SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Gizi Bayi dan Anak
Oleh: Asyifa Robiatul A.
Life Cycle Approach
Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk
penurunan prevalensi balita pendek menjadi
salah satu prioritas pembangunan nasional yang
tercantum di dalam sasaran pokok Rencana
Pembangunan jangka Menengah Tahun 2015 –
2019. (InfoDatin Situasi Balita Pendek, 2016)
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada
periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan
fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
1000
HPK
Ibu hamil
270 hari
Bayi 730
hari
Disebut sebagai
"periode emas",
"periode kritis", dan
Bank Dunia (2006)
menyebutnya sebagai
"window of
opportunity".
Penilaian Status Gizi Bayi dan Balita
Antropometri
Riwayat
Makan
Biokimia
(1) Antropometri
antropometri adalah ukuran tubuh manusia.
Sedangkan antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi.
WHO merekomendasikan pengukuran antropometri pada bayi
dan balita menggunakan grafik yang dikembangkan oleh WHO
dan Center for Disease Control and Prevention (CDC). Grafik
yang digunakan adalah z-score sebagai standar deviasi rata-rata
dan persentil median
Kategori dan ambang batas status gizi anak
berdasarkan indeks
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Berat badan menurut
umur (BB/U) Anak
umur 0-60 bulan
Gizi Buruk <-3 SD
Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD
Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Panjang badan
menurut umur (PB/U)
atau tinggi badan
menurut umur(TB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Sangat pendek <-3 SD
Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi >2 SD
Berat badan menurut
panjang badan (BB/PB)
atau berat badan
menurut tinggi badan
(BB/TB) Anak umur 0-
60 bulan
Sangat kurus <-3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Definisi menurut WHO
• BB/U < -2 standard deviations (SD) of
the WHO Child Growth Standards
median
Underweight
• TB/U < -2 SD of the WHO Child
Growth Standards median
Stunting
• BB/TB < -2 SD of the WHO Child
Growth Standards median
Wasting
• BB/TB > +2 SD of the WHO Child
Growth Standards median
Overweight
Sumber: WHO 1994
Stunting
• Yaitu: Persentase anak-anak dengan tinggi
badan yang rendah dari rata-rata balita
seusianya (stunting) mencerminkan tentang
efek kumulatif kekurangan gizi dan infeksi
yang terjadi bahkan sebelum kelahiran.
• Keadaan ini dapat diartikan sebagai indikasi
kondisi lingkungan yang buruk dan menjadi
penghambat jangka panjang potensi dari
pertumbuhan anak.
Nutrition Troughout The Life Cycle
Underweight
• Persentase anak-anak yang memiliki berat
badan rendah dari usianya (underweight)
dapat mencerminkan ‘wasting' (berat badan
yang lebih rendah dari tingginya)
• Keadaan ini menunjukkan penurunan berat
badan akut, 'stunting', atau keduanya. Dengan
demikian, 'underweight' adalah indikator
komposit dan karena itu mungkin sulit untuk
diinterpretasikan.
Wasting
• Wasting pada anak merupakan gejala
kekurangan gizi akut, biasanya sebagai akibat
dari asupan makanan tidak cukup atau tingginya
insiden penyakit menular, terutama diare.
• Wasting suatu waktu dapat merusak fungsi
sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan
peningkatan keparahan dan durasi dan
kerentanan terhadap penyakit menular dan
peningkatan risiko kematian.
Perbandingan Balita Normal, Wasting,
Stunting, dan Underweight
(2) Riwayat Makan
• Kebiasaan makan, teknik pemberian makan, gangguan
makan, dan lingkungan
Riwayat pemberian makan
• Nafsu makan harian, faktor yang mempengaruhi asupan
seperti: alergi, intoleransi trhadap bahan makanan trtentu,
gg. Mengunyah/menelan, keterampilan makan
Nafsu makan dan asupan
• Pemberian ASI, frekuensi dan durasi pemberian ASI,
frekuensi dan jumlah MP-ASI
Riwayat pola makan
KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI
DAN BALITA
Makronutrient (Zat Gizi Makro)
KARBOHIDRAT
• Karbohidrat
menyusun 45-65%
total kalori ASI
atau berkisar 130
gr/hari.
• Karbohidrat dalam
ASI sebagian
besar berupa
laktosa.
PROTEIN
• Protein dalam ASI
memenuhi 5-20%
dari total kalori
ASI atau berkisar
13 gr/hari.
• Protein
dibutuhkan utk
tumbuh kembang
• Kelebihan protein
dpt
mengakibatkan
dehidrasi, demam,
diare, dan asidosis
pd bayi prematur
LEMAK
• 30-40% dari total
kalori ASI tersusun
atas lemak.
• Lemak dibutuhkan
untuk mendukung
perkembangan
saraf otak dan
saraf pd organ
tubuh lainnya.
• Jenis lemak trans
tdk diperbolehkan
dikonsumsi terlalu
tinggi oleh bayi >6
bulan
Rekomendasi kebutuhan makronutrien pada bayi didasarkan pada
kandungan gizi ASI per 100 ml.
KARBOHIDRAT
• Fungsi karbohidrat dalam pemberian makan
bayi adalah:
– Menyuplai energi untuk pertumbuhan, fungsi
tubuh dan aktivitas
– Membentuk jaringan tubuh yang baru bersama
protein
– Building blocks untuk komponen tubuh yang
esensial
– Sebagai sumber utama energi untuk beraktivitas
sedangkan protein dan lemak dibutuhkan untuk
fungsi tubuh yang esensial seperti pembentukkan
dan perbaikan jaringan.
ENERGI
Tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada bayi,
antara lain untuk:
Memberikan zat
gizi yang cukup
bagi kebutuhan
hidup (untuk
pemeliharaan dan
pemulihan serta
peningkatan
kesehatan)
Pertumbuhan dan
perkembangan
fisik dan
psikomotor
Melakukan
aktivitas fisik
Estimasi kebutuhan energi pada bayi (0-24 bulan)
usia Jenis kelamin Energi (kkal/hari)
0 – 6 bulan Laki-laki
Perempuan
472 – 645
438 – 593
6 – 12 bulan Laki-laki
Perempuan
645 – 844
593 – 768
1 – 2 tahun Laki-laki
Perempuan
844 – 1050
768 – 997
Internasional of Medicine (IOM) (2002) menggunakan
persamaan untuk menghitung total pengeluaran energi (energi
expenditure) dan menghasilkan nilai kebutuhan energi.
Persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
[89 x BB (kg) – 100] + 175 kkal
MIKRONUTRIEN
(Zat Gizi Mikro)
Modifikasi kebutuhan
energi dibutuhkan
berdasarkan kebutuhan
individual dan grafik
pertumbuhan. Terdapat
rumus perhitungan
basal metabolic rate
(BMR) pada bayi dan
balita:
Rumus Persamaan (kkal) Keterangan
oxford BMR= 61 (BB)kg – 33,7
BMR=23,3 (BB)kg + 514
BMR=58,9 (BB)kg – 23,1
BMR=20,1 (BB)kg + 507
laki-laki usia 0 – 3 tahun
Laki-laki usia 3 – 10 tahun
Perempuan usia 0 – 3 tahun
Perempuan usia 3 – 10 tahun
Pada masa balita, kebutuhan vitamin
digunakan untuk:
• Pertumbuhan sel-sel epitel
Vitamin A
• Metabolisme karbohidrat dan keseimbangan air
dalam tubuh
Vitamin B1
• Proses oksidasi dalam sel-sel
Vitamin B2
• Pembentukkan sel-sel darah merah
Vitamin B6
• Aktivator berbagai fermen perombak protein dan
lemak serta pembentukkan trombosit
Vitamin C
• Memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari
usus
Vitamin D
• Mencegah perdarahan dan pembelahan sel
Vitamin E
• Pembentukan protrombin dlm proses pembekuan
darah
Vitamin K
PEMBERIAN MAKAN
ASI
Susu
Formula
MP-ASI
ASI (Air Susu Ibu)
• Protein ASI berupa kasein (40%) dan whey (60%)
• Kandungan ASI terdiri dari:
– Protein whey  melindungi bayi dari infeksi
– Laktoferin  mengikat zat besi
– Imunoglobulin A (Ig A)  melindungi saluran cerna
bayi dari infeksi
– Enzim lisozim  merusak membran sel bakteri
– Bakteri baik (L. Bifidus)  yang membuat suasana
asam dalam saluran cerna bayi sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri patogen
Pedoman pemberian makan bayi usia 6-23 bulan
yang mendapat ASI
Susu Formula
• Komposisi susu formula bayi harus mengikuti aturan
Codex Alimentarius atau Badan Pengawas Obat
(BPOM) dan hanya dapat diberikan kepada bayi atas
indikasi medis. (WHO 2009)
• Codex Alimentarius dan European Society for Pediatric
Gatroenterology Hepatology and Nutrition (EPSGHAN)
Committe on Nutrition membagi formula bayi dalam 3
jenis, yaitu:
– Formula awal  harus dapat memenuhi kebutuhan energi
dan zat-zat gizi esensial bagi bayi sampai umur 1 tahun
– Formula lanjutan  dpt diberikan mulai dari umur 6
bulan dan bersama-sama dengan MP-ASI
– Formula utk tujuan medis  meliputi formula untuk bayi
prematur, alergi susu sapi, kelainan metabolisme bawaan,
dan formula khusus gg. Saluran cerna
MP-ASI
• Diberikan setelah bayi berusia 6 bulan karena
ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi.
• Tujuan pemberian MP-ASI:
– Memenuhi kebutuhan gizi bayi
– Mengembangkan kemampuan bayi untuk
menerima berbagai macam makanan dgn
berbagai rasa dan tekstur
– Mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah dan menelan
Hal yang harus diperhatikan dlm
pemberian MP-ASI:
• Memilih bahan makanan utama dengan
sumber tinggi zat besi
• Memilih beras sebagai salah satu sumber
karbohidrat karena bersifat hipoalergenik
• Telur dpt diberikan saat usia 1 tahun
• Makanan selingan dapat diberikan 2x sehari
seperti bubur kacang hijau dan biskuit
MASALAH GIZI PADA BAYI
DAN BALITA
Gizi lebih (obesitas)
• Anak yang mengalami obesitas mempunyai
kemungkinan obesitas yang lebih besar pd
masa pubertas dan dewasa kelak.
• Obesitas bersifat multifaktor: genetik, gaya
hidup tidak baik, dan pola makan kurang baik
Karies gigi
• Gigi susu berisiko mengalami gangguan karies
dini yang diakibatkan oleh konsumsi ASI, susu
formula, jus, atau minuman lain yang di
minum melalui botol.
• Pemberian makanan/minuman manis dgn
botol pd bayi lebih dari 3x/hari atau lebih dari
1 jam pada waktu makan dapat menyebabkan
karies dini
GAKY
(gg. Akibat kekurangan yodium)
• Kekurangan yodium berpengaruh pd
tingkat IQ dan tumbuh kembang anak
DEFISIENSI
VITAMIN E
• Kekurangan vitamin E terjadi pada anak yg
menderita gg. Penyerapan lemak (fibrosis kistik)
• Pemberian zat besi yang berlebihan dapat
menyebabkan defisiensi vitamin E
• Bayi prematur yang menderita kekurangan vitamin
E, pada usia 6-10 minggu bisa mengalami
kelemahan otot disertai anemia hemolitik.
• Kekurangan vitamin E menyebabkan retinopati
pada prematuritas dan akan semakin memburuk
jika bayi terkena oksigen kadar tinggi dalam
inkubator
• Anak-anak penderita malabsorpsi usus bisa
mengalami kekurangan vitamin E yang berat
• Kadar ≥ 0,5 mg/dL pada orang sehat berhubungan
dengan perlindungan terhadap hemolisis dan dipakai
sebagai indikasi kecukupan nutrisi. Kadar tokoferol ibu
meningkat selama kehamilan, tetapi kadar pada fetus
tetap rendah, hal ini menunjukkan adanya penahan
pada aliran transplasental dari vitamin ini.
• Kadar vitamin E pada neonatus saat di dalam
kandungan hanya sedikit dipengaruhi oleh asupan
vitamin E ibu melalui transfer plasental,
mengakibatkan bayi baru lahir mempunyai kadar yang
rendah.
• Bayi prematur mempunyai risiko kekurangan vitamin E
karena kapasitas absorbsi lemak yang terbatas. Air
susu ibu (ASI), terutama kolustrum mengandung
vitamin E konsentrasi tinggi.
DEFISIENSI
VITAMIN K
• Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi
vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati
relatif masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K
melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada
ASI, dan saluran pencernaan bayi baru lahir yang
masih steril.
• Kekurangan vitamin K berisiko tinggi bagi bayi
sehingga mengakibatkan Vitamin K Deficiency
Bleeding (VKDB).
• Penyakit hemoragik pada BBL biasanya terjadi
pada hari ke 1-7. gejalanya berupa perdarahan
dalam kulit, lambung, dan dada. VKDB bisa timbul
lagi pada usia 1-3 bulan.
• Penyakit VKDB berhubungan dengan malabsorpsi
dan penyakit hati.
• Faktor risiko terjadinya VKDB antara lain:
– ibu mengkonsumsi obat yang mengganggu
metabolisme vitamin K selama kehamilan
seperti obat anti-kejang hidantoin (phenitoin),
antibiotik cephalosporin, serta antikoagulan
kumarin (seperti warfarin)
– rendahnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus
– gangguan fungsi hati (kolestasis)
– sindrom malabsorpsi, diare kronik, serta
kurangnya asupan vitamin K pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif.
• Untuk pencegahan VKDB, dianjurkan untuk
memberikan suntikan vitamin K melalui otot
dalam waktu 1 jam stlh bayi lahir. Pemberian
lewat mulut tidak dianjurkan.
SKURVI INFANTIL
• Suatu keadaan yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya asupan vitamin C
(asam askorbat) karena pemakaian
susu formula yang mengandung sedikit
vitamin C. Penyakit ini timbul pada usia
6-12 bulan
Skurvi Infantil
Gejala yang ditimbulkan:
Rewel, nafsu makan buruk, BB tidak
bertambah
Jika digerakkan, nyeri akibat perdarahan di
bawah lapisan tipis pd jaringan pembungkus
tulang.
Di usia balita perdarahan terdapat dibawah
kulit, gusi disekeliling gigi yg sedang tumbuh
berdarah
Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat, skurvi
bisa menyebabkan kelainan pada tulang rusuk dan pada
tulang panjang tungkai. Skurvi juga menyebabkan
terganggunya proses penyembuham luka
GANGGUAN
METABOLISME
MAKRONUTRIENT
Proses Metabolik Reaksi Konsekuensi
Glikogenesis Glukosa  glikogen Glukosa darah
Glikogenolisis Glukogen  glukosa Glukosa darah
Glukoneogenesis Asam amino  glukosa Glukosa darah
Sintesis protein Asam amino  protein Asam amino darah
Penguraian protein Protein  asam amino Asam amino darah
Sintesis lemak
(lipogenesis atau sintesis
trigliserida)
Asam lemak dan gliserol
 trigliserida
Asam lemak darah
Penguraian lemak
(lipolisis atau
penguraian trigliserida)
Trigliserida  asam
lemak dan gliserol
Asam lemak darah
Perjalanan
Makronutrient
dalam tubuh
1.
2.
3.
4.
Metabolisme
terbentuk dari
Respirasi Sel
KELAINAN METABOLISME KARBOHIDRAT
Galaktosemia
Glikogenosis
Intoleransi Fruktosa Herediter
Fruktosuria
1.
2.
3.
4.
1. Galaktosemia
Galaktosemia adalah penyakit
autosomal resesif yang
disebabkan oleh defisiensi
berat enzim galaktosa-1-
fosfat uridiltransferase
Penyakit ini terjadi
pada 1:60.000
kelahiran
• Galaktosa berfungsi sebagai energi, harus diubah
menjadi glukosa agar dapat memasuki jalur
metabolisme lebih lanjut.
• Hal ini penting untuk bayi karena mereka
mendapatkan sebagian besar energi dari susu,
yang memiliki komposisi tinggi galaktosa.
• Setiap molekul laktosa, konstituen utama dari gula
susu, terdiri dari sebuah molekul galaktosa dan
molekul glukosa, dan galaktosa membentuk 20%
dari sumber energi dari diet bayi umumnya.
Hubungan genetika galaktosemia
• Gen untuk galaktosa-1-fosfat uridylyltransferase (Galt gen)
terletak pada lengan pendek kromosom 9, di daerah 9p13.
• Kebanyakan perubahan pada gen Galt mengubah blok
bangunan protein tunggal (asam amino) digunakan untuk
membangun galaktosa-1-fosfat uridylyltransferase.
Manifestasi Klinis
1. Pada saat neonatus diberi susu sering menunjukkan
bukti adanya gagal hati (hiperbilirubinemia, gangguan
koagulasi dan hipoglikemia)
2. Gg. Fungsi tubulus renalis (asidosis, glikosuria,
aminoasiduria)
3. katarak
• Bila manifestasi neonatus
ringan atau tidak ada,
dapat terjadi kegagalan
pertumbuhan
• Pengaruh akut utama
pada fungsi hati dan
ginjal
• Katarak berkembang
sampai tahun pertama
• Jika anak tumbuh,
cenderung mengalami
gangguan belajar.
• Glikogenosis (Penyakit penimbunan
glikogen) adalah sekumpulan penyakit
keturunan yang disebabkan oleh tidak
adanya 1 atau beberapa enzim yang
diperlukan untuk mengubah gula
menjadi glikogen atau mengubah
glikogen menjadi glukosa (untuk
digunakan sebagai energi).
2. Glikogenosis
• Intoleransi Fruktosa Herediter adalah
suatu penyakit keturunan dimana tubuh
tidak dapat menggunakan fruktosa karena
tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
• Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase
(yang merupakan hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun di dalam tubuh,
menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi
glukosa sebagai sumber energi.
3. Intoleransi Fruktosa Herediter
• Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang
tidak berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke
dalam air kemih.
• Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan.
• 1 dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria.
• Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi
kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan
air kemih dapat menyebabkan kekeliruan
diagnosis dengan diabetes mellitus.Tidak perlu
dilakukan pengobatan khusus.
4. Fruktosuria

More Related Content

Similar to Gizi_Bayi_dan_Anak.pptx

Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.docGiffward
 
Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1
Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1
Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1paupau_agi
 
KEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.ppt
KEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.pptKEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.ppt
KEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.pptprodid4bima
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remajaEmmy Kardinasari
 
Tumbuh Kembang Anak yang Normal
Tumbuh Kembang Anak yang NormalTumbuh Kembang Anak yang Normal
Tumbuh Kembang Anak yang NormalFakhriyah Elita
 
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptxGerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptxPemkot prabumulih
 
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptxTIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptxYainPanggalo3
 
1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptx1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptxHeppi4
 
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doctoniarifin1
 
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxAlfandoWibowo2
 
Tujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayiTujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayifadzan
 

Similar to Gizi_Bayi_dan_Anak.pptx (20)

Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Tugas tina gizi remaja n dewasa AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.doc
 
Tugas tina gizi remaja n dewasa
Tugas tina gizi remaja n dewasaTugas tina gizi remaja n dewasa
Tugas tina gizi remaja n dewasa
 
Kebutuhan gizi
Kebutuhan giziKebutuhan gizi
Kebutuhan gizi
 
Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1
Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1
Dgz 121 slide_gizi_ibu_hamil_trimester_1
 
KEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.ppt
KEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.pptKEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.ppt
KEB. NUTRISI & CAIRAN PD ANAK.ppt
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
 
Tumbuh Kembang Anak yang Normal
Tumbuh Kembang Anak yang NormalTumbuh Kembang Anak yang Normal
Tumbuh Kembang Anak yang Normal
 
Gizi untuk remaja
Gizi untuk remajaGizi untuk remaja
Gizi untuk remaja
 
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptxGerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Cegah Stunting Gizi Remaja.ppt.pptx
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
Gizi anak
Gizi anakGizi anak
Gizi anak
 
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptxTIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
 
1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptx1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptx
 
Bab 1 agama
Bab 1 agamaBab 1 agama
Bab 1 agama
 
Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makanan sehat SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
 
GIZI.ppt
GIZI.pptGIZI.ppt
GIZI.ppt
 
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
 
Tujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayiTujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayi
 

Recently uploaded

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 

Recently uploaded (20)

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 

Gizi_Bayi_dan_Anak.pptx

  • 1. Gizi Bayi dan Anak Oleh: Asyifa Robiatul A.
  • 3. Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk penurunan prevalensi balita pendek menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang tercantum di dalam sasaran pokok Rencana Pembangunan jangka Menengah Tahun 2015 – 2019. (InfoDatin Situasi Balita Pendek, 2016)
  • 4. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. 1000 HPK Ibu hamil 270 hari Bayi 730 hari Disebut sebagai "periode emas", "periode kritis", dan Bank Dunia (2006) menyebutnya sebagai "window of opportunity".
  • 5. Penilaian Status Gizi Bayi dan Balita Antropometri Riwayat Makan Biokimia
  • 6. (1) Antropometri antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi. WHO merekomendasikan pengukuran antropometri pada bayi dan balita menggunakan grafik yang dikembangkan oleh WHO dan Center for Disease Control and Prevention (CDC). Grafik yang digunakan adalah z-score sebagai standar deviasi rata-rata dan persentil median
  • 7. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score) Berat badan menurut umur (BB/U) Anak umur 0-60 bulan Gizi Buruk <-3 SD Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD Gizi Lebih >2 SD Panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur(TB/U) Anak umur 0-60 bulan Sangat pendek <-3 SD Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD Normal -2 SD sampai dengan 2 SD Tinggi >2 SD Berat badan menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) Anak umur 0- 60 bulan Sangat kurus <-3 SD Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD Normal -2 SD sampai dengan 2 SD Gemuk >2 SD
  • 8. Definisi menurut WHO • BB/U < -2 standard deviations (SD) of the WHO Child Growth Standards median Underweight • TB/U < -2 SD of the WHO Child Growth Standards median Stunting • BB/TB < -2 SD of the WHO Child Growth Standards median Wasting • BB/TB > +2 SD of the WHO Child Growth Standards median Overweight Sumber: WHO 1994
  • 9. Stunting • Yaitu: Persentase anak-anak dengan tinggi badan yang rendah dari rata-rata balita seusianya (stunting) mencerminkan tentang efek kumulatif kekurangan gizi dan infeksi yang terjadi bahkan sebelum kelahiran. • Keadaan ini dapat diartikan sebagai indikasi kondisi lingkungan yang buruk dan menjadi penghambat jangka panjang potensi dari pertumbuhan anak.
  • 11.
  • 12. Underweight • Persentase anak-anak yang memiliki berat badan rendah dari usianya (underweight) dapat mencerminkan ‘wasting' (berat badan yang lebih rendah dari tingginya) • Keadaan ini menunjukkan penurunan berat badan akut, 'stunting', atau keduanya. Dengan demikian, 'underweight' adalah indikator komposit dan karena itu mungkin sulit untuk diinterpretasikan.
  • 13. Wasting • Wasting pada anak merupakan gejala kekurangan gizi akut, biasanya sebagai akibat dari asupan makanan tidak cukup atau tingginya insiden penyakit menular, terutama diare. • Wasting suatu waktu dapat merusak fungsi sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan peningkatan keparahan dan durasi dan kerentanan terhadap penyakit menular dan peningkatan risiko kematian.
  • 14. Perbandingan Balita Normal, Wasting, Stunting, dan Underweight
  • 15. (2) Riwayat Makan • Kebiasaan makan, teknik pemberian makan, gangguan makan, dan lingkungan Riwayat pemberian makan • Nafsu makan harian, faktor yang mempengaruhi asupan seperti: alergi, intoleransi trhadap bahan makanan trtentu, gg. Mengunyah/menelan, keterampilan makan Nafsu makan dan asupan • Pemberian ASI, frekuensi dan durasi pemberian ASI, frekuensi dan jumlah MP-ASI Riwayat pola makan
  • 16. KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA
  • 17. Makronutrient (Zat Gizi Makro) KARBOHIDRAT • Karbohidrat menyusun 45-65% total kalori ASI atau berkisar 130 gr/hari. • Karbohidrat dalam ASI sebagian besar berupa laktosa. PROTEIN • Protein dalam ASI memenuhi 5-20% dari total kalori ASI atau berkisar 13 gr/hari. • Protein dibutuhkan utk tumbuh kembang • Kelebihan protein dpt mengakibatkan dehidrasi, demam, diare, dan asidosis pd bayi prematur LEMAK • 30-40% dari total kalori ASI tersusun atas lemak. • Lemak dibutuhkan untuk mendukung perkembangan saraf otak dan saraf pd organ tubuh lainnya. • Jenis lemak trans tdk diperbolehkan dikonsumsi terlalu tinggi oleh bayi >6 bulan Rekomendasi kebutuhan makronutrien pada bayi didasarkan pada kandungan gizi ASI per 100 ml.
  • 18. KARBOHIDRAT • Fungsi karbohidrat dalam pemberian makan bayi adalah: – Menyuplai energi untuk pertumbuhan, fungsi tubuh dan aktivitas – Membentuk jaringan tubuh yang baru bersama protein – Building blocks untuk komponen tubuh yang esensial – Sebagai sumber utama energi untuk beraktivitas sedangkan protein dan lemak dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang esensial seperti pembentukkan dan perbaikan jaringan.
  • 19. ENERGI Tujuan pemenuhan kebutuhan gizi pada bayi, antara lain untuk: Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan hidup (untuk pemeliharaan dan pemulihan serta peningkatan kesehatan) Pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotor Melakukan aktivitas fisik
  • 20. Estimasi kebutuhan energi pada bayi (0-24 bulan) usia Jenis kelamin Energi (kkal/hari) 0 – 6 bulan Laki-laki Perempuan 472 – 645 438 – 593 6 – 12 bulan Laki-laki Perempuan 645 – 844 593 – 768 1 – 2 tahun Laki-laki Perempuan 844 – 1050 768 – 997 Internasional of Medicine (IOM) (2002) menggunakan persamaan untuk menghitung total pengeluaran energi (energi expenditure) dan menghasilkan nilai kebutuhan energi. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut: [89 x BB (kg) – 100] + 175 kkal
  • 22. Modifikasi kebutuhan energi dibutuhkan berdasarkan kebutuhan individual dan grafik pertumbuhan. Terdapat rumus perhitungan basal metabolic rate (BMR) pada bayi dan balita: Rumus Persamaan (kkal) Keterangan oxford BMR= 61 (BB)kg – 33,7 BMR=23,3 (BB)kg + 514 BMR=58,9 (BB)kg – 23,1 BMR=20,1 (BB)kg + 507 laki-laki usia 0 – 3 tahun Laki-laki usia 3 – 10 tahun Perempuan usia 0 – 3 tahun Perempuan usia 3 – 10 tahun
  • 23. Pada masa balita, kebutuhan vitamin digunakan untuk: • Pertumbuhan sel-sel epitel Vitamin A • Metabolisme karbohidrat dan keseimbangan air dalam tubuh Vitamin B1 • Proses oksidasi dalam sel-sel Vitamin B2 • Pembentukkan sel-sel darah merah Vitamin B6 • Aktivator berbagai fermen perombak protein dan lemak serta pembentukkan trombosit Vitamin C • Memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari usus Vitamin D • Mencegah perdarahan dan pembelahan sel Vitamin E • Pembentukan protrombin dlm proses pembekuan darah Vitamin K
  • 25. ASI (Air Susu Ibu) • Protein ASI berupa kasein (40%) dan whey (60%) • Kandungan ASI terdiri dari: – Protein whey  melindungi bayi dari infeksi – Laktoferin  mengikat zat besi – Imunoglobulin A (Ig A)  melindungi saluran cerna bayi dari infeksi – Enzim lisozim  merusak membran sel bakteri – Bakteri baik (L. Bifidus)  yang membuat suasana asam dalam saluran cerna bayi sehingga menghambat pertumbuhan bakteri patogen
  • 26. Pedoman pemberian makan bayi usia 6-23 bulan yang mendapat ASI
  • 27. Susu Formula • Komposisi susu formula bayi harus mengikuti aturan Codex Alimentarius atau Badan Pengawas Obat (BPOM) dan hanya dapat diberikan kepada bayi atas indikasi medis. (WHO 2009) • Codex Alimentarius dan European Society for Pediatric Gatroenterology Hepatology and Nutrition (EPSGHAN) Committe on Nutrition membagi formula bayi dalam 3 jenis, yaitu: – Formula awal  harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat-zat gizi esensial bagi bayi sampai umur 1 tahun – Formula lanjutan  dpt diberikan mulai dari umur 6 bulan dan bersama-sama dengan MP-ASI – Formula utk tujuan medis  meliputi formula untuk bayi prematur, alergi susu sapi, kelainan metabolisme bawaan, dan formula khusus gg. Saluran cerna
  • 28. MP-ASI • Diberikan setelah bayi berusia 6 bulan karena ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. • Tujuan pemberian MP-ASI: – Memenuhi kebutuhan gizi bayi – Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dgn berbagai rasa dan tekstur – Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
  • 29.
  • 30. Hal yang harus diperhatikan dlm pemberian MP-ASI: • Memilih bahan makanan utama dengan sumber tinggi zat besi • Memilih beras sebagai salah satu sumber karbohidrat karena bersifat hipoalergenik • Telur dpt diberikan saat usia 1 tahun • Makanan selingan dapat diberikan 2x sehari seperti bubur kacang hijau dan biskuit
  • 31. MASALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA
  • 32. Gizi lebih (obesitas) • Anak yang mengalami obesitas mempunyai kemungkinan obesitas yang lebih besar pd masa pubertas dan dewasa kelak. • Obesitas bersifat multifaktor: genetik, gaya hidup tidak baik, dan pola makan kurang baik
  • 33. Karies gigi • Gigi susu berisiko mengalami gangguan karies dini yang diakibatkan oleh konsumsi ASI, susu formula, jus, atau minuman lain yang di minum melalui botol. • Pemberian makanan/minuman manis dgn botol pd bayi lebih dari 3x/hari atau lebih dari 1 jam pada waktu makan dapat menyebabkan karies dini
  • 34. GAKY (gg. Akibat kekurangan yodium) • Kekurangan yodium berpengaruh pd tingkat IQ dan tumbuh kembang anak
  • 35.
  • 36.
  • 38.
  • 39. • Kekurangan vitamin E terjadi pada anak yg menderita gg. Penyerapan lemak (fibrosis kistik) • Pemberian zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan defisiensi vitamin E • Bayi prematur yang menderita kekurangan vitamin E, pada usia 6-10 minggu bisa mengalami kelemahan otot disertai anemia hemolitik. • Kekurangan vitamin E menyebabkan retinopati pada prematuritas dan akan semakin memburuk jika bayi terkena oksigen kadar tinggi dalam inkubator • Anak-anak penderita malabsorpsi usus bisa mengalami kekurangan vitamin E yang berat
  • 40.
  • 41. • Kadar ≥ 0,5 mg/dL pada orang sehat berhubungan dengan perlindungan terhadap hemolisis dan dipakai sebagai indikasi kecukupan nutrisi. Kadar tokoferol ibu meningkat selama kehamilan, tetapi kadar pada fetus tetap rendah, hal ini menunjukkan adanya penahan pada aliran transplasental dari vitamin ini. • Kadar vitamin E pada neonatus saat di dalam kandungan hanya sedikit dipengaruhi oleh asupan vitamin E ibu melalui transfer plasental, mengakibatkan bayi baru lahir mempunyai kadar yang rendah. • Bayi prematur mempunyai risiko kekurangan vitamin E karena kapasitas absorbsi lemak yang terbatas. Air susu ibu (ASI), terutama kolustrum mengandung vitamin E konsentrasi tinggi.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46. • Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih steril. • Kekurangan vitamin K berisiko tinggi bagi bayi sehingga mengakibatkan Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB). • Penyakit hemoragik pada BBL biasanya terjadi pada hari ke 1-7. gejalanya berupa perdarahan dalam kulit, lambung, dan dada. VKDB bisa timbul lagi pada usia 1-3 bulan. • Penyakit VKDB berhubungan dengan malabsorpsi dan penyakit hati.
  • 47. • Faktor risiko terjadinya VKDB antara lain: – ibu mengkonsumsi obat yang mengganggu metabolisme vitamin K selama kehamilan seperti obat anti-kejang hidantoin (phenitoin), antibiotik cephalosporin, serta antikoagulan kumarin (seperti warfarin) – rendahnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus – gangguan fungsi hati (kolestasis) – sindrom malabsorpsi, diare kronik, serta kurangnya asupan vitamin K pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. • Untuk pencegahan VKDB, dianjurkan untuk memberikan suntikan vitamin K melalui otot dalam waktu 1 jam stlh bayi lahir. Pemberian lewat mulut tidak dianjurkan.
  • 49. • Suatu keadaan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya asupan vitamin C (asam askorbat) karena pemakaian susu formula yang mengandung sedikit vitamin C. Penyakit ini timbul pada usia 6-12 bulan Skurvi Infantil
  • 50. Gejala yang ditimbulkan: Rewel, nafsu makan buruk, BB tidak bertambah Jika digerakkan, nyeri akibat perdarahan di bawah lapisan tipis pd jaringan pembungkus tulang. Di usia balita perdarahan terdapat dibawah kulit, gusi disekeliling gigi yg sedang tumbuh berdarah Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat, skurvi bisa menyebabkan kelainan pada tulang rusuk dan pada tulang panjang tungkai. Skurvi juga menyebabkan terganggunya proses penyembuham luka
  • 52. Proses Metabolik Reaksi Konsekuensi Glikogenesis Glukosa  glikogen Glukosa darah Glikogenolisis Glukogen  glukosa Glukosa darah Glukoneogenesis Asam amino  glukosa Glukosa darah Sintesis protein Asam amino  protein Asam amino darah Penguraian protein Protein  asam amino Asam amino darah Sintesis lemak (lipogenesis atau sintesis trigliserida) Asam lemak dan gliserol  trigliserida Asam lemak darah Penguraian lemak (lipolisis atau penguraian trigliserida) Trigliserida  asam lemak dan gliserol Asam lemak darah
  • 54.
  • 55.
  • 58. 1. Galaktosemia Galaktosemia adalah penyakit autosomal resesif yang disebabkan oleh defisiensi berat enzim galaktosa-1- fosfat uridiltransferase Penyakit ini terjadi pada 1:60.000 kelahiran
  • 59.
  • 60. • Galaktosa berfungsi sebagai energi, harus diubah menjadi glukosa agar dapat memasuki jalur metabolisme lebih lanjut. • Hal ini penting untuk bayi karena mereka mendapatkan sebagian besar energi dari susu, yang memiliki komposisi tinggi galaktosa. • Setiap molekul laktosa, konstituen utama dari gula susu, terdiri dari sebuah molekul galaktosa dan molekul glukosa, dan galaktosa membentuk 20% dari sumber energi dari diet bayi umumnya.
  • 61. Hubungan genetika galaktosemia • Gen untuk galaktosa-1-fosfat uridylyltransferase (Galt gen) terletak pada lengan pendek kromosom 9, di daerah 9p13. • Kebanyakan perubahan pada gen Galt mengubah blok bangunan protein tunggal (asam amino) digunakan untuk membangun galaktosa-1-fosfat uridylyltransferase.
  • 62. Manifestasi Klinis 1. Pada saat neonatus diberi susu sering menunjukkan bukti adanya gagal hati (hiperbilirubinemia, gangguan koagulasi dan hipoglikemia) 2. Gg. Fungsi tubulus renalis (asidosis, glikosuria, aminoasiduria) 3. katarak
  • 63. • Bila manifestasi neonatus ringan atau tidak ada, dapat terjadi kegagalan pertumbuhan • Pengaruh akut utama pada fungsi hati dan ginjal • Katarak berkembang sampai tahun pertama • Jika anak tumbuh, cenderung mengalami gangguan belajar.
  • 64. • Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi). 2. Glikogenosis
  • 65. • Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase. • Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. 3. Intoleransi Fruktosa Herediter
  • 66. • Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih. • Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase yang sifatnya diturunkan. • 1 dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria. • Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus. 4. Fruktosuria