Modul ini membahas tentang penilaian dan klasifikasi status gizi, anemia, imunisasi, dan vitamin A pada anak usia 2 bulan hingga 5 tahun. Terdapat penjelasan tentang cara memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi, anemia, dan imunisasi melalui pemeriksaan fisik seperti penimbangan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan kepucatan telapak tangan, serta pemberian vitamin A.
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
Gizi Anak
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Manajemen Terpadu
Balita Sakit
MODUL
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2
BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
SUGIJATI
Dwi Estuning Rahayu
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
KEGIATAN BELAJAR 3
Memeriksa dan Mengklasifikasikan Status
Gizi, Anemia dan Imunisas
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Kegiatan
Belajar 3
Memeriksa Dan Mengklasifikasikan
Status Gizi, Anemia dan Imunisasi
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat memeriksa dan mengkla-
sifikasikan status gizi, anemia dan imunisasi serta memeriksa pemberian vitamin A pada anak
usia 2 bulan sampai 5 tahun.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat :
1. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
2. Memeriksa dan mengklasifikasikan anemia pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
3. Memeriksa dan mengklasifikasikan status imunisasi anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
4. Memeriksa pemberian Vitamin A pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
5. Menilai masalah/keluhan lain yang dihadapi anak pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
1. Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi
2. Memeriksa dan mengklasifikasikan anemia
3. Memeriksa dan mengklasifikasikan status imunisasi
4. Memeriksa pemberian Vitamin A
5. Menilai masalah/keluhan lain yang dihadapi anak.
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Uraian
Materi
Setelah Anda memahami tentang cara melakukan penilaian gejala yang berhubungan dengan
keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan,
selanjutnya Anda akan mempelajari tentang cara memeriksa dan mengklasifikasikan status
gizi, status anemia dan status imunisasi serta memeriksa keluhan lain yang dihadapi oleh anak.
A. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN STATUS GIZI
Seorang ibu biasanya membawa anaknya ke klinik karena anak sakit akut.Anak yang sakit
mungkin saja kurang gizi, tapi petugas kesehatan atau keluarganya mungkin tidak melihat
masalah ini.Anak yang kurang gizi mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis
penyakit dan kematian.
Mengenali dan menangani anak kurang gizi akan membantu mencegah berbagai penyakit
berat dan kematian. Beberapa kasus kurang gizi dapat ditangani di rumah, sedang anak sangat
kurus dan / atau edema memerlukan rujukan ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan
khusus, untuk penyakit penyerta/ penyulit misalnya: TBC, diare kronis, ISPA, Campak dan
penyakit infeksi lainnya.
Anak yang menderita kurang gizi juga cenderung menderita kekurangan vitamin A (KVA)
karena makanannya juga kurang mengandung vitamin A. Apabila KVA itu berlanjut, akan timbul
Gambar : Sayuran salah satu pangan yang memiliki berbagai kandungan gizi yang baik untuk tubuh
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
kekeringan pada mata yang disebut Xerophthalmia dan mempunyai risiko untuk menjadi
buta. Gejala klinis Kurang Vitamin A (KVA) pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA
yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita
penyakit campak, diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan penyakit infeksi lainnya.
1. Penyebab gangguan gizi
Salah satu jenis kurang gizi makro adalah kurang energi protein (KEP) yang terjadi apabila
seorang anak tidak mendapat cukup energi atau protein dari makanan.Seorang anak yang
sering sakit dapat menderita kurang gizi.Napsu makan anak berkurang, dan makanan
yang dimakan tidak digunakan secara efisien.
2. Apabila seorang anak kurang gizi:
• Anak mungkin tampak sangat kurus, suatu tanda dari marasmus.
• Anak mungkin menunjukkan edema, suatu tanda dari kwashiorkor.
Seorang anak yang makanannya kurang mengandung vitamin dan mineral yang dianjurkan,
dapat menderita kurang zat gizi mikro, seperti :
• Kurang vitamin A mempunyai risiko lebih besar menderita kebutaan.
• Kurang asupan makanan yang mengandung yodium akan menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan anak terganggu (kretin).
Gambar : kwashiorkor salah satu tanda kekurangan gizi
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
3. Menilai status giziI
Kotak di bawah ini adalah bagian dari kolom PENILAIAN DAN KLASIFIKASI yang menggam-
barkan cara menilai STATUS GIZI seorang anak
LIHAT DAN RABA:
• Lihat apakah anak tampak kurus atau sangat kurus?
• Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki.
• Tentukan Berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan,
apakah :
- BB / PB (TB) < - 3 SD
- BB / PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD
- BB / PB (TB) - 2 SD - + 2 SD
a. LIHAT: Apakah anak tampak kurus atau sangat kurus?
Untuk mengetahui apakah anak tampak sangat kurus, buka pakaian anak.Lihat di sekitar
otot-otot bahu, lengan, bokong dan kaki.Perhatikan apakah tulang rusuknya kelihatan.Pinggul
anak mungkin kelihatan kecil jika dibandingkan dengan dada dan perutnya.Lihat anak dari
samping, apakah lemak telah hilang dari bokongnya.Pada keadaan ekstrim, terdapat banyak
lipatan kulit pada bokong dan paha, sehingga anak kelihatan seperti memakai celana baggy
(celana yang longgar).Wajah anak sangat kurus mungkin masih tampak normal, atau seperti
orang tua.Perutnya buncit.Bila gejala-gejala diatas kurang jelas, anak disebut kurus.
b. LIHAT dan RABA pembengkakan pada kedua punggung kaki
Anak dengan pembengkakan pada kedua kakinya mungkin menderita kwashiorkor,
suatu bentuk lain dari sangat kurus, salah satu tipe dari gizi buruk. Bengkak terjadi apabila
sejumlah besar cairan berkumpul dalam jaringan tubuh anak.Jaringan terisi cairan dan
kelihatan bengkak.
Tanda-tanda lain yang biasa dijumpai pada kwashiorkor adalah kurus, rambut jarang dan
tipis serta mudah rontok; kulit kering dan bersisik terutama pada lengan dan tungkai; wajah
bengkak seperti bulan purnama (“moon face”). Lihat dan raba untuk menentukan apakah
ada edema (pembengkakan) pada kedua punggung kakinya. Gunakan ibu jari Anda untuk
menekan dengan lembut selama beberapa detik pada kedua punggung kaki Dikatakan ada
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
edema jika terdapat lekukan pada kakinya ketika ibu jari diangkat.
4. TENTUKAN Berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan.
Berdasarkan standar baru Antropometri WHO MGRS 2005 (Multicentre Growth Reference
Standard) ada 4 indikator yaitu :
1. PB atau TB/U. : Panjang Badan / Tinggi Badan menurut Umur.
2. BB/U : Berat Badan menurut Umur.
3. BB/PB atau TB : Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan.
4. BMI/U
Indikator BB/U dilakukan oleh kader di Posyandu dengan menimbang, hasilnya dicantumkan
pada KMS.Selanjutnya dilakukan validasi oleh petugas di Puskesmas atau sarana pelayanan
kesehatan lainnya dengan indikator PB/U atau TB/U dan BB/PB.Indikator pertumbuhan
kemudian dibandingkan dengan garis Z-score untuk menentukan apakah terjadi gangguan
pertumbuhan pada balita atau tidak.
Menggunakan indikator BB/PB atau TB, Z-score mempunyai 7 kategori, yaitu :
• > + 3 SD : Obesitas
• > + 2 SD : Gemuk
• > + 1 SD : Risiko gemuk
• 0 : Median (Normal) atau gizi baik
• < - 1 SD : Normal atau gizi baik.
• < - 2 SD : Kurus atau gizi kurang.
• < - 3 SD : Sangat kurus atau gizi buruk.
Dengan demikian, ISTILAH BGM sudah tidak dipakai lagi, Menggunakan indikator PB atau TB/U,
• < - 2 SD : Disebut pendek, dan
• < - 3 SD : Disebut sangat pendek
dan menggunakan indikator BB/U,
• < - 2 SD : Disebut Berat Badan kurang, dan
• < - 3 SD : Disebut BB sangat kurang.
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
5. Klasifikasi status gizi
Ada tiga klasifikasi untuk status gizi seorang anak, yaitu:
• Badan sangat kurus ATAU
• BB / PB (TB) < - 3 SD ATAU
• Bengkak pada kedua punggung kaki
SANGAT KURUS
DAN / ATAU EDEMA
• Badan kurus ATAU
• BB / PB (TB) ≥ - 3 SD ─ < - 2 SD
KURUS
• BB / PB (TB) - 2 SD ─ +2 SD DAN
•Tidak ditemukan tanda-tanda
kelainan gizi diatas
NORMAL
a. SANGAT KURUS DAN / ATAU EDEMA
Jika anak tampak sangat kurus atau BB/PB (TB) < - 3 SD atau bengkak pada kedua
punggung kaki, diklasifikasikan anak sebagai SANGAT KURUS DAN /ATAU EDEMA Anak
tersebut mempunyai risiko kematian karena pneumonia, diare, campak dan penyakit berat
lainnya.
b. KURUS
Anak dengan BB/PB (TB) ≥ - 3 SD ─ < - 2 SD atau badan kurus diklasifikasikan sebagai
KURUS dan Mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk penyakit yang berat.
c. NORMAL
Jika BB/PB (TB) - 2 SD ─ + 2 SD DAN tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi lain,
diklasifikasikan NORMAL. Untuk menilai status gizi tidak memakai KMS, tetapi menggunakan
Grafik standar Pertumbuhan WHO 2005 pada halaman berikut, grafik yang berbeda untuk
anak laki-laki dan perempuan.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
Berat Badan menurut Panjang Badan
anak LAKI-LAKI usia 0-2 tahun
Berat Badan menurut Tinggi Badan
anak LAKI-LAKI usia 2-5 tahun
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Berat Badan menurut Panjang Badan
anak PEREMPUAN usia 0-2 tahun
Berat Badan menurut Tinggi Badan
anak PEREMPUAN usia 2-5 tahun
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
B. MEMERIKSA ANEMIA
Kekurangan zat besi pada makanan dapat mengakibatkan anemia. Anak dapat juga menderita
anemia sebagai akibat dari :
• Malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dengan cepat. Anak-anak dapat
menderita anemia jika mereka berulang kali menderita malaria atau jika malaria tidak
diobati dengan benar. Seringkali, anemia pada anak-anak ini disebabkan oleh kekurangan
gizi dan malaria.
• Parasit seperti cacing tambang atau cacing cambuk. Cacing ini dapat menyebabkan
kehilangan darah dari usus dan menyebabkan anemia.
1. MENILAI ANEMIA.
Kotak di bawah ini adalah bagan dari kolom PENILAIAN DAN KLASIFIKASI yang
menggambarkan cara menilai seorang anak untuk ANEMIA
LIHAT :
• Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan.
Apakah : - Sangat pucat
- Agak pucat
a. LIHAT : Tanda kepucatan pada telapak tangan
Buka tangan anak pelan-pelan, sehingga kita dapat melihat telapak tangannya. Jangan
menarik jari-jari tangannya ke belakang, karena tangan akan terlihat lebih pucat akibat
terhalangnya aliran darah. Bandingkan warna telapak tangan anak dengan telapak tangan
Anda sendiri atau anak yang lain. Jika kulit telapak tangan anak itu pucat, dikatakan bahwa
anak itu agak pucat.Jika kulit telapak tangan anak itu pucat sekali sehingga kelihatan putih,
dikatakan anak itu sangat pucat.
Kepucatan bisa juga di deteksi melalui konjungtiva, akan tetapi kepucatan pada telapak
tangan merupakan indikator yang lebih baik.dan lebih mudah memeriksanya
Cara memeriksa kepucatan telapak tangan
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
2. KLASIFIKASI ANEMIA
Telapak tangan sangat pucat ANEMIA BERAT
• Telapak tangan agak pucat ANEMIA
• Tidak ditemukan tanda-tanda
kepucatan pada telapak tangan
TIDAK ANEMIA
a. ANEMIA BERAT
Jika telapak tangan anak terlihat sangat pucat, klasifikasikan ANEMIA BERAT.
b. ANEMIA
Jika telapak tangan anak terlihat agak pucat, klasifikasikan sebagai ANEMIA
c. TIDAK ANEMIA
Jika tidak ditemukan tanda-tanda kepucatan pada telapak tangan, klasifikasikan sebagai
TIDAK ANEMIA
3. MEMERIKSA STATUS IMUNISASI ANAK
Periksa status imunisasi pada semua anak sakit. Sesudah diterbitkannya SK Menkes
RI nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, jadwal
pemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di rumah dan di sarana kesehatan, sedangkan
vaksin DPT dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut Combo,
Jadwal terkini pemberian imunisasi bagi bayi yang lahir di rumah dan di sarana pelayanan
kesehatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
JADWAL IMUNISASI BAYI LAHIR DI RUMAH
UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0-7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
HB 0
BCG, Polio 1
DPT/HB 1, Polio 2
DPT/HB 2, Polio 3
DPT/HB 3, Polio 4
Campak
Rumah
Posyandu
Posyandu
Posyandu
Posyandu
Posyandu
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
JADWAL IMUNISASI BAYI LAHIR DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN
( RS / RB / Bidan Praktek )
UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Hep B 0, BCG, Polio 1
DPT/HB 1, Polio 2
DPT/HB 2, Polio 3
DPT/HB 3, Polio 4
Campak
RS/RB/Bidan
RS/RB/Bidan
RS/RB/Bidan
RS/RB/Bidan
RS/RB/Bidan
Beri imunisasi sesuai umur anak. Jika anak mendapat imunisasi pada saat ia terlalu muda
untuk suatu jenis imunisasi tertentu, tubuh anak tidak dapat melawan penyakit dengan
baik. Jika anak tidak mendapat imunisasi saat ia cukup umurnya, risikonya untuk mendapat
penyakit akan bertambah.
Semua anak harus mendapat semua imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang
pertama.Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB-0) diberikan dengan uniject sebelum bayi
berumur 7 hari oleh bidan desa pada saat kunjungan neonatal yang pertama.
Jika anak belum mendapat jenis imunisasi tertentu pada umur yang dianjurkan,
beri imunisasi jika tidak ada kontra indikasi.Anda tidak perlu mengulanginya dari awal.
Jika seorang anak sudah berumur lebih dari 1 tahun dan belum melengkapi imunisasinya,
beri dosis sisanya setiap kali ada kesempatan dan tidak ada kontra indikasi.Hal ini perlu
dicatat tetapi tidak perlu dilaporkan.
Tentukan apakah anak masih perlu mendapat imunisasi :
a. PERIKSA umur anak
Bandingkan umur anak dengan jenis imunisasi yang seharusnya diterima (periksa jadwal
imunisasi).
b. TANYAKAN kepada ibu apakah anak mempunyai KMS atau Buku KIA
Jika YA, tanyakan apakah ibu membawa KMS / Buku KIA hari ini.
• Periksa catatan pemberian imunisasi pada KMS / Buku KIA.
• Bandingkan catatan imunisasi anak dengan jadwal imunisasi yang dianjurkan. Tentukan
apakah anak sudah mendapat semua imunisasi yang dianjurkan untuk umurnya. Bila
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
perlu tanyakan hal ini kepada ibu.
• Catat semua imunisasi yang sudah diterima anak dengan memberi tanda√_ pada imunisasi
yang sesuai pada formulir pencatatan. Bila mungkin, tulis tanggal imunisasi yang diterima
anak. Lingkari imunisasi apa saja yang seharusnya diperlukan anak pada hari ini.
• Jika anak tidak dirujuk, jelaskan kepada ibu bahwa anak perlu mendapat imunisasi pada
hari itu.
Jika ibu mengatakan TIDAK MEMPUNYAI KMS / kartu imunisasi / buku KIA atau tidak
membawanya hari ini :
• Tanyakan kepada ibu imunisasi apa saja yang sudah diterima anaknya.
• Gunakan penilaian Anda untuk memutuskan apakah jawaban ibu dapat dipercaya. Jika
jawaban ibu meragukan, anak dianggap belum mendapatkan imunisasi tersebut dan
anjurkan ibu untuk mendapat imunisasi yang diperlukan.
Pada masa lalu beberapa petugas kesehatan mengira bahwa sakit ringan adalah suatu
kontra indikasi untuk imunisasi (suatu alasan untuk tidak memberikan imunisasi pada
seorang anak).
Jika seorang anak datang untuk imunisasi sesuai jadwal pelayanan imunisasi, jangan
sampai anak tidak di imunisasi hanya karena anak sakit ringan dan atau kurang gizi.
Menunda imunisasi berdasarkan alasan di atas adalah suatu kebiasaan yang kurang baik.
Kontra Indikasi Imunisasi :
• Ada riwayat kejang, syok atau reaksi-reaksi
lain setelah mendapatkan DPT-1. Pada anak
ini pemberian DPT-2 atau DPT-3 diganti
dengan DT
• Anak yang sering kejang atau mempunyai
kelainan neurologis yang aktif, jangan diberi
DPT.
• Anak dengan demam tinggi (38.50 C atau
lebih)
Jika anak akan dirujuk, jangan memberi imunisasi sebelum dirujuk. Yang akan melaksanakan
imunisasi adalah petugas kesehatan di tempat rujukan dan hal ini akan menghindari
keterlambatan rujukan.
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
C. MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A
Vitamin A dapat diberikan sebagai supplemen atau pengobatan. Untuk pemberian sebagai
supplemen, periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5
tahun.Bila sudah saatnya mendapatkan vitamin A, berikan di klinik. Anjurkan untuk mendapat-
kan dosis selanjutnya secara rutin setiap 6 bulan di Posyandu. Jangan lupa mencatatnya dalam
kolom vitamin A pada KMS anak. Tidak ada kontra indikasi untuk pemberian vitamin A.
Gunakan jadwal pemberian vitamin A Nasional seperti di bawah ini.
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A ( suplementasi) :
Pemberian suplementasi rutin : setiap Pebruari dan Agustus.
• Umur 6 bulan sampai 11 bulan : 100.000 IU.
• Umur 12 bulan sampai 59 bulan : 200.000 IU.
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan
terakhir, berikanlah satu dosis.
Tersedia 2 macam kapsul vitamin A yaitu :
• 100.000 IU (kapsul berwarna biru) dan
• 200.000 IU (kapsul berwarna merah).
Pemberian vitamin A sebagai pengobatan diberikan pada hari ke 1, 2 dan 15
sesuai status gizi anak dan kelainan pada mata seperti tertera di bawah ini.
Gambar : Wortel, sayuran yang kaya vitamin A
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Pemberian Vitamin A untuk pengobatan ( dosis sesuai umur anak )
GEJALA Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 15
Sangat kurus V _ _
Sangat kurus dan
menderita Campak
V V V
Menderita Campak V _ _
Menderita Campak dan
komplikasi pada mata
V V V
Ada salah satu gejala
V V V
Xeroftalmia :
- Buta senja
- Bercak Bitot
- Nanah / radang
- Kornea keruh
- Ulcus kornea
DOSIS VITAMIN A (untuk pengobatan)
UMUR DOSIS
< 6 bulan
50.000 IU
(½ kapsul biru)
6 bulan -11 bulan
100.000 IU
(kapsul biru)
12 bulan-59 bulan
200.000 IU
(kapsul merah)
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
D. MENILAI MASALAH/ KELUHAN LAIN
Kotak terakhir pada bagan PENILAIAN mengingatkan Anda untuk menilai masalah/keluhan
lain yang mungkin ada pada anak tetapi tidak dapat diklasifikasikan memakai bagan dari 4
keluhan utama, misalnya kencing berdarah, hernia, gatal-gatal, sukar berak atau infeksi kulit.
Anda mungkin melihat masalah-masalah lain selama melakukan pemeriksaan.
Periksa dan tangani masalah lain sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta
kebijaksanaan tempat Anda bekerja. Rujuk anak itu untuk masalah lain yang tidak dapat
Anda tangani di klinik.
Mengingat masih banyaknya kasus tuberkulosis di Indonesia, Anda bisa mencurigai
seorang anak kemungkinan menderita tuberkulosis, jika terdapat salah satu gejala di bawah
ini:
• Terdapat kontak serumah dengan seorang penderita tuberkulosis aktif.
• Terdapat reaksi kemerahan dalam waktu 3 – 7 hari setelah penyuntikan imunisasi BCG.
• Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas.
• Nafsu makan tidak ada atau berat badan tidak naik.
• Batuk lebih dari 21 hari (3 minggu).
• Terdapat beberapa benjolan di daerah leher.
Jika Anda mencurigai terdapat tuberkulosis, rujuklah anak.
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Rangkuman
1. Periksa status gizi pada semua anak sakit. . Anak yang sakit mungkin saja kurang gizi, tapi
petugas kesehatan atau keluarganya mungkin tidak melihat masalah ini. Anak yang kurang
gizi mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian.
2. Kekurangan zat besi pada makanan dapat mengakibatkan anemia.
Anak dapat juga menderita anemia sebagai akibat dari :
• Malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dengan cepat. Anak-anak dapat
menderita anemia jika mereka berulang kali menderita malaria atau jika malaria tidak
diobati dengan benar. Seringkali, anemia pada anak-anak ini disebabkan oleh kekurangan
gizi dan malaria.
• Parasit seperti cacing tambang atau cacing cambuk. Cacing ini dapat menyebabkan
kehilangan darah dari usus dan menyebabkan anemia.
Ada tiga klasifikasi untuk Anemia yaitu: anemia berat, anemia dan tidak anemia.
3. Periksa status imunisasi pada semua anak sakit. Apakah mereka sudah mendapat semua
imunisasi yang dianjurkan untuk umur mereka?
Beri imunisasi sesuai umur anak. Jika anak mendapat imunisasi pada saat ia terlalu muda
untuk suatu jenis imunisasi tertentu, tubuh anak tidak dapat melawan penyakit dengan
baik. Jika anak tidak mendapat imunisasi saat ia cukup umurnya, risikonya untuk mendapat
penyakit akan bertambah.
Semua anak harus mendapat semua imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang
pertama.Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB-0) diberikan dengan uniject sebelum
bayi berumur 7 hari oleh bidan desa pada saat kunjungan neonatal yang pertama.
Jika anak belum mendapat jenis imunisasi tertentu pada umur yang dianjurkan, beri
imunisasi jika tidak ada kontra indikasi. Anda tidak perlu mengulanginya dari awal.
Jika seorang anak sudah berumur lebih dari 1 tahun dan belum melengkapi imunisasinya,
beri dosis sisanya setiap kali ada kesempatan dan tidak ada kontra indikasi.Hal ini perlu
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
dicatat tetapi tidak perlu dilaporkan.
4. Vitamin A dapat diberikan sebagai supplemen atau pengobatan. Untuk pemberian sebagai
supplemen, periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5
tahun. Bila sudah saatnya mendapatkan vitamin A, berikan di klinik. Anjurkan untuk
mendapatkan dosis selanjutnya secara rutin setiap 6 bulan di Posyandu.
5. Anda mungkin melihat masalah-masalah lain selama melakukan pemeriksaan. Periksa dan
tangani masalah lain sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta kebijaksanaan
tempat Anda bekerja. Rujuk anak itu untuk masalah lain yang tidak dapat Anda tangani di
klinik.
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar
1. Klasifikasi status gizi sangat kurus ditandai dengan;
a. BB anak kurus
b. BB/PB ≥ -3 SD -<-2 SD
c. BB/PB – 2SD - + 2 SD
d. Bengkak pada kedua punggung kaki
2. Klasifikasi anemia pada anak dibagi 3 ketegori:
a. Anemia berat, anemia, tidak anemia
b. Anemia berat, lemah, pucat
c. Sangat anemia, anemia berat, anemia ringan
d. Anemia berat, tidak anemia, normal
3. Klasifikasi anemia berta ditandai dengan:
a. Mata cekung
b. Nafsu makan tidak ada
c. Telapak tangan sangat pucat
d. Perut buncit
4. Jadual imunisasi bayi lahir dirumah usia 5 hari:
a. HB 0
b. BCG
c. DPT 1
d. Polio 1
5. Kontraindikasi imunisasi adalah:
a. Demam lebih dari 37°C
b. Riwayat kejang jangan diberi BCG
c. Riwayat kejang jangan diberi DT
d. Riwayat kejang jangan diberi DPT
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
Tugas
Mandiri
Kasus
Bacalah kasus berikut ini dengan cermat.Tentukan apakah anak memerlukan imunisasi
dan/atau vitamin A hari ini.
Lala umur 6 bulan.Tidak ada tanda bahaya umum. Diklasifikasikan sebagai BATUK : BUKAN
PNEUMONIA, status Gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Imunisasi yang sudah diberikan: BCG,
DPT-1, DPT-2, Polio-1, Polio-2 dan Hep.B-1. Imunisasi terakhir 6 minggu yang lalu adalah:
Polio-2, DPT-2. Belum pernah mendapat vitamin A.
a. Apakah Lala memerlukan imunisasi dan/ atau vitamin A hari ini?
Imunisasi : ya ___tidak ___. Jika ya, sebutkan:___________________
Vitamin A : ya ___ tidak ___ Jika ya, dosis___________________IU
b. Kapan ia harus datang lagi untuk imunisasi/vitamin A berikutnya?
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
20
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015