2. Konseling Rational Emotive
pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi
bahwa berpikir dan emosi bukan dua proses yang
terpisah Menurut Ellis, pilaran dan emosi
merupakan dua hal yang saling bertumpang
tindih, dan dalam prakteknya kedua hal itu saling
terkait.
3. Proses Konseling Rasional Emotif
Konseling rasional emotif dilakukan dengan
menggunakan prosedur yang bervariasi dan
sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk
mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan
yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan
klien.
4. Tugas konselor:
• masalahnya disebabkan oleh persepsi yang
terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional.
• usaha untuk mengatasi masalah adalah harus
kembali kepada sebab-sebab permulaan.
5. Tujuan Konseling Rasional Emotif
1.Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir,
keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional
dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis
agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan sel-
actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku
kognitif dan afektif yang positif.
2.Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang
merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa
berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
6. Klien yang telah memiliki keyakinan rasional terjadi
peningkatan dalam hal :
•minat kepada diri sendiri,
•minat social,
•pengarahan diri,
•toleransi terhadap pihak lain,
•fleksibel,
•menerima ketidakpastian,
•komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya,
•Berfikir ilmiah,
•penerimaan diri,
•berani mengambil risiko,
•menerima kenyataan “Non utopianism”
7. Karakteristik Proses Konseling Rasional-Emotif :
1.Aktif-direktif
1.Kognitif-eksperiensial
2.Emotif-ekspreriensial
3.Behavioristik
8. . Terapis terutama menggunakan metodologi yang gencar, sangat
direktif, dan persuasif yang menekankan aspek-aspek kognitif. Rllis
(1973ª,hlm.185) memberikan suatu gambaran tentang apa yang
dilakukan oleh terapis TRE sebagai berikut:
•mengajak klien untuk berpikir tentang beberapa gagasan dasar yang
irasional yang telah memotivasi banyak gangguan tingkah laku
•menantang klien untuk menguji gagasan-gagasanya
•menunjukkkan kepada klien ketidaklogisan pemikirannya
•menggunakan suatu analisis logika untuk meminimalkan keyakinan-
keyakinan irasional klien
9. Lanjutan……
•keyakinan-keyakinan itu tidak ada gunanya dan bagaimana
keyakinan akan mengakibatkan gangguan-gangguan emosional dan
tingkah laku di masa depan
•menggunakan absurditas dan humor untuk menghadapi
irasionalitas pikiran klien
•menerangkan bagaimana gagasan-gagasan yang irasional bisa
diganti dengan gagasan-gagasan yang rasional yang memiliki
landasan empiris
•mengajari klien bagaimana menerapkan pendekatan ilmiah pada
cara berpikir sehingga klien bisa mengamati dan meminimalkan
gagasan-gagasan yang irasional dan kesimpulan-kesimpulan yang
tidak logis sekarang maupun pada masa yang akan datang, yang
telah mengekalkan cara-cara merasa dan berperilaku
•menunjukkan bahwa yang dapat merusak diri.