Dokumen tersebut membahas mengenai stunting pada anak, yang merupakan kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting disebabkan oleh faktor-faktor seperti malnutrisi ibu saat hamil dan anak, serta lingkungan yang tidak sehat. Gejala stunting meliputi tubuh pendek dan berat badan rendah, sementara pencegahannya melalui pemenuhan gizi
2. STUNTING
Stunting adalah kondisi ketika tinggi
badan anak lebih pendek daripada standar
usianya.
akibat kekurangan gizi dalam jangka
panjang. Kondisi ini bisa disebabkan oleh
malnutrisi yang dialami ibu saat hamil
atau anak pada masa pertumbuhannya.
3. PENYEBAB STUNTING
Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam
jangka panjang (kronis).
Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak
bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak
mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi
selama masa tumbuh kembangnya juga bisa
mengalami stunting.
4. FAKTOR RISIKO STUNTING
IBU HAMIL MEMILIKI BEBERAPA KONDISI/FAKTOR
BERIKUT:
Intrauterine growth restriction (IUGR)
Perawakan pendek
Berat badan ibu tidak naik selama kehamilan
Tingkat pendidikan rendah
Kemiskinan
Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk dan tidak
mendapatkan akses untuk air bersih
5. FAKTOR RISIKO STUNTING
PADA ANAK BEBERAPA KONDISI YANG
MENINGKATKAN RISIKONYA MENGALAMI STUNTINg:
Mengalami penelantaran
Tidak mendapatkan ASI eksklusif
Mendapatkan gizi MPASI yang berkualitas buruk
Menderita penyakit yang menghalangi penyerapan
nutrisi, seperti penyakit TBC, anemia, penyakit
jantung bawaan, dan infeksi kronis
6. GEJALA STUNTING
Gejala stunting sering tidak disadari, karena anak hanya
diduga memiliki tubuh yang pendek. Gejala stunting
umumnya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun
• Gejala yang menunjukkan anak mengalami stunting adalah:
• Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak
seusianya
• Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya
• Pertumbuhan tulang terhambat
• Mudah sakit
• Gangguan belajar
• Gangguan tumbuh kembang
7. Bila menderita penyakit kronis, anak dengan
stunting bisa mengalami sejumlah gejala berikut:
• Tidak aktif bermain
• Batuk kronis, demam, serta berkeringat malam hari
• Tubuh anak membiru ketika menangis (sianosis)
• Sering lemas
• Sesak napas
• Ujung jari berbentuk seperti tabuh (clubbing finger)
• Bayi tidak dapat menyusu dengan baik
8. KAPAN HARUS KE DOKTER
• Segera ke dokter jika tinggi badan anak Anda tampak lebih
pendek dari anak seusianya, terutama bila anak
mengalami gejala yang disebutkan di atas.
• Selain itu, pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan
tumbuh kembang anak perlu rutin dilakukan oleh dokter
atau diperiksa di posyandu.
• Bagi anak berusia di bawah 2 tahun, pemeriksaan perlu
dilakukan setiap 1–2 bulan sekali. Sementara itu,
pemeriksaan untuk anak usia di atas 2 tahun dilakukan
setiap 1 tahun sekali.
9. DIAGNOSIS STUNTING
Dokter akan melakukan tanya jawab seputar asupan
makan anak, riwayat pemberian ASI, riwayat
kehamilan dan persalinan, serta lingkungan tempat
tinggal anak. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik lengkap untuk melihat tanda-
tanda stunting pada anak.
• Meski demikian, pemeriksaan tersebut perlu
dilakukan beberapa kali untuk memastikan
apakah anak mengalami stunting.
10. Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan
pemeriksaan penunjang meliputi:
Tes darah, untuk tuberkulosis, infeksi kronis, atau anemia
Tes urine, untuk mendeteksi sel darah putih, yang bisa menjadi
tanda infeksi
Pemeriksaan feses, untuk memeriksa infeksi parasit atau intoleransi
laktosa pada bayi atau anak-anak
ECG atau USG jantung, untuk mendeteksi penyakit jantung bawaan
Rontgen dada, melihat kondisi jantung dan paru-paru
Tes Mantoux, untuk mendiagnosis penyakit TBC
11. PENGOBATAN STUNTING
Penanganan stunting dapat meliputi :
• Mengobati penyakit yang mendasarinya, misalnya memberikan
obat-obatan antituberkulosis bila anak menderita TBC
• Memberikan nutrisi tambahan, berupa makanan yang kaya
protein hewani, lemak, dan kalori
• Memberikan suplemen, berupa vitamin A, zinc, zat besi, kalsium,
dan yodium
• Menyarankan keluarga untuk memperbaiki sanitasi dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), guna
mencapai keluarga yang sehat
12. KOMPLIKASI STUNTING
• Stunting yang tidak segera ditangani bisa
menyebabkan komplikasi berupa:
• Gangguan perkembangan otak anak
sehingga mengganggu proses belajar dan
menurunkan prestasinya
• Penyakit metabolik ketika dewasa, seperti
obesitas dan diabetes
• Anak sering sakit dan terkena infeksi
13. PENCEGAHAN STUNTING
Stunting bisa dicegah dengan menghindari faktor-faktor
yang dapat meningkatkan risikonya. Upaya yang bisa
dilakukan antara lain:
• Memenuhi asupan gizi yang cukup sebelum
merencanakan kehamilan dan selama kehamilan
• Mencukupi asupan gizi, terutama selama 1.000 hari
pertama kehidupan, yaitu sejak pembuahan sel telur
hingga anak berusia 2 tahun
• Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan
• Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap