Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran berbasis inkuiri, khususnya melalui eksperimen kimia dan diagram Vee. Inkuiri didefinisikan sebagai proses penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru, dengan mengikuti metode ilmiah. Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan menemukan pengetahuan melalui proses penyelidikan. Guru berperan sebagai fasilitator.
1. Web Laksmi Purnayanti
Education is not preparation for life, education is life itself
Home
Profil
Pengumuman
Galeri
Login
MODEL INKUIRI
01-08-2012 22:48:17, pada Model Pembelajaran
MAKALAH
model pembelajaran berbasis inkuiri
Oleh:
Laksmi Purnajanti
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuri, sama dengan kita mendefinisikan pendekatan
pendidikan multi dimensi. Terdapat banyak intepretasi visi John Dewey ini, mulai dari
konstruktivisme, pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis projek dan sebagainya,
kita akhirnya akan menemukan bahwa inti dari inkuiri adalah proses yang berpusat pada siswa.
Semua pembelajaran dimulai dengan pebelajar. Apa yang diketahui siswa dan apa yang ingin
mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar utama pembelajaran.
Pendekatan inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa, yaitu (1) secara instintif
siswa selalu ingin tahu; (2) di dalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan
mengkomunikasikan idenya; (3) dalam membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat
sesuatu; (4) siswa selalu mengekspresikan seni. Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran
ini merupakan akhir dari paradigma kelas belajar melalui mendengar dan memberi mereka
kesempatan mencapai tujuan yang nyata dan autentik. Bagi guru, pendidikan berbasis inkuri
merupakan akhir dari paradigma berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi
kolega dan mentor bagi siswanya. Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran melibatkan proses
penyelidikan alam atau materi alam, dalam rangka menjawab pertanyaan dan melakukan
penemuan melalui penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru.
3. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran eksperimen yang berbasis
inkuiri ?
2. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran diagram Vee yang berbasis
inkuiri?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.
Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi
dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa
dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya
memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan
sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber
informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang
telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000)
Siklus inkuiri atau inquiry cycle tidak hanya berguna bagi siswa saat proses pembelajaran tapi
juga bagi guru. Sebagai contoh, sebelum memulai suatu aktivitas mengajar, guru dapat berpikir
berdasarkan urutan-urutan yang ada:
Mengidentifikasi masalah; Apa yang saya kehendaki? Tujuan apa yang ingin siswa/i
capai? Kendala apa yang kiranya akan saya hadapi? Bagaimana cara agar masing-masing
anak dengan tingkat intelijen yang berbeda dapat mencapai tujuan yang sama?
4. Membuat pertanyaan; Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat memancing keingin tahuan
siswa/i?
Menetapkan sasaran; Bagaimana cara menetapkan sasaran? Kendala apa saja yang
kiranya akan dihadapi dalam menetapakan sasaran?
Membuat rancangan kerja; Strategi apa yang cocok untuk diterapkan ke sebagian besar
anak? Bagaimana sistem penilaian yang sesuai? Bagaimana cara melibatkan siswa dalam
menentukan kriteria penilaian? Berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya?
Setelah memikirkan 4 kategori diatas tadi, barulah guru masuk pada tahap berikutnya
yaitu:
Mengambil tindakkan; Melakukan kegiatan belajar mengajar, mengajak siswa/i untuk
melakukan proses inkuiri berbekal dengan “rancangan” di atas.
Setelah kelima tahap dalam siklus inkuiri selesai, biasanya guru mengajak siswa/i untuk
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran mereka. Dengan begitu siswa/i dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri mereka masing-masing. Begitu juga yang perlu dilakukan guru.
Menganalisa dan megevaluasi hasil; Apakah hal-hal baik dari kegiatan ini? Adakah hal-
hal yang tidak berjalan sesuai rencana saya? Kendala-kendala apa yang terjadi dan tidak
terpikirkan sebelumnya oleh saya? Bagaimana cara meningkatkan metode pengajaran
agar lebih baik? Apakah materi yang ajarkan sudah memenuhi semua kebutuhan murid?
Adakah cari lain dalam menyampaikan materi tsb?
Melalui proses inkuri guru dapat merancang suasana/lingkungan pembelajaran yang kondusif
bagi siswa/i. Proses ini juga membantu guru untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran
tanpa menyimpang dari inti materi.
2.2 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Pembelajaran berbasis inkuiri, polanya mengikuti metode sains, yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk belajar bermakna (University of Washington, 2001, Depdiknas, 2002).
Inkuiri sebagai salah satu strategi pembelajaran mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan
pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu di dalam pembelajaran inkuiri
guru harus selalu merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan penemuan
di dalam mengajarkan materi pelajaran yang diajarkan.
Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council (2000) adalah:
(1) mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains;
(2) mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya
seorang ilmuwan; (3) membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
5. Melalui pembelajaran yang berbasis inkuiri, siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode
sains. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang
nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan.
Pembelajaran berbasis inkuri memungkinkan siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri
memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan eksplorasi, akan
muncul pertanyaan-pertanyaan yang melibat matematika, bahasa, ilmu sosial, seni, dan juga
teknik.
Peran guru di dalam pembelajaran inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika
diperlukan oleh siswa. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggungjawab penuh terhadap
proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh
siswa, sehingga tidak menganggu proses belajar siswa.
Menurut Pavelich & Abraham (1979:100), pembelajaran dengan metode inkuiri dapat
dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu inkuiri bebas (free inquiry) dan inkuiri terbimbing (guided
inquiry). Pembelajaran dengan menggunakan inkuiri bebas, siswa diberi kebebasan untuk
memilih masalah, merencanakan eksperimen, menganalisa data, dan menyimpulkan.
Pembelajaran dengan inkuiri terbimbing, pemilihan masalah dan rencana eksperimen dilakukan
oleh guru, sedangkan analisa data dan membuat kesimpulan dilakukan oleh siswa. Menurut
Callahan, et all (1992), terdapat tingkatan (3) tingkatan pembelajaran inkuiri yaitu 1) inkuiri
tingkat 1 disebut inkuiri terbimbing, dalam pembelajaran ini guru memberikan masalah untuk
dipecahkan oleh siswa, guru juga banyak memberikan tuntunan atau petunjuk dalam proses
pemecahan masalah; 2) inkuiri tingkat 2 disebut inkuiri sebenarnya, dalam pembelajaran siswa
merancang dan memutuskan proses percobaan, guru menekankan pada sifat sementara berbagai
kesimpulan, sehingga kesimpulan bias direvisi jika terdapat data-data baru; 3) inkuiri tingkat 3,
dalam pembelajaran ini siswa mengidentifikasi masalah, menentukan proses pemecahan masalah
dan mengambil kesimpulan.
Banyak model pembelajaran konstruktivisme yang menerapkan inkuiri antara lain
LC (Learning Cycle), Diagram Vee, PBL (Problem Based Learning) dan lainnya
Dalam makalah ini akan dipaparkan secara khusus untuk model pembelajaran berbasis inkuiri
antara lain dalam sebuah percobaan/eksperimen kimia dan diagram vee.
2.2 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam sebuah percobaan/eksperimen kimia
Eksperimen bisa dilakukan siswa di dalam laboratorium maupun di luar laboratoriun.
Eksperimen berbasis inquiri menitik beratkan pada aktivitas siswa sebagai pelaku eksperimen.
Dalam hal ini siswa dituntut aktif terlibat dalam setiap langkah kegiatan eksperimen dengan
melakukan metode ilmiah, mulai dari merancang prosedur sampai menyimpulkan hasil
percobaan. Sedangkan guru atau instruktur praktikum lebih bertindak sebagai fasilitator. Agar
kegiatan belajar dengan eksperimen ini dapat berjalan optimal maka untuk setiap topik
praktikum harus dipandu dengan 3 jenis panduan (Ibnu 2006) yaitu:
1. Lembar eksperimen
2. Catatan untuk guru atau intruktur
6. 3. Contoh laporan praktikum
Lembar eksperimen yang berisi segala sesuatu yang berkaitan dengan eksperimen diberikan
siswa sebelum merancang dan melaksanakan eksperimen, sedangakan catatan guru atau
instruktur dan contoh laporan praktikum diberikan guru atau intruktur digunakan untuk modal
bertindak sebagai fasilitator dalam memandu kegiatan praktikum
2.2.1 Lembar Eksperimen
Lembar eksperimen merupakan alat untuk mengarahkan secara singkat kepada siswa untuk
melaksanakan eksperimen. Lembar eksperimen ini berisi tentang tujuan eksperimen, latar
belakang informasi dari topik yang akan dipelajari siswa, informasi tentang keselamatan kerja
dan pertanyaan pengayaan. Dalam hal-hal tertentu juga diberikan garis besar prosedur
praktikum, jika dalam eksperimen dimungkinkan ada bahaya yang memerlukan teknik khusus
untuk menanganinya.
2.2.2 Catatan untuk Guru atau Instruktur
Catatan untuk guru atau instruktur memberikan informasi lengkap tentang eksperimen yang akan
dilakukan oleh siswa. Informasi yang terdapat dalam catatan guru meliputi:
1. Pilihan
Tujuannya adalah memberikan pilihan atau alternatif pada saat melaksanakan eksperimen.
Pilihan ini digunakan untuk mengatur eksperimen sesuai dengan tingkatan kelas, mempersiapkan
eksperimen lanjutan atau kesempatan yang mungkin untuk menggali kreatifitas siswa.
1. Catatan
Bagian ini berisi informasi di mana bahan-bahan dapat dibeli atau diperoleh petunjuk
pertolongan dan informasi latar belakang lain yang berguna agar dapat melakukan eksperimen
dengan berhasil.
1. Waktu
Waktu yang terdapat pada catatan guru menunjukkan waktu rata-rata untuk melakukan
eksperimen, sedangkan dalam pelaksanaan eksperimen waktu ini tergantung pada kesiapan dan
daya kreatifitas siswa, tingkat pemahaman siswa terhadap prosedur yang dikembangkan,
peralatan yang digunakan serta kekomplekan prosedur yang dikembangkan.
1. Kelompok
Bagian ini berisi saran mengenai jumlah siswa dalam tiap kelompok. Bekerja secara kelompok
atau kooperatif ini berguna untuk mengembangkan prosedur yang rumit. Dalam hal ini siswa
akan berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai hal-hal yang akan dilakukan dalam
praktikum.
7. 1. Bahan
Bagian ini memuat bahan-bahan yang bisa digunakan siswa untuk melakukan eksperimen. Daftar
ini berguna untuk mempertimbangknan kesesuaian antara jumlah peralatan yang tersedia di
laboratorium dengan jumlah kelompok siswa yang akan melakukan eksperimen untuk kelancaran
pelaksanaan eksperimen.
1. Contoh prosedur
Bagian ini memuat prosedur baku sebagai pembanding prosedur yang dikembangkan oleh siswa.
Contoh prosedur ini bukanlah satu satunya prosedur yang benar dan kreativitas siswa dalam
mengembangkan prosedur tentu akan medapatkan penghargaan. Contoh prosedur ini hanya
digunakan untuk pertimbangan saat siswa berkonsultasi tentang prosedur yang dikembangkan.
1. Tindakan Keselamatan
Tindakan keselamatan ditekankan pada tindakan preventif dalam menangani bahan kimia atau
dalam melaksanakan eksperimen.
1. Keselamatan Umum, Miskonsepsi, Prosedur dan Perhitungan
Bagian ini berisi kemungkinan kesalahan yang mungkin dapat terjadi selama siswa menjalankan
eksperimen dan menganalisa hasil eksperimen. Dengan mengetahui kemungkinan-kemungkinan
kesalahan yang dapat terjadi guru dapat membantu siswa untuk meminimalkan terjadinya
miskonsepsi, kesalahan prosedural dan kesalahan analisis.
1. Laporan Praktikum
Laporan praktikum pada catatan guru berisi bagian-bagian penting dari eksperimen yang perlu
ada pada laporan praktikum yang ditulis siswa dan digunakan sebagai pembanding dari laporn
praktikum yang sebenarnya yang ditulis oleh siswa.
1. Jawaban pertanyaan
Jawaban pertanyaan pada catatan guru dimaksudkan sebagai kunci jawaban atas jawaban
pertanyaan yang ditulis siswa pada laporan praktikum yang sebenarnya.
1. Bacaan lanjutan
Bagian ini berisi informasi lebih lanjut yang terkait dengan topik praktikum yang dapat diperoleh
dari bahan pustaka atau referensi.
2.2.3 Contoh Laporan Praktikum
Bagian ini digunakan sebagai pembanding dari laporan praktikum yang sebenarnya yang ditulis
oleh siswa. Contoh laporan praktikum ini berisi data sebenarnya yang dilakukan dengan
8. menggunakan prosedur praktikum standar. Aktivitas guru atau instruktur sebagai pemandu dan
evaluator dalam memfasilitasi kegiatan yang dilakukan siswa yang meliputi antara lain
mengenalkan berbagai sarana laboratoriun, mendiskusikan kelayakan prosedur praktikum yang
dibuat siswa dan mengevaluasi laporan praktikum.
Sebelum memulai praktikum siswa harus sudah mengenal dengan baik, trampil atau terbiasa
dengan:
1. Informasi keselamatan kerja dan prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
2. Lokasi dan penggunaan keselamatan kerja
3. Terampil merawat dan menggunakan neraca
4. Terampil merawat pembakar bunsen dan pemanas elektrik
5. Terampil menggunakan dan merawat peralatan dasar laboratorium
Sebelum melakukan kegiatan laboratorium, prosedur yang dikembangkan siswa harus
mendapatkan persetujuan dari guru atau instruktur praktikum. Dasar pertimbangan guru/intruktur
untuk menyetujui prosedur praktikum yang dikembangkan siswa antara lain:
1. Pastikan prosedur yang dikembangkan tidak menimbulkan resiko keselamatan kerja
2. Menyadari bahwa setiap siswa atau kelompok memiliki gaya menulis tersendiri dalam
menulis prosedur praktikum. Memahami keragaman gaya menulis prosedur oleh siswa
harus menjadi bagian yang tak terpishkan dalam menyetujui praktikum yang
dikembangkan siswa.
3. Putuskan bahwa prosedur yang disetujui adalah prosedur yang benar-benar akan
menghasilkan data yang bermakna yang dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya
kesalahan
4. Siswa memiliki kebebasan untuk memperbaiki prosedurnya jika mereka menemukan
kesalahan setelah memulai praktikumnya
5. Pertimbangkan untuk tidak memberikan bahan kimia dan bahan lainnya sampai prosedur
yang dikembangkan dapat disetujui
Laporan praktikum dapat ditulis tiap siswa atau tiap kelompok. Laporan yang dibuat secara
perorangan memberikan hasil belajar lebih dibandingkan yang dibuat kelompok. Dengan
menulis laporan siswa berlatih mengkomunikasikan hasil penemuan ilmiah yang didalamnya
terkandung ketrampilan menuliskan data hasil penemuan, kemampuan dan ketrampilan
melakukan analisis data dan menarik kesimpulan yang merupakan kebenaran ilmiah, serta
meramalkan sumber-sumber kesalahan yang mungkin terjadi. Apabila laporan dibuat oleh
kelompok maka guru/instruktur harus bisa meyakinkan bahwa laporan dibuat dari hasil kerja dan
gagasan dari semua anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas hasil
perhitungan, kesimpulan, sumber-sumber kesalahan yang ditulis dalam laporan.
Beberapa aspek penting yang harus ada dalam laporan adalah:
1. Judul, ditulis sama dengan yang ada pada lembar eksperimen
2. Tujuan, bisa ditulis ulang dari lembar eksperimen
3. Bahan, berisi bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen
9. 4. Prosedur, dituliskan langkah-langkah yang menunjukan prosedur yang diikuti dalam
nenjalankan eksperimen
5. Data, berupa data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari percobaan. Data
eksperimen biasanya diorganisasi dalam bentuk tabel
6. Perhitungan, menggambarkan proses pengolahan data, termasuk satuan dan angka
bermakna yang digunakan
7. Grafik, grafik hanya diperlukan untuk percobaan-percobaan tertentu
8. Kesimpulan dan sumber kesalahan, berisi pernyatan verbal atas interpretasi hasil
perhitungan dan kemungkinan sumber potensial yang menyebabkan kesalahan hasil
eksperimen
9. Prosen kesalahan, menggambarkan prosen kesalahan dari hasil eksperimen
Beberapa hal yang dapat digunakan untuk menilai atau mengevaluasi laporan yang dibuat siswa
adalah sebagai berikut:
1. Apakah tujuan eksperimen dirumuskan dengan jelas
2. Apakah prosedur yang dikembangkan sesuai dengan tujuan praktikum
3. Apakah prosedur yang dikembangkan sudah sistematis, mudah diulang oleh orang lain
tanpa menimbulkan salah interpretasi
4. Apakah data pengukuran sudah dicatat dengan benar, termasuk menyertakan angka
bermakna dan satuan
5. Apakah data hasil eksperimen ditampilkan dengan jelas dan rapi
6. Apakah data yang ditampilkan bermakna dan reliable
7. Apakah perhitungan yang dilakukan terorganisir secara jelas
8. Apakah kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan tujuan
9. Apakah kesimpulan sejalan dengan hasil eksperimen
10. Apakah pertanyaan-pertanyaan telah dijawab dengan benar
2.3 Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Eksperimen Diagram Vee.
Model Pembelajaran eksperimen Diagram Vee menerapkan proses inkuiri dengan cara
belajar siswa yang aktif dimana siswa melakukan berbagai aktivitas ilmiah untuk membentuk
hasil belajar dengan melalui serangkaian langkah-langkah sistematis yang dimulai dari
merumuskan masalah hingga mendapatkan jawaban atas masalah.
Digram Vee merupakan usaha untuk membantu para siswa memahami kegiatan Laboratorium .
Penata grafik (graphic organizer) yang berbentuk huruf V untuk menghubungkan pengetahuan
teoretis dan keterampilan dalam laboratorium dapat dilihat pada Gambar 1 yang bersumber pada
Roth & Verechaka (1993 dalam Doran, Chan, dan Tamir 1998).
Seperti Nampak pada gambar 1, di bagian tengah dari bentuk V adalah tempat untuk
pertanyaan focus. Pertanyaan focus merupakan hal terpenting sebab pertanyaan inilah yang
menjadi titik tolak dari kegiatan eksperimen
10. BAB III
CONTOH KEGIATAN PRAKTIKUM
BERBASIS INQUIRI
3.1 Lembar Kerja Siswa
Judul:
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Titik Didih Larutan Gula
Tujuan:
Mempelajari pengaruh konsentrasi molal pada titik didih larutan gula
Latar belakang:
Penambahan zat terlarut ke dalam pelarut tertentu menghasilkan beberapa perubahan
sifat-sifat dari pelarut. Akibat terlarutnya zat terlarut dalam pelarut akan menyebabkan
perubahan tekanan uap, titik beku dan titik didih pelarut. Perubahan ini disebut sifat koligatif
larutan, karena hanya tergantung pada jumlah zat terlarut dan tidak tergantung pada identitas
(jenis) partikel yang ada dalam larutan.
Dalam eksperimen akan ditentukan hubungan antara konsentrasi molal dari larutan
gula dengan titik didihnya. Rumus kimia dari gula atau sukrosa adalah C12H22O11
Prosedur:
Sebelum menjalankan eksperimen konsultasikan lebih dahulu prosedur eksperimen
yang Anda kembangkan kepada guru atau instruktur praktikum. Rancanglah eksperimen untuk
menentukan hubungan antara konsentrasi molal larutan gula dengan titik didihnya.
Informasi umum keselamatan kerja:
1. Jika Anda menggunakan hot plate sebagai pemanas, lakukan dengan hati-hati, jangan
sampai butiran gula yang jatuh ke permukaan hot plate, karena dapat menimbulkan
kebakaran. Angkat beaker glass dengan menggunakan lap kain dari permukaan hot plate
sebelum penambahan gula ke dalamnya
11. 2. Setelah mencermati atau mereview prosedur yang Anda kembangkan, guru/instruktur
akan berdiskusi dengan Anda tentang berbagai prosedur keselamatan kerja yang lebih
spesifik terkait dengan percobaan yang akan Anda lakukan
Pertanyaan:
1. Apakah pengaruh konsentrasi terhadap tekanan uap dan titik beku pelarut? Mengapa zat
anti beku banyak digunakan oleh kendaraan bermotor di Eropa pada musim dingin?
Apakah zat terlarut yang banyak digunakan sebagai zat anti beku? Mengapa zat anti beku
pada radiator mobil harus diperiksa secara periodik?
Catatan untuk guru
Dalam percobaan ini diharapkan siswa menemukan pengaruh konsentrasi molal larutan
terhadap titik didihnya. Percobaan ini akan berjalan dengan baik jika siswa telah mempelajari
sifat-sifat larutan, satuan konsentrasi dan sifat koligatif larutan. Guru dapat menggunakan
aktivitas laboratorium ini untuk mengkonfirmasikan hubungan antar variabel yang telah
dipelajarinya di kelas satu digunakan untuk mengantarkan siswa untuk mempelajari sifat-sifat
koligatif larutan.
Prosedur yang ditulis siswa hendaknya diarahkan untuk menentukan hubungan
konsentrasi molal dengan titik didih. Akan tetapi dengan jumlah siswa yang banyak
dimungkinkan untuk menetapkan hubungan matematika antar dua variable. Dapat pula siswa
mengembangkan prosedur untuk menghitung tetapan titik didih molal pelarut (air) yang besarnya
adalah 0,52oC m-1.
1. Pilihan
1. Siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan cara-cara spesifik menentukan hubungan
matematika antar variabel atau untuk menghitung tetapan titik didih molal pelarut.
2. Siswa dapat mengulang percobaan dengan menggunakan NaCl sebagai pengganti gula,
jika ingin memahami sifat koligatif larutan elektrolit.
3. Siswa juga dapat diarahkan untuk menentukan hubungan antara konsentrasi molal dengan
titik beku larutan gula.
2. Catatan
1. Siswa dimungkinkan membuktikan bahwa seluruh sampel gula yang diberikan padanya
dapat larut semuanya dalam sejumlah volume air, sebelum ditetapkan nilai titik didihnya.
Instruktur dapat memberikan tambahan gula pada siswa untuk mennjukkan harga
kelarutan.
2. Setelah dilakukan pengukuran titik didih pertama, dimungkinkan siswa menambahkan
gula pada larutan yang telah diukur titik didihnya untuk dasar pengukuran titik didih
sampel kedua, dengan alasan agar menghemat waktu percobaan. Dalam hal ini siswa
tidak mempertimbangkan hilangnya sejumlah volume air selama proses pendidihan
12. sebelumnya, sehingga akan dimungkinkan terjadi penyimpangan data yang diperoleh.
Seyogyanya untuk setiap perlakuan sampel dengan konsentrasi gula yang berbeda
dimulai dari suhu kamar
3. Untuk menghemat waktu pelaksanaan percobaan, setiap siswa yang tergabung dalam satu
kelompok melaksanakan satu percobaan, sehingga untuk kelompok 3 anggota dapat
melakukan 3 percobaan dengan konsentrasi gula yang berbeda dalam waktu yamg
bersamaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat melakukan pengukuran suhu didih
harus menggunakan termometer yang sama.
4. Makin besar volume air yang digunakan akan makin banyak waktu yang digunakan untuk
mencapai suhu didih. Pada siswa disarankan untuk menggunakan air sebagai pelarut
sekitar 250 ml.
3. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang digunakan untuk merancang dan menetapkan kelayakan prosedur yang
dikembangkan praktikan sangat tergantung pada kreativitas dan kekomplekan prosedur.
Diperkirakan waktu rata-rata untuk percobaan ini adalah:
1. Waktu untuk merancang dan meneliti kelayakan prosedur 15-25 menit
2. Waktu untuk melaksanakan percobaan 30-50 menit
4. Jumlah siswa dalam Satu Kelompok
Kelompok yang terdiri dari 3 siswa adalah cukup efektif untuk bisa bekerja dengan baik
5. Bahan untuk Tiap Kelompok
1. Perangkat keselamatan kerja untuk laboratorium, gogel (kaca mata), sarung tangan dan
kain lap.
2. Perangkat dan bahan (tersedia dalam jumlah cukup): sukrosa (gula meja), pemanas (hot
plate), beaker glass 250-600 ml, gelas ukur 100ml, cawan timbang (watch glass) atau
kertas timbang, neraca analitik atau non analitik, termometer, batang pengaduk
6. Prosedur
1. Beberapa siswa merancang eksperimen dengan 3-4 macam berat gula yang berbeda
dilarutkan dlam volume air yang sama, kemudian masing-masing ditetapkan titik
didihnya. Rancangan prosedur yang seperti ini diharapkan menghasilkan data
pengamatan yang valid.
2. Beberapa kelompok lainnya merancang hanya satu macam berat gula yang dilarutkan
dalam sejumlah volume air. Setelah diukur titik didihnya, kemudian ditambah sejumlah
berat tertentu gula untuk digunakan memperoleh data selanjutnya. Rancangan prosedur
yang seperti ini kurang dapat diharapkan menghasiklan data pengamatan yang valid,
karena volume air yang menguap tidak diperhitungkan.
13. 3. Beberapa kelompok lain merancang 3-4 sampel percobaan dengan satu macam berat gula
yang dilarutkan dalam sejumlah volume yang berbeda-beda. Tiap-tiap perlakuan
kemudian diukur titik didihnya. Rancangan prosedur yang seperti ini dapat diharapkan
menghasilkan data pengamatan yang valid
7. Kesalahan Konsep. Prosedur dan Perhitungan
1. Siswa tidak mencatat titik didih air murni, sehingga tidak dapat menetapkan ∆T dari titik
didih
2. Siswa menganggap titik didih air murni adalah 100oC, serta tidak memeriksa kaliberasi
dari termometer
3. Siswa lupa bahwa 1 ml air beratnya 1 g atau 1x10-3kg, sehingga gagal mengkonversi
volume menjadi berat. Akibatnya siswa tidak mampu menghitung konsentrasi molal
larutan
3.2 Laporan Praktikum
Ada berbagai versi laporan praktikum yang dapat dikembangkan oleh siswa. Walaupun
demikian tetap selalu mencakup hal-hal yang pokok yaitu: judul, tujuan, bahan, cara kerja, data
percobaan, perhitungan dan atau grafik, kesimpulan dan jawaban pertanyaan.
9. Jawaban pertanyaan
1. Penambahan zat terlarut pada pelarut menyebabkan penurunan tekanan uap dan
penurunan titik beku pelarut
2. Zat anti beku menurunkan titik beku pelarut (air). Zat anti beku yang banyak digunakan
adalah etilen glikol. Perlunya diperiksa secara periodik adalah untuk mengwetahui
konsentrasinya. Jika konsentrasi semakin encer tidak efektif melindungi mesin.
Contoh Laporan Praktikum
A. JUDUL
Pengaruh Konsentrasi pada Titik Didih Larutan Gula
B. TUJUAN
Mempelajari pengaruh konsentrasi molal pada titik didih larutan gula
C. BAHAN-BAHAN:
1. Perangkat keselamatan :gogel, sarung tangan, lap
2. Bahan Kimia: sukrosa
14. 3. Peralatan Laboratorium: beaker glass 400 ml, hot plate, neraca, cawan timbang, gelas
ukur 100 ml, termometer dan batang pengaduk
D. PROSEDUR
1. Mengukur 200 ml air dituangkan dalam beaker glass 400 ml
2. Memanaskan air hingga mulai mendidih dengan mengukur suhu dididhnya
3. Mengukur 200 ml air dituangkan dalam beaker glass 400 ml, kemudian ditambahkan 10 g
sukrosa
4. Memanaskan larutan hingga mulai mendidih dan mengukur suhu didihnya
5. Mengulang langkah 3 dan 4 dengan mengganti 10 g sukrosa dengan 30 g dan 50 g
sukrosa
E. DATA PERCOBAAN
No Larutan Berat gula yang ditambahkan (g) Titik didih
1 A 0,0 99,6
2 B 10,0 101,5
3 C 30,0 102,7
4 D 50,0 103,1
F. PENGOLAHAN DATA
Berat gula yg
No Larutan Mol gula Titik Didih ∆T
ditambahkan (g)
1 A 0,0 0,00 99,6 0,0
2 B 10,0 0,0292 101,5 1,9
3 C 30,0 0,0877 102,7 3,1
4 D 50,0 0,1460 103,1 3,5
Gambar : grafik konsentrasi larutan gula dengan titik didih larutan
Model pembelajaran berbasis inkuiri dalam eksperimen diagram Vee.
Model Pembelajaran eksperimen Diagram Vee menerapkan proses inkuiri dengan cara
belajar siswa yang aktif dimana siswa melakukan berbagai aktivitas ilmiah untuk membentuk
15. hasil belajar dengan melalui serangkaian langkah-langkah sistematis yang dimulai dari
merumuskan masalah hingga mendapatkan jawaban atas masalah.
Digram Vee merupakan usaha untuk membantu para siswa memahami kegiatan Laboratorium .
Penata grafik (graphic organizer) yang berbentuk huruf V untuk menghubungkan pengetahuan
teoretis dan keterampilan dalam laboratorium dapat dilihat pada Gambar 1 yang bersumber pada
Roth & Verechaka (1993 dalam Doran, Chan, dan Tamir 1998).
Seperti Nampak pada gambar 1, di bagian tengah dari bentuk V adalah tempat untuk
pertanyaan focus. Pertanyaan focus merupakan hal terpenting sebab pertanyaan inilah yang
menjadi titik tolak dari kegiatan eksperimen
G. KESIMPULAN
Ada korelasi antara konsentrasi larutan gula dengan titik didih larutan.
Penambahan gula dalam air akan menaikkan titik didihnya.
Jika konsentrasi larutan makin besar, titik didih larutan makin tinggi.
H. SUMBER KESALAHAN
1. Gula yang digunalkan tidak murni
2. Air yang digunakan bukan hasil destilasi
3. Termometer yang digunakan menyentuh dasar beaker, sehingga suhu yang diukur tidak
akurat.
4. Saat air mendidih konsentrasi larutan secara bertahap akan berubah.
Kesimpulan
Model pembelajaran berbasis inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan proses
untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.
Agar penerapan strategi inkuiri dapat berhasil dengan baik, maka guru perlu memahami
beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri antara lain sebagai
berikut:
Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru. Pada tahap awal,
masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur, tidak open-ended (ujung terbuka)
dan jawabannya tidak bias.
16. Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya. Dalam
hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa mungkin
akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat mengalami hambatan jika tidak dibantu
oleh guru.
Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu,
guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara
melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan
wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari dan diperolehnya sendiri.
Siswa harus diberikan kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil
kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa betul-betul
sudah tidak mampu memecahkan masalahnya.
Siswa diberikan waktu cukup untuk bekerja berdasarkan pendekatan baru secara
individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat
membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah.
Banyak model pembelajaran konstruktivisme yang menerapkan inkuiri antara lain LC (Learning
Cycle), Diagram Vee, PBL (Problem Based Learning) dan lainnya.
Daftar Rujukan
Arends, R.I. 1997. Classroom Instructional and management. New York: McGraw-Hill
Comapny Inc.
Arends, R.I. 2002. Learning To Teach. New York: McGraw-Hill Comapny Inc.
Carin A.A. 1993. Guided Discovery Activities for Elementary Schools Science 3rd. Edition New
York: Macmillan Publishing Company.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta: Puslitbang Depdiknas.
I Wayan Dasna dan Sutrisno. 2006. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam
Pembelajaran Kimia. UM
Joyce, B Weil dan Shower B. 2000. Models of Teaching. Fourth Edition. Massachusettes: Allyn
and Bacon Publishing Company.
17. 1. A. Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.
Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi
dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa
dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya
memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan
sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber
informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang
telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000)
Siklus inkuiri atau inquiry cycle tidak hanya berguna bagi siswa saat proses pembelajaran tapi
juga bagi guru. Sebagai contoh, sebelum memulai suatu aktivitas mengajar, guru dapat berpikir
berdasarkan urutan-urutan yang ada:
Mengidentifikasi masalah; Apa yang saya kehendaki? Tujuan apa yang ingin siswa/i
capai? Kendala apa yang kiranya akan saya hadapi? Bagaimana cara agar masing-masing
anak dengan tingkat intelijen yang berbeda dapat mencapai tujuan yang sama?
Membuat pertanyaan; Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat memancing
keinginantahuan siswa/i?
Menetapkan sasaran; Bagaimana cara menetapkan sasaran? Kendala apa saja yang
kiranya akan dihadapi dalam menetapakan sasaran?
Membuat rancangan kerja; Strategi apa yang cocok untuk diterapkan ke sebagian besar
anak? Bagaimana sistem penilaian yang sesuai? Bagaimana cara melibatkan siswa dalam
menentukan kriteria penilaian? Berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya?
Setelah memikirkan 4 kategori diatas tadi, barulah guru masuk pada tahap berikutnya
yaitu:
Mengambil tindakkan; Melakukan kegiatan belajar mengajar, mengajak siswa/i untuk
melakukan proses inkuiri berbekal dengan “rancangan” di atas.
18. Setelah kelima tahap dalam siklus inkuiri selesai, biasanya guru mengajak siswa/i untuk
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran mereka. Dengan begitu siswa/i dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri mereka masing-masing. Begitu juga yang perlu dilakukan guru.
Menganalisa dan megevaluasi hasil; Apakah hal-hal baik dari kegiatan ini? Adakah hal-
hal yang tidak berjalan sesuai rencana saya? Kendala-kendala apa yang terjadi dan tidak
terpikirkan sebelumnya oleh saya? Bagaimana cara meningkatkan metode pengajaran
agar lebih baik? Apakah materi yang ajarkan sudah memenuhi semua kebutuhan murid?
Adakah cari lain dalam menyampaikan materi tsb?
Melalui proses inkuri guru dapat merancang suasana/lingkungan pembelajaran yang kondusif
bagi siswa/i. Proses ini juga membantu guru untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran
tanpa menyimpang dari inti materi.
Komentar :
No Komen : 1
heru marsono :: 07-08-2012 23:53:59
sangat menarik. tolong jika berkenan, saya dikirim tulisan tentang diagram v ke email
saya ya bu . mksh
no hp saya 085725961497
:: Reply ::
Iya nanti saya kirimkan ke email Bapak.
Nama :
E-mail :
Web :
Komentar :
Masukkan kode pada gambar
19. [Emoticon]
Pengumuman
Link
Komentator
[LENGKAP]
Kategori
Kurikulum (6)
Model Pembelajaran (5)
PTK (2)
Trik dan Tips (6)
Tugas Siswa (11)
Artikel Popular
KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) KTSP Revisi
30-10-2012 11:26:42 (1)
MODEL INKUIRI
01-08-2012 22:48:17 (1)
Cooperative Learning Model JIGSAW
31-07-2012 22:22:55 (1)
Tugas kelas XI IPA -Termokimia-
31-07-2012 19:23:23 (1)
Artikel Terbaru
KKO (KATA KERJA OPERASIONAL) KTSP Revisi
Kurikulum - 30-10-2012 11:26:42