihan

Tujuannya adalah memberikan pilihan atau alternatif pada saat melaksanakan eksperimen.
Pilihan ini digunakan untuk mengatur eksperimen sesuai dengan tingkatan kelas, mempersiapkan
eksperimen lanjutan atau kesempatan yang mungkin untuk menggali kreatifitas siswa.

   1. Catatan

Bagian ini berisi informasi di mana bahan-bahan dapat dibeli atau diperoleh petunjuk
pertolongan dan informasi latar belakang lain yang berguna agar dapat melakukan eksperimen
dengan berhasil.

   1. Waktu

Waktu yang terdapat pada catatan guru menunjukkan waktu rata-rata untuk melakukan
eksperimen, sedangkan dalam pelaksanaan eksperimen waktu ini tergantung pada kesiapan dan
daya kreatifitas siswa, tingkat pemahaman siswa terhadap prosedur yang dikembangkan,
peralatan yang digunakan serta kekomplekan prosedur yang dikembangkan.

   1. Kelompok

Bagian ini berisi saran mengenai jumlah siswa dalam tiap kelompok. Bekerja secara kelompok
atau kooperatif ini berguna untuk mengembangkan prosedur yang rumit. Dalam hal ini siswa
akan berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai hal-hal yang akan dilakukan dalam
praktikum.
1. Bahan

Bagian ini memuat bahan-bahan yang bisa digunakan siswa untuk melakukan eksperimen. Daftar
ini berguna untuk mempertimbangknan kesesuaian antara jumlah peralatan yang tersedia di
laboratorium dengan jumlah kelompok siswa yang akan melakukan eksperimen untuk kelancaran
pelaksanaan eksperimen.

   1. Contoh prosedur

Bagian ini memuat prosedur baku sebagai pembanding prosedur yang dikembangkan oleh siswa.
Contoh prosedur ini bukanlah satu satunya prosedur yang benar dan kreativitas siswa dalam
mengembangkan prosedur tentu akan medapatkan penghargaan. Contoh prosedur ini hanya
digunakan untuk pertimbangan saat siswa berkonsultasi tentang prosedur yang dikembangkan.

   1. Tindakan Keselamatan

Tindakan keselamatan ditekankan pada tindakan preventif dalam menangani bahan kimia atau
dalam melaksanakan eksperimen.

   1. Keselamatan Umum, Miskonsepsi, Prosedur dan Perhitungan

Bagian ini berisi kemungkinan kesalahan yang mungkin dapat terjadi selama siswa menjalankan
eksperimen dan menganalisa hasil eksperimen. Dengan mengetahui kemungkinan-kemungkinan
kesalahan yang dapat terjadi guru dapat membantu siswa untuk meminimalkan terjadinya
miskonsepsi, kesalahan prosedural dan kesalahan analisis.

   1. Laporan Praktikum

Laporan praktikum pada catatan guru berisi bagian-bagian penting dari eksperimen yang perlu
ada pada laporan praktikum yang ditulis siswa dan digunakan sebagai pembanding dari laporn
praktikum yang sebenarnya yang ditulis oleh siswa.

   1. Jawaban pertanyaan

Jawaban pertanyaan pada catatan guru dimaksudkan sebagai kunci jawaban atas jawaban
pertanyaan yang ditulis siswa pada laporan praktikum yang sebenarnya.

   1. Bacaan lanjutan

Bagian ini berisi informasi lebih lanjut yang terkait dengan topik praktikum yang dapat diperoleh
dari bahan pustaka atau referensi.

2.2.3    Contoh Laporan Praktikum

Bagian ini digunakan sebagai pembanding dari laporan praktikum yang sebenarnya yang ditulis
oleh siswa. Contoh laporan praktikum ini berisi data sebenarnya yang dilakukan dengan
menggunakan prosedur praktikum standar. Aktivitas guru atau instruktur sebagai pemandu dan
evaluator dalam memfasilitasi kegiatan yang dilakukan siswa yang meliputi antara lain
mengenalkan berbagai sarana laboratoriun, mendiskusikan kelayakan prosedur praktikum yang
dibuat siswa dan mengevaluasi laporan praktikum.

Sebelum memulai praktikum siswa harus sudah mengenal dengan baik, trampil atau terbiasa
dengan:

   1.   Informasi keselamatan kerja dan prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
   2.   Lokasi dan penggunaan keselamatan kerja
   3.   Terampil merawat dan menggunakan neraca
   4.   Terampil merawat pembakar bunsen dan pemanas elektrik
   5.   Terampil menggunakan dan merawat peralatan dasar laboratorium

Sebelum melakukan kegiatan laboratorium, prosedur yang dikembangkan siswa harus
mendapatkan persetujuan dari guru atau instruktur praktikum. Dasar pertimbangan guru/intruktur
untuk menyetujui prosedur praktikum yang dikembangkan siswa antara lain:

   1. Pastikan prosedur yang dikembangkan tidak menimbulkan resiko keselamatan kerja
   2. Menyadari bahwa setiap siswa atau kelompok memiliki gaya menulis tersendiri dalam
      menulis prosedur praktikum. Memahami keragaman gaya menulis prosedur oleh siswa
      harus menjadi bagian yang tak terpishkan dalam menyetujui praktikum yang
      dikembangkan siswa.
   3. Putuskan bahwa prosedur yang disetujui adalah prosedur yang benar-benar akan
      menghasilkan data yang bermakna yang dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya
      kesalahan
   4. Siswa memiliki kebebasan untuk memperbaiki prosedurnya jika mereka menemukan
      kesalahan setelah memulai praktikumnya
   5. Pertimbangkan untuk tidak memberikan bahan kimia dan bahan lainnya sampai prosedur
      yang dikembangkan dapat disetujui

Laporan praktikum dapat ditulis tiap siswa atau tiap kelompok. Laporan yang dibuat secara
perorangan memberikan hasil belajar lebih dibandingkan yang dibuat kelompok. Dengan
menulis laporan siswa berlatih mengkomunikasikan hasil penemuan ilmiah yang didalamnya
terkandung ketrampilan menuliskan data hasil penemuan, kemampuan dan ketrampilan
melakukan analisis data dan menarik kesimpulan yang merupakan kebenaran ilmiah, serta
meramalkan sumber-sumber kesalahan yang mungkin terjadi. Apabila laporan dibuat oleh
kelompok maka guru/instruktur harus bisa meyakinkan bahwa laporan dibuat dari hasil kerja dan
gagasan dari semua anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas hasil
perhitungan, kesimpulan, sumber-sumber kesalahan yang ditulis dalam laporan.

        Beberapa aspek penting yang harus ada dalam laporan adalah:

   1. Judul, ditulis sama dengan yang ada pada lembar eksperimen
   2. Tujuan, bisa ditulis ulang dari lembar eksperimen
   3. Bahan, berisi bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen
4. Prosedur, dituliskan langkah-langkah yang menunjukan prosedur yang diikuti dalam
      nenjalankan eksperimen
   5. Data, berupa data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari percobaan. Data
      eksperimen biasanya diorganisasi dalam bentuk tabel
   6. Perhitungan, menggambarkan proses pengolahan data, termasuk satuan dan angka
      bermakna yang digunakan
   7. Grafik, grafik hanya diperlukan untuk percobaan-percobaan tertentu
   8. Kesimpulan dan sumber kesalahan, berisi pernyatan verbal atas interpretasi hasil
      perhitungan dan kemungkinan sumber potensial yang menyebabkan kesalahan hasil
      eksperimen
   9. Prosen kesalahan, menggambarkan prosen kesalahan dari hasil eksperimen

Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menilai atau mengevaluasi laporan yang dibuat siswa
adalah sebagai berikut:

   1. Apakah tujuan eksperimen dirumuskan dengan jelas
   2. Apakah prosedur yang dikembangkan sesuai dengan tujuan praktikum
   3. Apakah prosedur yang dikembangkan sudah sistematis, mudah diulang oleh orang lain
       tanpa menimbulkan salah interpretasi
   4. Apakah data pengukuran sudah dicatat dengan benar, termasuk menyertakan angka
       bermakna dan satuan
   5. Apakah data hasil eksperimen ditampilkan dengan jelas dan rapi
   6. Apakah data yang ditampilkan bermakna dan reliable
   7. Apakah perhitungan yang dilakukan terorganisir secara jelas
   8. Apakah kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan tujuan
   9. Apakah kesimpulan sejalan dengan hasil eksperimen
   10. Apakah pertanyaan-pertanyaan telah dijawab dengan benar



2.3 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Eksperimen Diagram Vee.

          Model Pembelajaran eksperimen Diagram Vee menerapkan proses inkuiri dengan cara
belajar siswa yang aktif dimana siswa melakukan berbagai aktivitas ilmiah untuk membentuk
hasil belajar dengan melalui serangkaian langkah-langkah sistematis yang dimulai dari
merumuskan masalah hingga mendapatkan jawaban atas masalah.

Digram Vee merupakan usaha untuk membantu para siswa memahami kegiatan Laboratorium .
Penata grafik (graphic organizer) yang berbentuk huruf V untuk menghubungkan pengetahuan
teoretis dan keterampilan dalam laboratorium dapat dilihat pada Gambar 1 yang bersumber pada
Roth & Verechaka (1993 dalam Doran, Chan, dan Tamir 1998).

          Seperti Nampak pada gambar 1, di bagian tengah dari bentuk V adalah tempat untuk
pertanyaan focus. Pertanyaan focus merupakan hal terpenting sebab pertanyaan inilah yang
menjadi titik tolak dari kegiatan eksperimen
BAB III


CONTOH KEGIATAN PRAKTIKUM
BERBASIS INQUIRI
3.1 Lembar Kerja Siswa
Judul:

         Pengaruh Konsentrasi Terhadap Titik Didih Larutan Gula

Tujuan:

           Mempelajari pengaruh konsentrasi molal pada titik didih larutan gula

Latar belakang:

            Penambahan zat terlarut ke dalam pelarut tertentu menghasilkan beberapa perubahan
sifat-sifat dari pelarut. Akibat terlarutnya zat terlarut dalam pelarut akan menyebabkan
perubahan tekanan uap, titik beku dan titik didih pelarut. Perubahan ini disebut sifat koligatif
larutan, karena hanya tergantung pada jumlah zat terlarut dan tidak tergantung pada identitas
(jenis) partikel yang ada dalam larutan.

         Dalam eksperimen akan ditentukan hubungan antara konsentrasi molal dari larutan
gula dengan titik didihnya. Rumus kimia dari gula atau sukrosa adalah C12H22O11

Prosedur:

        Sebelum menjalankan eksperimen konsultasikan lebih dahulu prosedur eksperimen
yang Anda kembangkan kepada guru atau instruktur praktikum. Rancanglah eksperimen untuk
menentukan hubungan antara konsentrasi molal larutan gula dengan titik didihnya.

Informasi umum keselamatan kerja:

   1. Jika Anda menggunakan hot plate sebagai pemanas, lakukan dengan hati-hati, jangan
      sampai butiran gula yang jatuh ke permukaan hot plate, karena dapat menimbulkan
      kebakaran. Angkat beaker glass dengan menggunakan lap kain dari permukaan hot plate
      sebelum penambahan gula ke dalamnya
2. Setelah mencermati atau mereview prosedur yang Anda kembangkan, guru/instruktur
      akan berdiskusi dengan Anda tentang berbagai prosedur keselamatan kerja yang lebih
      spesifik terkait dengan percobaan yang akan Anda lakukan

Pertanyaan:

   1. Apakah pengaruh konsentrasi terhadap tekanan uap dan titik beku pelarut? Mengapa zat
      anti beku banyak digunakan oleh kendaraan bermotor di Eropa pada musim dingin?
      Apakah zat terlarut yang banyak digunakan sebagai zat anti beku? Mengapa zat anti beku
      pada radiator mobil harus diperiksa secara periodik?


Catatan untuk guru
            Dalam percobaan ini diharapkan siswa menemukan pengaruh konsentrasi molal larutan
terhadap titik didihnya. Percobaan ini akan berjalan dengan baik jika siswa telah mempelajari
sifat-sifat larutan, satuan konsentrasi dan sifat koligatif larutan. Guru dapat menggunakan
aktivitas laboratorium ini untuk mengkonfirmasikan hubungan antar variabel yang telah
dipelajarinya di kelas satu digunakan untuk mengantarkan siswa untuk mempelajari sifat-sifat
koligatif larutan.

          Prosedur yang ditulis siswa hendaknya diarahkan untuk menentukan hubungan
konsentrasi molal dengan titik didih. Akan tetapi dengan jumlah siswa yang banyak
dimungkinkan untuk menetapkan hubungan matematika antar dua variable. Dapat pula siswa
mengembangkan prosedur untuk menghitung tetapan titik didih molal pelarut (air) yang besarnya
adalah 0,52oC m-1.

1. Pilihan

   1. Siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan cara-cara spesifik menentukan hubungan
      matematika antar variabel atau untuk menghitung tetapan titik didih molal pelarut.
   2. Siswa dapat mengulang percobaan dengan menggunakan NaCl sebagai pengganti gula,
      jika ingin memahami sifat koligatif larutan elektrolit.
   3. Siswa juga dapat diarahkan untuk menentukan hubungan antara konsentrasi molal dengan
      titik beku larutan gula.

2. Catatan

   1. Siswa dimungkinkan membuktikan bahwa seluruh sampel gula yang diberikan padanya
      dapat larut semuanya dalam sejumlah volume air, sebelum ditetapkan nilai titik didihnya.
      Instruktur dapat memberikan tambahan gula pada siswa untuk mennjukkan harga
      kelarutan.
   2. Setelah dilakukan pengukuran titik didih pertama, dimungkinkan siswa menambahkan
      gula pada larutan yang telah diukur titik didihnya untuk dasar pengukuran titik didih
      sampel kedua, dengan alasan agar menghemat waktu percobaan. Dalam hal ini siswa
      tidak mempertimbangkan hilangnya sejumlah volume air selama proses pendidihan
sebelumnya, sehingga akan dimungkinkan terjadi penyimpangan data yang diperoleh.
      Seyogyanya untuk setiap perlakuan sampel dengan konsentrasi gula yang berbeda
      dimulai dari suhu kamar
   3. Untuk menghemat waktu pelaksanaan percobaan, setiap siswa yang tergabung dalam satu
      kelompok melaksanakan satu percobaan, sehingga untuk kelompok 3 anggota dapat
      melakukan 3 percobaan dengan konsentrasi gula yang berbeda dalam waktu yamg
      bersamaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat melakukan pengukuran suhu didih
      harus menggunakan termometer yang sama.
   4. Makin besar volume air yang digunakan akan makin banyak waktu yang digunakan untuk
      mencapai suhu didih. Pada siswa disarankan untuk menggunakan air sebagai pelarut
      sekitar 250 ml.

3. Waktu Pelaksanaan

         Waktu yang digunakan untuk merancang dan menetapkan kelayakan prosedur yang
dikembangkan praktikan sangat tergantung pada kreativitas dan kekomplekan prosedur.
Diperkirakan waktu rata-rata untuk percobaan ini adalah:

   1. Waktu untuk merancang dan meneliti kelayakan prosedur 15-25 menit
   2. Waktu untuk melaksanakan percobaan 30-50 menit

4. Jumlah siswa dalam Satu Kelompok

Kelompok yang terdiri dari 3 siswa adalah cukup efektif untuk bisa bekerja dengan baik

5. Bahan untuk Tiap Kelompok

   1. Perangkat keselamatan kerja untuk laboratorium, gogel (kaca mata), sarung tangan dan
      kain lap.
   2. Perangkat dan bahan (tersedia dalam jumlah cukup): sukrosa (gula meja), pemanas (hot
      plate), beaker glass 250-600 ml, gelas ukur 100ml, cawan timbang (watch glass) atau
      kertas timbang, neraca analitik atau non analitik, termometer, batang pengaduk



6. Prosedur

   1. Beberapa siswa merancang eksperimen dengan 3-4 macam berat gula yang berbeda
      dilarutkan dlam volume air yang sama, kemudian masing-masing ditetapkan titik
      didihnya. Rancangan prosedur yang seperti ini diharapkan menghasilkan data
      pengamatan yang valid.
   2. Beberapa kelompok lainnya merancang hanya satu macam berat gula yang dilarutkan
      dalam sejumlah volume air. Setelah diukur titik didihnya, kemudian ditambah sejumlah
      berat tertentu gula untuk digunakan memperoleh data selanjutnya. Rancangan prosedur
      yang seperti ini kurang dapat diharapkan menghasiklan data pengamatan yang valid,
      karena volume air yang menguap tidak diperhitungkan.
3. Beberapa kelompok lain merancang 3-4 sampel percobaan dengan satu macam berat gula
      yang dilarutkan dalam sejumlah volume yang berbeda-beda. Tiap-tiap perlakuan
      kemudian diukur titik didihnya. Rancangan prosedur yang seperti ini dapat diharapkan
      menghasilkan data pengamatan yang valid

7. Kesalahan Konsep. Prosedur dan Perhitungan

   1. Siswa tidak mencatat titik didih air murni, sehingga tidak dapat menetapkan ∆T dari titik
      didih
   2. Siswa menganggap titik didih air murni adalah 100oC, serta tidak memeriksa kaliberasi
      dari termometer
   3. Siswa lupa bahwa 1 ml air beratnya 1 g atau 1x10-3kg, sehingga gagal mengkonversi
      volume menjadi berat. Akibatnya siswa tidak mampu menghitung konsentrasi molal
      larutan


3.2 Laporan Praktikum
         Ada berbagai versi laporan praktikum yang dapat dikembangkan oleh siswa. Walaupun
demikian tetap selalu mencakup hal-hal yang pokok yaitu: judul, tujuan, bahan, cara kerja, data
percobaan, perhitungan dan atau grafik, kesimpulan dan jawaban pertanyaan.

9. Jawaban pertanyaan

   1. Penambahan zat terlarut pada pelarut menyebabkan penurunan tekanan uap dan
      penurunan titik beku pelarut
   2. Zat anti beku menurunkan titik beku pelarut (air). Zat anti beku yang banyak digunakan
      adalah etilen glikol. Perlunya diperiksa secara periodik adalah untuk mengwetahui
      konsentrasinya. Jika konsentrasi semakin encer tidak efektif melindungi mesin.


Contoh Laporan Praktikum
A. JUDUL

    Pengaruh Konsentrasi pada Titik Didih Larutan Gula

B. TUJUAN

    Mempelajari pengaruh konsentrasi molal pada titik didih larutan gula

C. BAHAN-BAHAN:

   1. Perangkat keselamatan :gogel, sarung tangan, lap
   2. Bahan Kimia: sukrosa
3. Peralatan Laboratorium: beaker glass 400 ml, hot plate, neraca, cawan timbang, gelas
        ukur 100 ml, termometer dan batang pengaduk



D. PROSEDUR

     1. Mengukur 200 ml air dituangkan dalam beaker glass 400 ml
     2. Memanaskan air hingga mulai mendidih dengan mengukur suhu dididhnya
     3. Mengukur 200 ml air dituangkan dalam beaker glass 400 ml, kemudian ditambahkan 10 g
        sukrosa
     4. Memanaskan larutan hingga mulai mendidih dan mengukur suhu didihnya
     5. Mengulang langkah 3 dan 4 dengan mengganti 10 g sukrosa dengan 30 g dan 50 g
        sukrosa



E. DATA PERCOBAAN

No     Larutan            Berat gula yang ditambahkan (g)               Titik didih
1      A                  0,0                                           99,6
2      B                  10,0                                          101,5
3      C                  30,0                                          102,7
4      D                  50,0                                          103,1



F. PENGOLAHAN DATA

                      Berat gula yg
No     Larutan                                 Mol gula         Titik Didih           ∆T
                      ditambahkan (g)
1      A              0,0                      0,00             99,6                  0,0
2      B              10,0                     0,0292           101,5                 1,9
3      C              30,0                     0,0877           102,7                 3,1
4      D              50,0                     0,1460           103,1                 3,5



Gambar        : grafik konsentrasi larutan gula dengan titik didih larutan

Model pembelajaran berbasis inkuiri dalam eksperimen diagram Vee.

          Model Pembelajaran eksperimen Diagram Vee menerapkan proses inkuiri dengan cara
belajar siswa yang aktif dimana siswa melakukan berbagai aktivitas ilmiah untuk membentuk
hasil belajar dengan melalui serangkaian langkah-langkah sistematis yang dimulai dari
merumuskan masalah hingga mendapatkan jawaban atas masalah.

Digram Vee merupakan usaha untuk membantu para siswa memahami kegiatan Laboratorium .
Penata grafik (graphic organizer) yang berbentuk huruf V untuk menghubungkan pengetahuan
teoretis dan keterampilan dalam laboratorium dapat dilihat pada Gambar 1 yang bersumber pada
Roth & Verechaka (1993 dalam Doran, Chan, dan Tamir 1998).

          Seperti Nampak pada gambar 1, di bagian tengah dari bentuk V adalah tempat untuk
pertanyaan focus. Pertanyaan focus merupakan hal terpenting sebab pertanyaan inilah yang
menjadi titik tolak dari kegiatan eksperimen

G. KESIMPULAN

Ada korelasi antara konsentrasi larutan gula dengan titik didih larutan.

Penambahan gula dalam air akan menaikkan titik didihnya.

Jika konsentrasi larutan makin besar, titik didih larutan makin tinggi.

H. SUMBER KESALAHAN

   1. Gula yang digunalkan tidak murni
   2. Air yang digunakan bukan hasil destilasi
   3. Termometer yang digunakan menyentuh dasar beaker, sehingga suhu yang diukur tidak
      akurat.
   4. Saat air mendidih konsentrasi larutan secara bertahap akan berubah.



Kesimpulan

Model pembelajaran berbasis inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan proses
untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Agar penerapan strategi inkuiri dapat berhasil dengan baik, maka guru perlu memahami
beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri antara lain sebagai
berikut:

       Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk
       pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru. Pada tahap awal,
       masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur, tidak open-ended (ujung terbuka)
       dan jawabannya tidak bias.
Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya. Dalam
       hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa mungkin
       akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat mengalami hambatan jika tidak dibantu
       oleh guru.
       Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu,
       guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara
       melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan
       wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari dan diperolehnya sendiri.
       Siswa harus diberikan kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil
       kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa betul-betul
       sudah tidak mampu memecahkan masalahnya.
       Siswa diberikan waktu cukup untuk bekerja berdasarkan pendekatan baru secara
       individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat
       membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah.

Banyak model pembelajaran konstruktivisme yang menerapkan inkuiri antara lain LC (Learning
Cycle), Diagram Vee, PBL (Problem Based Learning) dan lainnya.

Daftar Rujukan

Arends, R.I. 1997. Classroom Instructional and management. New York: McGraw-Hill
Comapny Inc.

Arends, R.I. 2002. Learning To Teach. New York: McGraw-Hill Comapny Inc.

Carin A.A. 1993. Guided Discovery Activities for Elementary Schools Science 3rd. Edition New
York: Macmillan Publishing Company.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta: Puslitbang Depdiknas.

I Wayan Dasna dan Sutrisno. 2006. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam
Pembelajaran Kimia. UM

Joyce, B Weil dan Shower B. 2000. Models of Teaching. Fourth Edition. Massachusettes: Allyn
and Bacon Publishing Company.
1. A.     Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.
Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi
dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa
dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya
memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan
sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).



Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber
informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang
telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000)

Siklus inkuiri atau inquiry cycle tidak hanya berguna bagi siswa saat proses pembelajaran tapi
juga bagi guru. Sebagai contoh, sebelum memulai suatu aktivitas mengajar, guru dapat berpikir
berdasarkan urutan-urutan yang ada:

         Mengidentifikasi masalah; Apa yang saya kehendaki? Tujuan apa yang ingin siswa/i
         capai? Kendala apa yang kiranya akan saya hadapi? Bagaimana cara agar masing-masing
         anak dengan tingkat intelijen yang berbeda dapat mencapai tujuan yang sama?
         Membuat pertanyaan; Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat memancing
         keinginantahuan siswa/i?
         Menetapkan sasaran; Bagaimana cara menetapkan sasaran? Kendala apa saja yang
         kiranya akan dihadapi dalam menetapakan sasaran?
         Membuat rancangan kerja; Strategi apa yang cocok untuk diterapkan ke sebagian besar
         anak? Bagaimana sistem penilaian yang sesuai? Bagaimana cara melibatkan siswa dalam
         menentukan kriteria penilaian? Berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk
         menyelesaikannya?

         Setelah memikirkan 4 kategori diatas tadi, barulah guru masuk pada tahap berikutnya
yaitu:

         Mengambil tindakkan; Melakukan kegiatan belajar mengajar, mengajak siswa/i untuk
         melakukan proses inkuiri berbekal dengan “rancangan” di atas.
Setelah kelima tahap dalam siklus inkuiri selesai, biasanya guru mengajak siswa/i untuk
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran mereka. Dengan begitu siswa/i dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri mereka masing-masing. Begitu juga yang perlu dilakukan guru.

         Menganalisa dan megevaluasi hasil; Apakah hal-hal baik dari kegiatan ini? Adakah hal-
         hal yang tidak berjalan sesuai rencana saya? Kendala-kendala apa yang terjadi dan tidak
         terpikirkan sebelumnya oleh saya? Bagaimana cara meningkatkan metode pengajaran
         agar lebih baik? Apakah materi yang ajarkan sudah memenuhi semua kebutuhan murid?
         Adakah cari lain dalam menyampaikan materi tsb?

 Melalui proses inkuri guru dapat merancang suasana/lingkungan pembelajaran yang kondusif
bagi siswa/i. Proses ini juga membantu guru untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran
tanpa menyimpang dari inti materi.




Komentar :
      No Komen : 1
      heru marsono :: 07-08-2012 23:53:59
       sangat menarik. tolong jika berkenan, saya dikirim tulisan tentang diagram v ke email
       saya ya bu . mksh
       no hp saya 085725961497
         :: Reply ::

          Iya nanti saya kirimkan ke email Bapak.
Nama        :

E-mail      :

Web         :
Komentar :




Masukkan kode pada gambar
[Emoticon]


    Pengumuman
    Link
    Komentator




                             [LENGKAP]

Kategori
    Kurikulum (6)
    Model Pembelajaran (5)
    PTK (2)
    Trik dan Tips (6)
    Tugas Siswa (11)

Artikel Popular
    KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) KTSP Revisi
    30-10-2012 11:26:42 (1)
    MODEL INKUIRI
    01-08-2012 22:48:17 (1)
    Cooperative Learning Model JIGSAW
    31-07-2012 22:22:55 (1)
    Tugas kelas XI IPA -Termokimia-
    31-07-2012 19:23:23 (1)

Artikel Terbaru
    KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) KTSP Revisi
    Kurikulum - 30-10-2012 11:26:42
PR. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN (3)
        Tugas Siswa - 18-10-2012 16:00:18
        PR SIFAT KOLIGATIF LARUTAN (2)
        Tugas Siswa - 17-10-2012 14:09:32
        PR SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
        Tugas Siswa - 17-10-2012 14:00:53
        ANALISIS SOAL UN
        Kurikulum - 13-10-2012 22:14:10

Pengunjung
        6325
Link Partner

        UNAIR
        ITS
        UM

Komentar Terbaru

        Cooperative Learning Model JIG ...
        Badrin Naim - 11-11-2012
        KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) K ...
        hasurungan tobing - 09-11-2012
        MODEL INKUIRI ...
        heru marsono - 07-08-2012

Arsip

        July 2012
        August 2012
        September 2012
        October 2012

Copyright © 2011 Unair | Designed by Free CSS Templates

More Related Content

What's hot

Pembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learningPembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learningDIKPORABANJARMANGU
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuanDesy Aryanti
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuanRisky Widodo
 
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
1.3b 3.1.2b discovery learning  fis1.3b 3.1.2b discovery learning  fis
1.3b 3.1.2b discovery learning fisPPKHBFISIKAPATI
 
Pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriPembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriSapiah Asri
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...nurwa ningsih
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learningMJUNAEDI1961
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningnurqomariah
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikayudith tae
 
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learningModifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learningnurafnisinaga
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientificDesy Aryanti
 
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...Matematika FKIP UHAMKA Jakarta, Indonesia
 
Pwer point evaluasi
Pwer point evaluasiPwer point evaluasi
Pwer point evaluasiMargembug
 
Bab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifikBab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifikanappgsm3T
 
Kajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learningKajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learningAyu Febriyanti
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery LearningNurrijal Jhi
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningsadiman dimas
 

What's hot (20)

Model Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran InquiryModel Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran Inquiry
 
Pembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learningPembelajaran discovery learning
Pembelajaran discovery learning
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
 
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
1.3b 3.1.2b discovery learning  fis1.3b 3.1.2b discovery learning  fis
1.3b 3.1.2b discovery learning fis
 
Pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiriPembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiri
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
4 modelnl
4 modelnl4 modelnl
4 modelnl
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
 
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learningModifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
Modifikasi Perwajahan Slide Kurikulum 2013-discovery learning
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientific
 
power poin discovery fitri
power poin discovery fitripower poin discovery fitri
power poin discovery fitri
 
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin U...
 
Pwer point evaluasi
Pwer point evaluasiPwer point evaluasi
Pwer point evaluasi
 
Bab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifikBab 3 pendekatan saintifik
Bab 3 pendekatan saintifik
 
Kajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learningKajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learning
 
Discovery Learning
Discovery LearningDiscovery Learning
Discovery Learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 

Viewers also liked

Tugas Kurikulum Pembelajaran
Tugas Kurikulum PembelajaranTugas Kurikulum Pembelajaran
Tugas Kurikulum Pembelajaranguest7238e63
 
Topik 3 media pengajaran
Topik 3   media pengajaranTopik 3   media pengajaran
Topik 3 media pengajaransevenshine
 
pembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensipembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensibambange
 
EDU3053- Topik 3: MEDIA PENGAJARAN
EDU3053-Topik 3: MEDIA PENGAJARANEDU3053-Topik 3: MEDIA PENGAJARAN
EDU3053- Topik 3: MEDIA PENGAJARANFarah Marzuki
 

Viewers also liked (6)

Tugas Kurikulum Pembelajaran
Tugas Kurikulum PembelajaranTugas Kurikulum Pembelajaran
Tugas Kurikulum Pembelajaran
 
ANSHIT zine #3
ANSHIT zine #3ANSHIT zine #3
ANSHIT zine #3
 
Topik 3 media pengajaran
Topik 3   media pengajaranTopik 3   media pengajaran
Topik 3 media pengajaran
 
pembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensipembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensi
 
EDU3053- Topik 3: MEDIA PENGAJARAN
EDU3053-Topik 3: MEDIA PENGAJARANEDU3053-Topik 3: MEDIA PENGAJARAN
EDU3053- Topik 3: MEDIA PENGAJARAN
 
Media pengajaran
Media pengajaranMedia pengajaran
Media pengajaran
 

Similar to MODEL INKUIRI

Ahapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiriAhapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiriSetio Adiatma
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningAndi Rafiah S
 
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptxK1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptxYolandaYol
 
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptxLANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptxNicoDiasTaroeno1
 
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...yunita M
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
 
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfKEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfayulusiyana
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learningAbang Takujeng
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningmirdaelisa
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningAndi Johar
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMJUNAEDI1961
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningZo Ri
 

Similar to MODEL INKUIRI (20)

Ahapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiriAhapan model pembelajaran inkuiri
Ahapan model pembelajaran inkuiri
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery Learning
 
LK 2.1.docx
LK 2.1.docxLK 2.1.docx
LK 2.1.docx
 
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptxK1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
K1A_INDRALAYA_PENDEKATAN SAINTIFK.pptx
 
Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2
 
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptxLANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptx
 
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
 
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfKEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret
 
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Scientific inquiry
Scientific inquiryScientific inquiry
Scientific inquiry
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
3.8. discovery learning
3.8. discovery learning3.8. discovery learning
3.8. discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 

MODEL INKUIRI

  • 1. Web Laksmi Purnayanti Education is not preparation for life, education is life itself Home Profil Pengumuman Galeri Login MODEL INKUIRI 01-08-2012 22:48:17, pada Model Pembelajaran MAKALAH model pembelajaran berbasis inkuiri Oleh: Laksmi Purnajanti
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuri, sama dengan kita mendefinisikan pendekatan pendidikan multi dimensi. Terdapat banyak intepretasi visi John Dewey ini, mulai dari konstruktivisme, pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis projek dan sebagainya, kita akhirnya akan menemukan bahwa inti dari inkuiri adalah proses yang berpusat pada siswa. Semua pembelajaran dimulai dengan pebelajar. Apa yang diketahui siswa dan apa yang ingin mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar utama pembelajaran. Pendekatan inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa, yaitu (1) secara instintif siswa selalu ingin tahu; (2) di dalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan idenya; (3) dalam membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat sesuatu; (4) siswa selalu mengekspresikan seni. Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran ini merupakan akhir dari paradigma kelas belajar melalui mendengar dan memberi mereka kesempatan mencapai tujuan yang nyata dan autentik. Bagi guru, pendidikan berbasis inkuri merupakan akhir dari paradigma berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi kolega dan mentor bagi siswanya. Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran melibatkan proses penyelidikan alam atau materi alam, dalam rangka menjawab pertanyaan dan melakukan penemuan melalui penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru.
  • 3. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran eksperimen yang berbasis inkuiri ? 2. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran diagram Vee yang berbasis inkuiri? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004). Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000) Siklus inkuiri atau inquiry cycle tidak hanya berguna bagi siswa saat proses pembelajaran tapi juga bagi guru. Sebagai contoh, sebelum memulai suatu aktivitas mengajar, guru dapat berpikir berdasarkan urutan-urutan yang ada: Mengidentifikasi masalah; Apa yang saya kehendaki? Tujuan apa yang ingin siswa/i capai? Kendala apa yang kiranya akan saya hadapi? Bagaimana cara agar masing-masing anak dengan tingkat intelijen yang berbeda dapat mencapai tujuan yang sama?
  • 4. Membuat pertanyaan; Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat memancing keingin tahuan siswa/i? Menetapkan sasaran; Bagaimana cara menetapkan sasaran? Kendala apa saja yang kiranya akan dihadapi dalam menetapakan sasaran? Membuat rancangan kerja; Strategi apa yang cocok untuk diterapkan ke sebagian besar anak? Bagaimana sistem penilaian yang sesuai? Bagaimana cara melibatkan siswa dalam menentukan kriteria penilaian? Berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya? Setelah memikirkan 4 kategori diatas tadi, barulah guru masuk pada tahap berikutnya yaitu: Mengambil tindakkan; Melakukan kegiatan belajar mengajar, mengajak siswa/i untuk melakukan proses inkuiri berbekal dengan “rancangan” di atas. Setelah kelima tahap dalam siklus inkuiri selesai, biasanya guru mengajak siswa/i untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran mereka. Dengan begitu siswa/i dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan diri mereka masing-masing. Begitu juga yang perlu dilakukan guru. Menganalisa dan megevaluasi hasil; Apakah hal-hal baik dari kegiatan ini? Adakah hal- hal yang tidak berjalan sesuai rencana saya? Kendala-kendala apa yang terjadi dan tidak terpikirkan sebelumnya oleh saya? Bagaimana cara meningkatkan metode pengajaran agar lebih baik? Apakah materi yang ajarkan sudah memenuhi semua kebutuhan murid? Adakah cari lain dalam menyampaikan materi tsb? Melalui proses inkuri guru dapat merancang suasana/lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi siswa/i. Proses ini juga membantu guru untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran tanpa menyimpang dari inti materi. 2.2 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pembelajaran berbasis inkuiri, polanya mengikuti metode sains, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar bermakna (University of Washington, 2001, Depdiknas, 2002). Inkuiri sebagai salah satu strategi pembelajaran mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu di dalam pembelajaran inkuiri guru harus selalu merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan penemuan di dalam mengajarkan materi pelajaran yang diajarkan. Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council (2000) adalah: (1) mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains; (2) mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan; (3) membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
  • 5. Melalui pembelajaran yang berbasis inkuiri, siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan. Pembelajaran berbasis inkuri memungkinkan siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan eksplorasi, akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang melibat matematika, bahasa, ilmu sosial, seni, dan juga teknik. Peran guru di dalam pembelajaran inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika diperlukan oleh siswa. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggungjawab penuh terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sehingga tidak menganggu proses belajar siswa. Menurut Pavelich & Abraham (1979:100), pembelajaran dengan metode inkuiri dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu inkuiri bebas (free inquiry) dan inkuiri terbimbing (guided inquiry). Pembelajaran dengan menggunakan inkuiri bebas, siswa diberi kebebasan untuk memilih masalah, merencanakan eksperimen, menganalisa data, dan menyimpulkan. Pembelajaran dengan inkuiri terbimbing, pemilihan masalah dan rencana eksperimen dilakukan oleh guru, sedangkan analisa data dan membuat kesimpulan dilakukan oleh siswa. Menurut Callahan, et all (1992), terdapat tingkatan (3) tingkatan pembelajaran inkuiri yaitu 1) inkuiri tingkat 1 disebut inkuiri terbimbing, dalam pembelajaran ini guru memberikan masalah untuk dipecahkan oleh siswa, guru juga banyak memberikan tuntunan atau petunjuk dalam proses pemecahan masalah; 2) inkuiri tingkat 2 disebut inkuiri sebenarnya, dalam pembelajaran siswa merancang dan memutuskan proses percobaan, guru menekankan pada sifat sementara berbagai kesimpulan, sehingga kesimpulan bias direvisi jika terdapat data-data baru; 3) inkuiri tingkat 3, dalam pembelajaran ini siswa mengidentifikasi masalah, menentukan proses pemecahan masalah dan mengambil kesimpulan. Banyak model pembelajaran konstruktivisme yang menerapkan inkuiri antara lain LC (Learning Cycle), Diagram Vee, PBL (Problem Based Learning) dan lainnya Dalam makalah ini akan dipaparkan secara khusus untuk model pembelajaran berbasis inkuiri antara lain dalam sebuah percobaan/eksperimen kimia dan diagram vee. 2.2 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam sebuah percobaan/eksperimen kimia Eksperimen bisa dilakukan siswa di dalam laboratorium maupun di luar laboratoriun. Eksperimen berbasis inquiri menitik beratkan pada aktivitas siswa sebagai pelaku eksperimen. Dalam hal ini siswa dituntut aktif terlibat dalam setiap langkah kegiatan eksperimen dengan melakukan metode ilmiah, mulai dari merancang prosedur sampai menyimpulkan hasil percobaan. Sedangkan guru atau instruktur praktikum lebih bertindak sebagai fasilitator. Agar kegiatan belajar dengan eksperimen ini dapat berjalan optimal maka untuk setiap topik praktikum harus dipandu dengan 3 jenis panduan (Ibnu 2006) yaitu: 1. Lembar eksperimen 2. Catatan untuk guru atau intruktur
  • 6. 3. Contoh laporan praktikum Lembar eksperimen yang berisi segala sesuatu yang berkaitan dengan eksperimen diberikan siswa sebelum merancang dan melaksanakan eksperimen, sedangakan catatan guru atau instruktur dan contoh laporan praktikum diberikan guru atau intruktur digunakan untuk modal bertindak sebagai fasilitator dalam memandu kegiatan praktikum 2.2.1 Lembar Eksperimen Lembar eksperimen merupakan alat untuk mengarahkan secara singkat kepada siswa untuk melaksanakan eksperimen. Lembar eksperimen ini berisi tentang tujuan eksperimen, latar belakang informasi dari topik yang akan dipelajari siswa, informasi tentang keselamatan kerja dan pertanyaan pengayaan. Dalam hal-hal tertentu juga diberikan garis besar prosedur praktikum, jika dalam eksperimen dimungkinkan ada bahaya yang memerlukan teknik khusus untuk menanganinya. 2.2.2 Catatan untuk Guru atau Instruktur Catatan untuk guru atau instruktur memberikan informasi lengkap tentang eksperimen yang akan dilakukan oleh siswa. Informasi yang terdapat dalam catatan guru meliputi: 1. Pilihan Tujuannya adalah memberikan pilihan atau alternatif pada saat melaksanakan eksperimen. Pilihan ini digunakan untuk mengatur eksperimen sesuai dengan tingkatan kelas, mempersiapkan eksperimen lanjutan atau kesempatan yang mungkin untuk menggali kreatifitas siswa. 1. Catatan Bagian ini berisi informasi di mana bahan-bahan dapat dibeli atau diperoleh petunjuk pertolongan dan informasi latar belakang lain yang berguna agar dapat melakukan eksperimen dengan berhasil. 1. Waktu Waktu yang terdapat pada catatan guru menunjukkan waktu rata-rata untuk melakukan eksperimen, sedangkan dalam pelaksanaan eksperimen waktu ini tergantung pada kesiapan dan daya kreatifitas siswa, tingkat pemahaman siswa terhadap prosedur yang dikembangkan, peralatan yang digunakan serta kekomplekan prosedur yang dikembangkan. 1. Kelompok Bagian ini berisi saran mengenai jumlah siswa dalam tiap kelompok. Bekerja secara kelompok atau kooperatif ini berguna untuk mengembangkan prosedur yang rumit. Dalam hal ini siswa akan berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai hal-hal yang akan dilakukan dalam praktikum.
  • 7. 1. Bahan Bagian ini memuat bahan-bahan yang bisa digunakan siswa untuk melakukan eksperimen. Daftar ini berguna untuk mempertimbangknan kesesuaian antara jumlah peralatan yang tersedia di laboratorium dengan jumlah kelompok siswa yang akan melakukan eksperimen untuk kelancaran pelaksanaan eksperimen. 1. Contoh prosedur Bagian ini memuat prosedur baku sebagai pembanding prosedur yang dikembangkan oleh siswa. Contoh prosedur ini bukanlah satu satunya prosedur yang benar dan kreativitas siswa dalam mengembangkan prosedur tentu akan medapatkan penghargaan. Contoh prosedur ini hanya digunakan untuk pertimbangan saat siswa berkonsultasi tentang prosedur yang dikembangkan. 1. Tindakan Keselamatan Tindakan keselamatan ditekankan pada tindakan preventif dalam menangani bahan kimia atau dalam melaksanakan eksperimen. 1. Keselamatan Umum, Miskonsepsi, Prosedur dan Perhitungan Bagian ini berisi kemungkinan kesalahan yang mungkin dapat terjadi selama siswa menjalankan eksperimen dan menganalisa hasil eksperimen. Dengan mengetahui kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi guru dapat membantu siswa untuk meminimalkan terjadinya miskonsepsi, kesalahan prosedural dan kesalahan analisis. 1. Laporan Praktikum Laporan praktikum pada catatan guru berisi bagian-bagian penting dari eksperimen yang perlu ada pada laporan praktikum yang ditulis siswa dan digunakan sebagai pembanding dari laporn praktikum yang sebenarnya yang ditulis oleh siswa. 1. Jawaban pertanyaan Jawaban pertanyaan pada catatan guru dimaksudkan sebagai kunci jawaban atas jawaban pertanyaan yang ditulis siswa pada laporan praktikum yang sebenarnya. 1. Bacaan lanjutan Bagian ini berisi informasi lebih lanjut yang terkait dengan topik praktikum yang dapat diperoleh dari bahan pustaka atau referensi. 2.2.3 Contoh Laporan Praktikum Bagian ini digunakan sebagai pembanding dari laporan praktikum yang sebenarnya yang ditulis oleh siswa. Contoh laporan praktikum ini berisi data sebenarnya yang dilakukan dengan
  • 8. menggunakan prosedur praktikum standar. Aktivitas guru atau instruktur sebagai pemandu dan evaluator dalam memfasilitasi kegiatan yang dilakukan siswa yang meliputi antara lain mengenalkan berbagai sarana laboratoriun, mendiskusikan kelayakan prosedur praktikum yang dibuat siswa dan mengevaluasi laporan praktikum. Sebelum memulai praktikum siswa harus sudah mengenal dengan baik, trampil atau terbiasa dengan: 1. Informasi keselamatan kerja dan prosedur keselamatan kerja di laboratorium. 2. Lokasi dan penggunaan keselamatan kerja 3. Terampil merawat dan menggunakan neraca 4. Terampil merawat pembakar bunsen dan pemanas elektrik 5. Terampil menggunakan dan merawat peralatan dasar laboratorium Sebelum melakukan kegiatan laboratorium, prosedur yang dikembangkan siswa harus mendapatkan persetujuan dari guru atau instruktur praktikum. Dasar pertimbangan guru/intruktur untuk menyetujui prosedur praktikum yang dikembangkan siswa antara lain: 1. Pastikan prosedur yang dikembangkan tidak menimbulkan resiko keselamatan kerja 2. Menyadari bahwa setiap siswa atau kelompok memiliki gaya menulis tersendiri dalam menulis prosedur praktikum. Memahami keragaman gaya menulis prosedur oleh siswa harus menjadi bagian yang tak terpishkan dalam menyetujui praktikum yang dikembangkan siswa. 3. Putuskan bahwa prosedur yang disetujui adalah prosedur yang benar-benar akan menghasilkan data yang bermakna yang dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan 4. Siswa memiliki kebebasan untuk memperbaiki prosedurnya jika mereka menemukan kesalahan setelah memulai praktikumnya 5. Pertimbangkan untuk tidak memberikan bahan kimia dan bahan lainnya sampai prosedur yang dikembangkan dapat disetujui Laporan praktikum dapat ditulis tiap siswa atau tiap kelompok. Laporan yang dibuat secara perorangan memberikan hasil belajar lebih dibandingkan yang dibuat kelompok. Dengan menulis laporan siswa berlatih mengkomunikasikan hasil penemuan ilmiah yang didalamnya terkandung ketrampilan menuliskan data hasil penemuan, kemampuan dan ketrampilan melakukan analisis data dan menarik kesimpulan yang merupakan kebenaran ilmiah, serta meramalkan sumber-sumber kesalahan yang mungkin terjadi. Apabila laporan dibuat oleh kelompok maka guru/instruktur harus bisa meyakinkan bahwa laporan dibuat dari hasil kerja dan gagasan dari semua anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas hasil perhitungan, kesimpulan, sumber-sumber kesalahan yang ditulis dalam laporan. Beberapa aspek penting yang harus ada dalam laporan adalah: 1. Judul, ditulis sama dengan yang ada pada lembar eksperimen 2. Tujuan, bisa ditulis ulang dari lembar eksperimen 3. Bahan, berisi bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen
  • 9. 4. Prosedur, dituliskan langkah-langkah yang menunjukan prosedur yang diikuti dalam nenjalankan eksperimen 5. Data, berupa data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari percobaan. Data eksperimen biasanya diorganisasi dalam bentuk tabel 6. Perhitungan, menggambarkan proses pengolahan data, termasuk satuan dan angka bermakna yang digunakan 7. Grafik, grafik hanya diperlukan untuk percobaan-percobaan tertentu 8. Kesimpulan dan sumber kesalahan, berisi pernyatan verbal atas interpretasi hasil perhitungan dan kemungkinan sumber potensial yang menyebabkan kesalahan hasil eksperimen 9. Prosen kesalahan, menggambarkan prosen kesalahan dari hasil eksperimen Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menilai atau mengevaluasi laporan yang dibuat siswa adalah sebagai berikut: 1. Apakah tujuan eksperimen dirumuskan dengan jelas 2. Apakah prosedur yang dikembangkan sesuai dengan tujuan praktikum 3. Apakah prosedur yang dikembangkan sudah sistematis, mudah diulang oleh orang lain tanpa menimbulkan salah interpretasi 4. Apakah data pengukuran sudah dicatat dengan benar, termasuk menyertakan angka bermakna dan satuan 5. Apakah data hasil eksperimen ditampilkan dengan jelas dan rapi 6. Apakah data yang ditampilkan bermakna dan reliable 7. Apakah perhitungan yang dilakukan terorganisir secara jelas 8. Apakah kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan tujuan 9. Apakah kesimpulan sejalan dengan hasil eksperimen 10. Apakah pertanyaan-pertanyaan telah dijawab dengan benar 2.3 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Eksperimen Diagram Vee. Model Pembelajaran eksperimen Diagram Vee menerapkan proses inkuiri dengan cara belajar siswa yang aktif dimana siswa melakukan berbagai aktivitas ilmiah untuk membentuk hasil belajar dengan melalui serangkaian langkah-langkah sistematis yang dimulai dari merumuskan masalah hingga mendapatkan jawaban atas masalah. Digram Vee merupakan usaha untuk membantu para siswa memahami kegiatan Laboratorium . Penata grafik (graphic organizer) yang berbentuk huruf V untuk menghubungkan pengetahuan teoretis dan keterampilan dalam laboratorium dapat dilihat pada Gambar 1 yang bersumber pada Roth & Verechaka (1993 dalam Doran, Chan, dan Tamir 1998). Seperti Nampak pada gambar 1, di bagian tengah dari bentuk V adalah tempat untuk pertanyaan focus. Pertanyaan focus merupakan hal terpenting sebab pertanyaan inilah yang menjadi titik tolak dari kegiatan eksperimen
  • 10. BAB III CONTOH KEGIATAN PRAKTIKUM BERBASIS INQUIRI 3.1 Lembar Kerja Siswa Judul: Pengaruh Konsentrasi Terhadap Titik Didih Larutan Gula Tujuan: Mempelajari pengaruh konsentrasi molal pada titik didih larutan gula Latar belakang: Penambahan zat terlarut ke dalam pelarut tertentu menghasilkan beberapa perubahan sifat-sifat dari pelarut. Akibat terlarutnya zat terlarut dalam pelarut akan menyebabkan perubahan tekanan uap, titik beku dan titik didih pelarut. Perubahan ini disebut sifat koligatif larutan, karena hanya tergantung pada jumlah zat terlarut dan tidak tergantung pada identitas (jenis) partikel yang ada dalam larutan. Dalam eksperimen akan ditentukan hubungan antara konsentrasi molal dari larutan gula dengan titik didihnya. Rumus kimia dari gula atau sukrosa adalah C12H22O11 Prosedur: Sebelum menjalankan eksperimen konsultasikan lebih dahulu prosedur eksperimen yang Anda kembangkan kepada guru atau instruktur praktikum. Rancanglah eksperimen untuk menentukan hubungan antara konsentrasi molal larutan gula dengan titik didihnya. Informasi umum keselamatan kerja: 1. Jika Anda menggunakan hot plate sebagai pemanas, lakukan dengan hati-hati, jangan sampai butiran gula yang jatuh ke permukaan hot plate, karena dapat menimbulkan kebakaran. Angkat beaker glass dengan menggunakan lap kain dari permukaan hot plate sebelum penambahan gula ke dalamnya
  • 11. 2. Setelah mencermati atau mereview prosedur yang Anda kembangkan, guru/instruktur akan berdiskusi dengan Anda tentang berbagai prosedur keselamatan kerja yang lebih spesifik terkait dengan percobaan yang akan Anda lakukan Pertanyaan: 1. Apakah pengaruh konsentrasi terhadap tekanan uap dan titik beku pelarut? Mengapa zat anti beku banyak digunakan oleh kendaraan bermotor di Eropa pada musim dingin? Apakah zat terlarut yang banyak digunakan sebagai zat anti beku? Mengapa zat anti beku pada radiator mobil harus diperiksa secara periodik? Catatan untuk guru Dalam percobaan ini diharapkan siswa menemukan pengaruh konsentrasi molal larutan terhadap titik didihnya. Percobaan ini akan berjalan dengan baik jika siswa telah mempelajari sifat-sifat larutan, satuan konsentrasi dan sifat koligatif larutan. Guru dapat menggunakan aktivitas laboratorium ini untuk mengkonfirmasikan hubungan antar variabel yang telah dipelajarinya di kelas satu digunakan untuk mengantarkan siswa untuk mempelajari sifat-sifat koligatif larutan. Prosedur yang ditulis siswa hendaknya diarahkan untuk menentukan hubungan konsentrasi molal dengan titik didih. Akan tetapi dengan jumlah siswa yang banyak dimungkinkan untuk menetapkan hubungan matematika antar dua variable. Dapat pula siswa mengembangkan prosedur untuk menghitung tetapan titik didih molal pelarut (air) yang besarnya adalah 0,52oC m-1. 1. Pilihan 1. Siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan cara-cara spesifik menentukan hubungan matematika antar variabel atau untuk menghitung tetapan titik didih molal pelarut. 2. Siswa dapat mengulang percobaan dengan menggunakan NaCl sebagai pengganti gula, jika ingin memahami sifat koligatif larutan elektrolit. 3. Siswa juga dapat diarahkan untuk menentukan hubungan antara konsentrasi molal dengan titik beku larutan gula. 2. Catatan 1. Siswa dimungkinkan membuktikan bahwa seluruh sampel gula yang diberikan padanya dapat larut semuanya dalam sejumlah volume air, sebelum ditetapkan nilai titik didihnya. Instruktur dapat memberikan tambahan gula pada siswa untuk mennjukkan harga kelarutan. 2. Setelah dilakukan pengukuran titik didih pertama, dimungkinkan siswa menambahkan gula pada larutan yang telah diukur titik didihnya untuk dasar pengukuran titik didih sampel kedua, dengan alasan agar menghemat waktu percobaan. Dalam hal ini siswa tidak mempertimbangkan hilangnya sejumlah volume air selama proses pendidihan
  • 12. sebelumnya, sehingga akan dimungkinkan terjadi penyimpangan data yang diperoleh. Seyogyanya untuk setiap perlakuan sampel dengan konsentrasi gula yang berbeda dimulai dari suhu kamar 3. Untuk menghemat waktu pelaksanaan percobaan, setiap siswa yang tergabung dalam satu kelompok melaksanakan satu percobaan, sehingga untuk kelompok 3 anggota dapat melakukan 3 percobaan dengan konsentrasi gula yang berbeda dalam waktu yamg bersamaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat melakukan pengukuran suhu didih harus menggunakan termometer yang sama. 4. Makin besar volume air yang digunakan akan makin banyak waktu yang digunakan untuk mencapai suhu didih. Pada siswa disarankan untuk menggunakan air sebagai pelarut sekitar 250 ml. 3. Waktu Pelaksanaan Waktu yang digunakan untuk merancang dan menetapkan kelayakan prosedur yang dikembangkan praktikan sangat tergantung pada kreativitas dan kekomplekan prosedur. Diperkirakan waktu rata-rata untuk percobaan ini adalah: 1. Waktu untuk merancang dan meneliti kelayakan prosedur 15-25 menit 2. Waktu untuk melaksanakan percobaan 30-50 menit 4. Jumlah siswa dalam Satu Kelompok Kelompok yang terdiri dari 3 siswa adalah cukup efektif untuk bisa bekerja dengan baik 5. Bahan untuk Tiap Kelompok 1. Perangkat keselamatan kerja untuk laboratorium, gogel (kaca mata), sarung tangan dan kain lap. 2. Perangkat dan bahan (tersedia dalam jumlah cukup): sukrosa (gula meja), pemanas (hot plate), beaker glass 250-600 ml, gelas ukur 100ml, cawan timbang (watch glass) atau kertas timbang, neraca analitik atau non analitik, termometer, batang pengaduk 6. Prosedur 1. Beberapa siswa merancang eksperimen dengan 3-4 macam berat gula yang berbeda dilarutkan dlam volume air yang sama, kemudian masing-masing ditetapkan titik didihnya. Rancangan prosedur yang seperti ini diharapkan menghasilkan data pengamatan yang valid. 2. Beberapa kelompok lainnya merancang hanya satu macam berat gula yang dilarutkan dalam sejumlah volume air. Setelah diukur titik didihnya, kemudian ditambah sejumlah berat tertentu gula untuk digunakan memperoleh data selanjutnya. Rancangan prosedur yang seperti ini kurang dapat diharapkan menghasiklan data pengamatan yang valid, karena volume air yang menguap tidak diperhitungkan.
  • 13. 3. Beberapa kelompok lain merancang 3-4 sampel percobaan dengan satu macam berat gula yang dilarutkan dalam sejumlah volume yang berbeda-beda. Tiap-tiap perlakuan kemudian diukur titik didihnya. Rancangan prosedur yang seperti ini dapat diharapkan menghasilkan data pengamatan yang valid 7. Kesalahan Konsep. Prosedur dan Perhitungan 1. Siswa tidak mencatat titik didih air murni, sehingga tidak dapat menetapkan ∆T dari titik didih 2. Siswa menganggap titik didih air murni adalah 100oC, serta tidak memeriksa kaliberasi dari termometer 3. Siswa lupa bahwa 1 ml air beratnya 1 g atau 1x10-3kg, sehingga gagal mengkonversi volume menjadi berat. Akibatnya siswa tidak mampu menghitung konsentrasi molal larutan 3.2 Laporan Praktikum Ada berbagai versi laporan praktikum yang dapat dikembangkan oleh siswa. Walaupun demikian tetap selalu mencakup hal-hal yang pokok yaitu: judul, tujuan, bahan, cara kerja, data percobaan, perhitungan dan atau grafik, kesimpulan dan jawaban pertanyaan. 9. Jawaban pertanyaan 1. Penambahan zat terlarut pada pelarut menyebabkan penurunan tekanan uap dan penurunan titik beku pelarut 2. Zat anti beku menurunkan titik beku pelarut (air). Zat anti beku yang banyak digunakan adalah etilen glikol. Perlunya diperiksa secara periodik adalah untuk mengwetahui konsentrasinya. Jika konsentrasi semakin encer tidak efektif melindungi mesin. Contoh Laporan Praktikum A. JUDUL Pengaruh Konsentrasi pada Titik Didih Larutan Gula B. TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi molal pada titik didih larutan gula C. BAHAN-BAHAN: 1. Perangkat keselamatan :gogel, sarung tangan, lap 2. Bahan Kimia: sukrosa
  • 14. 3. Peralatan Laboratorium: beaker glass 400 ml, hot plate, neraca, cawan timbang, gelas ukur 100 ml, termometer dan batang pengaduk D. PROSEDUR 1. Mengukur 200 ml air dituangkan dalam beaker glass 400 ml 2. Memanaskan air hingga mulai mendidih dengan mengukur suhu dididhnya 3. Mengukur 200 ml air dituangkan dalam beaker glass 400 ml, kemudian ditambahkan 10 g sukrosa 4. Memanaskan larutan hingga mulai mendidih dan mengukur suhu didihnya 5. Mengulang langkah 3 dan 4 dengan mengganti 10 g sukrosa dengan 30 g dan 50 g sukrosa E. DATA PERCOBAAN No Larutan Berat gula yang ditambahkan (g) Titik didih 1 A 0,0 99,6 2 B 10,0 101,5 3 C 30,0 102,7 4 D 50,0 103,1 F. PENGOLAHAN DATA Berat gula yg No Larutan Mol gula Titik Didih ∆T ditambahkan (g) 1 A 0,0 0,00 99,6 0,0 2 B 10,0 0,0292 101,5 1,9 3 C 30,0 0,0877 102,7 3,1 4 D 50,0 0,1460 103,1 3,5 Gambar : grafik konsentrasi larutan gula dengan titik didih larutan Model pembelajaran berbasis inkuiri dalam eksperimen diagram Vee. Model Pembelajaran eksperimen Diagram Vee menerapkan proses inkuiri dengan cara belajar siswa yang aktif dimana siswa melakukan berbagai aktivitas ilmiah untuk membentuk
  • 15. hasil belajar dengan melalui serangkaian langkah-langkah sistematis yang dimulai dari merumuskan masalah hingga mendapatkan jawaban atas masalah. Digram Vee merupakan usaha untuk membantu para siswa memahami kegiatan Laboratorium . Penata grafik (graphic organizer) yang berbentuk huruf V untuk menghubungkan pengetahuan teoretis dan keterampilan dalam laboratorium dapat dilihat pada Gambar 1 yang bersumber pada Roth & Verechaka (1993 dalam Doran, Chan, dan Tamir 1998). Seperti Nampak pada gambar 1, di bagian tengah dari bentuk V adalah tempat untuk pertanyaan focus. Pertanyaan focus merupakan hal terpenting sebab pertanyaan inilah yang menjadi titik tolak dari kegiatan eksperimen G. KESIMPULAN Ada korelasi antara konsentrasi larutan gula dengan titik didih larutan. Penambahan gula dalam air akan menaikkan titik didihnya. Jika konsentrasi larutan makin besar, titik didih larutan makin tinggi. H. SUMBER KESALAHAN 1. Gula yang digunalkan tidak murni 2. Air yang digunakan bukan hasil destilasi 3. Termometer yang digunakan menyentuh dasar beaker, sehingga suhu yang diukur tidak akurat. 4. Saat air mendidih konsentrasi larutan secara bertahap akan berubah. Kesimpulan Model pembelajaran berbasis inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Agar penerapan strategi inkuiri dapat berhasil dengan baik, maka guru perlu memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri antara lain sebagai berikut: Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru. Pada tahap awal, masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur, tidak open-ended (ujung terbuka) dan jawabannya tidak bias.
  • 16. Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya. Dalam hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa mungkin akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat mengalami hambatan jika tidak dibantu oleh guru. Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari dan diperolehnya sendiri. Siswa harus diberikan kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa betul-betul sudah tidak mampu memecahkan masalahnya. Siswa diberikan waktu cukup untuk bekerja berdasarkan pendekatan baru secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah. Banyak model pembelajaran konstruktivisme yang menerapkan inkuiri antara lain LC (Learning Cycle), Diagram Vee, PBL (Problem Based Learning) dan lainnya. Daftar Rujukan Arends, R.I. 1997. Classroom Instructional and management. New York: McGraw-Hill Comapny Inc. Arends, R.I. 2002. Learning To Teach. New York: McGraw-Hill Comapny Inc. Carin A.A. 1993. Guided Discovery Activities for Elementary Schools Science 3rd. Edition New York: Macmillan Publishing Company. Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta: Puslitbang Depdiknas. I Wayan Dasna dan Sutrisno. 2006. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pembelajaran Kimia. UM Joyce, B Weil dan Shower B. 2000. Models of Teaching. Fourth Edition. Massachusettes: Allyn and Bacon Publishing Company.
  • 17. 1. A. Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004). Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000) Siklus inkuiri atau inquiry cycle tidak hanya berguna bagi siswa saat proses pembelajaran tapi juga bagi guru. Sebagai contoh, sebelum memulai suatu aktivitas mengajar, guru dapat berpikir berdasarkan urutan-urutan yang ada: Mengidentifikasi masalah; Apa yang saya kehendaki? Tujuan apa yang ingin siswa/i capai? Kendala apa yang kiranya akan saya hadapi? Bagaimana cara agar masing-masing anak dengan tingkat intelijen yang berbeda dapat mencapai tujuan yang sama? Membuat pertanyaan; Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat memancing keinginantahuan siswa/i? Menetapkan sasaran; Bagaimana cara menetapkan sasaran? Kendala apa saja yang kiranya akan dihadapi dalam menetapakan sasaran? Membuat rancangan kerja; Strategi apa yang cocok untuk diterapkan ke sebagian besar anak? Bagaimana sistem penilaian yang sesuai? Bagaimana cara melibatkan siswa dalam menentukan kriteria penilaian? Berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya? Setelah memikirkan 4 kategori diatas tadi, barulah guru masuk pada tahap berikutnya yaitu: Mengambil tindakkan; Melakukan kegiatan belajar mengajar, mengajak siswa/i untuk melakukan proses inkuiri berbekal dengan “rancangan” di atas.
  • 18. Setelah kelima tahap dalam siklus inkuiri selesai, biasanya guru mengajak siswa/i untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran mereka. Dengan begitu siswa/i dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan diri mereka masing-masing. Begitu juga yang perlu dilakukan guru. Menganalisa dan megevaluasi hasil; Apakah hal-hal baik dari kegiatan ini? Adakah hal- hal yang tidak berjalan sesuai rencana saya? Kendala-kendala apa yang terjadi dan tidak terpikirkan sebelumnya oleh saya? Bagaimana cara meningkatkan metode pengajaran agar lebih baik? Apakah materi yang ajarkan sudah memenuhi semua kebutuhan murid? Adakah cari lain dalam menyampaikan materi tsb? Melalui proses inkuri guru dapat merancang suasana/lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi siswa/i. Proses ini juga membantu guru untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran tanpa menyimpang dari inti materi. Komentar : No Komen : 1 heru marsono :: 07-08-2012 23:53:59 sangat menarik. tolong jika berkenan, saya dikirim tulisan tentang diagram v ke email saya ya bu . mksh no hp saya 085725961497 :: Reply :: Iya nanti saya kirimkan ke email Bapak. Nama : E-mail : Web : Komentar : Masukkan kode pada gambar
  • 19. [Emoticon] Pengumuman Link Komentator [LENGKAP] Kategori Kurikulum (6) Model Pembelajaran (5) PTK (2) Trik dan Tips (6) Tugas Siswa (11) Artikel Popular KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) KTSP Revisi 30-10-2012 11:26:42 (1) MODEL INKUIRI 01-08-2012 22:48:17 (1) Cooperative Learning Model JIGSAW 31-07-2012 22:22:55 (1) Tugas kelas XI IPA -Termokimia- 31-07-2012 19:23:23 (1) Artikel Terbaru KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) KTSP Revisi Kurikulum - 30-10-2012 11:26:42
  • 20. PR. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN (3) Tugas Siswa - 18-10-2012 16:00:18 PR SIFAT KOLIGATIF LARUTAN (2) Tugas Siswa - 17-10-2012 14:09:32 PR SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Tugas Siswa - 17-10-2012 14:00:53 ANALISIS SOAL UN Kurikulum - 13-10-2012 22:14:10 Pengunjung 6325 Link Partner UNAIR ITS UM Komentar Terbaru Cooperative Learning Model JIG ... Badrin Naim - 11-11-2012 KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) K ... hasurungan tobing - 09-11-2012 MODEL INKUIRI ... heru marsono - 07-08-2012 Arsip July 2012 August 2012 September 2012 October 2012 Copyright © 2011 Unair | Designed by Free CSS Templates