Pendekatan psikoanalisis dan transaksional dalam konseling membahas tentang:
1. Pendekatan psikoanalisis yang menekankan pada penyebab tidak sadar dari perilaku, dengan teknik asosiasi bebas dan interpretasi mimpi.
2. Pendekatan transaksional yang menganalisis pola komunikasi antarorang untuk memahami masalah, dengan teknik seperti analisis struktur dan transaksi.
3. Kedua pendekatan bertujuan membantu klien men
2. Pendekatan Konseling (counceling Aproach)
disebut juga teori konseling, merupakan dasar bagi
suatu praktek konseling. Pendekatan itu dirasakan
penting karena jika dapat dipahami berbagai
pendekatan atau teori-teori konseling, akan
memudahkan dalam menentukan arah proses
konseling. Akan tetapi untuk kondisi Indonesia
memilih satu pendekatan /teori secara fanatic dan
kaku adalah kurang bijaksana. Hal ini disebabkan
satu teori konseling biasanya dilator belakangi oleh
paham filsafat tertentu yang mungkin saja tidak
sesuai dengan filsafat di Indonesia.
3. Pendekatan Psikoanalisis
• Dipelopori oleh dokter psikiatri yaitu Sigmund
Freud pada tahun 1896
• Merupakan suatu metode penyembuhan yang
lebih bersifat psikologis dengan cara-cara fisik
• Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa
tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor-
faktor intropsikis (konflik tidak sadar, represi,
mekanisme defensif) yang menganggu
penyesuain diri
4. Menurut Willis (2009) pengertian psikoanalisis
meliputi tiga aspek penting yaitu :
a. Sebagai metode penelitian proses-proses
psikis
b. Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan
psikis
c. Sebagai teori kepribadian
5. Struktur Kepribadian
bersifat warisan
genetik dan
bawaan sejak lahir.
Id bekerja
berdasarkan
prinsip
kesenangan,
karena
menyediakan
dorongan menuju
pengejaran
keinginan pribadi.
Id
dilihat dari sebagai satu-
satunya unsur rasional
dalam struktur
kepribadian manusia.
Bekerja dengan
melakukan kontak
dengan dunia realitas,
karena kontak dengan
realitas ego menjadi
pengontrol utama
dalam kesadaran,
menyediakan pemikiran
dan perencanaan
realistis dan logis, dan
akan sanggup meredam
pikiran dan keinginan
irasional dari id.
Ego
merepresentasikan
suara hati, beroperasi
berdasarkan prinsip
realisme moral. Super-
ego mempresentasikan
kode moral pribadi,
didasarkan pada
persepsi seseorang
mengenai moralitas dan
nilai masyarakat.
Sehingga super-ego
akan memberikan rasa
bangga dan cinta-diri,
dan hukuman seperti
rasa bersalah atau
rendah diri bagi
manusia atau individu.
Super Ego
6. Jika ego gagal dalam menyalurkan kehendak id maka akan
timbul hukuman berupa kecemasan, yang dibagi menjadi 3
yaitu :
Kecemasan realitas, dirasakan karena adanya ancaman
yang nyata atau ancaman yang diperkirakan akan dihadapi
dilingkungan. Contoh, cemas meninggalkan kendaraan
yang baru dibeli ditempat yang sunyi
Kecemasan moral, kecamasan yang dihasilkan dari hati
nurani. Contoh, cemas akan gagal dalam menghadapi ujian
Kecemasan neurotik, kecemasan yang muncul karena rasa
bimbang, tidak ada yang mengontrol tingkah lakunya,
bersifat tidak sadar
7. Tujuan Konseling
o Tujuan konseling aliran psikoanalisis adalah untuk
membentuk kembali struktur kepribadian klien
dengan jalan mengembalikan hal yang tak
disadari menjadi sadar kembali
o Jadi hal yang paling ditekankan dalam
psikoanalisis adalah perasaan-perasaan dan
ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri,
meskipun aspek kognitif juga patut
dipertimbangkan.
8. Fungsi Konselor
Dalam melakukan praktik psikonalisis, seorang
konselor akan bersikap anonym (konselor berusaha
tidak kenal klien) dan hanya berbagi sedikit
pengalaman dan perasaannya agar klien dapat
memproyeksikan dirinyakepada konselor. Corey
(2009) mengatakan bahwa fungsi utama konselor
dalam psikonalisis adalah membantu klien
mencapai kesadaran dirinya, jujur, mampu
melakukanhubungan personal yang efektif, mampu
menangani kecemasan serta realistis dan mampu
mengendalikan tingkah laku yang impulsive dan
irasional.
9. Proses Konseling
1. Membina hubungan konseling yang terjadi pada tahap
awal konseling
2. Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam
mengemukakan masalahnya, dan melakukan transferensi
3. Tilikkan terhadap masa lalu klien terutama pada masa
kanak-kanaknya
4. Pengembangan resistensi untuk pemahaman diri
5. Pengembangan hubungan transferensi klien dengan
konselor
6. Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi
7. Menutup wawancara konseling
10. Teknik Konseling
Ada 5 teknik dasar dari konseling psikoanalisis yaitu :
Asosiasi bebas, yaitu klien diupayakan untuk
menjernihkan atau menikis alam pikirannya dari alam
pengalaman dan pemikiran sehari – hari sekarang ini,
sehingga klien mudah mengungkapkan pengalaman
masa lalunya.
Interpretasi, teknik yang digunakan oleh konselor
untuk menganalisis asosiasi bebas, mimpi, resistensi,
dan transferensi klien. Konselor menetapkan,
menjelaskan, dan bahkan mengaajar klien tentang
makna perilaku yang termanifestasi dalam mimpi ,
asosiasi bebas, resistensi, dan transferensi klien
11. Analisis mimpi, suatu teknik untuk membuka hal –hal yang tak
disadari dan member kesempatan klien untuk menilik masalah –
masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi
adalah karena diwaktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan
kompleks yang terdesak pun muncul ke permukaan
Analisis resistensi, ditunjukan untuk menyadarkan klien
terhadap alasan – alasan terjadinya resistensinya. Konselor
meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi.
Penafsiran analisis atas resistensi ditujukan untuk membantu
klien agar menyadari alasan – alasan yang ada di balik resistensi
sehingga dia bisa menanganinya
Analisis transferensi, teknik yang utama dalam psikoanalisis
sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa
lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu
memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi – fiksasi dan
deprivasi – deprivasinya, dan menyajikan pemahaman tentang
pegaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang
12. Pendekatan Transaksional
• Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang
menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah
hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang
dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka.
Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi
berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat
menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau
tidak.
• AT dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960 yang ditulisnya dalam buku Games
People Play. Analisis Transaksional (AT) dapat digunakan dalam konseling
individual, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok. Analisis
Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas
menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Pendekatan ini menekankan
pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah
proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini
menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka
proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan
sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.
13. Tujuan Konselor
1. Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan baru dalam
mengarahkan atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya.
2. Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta kebebasan untuk
memilih cara-cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi
kehidupannya serta menghindarkan klien dari cara-cara yang bersifat
deterministic.
3. Memberikan bantuan kepada klien berupa kemungkinan-kemungkinan
yang dapat dipilih untuk memantapkan dan mematangkan status
egonya.
4. Fungsi dan Peran Terapis
Menurut Lutfi Fauzan (1994:70) Peran konselor adalah sebagai guru, pelatih
dan penyelamat dengan terlibat secara penuh dengan konseli. Konselor
berperan sebagai guru yang menjelaskan teknik-teknik seperti analisis
struktural, analisis transaksional, naskah hidup, dan analisis game.
14. Teknik Konseling
1. Analisis Struktur
Analisis struktur maksudnya adalah analisis terhadap status ego yang menjadi dasar
struktur kepribadian klien yang terlihat dari respons atau stimulus klien dengan orang lain
2. Analisis Transaksional
Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok, sehingga konselor dapat
mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan dan apakah ego state yang
ditampilkan tersebut sudah tepat atau belum.
3. Analisis Mainan
Analisis mainan adalah analisis hubungan transaksi yang terselubung antara Klien dengan
konselor atau dengan Lingkungannya. Konselor menganalisis suasana permainan yang
diikuti oleh klien untuk mendapat sentuhan, setelah itu dilihat apakah klien mampu
menanggung resiko atau malah bergerak kearah resiko yang tingkatnya lebih rendah
4. Analisis Skript
Analisis Skript ini merupakan usaha konselor untuk mengenal proses terbentuknya skript
yang dimiliki klien. Analisis skript ini hendaknya sampai menyelidiki transaksi seseorang
sejak dalam asuhan orang tua, pada masa ini terjadi transaksi antara orang tua dengan
anak-anaknya. Dan pada akhirnya terbentuk suatu tujuan hidup dan rencana hidup (script
atau naskah). Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini bahwasanya kliennya
terjangkit posisi hidup yang tidak sehat.