Dokumen tersebut merangkum teori dan praktik konseling rasional emotif yang dikembangkan oleh Albert Ellis. Konseling rasional emotif berfokus pada mengubah pola pikir irasional menjadi rasional dengan menggunakan teknik kognitif, afektif, dan behavioristik. Pendekatan ini dianggap efektif untuk menangani masalah emosional melalui pemahaman dan tantangan terhadap keputusan dan nilai klien.
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
This is a presentation regarding Albert Ellis' REBT. Ellis' model teaches us to dispute irrational beliefs and replace them with rational ones to experience effective change.
Power point ini menjelaskan tentang Pendekatan Rasional emotiv , dimana pendekatan rasional emotiv mengubah cara berfikir yang irasional menjadi lebih rasional
Presentasi berisi tiga pendekatan konseling dan terapi utama yang sudah banyak dikenal (psikoanalisis, perilaku, dan humanistik). Penjelasan disertai latihan dan cuplikan video yang bisa membantu pemahaman.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Pelopor dan sekaligus promotor utama corak
konseling ini adalah Albert Ellis, menurut pengakuan
Ellis sendiri corak konseling rasional emotif tetapi
berasal dari aliran pendekatan kognitif behavioristic.
Albert ellis dilahirkan pada tahun 1930 di
pittsburk dan kemudian menetap di New York sejak
umur empat tahun. Semasa kanak-kanak beliau telah
Sembilan kali dimasukkan ke rumah sakit karena
nephiritis dan seterusnya mendapat penyakit renal
glycosuria pada umur 19 tahun dan kencing manis
pada umur 40 tahun. Walaupun begitu beliau
menikmati kehidupan yang aktif karena beliau
berfikiran positif terhadap masalah kesehatannya
dan senantiasa menjagannya.
3. Pandangan pendekatan rasional emotif
tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-
konsep kunci teori Albert Ellis, ada tiga pilar yang
membangun tingkah laku individu, yaitu:
Antecedent event (A)
Emotional consequence (C)
Belief (B)
4. 1. Insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah
laku penolakan diri yang dihubungkan dengan
penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai
dengan keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa
yang diterima (antecedent event) pada saat yang lalu.
2. Insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk
memahami bahwa apa yang menganggu klien pada
saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional
terus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.
3. Insight dicapai pada saat konselor membantu klien
untuk mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada
jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional
kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan
yang irasional.
5. 1. Dalam langkah pertama konselor berusaha
menunjukkan kepada klien bahwa masalah yang
dihadapinnya berkaitan dengan keyakinannya yang
tidak rasional.
2. Dalam langkah kedua peranan konselor adalah
menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang
dihadapinya merupakan tanggung jawan sendiri.
3. Dalam langkah ketiga konselor berperan mengajak
klien menghilangkan cara berpikir dan gagasan yang
tidak rasional.
4. Dalam langkah keempat peranan konselor adalah
mengembangkan pandangan-pandangan yang
realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan yang
tidak rasional
6. Dalam perspektif pendekatan konseling
rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah
merupakan tingkah laku yang didasarkan pada
cara berpikir yang irrasional.
Ciri-ciri berpikir irasional :
(a) Tidak dapat dibuktikan;
(b) Menimbulkan perasaan tidak enak
(kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang
sebenarnya tidak perlu;
(c) Menghalangi individu untuk berkembang
dalam kehidupan sehari-hari yang efekti.
7. Konseling rasional emotif dilakukan dengan
menggunakan prosedur yang bervariasi dan
sistematis yang secara khusus dimaksudkan
untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas
tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh
konselor dan klien.
9. Penerapan teori konseling rasional emotif ini
sangat ideal apabila diterapkan disekolah,
terutama oleh: guru,konselor atau pembimbing
yang berwibawa. Contoh penerapan digunakan
padakasus, berfikir mengenai hal-hal yang tidak
rasional.
10. 1. Rasional Emotif menawarkan dimensi kognitif
dan menantang klien untuk meneliti rasionalitas
dari keputusan yang telah diambil serta nilai
yang klien anut.
2. Rasional Emotif memberikan penekanan untuk
mengaktifkan pemahaman yang didapat oleh
klien sehingga klien akan langsung mampu
mempraktekkan perilaku baru mereka.
3. Rasional Emotif menekankan pada praktek
terapeutik yang komperehensif dan elektik.
4. Rasional emotif mengajarkan klien cara-cara
mereka bisa melakukan terapi sendiri tanpa
intervensi langsung dari terapis.
11. 1. Rasional Emotif tidak menekankan kepada masa
lalu sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal
yang tidak diperhatikan.
2. Rasional Emotif kurang melakukan pembangunan
hubungan antara klien dan terapis sehingga klien
mudah diintimidasi oleh konfrontasi cepat
terapis.
3. Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh
kekuatan dan wewenang terapis tanpa benar-
benar menantangnya atau menginternalisasi ide-
ide baru.
4. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran
dan pertahanan ego.