Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar berpikir rasional dan irasional dalam psikologi, termasuk teori ABC dari Albert Ellis dan 12 keyakinan irasional. Tujuan konseling adalah untuk mengubah cara berpikir irasional menjadi rasional dengan berbagai teknik seperti diskusi, biblioterapi, dan counter conditioning.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dalam konseling yang mencakup pandangan tentang manusia dan kepribadian, tujuan konseling, proses dan teknik konseling seperti atending, mengundang pembicaraan terbuka, paraprase, dan refleksi perasaan.
Dokumen tersebut membahas tentang Rational Emotive Therapy (RET) yang merupakan pendekatan konseling yang berfokus pada perubahan cara berpikir klien dari irasional menjadi rasional untuk mengurangi gangguan emosional. RET menekankan bahwa emosi dipengaruhi oleh pemikiran seseorang. Langkah-langkah dan teknik RET mencakup mengidentifikasi keyakinan irasional klien, memberikan tugas, dan melatih berpikir rasional. RET di
Pendekatan rasional emotif terapi bertujuan untuk memperbaiki cara berpikir irasional menjadi rasional dengan mengubah sikap, persepsi, dan keyakinan klien. Terapi ini menekankan pada aspek kognitif dan emosional klien dengan menggunakan teknik kognitif, behavioristik, dan emotif seperti role playing, pemberian tugas, dan penguatan untuk merubah pola pikir dan perilaku klien.
Presentasi berisi tiga pendekatan konseling dan terapi utama yang sudah banyak dikenal (psikoanalisis, perilaku, dan humanistik). Penjelasan disertai latihan dan cuplikan video yang bisa membantu pemahaman.
Dokumen tersebut merangkum beberapa teori kaunseling utama seperti psikoanalisis, pemusatan diri, tingkahlaku, rasional emosi, dan realiti. Ia juga menjelaskan empat fasa proses kaunseling yaitu pra-sesi, penerokaan masalah, pemilihan strategi, dan penamatan. Kemahiran komunikasi lisan dan bukan lisan dianggap penting untuk membina hubungan dan memahami klien.
Teori Rasional Emotif Terapi berfokus kepada hubungan antara pemikiran, emosi, dan tingkah laku. Ia berpandukan model ABC di mana peristiwa memicu kepercayaan yang boleh menjadi rasional atau tidak rasional, yang kemudiannya menentukan akibat emosi seseorang. Terapi ini mengajar klien untuk mengenal pasti dan mempertikaikan kepercayaan tidak rasional serta menggantikannya dengan yang rasional.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dalam konseling yang mencakup pandangan tentang manusia dan kepribadian, tujuan konseling, proses dan teknik konseling seperti atending, mengundang pembicaraan terbuka, paraprase, dan refleksi perasaan.
Dokumen tersebut membahas tentang Rational Emotive Therapy (RET) yang merupakan pendekatan konseling yang berfokus pada perubahan cara berpikir klien dari irasional menjadi rasional untuk mengurangi gangguan emosional. RET menekankan bahwa emosi dipengaruhi oleh pemikiran seseorang. Langkah-langkah dan teknik RET mencakup mengidentifikasi keyakinan irasional klien, memberikan tugas, dan melatih berpikir rasional. RET di
Pendekatan rasional emotif terapi bertujuan untuk memperbaiki cara berpikir irasional menjadi rasional dengan mengubah sikap, persepsi, dan keyakinan klien. Terapi ini menekankan pada aspek kognitif dan emosional klien dengan menggunakan teknik kognitif, behavioristik, dan emotif seperti role playing, pemberian tugas, dan penguatan untuk merubah pola pikir dan perilaku klien.
Presentasi berisi tiga pendekatan konseling dan terapi utama yang sudah banyak dikenal (psikoanalisis, perilaku, dan humanistik). Penjelasan disertai latihan dan cuplikan video yang bisa membantu pemahaman.
Dokumen tersebut merangkum beberapa teori kaunseling utama seperti psikoanalisis, pemusatan diri, tingkahlaku, rasional emosi, dan realiti. Ia juga menjelaskan empat fasa proses kaunseling yaitu pra-sesi, penerokaan masalah, pemilihan strategi, dan penamatan. Kemahiran komunikasi lisan dan bukan lisan dianggap penting untuk membina hubungan dan memahami klien.
Teori Rasional Emotif Terapi berfokus kepada hubungan antara pemikiran, emosi, dan tingkah laku. Ia berpandukan model ABC di mana peristiwa memicu kepercayaan yang boleh menjadi rasional atau tidak rasional, yang kemudiannya menentukan akibat emosi seseorang. Terapi ini mengajar klien untuk mengenal pasti dan mempertikaikan kepercayaan tidak rasional serta menggantikannya dengan yang rasional.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konseling rasional emotif, termasuk tokohnya (Albert Ellis), konsep dasarnya seperti teori ABC mengenai keyakinan rasional dan irasional, asumsi perilaku bermasalah, tujuan, peran konselor, proses dan teknik konselingnya."
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan proses konseling berpusat pada klien (client centered counseling) yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Konseling ini bertujuan untuk membantu klien menjadi pribadi yang lebih berfungsi dengan menciptakan iklim yang mendukung klien untuk mengekspresikan diri secara bebas. Peran konselor adalah menerima, memahami, dan mencerminkan perasaan klien tanpa memberi saran.
Dokumen tersebut merangkum teori pendekatan rasional emotif yang dikembangkan oleh Albert Ellis. Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki potensi untuk berpikir secara rasional maupun irasional, dan bahwa pikiran irasional berasal dari proses belajar dari orangtua dan budaya. Konseling rasional emotif bertujuan untuk mengubah pola pikir irasional menjadi rasional dengan menantang kepercayaan dan asumsi kli
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Teori Emosional Rasional memberi tumpuan kepada pemikiran, emosi, dan tingkah laku. Ia berlandaskan model ABC di mana peristiwa memicu kepercayaan yang menyebabkan akibat emosional. Terapi ini bertujuan mengubah kepercayaan tidak rasional menjadi rasional untuk mengurangkan gangguan emosi.
Rational Emotive Therapy (RET) adalah corak konseling yang menekankan hubungan antara berpikir rasional, emosi, dan perilaku, serta bahwa perubahan mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan signifikan dalam emosi dan tingkah laku. Tujuannya adalah memperbaiki pandangan dan sikap klien menjadi lebih rasional dan menghilangkan gangguan emosi dengan melatih klien untuk menghadapi kenyataan secara rasional
Dokumen tersebut membahas pendekatan konseling behavioral dari Ivan Pavlov dan B.F. Skinner, termasuk konsep dasar, asumsi, tujuan, peran konselor, proses, teknik, kelebihan dan keterbatasan, serta contoh penerapannya dalam sesi konseling."
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
Konseling Menurat Pendekatan Humanistik memberikan fokus pada potensi individu untuk memilih dan membuat keputusan sendiri serta menerima diri apa adanya. Pendekatan ini menggunakan teknik client-centered counseling dan memberikan penerimaan, penghargaan, serta pemahaman tanpa syarat untuk membantu klien menemukan solusi masalahnya sendiri.
Dokumen tersebut membahas 7 pendekatan dalam bimbingan dan konseling, yaitu: 1) Psikoanalitis, 2) Client-Centered, 3) Behavioristik, 4) Rasional Emotif, 5) Realitas, 6) Analisis Transaksional, 7) Kognitif Perilaku. Semua pendekatan berfokus pada membantu klien mengatasi masalah dengan berbagai teknik seperti terapi, pelatihan, edukasi, serta memperbaiki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat
Teori-teori kaunseling yang dibandingkan dalam dokumen ini adalah teori behavioris, pemusatan perseorangan, dan rasional emotif. Teori-teori ini membandingkan aspek seperti pelopor teori, konsep asas, pandangan terhadap manusia, matlamat, teknik, peranan kaunselor, dan proses kaunseling. Dokumen ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai perbandingan tiga teori kaunseling utama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Dokumen tersebut membahasikan teori-teori kaunseling yang berpengaruh dalam bidang kaunseling. Beberapa teori yang dijelaskan adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud, psikologi individu Alfred Adler, teori pemusatan klien Carl Rogers, rational emotive behaviour therapy Albert Ellis, dan teori kerjaya Holland. Ringkasnya, dokumen tersebut menjelaskan asas-asas teori kaunseling utama beserta aplikasinya dalam proses kaunseling.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konseling rasional emotif, termasuk tokohnya (Albert Ellis), konsep dasarnya seperti teori ABC mengenai keyakinan rasional dan irasional, asumsi perilaku bermasalah, tujuan, peran konselor, proses dan teknik konselingnya."
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan proses konseling berpusat pada klien (client centered counseling) yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Konseling ini bertujuan untuk membantu klien menjadi pribadi yang lebih berfungsi dengan menciptakan iklim yang mendukung klien untuk mengekspresikan diri secara bebas. Peran konselor adalah menerima, memahami, dan mencerminkan perasaan klien tanpa memberi saran.
Dokumen tersebut merangkum teori pendekatan rasional emotif yang dikembangkan oleh Albert Ellis. Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki potensi untuk berpikir secara rasional maupun irasional, dan bahwa pikiran irasional berasal dari proses belajar dari orangtua dan budaya. Konseling rasional emotif bertujuan untuk mengubah pola pikir irasional menjadi rasional dengan menantang kepercayaan dan asumsi kli
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Teori Emosional Rasional memberi tumpuan kepada pemikiran, emosi, dan tingkah laku. Ia berlandaskan model ABC di mana peristiwa memicu kepercayaan yang menyebabkan akibat emosional. Terapi ini bertujuan mengubah kepercayaan tidak rasional menjadi rasional untuk mengurangkan gangguan emosi.
Rational Emotive Therapy (RET) adalah corak konseling yang menekankan hubungan antara berpikir rasional, emosi, dan perilaku, serta bahwa perubahan mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan signifikan dalam emosi dan tingkah laku. Tujuannya adalah memperbaiki pandangan dan sikap klien menjadi lebih rasional dan menghilangkan gangguan emosi dengan melatih klien untuk menghadapi kenyataan secara rasional
Dokumen tersebut membahas pendekatan konseling behavioral dari Ivan Pavlov dan B.F. Skinner, termasuk konsep dasar, asumsi, tujuan, peran konselor, proses, teknik, kelebihan dan keterbatasan, serta contoh penerapannya dalam sesi konseling."
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
Konseling Menurat Pendekatan Humanistik memberikan fokus pada potensi individu untuk memilih dan membuat keputusan sendiri serta menerima diri apa adanya. Pendekatan ini menggunakan teknik client-centered counseling dan memberikan penerimaan, penghargaan, serta pemahaman tanpa syarat untuk membantu klien menemukan solusi masalahnya sendiri.
Dokumen tersebut membahas 7 pendekatan dalam bimbingan dan konseling, yaitu: 1) Psikoanalitis, 2) Client-Centered, 3) Behavioristik, 4) Rasional Emotif, 5) Realitas, 6) Analisis Transaksional, 7) Kognitif Perilaku. Semua pendekatan berfokus pada membantu klien mengatasi masalah dengan berbagai teknik seperti terapi, pelatihan, edukasi, serta memperbaiki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat
Teori-teori kaunseling yang dibandingkan dalam dokumen ini adalah teori behavioris, pemusatan perseorangan, dan rasional emotif. Teori-teori ini membandingkan aspek seperti pelopor teori, konsep asas, pandangan terhadap manusia, matlamat, teknik, peranan kaunselor, dan proses kaunseling. Dokumen ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai perbandingan tiga teori kaunseling utama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Dokumen tersebut membahasikan teori-teori kaunseling yang berpengaruh dalam bidang kaunseling. Beberapa teori yang dijelaskan adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud, psikologi individu Alfred Adler, teori pemusatan klien Carl Rogers, rational emotive behaviour therapy Albert Ellis, dan teori kerjaya Holland. Ringkasnya, dokumen tersebut menjelaskan asas-asas teori kaunseling utama beserta aplikasinya dalam proses kaunseling.
Dokumen tersebut merangkum teori dan praktik konseling rasional emotif yang dikembangkan oleh Albert Ellis. Konseling rasional emotif berfokus pada mengubah pola pikir irasional menjadi rasional dengan menggunakan teknik kognitif, afektif, dan behavioristik. Pendekatan ini dianggap efektif untuk menangani masalah emosional melalui pemahaman dan tantangan terhadap keputusan dan nilai klien.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Client Centered dalam konseling yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Pendekatan ini berfokus pada penerimaan konselor terhadap klien, kejujuran, dan kemampuan klien untuk menemukan solusi masalahnya sendiri dengan bantuan hubungan yang terbentuk antara klien dan konselor.
5.kemahiran berfikir dalam pendidikan moralzulazrimadin
Dokumen ini membincangkan kepentingan pemikiran kritikal dalam pendidikan moral. Ia menjelaskan hubungan antara pendidikan moral dan pemikiran kritikal, di mana pemikiran kritikal diperlukan untuk menyelesaikan situasi moral yang rumit. Dokumen ini juga menyarankan cara untuk meningkatkan kemahiran berfikir secara kritikal melalui pemahaman intelektual yang mendalam dan penaakulan moral.
3 pendekatan konseling (Psikoanalisis, Gestalt, Non Direktif)Indah Fatmawati
Psikoanalisis adalah sistem psikologi yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik, yang melihat kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Tujuannya adalah merekonstruksi kepribadian melalui pengalaman kembali masa kanak-kanak dan pemahaman intelektual tentang diri.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar Gestalt tentang sifat manusia yang harus dipahami secara keseluruhan dan integral, serta tujuan dan proses konseling Gestalt yang berfokus pada membantu klien menghadapi kenyataan sekarang dan mengembangkan kemandirian."
Dokumen tersebut merangkum pendekatan konseling berpusat pada klien (client centered) yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri dengan menerima diri apa adanya. Peran konselor adalah mendengarkan secara aktif, memberikan empati, dan menerima klien tanpa syarat untuk membantu klien mengeksplorasi di
1. Teori konseling rasional emotif (TRE) yang dikembangkan Albert Ellis berfokus pada kognisi, emosi, dan perilaku serta hubungan timbal balik antara ketiganya.
2. TRE beranggapan bahwa manusia memiliki potensi berpikir rasional maupun irasional, dan menekankan pentingnya mengubah pemikiran irasional menjadi rasional.
3. Teknik konseling TRE meliputi teknik kognitif, emotif, dan perilaku unt
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
2. KONSEP DASAR
Manusia adalah mahluk berpotensi yaitu memiliki
kemampuan berpikir rasional dan irasional
Ketika berpikir dan bertingkah-
laku rasional individu akan
bahagia, sejahtera, berkembang dan dapat
beraktualisasi diri
Ketika berpikir dan bertingkah-
laku irasional individu akan tidak bahagia
serta mengalami gangguan emosional
3. Manusia adalah mahluk berpikir, merasa, dan
berbuat
• Manusia adalah mahluk yang mudah terpengaruh
• Sumber perilaku manusia ditentukan oleh nilai atau
ide-ide
• Manusia memiliki kemampuan indoktrinasi dan
konfrontasi
• Manusia adalah mahluk yang unik
4. Hambatan psikologis atau emosional adalah
akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan
irasional.
Berpikir irrasional diawali dengan belajar
secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua
dan budaya tempat dibesarkan.
Berpikir secara irasional akan tercermin dari
verbalisasi yang digunakan.
5. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara
berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat
menunjukkan cara berpikir yang tepat.
Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri
harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional
dan logis yang dapat diterima menurut akal
sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang
rasional.
6. Teori ABC dari Albert Ellis :
Tiga pilar yang membangun tingkah laku
individu
Antecedent event (A)
Belief (B)
Consequence (C)
7. Antecedent event (A)
• Segenap peristiwa yang dialami individu
• Berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap
orang lain.
Perceraian
Kematian orang yang disayangi
Tidak lulus UAN
8. Belief (B)
Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi
individu terhadap suatu peristiwa
Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)
9. Consequence (C)
Konsekuensi emosional sebagai akibat atau
reaksi individu dalam bentuk perasaan
senang atau tidak senang dalam
hubungannya dgn antecendent event (A).
Konsekuensi emosional ini bukan akibat
langsung dari A tetapi disebabkan oleh B,
baik yang rB maupun yang iB.
10. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
• Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang dikendalikan
oleh cara berpikir yang irrasional (iB)
• Ciri-ciri iB :
- Tidak dapat dibuktikan
- Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan)
yang sebenarnya tidak perlu
- Menghalangi individu untuk berkembang
11. Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional :
Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan
datang, antara kenyataan dan imajinasi
Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang
lain
Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir
irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai
media.
12. 12 keyakinan irrasional :
1. Tuntutan selalu dicintai dan didukung
2. Tuntutan kompetensi secara sempurna
3. Tuntutan menghukum orang lain
4. Ketidaksenangan atas kejadian yang tidak diharapkan
5. Tuntutan penyebab eksternal
6. Perhatian pada hal-hal berbahaya
7. Lari dari kesulitan dan tanggungjawab
8. Keharusan bergantung
9. Kebahagiaan didapat dari kemalasan
13. 10.Melebihkan kontrol masa lalu
11.Terlalu peduli atas ulah orang lain
12.Tuntutan jawaban harus selalu tepat atas
suatu masalah
14. Pribadi Sehat
• Pribadi sehat dapat berfikir secara rasional
mengatasi dorongan-dorongan emosi/perasaan
sehingga pribadi itu dapat mengatasi masalah
dan mengatasinya secara ilmiah
• Pribadi sehat ditandai kontrol emosi dan tidak
terlalu banyak menuntut
• Pribadi sehat dapat bertindak menuju tujuan
hidup secara berencana, bertambah maju dan
bukan justru mengurusi pengalaman masa lalu.
15. TUJUAN KONSELING
• Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara
berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
klien yang irrasional dan tidak logis menjadi
pandangan yang rasional dan logis
• Menghilangkan gangguan-gangguan emosional
yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa
bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-
was, rasa marah.
16. • Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu
pemahaman klien tentang sistem keyakinan atau cara-
cara berpikirnya sendiri
• Tiga tingkatan insight /pemahaman :
1. Klien klien memahami tingkah laku
negatif/penolakan diri peristiwa yang
disebabkan oleh sistem keyakinan yang
irasional
17. 2 Klien memahami bahwa yang menganggu
klien pada saat ini adalah karena keyakinan
irrasional terus dianutnya
3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain
untuk keluar dari hambatan emosional yang
dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan
melawan keyakinan yang irrasional.
18. KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI
PENINGKATAN DALAM HAL :
• Self interest - social interest
• Self-direction
• Tolerance
• Acceptance of uncertainly
• Flexible
• Commitment
• Scientific thinking
• Risk-thinking
• Self-acceptance
19. DESKRIPSI PROSES KONSELING
• Konseling rasional emotif dilakukan dgn
menggunakan prosedur yang bervariasi dan
sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk
mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan
yang disusun secara bersama-sama oleh konselor
dan klien.
20. Tugas konselor menunjukkan bahwa
» masalahnya disebabkan oleh persepsi yang
terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak
rasional
» usaha untuk mengatasi masalah adalah harus
kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu
menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak
rasional.
21. Operasionalisasi tugas konselor :
1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan
cara banyak memberikan cerita dan penjelasan,
khususnya pada tahap awal
2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung
3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi
semangat dan memperbaiki cara berpikir klien,
kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik
dirinya sendiri
22. 4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan
bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan
hambatan emosional pada klien
5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional
dari pada emosinya
6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis
7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan
mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
23. Karakteristik Konseling RE
• Aktif-direktif :
dalam hubungan konseling konselor lebih aktif
membantu mengarahkan klien dalam menghadapi
dan memecahkan masalahnya.
• Kognitif-eksperiensial
proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari
klien dan berintikan pemecahan masalah yang
rasional.
24. • Emotif-ekspreriensial
proses konseling memfokuskan pada aspek emosi
klien dengan mempelajari sumber-sumber
gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-
akar keyakinan yang keliru yang mendasari
gangguan tersebut.
• Behavioristik
proses konseling yang dikembangkan hendaknya
menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan
tingkah laku klien.
25. TEKNIK KONSELING
• Teknik-teknik Emotif (Afektif)
1. Assertive training
Yaitu teknik yang dipakai untuk
melatih, mendorong, dan membiasakan klien
agar secara terus menerus menyesuaikan
dirinya dengan pola perilaku tertentu yang
diinginkan. Misalnya, seorang klien yang
pemalu diberikan latihan diskusi, dan
sebagainya.
26. 2. Teknik sosiodrama
Yaitu teknik yang digunakan untuk
mengepresikan berbagai jenis perasaan yang
menekan klien (terutama perasaan-perasaan
negatif) melalui suatu suasana yang
didramatisasikan sehingga klien bebas
mengungkapkan dirinya sendiri secara
lisan, tulis maupun melalui gerakan-gerakan
dramatis.
27. 3. Teknik self-modelling
Yaitu teknik yang digunakan dengan meminta
klien berjanji atau mengadakan komitmen
dengan konselor untuk menghilangkan perasaan
atau perilaku tertentu. Dalam teknik modelling ini
klien diminta terus-menerus menghindarkan
dirinya dari perilaku negatif.
4. Teknik imitasi
Yaitu teknik yang digunakan dimana klien diminta
untuk menirukan secara terus menerus suatu
model perilaku tertentu dengan maksud
mengkonter perilakunya sendiri yang negatif.
28. Teknik-teknik Behavioristik
1. Reinforcement
Yaitu teknik yang digunakan untuk mendorong
klien ke arah perilaku yang lebih rasional dan logis
dengan jalan memberikan pujian (reward) ataupun
hukuman (punishment).
Teknik ini dimaksudkan membongkar sistem
keyakinan irasional klien dan menginternalisasikan
dengan sistem nilai yang positif.
Dengan ganjaran dan hukuman maka klien akan
menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan
kepadanya.
29. 2. Social Modelling
Yakni teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku
perilaku baru klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup
dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara
mengimitasi, mengobservasi, menyesuaikan diri dengan sosial
model yang dibuat itu.
Ada beberapa macam, yaitu:
- Filmed Models
- Live Models
- Audio-Tape Recorder Models
30. • Teknik-teknik Kognitif
1. Home work assigments
Dalam teknik ini klien diberi tugas-tugas
rumah untuk berlatih membiasakan diri serta
menginternalisasikan sistem nilai tertentu
yang menentukan pola perilaku yang
diharapkan.
31. • Klien ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu,
melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan
untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan
irasional
• Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam
suatu pertemuan tatap muka dengan konselor
• Teknik ini bertujuan untuk mengembangkan tanggung
jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri klien dan
mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
32. 2.Teknik Bibliotherapy
Teknik ini digunakan untuk membongkar akar-
akar keyakinan yang irasional dan ilogis dalam
diri klien serta melatih klien berfikir rasional
dan logis dengan mempelajari bahan-bahan
yang dipilih dan ditentukan oleh konselor.
Teknik ini dilakukan dengan menugaskan klien
ke perpustakaan atau mempelajari bahan
bacaan yang tersedia di rumah.
33. 3.Teknik diskusi
Teknik ini hampir sama dengan teknik di atas,
namun dilakukan dalam satu kelompok
diskusi.
Melalui teknik ini klien dapat mempelajari
pengalaman-pengalaman orang lain serta
dapat menimba berbagai informasi yang
dapat mempengaruhi dan mengubah
keyakinan serta cara berfikir yang irasional
dan tidak objektif.
34. 4.Teknik simulasi
Teknik ini digunakan untuk memberi
kemungkinan kepada klien mempratikkkan
perilaku-perilaku tertentu melalui suatu
kondisi simulatif yang mendekati kenyataan.
5.Teknik gaming
Teknik ini digunakan untuk melatih klien
menempatkan pada peran tertentu.
35. 6.Teknik paradoxical intention
Teknik ini mempunyai karakteristik yang
hampir sama dengan teknik counter
conditioning. Teknik ini didasarkan pada
asumsi bahwa seseorang yang mulai
memperlihatkan keinginan atau hasrat yang
tidak baik dengan sendirinya akan menjadi
“jera” dengan jalan menciptakan kondisi yang
hiperintention, yakni mempertinggi hasrat
atau keinginan itu sehingga dalam titik
kulminasi tertentu orang tersebut pasti akan
bisa menghilangkan keinginannya sama sekali.
36. 7. Teknik assertive
Teknik ini digunakan untuk melatih keberanian diri
klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan.
Sedang maksud utama teknik ini adalah untuk
(a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan
seluruh hal yang berhubungan dengan emosinya,
(b) membangkitkan kemampuan klien dalam
mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak
atau memusuhi hak orang lain,
(c) mendorong kepercayaan serta kemampuan diri
sendiri,
(d) meningkatkan kemampuan untuk memilih perilaku-
perilaku assertive yang cocok untuk dirinya sendiri.
37. Teknik-teknik counter-conditioning
1.Teknik systematic desensitization
Dalam teknik ini konselor menciptakan kondisi
yang secara potensial merupakan penyebab dari
munculnya perasaan negatif klien, namun kondisi
tersebut merupakan keadaan yang rileks bagi
klien.
2.Teknik relaksasi
Teknik ini relevan dengan yang digunakan oleh
REB, bila kondisi klien sedang berada pada tahap
disputing, yakni dalam diri klien terjadi
pertentangan antara keyakinan-keyakinan
irasional dan menimbulkan ketegangan.
38. 3.Teknik self-control
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi
perilaku klien dengan jalan membangkitkan
dan mengembangkan kontrol dirinya. Inti dari
teknik ini adalah bagaimana klien dapat
mengendalikan diri berdasar pemikiran-
pemikiran yang rasional untuk menghilangkan
keinginan-keinginan ataupun dorongan
negatif.